Sie sind auf Seite 1von 10

Vol: 5 No: 1 Tahun 2015

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN QUALITY CONTROL PADA BAGIAN


PRODUKSI PT INDOHAMAFISH DI PENGAMBENGAN

Ayunita Kusuma Wardani

Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

email: areyounitha@yahoo.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pelaksanaan quality control pada bagian produksi PT
Indohamafish, dan (2) efektivitas pelaksanaan quality control pada bagian produksi PT Indohamafish
ditinjau dari penerapan prinsip Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Penelitian ini
dilaksanakan pada PT Indohamafish, Desa Pengambengan, Negara-Bali. Data dikumpulkan dengan
metode wawancara, kuisioner dan dokumentasi, yang selanjutnya dianalisis dengan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan quality control pada bagian produksi PT
Indohamafish dengan menggunakan sistem HACCP didasarkan pada tujuh prinsip, yaitu: (a) melakukan
suatu analisis bahaya, (b) mengidentifikasi titik pengendalian kritis (CCP),(c) menetapkan critical limit, (d)
melakukan pemantauan, (e) melakukan tindakan perbaikan, (f) melakukan verifikasi penerapan program
HACCP secara berkala, dan (g) mendokumentasikan dan mengendalikan hasil pemantauan terhadap
penerapan program HACCP. (2) Efektivitas pelaksanaan quality control pada bagian produksi PT
Indohamafish ditinjau dari penerapan prinsip Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) secara
keseluruhan berada pada kategori sangat efektif dengan presentase 85%.
Kata kunci: efektivitas, pelaksanaan quality control, dan produksi

Abstract
This research aims to determine (1) the implementation of quality control in the production of PT
INDOHAMAFISH, and (2) the effectiveness of the implementation of quality control in the production of
PT INDOHAMAFISH in terms of the application of the principles of Hazard Analysis Critical Control Point
(HACCP). The research was conducted at PT INDOHAMAFISH, Pengambengan, Negara - Bali. Data
were collected by interviews, questionnaires and documentation, and then analyzed with descriptive
analysis. The results showed that (1) the implementation of quality control in the production of PT
INDOHAMAFISH by using the HACCP system is based on seven principles, namely: (a) conduct a
hazard analysis,(b) identify the critical control point (CCP), (c) set a critical limit, (d) monitoring ,(e) take
remedial action, (f) verify the implementation of HACCP programs on a regular basis, and (g)
documenting and control the results of monitoring the implementation of the HACCP program. (2) The
effectiveness of the implementation of quality control in the production of PT INDOHAMAFISH terms of
the application of the principles of Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) as a whole are in the
category of very effective with a percentage of 85%.

