Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Nurul Pujiastuti
Abstract: This study aims to analyze the relationship between the status of breastfeeding mothers with
the adequacy of breastfeeding in the village Karangkedawang Kec. Sooko Kab. Mojokerto. Free variables that
are examined nutrition status of mothers breastfeeding measure Body Mass Index, arm circumference above and
Hb level. While the dependent variable examined is the adequacy of breastfeeding. The adequacy of
breastfeeding seen through the 3 indicators, namely the adequacy of sign breastfeeding, body weight baby suckle
before and after the increase in and 1 month after the baby. This research is analytical research with
longitudinal design up (Cohort). Population of this research is that breastfeeding mothers have a baby aged 1-6
months and come in Posyandu Karangkedawang Village Kec. Sooko Kab. Mojokerto amounted to 73 people.
Research sample is breastfeeding mothers who meet the criteria inklusi. Large sample is calculated using the
formula and then be random. Large sample of 54 respondents. Data analysis techniques used to test the
relationship between free variables and dependent variable is the Mann Whitney test. Based on the results of test
statistics with the Mann Whitney test on the 95% level of confidence between the nutritional status of
breastfeeding mothers with the adequacy of breastfeeding showed a significant relationship (p = 0.009). This
explains that breastfeeding mothers who have poor nutrition affects the adequacy milk product. With the results
of the research above, it is expected that the health through the Village Midwifes for more attention on the status
of maternal nutrition on the nutritional needs of breastfeeding so that breastfeeding mothers can be improved by
providing more counseling related to maternal nutrition and breastfeeding, such as the provision of vitamin
tablets to the blood.
2
Tujuan Penelitian
Data diperoleh dari data primer dan data
sekunder. Data sekunder didapat dari Polindes,
Mengukur status gizi secara Puskesmas Sooko, dan Dinas Kesehatan Kab.
antropometri (BMI dan LILA/lingkar lengan Mojokerto. Data primer dilakukan dengan
atas). wawancara dan pengukuran BMI, LILA, kadar
Mengukur status gizi secara biokimia Hb, mengobservasi kecukupan ASI serta
menimbang berat badan bayi sebelum dan
(Hb/Hemoglobin).
sesudah menyusu serta menimbang kenaikan
Mengukur kecukupan ASI. berat badan setelah 1 bulan.
Menganalisis hubungan antara status gizi Pengambilan dan pengumpulan data
ibu menyusui dengan kecukupan ASI. dilakukan sebagai berikut: (1) Pada awal
Penelitian ini bermanfaat untuk penelitian responden diberikan pertanyaan
untuk mengetahui identitas dan karakteristik
meningkatkan pemahaman ibu menyusui responden; (2) Melakukan pengukuran dan
tentang pentingnya mengenali kondisi gizi ibu dicatat pada lembar yang telah disediakan; (3)
sendiri karena berkaitan dengan produksi ASI, Setelah melakukan pengukuran, responden
asupan makanan yang perlu dihindari / dapat diberi pertanyaan mengenai keluhan yang
menghambat penyerapan zat besi serta dirasakan (bila ada).
pentingnya memberikan ASI eksklusif pada
bayinya agar tidak menderita gizi buruk.
METODE PENELITIAN
Tehnik Analisa Data
Desain Penelitian Semua data yang telah terkumpul
dilakukan proses editing kemudian data
Penelitian analitik dengan rancang bangun tersebut diolah baik secara manual maupun
longitudinal (Cohort). melalui komputer dengan menggunakan
program statistik. Dilakukan analisis data
Populasi dan Sampel secara deskriptif yaitu dengan menggambarkan
masing-masing variabel dalam bentuk
Populasi penelitian ini adalah ibu distribusi frekuensi dan persentase. Untuk
menyusui yang mempunyai bayi berusia 1-6 mengetahui tingkat signifikansi adanya
bulan dan berkunjung di Posyandu Desa hubungan status gizi ibu menyusui dengan
Karangkedawang Kec. Sooko Kab. Mojokerto kecukupan ASI dilakukan uji Mann Whitney
berjumlah 73 orang. karena variabel bebas berskala data nominal
Sampel penelitian adalah ibu menyusui sedangkan variabel tergantung berskala data
yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria ordinal.
