Sie sind auf Seite 1von 21

Presentasi Kasus

PREMATURITAS

Oleh :
Leo Fernando, S.Ked
Andi Putra Siregar, S.Ked
Rian hasni, S.Ked
Olia Indri Saktianingsih, S.Ked
Devi Silvia Agustina, S.Ked

Pembimbing :
Prof. dr. H. A. Kurdi Syamsuri, SpOG(K)

BAGIAN KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSMH PALEMBANG
2010
HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi kasus dengan judul


Prematuritas

Leo Fernando, S.Ked


Andi Putra Siregar, S.Ked
Rian hasni, S.Ked
Olia Indri Saktianingsih, S.Ked
Devi Silvia Agustina, S.Ked

Pembimbing :
Prof. dr. H. A. Kurdi Syamsuri, SpOG(K)

Telah dipresentasikan dan diterima sebagai salah satu syarat untuk mengikuti
ujian Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Kebidanan dan Penyakit Kandungan
RSMH Palembang.

Palembang, Juni 2010


Pembimbing

Prof. dr. H. A. Kurdi Syamsuri, SpOG(K)


BAB I
PREMATURITAS

I. IDENTIFIKASI
Nama : Ny. R
Umur : 23 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kertapati, Palembang
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
MRS : 10 Juni 2010

II. ANAMNESIS (autoanamnesis tanggal 10 Juni 2010)


Keluhan Utama:
Mau melahirkan dengan hamil kurang bulan.

Riwayat perjalanan penyakit :


± 5 jam sebelum masuk rumah sakit parturient mengeluh perut mules yang
menjalar ke punggung, makin lama makin sering dan kuat. Riwayat keluar
lendir darah (+). Riwayat keluar air-air (-). Riwayat trauma (-). Riwayat
keputihan (-). Riwayat demam (-). Riwayat post coital (+) 1 hari yang lalu.
Riwayat perut diurut-urut (-). Parturient kontrol ke bidan, dikatakan
parturient hamil kurang bulan dan mau melahirkan. Parturient mengaku
hamil kurang bulan dan gerakan anak masih dirasakan.

Riwayat Perkawinan : 1 x lamanya 1 tahun.


Riwayat Reproduksi : Menarche umur 13 tahun, haid teratur, siklus 28
hari, lamanya 7 hari, haid pertama hari terakhir
(HPHT) 1 November 2009.
Riwayat Obstetri : G2P1A0

Tempat Bulan/ Hasil Jenis Anak


No Penyulit Nifas
Bersalin Tahun kehamilan Persalinan Sex BB KU

Desember/
1. Bidan
2008
aterm Spontan - - P 2700g baik

Hamil
2.
ini

Riwayat sosial ekonomi : Sedang


Riwayat gizi : Nafsu makan baik dan tidak ada gangguan pada
miksi maupun defekasi.

Riwayat penyakit yang pernah diderita:


Riwayat DM disangkal
Riwayat Hipertensi disangkal
Riwayat Penyakit jantung disangkal

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Present
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 158 cm
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,9oC
Anemia : -/-
Gizi : Sedang
Jantung : Murmur (-), gallop (-)
Paru : Vesikuler (+) N, Wheezing (-), Ronkhi (-)
Hati/limfa : Sulit dinilai
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis : -/-
BAK : Biasa
BAB : Biasa
Turgor kulit : Biasa
Mata cekung : -/-
Edema pretibial : -/-

B. Status Obstetri
Pemeriksaan luar: 10 Juni 2010, jam 14.20 WIB.
Tinggi fundus uteri 3 jari diatas pusat (25 cm), detak jantung janin 148
kali/menit teratur, letak janin memanjang, punggung kiri, terbawah
kepala, penurunan 4/5, his 3x/10 menit/40 detik, taksiran berat janin
1800 gram (lingkar perut 21 cm).
Pemeriksaan Dalam Vagina: 10 Juni 2010, jam 14.20 sWIB.
Portio konsistensi lunak, arah posterior, pendataran 100%, pembukaan
5 cm, ketuban (+), terbawah kepala, penurunan HI-II, penunjuk ubun-
ubun kecil kiri lintang.
Pemeriksaan panggul:
Promontorium tidak teraba, KD >13 cm, KV >11,5 cm, linea
innominata teraba 1/3-1/3, sakrum konkaf, spina ischiadica tak
menonjol, arcus pubis >90o, dinding samping lurus.
Kesan panggul: luas

IV. DIAGNOSIS KERJA


G2P1A0 hamil 31-32 minggu inpartu kala I fase aktif, janin tunggal hidup
presentasi kepala.
V. PROGNOSIS
Ibu dan janin: dubia.

