Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
http://danipermana66.blogspot.co.id/2013/11/etika-dalam-sistem-informasi.html
P
Salah satu manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan
pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan
berkualitas. Namun, di sisi lain, perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer
menimbulkan masalah baru. Bahwa banyak sekarang penggunaan komputer sudah di luar
etika penggunaannya, misalnya: dengan pemanfaatan teknologi komputer, dengan mudah
seseorang dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah. Adapula yang
memanfaatkan teknologi komputer ini untuk melakukan tindakan kriminal.
Hal-hal inilah yang kemudian memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting
kaitannya dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer, mengingat salah satu penyebab
pentingnya etika adalah karena etika melingkupi wilayah – wilayah yang belum tercakup dalam wilayah
hukum. Faktor etika disini menyangkut identifikasi dan penghindaran terhadap unethical behavior dalam
penggunaan sistem informasi berbasis komputer
Dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran sosial, tentunya setiap orang
diharapkan dapat melakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hukum yang
berlaku.. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah. Moral dipelajari
setiap orang sejak kecil sewaktu yang bersangkutan masih anak-anak. Sejak kecil , anak-anak sudah
diperkenalkan perilaku moral untuk membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak,
atau mana tindakan yang terpuji dan tercela.
Sebagai contoh: anak-anak diminta berlaku sopan terhadap orang tua, menghormati guru, atau
tidak menyakiti teman-temannya. Pada saat anak-anak telah dewasa, dia akan mempelajari berbagai
peraturan yang berlaku di masyarakat dan diharapkan untuk diikuti. Peraturan-peraturan tingkah laku ini
adalah perilaku moral yang diharapkan dimiliki setiap individu..
Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang
untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan pernyataan komitmen. Suatu aktivitas yang
umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama pertemuan ini, subyek
etika mendapat cukup perhatian. Contoh lain dari program etika adalah audit etika. Dalam audit etika,
sesorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang manajer selama beberapa jam untuk
mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan pernyataan komitmen. Kode etik khusus
instansi, Banyak instansi telah merancang kode etika mereka sendiri. Kadang-kadang kode ini
diadaptasi dari kode etik dari organisasi sejenis.
Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan pemanfaatan
sistem informasi, dua hal penting yang menjadi tantangan manajemen untuk dihadapi, yaitu:
a. Memahami risiko-risiko moral dari teknologi baru. Perubahan teknologi yang cepat mengandung arti
bahwa pilihan yang dihadapi setiap individu juga berubah dengan cepat begitu pula keseimbangan antara
risiko dan hasil serta kekhawatiran kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak benar. Perlindungan atas
hak privasi individu telah menjadi permasalahan etika yang serius dewasa ini. Di samping itu, penting
bagi manajemen untuk melakukan analisis mengenai dampak etika dan sosial dari perubahan teknologi.
Mungkin tidak ada jawaban yang selalu tepat untuk bagaimana seharusnya perilaku, tetapi paling tidak
ada perhatian atau manajemen tahu mengenai risiko-risiko moral dari teknologi baru.
b. Membangun kebijakan etika organisasi yang mencakup permasalahan etika dan sosial atas sistem
informasi. Manajemen bertanggung jawab untuk mengembangkan, melaksanakan, dan menjelaskan
kebijakan etika organisasi. Kebijakan etika organisasi berkaitan dengan sistem informasi meliputi, antara
lain: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem, dan kualitas hidupnya. Hal yang menjadi
tantangan adalah bagaimana memberikan program pendidikan atau pelatihan, termasuk penerapan
permasalahan kebijakan etika yang dibutuhkan.
Etika merupakan prinsip-prinsip mengenai suatu yang benar dan salah yang dilakukan setiap
orang dalam menentukan pilihan sebagai pedoman perilaku mereka. Perkembangan teknologi dan
sistem informasi menimbulkan pertanyaan baik untuk individu maupun masyarakat pengguna karena
perkembangan ini menciptakan peluang untuk adanya perubahan sosial yang hebat dan mengancam
adanya distribusi kekuatan, uang, hak, dan kewajiban.
