Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan paper ini dapat diselesaikan.
Paper ini disusun penulis sebagai tugas mata kuliah Farmasi Veteriner dengan judul
Ekstrak Daun Asam Jawa sebagai Obat Antidiabetes. Terima kasih penulis sampaikan kepada
dosen mata kuliah Farmasi Veteriner yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi
lancarnya penulisan tugas paper ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk penulisan paper yang lebih baik lagi kedepannya.
Demikianlah paper ini penulis susun, semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah Farmasi Veteriner.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Sering kita saksikan perilaku hewan diluar pengetahuan kita, seperti kucing memakan
akar tanaman lalatang (Acalypha indica Linn) sebagai tonikum bagi dirinya. Pada anjing
yang telah memakan secara berlebihan sehingga menimbulkan rasa gangguan perut pada
dirinya, secara alamiah ia akan mencari dan makan semacam rumput (Cyperus rotundud
Linn) yang akan merangsang untuk muntah.
Manusia telah belajar dari berbagai fenomena alam ini yang kemudian menjadi awal
dari penggunaan ramuan tumbuh-tumbuhan sebagai obat tradisional. Sejak berabad yang
lampau bangsa Indonesia sudah biasa menanggulangi gangguan kesehatan maupun penyakit
dengan menggunakan ramuan tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari campuran berbagai daun-
daunan, akar-akaran, bunga-bungaan, buah-buahan dan kadang dicampur dengan telur
mentah, madu atau bahan lainnya.
Indonesia merupakan Negara yang agraris yang kaya. Baik kekayaan flora maupun
fauna. Kekayaan alam ini tidak disia-siakan oleh rakyat Indonesia. Dimana flora-flora tersebut
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai tanaman hias maupun untuk
pengobatan. Mereka mulai mengadakan penyelidikan untuk mengetahui bahan-bahan alam
apa saja yang mengandung khasiat obat sehingga dapat menjadi suatu obat yang dapat
bermanfaat. Beberapa tanaman yang dapat dijadikan obat tradisional pada hewan adalah
berikut :
4
No. Tanaman Penggunaan Medis
1 Kunyit (Curcuma Manfaat rimpang kunyit sebagai obat tradisional antara lain
longa) untuk obat gatal, kesemutan, gusi bengkak, luka, sesak napas,
sakit perut, bisul, kudis, encok, antidiare, penawar racun.
kunyit mampu menghambat pertumbuhan jamur, virus, dan
bakteri baik gram positif dan negatif seperti Escherichia coli,
Klebsiela pneumonia, Listeria monocytogenes, dan
Salmonella.
2 Binahong Tanaman ini di kenal dengan sebutan madeira vine yang
(Anredera dipercaya memiliki kandungan antiaoksidan tinggi dan
Cordicofolia antivirus. Beberapa penyakit yang dapat disembuhkan dengan
(Ten) Steenis menggunakan tanaman ini adalah kerusakan ginjal, diabetes,
pembengkakan jantung, muntah darah, pemulihan pasca
operasi, pemulihan pasca melahirkan, menyembuhkan segala
luka dalam dan khitanan, radang usus, melancarkan dan
menormalkan peredaran dan tekanan darah, sembelit, sesak
napas, sariawan berat, sakit perut, menyuburkan kandungan,
maag, asam urat, keputihan, pembengkakan hati, meningkatkan
vitalitas dan daya tahan tubuh (Manoi, 2009).
3 Daun Tapak Dara Hampir semua bagian Tapak Dara bermanfaat untuk
(Catharanthus kesehatan maupun pengobatan. Komposisi senyawa kimia
roseus) daun tapak dara dari hasil penelitian ialah air, resin
(oleoresin), sejumlah kecil minyak atsiri dan besarnya
kandungan alkaloid (Sutarno dan Radjiman 1999). Tanaman
tapak dara banyak mengandung senyawa aktif seperti
golongan alkaloid (seperti vinblastin, vinkristin, vinceine),
tanin dan triterpenoid (Hariana 2008).