VI. PENATALAKSANAAN
- Rencana Partus Pervaginam. 
- Observasi his, denyut jantung janin, tanda vital ibu.
- Kosongkan kandung kemih.
- Pemeriksaan laboratorium darah rutin, urin rutin, dan kultur urin.

LAPORAN PERSALINAN
Tanggal 10 Juni 2010
Pukul 18.05 WIB. Tampak parturient ingin mengedan kuat.
Pada pemeriksaan dalam didapatkan:
- Portio tak teraba
- Pembukaan lengkap
- Ketuban (-), jernih, bau (-)
- Terbawah kepala
- Penurunan HIII+
- Penunjuk UUK kiri depan

Diagnosis : G2P1A0 hamil 31-32 minggu inpartu kala II, janin tunggal hidup,
presentasi kepala.

Penatalaksanaan:
- Pimpin persalinan

Pukul : 18.05 WIB Lahir spontan hidup neonatus perempuan, BB 1700 gram, PB
35 cm, AS 8/9, FT AGA.
Dilakukan manajemen aktif kala III : - injeksi oksitosin 10 IU I.M.
- peregangan tali pusat terkendali
- masase uterus
Pukul: 18.15 WIB Plasenta lahir lengkap dengan BP 350 gram, PTP 37 cm
dengan diameter 16 – 17 cm.
Setelah dilakukan eksplorasi tidak ditemukan laserasi jalan lahir. Keadaan umum
ibu dan anak post partum baik. Perdarahan aktif (-).

EVALUASI
Tanggal 10 Juni 2010, Pukul 20.00 WIB
Keluhan : habis melahirkan.
Status present:
KU : sedang Sense : CM
TD : 130/80 mmHg N : 88x/menit
T : 37,1oC RR : 20 x/menit

Status Obstetrikus
Pemeriksaan Luar:
Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, perdarahan aktif (-), lokia
rubra (+), vulva tenang.
Diagnosis: P2A0 post partum spontan neonatus hidup perempuan, BB= 1700 gram,
PB= 35 cm, AS 8/9, FT AGA
Terapi:
- Mobilisasi dini
- ASI sesuai kebutuhan
- Vulva hygiene pagi dan sore
- Amoxicillin tab 3 x 500 mg
- Asam mefenamat tab 3 x 500 mg
- Vitamin B complex 2 x 1 tab

Tangggal 11 Juni 2010, Pukul 06.30 WIB


Keluhan : habis melahirkan
Status present:
KU : sedang Sense : CM
TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit
T : 36,5oC RR : 20 x/menit

Status obstetrikus:
Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, perdarahan aktif (-), lokia
rubra (+), vulva tenang.

Diagnosis: P2A0 post partum spontan neonatus hidup perempuan, BB=1700 gram,
PB= 35 cm, AS 8/9, FT AGA.
Terapi:
- Mobilisasi dini
- ASI sesuai kebutuhan
- Vulva hygiene pagi dan sore
- Amoxicillin tab 3 x 500 mg
- Asam mefenamat tab 3 x 500 mg
- Vitamin B complex 2 x 1 tab
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada haid yang teratur, persalinan preterm dapat didefinisikan sebagai