Untuk dapat memahami lebih baik hubungan ketiga hal tersebut di dalam pemanfaatan sistem
informasi, diidentifikasi lima dimensi moral dari era informasi yang sedang berkembang ini, yaitu:
a. Hak dan kewajiban informasi; apa hak informasi yang dimiliki oleh seorang individu atau
organisasi atas informasi? Apa yang dapat mereka lindungi? Kewajiban apa yang dibebankan
kepada setiap individu dan organisasi berkenaan dengan informasi?
b. Hak milik dan kewajiban; bagaimana hak milik intelektual dilindungi di dalam suatu
masyarakat digital di mana sulit sekali untuk masalah kepemilikan ini ditrasir dan ditetapkan
akuntabilitasnya, dan begitu mudahnya hak milik untuk diabaikan?
c. Akuntabilitas dan pengendalian; siapa bertanggung jawab terhadap kemungkinan
adanya gangguan-gangguan yang dialami individu, informasi, dan hak kepemilikan?
d. Kualitas sistem; standar data dan kualitas sistem apa yang diinginkan untuk melindungi
hak individu dan keselamatan masyarakat?
e. Kualitas hidup; nilai apa yang harus dipertahankan di dalam suatu informasi dan
masyarakat berbasis pengetahuan? Lembaga apa yang harus ada untuk melindungi
dari kemungkinan terjadinya pelanggaran informasi? Nilai budaya dan praktik-praktik apa yang
diperlukan di dalam era teknologi informasi yang baru?
Perkembangan teknologi dan sistem informasi banyak membawa perubahan pada berbagai aspek
kehidupan, khususnya yang mempengaruhi etika dan sosial masyarakat. Beberapa organisasi telah
mengembangkan kode etik sistem informasi. Namun demikian, tetap ada perdebatan berkaitan dengan
kode etik yang dapat diterima secara umum dengan kode etik sistem informasi yang dibuat secara
spesifik. Sebagai manajer maupun pengguna sistem informasi, kita didorong untuk mengembangkan
seperangkat standar etika untuk pengembangan kode etika sistem informasi, yaitu yang berbasiskan
pada lima dimensi moral yang telah disampaikan di awal, yaitu:
a. Hak dan kewajiban informasi; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik,
seperti: privasi e-mail setiap karyawan, pemantauan tempat kerja, perlakuan informasi
organisasi, dan kebijakan informasi untuk pengguna.
b. Hak milik dan kewajiban; Kode etik sistem informasi harus mencakup topik-topik, seperti:
lisensi penggunaan perangkat lunak, kepemilikan data dan fasilitas organisasi, kepemilikan
perangkat lunak yang buat oleh pegawai pada perangkat keras organisasi,
masalah copyrights perangkat lunak. Pedoman tertentu untuk hubungan kontraktual dengan
pihak ketiga juga harus menjadi bagian dari topik di sini.
c. Akuntabilitas dan pengendalian; Kode etik harus menyebutkan individu yang
bertanggung jawab untuk seluruh sistem informasi dan menggaris bawahi bahwa individu-
individu inilah yang bertanggung jawab terhadap hak individu, perlindungan terhadap hak
kepemilikan, kualitas sistem dan kualitas hidup.
d. Kualitas sistem; Kode etik sistem informasi harus menggambarkan tingkatan yang umum
dari kualitas data dan kesalahan sistem yang dapat ditoleransi. Kode etik juga harus dapat
mensyaratkan bahwa semua sistem berusaha mengestimasi kualitas data dan kemungkinan
kesalahan sistem.
e. Kualitas hidup; Kode etik sistem informasi juga harus dapat menyatakan bahwa tujuan
dari sistem adalah meningkatkan kualitas hidup dari pelanggan dan karyawan dengan cara
mencapai tingkatan yang tinggi dari kualitas produk, pelayanan pelanggan, dan kepuasan
karyawan.
Kata Etika berasal dari Yunani Kuno : "ethikos", yang berarti "timbul dari kebiasaan".
Etika adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika pun memiliki landasan hukum dalam penggunaan teknologi informasi yang tersirat di UU ITE tahun
2008, BAB II asas tujuan pasal 3 , yang berbunyi
"pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian
hukum,manfaat,kehati-hatian, itikad baik dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi"
Dalam bidang teknologi informasi, tentunya etika menjadi sangat penting khususnya di era informasi
seperti sekarang ini. Para pelaku dunia IT harus mengetahui etika dalam penggunaan Teknologi Sistem
Informasi.
Pembuat adalah orang yang menciptakan teknologi informasi, biasanya adalah lembaga besar dengan
para ahli-ahli teknologi di beberapa bidang namun tidak menutup kemungkinan dilakukan secara individu,
dalam membuat teknologi informasi tentu harus memperhatikan etika IT yaitu tidak menjiplak atau
mengambil ide/ info dari orang lain secara ilegal, salah satu contohnya adalah kasus dimana apple
mengugat samsung dikarenakan bentuk produk yang dimuliki samsung memiliki bentuk yang menyerupai
produk apple, dan setelah dilakukan persidangan akhirnya dimenangkan oleh pihak dari apple.
