Sie sind auf Seite 1von 19

ARSITEKTUR

BERKELANJUTAN

RE-USE PADA YANCEY TIRE CHAPEL, ALABAMA


Laili Maulidiyah 08111850010003


Indrati Prastiti 08111850010004
Ni Komang Indra Mahayani 08111850030004

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH


NOPEMBER
2018

I. Latar Belakang pembangunan Yancey Tire Chapel


Yancey Tire Chapel berada di daerah perbukitan Hale County, Alabama,
Amerika Serikat. Bangunan ini dirancang oleh tiga mahasiswa arsitektur
Samuel mockbee di auburn iniversity yaitu: 1. Ruard Veltman, 2. Steve
Durden, Tom Trethewav pada tahun 1995. Salah satu proyek pertama di
Mockbee’s Rural Studio. Latar belakang dari bangunan chapel ini awalnya
muncul dari perancang ingin membangun sebuah chapel untuk masyarakat
sekitar karena daerah tersebut adalah daerah pedesaan peternakan dan
persawahan sehingga tidak adanya tempat ibadah dari daerah tersebut. Karena
perancang masih mahasiswa akhir yang ingin membantu masyarakat
mahasiswa mempunyai kendala tidak adanya biaya yang tinggi sehingga
mahasiswa tersebut mulai mencari permasalahan bagaimana bisa membangun
biaya yang murah tetapi bangunan yang bisa bertahan lama.

Gambar 1. Yancey Chapel keseluruhan

Daerah tersebut terdapat perusahaan yang mempunyai sampah ban bekas


yang tidak bisa digunakan, sehingga perancang menggunakan material ban
bekas sebagai material yang mendominasi bangunan atau sebagai penopang
bangunan chapel tersebut. Sebuah ban diyakini oleh perancang bisa bertahan
lama. Struktur atap juga menggunakan kayu bekas yang terdapat dari runtuhan
lumbung tua daerah tersebut. Struktur dinding menggunakan ban bekas yang
di plester dengan tanah liat yang terdapat pada daerah. Struktur lantai
menggunakan material batu alam yang ditambang langsung dari lembah yang
tidak jauh dari tapak.


1
II. Definisi reuse
Dari latar belakang pembangunan Yancey Chapel di dapat definisi
pengertian dari reuse adalah penggunaan bahan bekas pakai yang
diperbaruhi tanpa proses khusus menjadi bahan yang layak pakai dengan
bentuk yang sama. Dalam konteks ini menjadi bahan bekas pakai
digunakan menjadi bahan penyusun elemen bangunan. Reuse memiliki
beberapa alasan yang mendasarinya, yaitu;
- Reuse tidak banyak memerlukan teknologi atau teknik khusus seperti
pabrikasi atau proses kimia dan fisika untuk penggunaan bahan bekas
sehingga biaya yang diperlukan relative lebih kecil.
- Dalam pelaksanaannya reuse bisa dilakukan walaupun jumlah bahan
bekas yang didapat sedikit atau banyak.
- Reuse mammpu mencegah timbulnya polusi yang disebabkan oleh
pengambilan material, produksi, tranportasi dan mencegah timbulnya
limbah padat yang berakhir di tempat pembuangan.

III. Studi Kasus: Yancey Chapel


Yancey Chapel berada di Hale County, Alabama, Amerika Serikat.
Dirancang dan dibangun pada tahun 1995 oleh Rural Studio, dengan
arsitek Samuel Mockbee. Dalam pelaksanaannya dibantu oleh tiga
mahasiswa arsitektur dari Auburn University, yaitu Ruard Veltman, Steve
Durden, dan Tom Tretheway.

