Sie sind auf Seite 1von 4

Tegakan Shalat Berjamaah

‫ي لدهه أدمشهدهد أدمن لد إإلهد إإلن اه دوأدمشهدهد أدنن همدحنمددا دعمبهدهه‬ ‫ت أدمعدماِلإدناِ دممن يدمهإدإه اه فدلد هم إ‬
‫ضنل لدهه دودممن يه م‬
‫ضلإمل فدلد دهاِإد د‬ ‫شهرموإر أدمنفهإسدناِ دودسيندئاِ إ‬
‫إإنن املدحممدد إلإ ندمحدمهدهه دوندمستدإعمينههه دوندمستدمغفإهرهه دوندهعموهذ إباِلإ إممن ه‬
‫دودرهسمولههه‬
‫صنل دودسلنمم دعلى همدحنمدد دودعلى آلإإه إوأد م‬
‫صدحاِبإإه دودممن تدبإدعههمم بإإ إمحدساِدن إإدلى يدموإم الندمين‬ ‫داللههنم د‬.
‫ق تهدقاِتإإه دولد تدهمموتهنن إإلن دوأدمنتهمم هممسلإهممودن‬
‫دياِأديندهاِ الندذميدن آدمنهموا اتنهقوا اد دح ن‬
ِ‫ث إممنههدماِ إردجاِلد دكثإميدرا دونإدساِدء دواتنهقوا اد الدإذي تددساِدءلهمودن بإإه دومالدمردحاِم د إإنن اد دكاِدن دعلدميهكمم درقإميدبا‬
‫ق إممندهاِ دزمودجدهاِ دوبد ن‬ ‫دياِأديندهاِ الدناِ ه‬
‫س اتنقهموا دربنهكهم النإذي دخلدقدهكمم إممن ندمف د‬
‫س دواإحدددة دودخلد د‬
‫ أدنماِ بدمعهد‬،ِ‫سمولدهه فدقدمد دفاِدز فدمودزا دعإظميدما‬
‫صلإمح لدهكمم أدمعدماِلدهكمم دويدمغفإمرلدهكمم هذنهموبدهكمم دودممن يهإطإع اد دودر ه‬
‫… دياِأديندهاِ النإذميدن آدمنهموا اتنهقوا اد دوقهمولهموا قدمولد دسإدميددا يه م‬
‫ضلدلدإة إفيِ النناِإر‬ ‫ دوهكنل هممحددثددة بإمددعةة دوهكنل بإمددعدة د‬،ِ‫ دودشنر مالههمموإر هممحدددثاِتهدها‬،‫صنلى ا دعلدميإه دودسلندم‬
‫ دوهكنل د‬،‫ضلدلددة‬ ‫ دودخميدر املهدمد إ‬،‫ا‬
‫ى هدمد ه‬
‫ى همدحنمدد د‬ ‫ق املدحإدمي إ‬
‫ث إكدتاِ ه‬
‫ب إ‬ ‫فدأ إنن أد م‬.
‫صدد د‬

Ma’asyiral-Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita selalu memelihara ketakwaan kepada Allah Ta’ala, dan marilah kita selalu berusaha menjaga shalat, baik shalat yang
wajib maupun yang sunnah.
Dengan demikian, semoga kita menjadi hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang taat mengerjakannya, karena kita
mengetahui, shalat merupakan tiang agama. Shalat merupakan salah satu rukun Islam. Oleh karenanya, orang yang tidak mau
melaksanakan shalat, seolah ia tidak beragama dan tidak memiliki bagian yang dapat diharapkan dalam Islam.
Menegakkan shalat merupakan manifestasi keimanan seseorang. Sebaliknya, meninggalkan shalat merupakan bukti yang nyata
kekufuran seseorang. Barangsiapa menjaga shalatnya, maka ia akan memiliki cahaya di hatinya, cahaya di wajahnya, cahaya di alam
kuburnya dan cahaya tatkala dibangkitkan dari kuburnya. Ia akan mendapatkan keberuntungan pada hari kiamat, dan iapun akan
dikumpulkan bersama orang-orang yang diberi kenikmatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari kalangan para nabi, shiddiqin, para
syuhada’ dan orang-orang shalih.