persalinan yang terjadi antara usia kehamilan 20-37 minggu dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Persalinan preterm merupakan hal yang berbahaya karena
potensial meningkatkan kematian perinatal sebesar 65%-75%, umumnya
berkaitan dengan berat lahir rendah. Berat lahir rendah dapat disebabkan oleh
kelahiran preterm dan pertumbuhan janin yang terhambat. Keduanya sebaiknya
dicegah karena dampaknya yang negatif; tidak hanya kematian perinatal tetapi
juga morbiditas, potensi generasi akan datang, kelainan mental dan beban
ekonomi bagi keluarga dan bangsa secara keseluruhan.
Persalinan prematur adalah persalinan dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram. 1 Persalinan prematur
merupakan hal yang berbahaya karena duapertiga dari kasus berpotensi sebagai
penyebab kematian perinatal.1 Pada persalinan ini, seringkali bayi prematur
mengalami gangguan tumbuh kembang organ-organ vital yang menyebabkan ia
masih belum mampu untuk hidup di luar kandungan, sehingga sering mengalami
kegagalan adaptasi yang dapat menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas yang
tinggi.2 
Pada kebanyakan kasus, penyebab pasti persalinan prematur tidak
diketahui. Berbagai sebab dan faktor demografik diduga sebagai penyebab
persalinan preterm, seperti: solusio plasenta, kehamilan ganda, kelainan uterus,
polihidramnion, kelainan kongenital janin, ketuban pecah dini dan lain-lain.
Penyebab persalinan preterm bukan tunggal tetapi multikompleks, antara lain
karena infeksi. Infeksi pada kehamilan akan menyebabkan suatu respon
imunologik spesifik melalui aktifasi sel limfosit B dan T dengan hasil akhir zat-
zat yang menginisiasi kontraksi uterus.3 Terdapat makin banyak bukti yang
menunjukkan bahwa mungkin sepertiga kasus persalinan preterm berkaitan
dengan infeksi membran korioamnion.3 Dari penelitian Lettieri dkk.(1993),
didapati 38% persalinan preterm disebabkan akibat infeksi korioamnion. Knox
dan Hoerner (1950) telah mengetahui hubungan antara infeksi jalan lahir dengan
kelahiran prematur.

Faktor risiko prematuritas


Faktor risiko prematuritas diantaranya adalah:3
1. Janin dan plasenta
- Perdarahan trimester awal
- Perdarahan antepartum (plasenta previa, solusio plasenta, vasa previa)
- Ketuban pecah dini (KPD)
- Pertumbuhan janin terhambat
- Cacat bawaan janin
- Kehamilan ganda/gemeli
- Polihidramnion
2. Ibu
- Penyakit berat pada ibu
- Diabetes mellitus
- Preeklampsia/hipertensi
- Infeksi saluran kemih/genital/intrauterin
- Penyakit infeksi dengan demam
- Stres psikologik
- Kelainan bentuk uterus/serviks
- Riwayat persalinan preterm/abortus berulang
- Inkompetensi serviks ( panjang serviks kurang dari 1 cm)
- Pemakaian obat narkotik
- Trauma
- Perokok berat
- Kelainan imunologi/kelainan resus

Kriteria diagnosis
Kriteria diagnosis premturitas:2
1. Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu lengkap atau antara 140 dan 259 hari
2. Sebelum persalinan berlangsung dapat dirasakan tanda sebagai berikut:
a. nyeri pinggang belakang
b. rasa tertekan pada perut bagian bawah
c. terdapat kontraksi irreguler sejak sekitar 24-48 jam
d. terdapat pembawa tanda seperti bertambahnya cairan vagina atau terdapat
lendir bercampur darah.
3. Jika proses persalinan prematur berkelanjutan, terjadi gejala klinik sebagai
berikut:
a. kontraksi uterus 4x/20menit atau 8x/60menit
b. Terjadi perubahan progresif serviks:
- pembukaan lebih dari 1 cm
- perlunakan sekitar 75-80%
- penipisan serviks

Diagnosis banding
- Kontraksi pada kehamilan preterm
- Persalinan pada pertumbuhan janin terhambat

Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
 Pemeriksaan kultur urin
 Pemeriksaan gas dan pH darah janin
 Pemeriksaan darah tepi ibu:
o Jumlah lekosit
o C-reactive protein . CRP ada pada serum penderita yang menderita
infeksi akut dan dideteksi berdasarkan kemampuannya untuk
mempresipitasi fraksi polisakarida somatik nonspesifik kuman
Pneumococcus yang disebut fraksi C. CRP dibentuk di hepatosit
sebagai reaksi terhadap IL-1, IL-6, TNF.
2. Pemeriksaan ultrasonografi
 Penipisan serviks: Iams dkk. (1994) mendapati bila ketebalan seviks < 3
cm (USG), dapat dipastikan akan terjadi persalinan preterm. Sonografi
serviks transperineal lebih disukai karena dapat menghindari manipulasi
intravagina terutama pada kasus-kasus KPD dan plasenta previa.

