Sie sind auf Seite 1von 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siapa yang tidak kenal dengan durian, buah yang dikenal karena rasanya

yang enak. Di Asia Tenggara tepatnya Indonesia, durian lebih dikenal

sebagai the king of fruit karena ukurannya yang besar, permukaannya yang

kuat berduri dan bau sekaligus rasanya yang khas.


Khususnya di Palu, warga sekitar memang sangat menggemari buah

unik ini. Ketika musimnya saja, tak heran penjual durian berhamburan

banyaknya. Pembeli yang makan di tempat kerap kali menyisakan sampah

kulit durian yang hanya dibuang, dibiarkan menumpuk yang pada akhirnya

tidak menghasilkan nilai guna sama sekali.


Pembeli durian biasa menuangkan air ke dalam wadah biji durian untuk

menghilangkan bau durian yang menyengat dan terbukti ampuh. Berangkat

dari hal ini kami berniat membuat handsanitizer dari kulit durian tersebut.

Hasil dari pencarian melalui media elektronik sebelumnya mendukung

pembuatan sabun dari kulit durian. Yang membuat kami mengangkat hal

ini sebagai bahan penelitian kami.

1.2 Rumusan Masalah


 Apakah kulit durian dapat dijadikan bahan pembuat handsanitizer?
 Apakah ekstrak kulit durian efektif digunakan untuk menghilangkan bau

sekaligus kuman penyakit sebagai bahan handsanitizer?

1
 Apakah ada efek samping dari pemakaian ekstrak kulit durian sebagai

bahan handsanitizer?

1.3 Tujuan Penelitian


 Membuktikan bahwa kulit durian dapat dijadikan bahan handsanitizer
 Menguji keefektifan ekstrak kulit durian digunakan untuk menghilangkan

bau sekaligus kuman penyakit


 Mengetahui efek samping dari pemakaian ekstrak kulit durian sebagai bahan

handsanitizer

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam ilmu


pengetahuan. Melalui penelitian ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat
dan peneliti yang ingin mengolah kulit durian bagian dalam yang dapat diolah
menjadi bahan handsanitizer serta sebagai salah satu alternatif yang berguna
untuk meminimalisir dampak banyaknya limbah kulit durian terhadap
lingkungan. Selain itu juga dapat menjadi acuan untuk dikembangkan oleh
peneliti selanjutnya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori


2.1.1 Pengenalan Durian
Tanaman durian ( Durio zibethinus Murr ) termasuk dalam famili

Bombaceae yang dikenal sebagai buah tropis basah asli Indonesia.

Tanaman durian merupakan buah asli Indonesia yang menempati posisi

ke-4 buah nasional dengan produksi yang tidak merata sepanjang tahun,

2
lebih kurang 700 ribu ton per tahun. Secara nasional, tanaman durian

mengalami musim panen yang tidak serentak yang berlangsung dari

bulan September sampai Februari serta mengalami masa paceklik bulan

April sampai Juli (Sinar Tani, 2010).

Durian merupakan buah yang sudah tidak asing lagi di kalangan

masyarakat. Durian merupakan tanaman buah yang mulai dikenal di

kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7 Masehi. Buah durian berasal

dari istilah Melayu yang didasari dari bentuk buahnya, yaitu dari kata

duri dengan pemberian akhiran -an sehingga terbentuk nama dari buah

durian ini. Hutan Malaysia, Sumatera dan Kalimantan merupakan asal

tanaman ini, tanaman ini pada mulanya merupakan tanaman liar.

Selanjutnya persebaran buah ini ke arah Barat yaitu di negara Thailand,

Birma, India dan Pakistan. Buah Durian memiliki berbagai varietas,

beberapa yang sudah di kenal yaitu durian sukun (Jawa Tengah), petruk

(Jawa Tengah), Montong (Thailand) dan lain-lain (Tim Bina Karya Tani,

2008).

Buah Durian yang berbentuk bulat atau lonjong atau tidak

teratur dan ukurannya kecil sampai besar. Kulit buah berduri dan bagian

dalam buah mempunyai beberapa rongga dengan setiap rongga berisi

biji yang dibungkus oleh daging buah. Buah Durian (Durio Zibethinus

Murr) Selain rasa yang lezat dan aroma yang harum, ternyata buah durian

3
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Tidak hanya pada daging

buahnya, tetapi juga pada kulit dan daunnya. ( Tim Bina Karya Tani, 2008 )

Durian merupakan makanan sehat yang baik untuk tubuh jika dimakan

tanpa berlebihan. Di dalam daging buah durian mengandung banyak sekali zat

gizi, di antaranya adalah karbohidrat, lemak, protein, serat, kalsium (Ca),

fosfor (P), asam folat, magnesium (Mg), potasium/kalium (K), zat besi (Fe),

zinc, mangaan (Mn), tembaga (Cu), karoten, vitamin C, thiamin, niacin, dan

riboflavin. Fosfor dan zat besi yang terdapat dalam durian ternyata 10 kali

lebih banyak daripada buah pisang.

