Sie sind auf Seite 1von 19

Alkana Alkena Alkuna

Nach berikut ini kami akan berbagi penjelasannya satu per satu mulai dari alkana, alkena, sampai
dengan alkuna.

1. Alkana

Alkana merupakan senyawa hidrokarbon yang ikatan rantai karbonnya tunggal. Rumus umum
alkana adalah CnH2n + 2.

Tabel deret homolog alkana

Dari metana ke etana mempunyai perbedaan –CH 2–, begitu pula seterusnya. Deret senyawa
karbon dengan gugus fungsi sama dengan selisih sama yaitu –CH2– disebut deret homolog.

a. Tata nama alkana menurut IUPAC


1) Alkana rantai lurus diberi nama dengan awalan n (n = normal).
Contoh:
CH3-CH2-CH2-CH3 n-butana
CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 n-pentana
2) Alkana rantai bercabang
a) Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang.
b) Cabang merupakan gugus alkil. Rumus umum alkil CnH2n + 1. Nama alkil sama dengan nama
alkana dengan jumlah atom C sama, hanya akhiran –ana diganti –il.

1. Jika hanya ada satu cabang maka rantai cabang diberi nomor sekecil mungkin.
2. Jika alkil cabang lebih dari satu dan sejenis menggunakan awalan Yunani (di = 2, tri = 3,
tetra = 4, dan seterusnya) dan jika berbeda jenis diurutkan sesuai alfabetis.
Contoh:

b. Sifat-sifat senyawa alkana


1) Pada suhu kamar C1–C4 berwujud gas, C5–C17 berwujud cair, dan di atas 17 berwujud padat.
2) Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik
leleh semakin tinggi. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana
rantai bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah.

3) Alkana mudah larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut dalam air.
4) Pembakaran/oksidasi alkana bersifat eksotermik (menghasilkan kalor). Pembakaran alkana
berlangsung sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan gas
CO2 sedang pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO.

Reaksi pembakaran sempurna:


CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g) + E
Reaksi pembakaran tak sempurna:
2 CH4(g) + 3 O2(g) → 2 CO(g) + 4 H2O(g) + E
5) Alkana dapat bereaksi substitusi dengan halogen. Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian
atom/gugus atom dengan atom/gugus atom yang lain.
CH4(g) + Cl2(g) → CH3Cl(g) + HCl(g)
6) Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah
reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih sederhana.

Contoh pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam.

2. Alkena

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap dua pada rantai
karbonnya. Rumus umum alkena adalah CnH2n.

Tabel deret homolog alkena

a. Tata nama alkena menurut IUPAC


1) Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap dua. Ikatan
rangkap dua diberi nomor sekecil mungkin.
2) Rantai cabang diberi nomor menyesuaikan nomor ikatan rangkap dua.
Contoh:
b. Sifat-sifat alkena
1) Titik didih alkena mirip dengan alkana, makin bertambah jumlah atom C, harga Mr makin
besar maka titik didihnya makin tinggi.
2) Alkena mudah larut dalam pelarut organik tetapi sukar larut dalam air.
3) Alkena dapat bereaksi adisi dengan H2 dan halogen (X2 = F2, Cl2, Br2, I2).

a) Adisi alkena dengan H2.


Contoh: CH2=CH2 + H2 → CH3–CH3
              etena                        etana
b) Adisi alkena dengan halogen.
Reaksi umum: –CH=CH– + X2 → –CHX–CHX–
Contoh: CH2 = CH2 + Cl2 → CH2Cl-CH2Cl
              Etena    1,2-dikloro etana

3. Alkuna

Alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga pada rantai
karbonnya. Rumus umum alkuna adalah CnH2n – 2.
Tabel deret homolog alkuna

a. Tata nama alkuna menurut IUPAC


1) Rantai induk diambil rantai karbon terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga. Ikatan
rangkap tiga diberi nomor sekecil mungkin.
2) Rantai cabang diberi nomor menyesuaikan nomor ikatan rangkap tiga.
b. Sifat-sifat alkuna
1) Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga
Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.
2) Alkuna dapat bereaksi adisi dengan H 2, halogen (X2 = F2, Cl2, Br2, I2) dan asam halida (HX =
HF, HCl, HBr, HI).
Contoh:

Macam macam Isomer

Secara garis besar isomer dibagi menjadi dua, yaitu isomer, struktur, dan isomer geometri.