Pengelola adalah orang yang mengelola teknologi informasi, misalnya adalah provider telekomunikasi,
etika bagi pengelola adalah merahasiakan data pribadi yang dimiliki oleh client mereka, selain itu juga
tidak melakukan pelanggaran perundang-undangan ITE
Pengguna adalah orang yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu menyelesaikan
masalah dan mempermudah pekerjaan mereka, etika bagi pengguna adalah tidak melakukan atau
menggunakan apliksi bajakan yang dapat merugikan pembuat, menghormati hak cipta yang milik orang
lain, tidak merusak teknologi informasi , contohnya adalah bila mengutip tulisan dari blog atau halaman
lain yang dimasukan kedalam blog pribadi,maka diharuskan untuk menulis atau mencantumkan backlink
sebagai bentuk pertangungjawaban atas kutipan yang telah dilakukan.
Kata Etika berasal dari bahasa Yunani Ethos, yang berarti karakter. Etika adalah kepercayaan,
standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat. Semua individu
bertanggung jawab kepada masyarakat atas prilaku mereka. Masyarakat dapat berupa suatu kota,negara
atau profesi. Tindakan kita juga diarahkan oleh etika.
Tidak seperti moral, etika dapat sangat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Kita
melihat perbedaan ini di bidang komputer dalam bentuk perangkat lunak bajakan (perangkat lunak yang
digandakan secara illegal lalu digunakan atau dijual). Pada tahun 1994 diperkirakan 35 % perangkat
lunak yang digunakan di Amerika Serikat telah dibajak, dan angka ini melonjak menjadi 92 % di Jepang
dan 99 % di Tailand. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa para pemakai komputer di Jepang dan
Tailand kurang etis dibandingkan pemakai Amerika Serikat. Namun tidak pasti demikian. Beberapa
kebudayaan, terutama di negara-negara Timur yang menganjurkan sikap berbagi.
Hukum adalah peraturan prilaku formal yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti
Pemerintah kepada rakyat atau warga negaranya. Hingga kini sangat sedikit hukum yg mengatur
penggunaan komputer. Hal ini karena komputer merupakan penemuan baru dan sistem hukum kesulitan
mengikutinya.
2.Unauthorized Access to Computer System and Service, merupakan Kejahatan yang dilakukan dengan
memasuki/ menyusup ke dalam suatu sistem jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa
sepengetahuan dari pemilik sistem jaringan komputer yang dimasukinya.
3.Illegal Contents, merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang
sesuatu hal yang tidak benar dan dapat dianggap melanggar hukum atau mengganggu ketertiban
umum.
4.Data Forgery, merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang
tersimpan sebagai scriptless document melalui internet.
5.Cyber Espionage, merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan
kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer (computer network
system) pihak sasaran.
6.Cyber Sabotage and Extortion, merupakan kejahatan dengan membuat gangguan, perusakan atau
penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung
dengan internet.
7.Offense Against Intellectual Property, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap hak atas
kekayaan intelektual yang dimiliki pihak lain di internet.
8.Infringements of Privacy, merupakan kejahatan yang ditujukan terhadap informasi seseorang yang
merupakan hal yang sangat pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan
seseorang pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, yang apabila diketahui oleh
orang lain akan dapat merugikan korban secara materil maupun immateril, seperti nomor kartu kredit,
nomor PIN ATM, cacat atau penyakit tersembunyi dan sebagainya.
Dengan demikian hukum bagi penggunakan computer berangsur-angsur mulai dikenal dan semakin
bertambah. Beberapa sebab kejahatan computer yaitu:
Pada saat ini penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika
seorang manajer, spesialis informasi dan pemakai serta hukum yang berlaku. Hukum paling mudah
diinterpretasikan karena bentuknya tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara persis dan tidak
disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika komputer inilah yang sedang
memperoleh banyak perhatian.
Tiga alasan utama atas minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer, adalah :
1.Kelenturan logis, kemampuan memprogram komputer untuk melakukan apapun yang kita inginkan.
2.Faktor transformasi, berdasarkan fakta bahwa komputer dapat mengubang secara drastic cara kita
melakukan sesuatu (misalnya penggunaan e-mail, konferensi video, dan konferensi jarak jauh).
3.Faktor tak kasat mata, komputer dipandang sebagai kota hitam. Semua operasi internal komputer
tersembunyi dari penglihatan. Operasi internal tersebut membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman
yang tidak terlihat, perhitungan rumit yang tidak terlihat dan penyalahgunaan yang tidak terlihat.
Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer. Hak ini dapat dipandang
dari segi komputer atau dari segi informasi yang dihasilkan computer yaitu:
1.Hak atas komputer
2.Hak atas akses komputer
Masalah etika juga mendapat perhatian dalam pengembangan dan pemakaian sistem informasi. Masalah
ini diidentifikasi oleh Richard Mason pada tahun 1986 (Zwass, 1998) yang mencakup privasi, akurasi,
property, dan akses.
1. Privasi
Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari pengaksesan oleh orang
lain yang memang tidak diberi ijin untuk melakukannya. Contoh isu mengenai privasi sehubungan
diterapkannya sistem informasi adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati
email yang dimiliki bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak berhubungan dengan email
pribadi daripada email para pelanggan. Sekalipun manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal
itu, tetapi ia telah melanggar privasi bawahannya.
2. Akurasi
Akurasi terhadap informasi merupakan factor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem informasi.
Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang mengganggu, merugikan, dam bahkan
membahayakan. Sebuah kasus akibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami oleh
Edna Rismeller. Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan dan bahkan pemerintah menarik
kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya. Mengingat data dalam sistem informasi
menjadi bahan dalam pengambilan keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.
3. Properti
Perlindungan terhadap hak property yang sedang digalakkan saat ini yaitu dikenal dengan sebutan HAKI
(Hak Atas Kekayaan Intelektual). Kekayaan Intelektual diatur melalui 3 mekanisme yaitu hak cipta
(copyright), paten, dan rahasia perdagangan (trade secret).
a. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hokum yang melarang penduplikasian kekayaan
intelektual tanpa seijin pemegangnya. Hak cipta biasa diberikan kepada pencipta buku, artikel,
rancangan, ilustrasi, foto, film, musik, perangkat lunak, dan bahkan kepingan semi konduktor. Hak seperti
ini mudah didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masih hidup penciptanya ditambah 70
tahun.
b. Paten
Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapat karena
hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten
memberikan perlindungan selama 20 tahun.
c. Rahasia Perdagangan
Hukum rahasia perdagangan melindungi kekayaan intelektual melalui lisensi atau kontrak. Pada lisensi
perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk tidak menyalin perangkat
lunak tersebut untuk diserhakan pada orang lain atau dijual.
MATERI 2.
http://penawardanarazak.blogspot.co.id/2014/01/dampak-etika-dan-sosial-pemanfaatan.html
I. PENDAHULUAN
persaingan antar sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas
dapat berimbas pada peningkatan pendidikan suatu negara yang kemudian memberikan
pengaruhnya terhadap etika dan sosial di masyarakat pengguna. Di satu sisi, perkembangan
teknologi komputer sebagai sarana informasi memberikan banyak keuntungan. Salah satu
manfaatnya adalah bahwa informasi dapat dengan segera diperoleh dan pengambilan keputusan
dapat dengan cepat dilakukan secara lebih akurat, tepat dan berkualitas.
Bukan suatu hal yang baru bila kita mendengar bahwa dengan kemajuan teknologi ini,
maka semakin meningkat kejahatan dengan memanfaatkan teknologi informasi ini. Kejahatan
yang di maksud tersebut adalah salah satunya merupakan bentuk etika yang tidak baik seperti
kriminalitas, ataupun penipuan. Di era modern ini sudah banyak bukti yang ditemukan dari
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan dalam
makalah ini adalah bagaimana dampak etika dan sosial pemanfaatan sistem informasi
diharapkan dapat melakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hukum
yang berlaku. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar dan salah. Moral
dipelajari setiap orang sejak kecil sewaktu yang bersangkutan masih anak-anak. Sejak kecil,
anak-anak sudah diperkenalkan perilaku moral untuk membedakan mana yang baik dan buruk,
mana yang boleh dan tidak, atau mana tindakan yang terpuji dan tercela. Sebagai contoh: anak-
anak diminta berlaku sopan terhadap orang tua, menghormati guru, tidak menyakiti teman-
temannya.
Pada saat anak-anak telah dewasa, dia akan mempelajari berbagai peraturan yang berlaku
adalah perilaku moral yang diharapkan dimiliki setiap individu. Walau berbagai masyarakat
tidak mengikuti satu set moral yang sama, terdapat keseragaman kuat yang mendasar yaitu
“Melakukan apa yang benar secara moral” merupakan landasan perilaku sosial kita.
