Sie sind auf Seite 1von 4

ALERGI : KENALI, PEDULI, dan HINDARI

dr. Ivan Hoesada

Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang
tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada
orang normal tidak menimbulkan reaksi. Saat ini, penduduk dunia yang terkena alergi
mencapai 20 persen. Jumlah itu terus meningkat dari tahun ke tahun. Tak pelak lagi, kualitas
hidup dan produktivitas kerja para penderita alergi menurun saat alergi mereka kambuh.

Jelas bahwa penyakit alergi ini sangat mengganggu kualitas hidup, prestasi belajar
anak-anak, produktivitas kerja sampai kepada gangguan kejiwaan. Bahkan, menurut data,
dari 150 juta orang di seluruh dunia yang menderita asma sebagai salah satu gejala alergi,
180.000 orang diantaranya meninggal dunia setiap tahunnya!

Karena kian seriusnya persoalan alergi, dari suatu pertemuan berkaitan Kongres
Alergi Se-dunia yang berlangsung di Muenchen, Jerman, 26 Juni – 1 Juli 2005, para pakar
kemudian mencetuskan bahwa tanggal 8 Juli sebagai Hari Alergi Sedunia.

Faktor Genetik Plus Lingkungan

Secara garis besar, penyebab alergi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa faktor.
Pertama adalah faktor genetik, yaitu alergi yang terjadi akibat turunan genetika dari orang
tua; Kedua, faktor psikologis yang berupa kecemasan, stres, depresi, dan faktor yang paling
sering menyebabkan alergi, yaitu faktor lingkungan luar, baik dari lingkungan tempat tinggal
atau makanan yang kita makan.

Hal-hal yang menyebabkan alergi antara lain tungau debu rumah, binatang peliharaan,
kecoa, karpet, dan lingkungan kerja yang tidak sehat. Pengaruh asap rokok juga sangat
membahayakan penderita alergi, termasuk para ibu hamil karena bayinya nanti bisa
menderita asma. Zat-zat yang dapat menimbulkan beragam jenis alergi tersebut disebut
sebagai alergen.

Alergen bisa berasal dari berbagai jenis senyawa atau materi dan masuk ke tubuh
dengan berbagai cara. Bisa saja melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui
suntikan, atau bahkan bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit, seperti kosmetik,
logam perhiasan, atau jam tangan, dll.

Pada orang yang menderita alergi, sistem kekebalan tubuhnya memandang alergen
sebagai benda asing. Saat antigen memasuki tubuh, secara otomatis seluruh jaringan akan
melakukan suatu proses kompleks untuk mengenali benda asing tersebut. Sel darah putih
menghasilkan antibodi spesifik untuk melawan antigen. Proses ini disebut sensitisasi.
Antibodi bekerja dengan mendeteksi dan merusak substansi yang menyebabkan penyakit.
Pada reaksi alergi, antibodi dikenal sebagai Immunoglobulin E atau IgE. Kemudian antibodi
ini memerintahkan para mediator untuk memproduksi semacam zat yang mampu mengurangi
kadar kimia dan hormon yang dimiliki antigen.

Tidak hanya zat-zat asing dari luar tubuh yang yang dapat menimbulkan alergi, obat,
susu, bahkan sperma dari pasangan pun bisa menimbulkan reaksi alergi. Setelah reaksi alergi
ini, kemudian timbullah gejala alergi di beberapa bagian tubuh.

Di hidung, alergi bisa mngakibatkan pilek, bersin-bersin; di mata bisa mengakibatkan


merah dan berair; di kulit mengakibatkan biduran atau eksim; sementara di usus bisa
mengakibatkan rasa mulas, buang air terus-menerus, dan muntah. Karena itu, untuk
menghindari alergi adalah dengan menghindari alergen ini. Biasanya timbul satu atau
beberapa gejala pengiring yang mengikuti alergi. Dalam kasus tertentu, reaksi alergi diidap
oleh penderita sepanjang hidupnya.

Menentukan Penyebab Alergi

Zat (alergen) yang paling sering menyebabkan alergi adalah serbuk tanaman; jenis
rumput tertentu; jenis pohon yang berkulit halus dan tipis; serbuk spora; pinisilin; seafood;
telur; kacang panjang, kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang-kacangan lainnya; susu;
jagung; dan tepung jagung; sengatan insekta; bulu binatang; kecoa; debu; dan kutu. Yang juga
tidak kalah sering adalah zat aditif pada makanan, penyedap, pewarna, dan pengawet.