Kandungan gizi tiap 100 gram buah durian adalah 67 gram air, 2,5 gram

lemak, 28,3 gram karbohidrat, 1,4 gram serat, 2,5 gram protein, dan

menghasilkan energi sebesar kurang lebih 520 kJ. Dengan beberapa

kandungan di dalam buah durian, sehinngga buah durian memiliki beberapa

manfaat, antara lain:

 Durian mengandung banyak asam amino triptofan, yang gunanya untuk

mengurangi rasa gelisah, depresi dan mengobati insomnia


 Makan durian juga menimbulkan rasa bahagia karena buah ini

meningkatkan kadar serotonin dalam otak.


 Dapat mengatasi anemia karena durian kaya akan asam folat dan zat besi.
 Dapat mengatasi sembelit, karena kandungan serat yang cukup tinggi.
 Menghambat penuaan dini, karena kandungan vitamin C sebagai

antioksidan.
 Meningkatkan tenanan darah rendah, karena kandungan zat besi dan

sifatnya yang panas.

4
 Baik untuk kesehatan tulang dan sendi, karena kandungan kalsium,

potassium dan berbagai vitamin B.

2.1.2 Kandungan Kulit Durian


Tanaman durian ( Durio zibethinus Murr ), merupakan salah satu jenis

buah-buahan yang produksinya melimpah. Buah durian disebut juga The King

of Fruit sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya

yang khas. Bagian buah yang dapat dimakan (persentase bobot daging buah)

tergolong rendah yaitu hanya 20,52%. Hal ini berarti ada sekitar 79,08% yang

merupakan bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit

dan biji durian. (Setiadi, 2007 )


Kulit durian merupakan limbah rumah tangga yang dibuang sebagai

sampah tanpa nilai ekonomi. Pada saat puncaknya limbah kulit durian

mencapai 100 ton per hari. Kulit durian secara proporsional mengandung

unsur selulose yang tinggi (50-60 %) dan kandungan lignin (5 persen) serta

kandungan pati yang rendah (5 persen) sehingga dapat diindikasikan bahan

tersebut bisa digunakan sebagai campuran bahan baku papan olahan serta

produk lainnya yang dimampatkan. Nilai keteguhan lengkung (Modulus of

Elastisity) produk papan partikel dari limbah kulit durian yang menggunakan

5
perekat mineral (semen) adalah sebesar 360 kg/cm2 dengan nilai keteguhan

patah (Modulus of Rupture) sebesar 543 kg/cm2.

Kandungan kimia kulit durian yang dapat dimanfaatkan adalah pektin.

pektin merupakan senyawa yang baik digunakan sebagai pengental dalam

makanan. Sehingga pektin yang diperoleh dari kulit durian dapat

dimanfaatkan sebagai pengental dalam pembuatan cendol atau dapat dijadikan

sebagai tepung
Orang-orang tua zaman dahulu yang memanfaatkan kulit durian ini

untuk bahan bakar pengusir nyamuk atau bahan bakar untuk memasak maka

ini terbukti berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kalor kulit

durian yang diperoleh menunjukkan angka sebesar 3786,95 kal/gram dengan

kadar abu rendah yaitu 4 persen.


Lumatan kulit durian dapat dilumaskan ke perut untuk memudahkan

buang air besar, juga untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap), air abu

kulit buah durian dapat digunakan sebagai obat pelancar haid dan juga

penggugur kandungan (abortivum).


2.2 Kerangka Berpikir

Kulit Durian Sampah


Ekstrak Kulit Durian
Handsanitizer
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

6
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian kuantitatif eksperimental adalah salah satu metode yang bisa

digunakan dan dipilih dalam sebuah penelitian pembelajaran pada PTK.

Jadi penelitian ini bisa diartikan pembelajaran yang dilakukan secara

sistematis, objektif dan juga terkontrol guna memprediksikan kejadian-

kejadian. Penelitian eksperimental berguna untuk menyelidiki hubungan

antara sebab dan akibat.