inklusi: (1) Ibu yang memberikan ASI
eksklusif; (2) Ibu yang memiliki anak ≤ 3 Tempat dan Waktu Penelitian
orang; (3) Ibu dapat menyusui bayinya dengan
benar (areola mammae masuk semua dalam Penelitian dilaksanakan di posyandu desa
mulut bayi, keadaan puting susu menonjol, Karangkedawang Kecamatan Sooko
bayi menyusu pada kedua payudara secara Kabupaten Mojokerto pada bulan Mei – Juni
bergantian); (4) Ibu segera menyusui bayinya 2009.
setelah lahir; (5) Berat badan lahir ≥2500
gram; (6) Bayi lahir cukup bulan (aterm). HASIL PENELITIAN
Menentukan besar sampel dengan
menggunakan rumus dan didapatkan besar Karakteristik Responden
sampel sebanyak 54 responden.
Tehnik pengambilan sampel yang Karakteristik responden berdasarkan usia,
digunakan dalam penelitian ini adalah Simple pendidikan, pekerjaan, usia bayi, jumlah anak
Random Sampling. hidup (paritas), berat badan lahir bayi, dan
keikutsertaan KB dapat dilihat pada tabel 1- 7.
Tehnik Pengumpulan Data
3
Tabel 1 Karakteristik Responden Jumlah anak n %
Berdasarkan usia 1 14 25,9
Usia n % 2 31 57,4
15-20 th 4 7,4 3 9 16,7
21-25 th 14 25,9 Total 54 100
26-30 th 19 35,2 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
31-35 th 13 24,1 responden paling banyak mempunyai anak 2
36-40 th 4 7,4 orang yaitu 57,4% (31 orang) dan paling
Total 54 100 sedikit mempunyai anak 3 orang yaitu 16,7%
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (9 orang).
responden paling banyak pada kelompok usia
26-30 tahun yaitu 35,2% (19 orang) dan paling Tabel 6 Karakteristik Responden
sedikit pada kelompok usia 15-20 tahun serta Berdasarkan Berat Badan Lahir Bayi
36-40 tahun. Masing-masing 7,4% (4 orang). Berat Badan Lahir n %
2500-2999 gram 34 62,9
Tabel 2 Karakteristik Responden 3000-3499 gram 17 31,5
Berdasarkan Pendidikan 3500-4000 gram 3 5,6
Pendidikan n % Total 54 100
SD/MI 5 9,3 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
SMP/MTs 20 37 responden paling banyak mempunyai bayi
SMA/MA 29 53,7 dengan berat badan lahir 2500-2999 yaitu
Total 54 100 62,9% (34 orang) dan paling sedikit
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mempunyai berat badan lahir 3500-4000 gram
responden paling banyak berpendidikan SMA yaitu 5,6% (3 orang).
yaitu 53,7% (29 orang) dan paling sedikit
berpendidikan SD/MI yaitu 9,3% (5 orang). Tabel 7 Karakteristik Responden
Berdasarkan Keikutsertaan KB
Tabel 3 Karakteristik Responden KB n %
Berdasarkan Pekerjaan Suntik 3 bulan 6 11,1
Pekerjaan n % Belum KB 48 88,9
Tidak bekerja 48 88,9 Total 54 100
Swasta 4 7,4 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
PNS 2 3,7 responden paling banyak belum mengikuti KB
Total 54 100 setelah melahirkan yaitu 88,9% (48 orang) dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang sudah mengikuti KB suntik ada 11,1%
responden paling banyak tidak bekerja yaitu (6 orang).
88,9% (48 orang) dan paling sedikit bekerja
sebagai PNS yaitu 3,7% (2 orang). Status Gizi Ibu Menyusui
Gambaran status gizi ibu menyusui dan
Tabel 4 Karakteristik Responden kecukupan ASI dapat dilihat pada tabel 8- 13
Berdasarkan Usia Bayi di bawah ini.