Menentukan penyebab alergi dapat dilakukan dengan cara berikut :

 Menghindari zat yang dicurigai sebagai alergen. Jika kemudian gejala hilang
cobalah kembali berinteraksi dengan zat tersebut. Bila yang dicurigai sebagai alergen
adalah salah satu jenis makanan, maka sebaikya berhenti memakan makanan tersebut.
Setelah gejalanya hilang, coba kembali memakannya dan melihat kembali apakah
terjadi reaksi yang sama.
 Melakukan tes alergi dan melihat riwayat keluarga serta riwayat frekuensi
serangan terjadi. Bila salah satu dari orang tua menderita alergi, maka kemungkinan
resiko penyakit tersebut diturunkan kepada anak sekitar 25%-30%. Sementara itu, bila
kedua orang tua adalah penderita, maka risiko meningkat menjadi 60%-70%. Selain
itu perlu dilakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang antara lain tes
alergi pada kulit, foto rontgen, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan lebih
lanjut bila dibutuhkan.
 Tes pada kulit merupakan pemeriksaan yang sangat sederhana untuk
mendiagnosa alergi. Dengan memberikan zat-zat tertentu pada kulit seseorang, dapat
diketahui zat yang merupaka alergen pada orang tersebut. Caranya adalah dengan
menyuntikkan suatu zat dalam jumlah kecil. Bila terjadi pembengkakan pada bagian
yang diberi suntikan, maka zat tersebut adalah merupakan alergen.

Kelompok orang yang mudah terjangkiti reaksi alergi :

1. Pernah mengalami alergi tertentu pada masa sebelumnya.


2. Penderita asma.
3. Orang yang mengalami gangguan pada suatu pernapasannya.
4. Penderita polip.
5. Penderita infeksi pada sinus, telingan atau pangkal tenggorokan.
6. Orang yang memiliki kulit sensitif.

Beragam Gejala Alergi


Gejala yang mungkin terjadi akibat alergi adalah rasa gatal pada tenggorokan, gatal
pada mulut, gatal pada mata, gatal pada kulit atau bagian tubuh lainnya; sakit kepala; hidung
tersumbat atau hidung meler; sesak napas; bengek; kesulitan menelan; mendadak pilek dan
bersin-bersin, dll. Pengobatan alergi tergantung pada jenis dan berat gejalanya. Tujuan
pengobatannya bukanlah menyembuhkan melainkan mengurangi gejala dan menghindari
serangan yang lebih berat di masa yang akan datang.
Gejala yang ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Gejala akan
menghilang beberapa saat kemudian. Pemberian Antihistamin dapat membantu meringankan
berbagai gejala. Penanganan alergi yang paling tepat bukanlah dengan obat-obatan melainkan
dengan cara menghindari alergen.
Secara teoritis, alergi memang tidak bisa dihilangkan, tetapi dapat dikurangi frekuensi
dan berat serangannya. Namun, seringkali dalam keseharian, alergen sulit dihindari. Untuk
itu, diperlukan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah alergi. Jadi, optimalkan asupan
nutrisi Anda agar sistem kekebalan tubuh tetap terjaga atau justru meningkat.
Beberapa Tips Ringan Mencegah Alergi
 Menjaga kelembaban ruangan dengan mengatur sirkulasi angin dan udara.
 Menjaga kebersihan pakaian dan mengganti sprei sedikitnya seminggu sekali.
 Membersihkan pekarangan dan memastikan tidak ada tumpukan sampah dan
genangan air yang akan menjadi tempat timbulnya jamur.
 Konsultasi dengan dokter dan melakukan tes alergi untuk mengetahui alergen-
alergen yang harus dihindari.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

The way you think, the way you behave, the way you eat, can influence your life by 30 to 50
years.

Cara Anda berpikir, berperilaku, dan berpola makan, dapat mempengaruhi umur Anda.

-Deepak Chopra, penulis dan motivator India-

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber : Khasiat Produk Perlebahan Pada Alergi oleh dr. Ivan Hoesada Jakarta tahun 2011

Das könnte Ihnen auch gefallen