Gambar 2. Yancey Chapel Tampak Depan


2
Yancey Chapel berada di Hale County, Alabama, Amerika Serikat.
Dirancang dan dibangun pada tahun 1995 oleh Rural Studio, dengan
arsitek Samuel Mockbee. Dalam pelaksanaannya dibantu oleh tiga
mahasiswa arsitektur dari Auburn University, yaitu Ruard Veltman, Steve
Durden, dan Tom Tretheway.
Terdapat beberapa elemen pada bangunan yang di reuse, yaitu
elemen atap, dinding, lantai dan perabot/furniture bangunan. Bahan dasar
yang digunakan untuk reuse adalah ban bekas, baja bekas, dan kayu bekas.
Serta bahan lain yang didapat dari sekitar site yaitu tanah liat dan batu
alam. Teknologi pengolahan bahan bekas menjadi bahan bangunan pun
tidak terlalu sulit atau dapat dikatakan menggunakan teknologi yang
sederhana. Terdapat dua cara pengolahan, yaitu;
1. Material akan diolah di tempat pengepul untuk tahap
penyeleksian dan perbaikan material (sesuai kriteria).
2. Material akan diolah di lapangan dimana pengolahan material
seperti yang dilakukan pada material-material baru untuk
diterapkan pada bangunan.

Gambar 3. Yancey Chapel memperlihatkan Tampak Dinding

Elemen dinding pada chapel terbuat dari kurang lebih 1000 ban kendaraan
bermotor bekas yang berasal dari banyaknya sampah ban yang terdapat pada
sebuah perusahaan yang tidak bisa digunakan lagi, kemudian diisi dan dilapisi
dengan tanah liat sebagai pengaku. Proses pembangunan Yancey Chapel ini
menggunakan ban bekas kemudian Ban-ban diisi tanah yang ditumbuk dengan
palu-palu besar, ban bisa mengembang, menstabilkan dan memperkuat


3
struktur. Ban-ban kemudian dibungkus dengan kawat dan dilapisi dengan
plesteran tanah liat.

Gambar 4. Yancey Chapel memperlihatkan Lantai Batu Alam

Elemen lantai menggunakan material batu alam yang ditambang


langsung dari lembah tidak jauh dari tapak, sehingga energi yang
dibutuhkan untuk transportasi material sangat kecil. Material batu alam di
tambang dengan ukuran yang berbeda-beda langsung di aplikasikan pada
elemen bawah. Batu alam dengan ukuran berbeda-beda memberikan nilai
lebih dalam estetika bangunan

Gambar 5. Yancey Chapel memperlihatkan struktur atap menggunakan kayu bekas

Pada elemen atap, kayu bekas digunakan untuk menyusun rangka


atap. Kayu bekas sendiri diperoleh dari sebuah bangunan yang sudah tidak
terpakai lagi. Kayu bekas pakai dari bangunan lumbung tua ini masih
terlihat masih bisa digunakan untuk struktur atap menurut perancang.
Kayu yang masih bagus diambil kemudian di potong sesuai kebutuhan
struktur atap dan kemudian di finishing menggunakan cat.


4
Gambar 6. Yancey Chapel memperlihatkan Funiture Menggunakan Baja bekas

Pada elemen perabotan seperti mimbar dan tempat penampungan


air (untuk upacara agama) terbuat dari bahan baja bekas. Mimbar
menggunakan baja ringan bekas yang disumbangkan oleh Departemen
perhubungan kabupaten Hale. Proses pembuatan baja yaitu baja bekas di
ptong sesuai dengan ukuran diinginkan lalu di finishing dengan cat.
IV. Simulasi dan Perbandingan Fungsi Reuse
Jika disimulasikan secara keseluruhan, dengan elemen dinding
yang unik dengan tekstur (maju-mundur dari ban) dan elemen kayu pada
atap, serta kesan keterbukaan, membuat bangunan yang berada di tengah
bukit ini memiliki makna tersendiri akan fungsinya. Jika disimulasikan
dengan dinding beton dan rangka atap baja ringan, maka kesan/makna
bangunan tidak lagi tertangkap. Dengan orientasi letaknya yang berada di
tengah bukit seolah menjadikan bangunan tersebut seperti gudang.
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana perbandingan
penggunaan material reuse dan jika tidak melakukan reuse, atau
menggunakan material lain. Penjelasan dilengkapi dengan simulasi pada
tiap elemen.


