Sie sind auf Seite 1von 2

 Pemeriksaan fisik pada hepatitis B ditemukan:

o Hepatomegali, splenomegaly, tanda penyakit hepar kronik (eritema palmaris dan


spider nevi), jaundice
 Indikasi terapi infeksi hepatitis B ditentukan berdasarkan 4 kriteria:
o Nilai HBV DNA serum, status HBeAg, nilai ALT, gambaran histologi hati
 Nilai HBV DNA serum: indicator memulai terapi dan indicator respon terapi
 Indikator mortalitas dan morbiditas yang paling kuat untuk hepatitis B
 Prediktor sirosis dan karsinoma hepatoselullar yang paling kuat baik pada pasien HbeAg
positif maupun negative
 USG abdomen dan biopsi hati untuk menilai derajat nekroinflamasi dan fibrosis pada kasus
infeksi kronis dan sirosis hati
 Pemeriksaan biopsy penting terutama untuk pasien dengan HBcAg positif dengan
konsentrasi ALT 2x nilai normal tertinggi atau lebih . Biopsi hati diperlukan untuk
menegakkan diagnosis pasti dan untuk meramalkan prognosis serta serta kemungkinan
keberhasilan terapi ( respon histologic)
 HBeAg positif : resiko morbiditas dan mortalitas lebih tinggi
 HBeAg negative : respon terapi jangka panjang lebih sulit diprediksi dan relaps lebih sering
dijumpai
 ALT serum : penanda kerusakan hati. Kadar ALT yang rendah menunjukkan bahwa pasien
berada pada fase immune tolerant dan akan mengalami penurunan respon terapi
 Histologis : tingkat kerusakan yang tinggi merupakan predictor respon yang baik pada
pasien hepatitis B
 Anti HBc harus diperiksa pada kandidat kemoterapi dengan HBsAg negative. Bila anti
HBc positif dengan DNA VHB yang terdeteksi, maka pasien harus mendapatkan terapi
profilaksis seperti pasien HBsAg positif. Pada pasien dengan anti HBc positif namun DNA
VHB tidak terdeteksi, pemantauan ALT dan DNA VHB selama 1-3 bulan disarankan. Bila
terjadi reaktivasi DNA VHB, maka terapi profilaksis dapat diberikan.
 Indikasi dilakukan pemeriksaan histologi hati adalah pasien yang tidak memenuhi kriteria
pengobatan dan berumur > 30 tahun atau < 30 tahun dengan riwayat karsinoma
hepatoselullar dan sirosis dalam keluarga.
 Terapi interferon dikontraindikasikan padda pasien dengna sirosis dekompensata, pasien
dengan gangguan psikiatri, dan pasien yg sedang hamil
 Pemeriksaan anti HBe hanya pada pasien HBeAg positif
 Fungsi anti HBs adalah netralisasi partikel VHB bebas dan mencegah masuknya virus ke
dalam sel sehingga anti HBs akan mencegah penyebaran virus dari sel ke sel
 Komplikasi pada pasien hepatitis B kronis adalah sirosis dan karsinoma hepatoselular.

Imunoserologi: terinfeksi atau tidak, kapan sudah lama atau baru


Viral load: jumlah virus. Makin banyak virus makin virulen. Banyak sel yg rusak.
Manifestasi

IgM: menentukan akut, muncul diawal setelah itu ilang


IgG: bertahan lama tetapi lama di bentuknya

Das könnte Ihnen auch gefallen