Usia bayi n %
2-<3 bulan 14 25,9 Tabel 8 Body Mass Index Responden
3-<4 bulan 23 42,6 BMI n %
4-<5 bulan 17 31,5 Kurus tk berat 2 3,7
Total 54 100 Kurus tk ringan 22 40,7
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia Normal 21 38,9
bayi dari responden paling banyak berusia 3- Gemuk tk ringan 5 9,3
<4 bulan yaitu 42,6% (23 orang) dan paling Gemuk tk berat 4 7,4
sedikit berusia 2-<3 bulan yaitu 25,9% (14 Total 54 100
orang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
responden paling banyak mempunyai Body
Tabel 5 Karakteristik Responden Mass index adalah kurus tingkat ringan yaitu
Berdasarkan Jumlah Anak Hidup 40,7% (22 orang) dan paling sedikit kurus
tingkat berat yaitu 3,7% (2 orang).
4
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa
Tabel 9 Lingkar Lengan Atas Responden responden paling banyak mengalami status gizi
LILA n % baik dengan kecukupan ASI cukup yaitu
Tidak beresiko KEK 30 55,6 94,3% (49 orang). Hasil analisa statistik
Beresiko KEK 24 44,4 dengan uji Mann Whitney pada tingkat
Total 54 100 kepercayaan 95% antara status gizi dengan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecukupan ASI menunjukkan hubungan yang
responden paling banyak tidak beresiko KEK bermakna (p=0,009).
yaitu 55,6% (30 orang) dan yang beresiko
KEK ada 44,4% (24 orang). PEMBAHASAN
5
boleh melakukan diet untuk menurunkan berat LILA hanya ada 2 kategori sehingga responden
badan. yang mengalami kegemukan dan BB normal
Menurut peneliti, keadaan responden yang masuk dalam kategori tidak beresiko KEK.
sebagian besar kurus tingkat ringan disebabkan Ibu-ibu desa karangkedawang terbiasa bila
kebiasaan ibu-ibu di desa karangkedawang mengambil air di sumur dengan menggunakan
yang lebih memberikan perhatian khusus pada peralatan tradisional (kerekan / timba) untuk
kepala keluarga dan anak-anak yang lebih kecil kegiatan sehari-hari seperti cuci, mandi,
dalam menyusun dan menghidangkan masak, dll. Bila musim panen padi maupun
makanan. Ibu biasanya cenderung memilih hasil pertanian lainnya (kacang panjang,
konsumsi makanan yang tidak dihabiskan jagung, ketela pohon) ikut mengangkat hasil
keluarga karena dibuang sayang sehingga lebih pertanian ke rumahnya atau membantu
memilih untuk menghabiskannya tanpa menumbuk padi. Pada musim kemarau,
menghiraukan keseimbangan gizinya. mengambil air dari sumur kemudian dibawa ke
Ditambah keadaan ekonomi keluarga yang kebunnya untuk menyiram agar hasil panennya
tidak memungkinkan untuk ibu menyusui bagus. Sehingga umumnya ibu-ibu mempunyai
memenuhi kebutuhan gizinya. ukuran lingkar lengan atas yang besar
(≥23,5cm).
Lingkar Lengan Atas (LILA)
6
hamil/menyusui. Dari SKRT (1995) dikatakan diproduksi. ASI diproduksi sesuai dengan
bahwa prevalensi anemia besi rata-rata jumlah permintaan dan kebutuhan bayi.
nasional ibu hamil adalah 63,5% yang terus Selama bayi masih melanjutkan permintaannya
berlanjut sampai proses menyusui. akan ASI (dengan masih mengisap ASI),
Menurut (Soemantri, 1983) menyatakan selama itu payudara ibu akan tetap
bahwa anemia dipengaruhi oleh faktor melanjutkan produksinya. Apabila bayi
ekonomi, pendidikan, status gizi, pola makan, berhenti mengisap, maka payudara ibu pun
fasilitas kesehatan serta daya tahan tubuh. akan berhenti memproduksi ASI (Erlina,
Menurut peneliti, responden sebagian 2008).