Keyword: effectiveness, implementation of quality control, and production


Vol: 5 No: 1 Tahun 2015

PENDAHULUAN Perusahaan ini bergerak di bidang


Kualitas suatu produk merupakan hal pembuatan sarden. Selain itu perusahaan
yang sangat penting bagi perusahaan. ini juga memproduksi tepung ikan dan
Menurut Wibowo (2012:154), “kualitas minyak ikan. Perusahaan ini didirikan di
merupakan komponen kunci dari strategic Desa Pengambengan Kecamatan Negara
planning”. Sehingga dalam penyusunan Kabupaten Jembrana. Quality control yang
rencana kerja suatu perusahaan hendaknya digunakan oleh PT Indohamafish adalah
memperhatikan tujuan strategik, visi dan System Hazard Analysis Critical Control
misi yang berfokus pada kualitas produk Point (HACCP). Menurut Darwanto dan
yang dihasilkan. Kualitas dari suatu produk Murniyati (2003:72), “Hazard Analysis
yang dihasilkan dapat memberikan Critical Control Point (HACCP) adalah
kepuasan terhadap pelanggan. Agar produk suatu sistem manajemen mutu untuk
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan penanganan atau pengolahan makanan
selalu berkualitas, maka diperlukan adanya termasuk hasil perikanan yang didasarkan
pengendalian kualitas dalam setiap proses pada pendekatan sistematik untuk
produksinya. mengantisipasi kemungkinan yang harus
Pengendalian kualitas (quality control) diawasi secara ketat”.
menurut Kaoru Ishkawa (dalam Haming PT Indohamafish menerapkan
dan Mahfud, 2012:113) adalah pegendalian kualitas ini dengan cara
mengembangkan, mendesain, manual sesuai dengan standar yang telah
memproduksi dan memberikan layanan ditetapkan oleh perusahaan. Karyawan
produk bermutu yang paling ekonomis, dibagian kualitas hanya ada 5 orang, hal ini
paling berguna dan selalu memuaskan para menyebabkan pelaksanaan quality control
pelanggannya. Pengendalian kualitas yang dilakukan dengan cara manual
(quality control) dalam pelaksanaannya terkadang mengalami hambatan dalam segi
dilakukan dengan cara menetapkan standar waktu pelaksanaan maupun ketepatan
yang tepat untuk suatu produk. Standar pelaksanaannya. Adapun permasalahan
kualitas produk manufaktur meliputi bahan lain yang dihadapi oleh perusahaan yaitu
baku, proses produksi, produk jadi hingga meskipun telah menerapkan quality control,
produk sampai ke tangan konsumen. pada kenyataannya masih ditemukan
Fungsi pengendalian kualitas ini harus ketidaksesuaian antara produk yang
dilaksanakan secara total dan terpadu pada dihasilkan dengan yang diharapkan.
setiap langkah yang ditempuh sepanjang Kualitas produk yang dihasilkan tidak
siklus manufaktur berlangsung. Hal ini sesuai dengan standar, atau dengan kata
sering disebut dengan langkah lain produk yang dihasilkan mengalami
pengendalian kualitas terpadu (total quality kerusakan/ cacat produk. Selain itu,
control). Ishak (2010:10) menjelaskan : perusahaan mengalami kesulitan dalam
“Pada langkah ini material ataupun memperoleh bahan baku yang memiliki
komponen yang diterima dari pemasok luar ukuran seragam, sesuai dengan standar
harus diperiksa dan diuji kualitasnya yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini
sebelum diproses (phase incoming quality membuat perusahaan lebih banyak
control). Selanjutnya produk – produk yang menggunakan bahan baku impor yang
dibuat dalam proses pabrikasi harus pula memiliki ukuran lebih seragam meskipun
diperiksa secara seksama selama langkah memiliki harga yang lebih mahal jika
– langkah operasi produksi berlangsung, dibandingkan dengan bahan baku yang
dan pemeriksaan akhir dari produk yang berasal dari dalam negeri.
dibuat harus pula dilakukan lewat pengujian Meskipun telah menerapkan quality
untuk melihat kualitas dan performansi control dalam setiap produksinya, namun
kerjanya apakah sudah sesuai dengan PT Indohamafish belum mengetahui tingkat
standar ataupun kepuasan si pemakai atau efektivitas dari pelaksanaan quality control
tidak.” yang diterapkan. Oleh karena itu sangat
PT Indohamafish adalah salah satu diperlukan adanya pengukuran efektivitas
perusahaan yang menerapkan quality pelaksanaan quality control tersebut. Hal ini
control pada proses produksinya. dikarenakan jika quality control yang telah
Vol: 5 No: 1 Tahun 2015

