Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
JUDUL
MANFAAT AMPAS WORTEL UNTUK MEMBUAT BISKUIT BAGI BALITA UNTUK MENGATASI
MALNUTRISI
PENELITI UTAMA
P1337420717009
ANGGOTA 1
P1337420717015
ANGGOTA 2
FAISHAL IBRAHIM
P1337420717016
DOSEN PEMBIMBING
HERU SUPRIYATNO, MN
JANUARI 2018
1
1. judul riset : MANFAAT AMPAS WORTEL UNTUK MEMBUAT BISKUIT
BAGI BALITA UNTUK MENGATASI MALNUTRISI
2. peneliti utama :
a. nama lengkap : MARETA IKA RAGASUNI
b. NIM : P1337420717009
c. jenis kelamin : PEREMPUAN
d. jurusan : KEPERAWATAN
e. program studi : SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG
f. no hp/ e-mail : 085879278562
3. jumlah anggota peneliti : 2 0rang
a. nama peneliti 1 : DWI KUSNO SETYAJI
NIM : P1337420717015
b. nama peneliti 2 : FAISHAL IBRAHIM
NIM : P1337420717016
4. dosen pembimbing : HERU SUPRIYATNO, MN
NIM :
5. lokasi riset : KEC TEMBARAK KAB TEMANGGUNG
6. kerja sama dengan instansi lain : -
a. nama instansi :-
b. alamat :-
c. telepon :-
7. lama riset : 3 hari
8. biaya yang diperlukan :
a. poltekkes kemenkes : Rp. 5.000.000,00
semarang
b. sumber lain : Rp. 0
mengetahui
NIP.196211101990031005 NIM.P1337420717009
Menyetujui
ketua jurusan
NIP.197111061998032004
2
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................................... 4
BAB 1 ........................................................................................................................ 5
PENDAHULUAN.......................................................................................................... 5
BAB II ........................................................................................................................ 6
A. PENGERTIAN .......................................................................................................... 6
B. PENYEBAB .............................................................................................................. 6
C. KANDUNGAN ......................................................................................................... 8
D. MANFAAT ............................................................................................................... 9
A. BAHAN.................................................................................................................. 11
B. METODE ............................................................................................................... 11
BAB IV ..................................................................................................................... 16
LAMPIRAN ............................................................................................................... 18
3
RINGKASAN
Malnutrisi banyak terjadi di indonesia karena kekurangan gizi maupun keadaan ekonomi yang
rendah.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ampas wortel bisa digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan biskuit balita yang ekonomis serta bergizi tinggi. Biskuit merupakan salah
satu produk pangan olahan yang berbahan dasar tepung terigu. Menurut Wijaya (2010)
biskuit adalah produk yang diperoleh dengan memanggang adonan dari tepung terigu dengan
penambahan bahan makanan lain dan dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan
pangan yang diizinkan Substitusi bekatul dan tepung ampas wortel dapat memperkaya (enrichment)
kandungan gizi biskuit terutama kadar serat kasar dan β-karoten.
biskuit bekatul yang berkualitas menurut standar biskuit, disukai oleh panelis dan biaya pengolahan
rendah adalah biskuit dengan substitusi bekatul 40% dan tepung ampas wortel 10%. biskuit tersebut
mempunyai kadar air 2,8662%, kadar abu 2,5217%, kadar protein terlarut 2,1552%, kadar serat
kasar 4,2113%, kadar β- karoten 0,0149µg/g, volume pengembangan 1,1303%, tekstur lembut (3,1),
tidak terasa wortel (3,4), dan flavor bekatul agak terasa (3,0).
4
BAB I
PENDAHULUAN
Biskuit merupakan salah satu produk pangan olahan yang berbahan dasar tepung terigu.
Menurut Wijaya (2010) biskuit adalah produk yang diperoleh dengan memanggang adonan dari
tepung terigu dengan penambahan bahan makanan lain dan dengan atau tanpa penambahan
bahan tambahan pangan yang diizinkan. Syarat mutu biskuit adalah air maksimum 5%; protein
minimum 9%; lemak minimum 9,5%; karbohidrat minimum 70%; abu maksimum 1,5%; logam
berbahaya negatif; serat kasar maksimum 0,5%; kalori minimum 400 kal/ 100 gram; jenis tepung
adalah terigu; bau dan rasa normal, tidak tengik; dan warnanya normal (SNI 01-2973-1992).