1. Isomer Struktur
Isomer struktur dapat dikelompokkan menjadi: isomer rangka, isomer posisi, dan isomer gugus
fungsi.
a. Isomer rangka adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi
kerangkanya berbeda. 

b. Isomer posisi adalah senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul sama tetapi posisi
gugus fungsinya berbeda. Contoh pada alkena dan alkuna.

1) Butena (C4H8)
CH2 CH-CH2-CH3 1-butena
CH3-CH CH-CH3 2-butena
2) Butuna(C4H6)
CH C-CH2-CH3 1-butuna
CH3-C C-CH3 2-butuna
c. Isomer gugus fungsi adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi
gugus fungsinya berbeda. Contoh pada alkuna dan alkadiena.

Propuna (C3H4)
CH C-CH3 propuna
CH2=C=CH2 1,2-propadiena

2. Isomer Geometri
Isomer geometri adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi struktur
ruangnya berbeda. Contoh pada alkena mempunyai 2 isomer geometri yaitu cis dan trans.
Fraksi Minyak Bumi

Pengertian fraksi minyak bumi adalah hasil dari pemisahan atau kondensasi minyak bumi yang
berupa cairan. Berikut daftarnya:

Daftar Fraksi-fraksi Minyak Bumi


Minyak bumi terbentuk dari peruraian senyawa-senyawa organik dari jasad mikroorganisme
jutaan tahun yang lalu di dasar laut. Hasil peruraian yang berbentuk cair akan menjadi minyak
bumi dan yang berwujud gas menjadi gas alam. Proses peruraian ini berlangsung sangat lamban
sehingga untuk membentuk minyak bumi dibutuhkan waktu yang sangat lama.

Itulah sebabnya minyak bumi termasuk sumber bahan alam yang tidak dapat diperbarui,
sehingga dibutuhkan kearifan dalam eksplorasi dan pemakaiannya. Untuk mendapatkan minyak
bumi ini dapat dilakukan dengan pengeboran. Minyak bumi merupakan campuran senyawa-
senyawa hidrokarbon. Untuk dapat dimanfaatkan perlu dipisahkan melalui distilasi bertingkat,
yaitu cara pemisahan fraksi fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya pada
kolom bertingkat.

Komponen Utama Minyak Bumi

Komponen utama minyak bumi dan gas alam adalah alkana. Gas alam mengandung 80%
metana, 7% etana, 6% propana, 4% butana dan isobutana, sisanya pentana. Untuk dapat
dimanfaatkan gas propana dan butana dicairkan yang dikenal sebagai LNG (Liquid Natural Gas).
Karena pembakaran gas alam murni lebih efisien dan sedikit polutan, maka gas alam banyak
digunakan untuk bahan bakar industri dan rumah tangga. Dalam tabung kecil sering digunakan
untuk kemah, barbekyu, dan pemantik api. LNG juga banyak digunakan untuk bahan dasar
industri kimia seperti pembuatan metanol dan pupuk.

Senyawa penyusun minyak bumi: alkana, sikloalkana, dan senyawa aromatik. Di samping itu
terdapat pengotor berupa senyawa organik yang mengandung S, N, O, dan organo logam. Dari
hasil distilasi bertingkat diperoleh fraksifraksi LNG, LPG, petroleum eter, bensin, kerosin, solar,
oli, lilin, dan aspal.
Bensin Sebagai Salah Satu Fraksi Minyak Bumi

Salah satu bagian dari fraksi minyak bumi yang menjadi bahan yang sangat penting di dunia
transportasi yaitu bensin. Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya
untuk bahan bakar kendaraan bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas bensin ditentukan
oleh bilangan oktan, yaitu bilangan yang menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin.
Bilangan oktan merupakan ukuran kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar
dalam mesin. Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n–heptana dan
isooktan. Misalnya bensin premium yang beredar di pasaran dengan bilangan oktan 80 berarti
bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n–heptana.

Bensin super mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n–
heptana. Pertamina meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 4 nama, yaitu:

1. Premium (bilangan oktan 80–88),


2. Pertalite (bilangan oktan 90-91),
3. Pertamax (bilangan oktan 91–92),
4. Pertamax plus (bilangan oktan 95).

Penambahan zat antiketukan pada bensin bertujuan untuk memperlambat pembakaran bahan
bakar. Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain ditambahkan MTBE (Metyl Tertier Butil
Eter), tersier butil alkohol, benzena, atau etanol.