Ma’asyiral-Muslimin rahimakumullah,

Ketahuilah, pertama kali amal yang akan dihisab oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat kelak ialah shalat. Apabila shalat
kita baik, maka baiklah seluruh amalan kita. Akan tetapi, apabila shalat kita rusak, maka rusaklah seluruh amalan kita.
Oleh karena itu janganlah menunda-nunda dalam mendirikan shalat, apalagi tatkala kita mempunyai kelonggaran. Ingatlah selalu
kepada Allah Subhanahu wa Ta’alaketika waktu luang, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengingat kita saat dalam
kesempitan. Barangsiapa melupakan Allah Subhanahu wa Ta’ala , maka Allah juga akan melupakannya. Barangsiapa menyia-nyiakan
urusan Allah , maka Allah juga akan menyia-nyiakan urusan orang tersebut.
Adakah di antara kita yang merasa aman dan merasa masih jauh dari kematian, sehingga ia berkata “nanti saja untuk bertaubat”.
Yaitu, setelah merasa dekat dengan kematian, barulah bertaubat dan melaksanakan shalat?! Padahal setiap hari kita selalu khawatir
apabila sewaktu-waktu kematian datang menjemput, pagi atau sore. Maut akan datang tiba-tiba, sementara kita tidak
menyadarinya.
Lalu, setelah kematian, apa yang akan terjadi? Sungguh, tidak ada lagi kesempatan untuk beramal. Yang ada hanyalah pemberian
pembalasan terhadap setiap perbuatan yang telah kita kerjakan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
‫{ فددممن يدمعدممل إممثدقاِدل دذنردة دخميدرا يددرهه‬6} ‫س أدمشدتاِ دتاِ لليهدرموا أدمعدماِلدههمم‬
‫صهدهرالنناِ ه‬
‫يدمو دمئإدذ يد م‬

Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan)
pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (al-Zalzalah:
6-7).

Oleh karena itu sepantasnya kita segera bertaubat, mentaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.
Ma’asyiral-Muslimin rahimakumullah,
Salah satu kewajiban dalam mengerjakan shalat, ialah melaksanakannya di masjid dengan berjama’ah. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
‫دوأدإقيهموا ال ن‬
‫صلدةد دودءاهتوا النزدكاِةد دوامردكهعوا دمدع النراإكإعيدن‬
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ (al-Baqarah: 43)

Inilah jalan yang telah ditempuh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Salah seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam yang bernama ‘Abdullah bin Mas’ud pernah berkata:
“Barangsiapa yang senang bertemu dengan Allah Ta’ala sebagai seorang muslim, maka hendaklah dia menjaga shalat-shalat ditempat
yang diperintahkan. Sungguh, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mensyariatkan jalan petunjuk kepada nabi kalian. Dan sesungguhnya
shalat-shalat itu termasuk di antara jalan petunjuk. Seandainya kalian shalat di rumah sendiri-sendiri sebagaimana shalatnya orang-
orang yang menyimpang, tentu kalian akan meninggalkan sunnah Nabimu. Dan seandainya kalian meninggalkan sunnah Nabimu,
tentu kalian akan tersesat.
Seseorang yang berwudhu dan membaguskan wudhunya kemudian ia pergi ke masjid, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menuliskan
setiap langkahnya dengan satu kebaikan yang akan mengangkat derajatnya. Dengan langkah itu pula, akan dihapus satu
kejelekannya. Dan saya perhatikan, tidaklah ada yang meninggalkan ini kecuali orang-orang munafik yang telah jelas kemunafikannya
atau orang yang sedang sakit. Sungguh, diantara mereka (para sahabat) ada seorang laki-laki yang mendatangi shalat berjamaah
dengan dipapah oleh dua orang, sehingga ia pun bisa berada di tengah-tengah shaf”.