Kandungan glukosa biskuit diet diabetes maksimal 1% dan protein minimal 4% (SNI, 1995).Biskuit
dapat dinikmati dari bayi sampai lansia dengan komposisi biskuit yang berbeda sesuai dengan
kebutuhannya. Biskuit mempunyai daya simpan lebih lama dan praktis dibawa sebagai bekal
makanan yang sehat dan bergizi. Sejak tahun 2009, tepung terigu sebagai bahan baku biskuit
diperoleh bukan dari dalam negeri (impor), yang berarti membutuhkan biaya besar untuk
B. RUMUSAN MASALAH
berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
dapatkah ampas wortel diolah menjadi bahan dasar pembuatan biakuit bayi.
C. TUJUAN PENELITIAN
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegunaan ampas wortel yang tidak
berguna menjadi bahan alternatif pembuatan biskuit bayi
D. MANFAAT
a. bagi mahasiswa
hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan pengetahuan.
b. bagi masyarakat
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif biskuit bayi yang lebih
menyehatkan daripada biskuit instan karena terbuat dari ampas wortel
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN MALUTRISI
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara
pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bias
terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak
seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi
makanan atau kegagalan metabolik (Oxford medical dictionary 2007: 524 ).Malnutrisi
sebenarnya adalah gizi salah, yang mencakup gizi kurang atau lebih. Di Indonesia dengan
masih tinggi angka kejadian gizi kurang, istilah malnutrisi lazim dipakai untuk keadaan ini.
Secara umum gizi kurang disebabkan oleh kurangnya energy atau protein.Namun keadaan
ini di lapangan menunjukkan bahwa jarang dijumpai kasus yang menderita deferensiasi
murni. Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan di antara
pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesehatan. Ini bisa
terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan makanan yang tidak
seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat terjadinya malabsorpsi
makanan atau kegagalan metabolic. Malnutrisi pada umumnya suatu kondisi medis yang
disebabkan olehpemberian atau cara makan yang tidak tepat atau tidak mencukupi. Istilah ini
seringkali lebih dikaitkan dengan keadaan undernutrition (gizi kurang) yang diakibatkan oleh
konsumsi makanan yang kurang, penyerapan yang buruk, atau kehilangan zat gizi secara
berlebihan.
B. PENYEBAB MALNUTRISI
Gaya hidup yang tidak sehat akan membuat individu terserang malnutrisi
dengan mengkonsumsi makanan-makanan seperti junk food ataupun
makanan instan lainnya akan membuat nutrisi tidak terpenuhi sehingga
penyakit akan mudah terserang apalagi nutrisi tidak terpenuhi dengan baik.
Pada dasarnya makanan yang sehat diperlukan untuk menjaga kesehatan
tubuh dan kekebalan tubuh yang optimal sehingga kekebalan tubuh akan
mampu memerangi setiap virus yang akan masuk kedalam tubuh nantinya.
selain itu perlu sekali mengetahui apa saja bahaya junk food bagi kesehatan.
agar tidak hanya mendengarkan orang saja untuk menghindari junkfood tapi
kesadaran diri sendiri untuk mengindari jonk food
Makan makanan yang instan tidak baik untuk tubuh, makanan instan juga
memiliki dampak bahaya makanan cepat saji bagi kesehatan bahkan
makanan yang instan yang dibilang banyak mengandung nutrisi itu pada
6
dasarnya tidak memiliki banyak nutrisi, meskipun nutrisi terdapat pada
makanan instan tersebut tetapi tetap saja lebih banyak zat yang beracun
pada makanan tersebut. Karena yang dibilang makanan instan pasti
pembuatan juga istan, itu artinya setiap kuman atau bakteri yang ada pada
makanan itu tidak terbunuh dengan maksimal. Seperti contohnya saja
makanan instan adalah mie instan. Mie instan yang dibilang memiliki
karbohidrat dan nutrisi yang cukup pun sejatinya tidak memiliki itu semua.
karena mie lebih banyak mengandung zat yang berbahaya. Bahkan mie
dapat mengaggu proses pencernaan dalam tubuh. baca juga (efek samping
mie instan yang mematikan dan bahaya makan mie instan mentah)
Mobilitas disini adalah pulang pergi dari daerah ke daerah lain atau juga
keadaan seseorang yang melakukan pulang dan pergi. Dengan keadaan
mobilitas yang tidak teratur itu artinya orang yang melakukan pulang pergi
ini tidak sempat untuk makan atau memenuhi nutrisinya sehingga nutrisi
tidak terukupi dan terjadilah malnutrisi. Selain itu mobilitas dari suatu
daerah kedaerah lain ini dapat menjadi penyebab malnutrisi, apa maksudnya
?mobilitas yang dimaksud adalah keadaan seseorang yang tidak mampu
untuk pergi kesuatu daerah untuk membeli makanan yang mengandung
banyak nutrisi sehingga makanan yang dimakan adalah makanan yang ada
didaerah itu saja.
