Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
Gagal Ginjal Kronik atau End Stage Renal Disease (ESRD) merupakan
dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain
Moorhouse dan Geissler (2000:626) gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir
Gagal ginjal kronik (chronic renal failure) adalah kerusakan fungsi ginjal
yang progesif, yang berakhir fatal pada uremia (urea dan limbah nitrogen
lainya yang beredar dalam darah serta komplikasi lainya jika tidak dilakukan
Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan
6
7
Dan menurut Suwitra dalam Sudoyo (2006:570) penyakit ginjal kronik adalah suatu
ginjal yang progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya,
gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
yang irevesible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang
Klasifikasi penyakit ginjal kronik didasarkan atas dua hal yaitu: atas derajat
(stage) penyakit dan atas dasar diagnosis etiologi (Suwitra dalam Sudoyo,
2006:570).
Dibuat atas dasas LFG (Laju Filtrasi Glomerolus) dihitung dengan meng-
Tabel 2.1 Klasifikasi penyakit gagal ginjal kronik atas dasar derajat
LFG
Derajat Penjelasan
(ml/mnt/1,73m2)
8
Tabel 2.2 Klasifikasi penyakit gagal ginjal kronik atas dasar diagnosis
2. Etiologi
Menurut Wijaya dan Putri penyakit gagal ginjal kronik disebabkan oleh:
9
yang disebabkan oleh endapan zat- zat proteinemia abnormal pada dinding
logam berat.
konstriksi uretra.
ginjal dan organ lain, serta tidak adanya jaringan, ginjal yang bersifat
3. Patofisiologi
tertimbun dalam darah, terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh.
Semakin banyak tertimbun produksi sampah maka ginjal akan semakin berat
urin dan natrium, ginjal tidak mampu mengencerkan urin secara normal.
Kreatinin serum merupakan indikator paling sensitif dari fungsi renal karena
subtansi ini diproduksi secara konstan oleh tubuh. BUN tidak hanya
dipengaruhi penyakit renal, tetapi juga oleh masukan protein dalan diet,
secara normal. Klien sering menahan natrium dan cairan, meningkatkan resiko
Klien muntah dan diare menyebabkan penipisan H2O dan Na semakin mem-
perburuk status uremik. Asidosis metabolik karena ginjal tidak mampu meng-
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adekuat,
untuk mengalami pendarahan akibat status uremik klien terutama pada saluran
pada tulang dan penyakit tulang selain itu, metabolisme aktif vitamin D yang
sum-sum tulag untuk menghasilkan sel darah merah. Pada gagal ginjal,
peningktan tekanan darah cenderung akan cepat memburuk dari pada mereka
GFR menurun
GGK
13
Edema
Akumulasi Toksin
4. Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer dan Bare (2002:1449) manifestasi klinis gagal ginjal kronik
adalah :
a. Kardiovaskuler:
renin-angiotensin-aldosteron)
b. Dermatologis:
Rasa gatal yang parah (pruritis). Batuan uremik, penumpukan kristal urea
dikulit tapi sudah jarang terjadi akibat penanganan dini dan agresif pada
tahap akhir.
c. Gastrointestinal:
d. Neuromuskular:
berikut:
a. Gangguan kardivaskuler
b. Gangguan pulmoner
Nafas dangkal, kussmaul, batuk dengan sputum kental dan riak, suara
krekels.
c. Gangguan gastrointestinal
15
d. Gangguan musculoskeletal
ekstermitas)
e. Gangguan integument
penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f. Gangguan endokrin
Biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan
hipokalsemia.
h. System hematologi
trombositopeni.
5. Komplikasi
c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin-
angiotensin-aldosteron
6. Diagnostik
17
a. Pemeriksaan Laboratorium
kadar Hb, hematokrit, kadar urea nitrogen dalam darah (BUN), serum
Kickcroft-Gault
b. Pemeriksaan Radiologi
indikasi
ukuran ginjal yang masih mendekati normal, dimana diagnosis secara non-
7. Penatalaksaan Umum
a. Penatalaksaan Medis
dalam darah atau transpaltasi ginjal jika gejala-gejala tersebut tidak dapat
b. Penatalaksanaan Keperawatan
haluaran
komplikasinya
1. Pengkajian
Menurut Doengoes (2000:626) pada klien dengan gagal ginjal kronik perlu
a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
Tanda: Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum, dan pitting pada
rungan pendarahan.
c. Integritas Ego
kepribadian.
d. Eliminasi
20
oliguria.
e. Makanan/cairan
(malnutrisi). Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa tak sedap pada
f. Neurosensori
“kaki gelisah”, rasa terbakar pada telapak kaki, kesemutan dan kelemah-
Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang. Rambut tipis, kuku rapuh dan
tipis.
g. Nyeri/kenyamanan
21
h. Pernapasan
dan banyak.
i. Keamanan
tual terjadi peningkatan pada klien yang mengalami suhu tubuh lebih
j. Seksualitas
k. Interaksi sosial
l. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala: Riwayat diabetes melitus (resiko tinggi untuk gagal ginjal), pe-
2. Diagnosa
mukosa mulut
3. Rencana Keperawatan
dirumuskan untuk klien dengan gagal ginjal kronik adalah sebagai berikut:
23
diet berlebih dan retensi cairan. Tujuan dilakukan intervensi yaitu untuk
cairan yang digunakan untuk pengobatan: oral dan intravena dan diet
mulut.
24
diantaranya yang pertama kaji status nutrisi seperti perubahan berat badan,
kedua yaitu kaji pola diet nutrisi klien seperti riwayat diet, makanan
kesukaan, hitung kalori. Rasionalnya pola diet dahulu dan sekarang dapat
mual atau muntah, diet yang tidak menyenangkan bagi klien, depresi,
lebih lanjut. Intervensi yang kedua yaitu bantu klien untuk mengetahui
aktifitas ringan dan meningkatkan harga diri. Intervensi yang ketiga yaitu
latihan dan aktivitas dalam batas toleransi. Intervensi yang keempat yaitu
dilakukan diantaranya yang pertama kaji respon dan reaksi klien dan
data tentang masalah yang ada pada klien dan keluarga dalam menghadapi
keempat yaitu gali cara alternatif untuk ekspresikan seksual lain selain
dapat diterima.
1) Hiperkalemia
serum dan beri tahu dokter jika nilainya melebihi 5,5 mEq/L.
27
Intervensi yang kedua kaji klien akan adanya kelemahan otot, diare,
hiperkalemia.
nyeri dada, dan friction rub. Intervensi yang kedua jika klien
klien untuk USG jantung guna mendukung diagnosis adanya efusi dan
3) Hipertensi
4) Anemia
kedua yaitu beri medikasi sesuai resep mencakup suplemen besi dan
pada gagal ginjal. Intervensi yang ketiga yaitu bantu klien dalam
30