Sie sind auf Seite 1von 26

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian
Gastrointeristis merupakan suatu peradangan yang biasanya sebabkan baik
oleh virus maupun bakteri pada traktus intestinal. ( Guyton & Hall, 2006 )
Gastrointeristis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau
bentuk tinja yang encer dan frekuensi yang lebih besar dari biasanya ( Mansjoer,
2006 ).
Gastrointeristis ( GEA ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan
usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah
(Carpenito,2007)

2. Etiologi
a. Faktor infeksi
 Infeksi Bakteri :
Vibrio, E colli, Salmonella,Shigelia compylobacter, Yersina, Aeromonas,
dan sebagainya.
 Infeksi Virus :
Eterovirus ( virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis ), Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dan lain-lain.
 Infeksi parasit : cacing ( Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides).
Protozoa ( Entamoeba Histolotica, Glardialambia, Trichomonas Hominis).
b. Faktor malabsorbsi : Malabsorbsi karbohidrat , lemak atau protein.
c. Faktor makanan : makanan basi ,berracun dan alergi terhadap makanan .
d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas
e. Imunodefisiensi, dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri
f. Infeksi terhadap organ laain, sepeti radang tonsil, bronchitis, dan radang
tenggorokan.
3. Klasifikasi
Gastrointeristis (diare) dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
a. Berdasarkan lama waktu :
 Akut : berlangsung < 5 hari
 Persisten : berlangsung 15-30 hari
 Kronik : berlangsung > 30 hari
b. Berdasarkan mekanisme patofisiologik
 Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer
 Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
c. Berdasarkan derajatnya
 Diare tanpa dehidrasi
 Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
 Diare dengan dehidrasi berat
d. Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak
 Infektif
 Non infektif

4. Patofisiologi
Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antar lain: pengeluaran toksin yang dapat
enimbulan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit akibat dehidrasi,
gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa. Invasi
dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan mikrovili
yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi, dan apabila tidak
mendapatkan penaganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi
sistemik.
Penyebab gastrointeristis akut adalah masuknya virus ( Rotavirus,
Adenovirus enteris,Virus Norwalk), bakteri atau toksin ( Compylobacter,
Salmonella, EscherichiaColi, Yersinia dan lainnya)., parasit ( Biardia Lambia ,
Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi
paada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel,
atau melekat pada dinding usus pada Gastrointeristis Akut. Penularan
Gastronteristis bisa melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenkaan makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare
adalah gangguan osmotic makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul
diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat
dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolik ( dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa ( Asidosis Metabolik dan Hipokalemia),
gangguan gizi ( intake kurang, output berlebih ) hipoglikemia dan gangguan
sirkulasi darah.

5. Tanda Dan Gejala


a. Diare
b. Muntah
c. Demam
d. Nyeri abdomen
e. Nyeri abdomen
f. Membran mukosa mulut dan bibir kering
g. Fontanel cekung
h. Kehilangan berat badan
i. Tidak nafsu makan
j. Lemah
6. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Renjatan hipovolemik
c. Kejang
d. Bakterimia
e. Malnutrisi
f. Hipoglikemia
g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan tinja
c. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah astrup,bila
memungkinkan dengan menentukan PH keseimbangan analisa gas darah atau
astrup, bila memungkinkan.
d. Pemeriksaan kadar ureum dan creatinin untuk mengetahui fungsi ginjal
e. Pemeriksaan elektrolit intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau
parasit secara kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

8. Penatalaksanaan
a. Terapi cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu di berikan kepada penderita diare,
harus diperhatikan hal-ha sebagai berikut :
 Jumlah cairan : jumlah cairan yang harus diberikan sama dengan jumlah
cairan yang telah hilang melalui diare dan muntah-muntah PWL (Previous
Water Losses) di tambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui
keringat, urin dan pernapasan NWL ( Normal Water Losses).
 Cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus
berlangsung CWL ( Concomitant Water Losses) ( Suharyono dkk, 1994
dan Wicaksono,2011)

Ada 2 jenis cairan yaitu :