besar mengalami anemia ringan karena Hasil penelitian menunjukkan bahwa
umumnya ibu-ibu mempunyai kebiasaan sebagian besar responden cukup untuk
mengonsumsi makanan yang dapat kecukupan ASI yaitu 92,6%. Hal ini
mengganggu penyerapan zat besi (seperti kopi, menjelaskan bahwa kecukupan ASI
teh) secara bersamaan pada waktu/setelah dipengaruhi oleh kekuatan, frekuensi, dan lama
makan sehingga menyebabkan serapan zat besi penyusuan sehingga produksi ASI terus
semakin rendah. Komposisi makanan yang berjalan.
sebagian besar terdiri dari nasi dengan menu Penelitian dari Bailey K.V di New Guinea
yang kurang beragam sehingga asupan zat besi (1995) ditemukan bahwa kenaikan jumlah
rendah. Responden dalam proses menyusui anak menyebabkan perubahan terhadap
bayinya yang menyebabkan kebutuhan zat besi volume ASI yang dihasilkan. Pada anak
meningkat. pertama sampai keempat volume ASI akan
Kecukupan ASI meningkat, sedangkan pada anak kelima dan
seterusnya mengalami penurunan volume ASI
Kecukupan ASI dapat dilihat dari tanda (Supariasa, 2002).
yang terlihat pada bayi seperti pengeluaran Menurut peneliti, responden sudah
ASI, frekuensi menyusu, kenaikan berat badan berpengalaman dalam menyusui bayinya
bayi, keadaan buah dada serta frekuensi bayi karena sebagian besar responden sudah
mengompol (Purwanti, 2004). Berat badan mempunyai anak >1 yaitu 57,4%. Ditunjang
lahir juga mempengaruhi kecukupan ASI kebiasaan mengonsumsi sayuran yang dapat
karena berkaitan dengan kekuatan mengisap, meningkatkan produksi ASI seperti daun
frekuensi dan lama penyusuan (Arisman, katuk, dan kacang-kacangan. Selain itu, cara
2007). menyusui yang benar yang telah diajarkan oleh
Ada beberapa sayuran yang dapat bidan saat persalinan, dilaksanakan oleh
memperbanyak pengeluaran ASI yaitu daun responden sehingga produksi ASI terus
katuk, sawi dan kacang-kacangan (Paath, meningkat. Dan pendidikan responden yang
2005). Cara pengolahan dan pemasakan sebagian besar SMA/MA sehingga mudah
sayuran juga mempengaruhi kandungan zat menerima dan memahami penjelasan yang
gizi terkandung. diberikan oleh bidan.
Kecukupan ASI juga dipengaruhi oleh
refleks yang berperan dalam pembentukan dan Hubungan status gizi ibu menyusui dengan
pengeluaran ASI, yaitu refleks prolaktin dan kecukupan ASI
oksitosin. Faktor yang dapat meningkatkan
refleks oksitosin antara lain: melihat bayi, Status gizi merupakan keadaan tubuh
mendengarkan suara bayi, mencium bayi, sebagai akibat konsumsi makanan dan
memikirkan untuk menyusu bayi serta isapan penggunaan zat gizi (Almatsier, 2002). Gizi
bayi. Sedangkan faktor yang dapat berfungsi sebagai sumber utama energi atau
meningkatkan refleks prolaktin antara lain: kalori yang berguna untuk metabolisme tubuh,
rangsangan/isapan bayi. Bila kedua refleks kerja organ tubuh (seperti aktivitas fisik),
tersebut berjalan dengan baik maka produksi melancarkan metabolisme tubuh, memberikan
ASI akan tetap berlangsung. Disamping itu, kekebalan tubuh untuk melawan penyakit atau
jumlah paritas juga mempengaruhi produksi resiko terkena penyakit serta untuk mengganti
ASI yang dihasilkan (Soetjiningsih, 1997). sel-sel yang baru (Eisenberg, 1999).
