Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
2. Etiologi
a. Faktor infeksi
Infeksi Bakteri :
Vibrio, E colli, Salmonella,Shigelia compylobacter, Yersina, Aeromonas,
dan sebagainya.
Infeksi Virus :
Eterovirus ( virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis ), Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dan lain-lain.
Infeksi parasit : cacing ( Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides).
Protozoa ( Entamoeba Histolotica, Glardialambia, Trichomonas Hominis).
b. Faktor malabsorbsi : Malabsorbsi karbohidrat , lemak atau protein.
c. Faktor makanan : makanan basi ,berracun dan alergi terhadap makanan .
d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas
e. Imunodefisiensi, dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri
f. Infeksi terhadap organ laain, sepeti radang tonsil, bronchitis, dan radang
tenggorokan.
3. Klasifikasi
Gastrointeristis (diare) dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
a. Berdasarkan lama waktu :
Akut : berlangsung < 5 hari
Persisten : berlangsung 15-30 hari
Kronik : berlangsung > 30 hari
b. Berdasarkan mekanisme patofisiologik
Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer
Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
c. Berdasarkan derajatnya
Diare tanpa dehidrasi
Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
Diare dengan dehidrasi berat
d. Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak
Infektif
Non infektif
4. Patofisiologi
Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antar lain: pengeluaran toksin yang dapat
enimbulan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit akibat dehidrasi,
gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi
dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan mikrovili
yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi, dan apabila tidak
mendapatkan penaganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi
sistemik.
Penyebab gastrointeristis akut adalah masuknya virus ( Rotavirus,
Adenovirus enteris,Virus Norwalk), bakteri atau toksin ( Compylobacter,
Salmonella, EscherichiaColi, Yersinia dan lainnya)., parasit ( Biardia Lambia ,
Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi
paada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel,
atau melekat pada dinding usus pada Gastrointeristis Akut. Penularan
Gastronteristis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenkaan makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare
adalah gangguan osmotic makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul
diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat
dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolik ( dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa ( Asidosis Metabolik dan Hipokalemia),
gangguan gizi ( intake kurang, output berlebih ) hipoglikemia dan gangguan
sirkulasi darah.
8. Penatalaksanaan
a. Terapi cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu di berikan kepada penderita diare,
harus diperhatikan hal-ha sebagai berikut :
Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan jumlah
cairan yang telah hilang melalui diare dan muntah-muntah PWL (Previous
Water Losses) di tambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui
keringat, urin dan pernapasan NWL ( Normal Water Losses).
Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung CWL ( Concomitant Water Losses) ( Suharyono dkk, 1994
dan Wicaksono,2011)
Cairan Rehidrasi Oral ( CRO ) : cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-
ORS, tiap 1 liter mengandung osmolalitas 333 mOsm/I, karbohidrat 20 g/I,
Kalori 85cal/I, Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90 mEq/I,
potassium 20 mEq/I, Chloride 80 mEq/I, bikarbonat 30 mEq/I, ( Dipiro
et.al, 2005 ). Ada beberapa cairan rehidrasi oral :
Cairan rehidrasi oral yan mengandung Nacl, KCL, NaHCO3 danglukosa
yang dikenal dengan nama oralit.
Cairan dehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-komponen diatas
misalnya : larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia diruamh dan
lain-lain, disebut CRO tiak lengkap.
Cairan Rehidrasi Perenteral ( CRP ) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan
rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap
jam perlu dilakukan evaluasi :
- Jumalh cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
- Perubahan tanda-tanda dehidrasi
b. Obat- obatan (Antibiotik)
Pemberian antibiotk secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut
infeksi, karena 40 % kasus diare infeksi sembuh kuarng dari 3 hari tanpa
pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik diindikasikan pada : pasien dengan
gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah, leukosit pada
feses, mengurang eksresi dan kontaminasi lngkungan, persisten atau
penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien
immunocomromised. Contoh antibiotik untuk diare Ciprofloksasin 500 mg
oral ( 2x sehari, 3-5 hari), Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3 hari),
Doksisiklin 300 mg ( oral, dosis tunggal), Metronidazole 250-500 mg (4x
sehari, 7-14 hari oral atau IV).
Obat Anti Diare : loperamid HCL serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat ( lomotil ) 5 mg 3-4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi
penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat
memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare. Bila diberikan
dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekuensi
sampai 80 %. Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat
ini tidak dianjurkan.
c. Diatetik ( pemberian makanan )
Pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,
mineral dan makanan yang bersih.
9. Pathway
Hiperperistaltik
GEA
Hipertermi
Resiko Tinggi
Kekurangan
Volume Cairan
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien : meliputi nama, umur jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnosa
medis.
b. Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, bila kebanyak air dan elektrolit
terjadi gejala dehidrasi, BB menurun. Turgor kulit berkurang, selaput lendir
mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi
encer.
c. Riwayat penyakit saat ini : BAB lebih adri 3 hari disretai nyeri perut
d. Riwayat penyakit sebelumnya : alergi akibat penggunaa obat dan makanan
seperti oat pencahar, antibiotik dan atau mengkonsumsi makanan yang
mengandung sorbitol dan fruktosa.
e. Riwayat penyakit keluarga : adanya riwayat keluarga yang menderita penyakit
serius seperti DM, hipertensi.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir. Mulut dan bibir
kering,BB menurun,anus kemerahan.