 Cairan Rehidrasi Oral ( CRO ) : cairan oralit yang dianjurkan oleh WHO-
ORS, tiap 1 liter mengandung osmolalitas 333 mOsm/I, karbohidrat 20 g/I,
Kalori 85cal/I, Elektrolit yang dikandung meliputi sodium 90 mEq/I,
potassium 20 mEq/I, Chloride 80 mEq/I, bikarbonat 30 mEq/I, ( Dipiro
et.al, 2005 ). Ada beberapa cairan rehidrasi oral :
 Cairan rehidrasi oral yan mengandung Nacl, KCL, NaHCO3 danglukosa
yang dikenal dengan nama oralit.
 Cairan dehidrasi oral yang tidak mengandung komponen-komponen diatas
misalnya : larutan gula, air tajin, cairan-cairan yang tersedia diruamh dan
lain-lain, disebut CRO tiak lengkap.
 Cairan Rehidrasi Perenteral ( CRP ) Cairan Ringer Laktat sebagai cairan
rehidrasi parenteral tunggal. Selama pemberian cairan parenteral ini, setiap
jam perlu dilakukan evaluasi :
- Jumalh cairan yang keluar bersama tinja dan muntah
- Perubahan tanda-tanda dehidrasi
b. Obat- obatan (Antibiotik)
Pemberian antibiotk secara empiris jarang diindikasikan pada diare akut
infeksi, karena 40 % kasus diare infeksi sembuh kuarng dari 3 hari tanpa
pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik diindikasikan pada : pasien dengan
gejala dan tanda diare infeksi seperti demam, feses berdarah, leukosit pada
feses, mengurang eksresi dan kontaminasi lngkungan, persisten atau
penyelamatan jiwa pada diare infeksi, diare pada pelancong, dan pasien
immunocomromised. Contoh antibiotik untuk diare Ciprofloksasin 500 mg
oral ( 2x sehari, 3-5 hari), Tetrasiklin 500 mg (oral 4x sehari, 3 hari),
Doksisiklin 300 mg ( oral, dosis tunggal), Metronidazole 250-500 mg (4x
sehari, 7-14 hari oral atau IV).
Obat Anti Diare : loperamid HCL serta kombinasi difenoksilat dan atropin
sulfat ( lomotil ) 5 mg 3-4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi
penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat
memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare. Bila diberikan
dengan cara yang benar obat ini cukup aman dan dapat mengurangi frekuensi
sampai 80 %. Bila diare akut dengan gejala demam dan sindrom disentri obat
ini tidak dianjurkan.
c. Diatetik ( pemberian makanan )
Pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin,
mineral dan makanan yang bersih.
9. Pathway

Faktor makanan (makanan Faktor infeksi Faktor malabsorbsi


basi,berracun,alergi (bakteri dan virus (karbohidrat,protein,lemak)
makanan )

Masuk kedalam tubuh Makanan tidak


diserap oleh
villi usus

Mencapai usus halus infeksi usus halus

Menstimulus dinding malabsorbsi peningkatan tekanan


usus halus makanan osmtik dalam lumen usus
dan cairan

Peningkatan isi (rongga)


lumen usus

Hiperperistaltik

Peningkatan percepatan kontak makanan dan air dengan mukosa usus

Penyerapan makanan,air,elektrolit terganggu

GEA

Output cairan dan Muntah dan Refleks spasme otot

Elektrolit berlebihan Sering defekasi Dinding perut

Dehidrasi Intake tidak adekuat

Sirkulasi darah menurun


Perubahan Nutrisi Nyeri
Kurang Dari Akut
Merangsang hipotalamus
Kebutuhan Tubuh

Hipertermi
Resiko Tinggi
Kekurangan
Volume Cairan
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas Klien : meliputi nama, umur jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnosa
medis.
b. Keluhan utama : feses semakin cair, muntah, bila kebanyak air dan elektrolit
terjadi gejala dehidrasi, BB menurun. Turgor kulit berkurang, selaput lendir
mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi
encer.
c. Riwayat penyakit saat ini : BAB lebih adri 3 hari disretai nyeri perut
d. Riwayat penyakit sebelumnya : alergi akibat penggunaa obat dan makanan
seperti oat pencahar, antibiotik dan atau mengkonsumsi makanan yang
mengandung sorbitol dan fruktosa.
e. Riwayat penyakit keluarga : adanya riwayat keluarga yang menderita penyakit
serius seperti DM, hipertensi.