digunakan berjalan efektif dan dan hasil jawaban dari responden sebanyak
pelaksanaannya sesuai dengan standar 51 responden yang terdiri dari 46 karyawan
yang ditetapkan perusahaan maka akan bagian produksi dan 5 karyawan bagian
sangat kecil kemungkinan adanya kualitas yang diperoleh dengan
kegagalan dalam memproduksi produk. Hal menggunakan kuisioner. Data primer yang
ini yang melatarbelakangi penulis untuk dikumpulkan antara lain untuk
meneliti efektivitas penerapan quality mengidentifikasi kualitas produk yang
control tersebut dengan judul, “Efektivitas dihasilkan serta pelaksanaan quality control
Pelaksanaan Quality Control pada Bagian pada PT Indohamafish. Data sekunder
Produksi PT Indohamafish di yang diperlukan untuk menunjang
Pengambengan”. penelitian ini yaitu berupa data rincian
pekerjaan yang telah dilakukan dalam
METODE proses quality control, standar mutu yang
Jenis penelitian yang digunakan diterapkan serta panduan standar
dalam penelitian ini adalah penelitian operasional produksi yang dilakukan oleh
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah PT Indohamafish.
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui Jenis data yang digunakan dalam
nilai variabel mandiri baik satu atau lebih penelitian ini adalah data kuantitatif. Data
independen variabel tanpa membuat kuantitatif dalam penelitian ini diperoleh
perbandingan perbandingan atau berdasarkan hasil kuisioner berupa skor
menghubungkan dengan variabel lain dari jawaban responden tentang
dengan menggunakan analisis data yang pelaksanaan quality control. Teknik
berbentuk numerik (angka) yang pengumpulan data yang digunakan dalam
menggunakan metode statistik (Rahyuda, penelitian yaitu : (a) wawancara, (b)
2004). dokumentasi dan (c) penggunaan kuisioner.
Data yang dicari dalam penelitian ini Instrumen yang digunakan dalam penelitian
adalah efektivitas pelaksanaan quality ini yaitu pedoman wawancara yang
control pada PT Indohamafish. Adapun digunakan dalam penelitian ini adalah
indikator dalam penelitian ini, yaitu analisa wawancara tidak terstruktur. Instrumen lain
bahaya, penentuan titik kritits (critical yang digunakan dalam penelitian ini adalah
control point /CCP), penetapan batas kritis, kuisioner yang disebar pada karyawan
sistem pengendalian CCP, tindakan bagian produksi dan bagian kualitas.
perbaikan, prosedur verifikasi dan Populasi dalam penelitian ini adalah
dokumentasi. Hasil yang diharapkan dari seluruh karyawan bagian produksi dan
adanya penelitian ini yaitu memberikan kualitas PT Indohamafish. Jumlah
pengetahuan tentang pelaksanaan quality karyawan dibagian kualitas 5 orang dan
control pada PT Indohamafish sehingga pada bagian produksi berjumlah 99 orang.
dapat memberikan manfaat bagi Populasi jumlah karyawan pada bidang
perusahaan, peneliti maupun yang lainnya. produksi dan kualitas adalah 104 orang.
Penelitian ini dilaksanakan pada PT Untuk menentukan jumlah sampel dalam
Indohamafish yang berlokasi di Desa penelitian ini menggunakan penentuan
Pengambengan, Kecamatan Negara, jumlah sampel dari populasi yang
Kabupaten Jembrana. Subjek dalam dikembangkan oleh Isaac dan Michael,
penelitian ini adalah tenaga kerja bagian untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 10%.
produksi dan kualitas yang terlibat dalam Berdasarkan perhitungan dengan
pengendalian kualitas (quality control) pada menggunakan penentuan jumlah sampel
PT Indohamafish. Objek penelitian ini dari populasi yang dikembangkan oleh
adalah pelaksanaan pengendalian kualitas Isaac dan Michael tersebut, maka sampel
(quality control) pada bagian produksi PT dalam menentukan efektivitas pelaksanaan
Indohamafish. quality control pada bagian produksi PT
Data yang diperoleh dalam penelitian Indohamafish adalah sebanyak 51
ini bersumber dari data primer dan data responden. Teknik pengambilan sampel
sekunder. Data primer diperoleh dari hasil dalam penelitian ini dilakukan dengan
wawancara terhadap ketua bagian kualitas menggunakan rancangan simple random
Vol: 5 No: 1 Tahun 2015

sampling karena pengambilan anggota


Jumlah skor yang diperoleh
sampel dari populasi dilakukan secara acak = x 100%
tanpa memperhatikan strata yang ada Jumlah skor ideal
dalam populasi tersebut.
(1)
Sebelum dilakukan analisis data
(Sugiyono, 2013:143)
terlebih dahulu akan dilakukan uji instrumen
penelitian yaitu uji validitas dan uji
Hasil dari perhitungan tersebut dapat
reliabilitas. Instrumen dikatakan valid
dikategorikan sebagai berikut :
apabila nilai rhitung > rtabel. Hanya data yang
a. 80% < × ≤ 100% Sangat efektif
valid yang dapat digunakan untuk
b. 60% < × ≤ 80 % Efektif
pengambilan data (Wahyono, 2009). Uji
c. 40% < × ≤ 60% Ragu-ragu
reabilitas dilakukan secara bersama – sama
d. 20% < × ≤ 40% Tidak efektif
terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai
e. 0% < × ≤ 20% Sangat Tidak efektif
alpha cronbach>0,60 maka reliabel
(Sugiyono, 2012)
(Sujarweni, 2014).
Metode analisis yang digunakan
Setelah perhitungan persentase
adalah analisis deskriptif kuantitatif. Analisis
berdasarkan responden pelaksanaan
deskriptif digunakan untuk menggambarkan
quality control untuk masing - masing
pelaksanaan quality control pada PT
indikator yang dinilai selesai, maka langkah
Indohamafish dan analisis kuantitatif
penilaian terakhir yang dilakukan adalah
digunakan untuk mengetahui efektif atau
menentukan persentase dari keseluruhan
tidaknya pelaksanaan quality control yang
pernyataan-pernyataan dalam masing-
dilaksanakan oleh PT Indohamafish.
masing indikator yang terdapat dalam
Setelah pelaksanaan quality control
kuisioner dengan prosedur perhitungan
dilakukan, dikumpulkan data mengenai
sebagai berikut.
efektivitas pelaksanaan quality control pada
1) dicari skor yang diperoleh dari seluruh
bagian produksi PT Indohamafish dengan
indikator penilaian,
menggunakan kuisioner. Untuk
2) dari kuisioner tersebut ditentukan jumlah
mengkuantitatifkan data penilaian
skor ideal, yaitu jumlah skor apabila
responden yang sebelumnya bersifat
semua responden menjawab skor
kualitatif, maka pengukuran dilakukan
tertinggi pada setiap butir pertanyaan
dengan menggunakan skala likert.
dalam seluruh indikator yang dinilai,
Data – data yang diperoleh dari
3) menentukan persentase efektivitas
responden tersebut sebelum dianalisis
pelaksanaan quality control pada bagian
terlebih dahulu dapat ditabulasikan untuk
produksi untuk seluruh indikator yang
dapat mengetahui presentase efektivitas
dinilai.
pelaksanaan quality control pada PT
Indohamafish. Hal tersebut dilakukan Jumlah skor yang diperoleh
dengan cara sebagai berikut (Sugiyono, = x 100%
Jumlah skor ideal
2010).
(2)
1) Dicari jumlah skor yang diperoleh dari
(Sugiyono, 2013:143)
responden yang melaksanakan quality
control.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2) Dari kuisioner tersebut ditentukan
Hasil
jumlah skor bila semua reponden
Sistem pengendalian mutu (quality
menjawab tertinggi pada setiap butir
control) yang diterapkan oleh PT
pertanyaan pada setiap indikator yang
Indohamafish pada bagian produksinya
dinilai.
adalah HACCP (Hazard Analysis Critical
3) Menentukan presentase efektivitas
Control Point). HACCP adalah suatu sistem
pelaksanaan quality control untuk
jaminan mutu yang mendasarkan kepada
setiap indikator yang dinilai.
kesadaran atau perhatian bahwa hazard
(bahaya) akan timbul pada berbagai titik
atau tahap produksi, tetapi
Vol: 5 No: 1 Tahun 2015