Adapun karakteristik dari penelitian eksperimental yang bisa kita ketahui

yaitu:
 Variabel penelitian serta kondisi eksperimental diatur dengan ketat dan

tertib, baik itu dengan cara menetapkan kontrol, ataupun memanipulasi

secara langsung maupun secara random.


 Terdapat kelompok kontrol untuk data dasar dan yang nantinya akan di

bandingkan dengan kelompok eksperimental.


 Penelitian eksperimental memusatkan diri sebagai pengontrol variansi,

memaksimalkan variansi, ataupun meminimalkan variansi. Selain itu

penelitian eksperimen bisa meminimalkan kekeliruan termasuk di

dalamnya kekeliruan dari pengukuran yang dilakukan. Oleh karena itu ada

baiknya pemilihan maupun penentuan subjek dilakukan secara acak.


 Validasi internal mutlak dibutuhkan pada rancangan penelitian ini. Hal ini

untuk mengetahui apakah penelitian eksperimental memang dilakukan

dengan sungguh-sungguh.
 Validasi eksternal berhubungan erat dengan kerepresentatifan mengenai

penemuan penelitian serta berkaitan dengan penggeneralisasian dalam

kondisi yang sama.

7
 Seluruh variabel harus di usahakan secara konsisten, terkecuali pada

variabel perlakuan yang disengaja untuk dimanipulasikan ataupun sengaja

dibiarkan bervariasi.
3.2 Prosedur Penelitian
Sementara itu langkah-langkah dalam kegiatan penelitian eksperimental yaitu:

 Dengan melakukan kajian induktif yang berhubungan dengan masalah

yang akan dipecahkan

 Melakukan indentifikasi masalah


 Melakukan studi literatur dari sumber yang relevan, merumuskan hipotesa

penelitian serta merumuskan definisi istilah yang ada.


 Membuat suatu rencana penelitian yang di dalamnya pencakup :
 Mengidentifikasi variabel eksternal yang tidak dibutuhkan
 Menentukan cara pengontrolan
 Memilih rancangan yang sesuai
 Memilih sampel dan menentukan populasi
 Melakukan pembagian subjek ke dalam kelompok eksperimen / kontrol
 Memvalidasi dan membuat instrumen
 Mengidentifikasi prosedur serta menentukan hipotesis.
 Melakukan eksperimen
 Mengumpulkan data mentah dan proses eksperimen.
 Melakukan pengorganisasian serta mendiskripsikan data yang sesuai
 Menganalisis data serta melakukan tes signifikan
 Menginterpretasikan hasil, pembahasan, perumusan kesimpulan dan juga

pembuatan laporan.

Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan sebagai berikut:

HARI/TANGGAL RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


Kamis, 7 November 2013 Mengumpulkan data dari lapangan
Jumat, 8 November 2013 Mendatangi Instansi terkait untuk meminta data
mengenai sampah durian di kota Palu
Jumat, 29 November Uji handsanitizer dari kulit durian kepada siswa-siswi

8
2013 dan warga SMAN Model Terpadu Madani

3.3 Teknik Penelitian

Penelitian kulit durian sebagai bahan handsanitizer merupakan penelitian

kualitatif eksperimental yang artinya penelitian ini bersifat deskriptif dan

cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan

makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif.


Sedangkan eksperimental merejuk kepada pendekatan yang kami ambil

yang mana bersifat coba-coba dan belum terbukti secara ilmiah dan

berangkat dari suatu ide atau fakta ilmiah.


3.4 Populasi dan Sampel
Dalam pengambilan sampel dalam populasi, peneliti mengambil sampel

secara tidak acak yang mana terbatas pada siswa-siswi dan warga SMA

Negeri Model Terpadu Madani.


3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik non random sampling yang kami ambil adalah teknik cluster

sampling.
3.5.1 Teknik Non Random Sampling
Teknik non random sampling adalah cara pengambilan sampai tidak semua

anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Penelitian

–penelitian pendidikan, psikologi, ada kalanya menggunakan teknik ini,

karena mempertimbangkan faktor-faktor tertentu misalnya : Umur, tingakt

kedewasaan, tingkat kecerdasan dan lain-lain.


