Sie sind auf Seite 1von 23

INOVASI ORGANISASI DAN KINERJA ORGANISASI : STUDI

KASUS PADA PUSAT KAJIAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


APARATUR III
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA1

ORGANIZATIONAL INNOVATION AND ORGANIZATIONAL


PERFORMANCE : CASE STUDY AT CENTER OF STUDY AND
EDUCATION AND TRAINING APPARATUS III NATIONAL
INSTITUTE PUBLIC ADMINISTRATION 1

Dewi Sartika

Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III LAN


Jalan HM Ardans SH (Ring Road III) Samarinda
E-mail : naurah10@yahoo.com

Abstract
This study describes and analyzes about influence of organizational innovation
to the performance of the organization, a case study on the public authorities
and the Center for the Study of Education and Training Aparatus III National
Institute Public Administration Samarinda. In the previous study Muhammad
Abdiaziz Sidow and Ali Yassin Sheikh Ali in 2014 has been researching the three
dimensions of organizational innovation that administrative innovaton,
technological innovation and strategies innovation, and the effect of its
application to the performance of the organization. The research instrument
was tested using Cronbach's alpha to test the reliability and consistency of the
answer, while the descriptive is used to describe the characteristics of the
respondents, and correlation analysis (regression) to examine the relationship
between variables and hypotheses.By using cross sectional, data collection was
conducted against 41 employees PKP2A III LAN in Samarinda, East
Kalimantan province. Data collection was conducted in November 2014 and
were analyzed using SPSS version 21. The results showed that technological
innovation has the most important influence on organizational performance
(β=0.348, α = 0.863), followed by administrative innovation (β=0.326, α =
0.879), then innovation strategy (β=0.318, α = 0.834). Therefore, a need for
such an organization to believe that these factors need to be increased in order
to improve organizational performance in the future.
Key Words : Administration innovation, technology innovation, strategy
innovation, organizational performance

1 Naskah di terima pada 13 Januari 2015, revisi pertama pada 20 Maret 2015, disetujui pada 27 Juli 2015

Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015 129


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

Abstrak
Penelitian ini menggambarkan dan menganalisis pengaruh inovasi organisasi
terhadap kinerja organisasi, mengambil studi kasus pada instansi pemerintahan
yakni Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga
Administrasi Negara (PKP2A III LAN) Samarinda. Pada penelitian sebelumnya
Muhammad Abdiaziz Sidow dan Ali Yasin Sheikh Ali tahun 2014 telah meneliti
tiga dimensi inovasi organisasi yaitu inovasi administrasi, inovasi teknologi dan
inovasi strategi dan pengaruh penerapannya terhadap kinerja organisasi.
Instrumen penelitian diuji dengan menggunakan Cronbach Alpha untuk
menguji reliabilitas dan konsistensi jawaban, sedangkan analisis deskriptif
digunakan untuk menjelaskan karakteristik responden, dan analisis korelasi
(regresi) untuk menguji hubungan antara variabel dan hipotesis. Dengan
menggunakan pendekatan cross sectional, pengumpulan data dilakukan
terhadap 41 pegawai PKP2A III LAN Samarinda. Pengumpulan data dilakukan
pada bulan November 2014 dan dianalisis menggunakan SPSS versi 21. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa inovasi tekhnologi mempunyai pengaruh yang
paling penting terhadap kinerja organisasi (β=0.348, α = 0.863), diikuti inovasi
administrasi (β=0.326, α = 0.879) kemudian inovasi strategi (β=0.318, α =
0.834). Karenanya, menjadi kebutuhan bagi organisasi tersebut untuk meyakini
bahwa faktor faktor ini perlu ditingkatkan dalam rangka meningkatkan kinerja
organisasi di masa yang akan datang.

