Sie sind auf Seite 1von 8

ANALISIS KLT-BIOAUTOGRAFI ANTIBAKTERI EKSTRAK

ETANOL 96% DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP


BAKTERI Salmonella typhi

Doni Ardiansyah1, Oom Komala2, Ike Yulia Wiendarlina3


1&3
Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor,
2
Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Pakuan, Bogor.

ABSTRAK
Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tanaman liar yang
dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi terbaik aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96% daun mengkudu
(Morinda citrifolia L.) terhadap bakteri Salmonella typhi dan mengetahui senyawa
yang memiliki aktifitas antibakteri dengan analisis KLT-Bioautografi terhadap
Salmonella typhi. Hasil uji Fitokimia ekstrak etanol 96% daun mengkudu
mengandung senyawa seperti alkaloid, flavonoid, saponin dan tanin. Berdasarkan
hal tersebut maka ekstrak daun mengkudu memiliki potensi untuk digunakan
sebagai antibakteri Salmonella typhi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
etanol 96% daun mengkudu kurang efektif sebagai antibakteri Salmonella typhi,
karena pada pengujian DDH ekstrak etanol 96% daun mengkudu konsentrasi 80%
tidak lebih baik dari kontrol positif kloramfenikol 30 µg, Ekstrak etanol 96% daun
mengkudu menunjukkan efektivitas pada konsentrasi 80% dan KHM terjadi pada
konsentrasi 25%, dari hasil analisis dengan KLT-Bioautografi diduga senyawa
yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri Salmonella typhi pada ekstrak etanol
96% daun mengkudu adalah senyawa fenol.

