Sie sind auf Seite 1von 7

Learning Issue

1. Apa perbdaan antara lemas, lemah, letih, lesu?


Lesu/Letih : rasa lesu yang memiliki ciri antara lain, sulit berkonsentrasi,
gelisah, penurunan stamina secara bertahap, sulit tidur, dan secara emosi lebih
sensitive.
Lemah : Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap penyait.
Lemas : Suatu gejala atau sensasi kurangnya tenaga.

(sumber : www.artikata.com)

Karena itu juga termasuk ke dalam gejala umum anemia yaitu sistem
kardiovaskulernya di mana gejalanya adalah lemah, letih, lesu, denyut
jantung tidak teratur.

(Sumber : Hematologi Klinik Ringkas Prof. Dr. I Made Bakta)

2. Jelaskan patofisiologi timbulnya gejala anemia?


Anoksia organ target
Menimbulkan gejala tergantung pada organ mana yang terkena.
Mekanisme adaptasi (kompensasi) terhadap anemia
Berupa penurunan afinitas Hb terhadap O2, meningkatnya enzim 2,3
DPG (2,3 diphospho glycerate), meningkatnya curah jantung
(COP=cardiac output), Redistribusi aliran darah dan menurunkan
tekanan O2 vena.

(Sumber: Hematologi Klinik Ringkas Prof. Dr. I Made Bakta)

3. Apa saja factor penyebab anemia?


berkurangnya hingga dibawah normal jumlah Sel darah merah, kuantitas
hemoglobin, dan volume packed red blood cells ( Retikulosit ) per 100 ml
darah.
(sumber : Buku Patofisiologi Sylvia A. Price volume 1)
4. Termasuk anemia jenis apakah gejala dan tanda anemia dari
scenario?

Secara morfologi :
Anemia : karena Hb < normal (12g/dl), anemia hipokromik mikrositer.
MCV < 82 : mikrositer
MCH < 27 : Anemia mikrositer hipokromik.

Secara etiologi/penyebab
Spesifik : anemia defisiensi zat besi,karena jarang mengonsumsi sayur
dan daging,karena sayuran hijau dan daging mengandung zat besi yang
tinggi seperti bayam dll.

(sumber : pemahaman analisa saya sendiri setelah belajar)

5. Apa saja jenis-jenis anemia?


Anemia
Berdasarkan morfologi
a. Anemia normokromik normositik
Juml Hb normal, warna normal, ukuran sel normal
b. Anemia normokromik makrositik
Konsentrasi Hb normal, ukuran sel lebih besar
c. Anemia hipokromik mikrositik
Sel kecil, pewarnaan berukurang, Hb kurang dari normal
Berdasarkan etiologi
a. Anemia aplastik
Suatu gangguan yang mengancam jiwa pada sel induk di sumsum tulang,
yang sel-sel darahnya diproduksi dalam jumlah yang tidak mencukupi.
b. Anemia Defisiensi Besi
Anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh sehingga
penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada akhirnya
pembentukan Hb berkurang.
c. Anemia megaloblastik (Eritrosit besar)
Disebabkan oleh defisiensi vit. B12 dan asam folat yang mengakibatkan
gangguan sintesis dna, disertai kegagalan maturasi dan pembelahan inti
(Sumber : Buku Patofisiologi Sylvia A. Price volume 1, hal : 256-257)

6. Apa saja gambaran klinis ( tanda dan gejala ) pada anemia?


Sistem kardiovaskuler : lesu, cepat lelah, palpitasi (denyut jantung tidak
teratur), takikardi (laju detak jantung di atas
normal 60-100 kali permenit), sesak waktu kerja,
angina pectoris (nyeri, ketidaknyamanan, atau
tekanan lokal di dada yang disebabkan oleh
kurangnya pasokan darah (iskemia) pada otot
jantung.), dan gagal jantung.
Sistem saraf : sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-
kunang, kelemahan otot, iritabel, lesu, perasaan, dingin
pada ekstremitas.
Sistem urogenital : gangguan haid dan libido (gairah seksual) menurun
Epitel : warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun,
rambut tipis dan halus.