Penambahan zat aditif Etilfluid yang merupakan campuran 65% TEL (Tetra Etil Lead/Tetra Etil
Timbal), 25% 1,2-dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro etana sudah ditinggalkan karena
menimbulkan dampak pencemaran timbal ke udara. Timbal (Pb) bersifat racun yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan seperti pusing, anemia, bahkan kerusakan otak.

Anemia terjadi karena ion Pb2+ bereaksi dengan gugus sulfhidril (–SH) dari protein sehingga
menghambat kerja enzim untuk biosintesis hemoglobin. Reaksinya:
Protein–SH + Pb2+ + SH–protein → protein–S–Pb–S–protein + 2H+
Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka untuk meningkatkan produksi bensin dapat
dilakukan dengan cara:
1. Cracking (perengkahan), yaitu pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil.
Contoh:
C10H22(l)  → C8H18(l) + C2H4(g)
2. Reforming, yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang.
3. Alkilasi atau polimerisasi, yaitu penggabungan molekulmolekul kecil menjadi molekul
besar. Contoh:

 propena + butena → bensin


 isobutana + isobutena → isooktana

Dampak pembakaran bensin dapat diatasi dengan langkah-langkah sebagai berikut:


1. Produksi bensin ramah lingkungan (tanpa timbal).
2. Penggunaan converter katalitik pada sistem pembuangan kendaraan.
3. Penggunaan Electronic Fuel Injection (EFI) pada sistem bahan bakar.
4. Penghijauan atau pembuatan taman kota.
5. Penggunaan energi alternatif.

Termokimia

Sejarah Termokimia

Termokimia mengalami dua macam generalisasi. Pernyataan tentang termokimia bervariasi


sesuai dengan pengusulnya, yaitu:

Hukum Lavoisier dan Laplace

Perubahan energi selama reaksi bisa sama dengan atau berkebalikan dengan perubahan energi
pada proses kebalikan.

Hukum Hess

Perubahan energi selama reaksi adalah sama, walaupun perubahan itu berjalan tahap demi tahap.
Lavoisier, Laplace, dan Hess juga meneliti tentang kalor jenis dan kalor laten. Selanjutnya
Joseph Black yang memberi peranan besar dalam penelitian kalor laten. Sedangkan Gustav
Kirchoff menunjukkan bahwa variasi kalor reaksi diungkapkan dalam kapasitas kalor antara
produk dan reaktan dengan rumus:
dΔH / dT = ΔCp
Bentuk integral persamaan ini mengindikasikan adanya koreksi panas pada satu temperatur dari
perhitungan dengan temperatur lain.

Persamaan Kalor

Jika dilihat dari jenis reaksi, terdapat beberapa macam jenis kalor, yaitu:

1. Kalor pembentukan

Kalor pembentukan adalah kalor yang dilepas atau diterima pada saat satu mol senyawa
terbentuk dari unsur-unsurnya. Sebagai contoh adalah pada saat pembentukan amonia dari unsur-
unsurnya, maka akan dilepaskan energi sebesar 46 kJ.
½ N2(g) + 1 ½ H2(g) → NH3(g) ΔHo = -46 kJ mol-1

2. Kalor penguraian

Kalor penguraian adalah kalor yang dilepas atau diterima pada saat satu mol senyawa terurai
menjadi unsur-unsur pembentuknya. Contohnya adalah peruraian asam fluorida menjadi unsur-
unsurnya membutuhkan kalor sebesar 271 kJ.
HF(g) → ½ H2(g) + ½  F2(g) ΔH = +271 kJ mol-1

3. Kalor pembakaran

Kalor pembakaran adalah kalor yang dilepaskan pada saat satu mol senyawa dibakar
menggunakan oksigen.
CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + H2O(g) ΔH = +-802 kJ mol-1
Simbol negatif (-) pada ΔH menyatakan sistem melepaskan kalor, sedangkan simbol positif (+)
menyatakan sistem menerima kalor.