4 Pepaya (Carica Pepaya merupakan tanaman yang banyak terdapat pada Negara
papaya L.) tropis, khususnya Indonesia. Bagian dari tanaman papaya
berupa daun sering digunakan sebagai obat cacing tradisional.
Daun pepaya memiliki potensi sebagai anthelmintic yang lebih
5
baik dibandingkan dengan bagian dari tanaman pepaya lainnya.
Berdasarkan penelitian Malelak et al. (2015), penggunaan
ekstrak methanol daun pepaya efektif sebagai vermisidal dan
ovisidal terhadap cacing Ascaris suum secara in vitro
5 Harendong Tanaman ini berkhasiat mengobati penyakit yang sama pada
(Melastoma hewan. Hal ini disebabkan oleh komposisi kandungan kimia
polyanthum BI) yang terdapat di dalam Harendong antara lain berupa saponin,
tanin dan flavonoid. Banyak penyakit yang bisa disembuhkan
oleh tanaman Harendong, mulai dari hepatitis, diare, basiler,
sariawan, haid yang berlebihan pada wanita, perdarahan pada
bagian rahim, keracunan, berak darah, wasir darah, sariawan,
dan lainnya. Flavanoid berkhasiat sebagai anti inflamasi, anti
alergi, antithrombolik, vasoprotektif sebagai penghambat
promoter tumor dan untuk proteksi pada mukosasaluran cerna
atau gastric. Efek-efek tersebut berhubungan dengan pengaruh
flavanoid pada metabolism asam arakhidonat (Trease and
Evans, 2002). Diantara senyawa flavanoid yang telah lama
dikenal dan merupakan suatu kelompok antioksidan yaitu
kelompok polifenaol (sitompul, 2003).
6 Kelor (Moringa Kelor diketahui mengandung lebih dari 90 jenis nutrisi berupa
oleifera L.) vitamin esensial, mineral, asam amino, antipenuaan, dan
antiinflamasi. Kelor mengandung 539 senyawa yang dikenal
dalam pengobatan tradisional untuk mencegah lebih dari 300
penyakit. Berbagai bagian dari tanaman kelor bertindak sebagai
stimulant jantung dan peredaran darah, antitumor, antipiretik,
antiepilepsi, antiinflamasi, antiulser, diuretic, antihipertensi,
menurunkan kolesterol, antioksidan, antidiabetik, antibakteri,
dan antijamur (Toripah et al., 2014).
7 Jahe Merah Rimpang Menurut Hapshoh, dkk (2008) dalam Panjaitan et al
(Zingiber (2012) menyatakan bahwa jahe merah sudah digunakan sebagai
officinale) obat secara turuntemurun karena mempunyai komponen
6
volatile (minyak atsiri) dan non volatile (oleoresin) paling
tinggi jika dibandingkan dengan jenis jahe yang lain, yaitu
kandungan minyak atsiri sekitar 2,58- 3,90% dan oleoresin 3%.
Rimpang jahe merah biasa digunakan sebagai obat masuk
angin, gangguan pencernaan, sebagai analgesik, antipiretik,
antiinflamasi, menurunkan kadar kolesterol, mencegah depresi,
impotensi, dan lain-lain.
8 Bawang Putih Berbagai penelitian yang telah dikembangkan untuk
(Allium sativum) mengeksplorasi aktivitas biologi umbi bawang putih yang
terkait dengan farmakologi, antara lain sebagai anti- diabetes,
anti-hipertensi, anti-kolesterol, anti- atherosklerosis, anti-
oksidan, antiagregasi sel platelet, pemacu fibrinolisis, anti-
virus, anti- mikrobia, dan anti-kanker.
9 Tanaman Kumis Di Indonesia, daun kumis kucing yang kering (simplisia)
Kucing dipakai sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih
(Orthosiphon (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik.
spicatus B. B. S) Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat
tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk, encok, masuk
angin dan sembelit (Dalimarta, 2003). Tanaman ini juga
bermanfaat untuk pengobatan radang ginjal, batu ginjal,
kencing manis, albuminuria dan penyakit syphilis .