Kata Kunci : Inovasi administrasi, inovasi teknologi, inovasi strategi, kinerja


organisasi

A. PENDAHULUAN mencapai efektifitas, efisiensi dan


menghasilkan kinerja yang tinggi
Selama beberapa tahun terakhir, dalam mencapai tujuan masing-
banyak organisasi yang berorientasi masing.
profit dan non-profit, baik swasta Kondisi lingkungan eksternal
maupun pemerintah telah mengalami dengan tingkat ketidakpastian yang
perubahan secara cepat, besar dan tinggi, serta lingkungan yang semakin
menyeluruh di berbagai aspek. dinamis dan kompleks menjadi faktor
Perubahan tersebut merupakan sebuah pemicu terbesar pada banyak
keniscayaan bagi setiap organisasi organisasi untuk melakukan inovasi.
yang ingin tetap eksis dalam Teori Kontinjensi Lingkungan
menghadapi tantangan zaman, mengatakan bahwa : “Organisasi-
sehingga setiap organisasi seyogyanya organisasi yang berhasil adalah mereka
dapat berfokus untuk mengembangkan yang dapat menyesuaikan struktur
diri dan elemen di dalamnya untuk internal dengan karakteristik-
dapat beradaptasi dengan perubahan karakteristik lingkungan (dinamis atau
lingkungan yang setiap saat stabil).
berkembang dan berubah dari Kecenderungan meningkatnya
karakteristik yang berbeda dari praktik-praktik inovasi pada organisasi
biasanya. Dengan kemampuan dewasa ini dan di masa mendatang,
tersebut, organisasi tentunya dapat sebagian besar karena perubahan

130 Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

kondisi lingkungan eksternal, pembangunan infrastruktur sebagai


perubahan lingkungan persaingan, dan prioritas karena dengan terbukanya
sebagainya. Inovasi menciptakan akses jalan melancarkan pembangunan
keunggulan bersaing. “Prospector is an hingga ke pelosok dan tidak boleh ada
organization that values being “first” jalan yang berlobang. Inovasi
with new products, market, and administratif dengan revitalisasi
technologies even though not all efforts kapasitas SDM aparatur pemerintahan.
prove to profitable. It responds rapidly Pada tahun pertama menjabat, semua
to early concerning areas of kepala desa, lurah, camat, ketua LPM,
opportunity” (Fontana : 2011, 64). dan Ketua BPD ke Surabaya untuk
Hasil survey Boston Consulting memperkuat sistem dan pola kebijakan,
Group dalam Measuring Innovation meski terjadi pergantian
2008 : A BCG Senior Management kepemimpinan.
Survey menemukan bahwa kebanyakan Dimensi inovasi beririsan kuat
perusahaan (79% responden) dengan kinerja organisasi. Performa
menggunakan pengukuran untuk organisasi tidak hanya berbasis
mengevaluasi komponen inovasi sisi anggaran / finansial (input) tetapi juga
ouput (innovation outputs), 70% sisi mempertimbangkan aspel nonfinansial
input (innovation inputs), dan hanya yang bersifat indirect dan intangible
61% sisi proses (innovation process) sebagai wujud nyata pencapaian
atau sisi pengembangan ide atau akuntabilitas kinerja secara
sumber daya menjadi output.” keseluruhan. Penilaian tidak hanya
(Fontana : 2011, 103). Hasil survey pada kelompok input, juga dilakukan
sejenis terkait inovasi adalah Global analisis masukan keluaran (input
Innovation 1000 yang memprofilkan output), analisis realisasi hasil
tiga strategi innovator yaitu need (outcomes) dan manfaat (benefits)
seeker, market reader, dan technology analisis dampak (impacts) baik positif
drivers. Dua tipe pertama merupakan maupun negatif, analisis keuangan
tipikal innovator penyesuai sedangkan maupun analisis kebijakan.
tipe terakhir merupakan tipikal Sebagai organisasi pemerintah
innovator pendaya tarik yang bervisi sebagai rujukan dalam
merupakan strategi inovasi yang lebih pembaharuan administrasi negara di
berisiko. daerah, Pusat Kajian dan Pendidikan
Contoh organisasi yang dan Pelatihan III Aparatur melakukan
memanfaatkan inovasi dan rekayasa berbagai inovasi untuk meningkatkan
teknologi dalam melejitkan kinerja performa organisasi. Salah satunya
organisasinya adalah pemerintahan mendapatkan nominasi juara pertama
Kota Bantaeng, Sulawesi Selatan dalam kategori Inovasi Teknologi yaitu
dibawah kepemimpinan Bupati Ir. implementasi electronic loog book
Nurdin Abdullah, dimana Kota bidang kajian berbasis intranet sebagai
Bantaeng adalah kota pertama di cikal bakal sistem pengukuran kinerja
Sulawesi Selatan yang memanfaatkan pegawai berbasis internet di Lembaga
energi matahari untuk lampu pengatur Administrasi Negara yang merupakan
lalu lintas kota. Selain itu, inovasi upaya penerapan Peraturan
strateginya adalah menjadikan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011

Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015 131


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

tentang Penilaian Prestasi Kerja arti barang atau jasa), struktur baru,
Pegawai Negeri Sipil. Juara pertama hubungan baru dan bahkan juga kultur
dalam kategori inovasi teknologi juga baru. (Siagian, 2007; 258).
didapatkan yaitu evaluasi program dan Ciri-ciri utama organisasi masa
kegiatan melalui e-monev PKP2A III. depan, menurut Alfin Toffler, futuris
Tidak hanya itu, inovasi yang terkenal itu, ialah fleksibilitas,
penciptaan nilai diciptakan untuk kreativitas dan inovasi. (Siagian, 2007 :
mendongkrak kinerja melalui 5 Core 227). Salah satu tugas dan fungsi
Value organisasi, menumbuhkan manajerial yang makin mendesak dan
budaya pembelajaran melalui forum penting di masa mendatang adalah
Kelompok Budaya Kerja (KBK), mengelola perubahan strategis yang
penerapan manajemen arsip (Record berkarakteristik diantaranya integrasi
Center) untuk menciptakan tertib strategi organisasi dengan strukturnya,
administrasi, penerapan presensi teknologi yang digunakan serta sumber
elektronik (handkey dan fingerprint) daya manusia di dalamnya. Berbagai
untuk mengukur kehadiran pegawai, faktor tersebut disesuaikan lagi dengan
dan sebagainya. Penelitian ini tuntutan lingkungan eksternal
bermaksud untuk melihat sejauh mana organisasi. Maka menjadi penting
pengaruh inovasi yang telah diterapkan kiranya dalam transformasi organisasi
oleh instansi terhadap kinerja tersebut yaitu pemahaman yang utuh
organisasi dari tiga aspek inovasi yaitu tentang transformasi organisasi, kultur
inovasi teknologi, inovasi administrasi organisasi, matriks “strategi-kultur”
dan inovasi strategi sehingga dapat dan manajemen perubahan strategis.
menjadi bahan rujukan dalam Pengelolaan empat isu perubahan
membangun kinerja organisasi (inovasi) organisasi tersebut berikut
berkelanjutan. pengembangan dan pelaksanaannya
B. REVIEW LITERATUR yang bersifat partisipatif menjadi
1. Inovasi Organisasi penting kiranya untuk dibahas.
Untuk dapat menampilkan Organisasi berinovasi
kinerja organisasi yang memuaskan merupakan tuntutan dari transformasi
atau tidak, diperlukan perubahan organisasi yang tidak lagi semata
oganisasi yang bersifat strategis. Cara pengembangan organisasi manakala
kerja organisasi yang masih menganut suatu organisasi belum mampu
asas “seperti sedia kala” tidak lagi menampilkan performa yang
memadai di masa yang akan datang, di memuaskan, atau tidak mampu
tengah persaingan yang bersifat lokal menyesuaikan perubahan lingkungan
dan domestik bahkan regional dan eksternal yang demikian kompetitif,
global. Organisasi yang ingin dan skala organisasi masih kecil dan
meningkatkan produktivitas dan bertumbuh pesat. Berikut gambaran
efektivitasnya, pada akhirnya tipe perubahan keorganisasian,
menghadapi berbagai masalah yang sebagaimana tabel beikut :
timbul di masa depan, memerlukan
cara berpikir dan bertindak yang
inovatif. Inovasi dapat menyangkut
penciptaan produk baru (baik dalam

132 Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

Tabel 1.
Tipe-tipe perubahan keorganisasian
Perubahan strategis Perubahan struktural
 Postur perubahan  Reorganisasi fungsional;
 Pendekatan berbalik arah  Mendatarkan hierarkhi
 Penarikan diri  Struktur tim
 Stabilitas  Desentralisasi kekuasaan
Perubahan teknologis Perubahan manusia
 Otomasi proses  Sikap atau isu-isu tentang komitmen
 Networking  Dampak-dampak kinerja atau perbaikan-
 Memutakhirkan peranti keras perbaikan
 Aplikasi baru peranti lunak atau  Inisiatif-inisiatif sehubungan dengan
konversi kualitas kehidupan kerja
 Redesain pekerjaan atau upaya-upaya
motivasi
Sumber : Lussier, 1997 : 248 dalam Winardi, 2010, 92