Penatalaksanaan
Ibu hamil yang diidentifikasi memiliki risiko persalinan preterm dan
yang mengalami gejala persalinan preterm membakat harus ditangani seksama
untuk meningkatkan keluaran neonatal.
1) Akselerasi pematangan fungsi paru
 Terapi glukokortikoid, misalnya dengan betamethasone 12 mg im. 2 x
selang 24 jam. Atau dexamethasone 5 mg tiap 12 jam (im) sampai 4 dosis.
 Thyrotropin releasing hormone 400 ug iv, akan meningkatkan kadar tri-
iodothyronine yang dapat meningkatkan produksi surfaktan.
 Suplemen inositol, karena inositol merupakan komponen membran
fosfolipid yang berperan dalam pembentukan surfaktan.
2) Pemberian tokolitik
Indeks tokolitik
0 1 2 3 4
Kontraksi Tidak ada Irreguler Reguler - -
Tinggi/tidak Rendah/
Ketuban pecah Tidak ada - -
jelas pecah
Perdarahan Tidak ada Spotting Perdarahan - -
Pembukaan Tidak ada 1 cm 2 cm 3 cm ≥ 4 cm

Indeks tokolitik > 8 merupakan kontraindikasi pemberian tokolitik


Beberapa jenis obat tokolitik yang dipakai untuk menghambat persalinan:3
a. Nifedipin 10 mg diulang tiap 30 menit, maksimum 40 mg/6 jam.
Umumnya hanya diperlukan 20 mg dan dosis perawatan 3 x 10 mg.
b. Golongan beta-mimetik
- Salbutamol Perinfus: 20-50 µg/menit Per oral : 4 mg, 2-4
kali/hari
(maintenance) atau:
- Terbutalin Per infuse: 10-15 µg/menit, Subkutan: 250 µg setiap 6
jam. Per oral: 5-7.5 mg setiap 8 jam (maintenance)
- Efek samping: Hiperglikemia, hipokalemia, hipotensi,
takikardia,
iskemi miokardial, edema paru
c. Magnesium sulfat
- Parenteral: 4-6 gr/iv pemberian bolus selama 20-30 menit, infus
24gr/jam (maintenance)
- Efek samping: Edema paru, letargi, nyeri dada, depresi pernafasan
(pada ibu dan bayi)

Kontraindikasi penundaan persalinan


 Mutlak
Gawat janin, korioamnionitis, perdarahan antepartum yang banyak.
 Relatif
Gestosis, diabetes mellitus (beta-mimetik), pertumbuhan janin
terhambat, pembukaan serviks lebih dari 4 cm.

Cara persalinan
Janin presentasi kepala: pervaginam dengan episiotomi lebar dan
perlindungan forseps terutama pada bayi < 35 minggu.
Indikasi seksio sesarea:
a. Janin sungsang
b. Taksiran berat badan janin kurang dari 1500 gram (masih kontroversial)
c. Gawat janin, bila syarat pervaginam tidak terpenuhi
d. Infeksi intrapartum dengan takikardi janin, gerakan janin melemah,
ologohidramnion, dan cairan amnion berbau. bila syarat pervaginam tidak
terpenuhi
e. Kontraindikasi partus pervaginam lain (letak lintang, plasenta previa, dan
sebagainya).
Lindungi bayi dengan handuk hangat, usahakan suhu 36-37 C ( rawat
intensif di bagian NICU ), perlu dibahas dengan dokter bagian anak. Bila bayi
ternyata tidak mempunyai kesulitan ( minum, nafas, tanpa cacat) maka perawatan
cara kangguru dapat diberikan agar lama perawatan di rumah sakit berkurang.