(Sumber: Hematologi Klinik Ringkas Prof. Dr. I Made Bakta)

7. Terapi apa yang dapat dilakukan jika di temukan pasien anemia?


Tergantung jenis anemianya ( penyebab )
 Terapi untuk mengatasi keadaan gawat darurat
Pada kasus anemia dengan payah jantung atau ancaman payah
jantung maka harus segera di berikan terapi darurat dengan
transfusi sel darah merah yang dimampatkan (packed red cell)
untuk mencegah perburukan payah jantung tersebut.
 Terapi khas untuk masing-masing anemia
Terapi ini bergantung pada jenis anemia yang di jumpai. Misalnya,
preparat besi untuk anemia defisiensi besi, asama folat untuk
difisiensi asam folat,dan lain-lain.
 Terapi untuk mengobati penyakit dasar.
Penyakit dasar yang menyebabkan anemia harus diobati dengan
baik, jika tidak anemia akan kambuh kembali. Misalnya, Anemia
difisiensi besi, Anemia akibat penyakit kronik, Thalassemia beta,
Anemia Sideroblastik.
Anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing
tambang harus diberikan obat anti cacing tambang.
 Terapi ex juvantivus
Terapi yang terpaksa diberikan sebelum diagnosis dapat
dipastikan,jika terapi ini berhasil berarti diagnosis dapt dikuatkan.
Terapi ini hanya dilakukan jika tidak tersedia fasilitas diagnosis
yang mencukupi. Pada pemberian terapi jenis ini penderita harus
diawasi dengan ketat. Jika terdapat respon yang baikterapi
diteruskan, tetapi jika tidak dapat respon maka harus dilakukan
evaluasi kembali.
(Sumber : Hematologi Klinik Ringkas Prof. Dr. I Made Bakta)
8. Apa saja klasifikasi derajat anemia?
Penentuan anemia pada seseorang tergantung pada usia , jenis kelamin ,
dan tempat tinggal. Secara klinis criteria anemia di Indonesia umumnya
adalah :
1. Hemoglobin < 10 g/dl
2. Hematokrit < 30 %
3. Eritrosit < 2,8juta/mm3
(I Made Bakta , 2003 )

Kriteria anemia menurut WHO adalah :


1. Laki-laki dewasa : Hb < 13 g/dl
2. Wanita dewasa tidak hamil : Hb < 12 g/dl
3. Wanita hamil : Hb < 11 g/dl
4. Anak umur 6-14 tahun: Hb < 12 g/dl
5. Anak umur 6 bulan – 6 tahun : Hb < 11 g/dl

Derajat anemia berdasarkan kadar hemoglobin menurut WHO adalah :


1.Ringan sekali : Hb 10 g/dl-batas normal
2.Ringan : Hb 8 g/dl-9,9 g/dl
3.Sedang : Hb 6 g/dl-7,9 g/dl
4.Berat : Hb < 6 g/dl
(Sumber: Hematologi Klinik Ringkas Prof. Dr. I Made Bakta)

9. Apa defisnisi Anemia?


 Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah normal jumlah Sel
darah merah, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood
cells ( Retikulosit ) per 100 ml darah.

(Sumber : Buku Patofisiologi Sylvia A. Price volume 1, hal : 256 )