Alat Pengukur Perubahan kalor (Kalorimetri)

Pengukuran perubahan kalor dilakukan menggunakan kalorimetri, yang biasanya berupa


chamber tertutup yang dapat mengukur perubahan energi.
Kalorimeter
Temperatur chamber diamati menggunakan termometer atau thermocouple. Temperatur yang
didapatkan diplot melawan waktu membentuk grafik. Kalorimeter modern dapat membaca
informasi yang dibutuhkan dengan cepat. Sebagai contoh adalah DSC (Differential Scanning
Calorimeter).

Perubahan Entalpi (Pembentukan, Pembakaran, Peruraian Standar dan


Contohnya)
Perubahan Entalpi – Untuk perubahan entalpi dibedakan menjadi tiga secara umum yaitu
pembentukan standar, pembakaran standar, dan peruraian standar. Entalpi merupakan besaran
fisis yang nilainya dipengaruhi oleh jumlah dan wujud zat, serta dipengaruhi oleh lingkungan
(suhu dan tekanan).

Pengukuran entalpi pada suhu dan tekanan yang berbeda akan menghasilkan nilai entalpi yang
berbeda. Oleh karena itu, disepakati suatu keadaan standar, yaitu pada suhu 298 K dan tekanan 1
atm. Jadi, perubahan entalpi standar adalah perubahan entalpi yang diukur pada 298 K dan
tekanan 1 atm. Perubahan entalpi standar dibedakan berdasarkan jenis reaksi atau prosesnya.

1. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar (ΔHfθ)

Perubahan entalpi pembentukan standar (Standard Enthalpy of Formation) adalah perubahan


entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsurnya yang palingn
stabil pada keadaan standar. Satuan perubahan entalpi pembentukan standar menurut Sistem
Internasional (SI) adalah kilojoule per mol (kJ mol-1).
Perubahan Entalpi - Pada reaksi pembentukan uap air dilepaskan kalor sebesar 241,818 satuan
kalor
Lambangnya adalah ΔHfθ atau ΔfHθ. Lambang theta superskrip pada simbol di
atas mengindikasikan bahwa proses ini hanya berlaku hanya pada kondisi standar saja. Kondisi
yang dimaksud antara lain:

 Untuk gas: kondisi standar untuk gas adalah tekanan tepat 1 bar
 Untuk substansi pada sebuah larutan: konsentrasinya tepat 1 M pada tekanan 1 bar
 Untuk substansi murni pada kondisi terkondensasi (cairan atau padatan): cairan atau
padatan murni pada tekanan 1 bar
 Untuk elemen kimia: dalam bentuk ketika elemen tersebut paling stabil dengan tekanan 1
bar dan suhu spesifik tertentu. (Biasanya 25 derajat Celsius atau 298.15 K). Satu
pengecualian adalah fosforus: paling stabil dengan tekanan 1 bar adalah fosforus hitam,
sedangkan fosforus putih dianggap sebagai referensi yang entalpi pembentukan
standarnya nol.

Contoh:
Perubahan entalpi pembentukan standar dari kristal amonium klorida adalah -314,4 kJ mol-1.
Persamaan termokimia dari pernyataan tersebut adalah:
½ N2(g) + 2H2(g) + ½ Cl2(g) → NH4Cl(s)    ΔHfθ = -314,4 kJ mol-1
Catatan: Nilai perubahan entalpi pembentukan standar (ΔHfθ) unsur adalah nol, seperti N2, H2,
dan Cl2.

2. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar (ΔHcθ)


Perubahan entalpi pembakaran standar (Standard Enthalpy ogf Combustion) adalah perubahan
entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna.Pembakaran merupakan
reaksi suatu zat dengan oksigen, contohnya:
C(s) + O2(g) → CO2(g)
H2(g) + ½ O2(g) → H2O(g)
S(s) + O2(g) → SO2(g)
N2(g) + O2(g) → 2NO(g)
Contoh soal
1. Nilai perubahan entalpi pembakaran standar (ΔHcθ) metanol (CH3OH) adalah -638,5 kJ/mol.
Tuliskan persamaan termokimianya!
Jawab:
CH3OH(l) + 3/2 O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)   ∆H = -638,5 kJ