Penyulit
1. Sindroma gawat nafas (RDS)
2. Perdarahan intrakranial
3. Trauma persalinan
4. Paten duktus arteriosus
5. Sepsis
6. Gangguan neurologi

Komplikasi
Pada ibu, setelah persalinan preterm, infeksi endometrium lebih sering
terjadi mengakibatkan sepsis dan lambatnya penyembuhan luka episiotomi. Bayi-
bayi preterm memiliki risiko infeksi neonatal lebih tinggi; Morales (1987)
menyatakan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang menderita anmionitis memiliki
risiko mortalitas 4 kali lebih besar, dan risiko distres pernafasan, sepsis neonatal,
necrotizing enterocolitis dan perdarahan intraventrikuler 3 kali lebih besar.
1. Sindroma gawat pernafasan (penyakit membran hialin).
Paru-paru yang matang sangat penting bagi bayi baru lahir. Agar bisa
bernafas dengan bebas, ketika lahir kantung udara (alveoli) harus dapat
terisi oleh udara dan tetap terbuka. Alveoli bisa membuka lebar karena
adanya suatu bahan yang disebut surfaktan, yang dihasilkan oleh paru-
paru dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Bayi prematur
seringkali tidak menghasilkan surfaktan dalam jumlah yang memadai,
sehingga alveolinya tidak tetap terbuka. Diantara saat-saat bernafas, paru-
paru benar-benar mengempis, akibatnya terjadi Sindroma Distres
Pernafasan.
Sindroma ini bisa menyebabkan kelainan lainnya dan pada beberapa kasus
bisa berakibat fatal. Kepada bayi diberikan oksigen; jika penyakitnya
berat, mungkin mereka perlu ditempatkan dalam sebuah ventilator dan
diberikan obat surfaktan (bisa diteteskan secara langsung melalui sebuah
selang yang dihubungkan dengan trakea bayi).
2. Ketidakmatangan pada sistem saraf pusat bisa menyebabkan gangguan
refleks menghisap atau menelan, rentan terhadap terjadinya perdarahan
otak atau serangan apneu. Selain paru-paru yang belum berkembang,
seorang bayi prematur juga memiliki otak yang belum berkembang. Hal
ini bisa menyebabkan apneu (henti nafas), karena pusat pernafasan di otak
mungkin belum matang. Untuk mengurangi mengurangi frekuensi
serangan apneu bisa digunakan obat-obatan. Jika oksigen maupun aliran
darahnya terganggu. otak yang sangat tidak matang sangat rentan terhadap
perdarahan (perdarahan intraventrikuler).atau cedera .
3. Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi pemberian
makanan. Pada awalnya, lambung yang berukuran kecil mungkin akan
membatasi jumlah makanan/cairan yang diberikan, sehingga pemberian
susu yang terlalu banyak dapat menyebabkan bayi muntah. Pada awalnya,
lambung yang berukuran kecil mungkin akan membatasi jumlah
makanan/cairan yang diberikan, sehingga pemberian susu yang terlalu
banyak dapat menyebabkan bayi muntah.
4. Retinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan (fibroplasia
retrolental)
5. Displasia bronkopulmoner.
6. Penyakit jantung.
7. Jaundice.
Setelah lahir, bayi memerlukan fungsi hati dan fungsi usus yang normal
untuk membuang bilirubin (suatu pigmen kuning hasil pemecahan sel
darah merah) dalam tinjanya. Kebanyakan bayi baru lahir, terutama yang
lahir prematur, memiliki kadar bilirubin darah yang meningkat (yang
bersifat sementara), yang dapat menyebabkan sakit kuning (jaundice).
Peningkatan ini terjadi karena fungsi hatinya masih belum matang dan
karena kemampuan makan dan kemampuan mencernanya masih belum
sempurna. Jaundice kebanyakan bersifat ringan dan akan menghilang
sejalan dengan perbaikan fungsi pencernaan bayi.
8. Infeksi atau septikemia.
Sistem kekebalan pada bayi prematur belum berkembang sempurna.
Mereka belum menerima komplemen lengkap antibodi dari ibunya
melewati plasenta (ari-ari).
Resiko terjadinya infeksi yang serius (sepsis) pada bayi prematur lebih
tinggi. Bayi prematur juga lebih rentan terhadap enterokolitis nekrotisasi
(peradangan pada usus).
9. Anemia .
10. Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-ubah,
bisa tinggi (hiperglikemia maupun rendah (hipoglikemia).
11. Perkembangan dan pertumbuhan yang lambat.
12. Keterbelakangan mental dan motorik.
BAB III
PERMASALAHAN

1.Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?


