Sie sind auf Seite 1von 47

BAB 1

PENDAHULUAN

Mekanika fluida adalah disiplin ilmu bagian dari bidang mekanika terapan yang

mengkaji perilaku dari zat-zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak. Bidang

mekanika ini jelas mencakup berbagai persoalan yang sangat bervariasi, mulai dari kajian

mengenai aliran darah di saluran-saluran kapiler (yang hanya:berdiameter beberapa

mikron) sampai pada kajian aliran minyak mentah yang melewati Alaska melalui pipa

berdiameter 4 ft sepanjang 800 mil. Prinsip-prinsip mekanika fluida diperlukan untuk

menjelaskan mengapa pesawat terbang dibuat berbentuk streamline dengan permukaan

mulus demi efisiensi penerbangan yang terbaik, sementara bola golf dibuat dengan

permukaan ber-lubang-lubang (bopak) untuk mcningkatkan efisiensinya. Sangat banyak

pertanya-an menarik dapat dijawab dengan menggunakan gagasan-gagasan mekanika

fluida yang relatif sederhana. Misalnya:

• Bagaimana sebuah sungai dapat mengalir di hilir dengan kecepatan cukup besar

meskipun kemiringan permukaannya begitu kecil sehingga tidak bisa dideteksi dengan

pengukuran biasa?

• Bagaimana informasi yang diperoleh dari model pesawat terbang dapat digunakan

untuk merancang pesawat sesungguhnya?

• Mengapa arus air yang berasal dari sebuah kcran kadang-kadang terlihat halus

permukaannya. tetapi kadang-kadang kasar permukaannya?


• Berapa peningkatan jarak tempuh per satuan bahan bakar yang dapat diperoleh dengan

meningkatkan desain aerodinamik dari mobil dan truk?

Daftar penerapan dan pertanyaan dapat saja berkelanjutan—tapi pokok utamanya telah

Anda dapatkan; mekanika fluida adalah subjek yang sangat penting dan terpakai. Sangat

mungkin sekali dalam karir Anda sebagai seorang insinyur, Anda akan terlibat dalam

analisis dan perancangan sistem-sistem yang mem-butuhkan pemahaman yang baik

mengenai mekanika fluida. Diharapkan bahwa bagian pendahuluan ini akan memberikan

dasar-dasar awal bagi aspek-aspek fundamental dari mekanika fluida.

1.1 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

a. Menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Mekanika Fluida

b. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah perkembangan ilmu mekanika fluida statis.

c. Mahasiswa dapat mengetahui ilmuwan-ilmuwan yang menemukan teori-teori fluida

statis.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pembuatan makalah inia adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana sejarah perkembangan teori fluida?

b. Siapakah penemu teori-teori fluida statik?

c. Bagaimanakah sejarah ilmuwan yang menemukan teori-teri fluida?


BAB II

SEJARAH MEKANIKA FLUIDA

Mekanika Fluida adalah suatu ilmu yang mempelajari prilaku Fluida Baik

dalam Keadan diam ( Statik ) Maupun Gerak ( dinamik ) serta akibat interaksi dengan

media batas nya ( Zat padat atau fluida dengan V Lain ).seperti kebanyakan di siplin ilmu

lain nya, Mekanik fluida mempunyai sejarah panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok

hingga menuju area modern seperti sekarang ini. Pada masa prasejarah, kebudayaan-

kebudayaan kuno sudah memiliki pengetahuan yang cukup untuk memecahkan persoalan-

persoalan Aliran tertentu.sebagi contoh perahu layar yang sudah di lengkapi dengan

dayung dan system pengairan untuk pertanian sudah di kenal pada masa itu.pada abad

ketiga sebelum masehi , Archimedes dan Hero dari Iskandariahmemperkenal kan Hukum

Jajaran genjang untuk penjumlahan vector. Selanjutnya Archimedes ( 285-212 SM )

merumuskan Hukum Apung dan menerapkan pada benda-benda terapung Atau Melayang,

dan juga memperkenalkan bentuk kalkulus Differensial sebagi bagiananalisis Nya.

Sejak pemulaan masehi, sampai jaman Renaissance terus menerus terjadiperbaikan

dalam rancangan system-sistem Aliran, Seperti Kapal, Saluran, dan

Talang. air.akan tetapitidak ada bukti-bukti Adanya perbaikan yang mendasar dalam

analisis aliran Akhir Nya Leonardo da Vinci ( 1452-1519 ) menjabar kan persamaan

kekekalan Masa dalam aliran tunak satu demensi, Leonardo da vinci adalah ahli

eksperimen ulungdan catatan-catatanya berisi diskripsi yang seksama dengan gelombang,

jet atau semburan, loncatan hidraulik, pembentuk pusaran , dan rancangan-rancangan

seretan rendah ( bergaris aliran ) serta seratan tinggi ( Parasut ).Galileo ( 1564-1642 )
memperkenal kan beberapa hukum tentangmekanik.seorang perancis, Edme Moriotte (

1642-1684 ) membangun terowongan angin yang pertama dan menguji model-model di

dalam nya.

Soal-soal yang menyangkut momentum fluida akhirnya dapat di analisis setelah

Isaac Newton ( 1642-1727 ) memperkenal kan hukum-hukum gerak dan hukum

kekentalan untuk fluida linear yang sekarang di namakan fluida Newton.Teori itu mula-

mula didasarkan atas asumsi fluida ideal (sempurna ) dan Tampa gesekan, dan para

matematikawan abab ke delapan belas seperti: Daniel Bernoelidan Leonhrad Euler ( Swiss

), Clairaut dan D’Alembert (Perancis), Joseph-LouisLagrange (1736-1813), Pierre-Simon

Laplace (1749-1827), dan Gerstner (1756-1832), mengembangkan ilmu matematika untuk

mekanika fluida (Hidrodinamika), dan banyak menghasilkan penyelesaian - penyelesaian

dari soal - soal aliran tanpa gesekan.EulerMengembangkan persamaan gerak diverensial

dan bentuk integral nya.yangsekarang disebut persamaan bernoelli. D’Alembret memakai

persamaan ini untuk menampilkan paradoksnya bahwa suatu benda yang terbenamdi

dalam fluida tampa gesekan mempunyai seretan nol. sedangkan Gerstner memakai

persamaan Bernoelli untuk menganalisis gelombang permukaan.

Hasil-hasil ini merupakan hal yang berlebihan, karena asumsi fluida sempurna

dalam praktek hanya mempunyai penerapan yang sangat terbatas dan kebanyakan aliran di

bidang teknik sangat dipengaruhi oleh efek kekentalan. Para ahli teknik mulai menolak

teori yang sama sekali tidak realistik itu, dan mulai mengembangkan hidraulika yang

bertumpu pada ekperimen. Ahli-ahli eksperimen seperti Pitot, Chezy, Borda, Bossut,

Coulomb (1736-1806), Weber (1804-1891), Francis (1815-1892), Russel (1808-1882),

Hagen (1797-1889), Frenchman Poiseuille (1799-1869), Frenchman Darcy (1803-1858),

Manning (1816-1897), Bazin (1829-1917), dan Saxon Weisbach (1806-1871) banyak


menghasilkan data tentang beraneka ragam aliran seperti saluran terbuka, hambatan kapal,

aliran melalui pipa, gelombang, dan turbin.

Pada akhir abad kesembilan belas, hidraulika eksperimental dan hidrodinamika

teoritis mulai dipadukan. William Froude (1810-1879) dan putranya, Robert (1842-1924)

mengembangkan hukum-hukum pengujian model, Lord Rayleigh (1842-1919)

mengusulkan metode analisis dimensional, dan Osborne Reynolds (1842-1912)

memperkenalkan bilangan Reynolds takberdimensi yang diambil dari namanya sendiri.

Sementara itu, sejak Navier.

(1785-1836) dan Stokes (1819-1903) menambahkan suku-suku kental newton pada

persamaan gerak dan dikenal dengan persamaan Navier-Stokes, belum dapat digunakan

untuk aliran sembarang. Selanjutnya pada tahun 1904, setelah seorang insinyur Jerman,

Ludwig Prandtl (1875-1953), menerbitkan makalah yang barangkali paling penting yang

pernah ditulis orang di bidang mekanika fluida. Prandtl menunjukan bahwa aliran fluida

yang kekentalannya rendah, seperti aliran air atau aliran udara, dapat dipilah menjadi suatu

lapisan kental (lapisan batas) di dekat permukaan zat padat dan antar muka, dan lapisan

luar yang hampir encer yang memenuhi persamaan Euler dan Bernoulli. Teori lapis batas

ternyata merupakan salah satu alat yang paling penting dalam analisis-analisis aliran

modern, disamping teori yang dikembangkan oleh Theodore von Karman (1881- 1963)

dan Sir Geofrey I. Taylor (1886-1975).

