Sie sind auf Seite 1von 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai
atau tanpa perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak. Cedera kepala merupakan adanya pukulan atau benturan
mendadak pada kepala dengan atau tanpa kehilangan kesadaran (Wijaya & Putri,
dalam Takatelide, 2017). Cedera kepala meliputi trauma kulit kepala, tengkorak,
dan otak. Cedera kepala paling sering dan penyakit neurologik yang serius di
antara penyakit neurologik, dan merupakan proporsi epidemik sebagai hasil
kecelakaan jalan raya.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013,
jumlah data yang dianalisis seluruhnya 1.027.758 orang untuk semua umur.
Adapun responden yang pernah mengalami cedera 84.774 orang dan tidak cedera
942.984 orang. Prevalensi cedera secara nasional adalah 8,2% dan prevalensi
angka cedera kepala di Sulawesi utara sebesar 8,3%. Prevalensi cedera tertinggi
berdasarkan karakteristik responden yaitu pada kelompok umur 15-24 tahun
(11,7%), dan pada laki-laki (10,1%), (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam Takatelide, 2017).
Pengelolaan cedera kepala yang baik harus dimulai dari tempat kejadian,
selama transportasi, di instalasi gawat darurat, hingga dilakukannya terapi
definitif. Pengelolaan yang benar dan tepat akan mempengaruhi outcome pasien.
Tujuan utama pengelolaan cedera kepala adalah mengoptimalkan pemulihan dari
cedera kepala primer dan mencegah cedera kepala sekunder. Proteksi otak adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah atau mengurangi kerusakan
sel-sel otak yang diakibatkan oleh keadaan iskemia. Iskemia otak adalah suatu
gangguan hemodinamik yang akan menyebabkan penurunan aliran darah otak
sampai ke suatu tingkat yang akan menyebabkan kerusakan otak yang irreversibel.
Metode dasar dalam melakukan proteksi otak adalah dengan cara membebaskan
jalan nafas dan oksigenasi yang adekuat (Safrizal dkk dalam Takatelide, 2017).

1
2

Peran perawat sebagai pelaksana yaitu memberikan pelayanan yang cepat


dan tepat dalam menangani pasien dengan cedera kepala, terutama penanganan
sirkulasi oksigen dalam otak akibat cidera harus segera diatasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah yang dapat ditarik
bagaimana asuhan keperawatan pada Tn. Y dengan diagnosa medis Cedera Otak
Sedang+ Close fraktur clavicula dextra di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan dan mampu menyusun dan menyajikan
laporan asuhan keperawatan langsung ke klien.
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan Tn. Y dengan diagnosa medis


Cedera Otak Sedang + Close fraktur clavicula dextra
2. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan Tn. Y dengan diagnosa medis
Cedera Otak Sedang + Close fraktur clavicula dextra
3. Mampu menyusun intervensi keperawatan Tn. Y dengan diagnosa medis
Cedera Otak Sedang + Close fraktur clavicula dextra
4. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan Tn. Y dengan diagnosa
medis Cedera Otak Sedang + Close fraktur clavicula dextra
5. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan Tn. Y dengan diagnosa medis
Cedera Otak Sedang + Close fraktur clavicula dextra

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Hasil penulisan diharapkan dapat menjadi sumbangsih bagi kemajuan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu keperawatan
keperawatan dengan masalah Cedera Otak Sedang + Close fraktur clavicula
dextra.
3

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan


Hasil ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penulisan selanjutnya
dan menambah bahan bacaan diperpustakaan untuk menambah wawasan
mahasiswa tentang asuhan keperawatan medikal bedah.

1.4.3 Bagi Lahan


Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan masukan
untuk perawat di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Dylvanus Palangka Raya
dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada klien memalui
pendekatan pelayanan preventif dan promotif.

Das könnte Ihnen auch gefallen