Tindakan kita juga diarahkan oleh etika (ethics). Kata ethics berakar dari bahasa
Yunani ethos, yang berarti karakter. Etika adalah satu set kepercayaan, standar, atau pemikiran
yang mengisi suatu individu, kelompok atau masyarakat. Semua individu bertanggung jawab
pada masyarakat atas perilaku mereka. Masyarakat dapat berupa suatu kota, negara, atau profesi.
Tidak seperti moral, etika dapat sangat berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Kita
melihat perbedaan ini dibidang komputer dalam bentuk perangkat lunak bajakan- perangkat
Etika dapat dipakai dalam arti nilai yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok
dalam mengatur tingkah lakunya atau lazim di kenal dengan istilah kode etik misalnya kode etik
guru, kode etik jurnalistik dan lain sebagainya.
Kata etika diidentikkan dengan kepribadian yang berarti sifat hakiki seseorang yang
tercermin pada sikap orang dan perbuatannya, yang membedakan dirinya dengan orang lain.
Adapun definisi etika komputer adalah sikap atau perilaku seseorang sebagai individu
yang bekerja atau menggunakan komputer sesuai standar moral dan aturan yang ditetapkan
Dari definisi etika komputer di atas disimpulkan bahwa semua pengguna komputer baik
dalam keadaan bekerja atau hiburan harus memiliki aturan-aturan misalnya undang-undang ITE
Kebutuhan akan budaya etik sangat dibutuhakn dalam pola hubungan antara pemimpin
dengan lembaga pendidikannya. Hal ini merupakan dasar dalam menentukan budaya etik. Jika
dalam sebuah lembaga pendidikan akan mewujudkan etika, terlebih dahulu pimpinan lembaga
pendidikan harus melaksankan etika baik melalui perkataan maupun perbuatan karena
Dalam menanamkan budaya etika pada lembaga pendidikan, ada tiga bentuk
2. Program etika merupakan sistem yang merancang aktifitas ganda untuk memfasilitasi pimpinan
dan bawahan yang terlibat dalam lembaga pendidikan untuk memahami orientasi pendidikan
tersebut.
3. Membangun kode etik lembaga pendidikan tersendiri atau beradaptasi dengan kode etik yang
seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Para eksekutif
mencapai penerapan ini melalui suatu metode tiga lapis, yaitu dalam bentuk pernyataan tekad
(komitmen), program-program etika, dan kode etik khusus pada setiap instansi.
Komitmen adalah pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang ditegakan oleh pimpinan
baik di dalam maupun di luar instansi mengenai nilai-nilai etika yang diberlakukan.
Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang
untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan pernyataan komitmen. Suatu aktivitas yang
umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama pertemuan
ini, subyek etika mendapat cukup perhatian. Contoh lain dari program etika adalah audit etika.
Dalam audit etika, sesorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang manajer
selama beberapa jam untuk mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan
pernyataan komitmen.
Kode etik khusus instansi, Banyak instansi telah merancang kode etika mereka sendiri.
Kadang-kadang kode ini diadaptasi dari kode etik dari organisasi sejenis. Hubungan antara
pimpinan dengan instansi merupakan dasar budaya etika. Jika instansi harus etis, maka
manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya, sehingga bissa menjadi
teladan.
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik perlu memiliki
1. Ilmu
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti bahwa pemiliknya telah
mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu
jabatan. Guru pun harus mempunyai ijazah agar ia diperbolehkan mengajar sebab semakin tinggi
pendidikan guru makin baik pendidikan dan pada gilirannyamakin tinggi pula derajat
masyarakat.
2. Sehat jasmani.
Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat untuk menjadi guru. Guru yang
teladan, karena peserta didik suka meniru. Diantara tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak
yang mulia pada diri pribadi peserta didik dan ini hanya bisa dilakukan jika pribadi guru
berakhlak mulia
Di Indonesia untuk menjadi guru harus memenuhi beberapa persyaratan , yakni bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berijazah, professional, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian
terkecuali dalam bidang pendidikan. Khusus dalam bidang pendidikan kode etik berfungsi untuk
mengontrol perilaku guru sehingga tetap berada pada koridor aturan-aturan yang telah
ditetapkan.
teknologi informasi, sebagai contoh dapat kita lihat dari perlindungan atas hak individu di
internet dan membangun hak informasi merupakan sebagian dari permasalahan etika dan sosial
dengan penggunaan sistem informasi yang berkembang luas. Permasalahan etika dan sosial
pengamanan kualitas sistem informasi yang mampu melindungi keselamatan individu dan
masyarakat, mempertahankan nilai yang dipertimbangkan sangat penting untuk kualitas hidup di
Dari berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan
pemanfaatan sistem informasi, perubahan teknologi yang cepat mengandung arti bahwa pilihan
yang dihadapi setiap individu juga berubah dengan cepat begitu pula keseimbangan antara risiko
dan hasil serta kekhawatiran kemungkinan terjadinya tindakan yang tidak benar. Perlindungan
atas hak privasi individu telah menjadi permasalahan etika yang serius dewasa ini.