2.1. Penemu-Penemu Teori Fluida Statik

Adapun para nama-nama penemu teori fluida statik yang dapat kita sebut diantaranya

adalah:

a. Archimedes (287 – 212 SM)

Sejarah Penemuan Teori Archimedes


Archimedes lahir di kota Sirakusa di Pulau Sisilia, sebelah selatan Italia, pada tahun

287 SM. Ia belajar di kota Alexandria, Mesir. Kemudian ia kembali ke Mesir. Ayahnya

ahli bintang namanya Phidias. Archimedes adalah ilmuan terbesar sebelum Newton. Ia

adalah ahli matematika Yunani (terutama geometri), ahli fisika (terutama mekanika ,

statistika, dan hidrostatika), ahli optika, ahli astronomi, warga Negara Sisilia, pengarang ,

dan penemu. Ia mendapat julukan bapak IPA eksperimental karena mendasarkan

penemuannya pada eksperimen. Kebenaran penemuan-penemuannya telah ia buktikan

dengan eksperimen.

Konsep pelambungan (air mendorong objek keatas sama dengan berat air yang

digantikan objek) dan pengungkit (gaya mendorong kebawah pada satu sisi dari

pengungkit menciptakan gaya mengangkat pada sisi lain yang proposional pada panjang

dua sisi pengungkit) mendasari semua ilmu kuantitatif dan teknik. Prinsip ini mewakili

pemahaman manusia yang paling awal mengenai hubungan dalam dunia fisika di sekitar

kita dan merumuskan secara matematika kejadian fisika di dunia. Berbagai kemajuan ilmu

dan teknik bergantung pada penemuan 2 prinsip ini. Seperti teknologi kapal

(konvensional) dan kapal selam (submarine).

Pada waktu itu yang jadi raja di Sirakusa adalah Hieron II,sahabat Archimedes. Pada

suatu hari Hieron II menyuruh seorang pandai emas membuat mahkota.Hieron merasa

bahwa pandai emas itu curang. Mahkota itu tidak terbuat dari emas murni tapi dari

campuran emas dan perak. Maka Hieron menyuruh Archimedes membuktikan kecurangan

pandai emas itu tanpa merusak mahkota tersebut. Berhari-hari Archimedes berpikir keras.

Ia tidak tahu cara membuktikan kecurangan pandai emas. Waktu itu belum ada alat

elektronik yang dapat mendeteksi apakah sebuah benda terbuat dari emas murni atau emas

campuran. Ketika kepala Archimedes terasa panas karena terlalu banyak berpikir,ia masuk
ke tempat mandi umum. Ia membuka pakaian dan masuk ke bak mandi yang penuh

dengan air. Archimedes menyadari lengannya terapung diatas air. Sebuah ide kemudian

terbesit di benaknya. Dia menarik tangannya kedalam air dan dia merenggangkan

lengannya. Lengannya dengan sendiri mengapung kembali ke atas. Kemudian dia

mencoba berdiri dari bak, level air menjadi menyusut, kemudian dia duduk kembali, level

air meningkat kembali. Dia berbaring, air naik lebih tinggi lagi, dan dia merasa lebih

ringan. Dia berdiri, level air menurun dan dia merasa dirinya lebih berat. Air harusnya

telah mendorong dia keatas sehingga dia merasa ringan. Tiba-tiba ia bangkit, lupa

mengenakan pakaian, sambil telanjang bulat lari sepanjang jalan menuju rumahnya.

Kepada istrinya ia berteriak, Eureka! Eureka! Artinya, Sudah kutemukan! Sudah

Kutemukan! Apa yang ia temukan? Ia menemukan nama hukum Archimedes ,yang

bunyinya: “Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat

cair akan mendapat gaya keatas seberat zat cair yang didesak oleh benda itu”.

Dengan hukum itu ia bermaksud membuktikan kecurangan pandai emas.

Dirumahnya ia melakukan percobaan selanjutnya. Dia kemudian mengambil sebuah

batu dan sebalok kayu yang memiliki ukuran sama ke dalam bak dan merendamkan

mereka kedua-duanya. Batu tenggelam tetapi terasa ringan. Dia harus menekan kayu

supaya tenggelam. Itu artinya air harus menekan ke atas dengan gaya yang relatif terhadap

jumlah air yang tergantikan oleh ukuran objekdaripada berat dari objek. Seberat apa objek

itu dirasakan di air mempengaruhi kepadatan objek. Ini membuat Archimedes mengerti

bagaimana memecahkan masalah raja. Dia kembali ke raja. Kuncinya adalah kepadatan.

Jika mahkota ini terbuat dari logam bukan emas, dia dapat memiliki berat yang sama tetapi

akan memiliki kepadatan yang berbeda sehingga akan menumpahkan jumlah air yang

berbeda. Mahkota dan sebuah emas yang beratnya sama di masukkan ke sebuah mangkok
berisi air. Mahkotanya ternyata menumpahkan air lebih banyak sehingga terbukti mahkota

itu adalah palsu.

Pada masa itu, kapal yang dibuat oleh Archimedes adalah kapal yang terbesar. Untuk

dapat mengambang, kapal ini harus dikeringkan dahulu dari air yang menggenangi dek

kapal. Karena besarnya kapal ini, jumlah air yang harus dipindahkanpun amat banyak.

Karena itu Archimedes menciptakan sebuah alat yang disebut “Sekrup Archimedes”.

Dengan ini air dapat dengan mudah disedot dari dek kapal. Ukuran kapal yang besar ini

juga menimbulkan masalah lain. Massa kapal yang berat, menyebabkan ia sulit untuk

dipindahkan. Untuk mengatasi hal ini, Archimedes kembali menciptakan sistem katrol

yang disebut “Compound Pulley”. Dengan sistem ini, kapal tersebut beserta awak kapal

dan muatannya dapat dipindahkan hanya dengan menarik seutas tali. Kapal ini kemudian

diberi nama Syracusia, dan menjadi kapal paling fenomenal pada zaman itu.

Sifat eksentrik Archimedes

Dalam hal eksentrik Archimedes sering dibandingkan dengan Weierstrass (1815 – 1897).

Menurut penuturan saudarinya, Weierstrass – pada waktu sekolah, tidak pernah diberi

kepercayaan untuk memegang pinsil. Apabila memegang pinsil, maka dia akan

menggambari apapun yang dianggapnya masih kosong. Dari wallpaper sampai balik kerah

baju. Sebaliknya, Archimedes – belum mengenal kertas, selalu menggambar di pasir atau

tanah yang lembek sebagai ganti fungsi “papan tulis.” Dia akan menggambar sesuka

hatinya. Apabila duduk di dekat perapian, dia akan mengambil arang atau sisa pembakaran

dan digunakan untuk menggambar. Setelah mandi, biasanya dia akan melumuri seluruh

tubuhnya dengan minyak zaitun, yang lazim dipakai pada jaman itu, daripada mengenakan

pakaian, dia akan menggambar diagram-diagram dengan menggunakan jari kuku dengan
“papan tulis” adalah seluruh tubuhnya yang berminyak. Ada sifat yang lazim diidap oleh

para matematikawan seperti: lupa makan. Sifat lupa makan Archimedes, saat menekuni

problem matematika, ternyata diwariskannya kepada [Isaac] Newton dan [William Rowan]

Hamilton.

Prinsip Archimedes

Dalam kehidupan sehari-hari, kita akan menemukan bahwa benda yang dimasukan ke

dalam zat cair seperti air misalnya, memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda

tidak berada di dalam zat cair tersebut. kamu mungkin sulit mengangkat sebuah batu dari

atas permukaan tanah tetapi batu yang sama dengan mudah diangkat dari dasar kolam. Hal

ini disebabkan karena adanya gaya apung sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Gaya

apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan zat cair pada kedalaman yang berbeda.

Seperti yang telah dijelaskan pada pokok bahasan Tekanan pada Zat cair, tekanan zat cair

bertambah terhadap kedalaman. Semakin dalam zat cair (zat cair), semakin besar tekanan

zat cair tersebut. Ketika sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair, maka akan terdapat

perbedaan tekanan antara zat cair pada bagian atas benda dan zat cair pada bagian bawah

benda. Zat cair yang terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar

daripada zat cair yang berada di bagian atas benda.

Zat cair yang berada dibagian bawah benda memiliki tekanan yang lebih besar

daripada zat cair yang terletak pada bagian atas benda. Hal ini disebabkan karena zat cair

yang berada di bawah benda memiliki kedalaman yang lebih besar dari pada zat cair yang

berada di atas benda (h2 > h1).

