Sie sind auf Seite 1von 9

MAKALAH BENDUNG SALAMDARMA

SIA – 314 BANGUNAN AIR


Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
Mata Kuliah SIA – 314 Bangunan Air

Disusun Oleh :
Miftahul Jannah (22 – 2015 – 124)
Kelas C

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan akan ketersediaan air pada suatu daerah sangatlah perlu
diperhatikan dikarenakan air merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupannya. Karena Indonesia merupakan
daerah yang memiliki dua musim yakni musim kemarau dan musim penghujan,
maka perlu dikembangkan potensi - potensi sungai tersebut guna meningkatkan
hasil produksi pertanian atau pemenuhan kebutuhan kebutuhan saat kemarau tiba.
salah usaha tersebut adalah dengan membangun bendung.
Bendung adalah bangunan melintang sungai yang berfungsi untuk
meninggikan elevasi muka air dari sungai yang dibendung sehingga air bisa
disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan pengambilan (intake structure).
Bangunan Utama adalah bangunan air (hydraulic structure) yang terdiri dari
bagian-bagian: bendung (weir structure), bangunan pengelak (diversion structure),
bangunan pengambilan (intake structure), bangunan pembilas (flushing structure)
dan bangunan kantong lumpur (sediment trap structure).
Bendung Salamdarma terletak di Salamdarma, Mangunjaya, Anjatan,
Kabupaten Indramayu. Bendung ini mengairi areal sawah seluas 36.099 ha.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang diangkat pada makalah ini yaitu

1. Apa yang dimaksud dengan bangunan pengambil (intake)?

2. Apa yang dimaksud dengan bangunan pembilas?

3. Bagaimana spesifikasi teknis mengenai Bendung Lanang?

1
1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui spesifikasi teknis mengenai Bendung Salamdarma

2. Untuk mengetahui pengertian bangunan pembilas

3. Untuk mengetahui pengertian bangunan pengambil

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bangunan Pengambilan (Intake)


Bangunan pengambilan adalah sebuah bangunan yang berupa pintu air.
Air irigasi dibelokan dari sungai melalui bangunan tersebut. Pertimbangan yang
digunakan dalam merencanakan adalah debit rencana dan pengelakan sedimen.
Bangunan ini dibuat untuk mengatur banyaknya air yang masuk kedalam
saluran sesuai dengan debit yang dibutuhkan dan untuk menjaga agar air banjir
tidak masuk kedalam saluran irigasi.
Hal yang harus diperhatikan dalam prencanaan intake, yaitu:
a. Intake sebaiknya direncanakan dan ditempatkan pada tempat/sumber air yang
memiliki aliran yang stabil dan tidak deras. Hal ini berguna agar tidak
membahayakan bangunan intake tersebut.
b. Bangunan intake harus kedap air.
c. Tanah di sekitar intake seharusnya cukup stabil dan tidak mudah terkena erosi.
d. Intake seharusnya terletak jauh sebelum sumber kontaminasi.
e. Intake sebaiknya terletak di hulu sungai suatu kota.
f. Intake sebaiknya di lengkapi dengan saringan kasar yang selalu di bersihkan.
Ujung pipa pengambilan air yang berhubungan dengan pipa sebaiknya juga di
beri saringan (striner).
g. Inlet sebaiknya berada di bawah permukaan badan air untuk mencegah
masuknya benda-benda terapung. Disamping itu sebaiknya terletak cukup di
atas air.
h. Untuk muka air yang berfluktuasi, inlet yang ke sumur pengumpul sebaiknya
di buat beberapa level.

3
i. Jika permukaan badan air selalu konstan dan tebing sungai terendam air maka
intake dapat dibuat dekat sungai.

2.2 Definisi Bangunan Pembilas


Pada tubuh bendung tepat di hilir pengambilan, dibuat bangunan guna
mencegah masuknya bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi yang
disebut dengan bangunan pembilas. Bangunan pembilas merupakan salah satu
perlengkapan pokok bendung yang terletak didekat intake dan hilir setelah
kantong lumpur. Bangunan pembilas dirancang pada bendung yang dibangun di
sungai dengan angkutan sedimen yang relatif besar yang dikhawatirkan
mengganggu aliran ke bangunan pengambilan. Oleh karenanya diperlukan tinggi
tekan yang cukup untuk pembilasan dan pertimbangan tidak akan terjadi
penggerusan setempat di hilir bangunan
Adapun fungsi Bangunan Pembilas yaitu, Berdasarkan letak bangunannya
di dalam bendung terdapat dua buah bangunan pembilas yaitu, di bagian hulu di
dekat intake dan di hilir setelah kantong lumpur.