Produksi ASI dirangsang oleh Faktor yang mempengaruhi status gizi
pengosongan payudara, berlaku prinsip yaitu konsumsi makanan dan tingkat
“supply and demand”, sehingga makin banyak kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi
ASI dikeluarkan, maka makin banyak pula ASI oleh pendapatan dan tersedianya bahan
7
makanan. Selain itu dipengaruhi oleh internal meningkat sehingga bila kadar zat besi dalam
(genetik, riwayat obstetrik) dan eksternal darah kurang akan mempengaruhi kecukupan
(asupan makanan, obat-obatan, lingkungan) ASI. Ibu menyusui yang mengalami anemia
(Supariasa, 2002). akan terganggu dalam penyerapan nutrisi dan
Penilaian status gizi secara langsung salah akhirnya dapat mempengaruhi produksi ASI.
satunya dengan mengukur antropometri.
Antropometri secara umum digunakan untuk PENUTUP
melihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada Kesimpulan
fisik (BB, TB) dan proporsi jaringan tubuh
(LILA). Untuk menunjang antropometri Ibu menyusui dengan gizi buruk akan
dilakukan pemeriksaan biokimia agar mempengaruhi kecukupan ASInya karena
memberikan hasil yang lebih tepat dan tubuh membutuhkan zat gizi yang cukup untuk
obyektif daripada hanya menilai antropometri memproduksi ASI tetapi tubuh tidak dapat
saja. memenuhi sehingga zat gizi tersebut diambil
Menurut (Yayak Dyah, 2006) menemukan dari tubuh ibu sehingga makin lama ibu akan
adanya hubungan antara gizi ibu menyusui mengalami gizi yang bertambah buruk.
dengan berat badan bayi usia 1-4 bulan. Status Ada hubungan antara status gizi ibu
gizi ibu dilihat dengan mengukur BB ibu menyusui dengan kecukupan ASI (p=0,009).
menyusui. Responden penelitian sebanyak 15
orang. Ibu dengan status gizi tidak baik ada 6
orang (40%), semuanya mempunyai bayi Saran
dengan BB kurang. Ibu dengan gizi baik ada 9
orang (60%), hanya 1 orang mempunyai bayi Hendaknya petugas kesehatan memberikan
dengan BB kurang dan 8 ibu mempunyai bayi penyuluhan tentang pentingnya asupan
dengan BB sesuai usia. makanan yang mengandung zat besi untuk
Menurut (Admin, 2007) menyatakan meningkatkan status gizi ibu menyusui,
bahwa tidak ada pengaruh antara status gizi ibu penyuluhan tentang faktor yang dapat
menyusui dengan volume ASI. Status gizi ibu menghambat atau meningkatkan penyerapan
menyusui diukur dengan mengukur indeks zat besi dalam tubuh, menghilangkan
massa tubuh. Ibu menyusui yang kurus, normal kebiasaan minum the/kopi setelah makan
maupun gemuk tetap dapat menghasilkan untuk penyerapan zat besi dalam tubuh serta
volume ASI yang cukup untuk bayinya pemberian vitamin yang mengandung zat besi
(Litbang, 2000). (Tablet Tambah Darah) untuk ibu menyusui
Hasil uji statistik dengan uji Mann karena kebutuhan zat besi yang meningkat
Whitney pada tingkat kepercayaan 95% antara selama menyusui bayinya.
status gizi ibu menyusui dengan kecukupan
ASI menunjukkan hubungan yang bermakna DAFTAR PUSTAKA
(p=0,009). Hal ini menjelaskan bahwa ibu
menyusui dengan gizi buruk akan Akre, James. 1994, Pemberian Makanan
mempengaruhi kecukupan ASInya karena Untuk Bayi, Jakarta: Perinasia
tubuh membutuhkan zat gizi yang cukup untuk Almatsier, Sunita. 2002, Prinsip Dasar Ilmu
memproduksi ASI tetapi tubuh tidak dapat Gizi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
memenuhi sehingga zat gizi tersebut diambil Arisman. 2007, Gizi Dalam Daur Kehidupan,
dari tubuh ibu sehingga makin lama ibu akan Jakarta: EGC
mengalami gizi yang bertambah buruk. BKKBN Propinsi Jawa Timur. 2006, Panduan
Saat dilakukan uji statistik antara BMI Materi dan KIE Menuju Kehamilan yang
dengan kecukupan ASI maupun LILA dengan Aman dan Sehat, Surabaya: BKKBN.