Besarnya tekanan zat cair pada kedalamana h2 adalah :

P2 = → F2 = P2A= ρgh2A

Besarnya tekanan zat cair pada kedalamana h1 adalah :


P1 = → F1 = P1A= ρgh1A

F2 = gaya yang diberikan oleh zat cair pada bagian bawah benda, F1 = gaya yang

diberikan oleh zat cair pada bagian atas benda, A = luas permukaan benda, Selisih antara

F2 dan F1 merupakan gaya total yang diberikan oleh zat cair pada benda, yang kita kenal

dengan istilah gaya apung. Besarnya gaya apung adalah :

Fapung = F2-F1

Fapung = (ρgh2A)- (ρgh1A)

Fapung = ρgA(h2-h1)

Fapung = ρF gAh

Fapung = ρF gV

Keterangan :

ΡF= Massa jenis fluida (kg/m3)

g=Percepatan gravitasi (m/s2)

V=volume benda yang berada didalam fluida (m3)

Karena :

Ρ = → m = ρV

Maka persamaan yang menyatakan besarnya gaya apung (Fapung) di atas bisa kita tulis

menjadi :

Fapung = ρFGv

Fapung = mFg = WF

mFg = wF = berat zat cair yang memiliki volume yang sama dengan volume benda yang

tercelup.
Berdasarkan persamaan di atas, kita bisa mengatakan bahwa gaya apung pada benda

sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Ingat bahwa yang dimaksudkan dengan zat

cair yang dipindahkan di sini adalah volume zat cair yang sama dengan volume

benda yang tercelup dalam zat cair. Pada gambar di atas, telah menggunakan ilustrasi di

mana semua bagian benda tercelup dalam zat cair (air). Jika dinyatakan dalam gambar

maka akan tampak sebagai berikut :

Apabila benda yang dimasukkan ke dalam zat cair terapung, di mana bagian benda

yang tercelup hanya sebagian maka volume zat cair yang dipindahkan =volume bagian

benda yang tercelup dalam zat cair tersebut. Tidak peduli apapun benda dan bagaimana

bentuk benda tersebut, semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah karya

eyang buyut Archimedes (287-212 SM) yang saat ini diwariskan kepada kita dan lebih

dikenal dengan julukan “Prinsip Archimedes”.Prinsip Archimedes menyatakan bahwa :

Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan

memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas

(gaya apung) sama dengan berat zat cair yang dipindahkan.

Penemuan-penemuan Archimedes

Minat Archimedes adalah matematika murni: bilangan, geometri, menghitung luas bentuk-

bentuk geometri. Archimedes dikenal karena kehebatannya mengaplikasikan matematika.

Kehebatan inilah yang akan diuraikan di bawah ini.

Archimedes berjasa menemukan ulir Archimedes, alat untuk mengangkat air dengan jalan

memutar gagang alat ini dengan tangan. Penggunaan awal alat ini adalah untuk membuang

air yang masuk ke dalam perahu atau kapal. Tapi dalam perkembangannya digunakan
untuk memompa air dari dataran yang lebih rendah ke tanah yang lebi tinggi. Alat ini

sampai sekarang masih dipakai oleh para petani di seluruh dunia.

Penggunaan cermin pembakar, memberi indikasi bahwa beberapa bentuk geometri sudah

diketahui Archimedes, teristimewa bentuk hiperbola. Bentuk lingkaran, elips dan hiperbola

terbentuk hanya bagaimana cara kita mengiris suatu bidang. Parabola adalah bentuk

istimewa: dapat “mengambil” sinar matahari, dari arah manapun, dan difokuskan pada

suatu titik, dan konsentrasikan semua energi cahaya pada bidang sempit untuk dipancarkan

kembali dalam berkas sinar yang sangat panas.

Archimedes adalah orang pertama yang memberi metode menghitung besar ? (pi) dengan

derajat akurasi yang tinggi. Menghitung besar ? dilakukan dengan cara membuat lingkaran

diantara dua segi enam. Luas segi enam kecil < luas lingkaran < luas segi enam besar.

Dengan memperbesar jumlah segi – Archimedes membuat 96 sisi, diperoleh besaran:

3 10/71 < Л < 3 1/7

(3,14084 < Л < 3,14285)

b. Leonardo Da Vinci (1452-1519)

Leonardo da Vinci (lahir di Vinci, propinsi Firenze, Italia, 15 April1452 –

meninggal di Clos Lucé, Perancis, 2 Mei1519 pada umur 67 tahun)

adalah arsitek,musisi, penulis, pematung, dan pelukisRenaisansItalia. Leonardo berasal

dari sebuah keluarga yang cukup mapan. Meskipun ibunya, Caterina di Piero, hanyalah

seorang putri petani, ayahnya, Pietro d’Antonio da Vinci adalah seorang notaris di kota

Florence. dia adalah salah satu penemu ilmu hidrolik, mungkin juga termasuk perangkat
hidrometer. Penemuan Leonardo lainnya yang bermanfaat, misalnya, pakaian selam.

Selain itu, peranti terbang rancangannya juga telah menerapkan prinsip aerodinamika. Dari

sketsa penelitian kapal selam bisa terlihat, mula – mula dia tertarik pada arus air.

Kemudian dengan serius meneliti ikan – ikan yang berenang melawan arus serta hambatan

tekanan arus yang terjadi pada kapal, dan meninggalkan sejumlah lima sketsa mengenai

badan kapal, yang besar pengaruhnya pada masa sekarang. Sejak awal Masehi sampai

zaman Renaissance telah terjadi perbaikan dalam rancangan sistem-sistem aliran

seperti: kapal, saluran, dan talang air. Akan tetapi tidak ada bukti-bukti adanya

perbaikan yang mendasar dalam analisis alirannya. Akhirnya kemudian Leonardo

da Vinci menjabarkan persamaan kekekalan massa dalam aliran tunak satu-

dimensi.

c. Galileo Galilei (1564-1642)

Sejarah Penemuan Dasar-Dasar Hidrostatistika

Ilmuwan Itali besar ini mungkin lebih bertanggung jawab terhadap perkembangan

metode ilmiah dari siapa pun juga. Galileo lahir di Pisa, tahun 1564. Selagi muda belajar di

Universitas Pisa tetapi mandek karena urusan keuangan. Meski begitu tahun 1589 dia

mampu dapat posisi pengajar di universitas itu. Beberapa tahun kemudian dia bergabung

dengan Universitas Padua dan menetap di sana hingga tahun 1610. Dalam masa inilah dia

menciptakan tumpukan penemuan-penemuan ilmiah.

Sumbangan penting pertamanya di bidang mekanika. Aristoteles mengajarkan, benda

yang lebih berat jatuh lebih cepat ketimbang benda yang lebih enteng, dan bergenerasi-

generasi kaum cerdik pandai menelan pendapat filosof Yunani yang besar pengaruh ini.

Tetapi, Galileo memutuskan mencoba dulu benar-tidaknya, dan lewat serentetan


eksperimen dia berkesimpulan bahwa Aristoteles keliru. Yang benar adalah, baik benda

berat maupun enteng jatuh pada kecepatan yang sama kecuali sampai batas mereka

berkurang kecepatannya akibat pergeseran udara. (Kebetulan, kebiasaan Galileo

melakukan percobaan melempar benda dari menara Pisa tampaknya tanpa sadar).

d. Evangelista Toricelli (1608-1647)

Evangelista Torricelli (1608-1647), fisikawanItalia kelahiran Faenza dan belajar

di Sapienza CollegeRoma. Ia menjadi sekretaris Galileo selama 3 bulan sampai Galileo

wafat pada tahun 1641. Tahun 1642 ia menjadi profesor matematika diFlorence.

Torricelli adalah ahli fisika Italia, penemu barometer air raksa, penemu Hukum Torricelli,

penemu tabung hampa kecil yang pertama di dunia, ahli matematika, pengarang, guru

besar, sekretaris, pembantu, dan murid Galileo. Ia memperbaiki mikro-skop dan teleskop.

Ia meninggal di Florence pada tanggal 25 Oktober 1647 pada umur 39 tahun. Pada umur

22 tahun ia belajar di Roma pada Benedetto Castelli, pendiri ilmu hidrolik, ahli

matematika murid Galileo Galilei. Torricelli menjadi sekretaris Galileo selama tiga bulan

sampai Galileo wafat pada tahun 1641. Pada tahun 1643 ia menetapkan tentang tekanan

atmosfer dan menemukan alat untuk mengukurnya, yaitu barometer. Torricelli membuat

eksperimen sederhana, yang dinamakan Torricelli Experiment, yaitu ia menggunakan

sebuah tabung kaca kuat dengan panjang kira-kira 1 m dan salah satu ujungnya tertutup.

Dengan menggunakan sarung menghadap ke atas. Dengan menggunakan corong ia

menuangkan raksa dari botol ke dalam tabung sampai penuh. Kemudian ia menutup ujung

terbuka tabung dengan jempolnya, dan segera membaliknya. Dengan cepat ia melepaskan

jempolnya dari ujung tabung dan menaruh tabung vertikal dalam sebuah bejana berisi

raksa. Ia mengamati permukaan raksa dalam tabung turun dan berhenti ketika tinggi kolom

raksa dalam tabung 76 cm di atas permukaan raksa dalam bejana. Ruang vakum
terperangkap di atas kolam raksa. Selama beberapa hari Torriceli mengamati bahwa tinggi

air raksa dalam tabung selalu berubah-ubah. Akhirnya ia tahu bahwa hal itu disebabkan

oleh tekanan udara. Tekanan air raksa setinggi 76 sentimeter itu kemudian disebut tekanan

satu atmosfer. Kesimpulan dari percobaan Toricelli adalah “ Berdasarkan kapilaritas air

raksa yang naik ke dalam tabung, naiknya permukaan raksa dalam tabung tersebut

setinggi 76 cm dari udara sehingga toricelli menyimpulkan bahwa 1 atm = 76 cmHg”.

e. Blaise Pascal (1623-1662)

Blaise Pascal (1623-1662) terlahir di Clermont Ferrand pada 19 June 1623. Pada tahun

1631 keluarganya pindah ke Paris.