Berkurangnya jumlah eritrosit, kuantitas hb, dan ht dari jumlah
normal.
Eritrosit : Pria dewasa : 4,5-6,5 jt/mm3
Wanita dewasa : 3,9-5,6 jt/mm3
Bayi <3 bulan : 4,0-5,6 jt/mm3
Bayi 3 bulan : 3,2-4,5 jt/mm3
1 tahun : 3,6-5,0 jt/mm3
12 tahun : 4,2-5,2 jt/mm3
Hemoglobin : Pria dewasa : 13,5-18,0 gr%
Wanita dewasa : 11,5-16,5 gr%
Bayi <3 bulan : 13,6-19,6 gr%
1 tahun : 11-13 gr%
12 tahun : 11,5-14,8 gr%
Hematokrit : Pria dewasa : 47 +/_ 7%
Wanita dewasa : 42 +/_ 5%
Bayi baru lahir : 54 +/_ 10%
3 bulan : 38 +/_ 6%
3-6 tahun : 40 +/_ 4%
10-12 tahun : 41 +/_ 4%

(sumber : Hematologi Klinik Ringkas Prof. Dr. I Made Bakta dan Patofisiologi
Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Sylvia A. Price Lorraine M. Wilson Vol. 1
Edisi 6 Penerbit EGC)

10. Apakah benar jika seseorang yang tidak suka makan sayur dan
jarang makan daging menderita anemia? Jelaskan !

Secara morfologi :
Anemia : karena Hb < normal (12g/dl), anemia hipokromik mikrositer.
MCV < 82 : mikrositer
MCH < 27 : Anemia mikrositer hipokromik.

Secara etiologi/penyebab
Spesifik : anemia defisiensi zat besi,karena jarang mengonsumsi sayur
dan daging,karena sayuran hijau dan daging mengandung zat besi yang
tinggi seperti bayam dll.

(sumber : pemahaman analisa saya sendiri setelah belajar)

11. Bagaimana cara menghitung MCV, MCH,dan MCHC?


 MCV : Mean Corpusculer Volume/ Isi eritrosit rata-rata
Rumus : MCV = Ht/ jumlah eritrosit (dlm juta) x 10
Nilai normal : 82-92 femtoliter
MCV < 82 : normositik
MCV > 92 : makrositik

 MCH : Mean Corpusculer Hemoglobin/ Hemoglobin eritrosit rata-


rata.
Rumus : Kadar Hb/jumlah eritrosit(dlm juta) x 10
Nilai normal : 27-32 pikogram.
MCH < 27 : Anemia mikrositik hipokromik
MCH > 32 : Anemia makrositik normokromik.

 MCHC : Mean Corpusculer Hemoglobin Concentration/ Kadar


Hemoglobin eritrosit rata-rata.
Rumus : Bh/Ht x 100%
Nilai Normal : 32-37%
MCHC < 32% : Hipokromik
MCHC > 37% : Normokromik.

(Sumber : Sumber : Buku petunjuk hematologi rutin dan khusus disusun


oleh dr. Hj. Danis Pertiwi, M.Si.Med, Sp. PK dan dr. H. Sampurna, M. Kes
Bagian Patologi Klinik FK Unissula Semarang 2015)

12. Berapakah nilai normal Hb ?


 Laki – laki : 13,5 – 18 g/dl
 Perempuan : 11,5 – 16,5 g/dl
 Bayi < 3 bulan : 13,6 – 19,6 g/dl
 Usia 1 tahun : 11 – 13 g/dl
 Usia 12 tahun : 11,5 – 14,8 g/dl
Sumber : Buku petunjuk hematologi rutin dan khusus disusun oleh dr. Hj.
Danis Pertiwi, M.Si.Med, Sp. PK dan dr. H. Sampurna, M. Kes Bagian Patologi
Klinik FK Unissula Semarang 2015

13. Bagaimana pendekatan diagnosis untuk penderita anemia?


Untuk menegakkan diagnosis anemia harus ditempuh 3 langkah, yaitu:
1. Langkah pertama, membuktikan adanya anemia.
2. Langkah kedua, menetapkan jenis anemia yang dijumpai.
3. Langkah ketiga, menentukan penyebab anemia tersebut.