5
Gambar 7. Yancey Chapel Dengan Simulasi

1. Elemen Dinding
Dinding merupakan elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/membentuk ruang. Selain itu dinding juga berperan
membantu menahan sebagian atau keseluruhan beban dari struktur
pada bangunan. Oleh sebab dalam pemilihan material dinding perlu
memperhatikan;
- Ketahanan material terhadap kondisi lingkungan khusus
(kedap air, korosi, dll)
- Memenuhi kekuatan struktur yang hendak di capai


6
Gambar 8. Yancey Chapel Dengan Simulasi Dinding Pada bangunan

Dinding bangunan menggunakan material ban bekas yang diisi


dan dilapisi oleh tanah liat. Simulasi dinding menggunakan brton dan
bata ekspos. Adapun perbandingannnya adalah sebagai berikut;
Ban Bekas dan Beton Bata Ekspos
Tanah Liat
Kekuatan Sifat lentur dari Material beton Sama seperti beton,
material diatasi tidak bisa berdiri membutuhkan
dengan melapisi sendiri melainkan tambahan pengaku
dengan tanah liat harus disokong oleh berupa besi/baja
sebagai pengaku besi/baja tulangan. tulangan.
dan pelapis
dinding.
Energi Ban bekas dan Untuk mendapatkan Dalam pembuatannya,
tanah liat material beton dan bata ekspos
merupakan bahan baja membutuhkan mengkonsumsi lebih
bekas dari daerah biaya transportasi banyak energi
lokal. tambahan, produksi. Hal tersebut
sedangkan material dikarenakan bata


7
ban bekas dan tanah ekspos membutuhkan
liat didapat dari ketelitian yang tinggi
lingkungan sekitar untuk menghasilkan
lokasi. bata yang rapi. Selain
itu bata juga melalui
proses pembakaran
yang mengkonsumsi
banyak energi.
Estetika Pembayangan Pemaknaan ruang Bata ekspos merupakan
yang terbentuk tidak terbentuk material yang
membentuk ruang terlalu mendalam. digunakan dengan
pada chapel Ruang seolah hanya tujuan estetika.
memiliki makna seperti Sehingga sisi estetis
fungsi tertentu. gudang/ruang dan pemaknaan dari
kosong, atau ruang tetap terbentuk.
naungan.

2. Elemen Atap
Atap merupakan suatu penutup pada bangunan yang terletak di
bagian atas. Struktur atap merupakan bagian menahan beban yang
berasal dari atap. Rangka atap berfungsi untuk menahan beban dari
bahan penutup atap, sekaligus memberikan bentuk pada atap.
Sehingga rangka atap haruslah kuat menahan berat sendiri dan tahan
terhadap beban-beban yang bekerja padanya. Pemilihan bentuk atap
yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi
penghuninya.


8
Gambar 8. Yancey Chapel Dengan Simulasi Struktur Atap Pada bangunan

Rangka atap pada bangunan menggunakan material kayu bekas.


Simulasi atap menggunakan galvalum / baja ringan. Adapun
perbandingannnya adalah sebagai berikut;
Kayu Bekas Galvalum
Kekuatan Kayu bersifat kaku, kuat, Waktu pengerjaan rangka
namun ringan sehingga atap galvalum relatif lebih
cocok digunakan sebagai cepat. Material kaku, kuat,
material penopang dan ringan, namun dapat
digunakan dalam bentang
yang cukup lebar. Beban
kepada pondasi dan kolom
menjadi lebih ringan.
Energi Merupakan bahan bekas Meskipun harga jualnya
yang diperoleh dari relatif lebih murah, proses
daerah lokal, sehingga produksi galvalum
tidak membutuhkan menghabiskan banyak
energi yang besar. energi. Serta energi yang
diperoleh dari transportasi.
Estetika Material kayu memiliki Kesan ruang yang hangat
nilai dekoratif, tidak terbentuk. Selain itu
membentuk kesan antara elemen (atap dan
hangat, senada dengan dinding) terkesan tidak
elemen dinding chapel menyatu
yang berwarna


9
kecoklatan.