Blaise Pascal adalah anak Etienne Pascal, seorang ilmuwan dan matematikawan lahir

di Clermont. Etienne Pascal, juga merupakan penasehat kerajaan yang kemudian diangkat

sebagai presiden organisasi the Court of Aids di kota Clermont. Ibu Pascal, Antoinette

Bigure, meninggal saat umur Pascal berumur empat tahun tidak lama setelah memberinya

seorang adik perempuan, Jacqueline. Ia mempunyai kakak perempuan yang bernama,

Gilberte.

Pascal juga pernah melakukan studi hidrodinamik dan hidrostatik, prinsip-prinsip

cairan hidraulik ( hydraulic Fluida ). Penemuannya meliputi hidraulik tekan ( press

Hydraulic ) dan tentang jarum suntik ( syringe ). Umur 18 tahun, tubuhnya lemah dan

mengalami kelumpuhan tungkai atas membuat Pascal harus tinggal di tempat tidur. Harus

menelan cukup makanan agar tetap hidup, meskipun selalu merasa sakit kepala. Umur 24

tahun, dia dan Jacqueline pergi ke Paris untuk pemeriksaan medis dengan peralatan yang

lebih canggih. Ternyata dia diharuskan tinggal di rumah sakit. Saat ini banyak ilmuwan

datang menyambangi yang tertarik dengan eksperimen kehampaan (vakum) yang sedang
dikerjakannya. Descartes datang untuk berdiskusi. Akhir tahun, kesehatan tubuhnya

memungkinkan dia meneruskan pekerjaan, menguji teori kehampaan.

Ia memiliki sebuah replika percobaan yang berupa tabung sepanjang 31 inci (78,7

cm) yang diisi air raksa yang diposisikan terbalik dalam sebuah mangkok mercuri. Pascal

ingin mengetahui kekuatan apa yang menjaga mercuri dalam tabung, dan apa yang

mengisi ruang kosong dibagian atas dalam tabung mercuri tersebut. Apakah berisi: udara?

uap air raksa? kehampaan?

Pada waktu itu, kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa ruang kosong ditabung atas

mercuri tersebut adalah tak lebih daripada vacuum ( kosong ), dan beberapa kejadian yang

dianggap tak mungkin oleh ilmuwan sebelumnya, telah terlihat saat percobaan itu

dilakukan. Hal ini berdasarkan pemikiran Ariestoteles, bahwa “ penciptaan “ sesuatu yang

bersifat “ subtansi “, apakah terlihat atau tidak terlihat, dan “zat / subtansi “ selamanya

bergerak. Hukum Ariestoteles adalah sebagai berikut : “ Segala sesuatu yang bergerak,

harus digerakan oleh sesuatu ( Everything that is in motion must be moved by something )

“. Oleh karena itu para ilmuwan penganut Ariestoteles menyatakan, bahwa vacuum (

tenaga isap ) itu adalah hal yang mustahil. Bagaimana bisa begitu ? Maka bukti itu

ditunjukan :

 Cahaya yang melewati itu di sebut “ vacuum ( kosong ) ” dalam tabung kaca.

 Ariestoteles menulis, segala sesuatu bergerak, harus digerakan oleh sesuatu yang

lain

Oleh karenanya, disana harus ada “sesuatu” yang tak terlihat untuk memindahkan

cahaya melalui tabung kaca, maka dari itu tidak ada vacuum ( tenaga isap atau tekan ) di
tabung itu. Tidak di tabung kaca maupun, dimanapun. Vacuum itu tidak ada dan sesuatu

yang mustahil.

Pascal meninggalkan karya yang berjudul Pensees dan Provincial Letters yang sama

sekali tidak berhubungan dengan matematika. Pascal juga menulis tentang hidrostatik,

yang menjelaskan eksperimennya menggunakan barometer untuk menjelaskan teorinya

tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids), yang tak sempat dipublikasikan

sampai satu tahun setelah kematiannya. Makalahnya tentang Persamaan Benda Cair

mendorong Simion Stevin melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan

meluruskan apa yang disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: “Bahwa benda cair

menyalurkan daya tekan secara sama-rata ke semua arah” yang kemudian dikenal

sebagai Hukum Pascal. Hukum Pascal dianggap penting karena keterkaitan antara Teori

Benda Cair dan Teori Benda Gas, dan tentang Perubahan Bentuk tentang keduanya yang

kemudian dikenal dengan Teori Hidrodinamik.

Hukum Pascal (1658)

“Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat ke segala arah

dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya”.

Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup

diteruskan ke segala arah dengan sama besar.


BAB III

PEMBAHASAN

1. Beberapa Sifat Fluida

Salah satu pertanyaan yang pertama-tama perlu kita kaji adalah, apakah fluida itu?

Atau kita mungkin bertanya, apa perbedaan antara sebuah benda padat dengan sebuah

fluida? Kita memiliki gagasan umum yang samar-samar mengenai perbedaan tersebut.

Sebuah benda padat “keras” dan tidak mudah dideformasi, sementara sebuah fluida

“lunak” dan mudah dideformasi (kita dapat bergerak dengan mudah melewati udara).

Meskipun agak deskriptif, pengamatan sepintas lalu mengenai perbedaan beqda padat dan

fluida ini sangat tidak memuaskan dari sudut pandang ilmiah atau keteknikan.

Pengamatan lebih mendalam mengenai struktur molekul dari material

mengungkapkan bahwa zat-zat yang biasanya kita anggap sebagai benda padat (baja,

beton, dan lain-lain) memiliki jarak antar molekul yang rapat dengan gaya-gaya kohesi

antar molekul yang besar yang memungkinkan sebuah benda padat mempertahankan

bentuknya dan tidak mudah untuk dideformasi. Namun, untuk zat-zat yang biasanya kita

anggap sebagai sebuah cairan (air, minyak, dan lain-lain), molekul-molekulnya agak

terpisah, gaya antar molekulnya lebih lemah daripada benda-benda padat dan molekul-

molekul tersebut mempunyai pergerakan yang lebih bebas. Jadi zat cair dapat dengan

mudah dideformasi (tetapi tidak mudah dimampatkan) dan dapat dituangkan ke dalam

bejana atau dipaksa melalui sebuah tabung. Gas-gas (udara, oksigen, dan lain-lain)

memiliki jarak molekul yang lebih besar dan gerakan yang bebas dengan gaya antar

molekul yang dapat diabaikan, sehingga gas sangat mudah dideformasi (dan
dimampatkan) dan akan mengisi secara penuh volume suatu bejana di mana gas tersebut

ditempatkan.

Meskipun perbedaan antara benda padat dan fluida dapat dijelaskan secara kualitatif

berdasarkan struktur molekulnya, pembedaan yang lebih spesifik didasarkan pada

bagaimana zat tersebut berdeformasi di bawah suatu beban luar yang bekerja. Secara

khusus, fluida didefmisikan sebagai zat yang berdeformasi terus-menerus selama

dipengaruhi suatu tegangan geser. Sebuah tegangan (gaya per satuan luas) geser terbentuk

apabila sebuah gaya tangensial bekerja pada sebuah permukaan. Apabila benda-benda

padat biasa seperti baja atau logam-logam lainnya dikenai oleh suatu tegangan geser,

mula-mula benda ini akan berdeformasi (biasanya sangat kecil), tetapi tidak akan terus-

menerus berdeformasi (mengalir). Namun, cairan yang biasa seperti air, minyak, dan udara

memenuhi defmisi dari sebuah fluida—artinya,zat-zat tersebut akan mengalir apabila

padanya bekerja sebuah tegangan geser. Beberapa bahan, seperti lumpur, aspal, dempul,

odol dan lain sebagainya tidak mudah untuk diklasifikasikan karena bahan-bahan tersebut

akan berperilaku seperti benda padat jika tegangan geser yang bekerja kecil, tetapi jika

tegangan tersebut melampaui suatu nilai kritis tertentu, zat-zattersebut akan mengalir. Ilmu

yang mempelajari bahan-bahan tersebut disebut rheologi dan tidak termasuk dalam

cakupan mekanika fluida klasik. Jadi, seluruh fluida yang akan ditinjau dalam buku teks

ini memenuhi defmisi fluida yang telah diberikan sebelumnya.

Meskipun struktur molekuler fluida penting untuk membedakan satu fluida dengan

fluida yang lainnya, tidaklah mungkin untuk mengkaji masing-masing molekul ketika kita

mencoba untuk menggambarkan perilaku fluida-fluida tersebut dalam keadaan diam atau

bergerak. Kita mengkarakteristikkan perilaku tersebut dengan lebih mempertimbangkan


nilai rata-rata atau makroskopik dari besaran yang ditinjau, di mana nilai rata-rata tersebut

dievaluasi pada sebuah volume kecil yang berisi banyak molekul. Jadi, ketika kita

mengatakan bahwa kecepatan pada suatu titik tertentu dalam sebuah fluida adalah sebesar

tertentu, maka kita sebenarnya mengmdikasikan kecepatan rata-rata dari molekul-molekul

dalam volume kecil yang mengelilingi titik tersebut. Volume tersebut sangat kecil di-

bandingkan dengan dimensi fisik dari sistem yang ditinjau, tetapi cukup besar

dibandingkan dengan jarak rata-rata antarmolekul. Apakah cara ini cukup beralasan untuk

menggambarkan perilaku sebuah fluida? Jawabannya secara umum’adalah ya, karena jarak

antara molekul biasanya sangat kecil. Untuk gas-gas pada tekanan dan temperatur normal

jarak antara ini berada pada tingkat 10″6 mm, dan untuk zat cair pada tingkat 10~7 mm.