1. Bangunan pembilas di dekat intake Bangunan pembilas (penguras)


berfungsi untuk mengontrol pergerakan sedimen, menghindarkan
angkutan muatan dasar, dan mengurangi angkutan muatan layang
masuk ke bangunan pengambil.
2. Bangunan pembilas setelah kantong lumpur Bangunan pembilas
setelah kantong lumpur berfungsi untuk menguras atau membilas
sedimen keluar dari saluran kantong lumpur dengan aliran
terkonsentrasi yang berkecapatan tinggi. Faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam mendimensi kantong lumpur adalah :
• Kecepatan aliran dalam kantong lumpur hendaknya cukup rendah,
sehingga partikel yang telah mengendap tidak menghambur lagi
• Turbulensi yang mengganggu proses pengendapan harus dicegah
• Kecepatan hendaknya tersebar secara merata di seluruh potongan
melintang, sehingga sedimentasi juga dapat tersebar merata

4
• Kecepatan aliran tidak boleh kurang dari 0,3 m/dt, guna mencegah
tumbuhnya vegetasi
• Peralihan/transisi dari pengambilan ke kantong dan dari kantong ke
saluran primer harus mulus, tidak menimbulkan turbulensi atau
pusaran.

Macam Bangunan Pembilas


Menurut Mawardi dan Memed (2002), bangunan pembilas dapat
dibedakan menjadi:
• Tipe konvensional tanpa undersluice
• Tipe undersluice
• shunt undersluice
2.3 Lokasi Bendung Salamdarma
Lokasi Bendung Salamdarma terletak di Desa Bugis Tua Kecamatan
Anjatan Kabupaten Indramayu Jawa Barat, membendung sungai Cipunegara dan
mengairi area seluas
36.099 ha.

2.4 Spesifikasi Teknis Bendung Lanang


Bendung Salamdarma dibangun pada tahun 1927 dengan konstruksi
bendung pasangan batu kali.
Mengairi Areal Seluas: 36.099 ha
Panjang Mercu : 40 Meter
Jumlah Pilar : 2 Buah
Jumlah Intake : 6 Buah
Pintu Penguras : 3 Buah
Ukuran Pintu Intake
b = 2,00 m, h = 2,20 m x 6 buah, Konstruksi Baja
Ukuran Pintu Pembilas
b = 10,00 m, h = 2,90 m x 1 buah, Konstruksi Baja
Debit Maximum : 556,868 m3 / det
Debit Minimum : 0 m3 / det
5
Sungai yang di Bendung : Cipunegara
Kondisi Bendung : Kerusakan Ringan, Berfungsi dengan Baik
Elevasi ( DPL = Diatas Permukaan Laut )
Elevasi Lantai Udik : +17.10
Elevasi Lantai Hilir : +8.90
Elevasi Lantai Intake : +13.25
Elevasi Dekzerk : +25.00

Gambar Bendung Salamdarma

6
BAB III
KESIMPULAN

Bangunan pengambilan adalah sebuah bangunan yang berupa pintu air.


Air irigasi dibelokan dari sungai melalui bangunan tersebut. Bangunan pembilas
merupakan salah satu perlengkapan pokok bendung yang terletak didekat intake
dan hilir setelah kantong lumpur. Bangunan pembilas dirancang pada bendung
yang dibangun di sungai dengan angkutan sedimen yang relatif besar yang
dikhawatirkan mengganggu aliran ke bangunan pengambilan. Lokasi Bendung
Salamdarma terletak di Desa Bugis Tua Kecamatan Anjatan Kabupaten
Indramayu Jawa Barat, membendung sungai Cipunegara dan mengairi area seluas
36.099 ha. Bendung Salamdarma dibangun pada tahun 1927 dengan konstruksi
bendung pasangan batu kali dengan pintu intake sebanyak 6 buah dan bangunan
pembilas sebanyak 1 buah.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ilmutekniksipil.com/bangunan-air/bendung-gerak-dan-bendung-tetap
diakses pada 24 April 2018 Pukul 22.01
https://insinyur.id/threads/bangunan-pengambilan-dan-pembilas.38/
diakses pada 24 April 2018 pukul 22.33
https://www.academia.edu/6424339/tugas_bangir
diakses pada 24 April 2018 pukul 22.44
http://salamdarma.blogspot.co.id/p/blog-page.html
diakses pada 24 April 2018 pukul 23.13

Das könnte Ihnen auch gefallen