2. Jika diketahui ΔHcθ C = -393,5 kJ mol-1, berapa kalor yang terjadi pada pembakaran 1 kg
arang, jika dianggap bahwa arang mengandung 48% karbon dan Ar C =12?
Jawab:
Diketahui:
ΔHcθ C   = -393,5 kJ mol-1
Massa C = (48/100) x 1.000 gram
                = 480 gram
Ditanya: q ?
Penyelesaian:
Pada pembakaran 1 mol karbon dibebaskan kalor 393,5 kJ maka pada pembakaran (480 g / 12
g/mol) karbon dihasilkan kalor sebanyak:
∆H = (480 g / 12 g/mol ) x 393,5 kJ/mol = 15.740 kJ

3. Perubahan Entalpi Peruraian Standar (ΔHdθ)

Perubahan entalpi peruraian standar (Standard Enthalpy of Decomposition) adalah perubahan


entalpi yang terjadi pada peruraian 1 mol suatu senyawa menjadi unsur-unsurnya yang paling
stabil pada keadaan standar. Pada dasarnya, perubahan entalpi perubahan entalpi standar
merupakan kebalikan dari perubahan entalpi pembentukan standar, makan nilainya akan
berlawanan tandanya.
Contoh:
Jika ΔHfθ H2O(g) = -240kJ mol-1, maka ∆Hd H2O = +240 kJ mol-1 dan persamaan termokimianya
adalah:
H2O(l) → H2(g) + ½ O2(g)  ∆H = +240 kJ

Reaksi Eksoterm

Dalam materi termokimia dikenal istilah reaksi eksoterm dimana memiliki pengertian yaitu kalor
yang dihasilkan oleh suatu proses pembakaran dipindahkan dari sistem ke lingkungannya atau
reaksi yang melepas kalor. Dengan kata lain yaitu suatu reaksi yang menghasilkan kalor. Sebagai
contoh yaitu pada reaksi pembakaran yang terjadi pada api adalah reaksi eksoterm sehingga akan
melepaskan energi ke sekelilingnya.
Salah satu contoh reaksi eksoterm yaitu kumpulan kertas yang terbakar
Reaksi eksoterm selalu ditandai dengan adanya kenaikan suhu sistem saat reaksi berlangsung.
Perubahan entalpi dihitung dengan perhitungan berikut ini:
ΔH = energi untuk memutus ikatan - energi untuk membuat produk reaksi
Dengan demikian, perubahan entalpi bertanda negatif (ΔH < 0). Hal ini dikarenakan energi
yang dilepaskan lebih besar daripada energi yang digunakan untuk reaksi. 
Baca juga:

Contoh Reaksi Eksoterm

Salah satu contoh reaksi eksoterm yaitu reaksi pembentukan air dari hidrogen dan oksigen
sebagai berikut: 
2H2 (g) + O2 (g) → 2H2O (g)                               ΔH = -483,6 kJ/mol 

Contoh lain dari reaksi eksoterm yaitu:

1. Reaksi pembakaran
2. Reaksi netralisasi asam dan basa
3. Reaksi korosi seperti oksidasi logam
4. Reaksi polimerisasi
5. Respirasi
6. Dekomposisi tumbuhan menjadi kompos
Pada dasarnya, perubahan entalpi terjadi karena adanya perpindahan energi antara sitem dan
lingkungan. Sistem adalah sesuatu yang menjadi pusat perhatian dan pengamatan dalam suatu
reaksi, sedangkan lingkungan adalah segala hal yang berada di luar suatu sistem. Contohnya, jika
HCl direaksikan dengan NaOH, maka yang merupakan sistem adalah HCl dan NaOH, sedangkan
tabung reaksi, suhu udara, tekanan udara merupakan lingkungan.

Berdasarkan adanya perpindahan energi dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya, reaksi
termokimia dikelompokan menjadi reaksi eksoterm dan endoterm. Dimana untuk reaksi
eksoterm telah dijelaskan di atas. Jadi sekali lagi kami jelaskan bahwa salah satu ciri reaksi
eksoterm adalah selama proses reaksi berlangsung, suhu sistem mengalami kenaikan.

Reaksi Endoterm

Reaksi Endoterm – Pengertian reaksi endoterm merupakan reaksi yang menyebabkan adanya
transfer kalor dari lingkungan ke sistem atau secara singkat dapat dikatakan bahwa reaksi
endoterm merupakan reaksi yang sistemnya menyerap kalor. Salah satu ciri khas reaksi endoterm
adalah selama reaksi berlangsung terjadi penurunan suhu sehingga untuk kembali dalam keadaan
suhu awal, sistem harus menyerap kalor.

Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm ditandai dengan adanya penurunan suhu sistem. Dengan demikian kalor
dipindahkan dari lingkungan ke dalam sistem reaksi. Reaksi endoterm mempunyai entalpi
bernilai positif (ΔH > 0). Energi yang dilepaskan lebih kecil daripada energi yang digunakan saat
reaksi.

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa perubahan entalpi suatu sistem dirumuskan:


∆H = Hakhir – Hawal
Oleh karena itu, pada reaksi eksoterm dimana setiap melepas kalor, kandungan kalor sistem
berkurang, atau entalpi sebelum reaksi (keadaan awal) lebih besar daripada setelah reaksi
(keadaan akhir).
Hawal > Hakhir
Oleh karena ∆H = Hakhir – Hawal, ∆H mempunyai nilai negatif, atau ∆H < 0
Hal yang sama terjadi pada reaksi endoterm, dimana:
Hawal < Hakhir
dan ∆H akan mempunyai nilai positif, atau: ∆H > 0
Lihat juga:

Contoh Reaksi Endoterm

1. Reaksi antara amonium tiosianat (NH4SCN) dan bariumhidroksida dekahidrat (Ba(OH)2OH),


peristiwa pembekuan esserta reaksi antara barium hidroksida (Ba(OH) 2) dan amoniumklorida
(NH4Cl) yang ditambahkan sedikit air sesuai dengan reaksi:
Ba(OH)2(s) + 2NH4Cl(s) + air  → BaCl2(aq) + 2NH4OH(aq)
2. Contoh lain dari reaksi endoterm adalah reaksi pembentukan nitrogen oksida dari gas nitrogen
dan oksigen sebagai berikut:
N2 (g) + O2 (g) → 2NO (g) ΔH = +180,5 kJ/mol

Contoh lain dari reaksi endoterm yaitu:

1. Fotosintesis
2. Cracking alkana
3. Reaksi dekomposisi termal
4. Es batu meleleh
Penjelasan Mengenai Hukum Hess

Hukum Hess mempunyai pemahaman yang sama dengan hukum kekekalan energi, yang juga
dipelajari di hukum pertama termodinamika. Hukum Hess dapat digunakan untuk mencari
keseluruhan energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan reaksi kimia. Perhatikan diagram
berikut:

Diagram di atas menjelaskan bahwa untuk mereaksikan A menjadi D, dapat menempuh jalur B
maupun C, dengan perubahan entalpi yang sama (ΔH1 + ΔH2 = ΔH3 + ΔH4).
Jika perubahan kimia terjadi oleh beberapa jalur yang berbeda, perubahan entalpi keseluruhan
tetaplah sama. Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi merupakan fungsi keadaan. Dengan
demikian ΔH untuk reaksi tunggal dapat dihitung dengan:
ΔH reaksi =∑ ΔHf (produk) - ∑ ΔHf (reaktan)
Jika perubahan entalpi bersih bernilai negatif (ΔH < 0), reaksi tersebut merupakan eksoterm dan
bersifat spontan. Sedangkan jika bernilai positif (ΔH > 0), maka reaksi bersifat endoterm.
Entropi mempunyai peran yang penting untuk mencari spontanitas reaksi, karena beberapa reaksi
dengan entalpi positif juga bisa bersifat spontan.  

Pegunaan Lain Hukum Hess

Konsep dari hukum Hess juga dapat diperluas untuk menghitung perubahan fungsi keadaan
lainnya, seperti entropi dan energi bebas. Kedua aplikasi ini amat berguna karena besaran-
besaran tersebut sulit atau tidak bisa diukur secara langsung, sehingga perhitungan dengan
hukum Hess digunakan sebagai salah satu cara menentukannya.
Untuk perubahan entropi:
ΔSo = ∑ (ΔSfoproduk) - ∑ (ΔSforeaktan)
ΔS = ∑ (ΔSoproduk) - ∑ (ΔSoreaktan)
Untuk perubahan energi bebas:
ΔGo = ∑ (ΔGfoproduk) - ∑ (ΔGforeaktan)
ΔG = ∑ (ΔGoproduk) - ∑ (ΔGoreaktan)

Das könnte Ihnen auch gefallen