Banyaknya molekul setiap milimeter kubik pada tingkat 1018 untuk gas dan 1021 untuk zat

cair. Jadi jelas bahwa jumlah molekul di dalam sebuah volume yang sangat kecil sangat

besar, sehingga gagasan untuk menggunakan nilai rata-rata dari seluruh volume ini cukup

beralasan. Jadi kita mengasumsikan bahwa seluruh karakteristik fluida yang kita tinjau

(tekanan, kecepatan, dan lain-lain.) bervariasi terus-menerus di seluruh fluida—artinya,

kita memperlakukan fluida tersebut sebagai suatu materi kontinu (continuum). Satu bidang

mekanika fluida di mana konsep materi kontinu ini tidak berlaku adalah pada kajian gas-

gas yang sangat renggang seperti yang dihadapi pada kasus dengan ketinggian yang sangat

besar. Dalam hal ini jarak antara molekul udara dapat menjadi sangat besar dan konsep

materi kontinu tidak lagi bisa diterima.

2. Dimensi,Kehomogenan Dimensi, dan Satuan

Karena di dalam kajian mengenai mekanika fluida kita akan menangani berbagai

karakteristik fluida, maka kita perlu mengembangkan sebuah sistem untuk


menggambarkan karakteristik-karakteristik ini secara kualitafif dan kuantitatif, Aspek

kualitatif berfungsi untuk mengidentifikasi sifat dasar atau jenis dari karakteristik tersebut

(seperti panjang, waktu, tegangan dan kecepatan), sementara aspek kuantitatif memberikan

ukuran numerik dari karakteristik tersebut. Penggambaran kuantitatif membutuhkan

sebuah angka dan sebuah standar yang dapat digunakan untuk memperbandingkan

berbagai besaran. Suatu standar untuk panjang dapat berupa meter atau kaki, untuk waktu

dapat berupa jam atau detik, untuk massa berupa slug atau kilogram. Standar seperti itu

disebut satuan, dan beberapa sistem satuan biasa digunakan seperti yang akan dibahas

pada subbab berikutnya.

Gambaran kualitatif akan memudahkan jika dinyatakan dalam beberapabesaran-

besaran primer seperti panjang, L, waktu, T, massa, M, dan temperatur, 6. Besaran-

besaran primer ini kemudian dapat digunakan untuk memberikan gambaran kualitatif dari

suatu besaran sekunder lainnya: misainya, luas = L2 , kecepatan = LT~{, kerapatan =

A/L~3, dan seterusnya, di mana lambang = digunakan untuk menunjukkan dimensi dari

besaran sekunder yang dinyatakan dalam besaran primer. Jadi untuk menggambarkan

secara kualitatif sebuah kecepatan, V kita akan menuliskan :

V = LT]

dan mengatakan bahwa “dimensi dari sebuah kecepatan sama dengan panjang dibagi

waktu”. Besaran-besaran primer juga sering disebut sebagai dimensi-dimensi dasar.

Untuk berbagai masalah yang melibatkan mekanika fluida, hanya tiga dimensi

dasar, L, T, dan M yang dibuluhkan. Alternatifnya, L, T, dan F dapat digunakan, di

mana F adalah dimensi dasar dari gaya. Karena hukurn Newton menyatakan bahwa gaya
sama dengan massa dikalikan percepatan, maka F =MLT-2 atau M = FL-]T2. Jadi, besaran

sekunder yang dinyatakan dalam M dapat dinyatakan dalam F melalui hubungan di atas.

Misalnya, tegangan, δ, adalah gaya persatuan luas, sehingga P = FL-2, namun sebuah

persamaan dimensi yang ekivalen adalah (F = ML-] T2. Tabel 1.1 memberikan daftar

dimensi-dimensi dari sejumlah besaran fisik yang umum.Seluruh persamaan yang

diturunkan secara teoretis adalah homogen dimensinya—artinya, dimensi di ruas kiri dari

persamaan harus sama dengan dimensi di ruas kanan, dan seluruh ICT2.

3. Prinsip Kerja Hukum Bernoulli

Penyemprot Parfum

Prinsip kerja Hukum Bernoulli pada penyemprot parfum secara garis besar adalah

saat botol karet yang ada di botol parfum di kemas, udara yang ada di dlamnya meluncur

keluar melalui pipa bola karet tersebut. Oleh karena itu, pipa ini memiliki laju yang lebih

tinggi. Laju udara yang tinggi membuat tekanan pada pipa tersebut menjadi

rendah.Sementara itu udara dalam pipa di dalam botol parfum, memiliki laju yang lebih

rendah dan tekanan udara dalam pipa itu lebih tinggi sehingga cairan parfum didorong

keatas. Saat cairan keluar. Cairan parfum pun akhirnya menyembur ke tubuh. Lubang

penyemprot parfum biasanya berukuran kecil sehingga cairan parfum melaju dengan

cepat. Jika luas penampang kecil, fluida akan bergerak lebih cepat. Sebaliknya, ketika luas

penampang besar, fluida akan bergerak pelan. Begitulah penerapan Hukum Bernoulli pada

peyemprot parfum.parfum sampai di pipa selanjutnya (pipa bawah karet) udara yang

melaju dalam bola karet mendorongnya

Karburator

Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakaruntuk

sebuah mesin pembakaran dalam. Pada dasarnya karburator bekerja menggunakan Prinsip
Bernoulli: semakin cepat udara bergerak maka semakin keciltekanan statis-nya namun

makin tinggi tekanan dinamis-nya. Pedal gas pada mobil sebenarnya tidak secara langsung

mengendalikan besarnya aliran bahan bakar yang masuk kedalam ruang bakar. Pedal gas

sebenarnya mengendalikan katup dalam karburator untuk menentukan besarnya aliran

udara yang dapat masuk kedalam ruang bakar. Udara bergerak dalam karburator inilah

yang memiliki tekanan untuk menarik serta bahan bakar masuk kedalam ruang bakar.

Penyemprot Racun Serangga

Penyemprot Racun Serangga hampir sama prinsip kerjanya dengan penyemprot

parfum. Jika pada penyemprot parfum Anda menekan tombol, maka pada penyemprot

racun serangga Anda menekan masuk batang penghisap. Ketika bola karet diremas, udara

yang ada di dalam bola karet meluncur keluar melalui pipa 1. Karenanya, udara dalam pipa

1 mempunyai laju yang lebih tinggi. Karena laju udara tinggi, maka tekanan udara pada

pipa 1 menjadi rendah. Sebaliknya, udara dalam pipa 2 mempunyai laju yang lebih rendah.

Tekanan udara dalam pipa 2 lebih tinggi.

Akibatnya, cairan parfum didorong ke atas. Ketika si cairan parfum tiba di pipa 1,

udara yang meluncur dari dalam bola karet mendorongnya keluar. Biasanya lubang

berukuran kecil, sehingga parfum meluncur dengan cepat… ingat persamaan kontinuitas,

kalau luas penampang kecil, maka fluida bergerak lebih cepat. Sebaliknya, kalau luas

penampang pipa besar, maka fluida bergerak pelan


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Hal-hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan tentang sejarah perkembangan

teori fluida statis ini adalah pada abad ketiga sebelum Masehi Archimedes menemukan

nama hukum Archimedes ,yang bunyinya: “Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau

seluruhnya ke dalam zat cair akan mendapat gaya keatas seberat zat cair yang didesak oleh

benda itu”. Kemudian Leonardo da Vinci (1452-1519) menjabarkan persamaan kekekalan

massa dalam aliran tunak satu-dimensi. Berikutnya muncul Galileo (1564-1642) dengan

studi sistematik mengenai dasar-dasar hidrostatika dengan memperkenalkan beberapa

hukum tentang ilmu mekanika. Pada 1643 seorang murid Galileo

bernama Evangelista Toricelli memperkenalkan hukum tentang aliran-bebas zat cair

melewati lubang (celah). Soal-soal mengenai permasalahan momentum fluida dianalisis

oleh Isaac Newton (1642-1727) setelah memperkenalkan hukum-hukum gerak dan hukum

kekentalan untuk fluida linear yang sekarang dinamakan fluida Newton. Pada 1650, Pascal

menulis tentang hidrostatik, yang menjelaskan eksperimennya menggunakan barometer

untuk menjelaskan teorinya tentang Persamaan Benda Cair (Equilibrium of Fluids), yang

tak sempat dipublikasikan sampai satu tahun setelah kematiannya. Kemudian Simion

Stevin melakukan analisis tentang paradoks hidrostatik dan dan meluruskan apa yang

disebut sebagai hukum terakhir hidrostatik: “Bahwa benda cair menyalurkan daya tekan

secara sama-rata ke semua arah” yang kemudian dikenal sebagai Hukum Pascal.
4.2 Saran

 Diharapkan pembaca dapat memberikan saran yang membangun untuk

berkembangnya makalah ini.