Kata Kunci : Daun Mengkudu, KLT-Bioautografi, Salmonella typhi

ABSTRAK
Plants noni (Morinda citrifolia L.) is a wild plant that is used a medicinal
plant. This research aims to determine the best concentration of antibacterial
activity extract ethanol 96% of to the noni leaf (Morinda citrifolia L.) against the
bacterium Salmonella typhi and know compounds that have antibacterial activity
with TLC-Bioautografy analysis against Salmonella typhi. Phytochemicals test
results ethanol extract 96% of noni leaf contains compounds such as alkaloids,
flavonoids, saponins and tannins. Based on these conditions noni leaf extract has
the potential to be used as an antibacterial Salmonella typhi. The results showed
that ethanol extract 96% of noni leaf less effective as an antibacterial Salmonella
typhi, because the testing DDH extract ethanol 96% of noni leaf concentration of
80% is not better than the positive control chloramphenicol 30 µg, extract ethanol
96% of noni leaf showed the effectiveness of the concentration KHM 80% and
occurred at a concentration 25%, of the results of the analysis by TLC-Bioautografy
suspected of compounds that have antibacterial activity as Salmonella typhi in
extract ethanol 96% of the leaf of Morinda citrifolia is phenol compounds.
.
Keywords: Noni Leaf, TLC-Bioautografy, Salmonella typhi
PENDAHULUAN tanaman obat yang mempunyai potensi
Tanaman mengkudu (Morinda antibakteri.
citrifolia L.) merupakan tanaman liar
yang dimanfaatkan sebagai tanaman BAHAN DAN METODE
obat. Salmonella typhi merupakan satu Bahan yang digunakan dalam
spesies bakteri Salmonella Gram penelitian antara lain daun mengkudu
negatif, apabila masuk ke dalam tubuh (Morinda citrifolia L.) yang diperoleh
manusia akan menyebabkan penyakit dari BALITRO. Gambar daun mengkudu
infeksi Salmonella typhi yaitu penyakit (Morinda citrifolia L.) dapat dilihat pada
demam tifus (Typhoid fever). KLT- Gambar 1.
Bioautografi merupakan suatu metode
yang spesifik untuk mendeteksi bercak
pada kromatogram hasil kromatografi
lapis tipis yang mempunyai aktivitas
sebagai antibakteri, antifungi, antiviral
dan merupakan suatu metode yang cepat
untuk mendeteksi antibakteri yang
belum diketahui (Stahl,E. 1985).
Beberapa hasil penelitian Gambar 1. Daun Mengkudu
sebelumnya telah menunjukan bahwa Daun mengkudu akan dibuat
pada penelitian Kameswari dkk., (2013) ekstrak mengunakan pelarut etanol 96%
perasan daun mengkudu (Morinda kemudian dibuat berbagai konsentrasi
citrifolia L.) menghambat pertumbuhan yaitu 80%, 65%, 50%, 35%, 20% untuk
bakteri E.coli dan peningkatan digunakan pada uji diameter derah
konsentrasi dapat meningkatkan daya hambat (DDH) sedangkan pada uji
hambat pertumbuhan bakteri. Penelitian konsentrasi hambat minimum (KHM)
Darwis dkk., (2010) menyatakan bahwa mengunakan konsentrasi 1%, 5%, 10%,
perasaan segar buah mengkudu dapat 15%, 20%, dan 25% kemudian akan
menghambat pertumbuhan bakteri dilakukan pengujian efektifitasnya
Salmonella typhi. Penelitian ini terhadap bakteri Salmonella typhi.
diharapkan mengetahui lebih jauh
manfaat dan potensi daun mengkudu Pembuatan Simplisia Daun
dalam upaya menghambat pertumbuhan Mengkudu
bakteri Salmonella typhi dan Daun mengkudu (Morinda
mengetahui konsentrasi yang tepat citrifolia L.) sebanyak 3 kg dibersihkan
dalam menghambat pertumbuhan dan dicuci dengan air mengalir,
bakteri. kemudian dipotong-potong menjadi
Merujuk dari hasil penelitian ukuran yang lebih kecil dan dikeringkan
yang telah dilakukan oleh Kameswari dengan oven pada suhu 40ºC selama 12
dan Darwis, maka penelitian terhadap jam, kemudian simplisia digrinder
analisis KLT-Bioautografi ekstrak sampai halus dan diayak dengan ayakan
etanol 96% daun mengkudu (Morinda mesh 30, serbuk kemudian disimpan
citrifolia L.) terhadap bakteri pada tempat tertutup rapat dan di tempat
Salmonella typhi menjadi sangat penting kering.
dilakukan dan dikembangkan sebagai
Penetapan Kadar Air cakram mengunakan konsentrasi 20%,
Penetapan kadar air dilakukan 35%, 50%, 65% dan 80%, serta
dengan menggunakan alat Moisture Kloramfenikol 30 µg sebgai kontrol
balance suhu 105°C. positif dan akudes sebagai kontrol
Penetapan Kada Abu negatif.
Penetapan kadar abu dilakukan
secara gravimetri pada suhu 6000C Pengujian Konsentrasi Hambat
(DepKes, 2000). Minimum (KHM)
Kadar abu = Bobot akhir x100% Pengujian dilakukan dengan
Bobot awal metode dilusi agar mengunakan
Ekstrak etanol 96% daun mengkudu
Pembuatan Ekstrak Daun Mengkudu dengan konsentrasi 1%, 5%, 10%,
Ekstrak daun mengkudu 15%, 20% dan 25%, konsentrasi
diperoleh dengan metode maserasi terendah yang dapat menghambat
menggunakan etanol 96% sebagai pertumbuhan bakteri ditunjukkan
pelarutnya. Maserasi dilakukan dengan dengan tidak adanya kekeruhan
merendam serbuk simplisia daun disebut Konsentrasi Hambat Minimal
mengkudu sebanyak 500 g dalam 5 L (KHM).
pelarut etanol 96% (1:10) selama 3 hari, Deteksi senyawa secara
Semua maserat etanol yang diperoleh Kromatografi Lapis Tipis
dievaporasi dengan menggunakan Deteksi senyawa dilakukan
Rotary Evavorator pada suhu 30-40°C dengan cara kromatografi lapis tipis
untuk memperoleh ekstrak kental. untuk memisahkan senyawa yang
terkandung didalam ekstrak etanol
Perhitungan Rendemen Ekstrak 96% daun mengkudu, dielusi dengan
Daun Mengkudu pelarut etil asetat, metanol dan air
Perhitungan rendemen simplisia dengan perbandingan (5:4:1), bercak
yaitu dengan membandingkan antara yang timbul diamati dan dihitung
berat awal dengan berat akhir yang nilai RF dari masing- masing bercak
diperoleh. dengan rumus :
𝐁𝐨𝐛𝐨𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡 Jarak migrasi komponen
Rendemen Simplisia = x 100% Rf =
𝐁𝐨𝐛𝐨𝐭 𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐬𝐢𝐦𝐩𝐥𝐢𝐬𝐢𝐚
Jarak migrasi fase gerak

