ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM PERSYARAFAN DENGAN STROKE

Disusun oleh Kelas C

kelompok 1

1. Ari Hartanto 1511020109

2. Risza Apriani F. 1611020125
3. Riyo Fajar Iman 1611020131
4. Aisah Oktaviani 1611020142
5. Rizky Anggaresta W. 1611020143
6. Dewi Ratnasari 1611020160
7. Wiji Pangestu 1611020162

PROGRAM STUDI KEPRAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2018
Daftar isi

BAB 1

Pendahuluan

A. Latar Belakang
Selama beberapa tahun terakhir telah terjadi kemajuan dalam pengobatan stroke.
Pengenalan dini dan pergi ke sistem medis darurat dengan cepat sangat penting untuk
mengurangi kematian dan ketudayaan akibat stroke. Stroke saat ini disebut sebagai
“serangan otak” untuk mendorong profesional kesehatan dan masyarakat berfikir
bahwa stroke memiliki kedaruratan yang sama seperti serangan jantung. Serangan
otak harus dipandang sebagai darurat medis. Cidera otak iskemik terjadi saat
sumbatan arteri berlangsung lebih dari 2-3 jam. Keterlambatan mencari bantuan
medis dapat menghilangkan kemungkinan terapi untuk menyelamatkan jaringan
dengan agen trombolitik.
Menurut National Stroke Association, stroke adalah penyebeb utama
ketunadayaan permanen pada orang dewasa. Pada pasien yang bertahan dari stroke
jangka panjang, 15% membutuhkan perawatan di institusi, 30% bergantung pada
aktivitas hariannya, dan 60% mengalami penurunan sosialisasi dluar rumah.
American heart association memperkirakan bahwa 15-20 miliar dollar dihabiskan per
tahunnya untuk stroke dan penyakit terkait stroke.
Stroke adalah defisit neurologis yang mempunyai awitan tiba-tiba, berlangsung
lebih dari 24 jam, dan disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler. Stroke terjadi saat
terdapat gangguan aliran darah kebagian otak. Aliran darh gterganggu karena adannya
sumbatan pembuluh darah, karena trombus/ embolus, atau ruptur pembuluh darah.
Lembaran klinis yang terlihat bergantung pada lokasi kejadian dan area otak yang
diperfusi oleh pembuluh darah tersebut.

B. Tujuan Penulisan
1. Memperoleh gambaran nyata mengenai asuhan keperawatan dengan diagnosa stroke
2. mengetahui tinjauan umum asuhan keperawatan kritis
3. memperoleh gambaran dalam pengkajian,diagnosa, rencana keperawatan , implementasi
keperawatan dan evaluasi keperawatan pada klien dengan stroke

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Pengertian Kasus

B. Anatomi Fisiologi

C. Etiologi
 Sekitar ¾ stroke disebabkan oleh sumbatan dari pembuluh darah (trombus/embolus),
yang menyebabkan iskemia dan inpact. Sekitar ¼ stroke adalah hemorogic, yang disebabkan
oleh penyakit vaskular hipertensi (yang menyebabkan perdarahan intra serebral), ruptur
aneorisma, atau malpormasi arterio venosa.

D. Tanda dan Gejala

E. Komplikasi

F. Penatalaksanaan

G. Patofisiologi
Saat darah yang mengalir kesetiap bagian otak terhambat akibat trombus atau
embolus, deprivasi oksigen jaringan serebral mulai terjadi. Deprivasi selama 1 menit
dalam menyebabkan gejala reversibel, seperti kehilangan kesadaran. Deprivasi
oksigen selama periode yang lama dapat menyebabkan nekrosis mikroskopik pada
neuran. Area nekrotik kemudian dikatakan mengalami infark.

Deprivasi oksigen awal dapat disebabkan oleh iskemia umum (akibat henti
jantung atau hipotensi) atau hipoksia akibat proses anemia atau berada ditempat yang
tinggi. Jika neuron hanya mengalami iskemik dan belum mengalami nekrosis,
terdapat kesempatan untuk menyelematkannya. Situasi ini sama dengan cedera focal
yang disebabkan oleh infark miokardio. Arteri koronaria yang tersumbat dapat
menyebabkan are infark (kematian) jaringan. Disekeliling area infark tersebut adalah
area jaringan iskemik, yang mengalami sedikit deprivasi oksigen. Jaringan iskemik
ini, seperti pada otak, dapat diselamatkan dengan, pengobatan yang tepat atau mati
akibat kondisi sekunder.

Iskemia serebral adalah proses komplek yang bergantung pada keparahan dan
durasi penurunan aliran darah serebral. Kaskade iskemik mulai dalam hitungan detik
hingga menit setelah kegagalan perfusi, yang menciptakan zona infark yang
ireversibel dan area sekitar dari “penumbra iskemik” yang kemungkinan dapat
diselamatkan. Tujuan penatalaksanaan stroke akut adalah menyelamatkan penumbra
iskemik, atau daerah yang beresiko. Tanpa intervensi cepat, seluruh penumbra
iskemik akhirnya dapat menjadi bagian yang mengalami infark.

Stroke karnma embolus dapat disebabkan oleh bekuan darah, pecahan plak
ateromatosa, lemak, udara. Embolus diotak sering kali berasal dari jantung, sekunder
akibat infark meokardium atau fibrilasi atrial. Jika perdarahan adalah etiologi stroke,
hipertensi sering kali merupakan faktor presipitasi. Kelainan pembuluh darah, seperti
malformasi erteriovenosa dan aneurisma serebral, lebih rentang mengalami ruptur dan
menyebabkan perdarahan jika ada hipertensi.

Sindrom neurovascular yang paling sering dijumpai pada stroke akibat trombus
atau embolus disebabkan oleh terkenannya arteri serebri media.Atreri initerutama
menyuplai darah ke bagian lateral hemisfer serebral .Infark ke area otak tersebut dapat
memnyebabkan deficit motoric dan sensorik kontrolateral .Jika hemisfer yang
 mengalami infark adalah hemisfer dominan ,masalah bicara dapat terjadi ,dan disfasia
mungkin muncul.

Sulit untuk memprediksikan besarnya iskemia otak yang infark yang disebabkan
oleh stroke trombolikatau embolik .Terdapat kemungkinan bahwa stroke akan meluas
setelah serangan awal.Kemungkinan terjadi edema serebral massif dan peningkatan
TIKhingga titik herniasi dan kematian setelah stroke trombolik sering kali disebabkan
oleh aterosklerosis ,terdapat risiko stroke dimasa mnedatang pada pasien yang pernah
terserang stroke .Pada stroke embolik ,pasien juga mengalami serangan stroke
berikutnya jika penyebab yang mendasari tidak diobati.Jika luasnya jaringan otak
yang rusak akibat stroke hemoragik tidak besar dan bukan di area vital,pasien dapat
pulih dengan defisit minimal.Jika perdarahan luasatau di area otak yang vital,pasien
mungkin tidak akan pulih:namun,jika perdarahan intraserebral tidak massif ,pasien
kemungkinan dapat bertahan hidup.

H. Pathways

BAB III

Asuhan Keperawatan

BAB IV

Pembahasan

BAB V

Penutup

Kesimpulan