Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
Mahersyap Paulus (P.1608052)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah “Konsep
Recovery Spportif environment dalam perawatan Jiwa”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu segenap
saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk perbaikan
di masa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………..……………………………….2
DAFTAR ISI…………………………………….....…………………………...…….....3
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan………………………..………………...…………………………………....5
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...……........13
3.2 Saran…………………………………………..………………………………...…13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
masyarakat sekitarnya. Dari data tersebut diatas, kami tertarik untuk membahas
masalah kesehatan jiwa masyarakat sebagai judul makalah kami.
Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan
transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya
(USDHHS, 2006 dalam Stuart, 2013). Recovery merupakan proses dimana
seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar dan berpartisipasi secara penuh
dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan
gejala secara keseluruhan (Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013).
Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery yang
berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery
didefinisikan oleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan
kesehatan jiwa dan orangorang yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart,
2010). Individu menerima dukungan pemulihan melalui aktivitas yang didefinisikan
sebagai rehabilitasi, yang merupakan proses menolong seseorang kembali kepada
level fungsi tertinggi yang dapat dicapai. Recovery gangguan jiwa merupakan
gabungan pelayanan sosial, edukasi, okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan
pada pemulihan jangka panjang dan memaksimalkan kecukupan diri (Stuart, 2013)
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Recovery dan supportive evironment dalam perawatan klien gangguan
jiwa
Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan dukungan tepat dan
secara individual, dapat pulih dari penyakitnya dan memiliki kehidupan yang
memuaskan serta produktif. Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai
kesembuhan dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa
untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang
dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam Stuart, 2013). Recovery merupakan proses
dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar dan berpartisipasi secara
penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau
pengurangan gejala secara keseluruhan (Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013).
Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery yang
berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery
didefinisikan oleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan
kesehatan jiwa dan orangorang yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart,
2010). Individu menerima dukungan pemulihan melalui aktivitas yang didefinisikan
sebagai rehabilitasi, yang merupakan proses menolong seseorang kembali kepada
level fungsi tertinggi yang dapat dicapai. Recovery gangguan jiwa merupakan
gabungan pelayanan sosial, edukasi, okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan
pada pemulihan jangka panjang dan memaksimalkan kecukupan diri (Stuart, 2013)
Sejumlah praktik berbasis bukti mendukung dan meningkatkan pemulihan
meliputi : tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan bekerja, manajemen dan
pemulihan penyakit, tritmen terintegrasi untuk mendampingi kejadian berulang
gangguan jiwa dan penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga, manajemen
pengobatan.
6
Dukungan pemulihan dalam asuhan keperawatan jiwa meliputi bekerja dengan
tim tritmen multidisiplin yang meliputi psikiater, psikolog, pekerja sosial, konselor,
terapis okupasi, pakar konsumen dan teman sejawat,manajer kasus, pengacara
keluarga, pakar pengambil kebijakan. Dukungan ini juga membutuhkan perawat
untuk berfokus pda tiga elemen yaitu : individu, keluarga dan komunitas (Stuart,
2013)
2.2 Mental Health Recovery Model & The Recovery Model in Psychiatric Nursing
Selama ini kita mengetahui bahwa recovery sama halnya dengan kembali sehat
atau sembuh terhadap suatu penyakit, tetapi dalam kesehatan jiwa kita sepakati
bahwa recovery memiliki arti yang berbeda. Recover Model pada kesehatan jiwa
tidak berfokus pada pengobatan, tetapi sebagai gantinya lebih menekankan dapat
hidup beradaptasi dengan sakit jiwa yang sifatnya kronis. Pada model ini lebih
menekankan kepada hubungan sosial, pemberdayaan, strategi koping, dan makna
hidup.
Peplau (1952 dalam Varcarolis 2013) menciptakan teori bahwa pentingnya
hubungan interpersonal terapeutik, model recovery berubah dari hubungan nurse-
patient menjadi nurse-partner. Berdasarkan penelitian Hanrahan et al (2011 dalam
Varcarolis 2013) menyatakan pentingnya meningkatkan peran individu dan keluarga
dalam proses recovery. Caldwell et al (2010 dalam Varcarolis 2013) menegaskan
perawat jiwa harus mengajarkan tenaga kesehatan lain tentang konsep recovery dan
menyarankan cara memberdayakan pasien dan memajukan proses recovery.