Di samping itu, penting bagi manajemen untuk melakukan analisis mengenai dampak
etika dan sosial dari perubahan teknologi. Mungkin tidak ada jawaban yang selalu tepat untuk
bagaimana seharusnya perilaku, tetapi paling tidak ada perhatian atau manajemen tahu mengenai
kebijakan etika organisasi. Kebijakan etika organisasi berkaitan dengan sistem informasi
meliputi, antara lain: privasi, kepemilikan, akuntabilitas, kualitas sistem, dan kualitas hidupnya.
Hal yang menjadi tantangan adalah bagaimana memberikan program pendidikan atau pelatihan,
termasuk penerapan permasalahan kebijakan etika yang dibutuhkan.
Kasus pertama kejahatan komputer terjadi pada tahun 1966, saat programer untuk suatu
bank membuat suatu tambahan di program sehingga program tersebut tidak dapat menunjukan
bahwa pengambilan dari rekeningnya telah melampaui saldo. Ia dapat terus menulis cek
walau tidak ada lagi uang di rekeningnya. Penipuan ini terus berlangsung hingga komputer
tersebut rusak, dan pemrosesan secara manual mengungkapkan saldo yang telah minus.
Programer tersebut tidak dituntut melakukan kejahatan komputer, karena peraturan hukumnya
belum ada. sebaliknya, ia dituntut membuat entry palsu di catatan bank. Kita dapat melihat
bahwa penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai, dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling
mudah diinterpretasikan karena berbentuk tertulis. Di pihak lain, etika tidak didefinisikan secara
persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika
suatu hal tentang pilihan setiap individu, yaitu pada saat dihadapkan pada berbagai alternatif
tindakan, apa pilihan moral yang benar? Apa yang merupakan sosok utama dari pilihan yang
etis? Pilihan etika merupakan keputusan-keputusan yang dibuat setiap individu yang
dipilih sebagai keputusan yang dibuat setiap individu. Konsep-konsep dasar tersebut adalah:
yang diambilnya.
2. Akuntabilitas; mekanisme untuk menilai tanggungjawab untuk keputusan yang dibuat dan
menarik otoritas yang lebih tinggi untuk memastikan bahwa peraturan diterapkan dengan benar.
Etika komputer didefinisikan sebagai analisis mengenai sifat dan dampak sosial teknologi
komputer, serta formulasi dan justifikasi kebijakan untuk menggunakan teknologi tersebut secara
etis. Karena itu, etika komputer terdiri dari dua aktivitas utama dan pimpinan organisasi yang
paling bertanggungjawab atas aktivitas tersebut. Kedua aktivitas tersebut adalah: (1.) Waspada
dan sadar bagaimana komputer mempengaruhi masyarakat. (2.) Harus berbuat sesuatu dengan
secara tepat.
Namun ada satu hal yang sangat penting, yaitu bukan hanya pimpinan puncak sendiri
yang bertanggungjawab atas etika komputer. Para pimpinan dilapis kedua dan ketiga lainnya
dunia end-user computing saat ini. Semua pimpinan di semua lapisan bertanggungjawab atas
penggunaan komputer yang etis di area mereka. Selain itu, setiap pegawai bertanggungjawab
Ada tiga alasan utama minat masyarakat yang tinggi pada etika komputer, yaitu:
diinstruksikan oleh pembuat program. Kelenturan logika inilah yang bisa menakutkan
masyarakat, tetapi pada dasarnya masyarakat tidak takut terhadap komputer. Sebaliknya
masyarakat bisa takut terhadap orang-orang yang memberi perintah di belakang komputer.
2. Faktor transformasi. Alasan kepedulian pada etika komputer ini didasarkan pada fakta bahwa
komputer dapat mengubah secara drastis cara melakukan sesuatu. Sebagai contoh yang baik
adalah surat elektronik (e-mail) yang tidak hanya memberikan cara berkomunikasi yang lain,
tetapi memberikan cara berkomunikasi yang sama sekali baru. Transformasi seruapa dapat
dilihat cara mengadakan rapat. Jika pada masa lalu rapat harus dilakukan dengan berkumpul
secara fisik, maka saat ini dapat dilakukan dalam bentuk konferensi video (video conference).