Pengujian Secara KLT-


Uji Fitokimia
Bioautografi.
Uji alkaloid, uji flavonoid
Pengujian dilakukan untuk
(DepKes RI, 1995) , uji saponin mendeteksi bercak pada
(DepKes RI, 1989) dan uji tanin kromatogram hasil kromatografi
(Fransworth, 1966). lapis tipis yang mempunyai aktivitas
antibakteri. Pengujian dilakukan
Pengujian Diameter Daerah Hambat dengan metode bioautografi kontak
(DDH) Aktivitas Antibakteri dengan meletakan lempengan
Pengujian efektifitas ekstrak kromatogram hasil elusi dari ekstrak
etanol 96% daun mengkudu dilakukan etanol 96% daun mengkudu diatas
dengan metode difusi cakram. Pada media agar yang telah diinokulasi
metode ini dilihat daerah atau zona dengan bakteri Salmonella typhi.
bening yang dihasilkan disekitar kertas
Analisis Data Hasil Pembuatan Ekstrak Daun
Analisis data mengunakan Mengkudu
ANOVA Rancangan Acak Lengkap Ekstrak kental yang diperoleh
(RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 kali dari hasil maserasi serbuk simplisia
pengulangan, kemudian analisis daun mengkudu dengan penyari etanol
dilanjutkan dengan uji Duncan untuk 96% seberat 75,4 gr. Keuntungan cara
membandingkan daya antibakteri penyarian maserasi adalah proses
diantara masing-masing perlakuan. pengerjaan dan peralatan yang
digunakan sederhana dan mudah didapat
HASIL DAN PEMBAHASAN sehingga dapat dikerjakan oleh setiap
Hasil Pembuatan Simplisia Daun orang serta tidak menggunakan alat yang
Mengkudu mahal. Kerugian dari cara maserasi
Daun mengkudu yang adalah proses kerja yang lama dan
diperoleh 3 Kg, hasil pembuatan penyarian yang kurang sempurna
semplisia serbuk daun mengkudu 527 (DepKes RI, 1985).
gr, selanjutnya penyimpanan dalam
wadah tertutup rapat. Gambar serbuk Hasil Perhitungan Rendemen Ekstrak
simplisia daun menngkudu dapat Daun Mengkudu
dilihat pada Gambar 3. Dari hasil ekstraksi ditentukan
rendemen, penentuan rendemen
bertujuan untuk mengetahui
perbandingan dari simplisia dan ekstrak,
rendemen yang diperoleh dari ekstraksi
adalah 15,08%.