pengendaliannya dapat dilakukan untuk tree untuk memastikan bahaya tersebut


mengontrol bahaya-bahaya tersebut. merupakan CCP atau bukan CCP.
PT Indohamafish menerapkan 3) Penetapan Batas Titik Kritis
HACCP sebagai sitem pengendalian Setelah tim HACCP memastikan bahwa
kualitasnya karena HACCP merupakan potensial hazard itu adalah Critical
salah satu bentuk manajemen resiko yang Control Point, maka tim HACCP harus
dikembangkan untuk menjamin keamanan menetapkan batas kritis untuk setiap
pangan dengan pendekatan pencegahan hazard sampai batas aman, sehingga
(preventive) yang dianggap dapat harus dilakukan upaya pencegahan yang
memberikan jaminan dalam menghasilkan ditujukan untuk mengurangi bahaya
makanan yang aman bagi konsumen. sampai pada batas kritis yang telah
PT Indohamafish menerapkan ditentukan, sehingga dapat diketahui
HACCP sebagai sitem pengendalian produk ini dapat diterima atau ditolak
kualitasnya karena HACCP merupakan sesuai dengan batas aman yang
salah satu bentuk manajemen resiko yang ditentukan oleh buyer.
dikembangkan untuk menjamin keamanan 4) Sistem Pengendalian CCP
pangan dengan pendekatan pencegahan Upaya pengendalian yang dilakukan
(preventive) yang dianggap dapat oleh PT Indohamafish adalah apabila
memberikan jaminan dalam menghasilkan terdapat bahaya signifikan seperti
makanan yang aman bagi konsumen. adanya benda asing yang ada pada
Untuk memberi jaminan mutu dan produk akhir, kegiatan monitoring/
keamanan pangan pada produk akhir yang pemantauan dilakukan dengan cara
dihasilkan oleh PT Indohamafish maka melewatkan semua produk akhir
dalam pelaksanaan produksi ikan kaleng pendeteksian logam yang dilakukan oleh
PT Indohamafish menerapkan 7 Prinsip metal detektor itu sendiri. Kegiatan
HACCP (Hazard Analysis Critical and monitoring/ pemantauan dilakukan
Control Point) yang menitik beratkan pada dengan cara pemeriksaan secara visual
pengendalian setiap bahaya yang pada label bahan pengemas produk
berpotensi muncul dalam setiap proses. akhir.
Adapun 7 prinsip yang digunakan meliputi : 5) Tindakan Perbaikan
analisa bahaya, penentuan titik kritis, Prosedur yang dilakukan ketika suatu
penetapan batas kritis, sistem penyimpangan terjadi adalah melakukan
pengendalian CCP, tindakan perbaikan, tindakan koreksi. Kegiatan penentuan
prosedur verifikasi, dan dokumentasi. tindakan koreksi harus dapat
1) Analisa Bahaya mengurangi atau menghilangkan potensi
Dalam penerapan prinsip HACCP yang bahaya sehingga dapat diperoleh
pertama yaitu analisa bahaya, PT jaminan mutu yang baik. Tindakan
Indohamafish telah mengidentifikasi koreksi yang dilakukan oleh PT
terhadap bahaya (hazard) yang Indohamafish dengan dengan
mempunyai potensi atau peluang yang melakukan 4 tahap yaitu.
ada selama proses produksi (1) Tahap I : Menentukan apakah
berlangsung mulai dari pengadaan produk mengandung hazard
bahan baku yang meliputi penangkapan keamanan
dan penanganan bahan baku, serta a) Berdasarkan evaluasi tenaga ahli
pengolahan di unit usaha, hingga proses b) Berdasarkan pengujian secara
pemasarannya. fisik, kimia atau mikrobiologi
2) Penetapan Titik Kritis (Critical Control (2) Tahap II : Jika berdasarkan evaluasi
Point /CCP) pada tahap I tidak ditemukan
Setelah tim HACCP melakukan hazard, maka produk boleh
identifikasi terhadap potensi bahaya dikeluarkan (release).
yang ada, tim memperoleh potensi (3) Tahap III : Jika hazard ditemukan
bahaya yang signifikan yang harus diuji berdasarkan evaluasi pada tahap I,
kembali dengan menggunakan decision ditentukan apakah produk dapat :
Vol: 5 No: 1 Tahun 2015