2. Pegkajian Pola Gordon ( Pola Fungsi Kesehatan )


a. Persepsi kesehatan : pasien tidak mengetahui penyebab penyakitnya, higienitas
pasien sehari-hari kurang baik.
b. Nutrisi metabolik : diawali dengan mual, muntah, anoreksia menyebabkan
penurunan BB pasien.
c. Pola eliminasi : akan mengalami perubahan yaiu BAB lebih dari kali sehari,
BAK sedikit atau jarang
d. Aktivitas : akan tergangguu karena kondisi tubuh yang lemah adanya nyeri
akibat distensi abdomen yakni dibantu orang lain
e. Tidur/ istirahat : akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan
menimbulkan rasa tidak nyaman.
f. Kognitif/ percepual : pasien masih dapat menerima informasi namun kurang
berkonsentrasi karena nyeri abdomen.
g. Persepsi diri/ konsep diri : pasien mengalami konsep diri karena kebutuhan
fisiologisnya terganggu.
h. Seksual/ reproduksi : mengalami penurunan libido akibat terfokus pada penyakit
i. Peran hubungan : pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan
peran pasien pada kehidupan sehari-hari mengalami gangguan
j. Manajemen koping/stres : pasien mengalami kecemasan yang berangsur-angsur
dapat menjadi pencetus stres
k. Keyakinan/nilai : pasien jarang sembahyang karena gejala penyakit.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi : mata cekung,ubun-ubun besar,selaput lendir. Mulut dan bibir
kering,BB menurun,anus kemerahan.
b. Perkusi : adanya distensi abdomen
c. Palpasi : turgor kulit kurang elastis
d. Auskultasi : terdengarnya bising usus

4. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


a. Nyeri akut b/d reflek spasme otot pada dinding perut
b. Hipertermi b/d sirkulasi darah yang menurun
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d output cairan dan elektrolit
berlebihan

5. Rencana Keperawatan
a. Nyeri akut b/d reflek spasme otot pada dinding perut
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan
nyeri pasien berkurang/terkontrol
Kriteria hasil :
 Pasien melaporkan hilang atau terkontrol
 Pasien tampak rileks
 Pasien tidak gelisah
Intervensi
1) Dorong pasien untuk melaporkan nyeri
R/ mencoba untuk mentoleransi nyeri, dari pada meminta analgesik
2) Kaji laporan keram abdomen nyeri,atau lokasi,lamanya,selidiki dan laporkan
perubahan karakteristik nyeri
R/ nyeri kulit hilang timbul pada penyakit crohn
3) Catat penunjuk non verbal misallnya gelisah, menolak untuk bergerak,
berhati-hati dengan abdomen menarik diri dan depresi
R/ bahasa tubuh/non verbal dapat secara psikologis dan visiologis dan dapat
di gunakan pada hubungan penunjuk verbal untuk mengidentifasi luas dari
beratnya masalah.
4) Kaji ulang faktor-faktor yang meningkatkan atau menghilangkan nyeri
R/ dapat menunjukkan dengan tepat pencetus faktor-faktor pemberat seperti
stres tidak toleran terhadap makanan
5) Atur posisi pasien senyaman mungkin
R/ menurunkan tegangan abdomen dan meningkat rasa kontrol
6) Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi
R/ Nyeri bervariasi dari ringan sampai berat dan perlu penanganan untuk
memudahkan istirahat adekuat dan penyembuhan.
b. Hipertermi b/d sirkulasi darah yang menurun
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2x30 menit, diharapkan
suhu tubuh pasien kembali normal
Kriteria hasil :
 Tanda- tanda stabil
 Membran mukosa lembab
 Turgor kulit baik, kulit tidak kemerahan
Intervensi
1) Kaji tanda gejala hipertermi
R/ dapat didentifikasi pola/tingkat demam
2) Ajarkan klien dan keluarganya pentingnya mempertahankan masukan yang
adekuat sedikitnya 2000ml/hari
R/ untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh klien
3) Monitor intake dan output dehidrasi
R/ peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat
4) Monitor suhu dan tanda vital
R/ suhu yang tinggi mnunjukkan proses penyakit infeksi akut
5) Kolaborasi dengan tim medis pemberian obat antipiretik
R/ digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada
hipotalamus
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake tidak adekuat
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selam 3x30 menit diharapkan
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteri hasil :
intake nutrisi klien meningkat, diet habis 1 porsi yang disediakan, mual, muntah
tidak ada
Intervensi
1) Kaji pola nutrisi klien dan peruahan yang terjadi
R/ mengidentifikasi defisiensi, menduga kemugkinan intervensi
2) Timbang BB klien
R/ penimbangan BB harian adalah pengawasan status cairan terbaik
3) Kaji faktor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi
R/ meminimalkan anoreksia dan mual
4) Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering
R/ makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan
pemasukan juga mencegah distensi gaster
5) Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien
R/ untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien
d. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d output cairan dan elektrolit berlebihan
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x30 menit diharapkan
pasien mampu mempertahankan volume cairan adekuat
Kriteria hasil :
 Tanda-tana vital stabil
 Membran mukosa lembab
 Turgor kulit membaik
 Keseimbangan masukan dan haluaran dengan urin normal dalam
konsentrasi/jumlah
 Mata tidak cowong
Intervensi :
1) Kaji tnda vital
R/ hipotensi, takikardial, demam dapat menunjukkan respon terhadap dan efek
kehilangan cairan
2) Awasi masukan haluaran, karakter, dan jumlah feses
R/ memberikan informasi tenttang keseimbangan cairan
3) Observasi kulit kering berlebihan dan membran mukosa, penurunan turgor kulit,
pengisian kapiler lambat
R/ mgenunjukkan kehilangan cairan berlebih atau dehidrasi
4) Kolaborasi dengan tim medis tentang pemberian obat
R/ untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, 2007. Diagnosa keperawatan edisi 8, jakarta : EGC