10 Asam Jawa Berbagai penelitian yang telah dikembangkan untuk
(Tamarindus mengetahui khasiat dari Asam jawa terkait dengan pengobatan
Indicana) tradisional pada manusia juga dapat diberikan pada hewan,
khasiat dari asam jawa itu sendiri antara lain sebagai
antioksidan, antihistamin, antidiabetes, antiinflamasi,
antiobesitas, antihelmintik, antidiare dan antikanker.
Untuk itu makalah ini penulis akan membahas secara lebih menditail tentang khasiat
atau potensi dan pemanfaatan Asam Jawa (Tamarindus Indicana) dalam berbagai bidang
terapi serta menjabarkan kandungan fitokimia dari tanaman tersebut.
7
Tumbuhan Tamarindus indica atau bisa dikenal dengan asam jawa merupakan gudang
berbagai jenis senyawa kimia,mulai dari struktur dan sifat yang sederhana sampai yang rumit
dan unik. Beragam jenis dan senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan ini akan
berkorelasi positif dengan khasiat dan manfaat yang dimilikinya. Khasiat dan manfaat yang
dimilikinya akan berguna bagi penyembuhan suatu penyakit yang ada pada zaman sekarang.
Adapun tujuan penulisan ini untuk memberi informasi dan wawasan kepada pembaca
khusunya mahasiswa akan pentingnya tanaman asam jawa sebagai obat tradisional berdasarkan
manfaat komponen bioaktivitas serta fitokimia yang dimilikinya. Selain itu, tujuan penulisan
ini sebagai salah satu prasyarat kelulusan Mata Kuliah Farmasi Veteriner Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Udayana.
Adapun manfaat penulisan ini agar mahasiswa membuka wawasannya, mengerti, dan
memahami akan keberlimpahan sumber daya alam bumi terutama tanaman tradisional yang
dapat digunakan sebagai obat penyembuh penyakit.
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom Plantae
Subkingdom Viridiplantae
Infrakingdom Streptophyta
Superdivision Embryophyta
Division Tracheophyta
Subdivision Spermatophytina
Class Magnoliopsida
Superorder Rosanae
9
Order Fabales
Family Fabaceae
Genus Tamarindus L.
Species Tamarindus indica L.
Tanaman asam (Tamarindus indica L.) adalah suatu spesies pohon yang hidup di
daerah tropis dan subtropis, termasuk dalam genus monotipik, dan berasal dari subfamily
Caesalpinioideae family-nya Leguminosae (Fabaceae) (Artanti, 2008:71). Pohon asam dapat
tumbuh dengan baik sampai ketinggian sekitar 1000 m dpl, pada tanah berpasir atau tanah
liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang. Penyebaran
tanaman ini, antara lain Sudan, Karibia, Amerika Latin, Indonesia, dan sebagainya (Susanti,
2009:2).
10
(Indonesia), asem (Sunda, Jawa), acem (Madura), celagi (Bali), camba (Makasar), bage
(Bima), mangge (Flores), kanefo (Timor), asang jawa (Sulawesi utara), dan asam bak
meei (Aceh). Sementara, untuk nama umum di dunia adalah tamarind, tamarinds,
tamarin dan sampalok (Rukmana, 2001:12). Setiap tanaman yang biasa digunakan
sebagai obat tradisional tentu memiliki senyawa-senyawa aktif. Penelitian yang
menggunakan tanaman obat (misalnya asam jawa (Tamarindus indica L.)) perlu
mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya.
11
intestinal sehingga berpotensi pada pengobatan diabetes. Selain itu tanin dapat
memperbaiki stress oksidatif patologik pada situasi diabetik, tanin juga bertindak sebagai
anti radikal bebas dan mengaktifkan enzim antioksidan yang meregenerasi sel β pankreas
(Sudjaroen, 2005). Flavonoid bertugas merangsang sekresi insulin dan meregenerasi
kerusakan sel beta pankreas untuk anti hiperglikemik (Widyowati, 2008:7).