3.5.2 Teknik Cluster Sampling

Teknik menghendaki adanya kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel

berdasarkan atas kelompok-kelompok yang ada pada populasi. Jadi populasi

9
sengaja dipandang berkelompok-kelompok, kemudian kelompik itu tercermin

dalam sampel. Seperti telah disebutkan tujuan berbagai teknik penetuan

sampel itu ialah untuk mendapatkan sampel yang paling mencerminkan

populasinya, atau secara teknik disebut sampel yang paling representatif.

Dalam penelitian terhadap sampel, ciri representatif sampel itu tidak pernah

dapat dibuktikan, melainkan hanya dapat didekati secara metodologis melalui

parameter-parameter yang diketahui dan diakui baik secara teoritis maupun secara

eksperimental. WSAda empat parameter yang biasa dianggap menentukan

Representativeness sesuatu sampel, yaitu


a. Variabilitas Populasi
b. Besar sampel
c. Teknik penentuan sampel dan
d. Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel.

3.6 Teknik Analisa Data

Dalam menganalisa data yang kami temukan, peneliti akan membandingkan

hasil dari instansi terkait dan hasil penelitian lapangan yang ada untuk menjadi

perbandingan. Adapun alat yang akan kami pakai nantinya berupak pengerok

untuk mengeluarkan kulit ari-ari pada dinding kulit dalam buah durian.

10
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Komposisi Handsanitizer


Hand sanitizer memiliki 2 komposisi, yakni aktif dan inaktif. Komposisi aktif
dari hand sanitizer setidak-tidaknya harus mengandung isopropanol, etanol, n-
propanol, atau povidone iodin. Sedangkan bahan inaktif gelnya berupa asam
poliakrilik. Selain komposisinya, kandungan alkohol pun harus diberi perhatian.
Ini merupakan bahan penting untuk membasmi kuman-kuman pada kulit tangan.
Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan konsentrasi alkohol
dalam produk sanitizing sebesar 60-95%. Kurang atau lebih daripada itu tidak
dianjurkan untuk digunakan. Apabila terdapat hand sanitizing yang tidak
menggunakan alkohol, kita dapat mengecek keberadaan Benzalkonium Chloride-
nya. Adapun pada penelitian ini menggunakan alkohol dengan konsentrasi sebesar
70% dan ekstrak kulit durian. Ekstrak kulit durian yang dikeringkan berdasarkan
uji screening fitokimia, yaitu menguji kandungan yang terdapat dalam ekstrak
kulit durian. Diketahui mengandung tiga senyawa, yaitu terpenoid, alkaloid, dan
saponin. Terpenoid dan alkaloid adalah zat antibakterial. Zat itulah yang bisa
menghilangkan bau karena sebenarnya bau termasuk bakteri. Sedangkan saponin
adalah zat yang mengandung bui.
Antibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan
mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang
merugikan. Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan
menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta merusak bahan pangan. Antibakteri
termasuk kedalam antimikroba yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan
bakteri. Antibakteri hanya dapat digunakan jika mempunyai sifat tosik selektif,
artinya dapat membunuh bakteri yang menyebabkan penyakit tetapi tidak beracun
bagi penderitanya.
4.2 Pembuatan Handsanitizer dan Ekstrak Kulit Durian

11
Kulit durian bagian dalam sebelum menjadi ekstrak berupa bubuk melewati
beberapa tahapan sebagai berikut.
1. Durian dibersihkan dengan air keran hingga tidak ada sisa.
2. Penjemuran atau pemanasan di terik matahari selama kurang lebih setengah
hari. Kemudian kulit durian tersebut dipotong kecil-kecil lagi dan dijemur
selama kurang lebih 3 hari.
3. Kulit durian yang berbentuk kecil ditumbuk menggunakan alu hingga
berbentuk serbuk dan disaring menggunakan penyaring teh hingga benar-
benar berupa serbuk halus seperti halnya bedak.
4. Hasil ekstraksi tersebut ditambahkan dengan alkohol sebesar 70% dan
dikocok-kocok hingga menyisakan buih dan endapan. Warna alkohol yang
tadinya bening berupa warna menjadi kekuningan.
4.3 Uji Efektivitas Bakteri
Dari hasil pengamatan uji efektivitas bakteri didapatkan bahwa pada konsentrasi
3% tampak keruh yang berarti masih terdapat pertumbuhan bakteri, sedangkan
pada konsentrasi 4%, 5%, 6% dan 7% tampak jernih yang berarti tidak ada
pertumbuhan bakteri. Dari hasil pengamatan juga dapat diketahui bahwa semakin
tinggi konsentrasi, semakin kecil tingkat kekeruhan pada tabung dan dapat terlihat
bahwa konsentrasi 4% merupakan konsentrasi terkecil yang tidak menunjukkan
kekeruhan pada tabung, sehingga dapat disimpulkan bahwa KHM dari penelitian
ini adalah pada konsentrasi 4%. Perbandingan tingkat kekeruhan pada masing-
masing konsentrasi dapat dilihat pada Gambar 1.