Mansjoer arif, 2006, kapita selekta kedokteran, jakarta : FKUI

Mayers, 2008. Buku saku keperawatan. Edisi 2. Jakarta,EGC

Whaley & wong’s, 2007. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Ed 3. Jakarta.
EGC

Prasetyo. 2008. Askep pada gastrointeristis.


http://smartnetq.blogspot.com/2008/09/asuhan-keperawatan-medikalbedah
TINJAUAN KASUS

Tanggal masuk : 25-07-2018

Tanggal pengkajian : 25-07-2018

No RM : 380

Jam masuk : 05.40 WITA

Jam pengkajian : 08.30 WITA

Diagnosa masuk : Gastointeristis(GEA)

A. PENGKAJIAN
I. Biodata
a. Identitas Pasien
Nama pasien : Nn. F
Umur : 17 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/ bangsa : Tialo
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Ds. Tomini Utara

b. Identitas Penanggung
Nama : Tn. S
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Hub. Dengan pasien : Ayah Pasien
Alamat : Ds. Tomini utara
II. Riwayat Kesehatan Saat Ini
1. Keluhan Utama : Pasien mengatakan BAB cair >7 x/hari

2. Riwayat keluhan utama : Pasien masuk Puskesmas Tomini pada tanggal 25 juli
2018 dengan keluhan badannya panas sejak 2 hari yang lalu, BAB > 7x/hari, dan
disertai dengan muntah > 2x/hari.
3. Keluhan menyertai : Pasien mengatakan badannya terasa lemas,sakit perut

III. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Pasien mengatakan tidak pernah di rawat dngan penyakit yang sama, pasien juga
tidak mempunyai riwayat alergi dan mengonsumsi obat-obatan.

IV. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu pasien mengatakan dalam anggota keluarga tidak ada yang mengalami sakit
diare seperti yang di alami Pasien.
V. Genogram

A B

C D

Keterangan :

A : Orang tua dari ayah klien : Laki-laki

B : Orang tua dari ibu klien : Perempuan

C : Saudara ayah klien : Meninggal

D : Saudara ibu klien : Klien

E : Saudara klien : Tinggal serumah


VI. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum :lemah
2. Kesadaran :composmentis
3. Tanda-tanda vital TD : 90/60 mmHg
N : 96 x/m
R : 22 x/m
S : 38 C
4. Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan,kulit kepala
bersih.
5. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak ada odem.
6. Mulut :Mukosa bibir kering, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
7. Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
polip.
8. Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada serumen.
9. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limphe, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk
10. Dada
Inspeksi : dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan
Perkusi : bunyi paru resonan
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas
tambahan.
11. Perut
Inspeksi : simetris, tidak terdapat luka operasi
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi : terdapat nyeri tekan di bagian hipogastrium abdomen.
Perkusi : Hipertimpani,perut kembung
12. Punggung : Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak
ada nyeri gerak.
13. Genetalia : jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit
perineal kemerahan
14. Ekstremitas : Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada
odem.
VII. Pola Kegiatan Sehari-Hari