7
mengalami stess melalui
pengurangan atau
menghilangkan sumber
stress
dan mendukung proses
adaptif
(Johnson, 1980)
2 Imogene King Goal attainment Membangun hubungan
interpersonal dan membantu
pasien untuk mencapai
tujuan
nya berdasakan peran nya
dalam konteks sosial (King,
1981)
3 Betty Neuman System Model Membangun hubungan
perawat-pasien untuk
membantu menghadapi
respon
stres (1982)
4 Dorothes Orem Self-Care Deficit Mengatasi defisit perawatan
diri dan mendorong pasien
untuk terlibat secara aktif
pada
perawatan diri mereka
(Orem,
2001)
5 Hildegard Peplau Interpersonal Menggunakan hubungan
Relations interpersonal sebagai alat
terapeutik untuk
8
menyembuhkan dan
mengurangi kecemasan
(Peplau, 1992)
6 Jean Watson Transpersonal Caring merupakan prosedur
Caring dan tugas penting;
membangun
hubungan perawat-pasien
sehingga menghasilkan
Therapeutic Outcome
(Watson, 2007)
2.3 Manfaat & Peran Perawat Pada Pemberian Terapi pada Proses Penyembuhan
Pemberian terapi adalah berbagai pendekatan penenganan klien gangguan jiwa
yang bervariasi, yang bertujuan untuk mengubah perilaku klien dengan gangguan
jiwa dengan perilaku mal adaptifnya menjadi perilaku yang adaptif. Perawat sebagai
terapis mendasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak terapi atau
penyembuhan dengan memberikan berbagai macam terapi Generalis maupun
Spesialis.
Dalam pemberian terapi perawat seabagai terapis senantiasa berdasarkan pada
kompetensi yang dia miliki dan kondisi pasien yang menjadi titik tolak terapi atau
penyembuhan.
9
2.5 Tujuan Terapi Lingkungan
Menurut Stuart dan Sundeen 1998
1. Meningkatkan pengalaman positif pasien khususnya yang mengalami gangguan
mental, dengan cara membantu individu dalam mengembangkan harga diri
b. Perawat yang menciptakan suasana yang aman dari benda-benda atau keadaan-
keadaan yang menimbulkan terjadinya kecelakaan/luka terhadap pasien atau
perawat.
d. Pasien diminta berpartisipasi melakukan kegiatan bagi dirinya sendiri dan orang
lain seperti yang biasa dilakukan di rumahnya. Misalnya membereskan kamar.
10
c. Melalui sosialisasi pasien belajar tentang kegiatan-kegiatan atau kemampuan
yang baru, dan dapat dilakukannya sesuai dengan kemampuan dan minatnya
pada waktu yang luang.
1. Terapi rekreasi
Yaitu terapi yang menggunakan kegiatan pada waktu luang, dengan tujuan pasien
dapat melakukan kegiatan secara konstruktif dan menyenangkan serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial. Contohnya: berenang, main kartu,
dan karambol.
5. Pet therapy
Terapi ini bertujuan untuk menstimulasi respon pasien yang tidak mampu
mengadakan hubungan interaksi dengan orang-orang dan pasien biasanya merasa
kesepian, menyendiri, dan menggunakan objek binatang untuk bermain.
11
6. Plant therapy
Terapi ini bertujuan untuk mengajar pasien untuk memelihara segala
sesuatu/mahluk hidup, dan membantu hubungan yang akrab antara satu pribadi
kepada pribadi lainnya dengan memelihara tumbuhan, mulai dari menanam dan
memelihara, serta menggunakannya saat tanaman dipetik.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan
sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan
koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional.
Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan
transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang
dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam Stuart, 2013).
Spportife evironment juga sangat dibutuhkan dan menujang dalam segala
segi dan penyembuhan segala jenis penyakit bukan hanya gangguan jiwa.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil makalah yang telah diolah, maka penulis mempunyai
beberapa saran yang diharapkan dapat dipertimbangkan dan berguna bagi kita
semua, yaitu:
1. Pengadaan klinik-klinik psikiatrik akan membantu mengatasi
banyaknya masalah-masalah kesehatan jiwa masyarakat.
2. Peran serta masyarakat akan sangat membantu dalam mengatasi
masalah-masalah kesehatan jiwa masyarakat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Davidson, L., O'Connell, M., Tondora, J., Styron, T., & Kangas, K. (2006). The top ten
concerns about recovery encountered in mental health system transformation.
Psychiatric Services, 57(5), 640-5.
Drake, R. E., Goldman, H. H., Leff, H. S., Lehman, A. F., Dixon, L., Mueser, K. T., &
Torrey, W. C. (2001). Implementing evidence-based practices in routine mental
health service settings. Psychiatric Services, 52, 179-182.
WHO. (2001). The World Health Report: 2001 mental health : new undestanding, new
hope
14