 Semoga penerapan Fluida dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari

semaksimal mungkin.

 Bagi masyarakat semoga dapat memanfaatkan penerapan fluida dengan baik

 Bagi masyarakat haruslah memahami fluida dengan baik


BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses.

Pada kebanyakan pengerjaan, diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor, untuk

mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung.

Kondisi pertama yaitu mencapai keadaan yang dibutuhkan untuk pengerjaan, terjadi

umpamanya bila pengerjaan harus berlangsung pada suhu tertentu dan suhu ini harus

dicapai dengan jalan pemasukan atau pengeluaran kalor. Kondisi kedua yaitu

mempertahankan keadaan yang dibutuhkan untuk operasi proses, terdapat pada pengerjaan

eksoterm dan endoterm. Disamping perubahan secara kimia, keadaan ini dapat juga

merupakan pengerjaan secara alami. Dengan demikian, Pada pengembunan dan

penghabluran (kristalisasi) kalor harus dikeluarkan. Pada penguapan dan pada umumnya

juga pada pelarutan, kalor harus dimasukkan. Hukum alam menyatakan bahwa kalor

adalah suatu bentuk energi.

Bila dalam suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistem yang suhunya

berbeda disinggungkan,maka akan terjadi perpindahan energi. Proses ini disebut sebagai

perpindahan panas (Heat Transfer). Dari titik pandang teknik (engineering), Analisa

perpindahan panas dapat digunakan untuk menaksir biaya, kelayakan, dan besarnya

peralatan yang diperlukan untuk memindahkan sejumlah panas tertentu dalam waktu yang

ditentukan. Ukuran ketel, pemanas, mesin pendingin, dan penukar panas tergantung tidak

hanya pada jumlah panas yang harus dipindahkan, tetapi terlebih-lebih pada laju

perpindahan panas pada kondisi-kondisi yang ditentukan. Beroperasinya dengan baik


komponen-komponen peralatan, seperti misalnya sudu-sudu turbin atau dinding ruang

bakar, tergantung pada kemungkinan pendinginan logam-logam tertentu dengan

membuang panas secara terus menerus pada laju yang tinggi dari suatu permukaan. Juga

pada rancang-bangun (design) mesin-mesin listrik, transformator dan bantalan, harus

diadakan analisa perpindahan panas untuk menghindari konduksi-konduksi yang akan

menyebabkan pemanasan yang berlebihan dan merusakan peralatan. Berbagai contoh ini

menunjukkan bahwa dalam hampir tiap cabang keteknikan dijumpai masalah perpindahan

panas yang tidak dapat dipecahkan dengan penalaran termodinamika saja, tetapi

memerlukan analisa yang didasarkan pada ilmu perpindahan panas

Dalam perpindahan panas, sebagaimana dalam cabang-cabang keteknikan lainnya,

penyelesaian yang baik terhadap suatu soal memerlukan asumsi (pengandaian) dan

idealisasi. Hampir tidak mungkin menguraikan gejala fisik secara tepat, dan untuk

merumuskan suatu soal dalam bentuk persamaan yang dapat diselesaikan kita perlu

mengadakan beberapa pengira-iraan (approximation).

Dalam perhitungan rangkaian listrik, biasanya diasumsikan bahwa nilai tahanan,

kapasitansi, dan induktansi tidak tergantung pada arus yang mengalir melaluinya. Asumsi

ini menyederhanakan analisanya, tetapi dalam hal-hal tertentu dapat sangat membatasi

ketelitian hasilnya.

Pada waktu menafsirkan hasil ahir suatu analisa, kita perlu mengingat asumsi,

idealisasi dan pengira-iraan yang telah kita buat selama mengadakan analisa tersebut.

Kadang-kadang kita perlu mengadakan pengira-iraan keteknikan dalam penyelesaian suatu

soal, karena tidak memadainya keterangan tentang sifat-sifat fisik. Sebagai contoh, dalam

merancang bagian-bagian mesin untuk pengoperasian pada suhu tinggi mungkin kita perlu
memakai batas proporsional (propoyional limit) atau kuat-lelah (fatigue strength)

bahannya dari data suhu rendah. Guna menjamin pengoperasian yang memuaskan dari

bagian mesin ini, perancang harus menerapkan faktor keamanan (safety factor) pada hasil

yang diperoleh dari analisanya. Pengira-iraan semacam itu perlu pula dalam soal-soal

perpindahan panas.

Sifat-sifat fisik seperti konduktivitas termal atau viskositas berubah dengan suhu,

tetapi jika dipilih suatu harga rata-rata yang tepat , maka penyelesaian soal dapat sangat

disederhanakan tanpa memasukan kesalahan yang cukup besar dalam hasil ahirnya.

Bila panas berpindah dari suatu fluida ke dinding , seperti misalnya didalam ketel,

maka kerak terbentuk pada pengoperasian yang terus menerus dan akan mengurangi laju

aliran panas. Untuk menjamin pengoprasian yang memuaskan dalam jangka waktu yang

lama, maka harus ditrapkan faktor keamanan untuk mengatasi kemungkinan ini. Dalam

perpindahan panas ada tiga jenis perpindahan panas yaitu perpindahan panas dengan cara

konduksi, konveksi, dan radiasi.

2. Tujuan

Menentukan jenis-jenis perpindahan panas dan aplikasi perpindahan panas dibidang teknik

kimia

3. Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis perpindaham panas dan pengaplikasian

perpindahan panas dibidang teknik kimia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Perpindahan Panas

Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari suatu

daerah ke daerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut.

Karena beda suhu terdapat di seluruh alam semesta, maka aliran panas bersifat

seuniversal yang berkaitan dengan tarikan gravitasi. Tetapi tidak sebagaimana halnya

gravitasi, aliran panas tidak di kendalikan oleh sebuah hubungan yang unik, namun oleh

kombinasi dari berbagai hukum fisika yang tidak saling bergantungan.

Kepustakaan perpindahan panas pada umumnya mengenal tiga cara perpindahan

panas yaitu, konduksi (conduction, juga dikenal dengan istilah hantaran), konveksi

(convection, juga dikenal dengan istilah aliran), radiasi (radiartion).

2.Jenis-Jenis Perpindahan Panas

1) Perpindahan Panas Dengan Cara Konduksi

Yang dimaksud dengan konduksi ialah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat.

Sehingga perpindahan kalor secara hantaran/konduksi merupakan satu proses pendalaman

karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energi kalor,

adalah dari titik bersuhu tinggi ke titik bersuhu rendah. Perpindahan panas konduksi dan

difusi energi akibat aktivitas molekul Sudah diketahui bahwa tidak semua bahan dapat
menghantar kalor sama sempurnanya. Dengan demikian, umpamanya seorang tukang

hembus kaca dapat memegang suatu barang kaca, yang beberapa cm lebih jauh dari tempat

pegangan itu adalah demikian panasnya, sehingga bentuknya dapat berubah. Akan tetapi

seorang pandai tempa harus memegang benda yang akan ditempa dengan sebuah tang.

Bahan yang dapat menghantar kalor dengan baik dinamakan konduktor. Penghantar yang

buruk disebut isolator. Sifat bahan yang digunakan untuk menyatakan bahwa bahan

tersebut merupakan suatu isolator atau konduktor ialah koefisien konduksi terma. Apabila

nilai koefisien ini tinggi, maka bahan mempunyai kemampuan mengalirkan kalor dengan

cepat. Untuk bahan isolator, koefisien ini bernilai kecil

Persamaan umum yang biasa digunakan dalam perpindahan panas dengan cara

konduksi adalah

Keterangan:

H : Panas

K : Konduktivitas termal

T : Perbedaan suhu

x : Perbedaan panjang/ jarak

A :Luas permukaan
H adalah perpindahan panas dan merupakan gradient suhu kearah perpindahan panas.

Konstanta positif k disebut konduktivitas atau kehantaran termal (thermal konductivity)

benda itu, A adalah luas permukaan, sedangkan tanda minus diselipkan agar memenuhi

hukum kedua termodinamika, yaitu bahwa panas mengalir dari suhu tinggi ke suhu yang

lebih rendah.