a) diproses kembali baik, dan validasi eksternal dilakukan


b) dialihkan untuk penggunaan yang oleh auditor eksternal untuk mencapai
aman acuan yang dipakai.
(4) Tahap IV : Jika produk yang 7) Dokumentasi
mengandung hazard tidak dapat Dokumentasi program HACCP meliputi
ditangani sebagaimana tahap III, pendataan tertulis seluruh program
maka produk harus dihanguskan/ HACCP sehingga program tersebut
dimusnahkan. dapat diperiksa ulang dan dipertahankan
6) Prosedur Verifikasi selama periode waktu tertentu. Adapun
Sebelum melakukan tahapan verifikasi upaya pencatatan yang dilakukan oleh
terlebih dahulu dilakukan validasi tim HACCP diantaranya adalah (1) buku
terhadap rencana HACCP baik secara manual HACCP, (2) record keeping, (3)
internal maupun eksternal. Validasi hasil tindakan koreksi, (4) hasil prosedur
internal dilakukan oleh tim HACCP PT verifikasi baik internal maupun eksternal
Indohamafish untuk memastikan bahwa (termasuk validasi di dalamnya).
rencana HACCP telah sesuai dengan Hasil analisis dari efektivitas
kondisi yang ada di lapangan, dan pelaksanaan quality control pada bagian
memastikan hal – hal yang akan produksi PT Indohamafish ditinjau dari
ditetapkan oleh perusahaan berkaitan penerapan prinsip Hazard Analysis Critical
dengan tujuan perusahaan dalam Control Point (HACCP) dapat dilihat pada
menghasilkan produk yang berkualitas tabel 1.

Tabel 1 Hasil Analisis Efektivitas Pelaksanaan Quality Control


Presentase
Indikator Keterangan
efektivitas
Analisis Bahaya 85% Sangat Efektif
Penentuan Titik Kritits (Critical Control Point, CCP) 88% Sangat Efektif
Penetapan Batas Kritis 87% Sangat Efektif
Sistem Pengendalian CCP (Critical Control Point) 86% Sangat Efektif
Tindakan Perbaikan 78% Efektif
Prosedur Verifikasi 86% Sangat Efektif
Dokumentasi 84% Sangat Efektif
Rata - Rata 85% Sangat Efektif

Tabel 1 menunjukkan efektivitas Berdasarkan atas jawaban


pelaksanaan quality control pada bagian responden pelaksanaan quality control
produksi PT Indohamafish dengan prinsip pada PT Indohamafish pada indikator
HACCP yang dinilai dengan tujuh indikator analisis bahaya, penentuan titik kritits
yaitu analisis bahaya, penentuan titik kritits (Critical Control Point /CCP), penetapan
(Critical Control Point /CCP), penetapan batas kritis, sistem pengendalian CCP,
batas kritis, sistem pengendalian CCP, tindakan perbaikan, prosedur verifikasi dan
tindakan perbaikan, prosedur verifikasi, dokumentasi maka dapat dilihat besarnya
dokumentasi. Dapat dilihat bahwa presentase efektivitas pelaksanaan quality
presentase efektifitas dari indikator analisis control pada bagian produksi PT
bahaya, penentuan titik kritits (Critical Indohamafish di Pengambengan dengan
Control Point /CCP), penetapan batas kritis, menerapkan prinsip HACCP secara
sistem pengendalian CCP, prosedur keseluruhan berada pada kategori sangat
verifikasi dan dokumentasi termasuk dalam efektif dengan presentase 85%.
kategori sangat efektif, dan presentase
efektivitas dari indikator tindakan perbaikan
termasuk dalam kategori efektif.
Vol: 5 No: 1 Tahun 2015

