Sie sind auf Seite 1von 3

Aktivasi menggunakan larutan NaOH

0,5 M meningkatkan kapasitas adsorpsi fenol


arang sekam padi. Hal ini berkaitan dengan
peningkatan luas permukaan spesifik arang
sekam setelah aktivasi, yang disebabkan oleh
terlarutnya sebagian abu dari arang (Hassler,
1951).
Hassler, J.W.,
Active Carbon, Chemical Publishing Co. Inc., New York, 1951.
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Vol. 10 No. 1 April 2
011, 9-17
9
KAJIAN PEMANFAATAN ARANG SEKAM PADI AKTIF
SEBAGAI PENGOLAH AIR LIMBAH GASIFIKASI
Frita Yuliati dan Herri Susanto*
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Indu
stri

ADSORPSI ZAT WARNA TEKSTIL REMAZOL YELLOW FG PADA


LIMBAH BATIK OLEH ECENG GONDOK DENGAN AKTIVATOR NaOH

Alchemy Jurnal Penelitian Kimia

Vol 2, No 2 (2003)

Fitria Rahmawati, Pranoto ., N Ita Aryunani

Sari
Telah dilakukan penelitian penggunaan eceng gondok sebagai sumber selulosa untuk
menyerap limbah zat warna tekstil Remazol Yellow FG. Dalam penelitian ini, eceng gondok
diaktivasi dahulu dengan larutan NaOH 2% \, kemudian dicuci sampai netral. Waktu
perendaman eceng gondok dalam larutan NaOH tersebut divariasi untuk mendapatkan
kondisi eceng gondok aktif yang mempunyai daya serap maksimum. Selanjutnya pada proses
adsorpsi dilakukan variasi pH basa dan waktu kontak. Setelah mendapatkan kondisi optimum
kemudian menentukan isoterm adsorpsi dan diaplikasikan pada limbah zat warna
tekstil Remazol Yellow FG. Kondisi penyerapan optimum zat warna tekstil Remazol
Yellow FG oleh eceng gondok aktif dalah pada wktu perendaman 24 jam, pH 11, dan waktu
kontak 1 jam. Daya serap eceng gondok aktif terhadap zat warna tekstil sbesar 3,64mg/g
sedangkan pada limbah zat warna tekstil sebesar 4,44mg/g. Analisis isoterm adsorpsi eceng
gondok aktif terhadap zat warna tekstil mengikuti persamaan Langmuir (adsorpsi kimia).
Karakteristik eceng gondok aktif mempunyai luas permukaan yang lebih besar dibandingkan
eceng gondok alam. Analisis gugus fungsi menunjukkan adanya gugus O-H, v as CH2, C=O,
C-H, dan C-O pada eceng gondok aktif.
Serat daun nanas diketahui mengandung selulosa sebanyak 69,5%, yang memungkinkannya dapat
digunakan sebagai adsorben. Adsorben dari serat daun nanas memiliki keunggulan yaitu proses
preparasi yang mudah, biaya relatif murah dan ketersediaan yang relatif melimpah, akan tetapi
kemampuan adsorbsinya terbatas. Kelemahanan ini dapat diatasi melalui proses aktivasi. Aktivasi
dapat dilakukan dengan merendam adsorben dalam aktivator seperti NaOH, KOH, LiOH, ZnCl 2, dan
H2SO4, sehingga dihasilkan serat daun nanas yang mempunyai kemampuan adsorbsi lebih tinggi
dibandingkan dengan serat daun nanas tanpa aktivasi. Oleh karena itu penelitian ini melakukan
adsorpsi zat warna Procion Red MX 8B menggunakan serat daun nanas yang telah diaktivasi NaOH
2%.

ABSTRAK
PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CAMPURAN ARANG CANGKANG SAWIT
DAN CANGKANG BIJI KARETDENGAN AKTIVATORHCl, NaOH DAN NaCl
(Rosdelima, 2014,34Halaman, 10 Tabel, 9 Gambar, 3Lampiran)
Tulisan ini menyajikan hasil penelitian pembuatan karbon aktif dari campuran
arangcangkang kelapa sawit dan cangkang biji karet dengan cara aktivasi kimia.
Karbon aktifsecara luas dapat digunakan untukpenghilang warna, penghilang
rasa, penghilang bau,dan agen pemurni dalam industri makanan.Tujuan dari
Penelitian ini adalah untuk mencari alternatif pemanfaatan limbah menjadi
karbon aktif yang dapat memberikan nilai tambah. Pada penelitian ini karbon
aktif dibuat dengan ukuran 200 mesh.Pembuatan karbon aktif dilakukan dengan
proses karbonisasi dan aktivasi. Pada proses karbonisasi dilakukan pengarangan
padasuhu 500°C selama 2 jam, sedangkanprosesaktivasi dilakukan dengan
menggunakan aktivator HCl, NaOH dan NaCl dengan konsentrasi 0.3M, 0.4 M
Dan 0.5 Mselama 24 jam. Daya serap karbon aktif semakin kuat bersamaan
dengan meningkatnya konsentrasi dari aktivator, karena semakin tinggi
konsentrasi aktivator akan menyebabkan semakin banyak zat pengotor baik zat
organik maupun anorganik melarut dan lepas dari permukaan pori-pori karbon
aktif, sehingga menyebabkan peningkatan daya serap karbon aktif tersebut
(Fuadi dkk., 2008).Karbonaktif dengan hasil maksimum diperoleh dari aktivator
NaOH yaitu pada konsentrasi 0.5M, didapatkan nilai kadar air 12.81%, kadar
abu 5.75%, kadar zat terbang 34.65%, kadar karbon terikat55.57%, dan
dayaserap terhadap iodine846.07 mg/gr. Pengujian yangdilakukan pada
penelitian ini didasarkan pada syarat mutu karbon aktif sesuai StandarNasional
Indonesia(SNINo.06-3730-1995)

Kata kunci : cangkang kelapa sawit, cangkang biji karet,


karbon aktif, aktivator

http://eprints.polsri.ac.id/969/1/1.%20Cover.pdf
PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG KULIT BUAH
KARET (Hevea brasilliensis)
Rananda Vinsiah, Andi Suharman, Desi
(Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sriwijaya)
Email : rananda_vinsiah@yahoo.com
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi dan daya serap
karbon aktif yang dibuat dari cangkang buah karet. Proses karbonisasi karbon aktif
dilakukan dengan menggunakan alat furnace dengan variasi suhu yaitu 300°C, 400°C,
500°C dan 600°C. Kemudian direndam selama ± 24 jam dengan larutan H 3PO4 dengan
konsentrasi 7 %. Adapun hasil karakterisasi yang didapat adalah kadar air dan volatite
matter terendah dimiliki sample dengan suhu furnace 600°C sebesar 1,584694 % dan
20,31735 %. Lalu untuk kadar abu terendah dimiliki oleh sampel suhu furnace 300°C
yakni sebesar 1,793984%. Kemudian untuk daya serap maksimum terhadap metilen
blue dan iodin adalah sampel suhu furnace 500°C dan 600°C yakni 592,8590 mg/g dan
14,1301 mg/g. Kondisi optimum pembuatan karbon aktif dalam penelitian ini adalah
karbon aktif yang dibuat pada suhu 600°C, dimana karbon pada suhu ini memiliki
kadar air sebesar 1,584694 % ; kadar abu 4,530752 % ; volatile matter 20,31735 % ;
daya serap iodium 500,6268 mg/g ; dan daya serap metilen biru sebesar 14,1301 mg/g.

Das könnte Ihnen auch gefallen