NO KEBIASAAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT


1. Nutrisi
- Jenis makanan Nasi + sayur + lauk Bubur + sayur + lauk
- Pola makan Teratur Teratur
- Frekuensi 3x/hari 3x/hari
- Porsi makan Dihabiskan ½ dihabiskan
- Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
- Nafsu makan Baik Kurang baik
2. Minum
- Jenis minuman Air putih Air putih
- Frekuensi minum 6-8 gelas/hari 4-5 gelas/hari
3. Eliminasi BAK
- Frekuensi 3 – 4 x/hari 2-3 x/hari
- Warna Kuning jernih Kuning
- Bau Khas urin Khas urin
4. Eliminasi BAB
- Frekuensi 2 x/hari 5x/hari
- Warna Kuning Kuning
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Padat Cair
5. Istirahat dan Tidur
1. Pola tidur Teratur
2. Jam tidur
- siang 14.00 – 16.00 Tidak teratur
- mlam 22.00 – 05.00 Tidak teratur
6. Personal Hygiene
1. Mandi 2 x/hari Hanya di bantu oleh
keluarga
2. Sikat gigi 2 x/hari 1 x/hari
VIII.POLA INTERAKSI SOSIAL

Klien mengatakan orang terdekat saat ini adalah orang tuanya. Jika klien

mengalami masalah, ia selalu menceritakan masalahnya kepada orang tuanya, dan

menyelesaikannya dengan jalan musyawarah. Klien mengatakan pola interaksi dalam

keluarga berlangsung sangat baik dan harmonis. Hubungan klien dengan dokter dan

perawat juga baik.

IX. Kesehatan Sosial

klien mengatakan keadaan rumah dan lingkungan cukup bersih dan tidak bising

karena letaknya jauh dengan jalan raya. Klien mengatakan kondisi rumahnya cukup

untuk dihuni oleh anggota keluarganya, tidak terjadi banjir apabila musim hujan, status

rumah milik orang tua.

X. Kegiatan Keagamaan

Klien beragama islam. Sebelum masuk rumah sakit klien rajin shalat, tapi setelah

masuk rumah sakit, klien hanya mampu berdoa dan berharap cepat sembuh.

XI. Keadaan Psikologi Selama Sakit

Persepsi klien terhadap penyakit yang dideritanya sekarang ialah klien merasa

terganggu karena tidak dapat bergerak dengan bebas dan memenuhi kebutuhannya.

Klien ingin cepat sembuh agar dapat berkumpul dengan keluarga.


XII. Penatalaksanaan

a. Pengobatan

1. IVFD RL 20 TPM

2. Inj. Ranitdin 1 amp/12j/iv

3. Inj. Dexa 1 gr/12j/iv

4. Pct 500 mg 3 x 1

5. Loperamid 2 mg 2-1-1

6. Amoxicilin 500 mg 3x1

b. Perawatan

1. Observasi TTV

2. Mengganti cairan infus

3. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman


Klasifikasi Data

DS :

1. Pasien mengatakan BAB cair >7 x/hari


2. badannya panas 2 hari yang lalu
3. Pasien mengatakan badannya terasa lemas
4. Pasien mengeluh sakit perut
5. Klien mengatakan muntah > 2x/hari

DO :

1. Keadaan umum :lemah


2. Tanda-tanda vital TD : 90/60 mmHg
N : 96 x/m
R : 22 x/m
S : 38 C
3. terdapat nyeri tekan di bagian hipogastrium abdomen
4. Hipertimpani,perut kembung
5. Frekuensi Minumnya sedikit
6. Mukosa bibir kering
Analisa Data

Data Etiologi Masalah


DS : Kehilangan cairan sekunder Resiko tinggi kekurangan
- Pasien mengatakan BAB akibat diare volume cairan
cair >7x/hari
- Pasien mengatakan
badannya terasa lemas
- Klien mengatakan
muntah > 2x/hari
DO :
- Keadaan umum :lemah
- Frekuensi Minumnya
sedikit
DS: Proses infeksi penyakit Hipertermi
- badannya panas 2 hari
yang lalu
DO :
S: 38 C
Mukosa bibir kering
DS : Hiperperistaltik Nyeri akut
Pasien mengeluh sakit perut
DO:
Terdapat nyeri tekan di
bagian hipogastrium
abdomen
Hipertimpani, perut
kembung
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d menurunnya intake cairan secara oral
2. Hipertermi brerhubungan dengan proses infeksi penyakit.
3. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri (nyeri perut) b/d hiperperistaltik usus, diare, dan
muntah
Implementasi Dan Evaluasi