Senyawa-senyawa aktif yang ditemukan di dalam tanaman asam jawa
(Tamarindus indica L.) banyak dilaporkan sebagai obat tradisional untuk berbagai
macam penyakit. Manfaat daun asam jawa (Tamarindus indica L.) dibutuhkan sebagai
informasi dalam penelitian yang dilakukan.
Penelitian fitokimia menunjukkan bahwa Tamarindus indica memiliki
berbagai kandungan sebagai berikut : senyawa fenol, glikosida, mallic acid, tartaric acid,
getah, pectin, arabinosa, xylosa, galaktosa, glukosa, dan uronic acid.. Melalui ekstrak
ethanol Tamarindus indica ditemukan adanya asam lemak dan berbagai elemen esensial
seperti arsenik, calcium, cadmium, tembaga, besi, sodium, mangan, magnesium,
potassium, fosfor, zinc dan sedikit vitamin A
Buah dari Tamarindus indica ini mengandung kadar protein dan karbohidrat
yang tertinggi dibanding berbagai buah lain. Selain itu juga terdapat berbagai asam
organik, termasuk tartaric acid, acetic acid, citric acid, formic acid, malic acid, dan
succinic acid; asam amino, invert glucose (25-30%); pektin; protein; lemak; beberapa
pyrazine (trans-2- hexenal); dan beberapa thiazoles (2- ethylthiazole, 2-methylthiazole)
sebagai bahan yang menimbulkan bau. Kandungan hexane ekstrak methanolik dari
Tamarindus indica juga merupakan sumber bioaktif secara alamiah membentuk senyawa
yang mempunyai kemampuan antimikroba. Komposisi mineral pada buah Tamarindus
indica terdiri dari calcium, magnesium, natrium, kalium, zinc, besi, fosfor, Cu, dan Pb 5.
Biji Tamarindus indica mengandung polisakarida, dimana rantai utama
terdiri dari molekul glukosa -1,4 yang berhubungan dengan xylosa (α-1,6) dan
galaktosa. Terdapat pula kandungan protein, lemak dan minyak lemak, beberapa asam
keto serta antioksidan fenol. Senyawa polifenol pada bagian biji ini hanya berisi
procyanidin diantaranya tetramer procyanidin oligomer, procyanidin hexamer, dan
procyanidin pentamer dengan sejumlah kecil dari procyanidin B2 epicatechin. Bagian
terbesar dari asam lemak yang terdapat pada biji Tamarindus indica adalah palmitic acid,
12
oleic acid, linoleic acid, dan eicosanoic acid. Bagian terbesar dari bahan yang tidak dapat
berbusa menunjukkan adanya -amyrin, compesterol, -sitosterol, dan 7 hidrocarbon.
Komposisi mineral yang terdapat dalam biji Tamarindus indica secara berurutan dari
yang terbanyak adalah besi, fosfor, potassium, magnesium, calcium, sodium. Daun
Tamarindus indica mengandung 13 komponen, dimana linonene dan benzyl benzoatnya
paling dominan. Pada bagian ini juga dapat ditemukan dua triterpene, lupanone dan
lupeol. Kandungan yang lain yaitu sitexin, isovetexin, orientin, isiorientin, 1-malic acid,
tannin, glycoside, dan peroxidase. Kulit batang Tamarindus indica, mengandung tannin,
saponin, glycoside, peroxidase dan lemak. Polifenol yang terdapat pada kulit didominasi
oleh proanthocyanidin dalam berbagai bentuk, misalnya apigenin, catechin, procyanidin
B2, apicatechin, procyanidin dimer, procyanidin trimer, bersama taxifolin, eriodictyol,
dan naringenin
2.4 Potensi dan Pemanfaatan Tanaman Asam Jawa (Tamarindus indica L) dalam Berbagai
Terapi
• Daun muda yang digiling bersama kunyit, dapat dipergunakan sebagai obat kompres
penyakit reumatik, bisul dan eskin
• Daunnya dikunyah lalu kemudian ditempelkan pada luka, dapat dipercepat kurangnya
luka.