Hasil Pengujian Fitokimia Ekstrak


Gambar 3. Serbuk Simplisia Daun Daun Mengkudu
Mengkudu Hasil pengujian fitokimia yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui
Hasil Pengujian Mutu Serbuk kandungan kimia senyawa metabolit
Simplisia sekunder pada ekstrak daun mengkudu.
Kadar air Hasil pengujian fitokimia ekstrak etanol
Pada penelitian ini kadar air 96% daun mengkudu dapat dilihat pada
simplisia dianalisis menggunakan alat Tabel 1.
Moisture Balance diperoleh kadar air Tabel 1. Hasil Pengujian Fitokimia
sebesar 5,11%, kadar air simplisia tidak Ekstrak Daun Mengkudu
boleh lebih dari 10% (DepKes RI, Identifikasi Senyawa Hasil Pengamatan
1995).
Kadar Abu Alkaloid Positif (+)
Kadar abu yang diperoleh dari Flavonoid Positif (+)
serbuk simplisia daun mengkudu
sebesar 3,6%, nilai ini menunjukan Saponin Positif (+)
bahwa simplisia yang digunakan Tanin Positif (+)
memenuhi ketentuan mutu simplisia
yang baik yaitu Kadar abu tidak lebih Ket : Positif (+ ) = Terdeteksi
dari 12% (DepKes RI, 1989). Negatif ( - ) = Tidak terdeteksi
Hasil Pengujian Diameter Daerah Tabel 2. Data pengamatan diameter
Hambat (DDH) Aktivitas Antibakteri derah hambat (DDH) ekstrak etanol
Ekstrak Etanol 96% Daun Mengkudu 96% daun mengkudu.
Aktivitas antibakteri dilakukan
dengan mengukur diameter daerah
hambat konsentrasi ekstrak etanol 96%
daun mengkudu 20%, 35%, 50%, 65%
dan 80%, dengan menggunakan
Kloramfenikol 30 µg sebagai kontrol
positif dan akuades sebagai kontrol
negatif yang dilakukan dengan 4 kali
ulangan pada masing-masing
konsentrasi. Gambar hasil pengujian
diameter daerah hambat (DDH) Keterangan :
aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96%
daun mengkudu dapat dilihat pada - Larutan stok ekstrak 40 gr ekstrak
Gambar 4. etanol 96% daun mengkudu dalam 50
mL akuades, yang diencerkan sesuai
konsentrasi.
- Huruf superskrip yang berbeda dalam
garis yang sama menunjukkan pengaruh
K 20% K 35% yang berbeda nyata dan huruf
K 50%
superskrip yang sama dalam garis yang
sama menunjukan pengaruh yang tidak
berbeda nyata.
Berdasarkan hasil pengujian
aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96%
K 65% K 80% K+ K- daun mengkudu terhadap bakteri
Salmonella typhi, daerah hambat ekstrak
Gambar 4. Hasil Pengujian Diameter etanol 96% daun mengkudu pada
Daerah Hambat (DDH) Aktivitas konsentrasi 20%, 35%, 50%, 65% dan
Antibakteri EkstrakEtanol 96% 80% memiliki lebar daerah hambat lebih
DaunMengkudu rendah dibandingkan dengan kontrol
Keterangan : positif kloramfenikol 30 µg dan
 K 20% = Konsentrasi 20% Ekstrak akuadest yang digunakan sebagai
Etanol 96% Daun Mengkudu kontrol negatif tidak memiliki daerah
 K 35% = Konsentrasi 35% Ekstrak hambat. Data pengamatan diameter
Etanol 96% Daun Mengkudu daerah hambat (DDH) ekstrak etanol
 K 50% = Konsentrasi 50% Ekstrak 96% daun mengkudu dapat dilihat pada
Etanol 96% Daun Mengkudu Tabel 2.
 K 65% = Konsentrasi 65% Ekstrak Nilai diameter daerah hambat
Etanol 96% Daun Mengkudu
yang diperoleh di analisis menggunakan
 K 80% = Konsentrasi 80% Ekstrak
rancangan acak lengkap (RAL), dimana
Etanol 96% Daun Mengkudu
 K + = Kontrol positif Kloramfenikol 30
perlakuan yang digunakan adalah
µg konsentrasi sedangkan responnya
 K - = Kontrol Negatif Akuades adalah diameter daerah hambat (DDH)
yang terbentuk. Pengujian ini dilakukan
dengan 4 kali ulangan. Pada Tabel Hasil Pengujian Konsentrasi Hambat
ANOVA sampel menunjukan bahwa Minimum (KHM)
ada perbedaan antar perlakuan pengaruh Berdasarkan hasil pengamatan
sangat nyata peningkatan konsentrasi ekstrak etanol 96% daun mengkudu
ekstrak daun mengkudu terhadap Pada konsentrasi 25% ekstrak etanol
diameter zona hambat pada Salmonella 96% daun mengkudu menunjukkan
typhi dan ada pengaruh perbedaan antar daya hambat yang cukup besar ditandai
perlakuan sangat nyata peningkatan dengan tidak adanya pertumbuhan
konsentrasi ekstrak daun mengkudu bakteri pada konsentrasi 25%, hal ini
terhadap diameter zona hambat pada menunjukan bahwa konsentrasi 25%
Salmonella typhi , kemudian dilakukan ekstrak etanol 96% daun mengkudu
uji lanjut Duncan didapat data bahwa memiliki sifat bakterisida, sehingga
kontrol negatif berbeda sangat nyata dapat dilihat Konsentrasi Hambat
dengan kontrol positif, kontrol negatif Minimum (KHM) berada pada
berbeda sangat nyata dengan semua konsentrasi 25%. Gambar Pengujian
perlakuan lainnya. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 5. Grafik Hubungan Antara