6. Keadaan pendidikan
7
7. Kebiasaan makan yang buruk
Kebiasaan makan yang buruk seperti makan makanan yang instan akan
mempengharuhi kecukupan nutrisi, kebiasanaan makan yang buruk atau tidak
memperhatikan konsumsi makanan yang seharusnya ada dan dibutuhkan oleh
tubuh akan membuat tubuh kehilangan nutrisi dan membuat tubuh menjadi
lemas, bahkan tidak hanya lemas saja kebiasaan makan makanan yang tidak
seimbang dapat menyebabkan berbagai penyakit pada tubuh seperti
sesak nafas, ketahui pula cara mencegah sesak nafas secara alami sehingga
sesak nafas tidak akan terus terjadi sehingga tidak akan menyebabkan
sampai pad akematian. karena sesak nafas yang terjadi dan tidak diobati
akan dapat menyebabkan kematian pada individu itu.
asam lambung tinggi, sehinga perlu cara menjaga kesehatan lambung yang
paling efektif
sakit kepala sebelah kiri, ketahui pula
kepala sering pusing, pusing yang sering terjadi pada kepala ini
mengakibatkan pusing yang diakibatkan dari kepala yang pusing membuat
konsentrasi menjadi hilang.
sering sakit kepala dimana sakit kepala ini memiliki penyebab sakit
kepala yang membuat kepala menjadi tidak sehat dan terasa berat
dan beberapa penyakit lainnya
8. Kekurangan gizi
Sanitasi yang terjadi pada rumah tangga ternyata berakibat bagi kesehatan
keluarga apalagi bagi kesehatan anak, pada dasarnya sanitasi dapat
menyebabkan pencemaran pada beberapa makanan, dimana pencemaran
itu akan menyebabkan makanan yang dimakan tidak sehat dan berakibat
buruk pada kesehatan seseorang.
Berikut dibawah ini adalah tabel kandungan gizi wortel pada setiap 100 gram-nya.
8
Gula 4,7g –
Serat 2,8g –
Lemak 0,2g –
Vitamin A 835µg 93%
Vitamin C 5,9mg 7%
Vitamin D 0µg –
Vitamin E 0,66mg 4%
Vitamin K 13,2µg 11%
Vitamin B1 (Thiamine) 0,07mg 6%
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,06mg 4%
Vitamin B3 (Niacin) 0,98mg 6%
Vitamin B5 (Panthothenic acid) 0,27mg 5%
Vitamin B6 (Pyridoxine) 0,14mg 11%
Vitamin B9 (Folat) 19µg 5%
Vitamin B12 0µg –
Cholin 8,8mg 2%
Kalsium 33mg 3%
Zat Besi 0,3mg 4%
Magnesium 12mg 3%
Fosfor 35mg 5%
Potassium (Kalium) 320mg 7%
Sodium 69mg 5%
Seng (Zinc) 0,24mg 2%
Tembaga (Copper) 0,05mg 5%
Manganese 0,14mg 6%
Selenium 0,1µg 0%
Sejumlah penelitian menunjukan bahwa nutrisi atau gizi yang terkandung pada
Wortel terutama Karoten dapat menurunkan risiko terkenanya kanker seperti kanker
paru-paru, kanker prostat, kanker kolon dan kanker payudara.
Kolesterol yang merupakan salah satu penyebab penyakit jantung juga dapa
tditurunkan dengan mengkonsumsi wortel secara teratur. Serat larut atau Soluble
Fiber pada Wortel dapat mengikat lemak, kolesterol dan asam empedu sehingga
9
menggantikanasam empedu yang hilang, hati akan menarik kolesterol dari darah.
Dengan demikian, kadar kolesterol dalam darah akan menurun.
d. Memperlambat Penuaan
Manfaat Wortel bagi kesehatan yang paling sering kita dengar mungkin adalah
manfaat wortel untuk menjaga kesehatan mata kita. Hal ini sangat beralasan karena
Wortel mengandung sekitar 835µg Vitamin A pada setial 100gram-nya. Kandungan
Vitamin A tersebut merupakan 93% dari kebutuhan harian kita terhadap Vitamin A.