Pembahasan pengemasan, (g) persyaratan


Berdasarkan hasil penelitian, penyimpanan, (h) persyaratan
pelaksanaan quality control pada bagian pengangkutan dan distribusi, dan (i)
produksi PT Indohamafish menggunakan persyaratan sanitasi dan hygiene
sistem HACCP (Hazard Analysis Critical perusahaan/unit pengolahan.
Control Point). Sistem ini memberikan
manfaat yang sangat baik bagi PT 2) Sanitation Standard Operating
Indohamafish. Hal ini dikarenakan dengan Procedure (SSOP)
adanya sistem HACCP, pelaksanaan PT Indohamafish melaksanakan
quality control menjadi semakin mudah rancangan tertulis mengenai prosedur
karena sistem HACCP memberikan operasional standar sanitasi (Sanitasion
gambaran yang jelas tentang tata cara Standard Opering Procedures) yang terdiri
pelaksanaan dan ukuran – ukuran dalam dari : (a) keamanan pasokan air, (b)
melakukan pengendalian kualitas. kebersihan permukaan yang kontak dengan
PT Indohamafish telah memiliki produk, (c) pencegahan kontaminasi dari
sertifikat keamanan pangan yang telah object yang tidak sanitasi (kontaminasi
dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi silang) (d) Pemeliharaan fasilitas sanitasi,
Keamanan Pangan. Hal ini berarti (e) pencegahan dari pencemaran, (f)
penerapan HACCP pada PT Indohamafish penandaan bahan – bahan yang
telah memenuhi kelayakan dasar, seperti berbahaya, (g) kesehatan kerja, dan (h)
yang dikemukakan oleh Priyadi (2012:17), pengendalian hama.
“Lembaga Sertifikasi Keamanan Pangan PT Indohamafish dalam
adalah Lembaga yang menerbitkan melaksanakan analisis bahaya memiliki
Sertifikat Keamanan Pangan kepada pabrik kriteria yang sangat efektif. Hal tersebut
yang memproduksi makanan atau minuman dapat dilihat dari presentase efektivitas
sesuai standar HACCP”. Kelayakan dasar pelaksanaan analisis bahaya sebesar 85%.
penerapan HACCP mencakup dua aspek Untuk dapat melaksanakan analisis bahaya
penting, yaitu hal – hal yang terkait dengan PT Indohamafish melakukan pengujian
cara berproduksi yang baik dan benar pada bahan baku yang akan diproses
(Good Manufacturing Practises) dan sehingga bahaya dapat dianalisis dengan
standar operasi yang berkaitan dengan cepat dan tidak memperngaruhi proses
sanitasi dan hygiene proses produksi produksi yang lain. Setelah melakukan
(Sanitation Standard Operating Procedure). analisis bahaya, PT Indohamafish
GMP dan SSOP yang diterapkan oleh PT melakukan penentuan titik kritits (critical
Indohamafish adalah sebagai berikut. control point /CCP) dengan menentukan
1) Good manufacturing practices (GMP) batasan bahaya yang dianggap masih
Cara berproduksi yang baik dan aman. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
benar (Good Manufacturing Practices) yang kegagalan yang mungkin terjadi dalam satu
diterapkan oleh PT Indohamafish adalah kali proses produksi. Dalam melaksanakan
dengan memenuhi persyaratan yang telah penentuan batas kritis PT Indohamafish
ditetapkan oleh perusahaan baik dalam berada pada kriteria sangat efektif dengan
persiapan maupun melakukan proses presentase 88%.
produksi. Produksi dilakukan berdasarkan PT Indohamafish melakukan
kondisi stock produk yang ada atau penetapan batas kritis untuk bahan – bahan
berdasarkan order. Bagian produksi segera produksi yang akan digunakan, dalam
melakukan proses produksi setelah semua melaksanakannya PT indohamafish berada
persiapan dilakukan dengan baik. pada kriteria sangat efektif dengan
Persiapan – persiapan dilakukan sesuai presentase 87%. Selanjutnya PT
dengan GMP berdasarkan ; (a) persyaratan Indohamafish melakukan sistem
bahan baku, (b) persyaratan bahan pengendalian CCP dengan melakukan
pembantu dan bahan tambahan pangan, (c) pemantauan dan pengamatan terjadwal
persyaratan produk akhir, (d) persyaratan yang membandingkan titik kendali kritis
penanganan, (e) persyaratan pengolahan, terhadap batas kritisnya. Dalam
(f) persyaratan pewadahan dan atau penerapannya PT Indohamafish berada
Vol: 5 No: 1 Tahun 2015