• Daunnya direbus selama lebih kurang ¼ jam, airnya dapat dipergunakan sebagai obat
demam.
• Daging buah yang sudah dikupas ditambah dengan sedikit garam, kemudian disimpan
dalam tempat tertutup dan kering (makin lama disimpan akan makin baik), kemudian
beri sedikti air dan diminum. Ini dapat digunakan sebagai obat. Pencahar, dapat
menurunkan panas tetapi orang yang sedang hamil tidak boleh minum, sebab bisa
mengakibatkan keguguran.
• Daging buah setelah dikupas ditambah temulawak, ditambah gula aren kemudian
direbus, airnya diminum sebagai obat sariawan dan gatal- gatal
• Biji ditumbuk dapat dipergunakan sebagai obat borok, dengan jalan menempelkan
hasil tumbukan biji itu pada borok.
13
• Kulit batang pohon asam jawa ini direbus selama ½ jam, kemudian airnya diminum
sebagai obat anti asma.
Tabel 2. Tamarindus indica sebagai obat tradisional di Indonesia
• Antioksidan
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa Tamarindus indica berperan sebagai
antioksidan. Antioksidan ekstrak Tamarindus indica dapat menurunkan NO dan
meningkatkan GSH dalam berbagai penelitian. Seperti yang telah diketahui, proses
oksidasi oleh radikal bebas merupakan mekanisme sumber dari berbagai gangguan
kesehatan. Oleh karena itu, kemampuannya sebagai antioksidan inilah yang mungkin
menjadi sebab utama, sehingga Tamarindus indica dapat digunakan untuk
meringankan berbagai gangguan kesehatan.
14
• Antiinflamasi
Berbagai penelitian lain telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh Tamarindus
indica terhadap inflamasi. Salah satu penelitian invivo menemukan bahwa pemberian
ekstrak ethanol Tamarindus indica secara oral pada mencit memberikan efek analgetik
pada mencit dengan induksi thermal. Penelitian tersebut juga mempelajari efek
pemberian Tamarindus indica pada pembesaran edema kaki tikus yang diiinduksi
dengan carrageenan. Tampaknya bahan ini juga dapat menurunkan terjadinya edema
pada kaki tikus, sehingga dapat disimpulkan adanya kemampuan antiinflamasi dari
Tamarindus indica
• Antihistamin
Tamarindus indica juga telah terbukti menghambat aktifitas histamine. Hasil
penelitian itu dapat menjadi dasar penggunaan Tamarindus indica dalam pengobatan
asma.
• Antibakteri
Berbagai penelitian telah menemukan aktifitas Tamarindus indica dalam
menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri. Aktifitas ini kemungkinan
disebabkan karena kandungan fitokimia dalam Tamarindus indica seperti tannin,
flavonoid, alkaloid, cyanogenic glycosida, anthroquinone dan berbagai senyawa
aromatik yang merupakan metabolit sekunder dari bahan ini
• Antidiabetes
Selama ini, Tamarindus indica sudah digunakan oleh masyarakat (terutama di
wilayah Madura) untuk penderita diabetes. Penelitian yang sudah dilakukan
menunjukkan bahwa Tamarindus indica dapat menurunkan kadar gula darah. Hasil-
hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi bagi penggunaan Tamarindus indica
sebagai bahan anti diabetes. Penelitian lain menyebutkan kemampuan Tamarindus
indica dalam menghambat kerusakan pancreas.
• Antidiare
Penelitian mengenai pengaruh Tamarindus indica terhadap motilitas usus masih
sangat terbatas. Dari penelitian yang sudah dilakukan, ternyata masih memberikan
hasil yang kontradiktif. Salah satu hasil penelitian menyatakan bahwa bahan alami ini
menyebabkan efek relaksasi.