12
Pada tabung dengan konsentrasi ekstrak 0% (kontrol positif) dilakukan
pengenceran dengan larutan NaCl sebanyak 100000x, pada tabung dengan
konsentrasi ekstrak 3% dilakukan pengenceran sebanyak 10000x, sedangkan pada
tabung dengan konsentrasi ekstrak 4% diencerkan sebanyak 1000x sebelum
distreaking pada NAP. Pengenceran ini dilakukan untuk memudahkan dalam
penghitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada NAP, karena apabila tidak
diencerkan maka akan didapatkan pertumbuhan koloni bakteri yang terlalu padat
sehingga tidak dapat dihitung. Dari pertumbuhan koloni bakteri Pseudomonas
aeruginosa tersebut dapat ditentukan Kadar Bunuh Minimal dari ekstrak kulit
Durian yaitu pada konsentrasi dengan jumlah koloni <0,1% dari Original
Inoculum pada pengulangan 1, pengulangan 2, pengulangan 3, maupun
pengulangan 4. Original Inoculum bakteri Pseudomonas aeruginosa adalah 2670
CFU/plate. Sehingga KBMnya adalah pada konsentrasi 6% (0.1% dari 2670
adalah 2,670; konsentrasi ekstrak yang memenuhi adalah 6%).
Hasil perhitungan jumlah koloni Pseudomonas aeruginosa pada NAP dapat dilihat
pada Tabel 1 dan grafik rerata jumlah koloni Pseudomonas aeruginosa pada NAP
dapat dilihat pada Gambar 2.

13
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa :

1. Kulit durian bagian dalam dapat digunakan sebagai ekstrak untuk pembuatan
handsanitizer
2. Ekstrak kulit durian terbukti ampuh menghilangkan bau
3. Penambahan ekstrak kulit durian tidak menghilangkan fungsi alkohol untuk
membunuh kuman penyakit
4. Handsanitizer dengan ekstrak kulit durian tidak memiliki efek samping jika
digunakan normal.
5.2 Saran

14
Melalui penelitian ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan limbah kulit
durian sebagai bahan handsanitizer. Selain itu juga dapat dijadikan salah satu
pilihan untuk menjadi lapangan kerja bagi masyarakat. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan alkohol dalam bentuk cair dan bukannya gel sehingga
handsanitizer yang ada terkesan seperti air. Dan alkohol yang sebenarnya bisa
didapatkan dari kulit durian. Dan penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan
bagi peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amelia. 2010. Pengaruh Ekstrak Kulit Durian (Durio Zibethinus Murr)


terhadap Pertumbuhan Candida Albicans sebagai Materi Penunjang
Praktikum Mikrobiologi Tesis. Fakultas MIPA, Universitas Negeri
Malang. (Online). (http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/7994. diakses tanggal 26
Maret 2014)

Anonymous. 2008. Mengolah Daging Buah Durian. (Online).


(http://foragri.blogsome.com/mengolah-daging-buah-durian/2008,
diakses tanggal 30 maret 2014).

Fransworth, N R. 1966. Biological and Fitochemical Skrining of Plants.


Chicago: Jfarm.Sci

http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2094441-skrining-
fitokimia/ (Di akses pada tanggal 8 Oktober 2012)

15
http://sman1-mgl.sch.id/download/finish/15-karya-tulis/52-sabun-
ekstrak-kulit-durian-penghilang-bau-durian-setelah-mengonsumsi-
buahnya/0.html (Diakses pada tanggal 28 Maret 2014)

http://id.wikipedia.org/wiki/Durian (Di akses pada tanggal 28 Maret


2014)

Kristanti, A.N. Aminah, N.S. Tanjung, M. Kurniadi, B. 2008. Buku Ajar


Fitokimia. Surabaya: Airlangga University Press

Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat Jilid 2. Bogor: Erlangga

Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan


Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka

LAMPIRAN

Kulit durian bagian dalam Kulit durian yang dikeringkan

16
Serbuk kulit durian Alkohol 70%

Handsanitzer
dengan
Ekstrak Kulit
Durian

17

Das könnte Ihnen auch gefallen