3. Faktor tak kasat mata (invisibility factors). Alasan lain minat masyarakat pada etika komputer
adalah karena semua operasi internal komputer tersembunyi dari penglihatan. Operasi internal
yang tidak nampak ini membuka peluang pada nilai-nilai pemrograman yang tidak terlihat
(perintah-perintah yang programer kodekan menjadi program yang mungkin dapat atau tidak
menghasilkan pemrosesan yang diinginkan pemakai), perhitungan rumit yang tidak terlihat
(bentuk program-program yang sedemikian rumit sehingga tidak dimengerti oleh pemakai), dan
penyalahgunaan yang tidak terlihat (tindakan yang sengaja melanggar batasan hukum dan etika).
mengharapkan bisnis diarahkan oleh etika komputer. Dengan demikian dapat meredakan
kekhawatiran tersebut. Etika adalah kepercayaan tentang hal yang benar dan salah atau yang baik
dan yang tidak. Etika dalam sistem informasi dibahas pertama kali oleh Richard Mason (1986),
1. Privasi.
2. Akurasi.
3. Properti.
4. Akses
Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi pribadi dari
pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi izin untuk melakukannya. Contoh kasus:
1. Manajer pemasaran mengamati e-mail bawahannya
2. Penjualan data akademis
Akurasi terhadap informasi merupakan faktor yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem
informasi. Ketidakakurasian informasi dapat menimbulkan hal yang menggangu, merugikan, dan
bahkan membahayakan. Contoh kasus: Terhapusnya nomor keamanan sosial yang dialami oleh
Edna Rismeller (Alter, 2002, hal. 292) Akibatnya, kartu asuransinya tidak bisa digunakan bahkan
pemerintah menarik kembali cek pensiun sebesar $672 dari rekening banknya.
Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hukum yang melarang penduplikasian
kekayaan intelektual tanpa seizin pemegangnya. Hak seperti ini mudah untuk didapatkan dan
diberikan kepada pemegangnya selama masa hidup penciptanya plus 70 tahun. Contoh :
Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit
didapatkan karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna.
Pada lisensi perangkat lunak, seseorang yang menandatangani kontrak menyetujui untuk
tidak menyalin perangkat lunak tersebut untuk diserahkan pada orang lain atau dijual. Berkaitan
Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaan akses untuk semua kalangan.
Teknologi informasi diharapkan malah tidak menjadi halangan dalam melakukan pengaksesan
terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru untuk mendukung pengaksesan
Komputer merupakan peralatan yang begitu penuh daya sehingga tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat. Deborah Johnson, professor pada Rensselaer Polytechnic Institute, yakin bahwa
masyarakat memiliki hak atas akses komputer, keahlian komputer, spesialis komputer dan
pengambilan keputusan komputer.
memiliki mobil. Namun, pemilikan atas akses komputer merupakan kunci mencapai hak-hak
tertentu lain. Misalnya akses ke komputer berarti kunci mendapatkan pendidikan yang baik.
Saat komputer mula-mula muncul, ada ketakutan yang luas dari para pekerja bahwa
komputer akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja masal. Hal itu tidak terjadi.
dihilangkannya.
Tidak semua pekerja menggunakan komputer atau memerlukan pengetahuan komputer,
tetapi banyak yang demikian. Dalam mempersiapkan pelajar untuk bekerja di masyarakat
modern, pendidik sering menganggap pengetahuan tentang komputer sebagai suatu kebutuhan.
Adalah mustahil seseorang memperoleh semua pengetahuan dan keahlian komputer yang
diperlukan. Karena itu kita harus memiliki akses ke para spesialis tersebut, seperti kita memiliki
bagaimana komputer diterapkan, masyarakat memiliki hak tersebut. Hal ini layak jika komputer
dapat berdampak buruk bagi masyarakat. Hak-hak ini dicerminkan dalam UU komputer yang
telah mengatur penggunaan komputer. Hak atas informasi. Klasifikasi hak asasi manusia dalam
era komputer yang paling luas dipublikasikan adalah PAPA yang dibuat Richard O. Mason,
menyendiri.” Mason menganggap hak ini sedang terancam karena dua kekuatan. Yang satu
adalah meningkatnya kemampuan komputer untuk digunakan bagi pengintaian, dan yang lain
adalah meningkatnya nilai informasi dalam pengambilan Keputusan Contoh-contoh diatas adalah
contoh-contoh pengintaian yang tidak menggunakan komputer. Masyarakat umum sadar bahwa
komputer dapat digunakan untuk tujuan ini, namun barangkali tidak sadar akan data pribadi
mana yang dengan mudah dapat diakses. Jika Anda tahu cara mencarinya, Anda dapat
memperoleh informasi data pribadi dan informasi keuangan apapun yang dimiliki oleh warga
negara AS.