pada kriteria sangat efektif dengan SIMPULAN DAN SARAN


presentase 86%. Apabila ditemukan Simpulan
adanya ketidak cocokan dalam sistem Berdasarkan hasil penelitian dan
pengendalian segera dilakukan tindakan pembahasan di atas, maka dapat ditarik
perbaikan. Dalam penerapannya PT kesimpulan (1) sistem pengendalian mutu
Indohamafish berada dalam kriteria efektif (quality control) yang diterapkan oleh PT
dengan presentase 78%. Indohamafish pada bagian produksinya
Kegiatan prosedur verifikasi dilakukan adalah HACCP (Hazard Analysis Critical
dengan meninjau kembali penerapan Control Point). Pelaksanaan penerapan
HACC. Dalam pelaksanaannya PT HACCP pada bagian produksi PT
Indohamafish berada dalam kriteria sangat Indohamafish didasarkan pada tujuh
efektif dengan presentase 86%. Kegiatan prinsip, yaitu : (a) melakukan suatu analisis
yang juga penting lainnya dalam bahaya (hazard analysis) pada setiap
penerapan HACCP adalah dokumentasi. tahapan produksi, (b) jika ditemukan
Dokumentasi harus dilakukan untuk adanya bahaya dari tahapan proses
mengetahui setiap kegiatan telah dilakukan produksi maka tim HACCP mengidentifikasi
dengan baik. Dalam pelaksanaannya PT titik pengendalian kritis atau critical control
Indohamafish berada dalam kriteria sangat points (CCP), (c) dari bahaya yang
efektif dengan presentase 84%. Hal ini ditemukan ditetapkan batas - batas (critical
berarti dalam penerapan dokumentasi PT limit), (d) melakukan pemantauan
Indohamafish telah melakukan dokumentasi (monitoring), (e) melakukan tindakan
dengan akurat. perbaikan apabila ditemukan bahaya, jika
Secara keseluruhan berdasarkan tidak dapat dilakukan perbaikan maka
hasil penelitian dari tujuh indikator, bahaya dapat dimusnahkan, (f) melakukan
efektivitas pelaksanaan quality control pada verifikasi terhadap efektifitas penerapan
bagian produksi PT Indohamafish ditinjau program HACCP secara berkala, dan (g)
dari penerapan prinsip Hazard Analysis mendokumentasikan dan mengendalikan
Critical Control Point (HACCP) termasuk hasil pemantauan terhadap penerapan
pada kriteria sangat efektif. Hal ini berarti program HACCP. (2) Efektivitas
pelaksanaan quality control pada PT pelaksanaan quality control pada bagian
Indohamafish dilaksanakan dengan standar produksi PT Indohamafish termasuk pada
operasional prosedur dan pengorganisasian kriteria sangat efektif (85%). Hal ini dapat
yang baik serta pengawasan yang efektif. dilihat dari perolehan skor masing-masing
Penelitian ini sesuai dengan yang indikator, yaitu indikator analisis bahaya
dikemukakan oleh Haming dan Mahfud (85%), penentuan titik kritits (Critical Control
(2011) yang menyatakan manajemen Point /CCP) (88%), penetapan batas kritis
perusahaan menentukan ukuran – ukuran (87%), sistem pengendalian CCP (86%),
dalam hal kompetisi mengenai mutu. Prosedur Verifikasi (86%) dan Dokumentasi
Penelilian ini sesuai dengan hasil penelitian (84%) berada pada kriteria sangat efektif
Freshty Yulia Arthatiani (2008) Fakultas dan indikator tindakan perbaikan (78%)
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut berada pada kriteria efektif.
Pertanian Bogor meneliti tentang
Penerapan Manajemen Mutu Terpadu pada Saran
PT Maya Food Industries di Kota Berdasarkan simpulan di atas, maka
Pekalongan, diperoleh hasil bahwa dapat dikemukakan (1) bagi PT
pengendalian mutu digunakan sebagai Indohamafish, pelaksanaan quality control
suatu aktivitas untuk menjaga dan dengan menggunakan sistem HACCP pada
mengarahkan agar kualitas produk PT Indohamafish sebaiknya tetap
perusahaan dapat dipertahankan dipertahankan dan tetap diperbaharui
sebagaimana yang telah direncanakan. sesuai dengan standar pangan yang
Pengendalian mutu yang dilakukan dengan ditetapkan di Indonesia sehingga
efektif akan dapat memberikan standar kedepannya masyarakat Indonesia ataupun
kualitas yang diinginkan konsumen. mancanegara tidak ragu dalam
mengkonsumsi produk buatan PT
Vol: 5 No: 1 Tahun 2015