Seperti yang kita ketahui, Vitamin A merupakan vitamin yang sangat penting dalam
menjaga dan meningkatkan kesehatan alat indera penglihatan kita ini. Selain Vitamin A,
Wortel juga mengandung Lutein dan Beta-Karoten yang bermanfaat bagi kesehatan
mata kita.
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Bahan
Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah bekatul sosoh kedua, ampas wortel sisa
dari pengolahan instan wortel, tepung terigu Cakra dan untuk bahan tambahan adalah shortening,
kuning telur, susu bubuk dan gula halus.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL)
yang terdiri atas 2 faktor :
Faktor I adalah rasio tepung komposit (tepung terigu:bekatul) yaitu 70%:30%, 60%:40% dan
50%:50%. Faktor II adalah rasio substitusi dengan tepung ampas wortel yaitu 0%, 10% dan 20%. Data
yang diperoleh dilakukan analisis uji sidik ragam F pada jenjang nyata 0,05. Jika ada beda nyata
dilanjutkan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan
pada tingkat signifikansi 5%.
1. Penyangraian bekatul Bekatul sosoh kedua dari penggilingan beras diayak dengan ayakan 40
mesh, kemudian disangrai dengan api sedang selama 10 menit, kemudian didinginkan.
Tabel 1.
Ampas wortel dari produksi instan wortel dikeringkan dengan kabinet drier selama 24 jam
suhu 50°C, kemudian ditepungkan dengan mesin giling lalu diayak dengan ukuran 40 mesh.
11
3. Pengolahan biskuit.
Tabel 1 menyajikan rasio tepung komposit (Terigu : Bekatul) dan Substitusi Tepung Ampas
Wortel.
a. Bahan – bahan:
Shortening 75 g, gula halus 75 g, susu bubuk 3 g dan kuning telur 12,56 g dicampur dengan mixer
pada kecepatan tinggi (800 rpm) selama 10 menit.
b. Campuran terigu :
bekatul dan tepung ampas wortel dimasukkan lalu diuleni sampai kalis.
c. Adonan dicetak dengan diameter 4 cm dan tebal 0,2 cm lalu diletakkan di atas loyang yang telah
diberi alas kertas roti.
Tabel 2.
Tepung Tepung Kadar air Kadar abu Kadar Kadar serat Kadar
terigu : ampas protein
bekatul (%) wortel (%) (%) (%) terlarut (%) kasar (%) karoten
(µg/g)
12
20% 4,6097c 3,7002c 2,3762i 6,8486h 0,0195g
Ket : Rerata yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan beda nyata pada
taraf signifikan 5%.
Hasil analisis biskuit bekatul pada Tabel 2 menunjukkan bahwa semakin banyak bekatul yang
digunakan maka kadar abu, kadar protein dan kadar serat kasar biskuit semakin tinggi. Sedangkan
substitusi tepung ampas wortel yang semakin banyak akan meningkatkan kadar karoten biskuit.
Tabel 2 menunjukkan kadar air biskuit yang variatif pada masing-masing perlakuan. Hal ini
disebabkan karena sifat dari produk kering adalah hidroskopis, sehingga mudah menyerap uap air
dari lingkungan. Kadar air biskuit yang variatif pada masing-masing perlakuan disebabkan karena
analisis kadar air biskuit dilakukan sehari setelah pengolahan produk, maka terjadi penyerapan air
yang variatif oleh biskuit karena pengemasan yang tidak seragam serta penyimpanan produk yang
kurang baik terhadap produk biskuit sebelum dilakukan analisis.
Hasil analisis pada Tabel 2 menunjukkan bahwa semakin besar substitusi dengan bekatul maka
kadar abu biskuit cenderung semakin tinggi. Hal ini dikarenakan bekatul mempunyai kandungan
mineral yang cukup tinggi, sehingga semakin besar bekatul dan tepung ampas wortel yang
disubstitusikan akan meningkatkan kadar abu biskuit.
Bekatul Hasil analisis pada Tabel 2 menunjukkan bahwa semakin besar substitusi dengan bekatul dan
tepung ampas wortel maka kadar protein terlarut biskuit cenderung semakin tinggi. Hal ini karena
bekatul mempunyai kandungan protein total (11,8-13,0%) ( Luh dan Barber, 1991), yang lebih tinggi
daripada tepung terigu (10,69%) (Anonim, 2000), sehingga substitusi dengan bekatul dapat
meningkatkan kadar protein terlarut biskuit. Sedangkan dengan penambahan tepung ampas wortel
kadar protein terlarut biskuit tidak mengalami peningkatan yang besar karena tepung ampas wortel
mempunyai kandungan protein rendah yaitu 1,2 g (Anonim, 1979).