Untuk dapat melaksanakan ketiga langkah tersebut dilakukan:


1. Pendekatan klinik : anamnesis dan px fisik.
2. Pendekatan laboratorik: menganalisis hasil px laboratorium menurut
tahapan-tahapannya: px penyaring, px rutin,
Px rutin.
3. Pendekatan epidemiologik: sangat penting dalam tahap penentuan
etiologi. Dengan mengetahui pola etiologi
anemia di suatu daerah maka petunjuk
menuju diagnosis etiologik lebih mudah
dikerjakan.
(Sumber : Hematologi Klinik Ringkas Prof. Dr. I Made Bakta)

14. Apa yang dimaksud dengan Polistemia?


 Polistemia berarti kelebihan (poli-) semua jenis sel (sitemia) yang
pada umumnya keadan yang volume sel darah merah yang
melebihi batas normal.
Polistemia ada 2 jenis :
 Polistemia Skunder
Kapanpun jaringan mengalami hipoksia akibat terlalu
sedikitnya oksigen di dalam udara yang dihirup, misalnya
di tempat yang tinggi, atau akibat gagalnya pengiriman
oksigen ke jaringan, seperti pada gagal jantung, maka
organ-organ pembentuk darah secara otomatis akan
memproduksi sejumlah besar sel darah merah tambahan.
Keadaan ini di sebut polistemia sekunder, dan jumlah sel
darah merah umumnya akan naik hingga 6 – 7 juta/mm3,
atau sekitar 30% di atas nilai normal.
Jenis Polistemia sekunder yang umum,disebut polistemia
fisiologis, biasanya terjadi pada penduduk yang hidup di
ketninggian 14.000 – 17.000 kaki, dengan kadar atmosfer
yang rendah dengan jumlah SDM pada umumnya 6-7
juta/mm3.
 Polistemia Vera ( Eritremia )
Suatu keadaan lain yang patologis dengan jumlah sel darah
merah yang dapat mencapai 7-8 juta/mm3 dan hematocrit
yang dapat mencapai 60-70 % ( normal : lk = 47%, pr = 42
%) polistemia vera di sebabkan karena penyimpangan gen
yang terjadi di sel hemositoblastik yang memproduksi sel-
sek darah. Sel- sel blas tidak perhenti menghasilkan sel
darah merah walaupun telah terdapat sejumlah besar sel.
Hal ini menyebabkan produksi sel darah merah menjadi
berlebihan. Hal ini biasanya menyebabkan produksi sel
darah putih dan trombosit menjadi berlebihan pula.
Pada polistemia vera bukan hanya hematocrit saja yang
meningkat melainkan volume toatal darah juga meningkat
sampi dua kali normal, yang akibatnya pembuluh darah
menjadi sangat besar dan juga banyak kapiler darah
menjadi tersumbat oleh darah yang kental.
(Sumber : Guyton & Hall Fisiologi kedokteran, hal : 454)

15. Apa kelainana dari sintesis Hb ?


 Thalasemia
Sifat herediter karena ketidakmampuan sumsum tulang
menghasilkan eritrosis sehingga Hb kurang.
Pembentukan eritrosit tidak normal, sehingga umur dari eritrosit
< 120 hari dan mudah rusak.
(Sumber : Buku Patofisiologi Sylvia A. Price volume 1, hal : 265)

16. Bagaimana proses terbentuknya Hb?


 Sintesis hemoglobin di mulai dalam proeritoblas( precursor
terawal ertrosit pada erythrocytic series, memiliki nucleus besar
yang mengandung beberapa nucleoli, di kelilingi oleh sedikit
sitoplasma ) dan berlanjut bahkan dalam stadium retikulosit pada
pembentukan sel darah marah. Oleh karena itu ketika retikulosit
meninggalkan sum sum tulang dan masuk ke aliran darah,
retikulosit tetap membentuk sejumlah kecil hemoglobin satu hari
sesudah dan seterusnya sampai sel tersebut menjadu eritrosit
yang matang.
(Sumber : Guyton & Hall Fisiologi kedokteran, hal : 450)
17. Apa saja jenis – jenis Hb?

Das könnte Ihnen auch gefallen