Komputer dipercaya mampu mencapai tingkat akurasi yang tidak dapat dicapai oleh
sistem nonkomputer. Potensi ini selalu ada, tetapi\ tidak selalu tercapai. Sebagian sistem berbasis
komputer mengandung kesalahan lebih banyak daripada yang dapat ditolerir sistem manual.
Dalam banyak kasus, kerusakan terbatas pada gangguan sementara, seperti saat Anda harus
memproses penagihan yang telah Anda bayar. Dalam kasus lain, biayanya mungkin lebih besar.
Di sini kita berbicara mengenai hak milik intelektual, umumnya dalam bentuk program-
program komputer. Kita sering melihat para pemakai yang telah membeli hak untuk
menggunakan perangkat lunak jadi menggandakannya secara illegal, kadang-kadang untuk dijual
kembali. Dalam kasus lain, suatu penjual perangkat lunak mungkin meniru produk popular dari
penjual lain. Para penjual perangkat lunak dapat menjaga hak milik intelektual mereka dari
pencurian melalui hak cipta, paten, dan perjanjian lisensi. Hingga tahun 1980-an, perangkat
lunak tidak dilindungi oleh UU hak cipta atau paten. Namun, sekarang keduannya dapat
digunakan untuk memberikan perlindungan. Paten memberikan perlindungan yang sangat kuat di
negara-negara yang menegakkannya, karena perlindungan hak cipta menetapkan bahwa suatu
tiruan (clone) tidak harus persis serupa dengan versi orisinalnya.
Para penjual perangkat lunak mencoba menambal lubang-lubang dalam hukum melalui
perjanjian lisensi yang diterima para pelanggan saat mereka menggunakan perangkat lunak
Sebelum adanya database komputer, banyak informasi yang tersedia bagi masyarakat umum dalam
bentuk dokumen tercetak atau mikrofilm diperpustakaan. Informasi tersebut terdiri dari
beritaberita, hasil penelitian ilmiah, statistik pemerintah, dan lain-lain. Sekarang, banyak dari
informasi tersebut yang telah diubah menjadi database komersial yang menjadikannya kurang
dapat diakses masyarakat. Untuk memiliki akses ke informasi tersebut, seseorang harus memiliki
perangkat lunak dan perangkat keras komputer yang diperlukan, dan membayar biaya akses.
Dengan melihat fakta bahwa komputer dapat mengakses data dari penyimpanan lebih cepat dan
lebih mudah dari teknologi lain, maka menjadi ironis bahwa hak untuk akses merupakan masalah
etis jaman modern ini. Komputer akan dapat diakses masyarakat sehingga anggota masyarakat
Singkatnya, masyarakat jasa informasi harus bertanggung jawab atas kontrak sosial yang
III. PENUTUP
Kesimpulan
1. Dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran sosial, tentunya setiap orang diharapkan
dapatmelakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hukum yang berlaku.
Sedangkan etika dapat dipakai dalam arti nilai yang menjadi pegangan seseorang atau
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya atau lazim di kenal dengan istilah kode etik.
2. Budaya etika sangat dibutuhakn dalam pola hubungan antara pemimpin dengan lembaga
pendidikannya. Hal ini merupakan dasar dalam menentukan budaya etik. Jika dalam sebuah
lembaga pendidikan akan mewujudkan etika, terlebih dahulu pimpinan lembaga pendidikan
harus melaksankan etika baik melalui perkataan maupun perbuatan karena pimpinan lembaga
pendidikan merupakan contoh bagi bawahannya.
3. Timbulnya berbagai permasalahan etika dan sosial yang berkembang berkaitan dengan
pemanfaatan sistem informasi disebabkan karena kurangnya kesadaran yang dimiliki oleh
pelanggar-pelanggar etika tentang hak setiap individu terhadap kekayaan intelektualnya dan
keselamatan/hak individu.
4. Etika dalam masyarakat informasi harus senantiasa mendapat perhatian agar masyarakat
secara tepat.
5. Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer. Komputer
merupakan peralatan yang begitu penuh daya sehingga tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.
Masyarakat memiliki hak atas akses komputer, keahlian komputer, spesialis komputer dan
pengambilan keputusan komputer. Dan ada empat hak asasi masyarakat dalam hal informasi.
PAPA merupakan singkatan dari Privacy (privasi), accuracy (akurasi), property (kepemilikan),
danaccessibility (aksesbilitas).