Hasil analisis kadar serat kasar biskuit pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa kadar serat kasar biskuit
cenderung meningkat. Semakin besar substitusi dengan bekatul dan tepung ampas wortel maka
semakin besar kadar serat biskuit. Hal ini disebabkan karena bekatul dan ampas wortel mempunyai
kandungan serat yang tinggi yaitu 2,3% - 3,2% ( Luh dan Barber, 1991) dan 3,1 g (Kumalaningsih,
2002).
Hasil analisis menunjukkan bahwa semakin besar substitusi dengan tepung ampas wortel maka
kadar β-karoten biskuit cenderung meningkat. Hal ini disebabkan karena tepung ampas wortel masih
mengandung β-karoten. Dari hasil analisis yang telah dilakukan tepung ampas wortel yang
digunakan mengandung β-karoten sebesar 0,219 µg/g. biskuit yang dihasilkan memiliki kadar β-
karoten antara 0,0096 – 0,0195µg/g biskuit. biskuit tanpa penambahan tepung ampas wortel
mengandung β-karoten yang berasal dari mentega yang dipakai untuk membuat adonan biskuit.
13
Uji Organoleptik
Uji organoleptik biskuit bekatul dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan dan kesukaan
panelis terhadap biskuit bekatul dengan variasi jumlah bekatul dan tepung ampas wortel.
Tabel 3.
- Tekstur dengan purata lebih tinggi menunjukkan tekstur yang semakin lembut
- Rasa dengan purata lebih tinggi menunjukkan semakin tidak terasa wortel
- Flavor dengan purata lebih tinggi menunjukkan flavor bekatul semakin tidak terasa
Tekstur biskuit
Tabel 3 menunjukkan bahwa semakin besar substitusi bekatul maka tekstur biskuit cenderung
semakin lembut. Sedangkan semakin besar substitusi ampas wortel maka tekstur biskuit cenderung
semakin keras. Hal ini dikarenakan tepung ampas wortel mengandung kadar serat yang lebih tinggi
dari pada bekatul.
14
Rasa Wortel pada Cookies
Tabel 3 menunjukkan bahwa rasa wortel pada biskuit untuk semua perlakuan cenderung tidak
terasa karena ampas wortel yang ditambahkan ditepungkan dahulu sehingga mengurangi cita rasa
wortel. Walaupun demikian terlihat bahwa substitusi tepung ampas wortel 10% dan 20% cenderung
meningkatkan rasa wortel dalam biskuit, tetapi tidak ada beda nyata.
Hasil analisis pada Tabel 3 menunjukkan bahwa semakin besar substitusi tepung ampas wortel maka
flavor bekatul pada biskuit cenderung semakin lemah. Sedangkan semakin besar substitusi bekatul
maka flavor bekatul juga semakin kuat. Walaupun untuk semua variasi perlakuan substitusi tepung
ampas wortel dan bekatul tidak ada beda nyata.
Kesukaan Keseluruhan
Tabel 3 menunjukkan substitusi bekatul semakin besar kurang disukai, karena panelis kurang
menyukai flavor yang ditimbulkan oleh bekatul. Substitusi tepung wortel yang semakin besar (20%)
kurang disukai. Hal ini disebabkan panelis kurang menyukai flavor dan rasa dari wortel.
Kesukaan keseluruhan dengan rerata lebih tinggi menunjukkan lebih disukai. Perlakuan substitusi
tepung ampas wortel 10% dan bekatul 30% menghasilkan biskuit yang paling disukai panelis.
E. KESIMPULAN
1. Substitusi bekatul dan tepung ampas wortel dapat memperkaya (enrichment) kandungan gizi
biskuit terutama kadar serat kasar dan β-karoten.
2. biskuit bekatul yang berkualitas menurut standar biskuit, disukai oleh panelis dan biaya
pengolahan rendah adalah biskuit dengan substitusi bekatul 40% dan tepung ampas wortel 10%.
biskuit tersebut mempunyai kadar air 2,8662%, kadar abu 2,5217%, kadar protein terlarut 2,1552%,
kadar serat kasar 4,2113%, kadar β- karoten 0,0149µg/g, volume pengembangan 1,1303%, tekstur
lembut (3,1), tidak terasa wortel (3,4), dan flavor bekatul agak terasa (3,0).