Indohamafish. Selain itu, tindakan Manajemen Mutu Terpadu (PMMT)


perbaikan dan pencegahan dalam Berdasarkan Konsepsi HACCP :
penerapan HACCP juga perlu ditingkatkan Konsepsi dasar PMMT. Modul I.
untuk menghindari bahaya yang Jakarta.
ditimbulkan dari adanya dampak negatif
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Produksi
yang dapat mempengaruhi proses dan hasil
dan Operasi. Bandung: Alfabeta.
produksi. (2) Bagi akademik, bagi peneliti
lain yang bermaksud melakukan penelitian Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen. Jakarta
di bidang total quality manajemen (TQM) : Erlangga.
atau khususya tentang total quality control
Haming, Murdifin dan Mahfud
(TQC) diharapkan mampu menganalisis
Nurnajamuddin. 2011. Manajemen
pada subyek selain perusahaan manufaktur
Produksi Modern Operasi Manufaktur
bidang pangan, sehingga mampu
dan Jasa – Buku 1. Jakarta: PT Bumi
membandingkan efektivitas penerapan
Aksara.
quality control pada perusahaan manufatur
bidang lain maupun quality control pada -------. 2012. Manajemen Produksi Modern
bidang jasa. Selain itu, penelitian ini perlu Operasi Manufaktur dan Jasa – Buku
dikembangkan dengan mengkaji prinsip 2. Jakarta: PT Bumi Aksara.
dasar total quality manajemen (TQM) tidak
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo.
hanya tentang perbaikan kualitas dan
2002. Metodologi Penelitian Bisnis
sistem secara berkesinambungan serta
Untuk Akuntansi & Manajemen.
fokus pada pelanggan tetapi mengkaji pula
Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.
tentang komitmen manajemen, keterlibatan
dan pemberdayaan karyawan, kerjasama Ishak, Aulia. 2010. Manajemen Operasi.
tim serta perspektif perusahaan dalam Yogyakarta: Graha Ilmu.
jangka panjang.
Mahmudi. 2013. Manajemen Kinerja Sektor
Publik. Yogyakarta: UPP SYIM YKPN.
DAFTAR PUSTAKA
Arthatiani, Freshty Yulia. 2008. Penerapan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Manajemen Mutu Terpadu pada PT No. Per.19/Men/2010. Tentang
Maya Food Industries di Kota Pengendalian Sistem Jaminan Mutu
Pekalongan. Bogor. Fakultas dan Keamanan Hasil Perikanan.
Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut
Priyadi, Gilang. 2012. Panduan Audit
Pertanian Bogor.
Sistem Mutu. Jakarta : Bumi Aksara.
Badan Standardisasi Nasional. 2006.
Rahyuda, Ketut dkk. 2004. Buku Ajar
Sistem Analisa Bahaya dan
Metodelogi Penelitian. Fakultas
Penetapan Titik Kritis (HACCP) Serta
Ekonomi Universitas Udayana.
Pedoman Penerapannya. SNI 01-
4852.1998.Jakarta. Santi, Ayu. 2014.Efektivitas Penerapan
Sistem Informasi Akuntansi Berbasis
Buffa, Elwood. S. 1997. Manajemen
Komputer Dengan Pendekatan
Produksi/ Operasi. Jakarta: Erlangga.
Database Management System Pada
Daryanto. 2012. Ringkasan Kuliah Koperasi Simpan Pinjam Asri Sari
Manajemen Produksi. Bandung: Satu Utama Mandiri. Singaraja : Fakultas
Nusa. Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pendidikan Ganesha.
Darwanto dan Murniyati. 2003. Pedoman
Manajemen Mutu Terpadu (PMMT) Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bandung: CV.Alfabeta.
Perikanan. Jakarta: Departemen
-------. 2012. Metode Penelitian Bisnis
Kelautan dan Perikanan.
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
Direktorat Jenderal Perikanan. 1999. R&D). Bandung: Alfabeta.
Pedoman Penerapan Program
Vol: 5 No: 1 Tahun 2015

-------. 2012. Metode Penelitian Administrasi


dilengkapi dengan Metode R&D.
Bandung: Alfabeta.
-------. 2013. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan
R & D. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2014. SPSS Untuk
Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.
Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni.
2006. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: ANDI.
Susanti, Ary Ni Luh Putu. 2014.
Kementerian Kelautan Dan Perikanan
Badan Pengembangan SDM
Kelautan Dan Perikanan Akademi
Perikanan Sidoarjo.
Tjipto, Fandy dan Anastasia Diana. 2001.
Total Quality Manajemen Edisi Revisi.
Yogyakarta : ANDI.
Wahyono, Teguh. 2009. 25 Model Analisis
Statistik dengan SPSS 17. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Yuri dan Rahmat Nurcahyo. 2013. TQM :
Manajemen Kualitas Total dalam
Perspektif Teknik Industri. Jakarta:
Indeks.

Das könnte Ihnen auch gefallen