Konsentrasi Ekstrak Etanol 96%
Gambar 6. Pengujian Konsentrasi
Daun Mengkudu Dengan Diameter
Hambat Minimum (KHM)
Daerah Hambat (DDH) Terhadap
Salmonella typhi Keterangan : * Konsentrasi Hambat
Berdasarkan Grafik pada Minimum (KHM) pada konsentrasi 25%
Gambar 5 dapat dilihat bahwa hasil Ekstrak Etanol 96% Daun Mengkudu
pengukuran diameter daerah hambat
menunjukan efektivitas ekstrak etanol Hasil Deteksi Senyawa Secara
96% daun mengkudu terhadap bakteri Kromatografi Lapis Tipis
Salmonella typhi. Dimana nilai diameter Deteksi senyawa ekstrak daun
daerah hambat yang dihasilkan semakin mengkudu dilakukan dengan cara
meningkat seiring dengan kromatografi lapis tipis. Dalam
bertambahnya konsentrasi ekstrak pemeriksaan kandungan zat dalam
etanol 96% daun mengkudu. Semakin ekstrak dilakukan pencarian
tinggi konsentrasi ekstrak etanol 96% perbandingan antar eluen agar
daun mengkudu maka semakin besar pemisahan dapat terjadi secara optimal.
efektivitasnya dalam menghambat pemisahan digunakan fase diam
pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. aluminium shett silica gel GF254 dengan
ukuran panjang 10 cm lebar 2 cm dan
jarak pengembangan 8 cm dengan fase
gerak eluen etil asetat, metanol, air bercak 2 dan 4 merupakan senyawa
dengan perbandingan (8:1:1). Hasil fenol.
Kromarografi Lapis Tipis dapat dilihat Pada deteksi senyawa dengan
pada Gambar 7. penampak bercak pereaksi sitroborat
bercak 4 dan 5 menunjukan hasil positif
dengan perubahan warna bercak coklat
menjadi kuning pada sinar UV 254
sedangkan bercak lainnya dari coklat
menjadi abu-abu, diduga pada bercak 4
dan 5 yang dideteksi dengan pereaksi
penampak bercak sitroborat merupakan
senyawa Flavonoid.
Deteksi senyawa dengan
Gambar 7. Hasil Kromatografi Lapis penampak bercak pereaksi Vanilin-
Tipis asam sulfat bercak 2 dan 3 menunjukan
Deteksi bercak hasil pemisahan hasil positif dengan perubahan warna
ditentukan secara kimia yaitu dengan bercak coklat menjadi hijau pada UV
menyemprot lempeng kromatografi 254 setelah pemanasan 110°C selama 10
Lapis Tipis menggunakan pereaksi menit, sedangkan bercak lainnya tidak
penampak bercak, digunakan 3 pereaksi mengalami perubahan, diduga pada
penampak bercak yaitu pereeaksi bercak 2 yang terdeteksi dengan
sitroborat, pereaksi vanilin-asam sulfat pereaksi penampak bercak Vanilin-
dan pereaksi besi (III) klorida (FeCl3) asam sulfat merupakan senyawa fenol
1% . Gambar Hasil Deteksi Senyawa dan bercak 3 diduga senyawa terpenoid
Dengan Pereaksi Penampak Bercak atau steroid dan bukan senyawa fenol
Kromatografi Lapis Tipis dapat dilihat karena pada deteksi dengan pereksi
pada Gambar 8. penampak bercak FeCl3 tidak
menunjukan hasil positif.
Hasil Pengujian Secara KLT-
Bioautografi
Pengujian bioautografi
dilakukan menggunakan plat KLT yang
telah di totolkan ekstrak dengan
konsentrasi 80%, di elusi dan dilakukan
Gambar 8. Hasil Deteksi Senyawa pengujian aktivitas antibakteri. Ekstrak
Dengan Pereaksi Penampak Bercak etanol 96% daun mengkudu dari hasil
Kromatografi Lapis Tipis uji Fitokimia positif mengandung