15
BAB IV
A. JADWAL PENELITIAN
1. Penyusunan X
proposal
Presentasi
proposal
2. Uji
instrumen
3. Pelaksanaan
penelitian
Laporan
kemajuan
penelitian
Pengolahan
data
4. Laporan
hasil
penelitian
Presentasi
hasil
B. RENCANA BIAYA
NO URAIAN VOL FRK SATUAN(Rp) %
1 PERALATAN 4 4 Rp.2.210.000 45,2
PENUNJANG
2 BAHAN HABIS 9 9 Rp.1.760.000 36
PAKAI
3 LAIN LAIN 3 1 Rp.910.000 18,6
TOTAL Rp.4.880.000
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1990. Standar Industri Indonesia (SII)- Standar Mutu Biskuit: (SII : 0177-90)
AOAC, 1992. Official Methods Of Analysis Of The Association Of Official Analytical Chemist.
Washington DC, USA : Benyamin Franklin
Luh, Barber dan Barber, 1991. Rice. Dalam Rice Brand. Jakarta : Penebar Swadaya, 2007
Sudarmaji, S., Haryono, B. dan Suhardi, 1984. Prosedur Analisa Untuk Bahan
Makanan dan Pertanian. Jogjakarta: Liberty
17
Lampiran
Lampiran 1 Biodata Pembimbing Ketua dan Anggota Peneliti
Identitas Pembimbing
18
Lampiran 2 Justifikasi Angaran Penelitian
1.Peralatan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Harga Peralatan
Pemakaian (Rp) Penunjang (Rp)
Peralatan 1 Alu Lumpang 1 Rp 150.000 Rp 150.000
Peralatan 2 Gas 1 Rp 120.000 Rp 120.000
Peralatan 3 mangkuk 2 Rp 25.000 Rp 100.000
Peralatan 4 Solasi 2 Rp 10.000 Rp 20.000
Peralatan 5 Toples 10 Rp 10.000 Rp 70.000
Peralatan 6 Pisau 2 Rp 12.500 Rp 25.000
Peralatan 7 Talenan 1 Rp 10.000 Rp 10.000
Peralatan 8 Wajan 1 Rp 150.000 Rp 150.000
Peralatan 9 blender 1 Rp 100.000 Rp 100.000
Peralatan 10 Tampah 4 Rp 15.000 Rp 60.000
Peralatan 11 Kertas 1 rim Rp 50.000 Rp 50.000
Peralatan 12 Printer 1 Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
Peralatan 13 Stiker 20 Rp 1000 Rp 20.000
Subtotal Rp 2.875.000
2. Bahan Habis
Pakai
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya (Rp)
Pemakaian (Rp)
Material 1 Fotocopy Rp 100.000
Material 2 Jilid Rp 80.000
Material 3 FD 1 Rp 100.000 Rp 100.000
CD 1 Rp 10.000 Rp 10.000
Tinta Printer 1 set Rp 100.000 Rp 100.000
Material 4 wortel 5kg Rp 10000 Rp 50.000
Bumbu :
a. susu bubuk secukupnya Rp 12.000 Rp 12.000
b. wortel Secukupnya Rp 16.000 Rp 16.000
c.telur 2 kg Rp 15.000 Rp 30.000
d. Tepung terigu 1 kg Rp 25.000 Rp 25.000
f. Gula pasir 2 kg Rp 12.500 Rp 25.000
g. Baking Secukupnya Rp 5.000 Rp 5.000
Powder
Subtotal Rp 508.000
3. Perjalanan
Material Justfikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya Peralatan
Pemakaian (Rp) Penunjang (Rp)
Perjalanan ke Transportasi 5 anak Rp 240.000 Rp 1.200.000
perkebunan
salak di Jogja
Subtotal Rp 1.200.000
4. Konsumsi
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya Peralatan
Pemakaian (Rp) Penunjang (Rp)
19
Makan Makan 5 anak Rp 15.000 Rp 75.000
Subtotal Rp 75.000
5. Data
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Biaya Peralatan
Pemakaian (Rp) Penunjang (Rp)
Pulsa Data Kuota 5 anak Rp 50.000 Rp 250.000
Subtotal Rp 250.000
20
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI
mengesahkan
direktur poltekkes kemenkes semarang
Warijan,S.Pd,A.Kep,M.Kes
NIP.196307151984031004
21