b. Perkusi : adanya distensi abdomen
c. Palpasi : turgor kulit kurang elastis
d. Auskultasi : terdengarnya bising usus
5. Rencana Keperawatan
a. Nyeri akut b/d reflek spasme otot pada dinding perut
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan
nyeri pasien berkurang/terkontrol
Kriteria hasil :
Pasien melaporkan hilang atau terkontrol
Pasien tampak rileks
Pasien tidak gelisah
Intervensi
1) Dorong pasien untuk melaporkan nyeri
R/ mencoba untuk mentoleransi nyeri, dari pada meminta analgesik
2) Kaji laporan keram abdomen nyeri,atau lokasi,lamanya,selidiki dan laporkan
perubahan karakteristik nyeri
R/ nyeri kulit hilang timbul pada penyakit crohn
3) Catat penunjuk non verbal misallnya gelisah, menolak untuk bergerak,
berhati-hati dengan abdomen menarik diri dan depresi
R/ bahasa tubuh/non verbal dapat secara psikologis dan visiologis dan dapat
di gunakan pada hubungan penunjuk verbal untuk mengidentifasi luas dari
beratnya masalah.
4) Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan atau menghilangkan nyeri
R/ dapat menunjukkan dengan tepat pencetus faktor-faktor pemberat seperti
stres tidak toleran terhadap makanan
5) Atur posisi pasien senyaman mungkin
R/ menurunkan tegangan abdomen dan meningkat rasa kontrol
6) Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi
R/ Nyeri bervariasi dari ringan sampai berat dan perlu penanganan untuk
memudahkan istirahat adekuat dan penyembuhan.
b. Hipertermi b/d sirkulasi darah yang menurun
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2x30 menit, diharapkan
suhu tubuh pasien kembali normal
Kriteria hasil :
Tanda- tanda stabil
Membran mukosa lembab
Turgor kulit baik, kulit tidak kemerahan
Intervensi
1) Kaji tanda gejala hipertermi
R/ dapat didentifikasi pola/tingkat demam
2) Ajarkan klien dan keluarganya pentingnya mempertahankan masukan yang
adekuat sedikitnya 2000ml/hari
R/ untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh klien
3) Monitor intake dan output dehidrasi
R/ peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat
4) Monitor suhu dan tanda vital
R/ suhu yang tinggi mnunjukkan proses penyakit infeksi akut
5) Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat antipiretik
R/ digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada
hipotalamus
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selam 3x30 menit diharapkan
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteri hasil :
intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual, muntah
tidak ada
Intervensi
1) Kaji pola nutrisi klien dan peruahan yang terjadi
R/ mengidentifikasi defisiensi, menduga kemugkinan intervensi
2) Timbang BB klien
R/ penimbangan BB harian adalah pengawasan status cairan terbaik
3) Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi
R/ meminimalkan anoreksia dan mual
4) Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering
R/ makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan
pemasukan juga mencegah distensi gaster
5) Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien
R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d output cairan dan elektrolit berlebihan
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x30 menit diharapkan
pasien mampu mempertahankan volume cairan adekuat
Kriteria hasil :
Tanda-tana vital stabil
Membran mukosa lembab
Turgor kulit membaik
Keseimbangan masukan dan haluaran dengan urin normal dalam
konsentrasi/jumlah
Mata tidak cowong
Intervensi :
1) Kaji tnda vital
R/ hipotensi, takikardial, demam dapat menunjukkan respon terhadap dan efek
kehilangan cairan
2) Awasi masukan haluaran, karakter, dan jumlah feses
R/ memberikan informasi tenttang keseimbangan cairan
3) Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit,
pengisian kapiler lambat
R/ mgenunjukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi
4) Kolaborasi dengan tim medis tentang pemberian obat
R/ untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
DAFTAR PUSTAKA
Whaley & wong’s, 2007. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Ed 3. Jakarta.
EGC
No RM : 380
A. PENGKAJIAN
I. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama pasien : Nn. F
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/ bangsa : Tialo
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Ds. Tomini Utara
b. Identitas Penanggung
Nama : Tn. S
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Hub. Dengan pasien : Ayah Pasien
Alamat : Ds. Tomini utara
II. Riwayat Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama : Pasien mengatakan BAB cair >7 x/hari
2. Riwayat keluhan utama : Pasien masuk Puskesmas Tomini pada tanggal 25 juli
2018 dengan keluhan badannya panas sejak 2 hari yang lalu, BAB > 7x/hari, dan
disertai dengan muntah > 2x/hari.
3. Keluhan menyertai : Pasien mengatakan badannya terasa lemas,sakit perut
A B
C D
Keterangan :
Klien mengatakan orang terdekat saat ini adalah orang tuanya. Jika klien
keluarga berlangsung sangat baik dan harmonis. Hubungan klien dengan dokter dan
klien mengatakan keadaan rumah dan lingkungan cukup bersih dan tidak bising
karena letaknya jauh dengan jalan raya. Klien mengatakan kondisi rumahnya cukup
untuk dihuni oleh anggota keluarganya, tidak terjadi banjir apabila musim hujan, status
X. Kegiatan Keagamaan
Klien beragama islam. Sebelum masuk rumah sakit klien rajin shalat, tapi setelah
masuk rumah sakit, klien hanya mampu berdoa dan berharap cepat sembuh.
Persepsi klien terhadap penyakit yang dideritanya sekarang ialah klien merasa
terganggu karena tidak dapat bergerak dengan bebas dan memenuhi kebutuhannya.
a. Pengobatan
1. IVFD RL 20 TPM
4. Pct 500 mg 3 x 1
5. Loperamid 2 mg 2-1-1
b. Perawatan
1. Observasi TTV
DS :
DO :