Ma’asyiral-Muslimin rahimakumullah,
Melaksanakan shalat berjamaah di masjid merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi. Orang yang mengerjakan shalat
bersama jama’ah, berarti ia telah menunaikan kewajiban yang telah diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala . Sedangkan orang
yang tidak shalat berjamaah tanpa adanya faktor atau udzur yang dibenarkan syariat, berarti ia telah bermaksiat kepada Allah Ta’ala
dan telah membahayakan dirinya sendiri. sebagian ulama mengatakan, barang siapa meninggalkan shalat berjama’ah tanpa udzur,
maka shalatnya tidak sah. Demikian juga dikatakan oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah dari riwayat Imam Ahmad.
Barang siapa menunaikan shalat dengan berjamaah, sungguh ia telah mengumpulkan pahala. Karena shalat dengan berjama’ah itu
lebih utama daripada shalat sendiri, pahalanya 27 derajat dibandingkan shalat sendiri. Barang siapa yang meninggalkan shalat
berjamaah tanpa adanya udzur, tetapi hanya karena malas atau lalai, maka hal ini termasuk perbuatan dosa . Allah Subhanahu wa
Ta’ala mensifatinya seperti orang-orang munafik:
‫س دولديدمذهكهرودن اد إإلن قدإليلد‬ ‫إإنن املهمدناِفإإقيدن يهدخاِإدهعودن اد دوههدو دخاِإدهعههمم دوإإدذادقاِهموا إإدلى ال ن‬
‫صلدإة دقاِهموا هكدساِدلى يهدرآهءودن النناِ د‬

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk
shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
nama Allah kecuali sedikit sekali (an-Nisa: 142)

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda tentang mereka:


‫ والذي نفس محمد بيده لو يعلم أحدهم أنه يجد عرقاِ سميناِ أو مرماِتين حسنتين لشهد‬،‫ ولو يعلمون ماِ فيهماِ لتوهماِ ولو حبوا‬،‫أثقل الصلة على المناِفقين صلة العشاِء وصلة الفجر‬
‫العشاِء‬

Shalat paling berat atas kaum munafikin ialah shalat ‘isya’ dan shalat Subuh. Seandainya mereka mengetahui keutamaan pada kedua
shalat itu, niscaya mereka akan mendatanginya meski dengan merangkak. Demi Dzat, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya,
seandainya salah seorang dari mereka akan memperoleh tulang (dari kambing) yang gemuk atau daging yang terletak diantara dua
kuku yang bagus, niscaya ia akan mendatangi shalat Isya’ (karena tujuan itu).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan, seandainya orang-orang yang tidak mengikuti shalat berjamaah ini tahu bahwa
mereka akan mendapatkan keuntungan dunia yang hina ini, tentu dia akan mendatanginya. Sungguh, kebanyakan dari orang-orang
munafik yang tidak mengikuti shalat berjamaah itu, seandainya mereka memiliki kepentingan dari urusan-urusan dunia pada waktu
subuh, tentu kita akan mendapatinya sangat bersemangat dan tidak pernah terlambat.

Ma’asyiral-Muslimin rahimakumullah,
Disamping itu, shalat berjamaah juga akan lebih menumbuhkan semangat, lebih tuma’ninah, menghilangkan sifat malas dan sifat
tergesa-gesa, serta menghindari keterlambatan mengerjakan shalat di luar waktunya. Shalat dengan berjamaah, juga akan
menumbuhkan rasa solidaritas dan kecintaan sesama kaum muslimin, menyemarakkan masjid dan menampakkan syiar islam. shalat
dengan berjamaah dapat berfungsi menjadi sarana pengajaran untuk orang-orang yang belum mengetahui, pengingat bagi yang
lupa, dan banyak lagi kemaslahatan-kemaslahatan lainnya.
Tidak bisa dibayangkan apabila Allah Ta’ala tidak mensyariatkan shalat berjamaah, apakah yang terjadi dengan umat islam?