TGL/ NO. IMPLEMENTASI Evaluasi


JAM Dx
Kamis,25/07/2018 1 1.Memonitor TTV 25 juli 2018
Jam : 09.10 TD: 90/60 mmHg Jam 14.00
N: 96 x/m S:
R: 22 x/m - Pasien mengatakan
S: 38 C masih BAB
- Pasien mengatakan
Jam : 09.15 2.meningkatkan cairan badannya masih terasa
peroral -2 gelas setiap 24 lemas
jam dengan menyuruh - Klien mengatakan masih
pasien minum air agar muntah
tidak dehidrasi,hasil : O:
pasien menuruti perawat - Keadaan umum :lemah
- Frekuensi Minumnya

Jam 09.20 3.Mengobservasi tanda- masih sedikit


tanda dehidrasi dengan A:
meihat kondisi pasien Masalah belum teratasi
P:

Jam 09.25 4.Memberikan terapi Lanjutkan intervensi


dengan memberikan cairan
infus RL 20 TPM
Loperamid 2 mg 2-1-1

Kamis 25/07/2018 2 1. Membina hubungan 25 juli 2018


saling percaya dengan Jam 14.00
berbicara-bicara dengan S:
pasien - Klien mengatakan tidak
2. mengompres klien panas
Jam 10.25
dengan air hangat.
3. Anjurkan klien untuk O:
Jam 10.30
memakai baju tipis dan S: 37 C
dapat menyerap Mukosa bibir lembab
keringat. A:
Jam 10.35 4. Menganjurkan klien Masalah teratasi sebagian
supaya minum air P:
sedikit tapi sering. Pertahankan intervensi
5. Memberikan obat
Jam 11.00
analgesik
Inj. Dexa 1 gr/12j/iv
Pct 500 mg 3 x 1
Kamis 25/07/2018 3 1. Mengkaji tingkat 25 juli 2018
Jam 11.15 intensitas dan frekuensi 14.00
rasa nyeri hasil : skala S:
nyeri 3 Pasien mengeluh sakit perut
Jam 11.25 2. Mengatur posisi yang O:
nyaman bagi klien. Wajah masih terlihat
Jam 11.35 3. Memberi kompres air meringis
hangat pada daerah Terdapat nyeri tekan di
perut. bagian perut
Jam 12.00 4. Memberikan obat perut masih kembung
analgetik A:
Inj. Ranitdin 1 Masalah belum teratasi
amp/12j/iv P:
Amoxicilin 500 mg 3x1 Lanjutkan intervensi
Jumat 26-07-2018 1 1.Memonitor TTV 26 juli 2018
Jam : 09.10 TD: 90/60 mmHg Jam 14.00
N: 96 x/m S:
R: 22 x/m - Pasien mengatakan
S: 38 C BAB berkurang,
2.meningkatkan cairan 2 kali/hari
Jam : 09.15 peroral -2 gelas setiap 24 - Klien mengatakan tidak
jam dengan menyuruh muntah
pasien minum air agar O:
tidak dehidrasi,hasil : - Keadaannya membaik
pasien menuruti perawat - Frekuensi minumnya
5-7 kali/hari
3.Mengobservasi tanda- A:

Jam 09.20 tanda dehidrasi dengan Masalah teratasi sebagian


meihat kondisi pasien P:
Pertahankan intervensi
4.Memberikan terapi

Jam 09.25 dengan memberikan cairan


infus RL 20 TPM
Loperamid 2 mg 2-1-1
Jumat 26-07-2018 3 1. Mengkaji tingkat 26 juli 2018
Jam 11.15 intensitas dan frekuensi 14.00
rasa nyeri hasil : skala S:
nyeri 0 Pasien mengatakan tidak
Jam 11.25 2. Mengatur posisi yang sakit perut
nyaman bagi klien. O:
Jam 11.35 3. Memberi kompres air Wajah sudah terlihat rileks
hangat pada daerah Tidak Terdapat nyeri tekan
perut. di bagian perut
Jam 12.00 4. Memberikan obat A:
analgetik Masalah teratasi
Inj. Ranitdin 1 P:
amp/12j/iv Pertahankan intervensi
Amoxicilin 500 mg 3x1

Das könnte Ihnen auch gefallen