NILAI KONDUKTIVITAS TERMAL (k) BERBAGAI BAHAN PADA SUHU 0° C

Bahan W/m x °C Btu/h x ft x °F

Logam

Perak (murni) 410 237

Tembaga (murni) 385 223

Aluminium (murni) 202 117

Nikel (murni) 93 54

Besi (murni) 73 42

Baja karbon, 1% C 43 25

Timbal (murni) 35 20,3

Baja krom-nikel 16,3 9,4

(18% Cr, 8% Ni)

Bukan Logam

Kuarsa (sejajar sumbu) 41,6 24

Magnesit 4,15 2,4

Marmar 2,08-2,94 1,2-1,7

Batu pasir 1,83 1,06

Kaca, jendela 0,78 0,45

Kayu mapel atau ek 0,17 0,096

Serbuk gergaji 0,059 0,034


Wol kaca 0,038 0,022

Zat cair

Air-raksa 8,21 4,74

Air 0,556 0,327

Amonia 0,540 0,312

Minyak Lumas, SAE 50 0,147 0,085

Freon 12,CCl2 F2 0,073 0,042

Gas

Hidrogen 0,175 0,101

Helium 0,141 0,081

Udara 0,024 0,0139

Uap air (jenuh) 0,0206 0,0119

Karbon dioksida 0,0146 0,00844

Perpindahan panas konduksi dan difusi energi akibat aktivitas molekul


Pada umumnya, bahan yang dapat menghantar arus listrik dengan sempurna

(logam) merupakan penghantar yang baik juga untuk kalor dan sebaliknya. Selanjutnya

bila diandaikan sebatang besi atau sembarang jenis logam dan salah satu ujungnya

diulurkan ke dalam nyala api. Dapat diperhatikan bagaimana kalor dipindahkan dari ujung

yang panas ke ujung yang dingin. Apabila ujung batang logam tadi menerima energi kalor

dari api, energi ini akan memindahkan sebahagian energi kepada molekul dan elektron

yang membangun bahan tersebut. Moleku1 dan elektron merupakan alat pengangkut kalor

di dalam bahan menurut proses perpindahan kalor konduksi. Dengan demikian dalam

proses pengangkutan kalor di dalam bahan, aliran elektron akan memainkan peranan

penting .

Persoalan yang patut diajukan pada pengamatan ini ialah mengapa kadar alir energi

kalor adalah berbeda. Hal ini disebabkan karena susunan molekul dan juga atom di dalam

setiap bahan adalah berbeda. Untuk satu bahan berfasa padat molekulnya tersusun rapat,

berbeda dengan satu bahan berfasa gas seperti udara. Molekul udara adalalah renggang

seka1i. Tetapi dibandingkan dengan bahan padat seperti kayu, dan besi , maka molekul

besi adalah lebih rapat susunannya daripada molekul kayu. Bahan kayu terdiri dari

gabungan bahan kimia seperti karbon, uap air, dan udara yang terperangkat. Besi adalah

besi. Kalaupun ada bahan asing, bahan kimia unsur besi adalah lebih banyak.

2) PERPINDAHAN PANAS DENGAN CARA KONVEKSI

Yang dimaksud dengan konveksi ialah pengangkutan ka1or oleh gerak dari zat

yang dipanaskan. Proses perpindahan ka1or secara aliran/konveksi merupakan satu

fenomena permukaan. Proses konveksi hanya terjadi di permukaan bahan. Jadi dalam

proses ini struktur bagian dalam bahan kurang penting. Keadaan permukaan dan keadaan
sekelilingnya serta kedudukan permukaan itu adalah yang utama. Lazimnya, keadaan

keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat proses konduksi, suhu permukaan

bahan akan berbeda dari suhu sekelilingnya. Dalam hal ini dikatakan suhu permukaan

adalah T1 dan suhu udara sekeliling adalah T2 dengan Tl>T2. Kini terdapat keadaan suhu

tidak seimbang diantara bahan dengan sekelilingnya.

Perpindahan kalor dengan jalan aliran dalam industri kimia merupakan cara

pengangkutan kalor yang paling banyak dipakai. Oleh karena konveksi hanya dapat terjadi

melalui zat yang mengalir, maka bentuk pengangkutan ka1or ini hanya terdapat pada zat

cair dan gas. Pada pemanasan zat ini terjadi aliran, karena masa yang akan dipanaskan

tidak sekaligus di bawa kesuhu yang sama tinggi. Oleh karena itu bagian yang paling

banyak atau yang pertama dipanaskan memperoleh masa jenis yang lebih kecil daripada

bagian masa yang lebih dingin. Sebagai akibatnya terjad sirkulasi, sehingga kalor akhimya

tersebar pada seluruh zat.

Aliran Arus bebas

u T

u Q

u Tw

Dinding
Laju perpindahan kalor dihubungkan dengan beda suhu menyeluruh antara dinding

dan fluida, dan kuas permukaan A. Besar h disebut koefisien perpindahan-kalor konveksi

(convection heat-transfer coefficient). Rumus dasar yang digunakan adalah

H= h A

(Tw-T)

=hAT

Keterangan:

H : Perpindahan panas

h: Koefisien konveksi

A: Luas permukaan

T : Perpindahan suhu

Pada perpindahan kalor secara konveksi, energi kalor ini akan dipindahkan ke

sekelilingnya dengan perantaraan aliran fluida. Oleh karena pengaliran fluida melibatkan

pengangkutan masa, maka selama pengaliran fluida bersentuhan dengan permukaan bahan

yang panas, suhu fluida akan naik. Gerakan fluida melibatkan kecepatan yang seterusnya

akan menghasilkan aliran momentum. Jadi masa fluida yang mempunyai energi terma

yang lebih tinggi akan mempunyai momentum yang juga tinggi. Peningkatan momentum

ini bukan disebabkan masanya akan bertambah. Malahan masa fluida menjadi berkurang

karena kini fluida menerima energi kalor. Fluida yang panas karena menerima kalor dari

permukaan bahan akan naik ke atas. Kekosongan tempat masa bendalir yang telah naik itu

diisi pula oleh masa fluida yang bersuhu rendah. Setelah masa ini juga menerima energi
kalor dari permukan bahan yang kalor dasi, masa ini juga akan naik ke atas permukaan

meninggalkan tempat asalnya. Kekosongan ini diisi pula oleh masa fluida bersuhu renah

yang lain.
Perpindahan panas konveksi

a) konveksi paksa,

b) konveksi alamiah,

c) pendidihan,

d) kondensasi

Proses ini akan berlangsung berulang-ulang. Dalam kedua proses konduksi dan

konveksi, faktor yang paling penting yang menjadi penyebab dan pendorong proses

tersebut adalah perbedaan suhu. Apabila perbedaan suhu

.terjadi maka keadaan tidak stabil terma akan terjadi. Keadaan tidak stabil ini perlu

diselesaikan melalui proses perpindahan kalor. Dalam pengamatan proses perpindahan

kalor konveksi, masalah yang utama terletak pada cara mencari metode penentuan nilai h

dengan tepat. Nilai koefisien ini tergantung kepada banyak faktor. Jumlah kalor yang

dipindahkan, bergantung pada nilai h.

Jika cepatan medan tetap, artinya tidak ada pengaruh luar yang mendoromg fluida

bergerak, maka proses perpindahan ka1or berlaku.

Sedangkan bila kecepatan medan dipengaruhi oleh unsur luar seperti kipas atau peniup,

maka proses konveksi yang akan terjadi merupakan proses perpindahan kalor konveksi

paksa. Yang membedakan kedua proses ini adalah dari nilai koefisien h-nya/.
3) Perpindahan Panas Dengan Cara Radiasi

Yang dimaksud dengan pancaran (radiasi) ialah perpindahan kalor melalui

gelombang dari suatu zat ke zat yang lain. Semua benda memancarkan kalor. Keadaan ini

baru terbukti setelah suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan kalor radiasi

terjadi dengan perantaraan foton dan juga gelombang elektromagnet. Terdapat dua teori

yang berbeda untuk menerangkan bagaimana proses radiasi itu terjadi. Semua bahan pada

suhu mutlak tertentu akan menyinari

sejumlah energi kalor tertentu. Semakin tinggi suhu bahan tadi maka semakin tinggi pula

energi kalor yang disinarkan. Proses radiasi adalah fenomena permukaan. Proses radiasi

tidak terjadi pada bagian dalam suatu bahan. Tetapi suatu bahan apabila menerima sinar,

maka banyak hal yang boleh terjadi. Apabila sejumlah energi kalor menimpa suatu

permukaan, sebagian akan dipantulkan, sebagian akan diserap ke dalam bahan, dan

sebagian akan menembusi bahan dan terus ke luar. Jadi dalam mempelajari perpindahan

kalor radiasi akan dilibatkan suatu fisik permukaan.

Rumus untuk perpindahan panas secara radiasi menerapkan hukum Stefan yaitu:

R= e

Keterangan:

e : Emisivitas

: Konstanta Stefan-Boltzeman (5,67 x 10-8 W/m2K4)

T : Suhu
Persamaan diatas disebut hukum stefan-boltzman tentang radiasi termal dan berlaku hanya

untuk radiasi benda hitam saja. Benda hitam adalah benda yang memancarkan energi

menurut hukum .

Bahan yang dianggap mempunyai ciri yang sempurna adalah jasad hitam.

Disamping itu, sama seperti cahaya lampu, adakalanya tidak semua sinar mengenai

permukaan yang dituju. Jadi dalam masalah ini kita mengenal satu faktor pandangan yang

lazimnya dinamakan faktor bentuk. Maka jumlah kalor yang diterima dari satu sumber

akan berbanding langsung sebahagiannya terhadap faktor bentuk

ini. Dalam pada itu, sifat terma permukaan bahan juga penting. Berbeda dengan

proses konveksi, medan aliran fluida disekeliling permukaan tidak penting, yang penting

ialah sifat terma saja. Dengan demikian, untuk memahami proses radiasi dari satu

permukaan kita perlu memahami juga keadaan fisik permukaan bahan yang terlibat dengan

proses radiasi yang berlaku.