2.Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat?
3.Apakah yang menjadi kemungkinan etiologi pada kasus ini?
BAB IV
ANALISIS KASUS

1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?


Pasien seorang wanita, 23 tahun, datang ke RSMH pada tanggal
Juni 2010, dengan keluhan mau melahirkan dengan hamil kurang bulan.
Pada anamnesis parturient mengaku saat ini adalah kehamilannya yang
kedua, HPHT tanggal 1 November 2009 dan pemeriksaan fisik didapatkan
tinggi fundus uteri setinggi 3 jari diatas pusat. Kehamilan sudah berusia ±
31-32 minggu. Dikatakan inpartu karena: his reguler 3x/10 menit/40 detik,
riwayat keluar darah lendir (+), effacement 100% dan pembukaan serviks 5
cm. Detak jantung janin 148 kali/menit teratur. Letak janin memanjang,
punggung kiri, terbawah kepala, penurunan 4/5. Berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik, pasien ini didiagnosis G2P1A0 hamil 31-32 minggu
inpartu kala I fase aktif, janin tunggal hidup presentasi kepala.

2. Apakah penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat?


Dalam menghadapi kasus PPI ada 3 kemungkinan, yaitu :
- Mempertahankan kehamilan sehingga janin dapat lahir se-aterm
mungkin.
- Menunda persalinan 2-3 hari untuk dapat memberikan obat pematangan
paru janin
- Membiarkan terjadi persalinan
Pada pasien ini diambil penatalaksanaan untuk mengakhiri
persalinan dengan pervaginam, dengan pertimbangan parturient sudah
memasuki kala 1 fase aktif persalinan (pembukaan 5 cm).

3. Apakah yang menjadi kemungkinan etiologi pada kasus ini?


Faktor yang dapat menimbulkan persalinan prematur adalah :
a. Faktor maternal, seperti penyakit maternal (ginjal, hipertensi, dm,
penyakit hati dan kelainan uterus) serta faktor gaya hidup wanita, jarak
kehamilan yang terlalu dekat (kurang dari satu tahun).
b. Pertumbuhan janin yang kurang selaras dan serasi misalnya karena,
kekurangan nutrisi, solusio plasenta, palsenta previa, persalinan hamil
ganda, korioamnionitis.
c. Faktor khusus seperti, serviks inkompeten pada persalinan
prematur/abortus berulang, kehamilan ganda, kehamilan dengan
hidramnion.

Pada kasus ini beberapa faktor yang mungkin menyebabkan persalinan


prematur antara lain:
a. Riwayat kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat. Jarak kehamilan
normal antara dua kehamilan yaitu 2 tahun. pada parturient ini jarak
kehamilan anak pertama dengan anak kedua kurang dari 2 tahun.
b. Post coital (maternal), juga ikut mempengaruhi terjadinya persalinan
prematur. Koitus yang dilakukan pada usia kehamilan terutama
semester akhir akan menyebabkan rangsangan pada hipofisis anterior
sehingga hipofisis akan merelease oksitosin yang meningkatkan
terjadinya kontraksi pada ibu. Selain itu, coitus juga dapat
mengakibatkan prostaglandin yang terdapat pada cairan semen
merangsang pembentukan ooksitosin, hasil akhirnya ibu akan
mengalami kontraksi dini. Namun post-coital sebagai salah satu faktor
risiko ]prematuritas masih menjadi kontroversi hingga saat ini.
BAB V
KESIMPULAN

1. Diagnosis pada kasus ini sudah tepat


2. Penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat
3. Etiologi pada kasus ini belum diketahui dengan
jelas, pada kasus ini kemungkinan pengaruh dari riwayat kehamilan yang
terlalu dekat, riwayat post coital.
DAFTAR PUSTAKA

1. Cuninngham, F. B. Williams Obstetrics-22nd Edition. McGraw-Hill


Companies: United States of America, 2005.
2. Manuaba. Pengantar Kuliah Obsetri. EGC: Jakarta, 2007.
3. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta, 2008.

Das könnte Ihnen auch gefallen