Umat islam akan bercerai berai, masjid-masjid terkunci, dan tidak akan ada syiar jama’ah yang bisa dilihat. Oleh karena itu, di antara
hikmah dan rahmat dari Allah ta’ala bagi umat islam ini, yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan shalat berjamaah bagi kaum
muslimin. Maka marilah kita bersyukur kepada Allah dengan nikmat ini. Yakni dengan cara menunaikan kewajiban shalat secara
berjamaah. Hendaklah kita merasa malu kepada Allah Ta’ala, tatkala melihat diri kita tidak termasuk dari golongan orang-orang yang
melaksanakan perintahNya. Begitu pula, hendaklah kita takut terhadap hukuman dari Allah Subhanahu wa Ta’ala , tatkala melihat
diri kita bersama dengan orang-orang yang melanggar larangan-Nya.
Kita memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala supaya dimudahkan dalam berdzikir, bersyukur dan beribadah kepada-Nya.
‫أقول قوليِ هذا أستغفر ا ليِ ولكم ولساِئر المسلمين والمسلماِت فاِستغفروه إنه هو الغفور الرحيم‬

Khutbah kedua
‫ اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كماِ صليت على آل إبراهيم وباِرك‬،‫ وأشهد أن محمدا خاِتم النبياِء والمرسلين‬،‫ وأشهد أن ل إله إل ا وليِ الصاِلحين‬،‫الحمد ل رب العاِلمين‬
‫ أماِ بعد‬.‫على محمد وعلى آل محمد كماِ باِركت على آل إبراهيم إنك حميد مجيد‬:

Ma’asyiral-Muslimin rahimakumullah,
Setelah mengetahui pentingnya shalat, maka kita perlu bertanya, mengapa masih ada di antara kita yang menyia-nyiakan shalat?
Bahkan merasa berat melakukannya secara berjamaah ? padahal shalat merupakan sarana penghubung antara kita dengan Allah.
Apabila tidak ada penghubung, bagaimana seseorang dapat beribadah kepada-Nya, mencintaiNya dan merendahkan diri di hadapan-
Nya?
Bukankah suatu kerugian jika seseorang mendengar seruan dunia dan perhiasannya, ia pun segera menyambutnya. Tetapi
sebaliknya, tatkala mendengar seruan Allah“hayya ‘alash-shalah…hayya ‘alal-falah”, ia merasa berat dan berpaling darinya.
Oleh karena itu, saatnya kita memulai untuk memperhatikan pelaksanaan shalat ini, dan melakukannya secara berjamaah di masjid.
Sehingga kita akan merasakan kenikmatannya.
‫ اللهم باِرك على محمد وعلى آل محمد كماِ باِركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم‬،‫اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كماِ صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد‬
‫إنك حميد مجيد‬.

‫اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمناِت والمسلمين والمسلماِت الحياِء منهم والموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات‬.
‫ربناِ ل تزغ قلوبناِ بعد إذ هديتناِ وهب لناِ من لدنك رحمة إنك أنت الوهاِب‬.

‫ربناِ ل تجعلناِ فتنة للذين كفروا واغفرلناِ ربناِ إنك أنت العزيز الحكيم‬.

‫اللهم ياِ مقلب القلوب والبصاِر ثبت قلبيِ على دينك‬

‫ والحمد ل رب العاِلمين‬.‫ربناِ آتناِ فيِ الدنياِ حسنة وفيِ الخرة حسنة وقناِ عذاب الناِر‬.
Sumber: Majalah As-Sunnah, edisi 05/thn.XII/Sya’ban 1429H/Agustus 2008 M.

Das könnte Ihnen auch gefallen