Proses perpindahan kalor sering terjadi secara serentak. Misalnya sekeping plat

yang dicat hitam. Lalu dikenakan dengan sinar matahari. Plat akan menyerap sebahagian

energi matahari. Suhu plat akan naik ke satu tahap tertentu. Oleh karena suhu permukaan

atas naik maka kalor akan berkonduksi dari permukaan atas ke permukaan bawah. Dalam
pada itu, permukaan bagian atas kini mempunyai suhu yang lebih tinggi dari suhu udara

sekeliling, maka jumlah kalor akan disebarkan secara konveksi. Tetapi energi kalor juga

disebarkan secara radiasi. Dalam hal ini dua hal terjadi, ada kalor yang dipantulkan dan

ada kalor yang dipindahkan ke sekeliling. Berdasarkan kepada keadaan terma permukaan,

bahan yang di pindahkan dan dipantulkan ini dapat berbeda. Proses radiasi tidak

melibatkan perbedaan suhu. Keterlibatan suhu hanya terjadi jika terdapat dua permukaan

yang mempunyai suhu yang berbeda. Dalam hal ini, setiap permukaan akan menyinarkan

energi kalor secara radiasi jika permukaan itu bersuhu T dalam unit suhu mutlak.

Lazimnya jika terdapat satu permukaan lain yang saling berhadapan, dan jika permukaan

pertama mempunyai suhu T1 mutlak sedangkan permukaan kedua mempunyai suhu T2

mutlak, maka permukaan tadi akan saling memindahkan kalor .

Selanjutnya juga penting untuk diketahui bahwa :

1.Kalor radiasi merambat lurus.

2.Untuk perambatan itu tidak diperlukan medium (misalnya zat cair atau gas).
BAB III

APLIKASI DI BIDANG TEKNIK KIMIA

1. Aplikasi Perpindahan Panas Pada Thermos

Pada saat mendidihkan air panas, berarti kita mendapatkan air panas. Bagaimana

caranya agar air ini tetap panas? Tentunya kita masukkan ke dalam thermos. Thermos

merupakan salah satu alat untuk menyekat kalor. Bagaimanakah cara kerja thermos

hingga dapat menyekat kalor agar air tetap panas? Pada thermos terdapat dinding kaca

di mana bagian dalam dan bagian luarnya dibuat mengkilap. Bagian dalam kaca dibuat

mengkilap agar kalor dari air panas tidak terserap pada dinding. Sementara bagian luar

dinding kaca dibuat mengkilap berlapis perak agar tidak terjadi perpindahan kalor

secara radiasi. Ruang hampa di antara bagian dalam dan luar berfungsi untuk

mencegah perpindahan kalor secara konveksi. Tutup thermos terbuat dari bahan

isolator, seperti gabus, untuk mencegah terjadinya perpindahan kalor secara konduksi.

Dengan demikian air di dalam thermos tetap panas.

2. Aplikasi Perpindahan Panas Konveksi Dalam Medan Aliran Paksa

Menggunakan Algoritma Simple

Aplikasi ini merupakan aplikasi pada geometri dua plat datar. Perpindahan kalor

konveksi dalam medan aliran merupakan gejala yang dipengaruhi oleh distribusi

kecepatan aliran dan sifat-sifat fluida setempat. Distribusi kecepatan dalam medan

aliran ini harus memenuhi dua persamaan secara serentak. persamaan momentum dan

persamaan kontinuitas. Bila harga tekanan yang tepat disubstitusi ke dalam persamaan
momentum, maka medan kecepatan yang dihasilkan akan memenuhi persamaan

kontinuitas.

Algoritrna SIMPLE (Semi-Implicit Method fur Pressure-Linked Equalioiis,

Patankar, 1972) merupakan salah satu metoda untuk mendapatkan medan tekanan

yang "tepat" yang diawali dengan menebak medan tekanan dan kecepatan pada awal

iterasi. Substitusi harga tebakan ini ke dalam persamaan momentum memberikan

medan kecepatan yang selanjutnya dikoreksi agar memenuhi persamaan kontinuitas.

Medan tekanan juga dikoreksi dengan suatu faktor relaksasi yang harus ditentukan

untuk mendapatkan konvergensi solusi. Pada tugas akhir ini, algoritma SIMPLE,

diterapkan ke dalam sistem aliran udara di antara dua plat datar yang dipanaskan.

Simulasi dilakukan pada berbagai kondisi kecepatan aliran serta temperatur dan jarak

antar plat. Persyaratan konvergensi yang dipilih untuk menghentikan iterasi adalah

bahwa selisih harga antara kecepatan dari persamaan momentum dan kecepatan dari

persamaan kontinuitas tidak melebihi 1% (relatif terhadap kecepatan setempat) untuk

seluruh titik grid dalam medan aliran. Dari simulasi ini dapat diperoleh distribusi

temperatur dan kecepatan pada seluruh titik dalam medan aliran udara di antara dua

plat datar (sepanjang domain simulasi). Distribusi temperatur yang telah diperoleh

selanjutnya dapat digunakan untuk menghitung distribusi bilangan Nusselt sepanjang

arah aliran udara. Sebagai hasilnya, diperoleh distribusi bilangan Nusselt yang

berubah secara asimtotik menuju harga yang bervariasi di sekitar 7,534 - 7,542. Hasil

ini cukup dekat dengan data yang terdapat di dalam referensi (Ozisik, Iieul Iiwi /erj) di

mana bilangan Nusselt berubah secara asimtotik menuju harga 7,541.


3. Aplikasi Dalam Cfd

Aplikasi CFD Dalam Kehidupan Computational Fluid Dynamics atau CFD adalah

analisis sistem yang melibatkan aliran fluida, perpindahan panas dan fenomena-

fenomena terkait seperti reaksi kimia dengan cara simulasi berbasis komputer.

APLIKASI CFD

Dalam perancangan instalasi perpipaan

Aplikasi dari piranti lunak berbasis metoda nemrik adalah dalam perancangan

instalasi perpipaan. Dengan bantuan piranti lunak ini proses perancangan menjadi lebih

mudah karena analisis terhadap rancangan langsung dapat diketahui hanya dengan

menggambarkan instalasi rancangan. Umumnya piranti lunak yang tersedia di pasaran

menyediakan fasilitas untuk berbagai boundary conditions seperti single atau double acting

displacement, single atau double acting rotational, translational dengan bi-linear stiffness,

snubbers, guide dan limit stop, tie-rod assembly, gap dan friksi, dan lain-lain.

Aplikasi pada Industri

Di bidang Aerospace : memperkirakan aliran fluida pada pesawat dan juga

menentukan material yang akan dipakai oleh pesawat, simulasi bagian mana dari pesawat

yang akan menerima kalor dan tekanan paling tinggi akibat

gesekan dengan atmosfir saat meninggalkan atau menuju bumi, merancang dan mendisain

bentuk pesawat, drag force dan lift force, etc.


Di bidang proses industry : design dan analisa pipa pada industry oil & gas, analisa

blade pompa, proses terjadinya kavitasi pada pompa maupun pipa, Heat Exchanger., water

mixer, milk heater, etc

Aplikasi di bidang otomotif

Di bidang Otomotif : penentuan sifat aerodinamik pada bagian kendaraan,

pergerakan kendaraan pada terowongan, system wiper, Fuel rail, Muffler, catalytic

converter, natural convection with radiation ( head lamp), alternator, etc.

Powerplant : simulasi keadaan yang terjadi selama proses generasi -Di bidang listrik

berlangsung, yang umumnya terjadi pada boiler(PLTU), sehingga dapat mengetahui erosi

partikel, korosi, perpindahan panas terutama didalam tube (pipa), particle drying

(pengeringan partikel), ignition (pengapian), dan burnout dynamics (pergerakan api

pembakaran). mengetahui karakteristik api, karakteristik turbin, keadaan didalam boiler,

pipa, efisiensi optimal cooling tower, optimasi waste (PLTG) Di bidang Elektronika :

analisa aliran thermal di dalam assembli computer, pada tata letak server database. Di

bidang HVAC (Heat Ventilating Air Conditioner) : perpindahan kalor dan distribusi

kontaminan dalam dimensi ruang (tiga dimensi), distribusi aliran udara dan tempratur,

parameter kenyaman tata letak ruangan, Air Cond. Duct system pada Mass transport,

building, etc

Di bidang kesehatan : simulasi aliran darah dalam pembuluh darah arteri dan vena ,

menjelaskan efek pernapasan dari partikael-partikel berukuran berbeda dalam tubuh

manusia , kontaminasi udara, air, atau fluida lainnya


MAKALAH OTK 1

MEKANIKA FLUIDA DAN PERPINDAHAN PANAS

Disusun Oleh :

Mela Sari (201525012)

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK KIMIA

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

2018
MEKANIKA FLUIDA
PERPINDAHAN PANAS

Das könnte Ihnen auch gefallen