3. Elemen Lantai
Lantai merupakan alas atau dasar sebuah ruangan atau
bangunan. Lantai yang baik adalah;
- Lantai yang kuat menahan beban
- Mudah dibersihkan dan mudah perawatannya
- Permukaannya datar dan rata

Gambar 9. Yancey Chapel Dengan Simulasi Lantai Pada bangunan


10
Lantai pada bangunan menggunakan material batu alam.
Simulasi lantai menggunakan keramik dan pleaster. Adapun
perbandingannnya adalah sebagai berikut;
Batu Alam Keramik Plester
Kekuatan Ukurannya Kekuatan struktural Kekuatan lantai plester
fleksibel dan tidak ubin keramik cukup kuat,
cepat rusak jika didasarkan pada pemasangannnya
dipasang pada seberapa panas api relatif mudah, serta
lantai. Namun, saat dipanggang di perawatannya mudah.
materialnya tempat pembakaran.
cenderung berat Suhu yang lebih
sehingga perlu tinggi akan
memperhatikan menghasilkan bahan
struktur bangunan. yang lebih tahan
lama.
Energi Merupakan Membutuhkan Tidak terlalu
material lokal energi yang besar membutuhkan energi
yang didapatkan di pada proses poduksi yang besar pada saat
dekat lokasi dan transportasi. pemasangan dan
sehingga tidak Namun maintenance. Hanya
membutuhkan membuthkan energi membutuhkan sedikit
banya energi. yang kecil pada saat energi pada
maintenance. transportasi
Estetika Terkesan natural Material keramik
dan hangat, memberi kesan
sehingga sesuai modern pada
dengan bangunan.
keseluruhan
bangunan.


11
4. Elemen Perabot/Furniture

Gambar 9. Yancey Chapel Dengan Simulasi Funiture Pada bangunan


Sumber:

Elemen perabot/furniture yang akan dibahas yakni kran air


minum dan mimbar, yang keduanya menggunakan material dari baja
bekas. Adapun perbandingannya, pada kran air minum akan
disimulasikan dengan material keramik dan polikarbonat, sedangkan
pada mimbar akan disimulasikan dengan kayu. Adapun hasil
perbandingannya adalah sebagai berikut;


12
a. Kran Air Minum
Baja Bekas Keramik dan Polikarbonat
Kekuatan Baja memiliki kekuatan Pemasangan keramik
yang sangat kuat, serta membutuhkan pengaku,
perawatan yang mudah. misalnya beton. Serta
pemasangan polikarbonat
membutuhkan rangka.
Energi Proses produksi baja Diperlukan energi
sejatinya membutuhkan transportasi untuk
energi yang cukup besar, pembelian keramik dan
namun, dalam kasus ini polikarbonat, serta elemen
baja yang digunakan pendukungnya, yang juga
merupakan baja bekas. memerlukan energi pada
saat produksi. Meskipun
perawatannya tidak
memerlukan banyak
energi..
Estetika Baja berwarna krom Pemilihan material keramik
memberi kesan hangat membuat bangunan seolah
dan senada dengan berfungsi sebagai toilet
keseluruhan bangunan. umum.

b. Mimbar
Baja Bekas Kayu
Kekuatan Penggunaan baja sebagai Penggunaan kayu pada
elemen eksterior cukup eksterior memerlukan
kuat dan tahan terhadap penanganan khusus agar
iklim, serta tidak tahan terhadap iklim.
memerlukan perawatan
yang sulit.
Energi Merupakan material Meskipun energi untuk
bekas yang mudah transportasi minim, namun


13
didapat sehingga minim energi yang diperlukan
energi. untuk pemasangan relatif
tinggi dikarenakan
memerlukan treatment
khusus.
Estetika


14
V. Kesimpulan
Yancey Chapel menerapkan 95% material bekas dan
memanfaatkan potensi material lokal pada bangunannya sehingga
memberikan keuntungan secara ekologis, yakni dengan mengurangi beban
lingkungan akibat transportasi bahan dan biaya konstruksi pembangunan
yang lebih terjangkau.
Berdasarkan alasan-alasan yang mendasari reuse yang telah
dipaparkan pada bagian I, maka;
- Reuse tidak banyak memerlukan teknologi atau teknik khusus seperti
pabrikasi atau proses kimia dan fisika untuk penggunaan bahan bekas
sehingga biaya yang diperlukan relative lebih kecil. Penggunaan
material ban bekas tidak memerlukan teknologi atau teknik khusus
melainkan hanya dilapisi oleh tanah liat.
- Dalam pelaksanaannya reuse bisa dilakukan walaupun jumlah bahan
bekas yang didapat sedikit atau banyak. Penggunaan baja pada tempat
minum dan mimbar. Baja bukan merupakan material yang dominan.
- Reuse mammpu mencegah timbulnya polusi yang disebabkan oleh
pengambilan material, produksi, tranportasi dan mencegah timbulnya
limbah padat yang berakhir di tempat pembuangan. Penggunaan
material lokal berupa batu alam sebagai alas lantai mampu mencegah
timbulnya polusi yang disebabkan oleh pengambilan material,
produksi, tranportasi.