Dari hasil deteksi bercak senyawa seperti alkaloid, flavonoid,
golongan senyawa pada penyemprotan saponin dan tanin, berdasarkan hal
dengan pereaksi penampak bercak FeCl3 tersebut maka ekstrak daun mengkudu
bercak 2 dan 4 menunjukan hasil positif memiliki potensi untuk digunakan
dengan perubahan warna bercak coklat sebagai antibakteri Salmonella typhi.
menjadi hijau dibawah sinar UV 254 Hasil uji bioautografi terlihat adanya
sedangkan pada bercak lainnya tidak noda bercak pada plat KLT yang
mengalami perubahan, diduga pada beraktivitas pada bakteri Salmonella
typhi di tandai dengan adanya zona
bening yang terbentuk. Analisis KLT- memiliki aktivitas antibakteri pada
Bioautografi diperoleh 1 noda bercak ekstrak etanol 96% daun mengkudu.
yang aktif menghambat pertumbuhan
bakteri Salmonella typhi yaitu pada noda 2. Perlu dilakukan isolasi senyawa dari
bercak nomer 2 dengan Rf 0,225 , dari ekstrak daun mengkudu untuk
hasil deteksi senyawa dengan pereaksi mengetahui efektivitas senyawa
penampak bercak diduga noda bercak antibakteri secara tepat dan akurat.
nomer 2 merupakan senyawa Fenol
dengan hasil positif dengan pereaksi DAFTAR PUSTAKA
penampak bercak FeCl3 1% dan pereaksi
Vanilin-asam sulfat dengan bercak hijau Darwis, W., F.A. Sari dan C. Muslim.
dibawah sinar UV 245. 2010. Efektifitas Sari Buah
Hasil uji KLT-Bioautografi Mengkudu (Morinda citrifolia
dapat dilihat pada gambar 8. L.) Terhadap Salmonella Typhi.
Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Bengkulu.
Departemen Kesehatan R.I. 1985.
Tanaman Obat Indonesia.
Direktorat Jendral Pengawasan
Obat dan Makanan. Jakarta.
. 1989. Materia Medika
Indonesia. (Jilid V). Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan
Gambar 8. Hasil Uji KLT-
Makanan. Jakarta.
Bioautografi
. 1995. Materia Medika
Indonesia. (Jilid VI). Direktorat
KESIMPULAN
Jendral Pengawasan Obat dan
1. Ekstrak etanol 96% daun mengkudu
Makanan. Jakarta
dapat menghambat bakteri
. 2000. Parameter Standar
Salmonella typhi, dengan
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
konsentrasi efektif 80% dan
Direktorat Jendral Pengawasan
konsentrasi hambat minimum
Obat dan Makanan. Jakarta
(KHM) pada konsentrasi 25% .
. 2008. Farmakope Herbal
2. Golongan senyawa yang terdapat
Indonesia. (Edisi I). Direktorat
dalam ekstrak etanol 96% daun
Jendral Pengawasan Obat dan
megkudu dari hasil uji Fitokimia
Makanan. Jakarta
yaitu alkaloid, flavonoid, saponin
Kameswari, M. S., H. Mahatmi dan N.
dan tanin .
K. Besung. 2013. Perasan Daun
3. Senyawa yang memiliki aktivitas
Mengkudu (Morinda citrifolia
antibakteri Salmonella typhi pada
L.) Menghambat Pertumbuhan
ekstrak etanol 96% daun mengkudu
Bakteri E.coli Secara In Vitro.
dengan analisis KLT-Bioautografi
Fakultas Kedokteran Hewan
adalah golongan senyawa Fenol .
Universitas Udayana. Bali.
SARAN
Stahl, E. 1985. Analisis Obat Secara
1. Perlu dilakukan analisis lebih lanjut
Kromatografi dan Mikroskopi.
dengan alat instrumen lainnya untuk
ITB. Bandung. Halaman 3.
mengetahui jenis senyawa yang

Das könnte Ihnen auch gefallen