15
• Antihelmintik
Aktifitas Tamarindus indica sebagai obat cacing mungkin diakibatkan karena
adanya pengaruh bahan alami ini terhadap kadar kalsium. Kemungkinan bahwa
Tamarindus indica juga mampu memblokade kanal kalsium, yang dapat mengganggu
kontraksi dari sel otot polos cacing, menyebabkannya relaksasi, dan menimbulkan
kematian cacing. Selain itu, Tamarindus indica sendiri mengandung tannin, yang
dalam penelitian-penelitian sebelumnya telah dinyatakan mempunyai aktifitas
anthelmintic karena dapat mengikat protein bebas dalam saluran cerna host atau
mengikat glycoprotein pada kutikula parasit sehingga menyebabkan kematian parasit
• Antikanker
Penelitian yang dilakukan terhadap peranan Tamarindus indica sebagai antikanker
belum banyak dilakukan. Penelitian yang telah dilakukan pada sel adenocarcinoma
paru manusia, sel kanker mulut manusia, sel kanker payudara manusia, dan sel kanker
limfoid mencit menunjukkan adanya kemampuan Tamarindus indica dalam
menghambat pertumbuhan sel kanker. Penelitian selanjutnya oleh peneliti yang sama
menunjukkan kemampuan Tamarindus indica dalam menginduksi apoptosis sel kanker
mencit.
16
BAB 3
PEMBAHASAN
Penggunaan bahan-bahan alami untuk tujuan kesehatan masih terus dilakukan oleh
masyarakat umum. Salah satu bahan alami yang dipercaya berperan pada kesehatan adalah
Tamarindus indica. Di Indonesia, bahan ini disebut sebagai asam jawa. Khasiat Tamarindus
indica dalam kesehatan telah banyak dipercaya oleh masyarakat dunia sehingga
menyebabkan berkembangnya berbagai penelitian, mulai dari untuk mengetahui isi dan
kandungan bahan aktif Tamarindus indica yang kemungkinan mempunyai potensi, hingga
pada mekanisme perannya pada berbagai kondisi dalam tubuh. Penelitian yang berkembang
bahkan sampai pada kemungkinan peran Tamarindus indica dalam menghambat kanker.
Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita mengenai
pemanfaatan dan peran Tamarindus indica dalam berbagai terapi.
Penyembuhan terhadap berbagai penyakit, baik penyakit pada manusia, maupun
penyakit pada hewan atau ternak pada awalnya selalu menggunakan ramuan-ramuan yang ada
di sekitar kita. Namun setelah berkembangnya ilmu pengetahuan obat-obat tersebut
dijadikannyalah obat farmasi. Namun setelah lama berjalan, ternyata obat-obat tersebut
berdampak pada penyakit yang lebih berbahaya, dan pengobatannya memerlukan biaya yang
cukup mahal. Dengan menggunakan obat trdisional yang telah di paparkan di atas, semoga
hasilnya lebih sehat pada hewan ternak, tetapi juga aman bagi kesehatan manusia.
17
BAB 4
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tamarindus indica adalah suatu spesies pohon berbuah yang hidup di daerah tropis dan
subtropis, dan merupakan suatu tumbuhan genus monotipik dan berasal dari subfamily
Caesalpinioideae dari family Leguminosae (Fabaceae). Tumbuhan ini banyak terdapat di
Indonesia, dan dikenal banyak digunakan untuk mengurangi berbagai gangguan kesehatan.
Tamarindus indica mengandung berbagai kandungan isi, seperti senyawa fenol, glikosida,
mallic acid, tartaric acid, getah, pectin, arabinosa, xylosa, galaktosa, glukosa, uronic acid,
asam lemak, serta berbagai elemen esensial seperti arsenik, calcium, cadmium, tembaga, besi,
sodium, mangan, magnesium, potassium, fosfor, zinc dan sedikit vitamin A.
5.2 Saran
Meskipun banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui khasiat
tanaman asam jawa bagi kesehatan manusia, tetapi masih sedikit penelitian yang dilakukan
terhadap hewan, meskipun beberapa peneliti menggukan mencit sebagai media penelitian.