15
DAFTAR PUSTAKA
Ningrum Wulandari D.S, 2015. Penerapan Reuse Material Bekas Sebagai
Bahan Material Pada Bangunan. Sumatera Utara. Jurnal
Rural Studio, 1996. Architectural Record
http://ruardveltmanarchitecture.com/press/arch_rec_3_1996.pdf.
http://www.ruralstudio.org/projects/yancey-tire-chapel
https://www.chilearq.com/gallery/architecture/806/Yancey-Tire-Chapel/


16
Pertanyaan;
1. Bentuk baja bekas seperti apa?
Dinding menggunakan banban bekas, bagaimana Konstruksi ban dan tanah
liat tersebut? (Vincentia Aprilia Devi Ratnasari, 08111850010009)
Jawab:
Bentuk baja bekas seperti lempengan baja wf, Konstruksi pembuatan
dinding yang terbuat dari ban bekas yaitu Ban-ban diisi tanah yang
ditumbuk dengan palu-palu besar, ban bisa mengembang, menstabilkan dan
memperkuat struktur. Ban-ban kemudian dibungkus dengan kawat dan
dilapisi dengan plesteran tanah liat.

2. Bagaimana suhu yang terdapat pada bangunan Yancey Chapel? Bagaimana


tanah liat bisa bertahan kalau terjadinya hujan? (Apriliana Hidayat Nurdin,
08111850040002)
Jawab:
Suhu pada bangunan Yancey Chapel adalah suhu yang normal pada daerah
Albama Amerika. Karena materialnya adalah tanah liat maka tidak
menimbulkan efek panas, melainkan sejuk.
Tanah liat yang digunakan oleh arsitek untuk mendirikan Yancey
Chapel adalah Tanah liat yang mengandung campuran batuan kapur yang
memiliki kareakteristik merekatkan satu sama lain ketika campuran bahan
itu mengering. Yang kedua adalah dimana iklim di Albama Amerika tidak
sama dengan di Indonesia, curah hujannya tidak setinggi di negara tropis,
sehingga hujan pun tidak berpengaruh pada bangunan Yancey Chapel ini,
maka dari itu bangunan chapel ini bias bertahan hingga 23 tahun hingga
tahun ini.
3. Apa kekurangan reuse pada Yancey Chapel? Bagaimana Maintance pada
Bangunan Yancey Chapel? Bagaimana Arsitek Mulai merangcang
bangunan tersebut? ( Nilla Ardya P, 08111850040001)
Jawab:
Kekurangan reuse dari Yancey Chapel ini masih balum ada, karena
dari bahan-bahan yang minim tersebut bias digunakan sebagai bangunan


17
yang sangat berarti bagi masyarakat setempat dan sudah berusia 23 tahun
hingga saat ini.
Maintanance pada bangunan ini tergolong simpel dan mudah karena
konsep dan fungsi kegunaan bangunan ini adalah untuk tempat berdoa yang
menyatu dengan alam, sehingga interiornya pun didesain semi outdoor.
Latar belakang dari bangunan chapel ini awalnya muncul dari
perancang ingin membangun sebuah chapel untuk masyarakat sekitar
karena daerah tersebut adalah daerah pedesaan peternakan dan persawahan
sehingga tidak adanya tempat ibadah dari daerah tersebut. Karena
perancang masih mahasiswa akhir yang ingin membantu masyarakat
mahasiswa mempunyai kendala tidak adanya biaya yang tinggi sehingga
mahasiswa tersebut mulai mencari permasalahan bagaimana bisa
membangun biaya yang murah tetapi bangunan yang bisa bertahan lama.
Daerah tersebut terdapat perusahaan yang mempunyai sampah ban bekas
yang tidak bisa digunakan, sehingga perancang menggunakan material ban
bekas sebagai material yang mendominasi bangunan atau sebagai
penopang bangunan chapel tersebut. Sebuah ban diyakini oleh perancang
bisa bertahan lama.


18

Das könnte Ihnen auch gefallen