kecukupan ASI didapatkan hasil yang tidak Cameron. 1983, Manual on feeding infants
bermakna (p=0,129 dan p=0,319). Sedangkan and young children. Nairobi: Oxford
pada uji statistik antara Hb dengan kecukupan University Press
ASI didapatkan hasil yang bermakna Djaeni, Achmad. 2000, Ilmu Gizi, Jakarta:
(p=0,005). Jadi, bila dicari yang paling Dian Rakyat
berpengaruh terhadap kecukupan ASI adalah Erlina. 2008. Produksi ASI dan faktor yang
kadar Hb ibu menyusui. Hal ini disebabkan mempengaruhinya [internet] 12 Oktober,
saat menyusui kebutuhan akan zat besi Available from:
8
http://kuliah_bidan.wordpress.com Yayak. 2006, Hubungan antara gizi ibu
[diakses tanggal 20 Desember 2008] menyusui dengan berat badan bayi usia 1-
Erlina. 2008. Prolaktin (hormon yang 4 bulan di Malang. Karya Tulis Ilmiah
menghasilkan ASI) [internet] 19 Poltekkes Malang.
September, Available from:
http://kuliah_bidan.wordpress.com Alamat Penulis:
[diakses tanggal 20 Desember 2008]
Erlina. 2008. Apakah bayiku sudah cukup Nurul Pujiastuti
mendapatkan ASI? [internet] 19 Juli, Prodi Keperawatan Lawang Poltekkes Malang
Available from: Jl. A Yani Lawang 65218
http://kuliah_bidan.wordpress.com
[diakses tanggal 10 Januari 2009] Alamat koresponden:
Falkner. 1991. Infant and child nutrition Griya Surya Asri A4-20 Candi Sidoarjo 61271
worldwide issues and perspectives. Boca
Raton, Florida: CRC press
Irawan, Roedi. 2003, Pola Dasar Makanan
Bayi dan Anak. RSUD Dr. Soetomo,
Surabaya
Irwan. 2008. Praktek Menyusui yang
Benar[internet] 6 Pebruari, Available from:
http://dokteranakku.com [diakses tanggal
24 Desember 2008]
Lubis. 2008, Cegah anemi pada ibu dan anak
di pulau seribu [internet] 3 Juli, Available
From: http://ipmg online.com [diakses
tanggal 20 Januari 2009]
Mutalazimah. 2005, Hubungan Lingkar
Lengan Atas dan Kadar Hb dengan BBLR
di RSUD DR. Moewardi, Surakarta, Jurnal
Penelitian Sains & Teknologi Vol 6 No.2:
114-126
Paath. 2005, Gizi Dalam Kesehatan
Reproduksi, Jakarta: EGC.
Pudjiati, Solihin. 2001, Ilmu Gizi Klinis Pada
Anak, Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Satyanegara. 2005, Panduan lengkap
perawatan untuk bayi dan balita, Jakarta:
Arcan.
Soeharyo. 1999, Masalah Kurang Gizi Pada
Ibu Hamil, Ibu Menyusui dan Anak Balita
serta akibatnya, Seminar: Peningkatan
Pengetahuan dan Ketrampilan Gizi
Keluarga di masa krisis, Semarang, 27
Oktober 1999
Sugiono. 2008, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D, Bandung: CV.
Alfabeta.
Supariasa, I Dewa Nyoman. 2002, Penilaian
Status Gizi, Jakarta: EGC
Wahyuni. 2004, Masalah kurang gizi di
Indonesia [internet] 3 April, Available
From: http://gizi-net.com [diakses tanggal
20 Januari 2009
Windhu. 2008, Metode Penelitian Kuantitatif,
Surabaya: Universitas Airlangga