Untuk itu duharapkan dapat lebih banyak peneliti yang meneliti khasiat dari asam jawa
terhadap penyakit yang diderita pada hewan, sehingga pemanfaatannya tidak hanya terbatas
pada manusia saja tetapi juga dapat digunakan pada hewan, meskipun dibeberapa daerah
telah menggunakan asam jawa untuk berbagai pengobatan pada hewan kesayangan atau
ternak mereka.
18
DAFTAR PUSTAKA
Assagar, K. K., Bodhi, W., Yamlean, P. V. Y. 2015 Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Asam
Jawa (Tamarindus indica L.) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Darah Tikus Putih
Jantan Gaur Wistar (Rattus norvegius). Jurnal Ilmiah Farmasi Vol. 4. No. 3. Hal 58-63
ISSN 2302-2493
Anonim. 2006. Kliping Informasi Tanaman Obat
Ferdinandez, MK. Dada, IKA. Damriyasa, IM. 2013. Bioaktivitas Ekstrak Daun Tapak Dara
(Catharantus roseus) Terhadap Kecepatan Angiogenesis dalam Proses Penyembuhan Luka
pada Tikus Wistar. Indonesia Medicus Veterinus 2(2): 180-190.
Hernawan, U., Setyawan, A. 2003. REVIEW: Senyawa Organosulfur Bawang Putih (Allium
sativum L.) dan Aktivitas Biologinya. Biofarmasi 1 (2): 65-76 ISSN: 1693-2242.
Surakarta.
Lahamado, O. T., Sabang, S. R., Mustapa, K. 2017. Ekstrak Daun Asa Jawa (Tamarindus indicana
L.) Sebagai Antidiabetes. J.Akad.Kim.6(1) : 1-6
Lim, Giselle, Chu, T.,Yang, F., Beech, W., Frautschy, S., Cole, G. 2001. The Curry Spice
Curcumin Reduces Oxidative Damage dan Amyloid Pathology in an Alzheimer Transgenic
Mouse. The Journal of Neuroscience 21 (21): 8370–77.
Malelak, AMD. Oka, IBM. Sudira, IW. 2015. Ekstrak Metaonl Daun Pepaya sebagai Vermisidal
dan Ovisidal terhadap Cacing Ascaris suum secara In Vitro. Indonesia Medicus Veterinus
4(3): 195-204.
Mun’im, A., Hanani, E., Rahmadiah. 2009. Karakterisasi Ekstrak Etanolis Daun Asam Jawa
(Tamarindus Indicana L.). Majalah Ilmu Kefarmasian Vol. VI. No. 1. Hal 28-44
Panjaitan, E., Saragih, A., Purba,D. 2012. Formulasi Gel Dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah.
Journal of Pharmaceutics and Pharmacology Vol. 1 (1): 9-20. Sumatera Utara.
Putra, IWDP. Dharmayudha, AAGO. Sudimartini, LM. 2016. Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak
Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.) di Bali. Indonesia Medicus Veterinus 5(5): 464-
473.
Putri, Hasanah R. C. 2014. Potensi dan Pemanfaatan Tamarindus indica L. dalam Berbagai
Terapi. Jurnal Ilmiah Kedokteran Vol. 3. No.2 Halaman 40-45
Safwan, Yuliani, S., Pramono, S. 2014. Uji Aktivitas Minyak Atsiri Rimpang Kunyit (Curcuma
Longa Linn) pada Tikus Sprague Dawley Model Demensia (Kajian Penghambat Aktivitas
Asetilkolinesterase). Kartika Jurnal Ilmiah Farmasi, 2 (2), 20-26 ISSN 23546565.
Yogyakarta
Toripah, SS. Abidjulu, J. Wehantouw, F. 2014. Aktivitas antioksidan dan kandungan total fenolik
ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.). Pharmacon 3(4): 37-43.
Wiyandani, A. M. 2016. Pengaruh Esktrak Daun Asa Jawa (Tamarindus Indica L.) Terhadap
Kadar Gula Darah Mencit (Mus Musculus L.) Jantan Diabetes Mellitus Dan
Pemanfaatannya Sebagai Buku Ilmiah Populer. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi
Universitas Jember
19