Hurley and Hult (1998) dalam innovation is not time barred and
Kusumo, (2006: 22) mendefinisikan budgetary constraints and cost-benefit
inovasi sebagai sebuah mekanisme methods may to some extents hindered
perusahaan untuk beradaptasi dalam the application of its strategic
lingkungan yang dinamis, oleh karena management effectiveness. It is difficult
itu perusahaan dituntut untuk mampu to calculate and justify the dollar value
menciptakan pemikiran-pemikiran of time spent in any R & D project that is
baru, gagasan-gagasan baru dan directed towards improved technology
menawarkan produk yang inovatif innovation. As technology innovation
serta peningkatan pelayanan yang can help the company to build
memuaskan pelanggan. competitive advantage through making
Dalam sisi lain produk inovasi more competitive products and services
menurut Galbraith, 1973; Schon, 1967 and more effective processes, or
(dalam Lukas dan Ferrel, 2000: 240) creating completely new business, both
didefinisikan sebagai proses dari academic re- searchers and managers
penggunaan teknologi baru kealam have been paying much attention to the
suatu produk sehingga produk tersebut explanation of innovation success.
mempunyai nilai tambah. Inovasi dapat (Shengbin Hao, Bo Yu; iBusiness,
dilakukan pada barang, pelayanan, atau 2011, 3, 366-371).
gagasan-gagasan yang diterima oleh Pendapat yang sama yaitu
seseorang sebagai sesuatu yang baru, Technology is the result of man's
sehingga mungkin saja suatu gagasan learned and acquired knowledge or his
telah muncul di masa lampau, tetapi technical skills regarding how to do
dapat dianggap inovatif bagi konsumen things well (Khalil dalam Dauda,
yang baru mengetahuinya. 2000:1). Akuisisi teknologi,
Inovasi teknologi membantu penggunaan dan pemeliharaan
perusahaan untuk membangun merupakan faktor penentu utama untuk
keunggulan kompetitif, layanan dan bertahan hidup di semua organisasi. Di
proses yang lebih efektif, bisnis yang sisi lain, Quinn (dalam Dauda, 2000:2)
baru, dan sebagainya. Technological berpendapat “that it is incumbent on
a n y o rg a n i s a t i o n t o m o n i t o r

Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015 133


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

technological changes, train and Selanjutnya tiga sumber yang kedua


motivate employees to innovate, merupakan perubahan yang terjadi di
because technology covers every luar organisasi. Inovasi secara
a s p e c t o f a l l o rg a n i z a t i o n s ” . berkesinambungan, diantaranya
Merupakan kewajiban setiap memperbaiki produk dan jasa untuk
organisasi untuk memantau perubahan menghadapi permintaan konsumen
teknologi, melatih dan memotivasi yang selalu berubah, pelayanan publik
karyawan untuk berinovasi karena yang dinamis, menghadapi iklim
teknologi meliputi semua aspek dari persaingan yang kompetitif. Teknologi
semua organisasi. yang digunakan kemudian disesuaikan
Drucker dalam Hutauruk (2010 : dan diperbaharui dengan cara yang
3) menekankan bahwa secara spesifik, lebih baru dan lebih baik, untuk
inovasi yang sistematis berarti melaksanakan pengorganisasian dan
memonitor tujuh sumber peluang manajemen. Berikut contoh-contoh
inovasi. Empat sumber yang pertama aneka macam kekuatan dan contoh-
terdapat di dalam organisasi, baik contoh perubahan dalam organisasi,
usaha maupun lembaga pelayanan sebagaimana tersaji dalam tabel
masyarakat, atau di dalam organisasi. berikut:
Tabel 2.
Prediktor dan Faktor Perubahan
Prediktor
Faktor Perubahan
Perubahan
Teknologi  Internet dan World Wide Web
 Teknologi informasi (Enterprise Resource Managemenet, ERM)
 Genetic Engineering
 Komputer-komputer dan robot-robot
 Teknik-teknik manajemen kualitas statistical
 Process re-engineering
Kondisi-kondisi  Resesi atau ekspansi
ekonomi  Fluktuasi-fluktuasi suku bunga
 Tingkat tenaga kerja internasional
 Regulasi dan tindakan-tindakan peradilan
Kompetisi  Keberhasilan ekonomi Negara-negara di Asia
global  Unifikasi Uni Eropa (dan timur/barat)
 Merger-merger dan konsolidasi-konsolidasi
Perubahan  Perhatian yang makin meningkat terhadap persoalan lingkungan
sosial dan  Diversitas kultural yang makin meningkat
demografik  Tingkat edukasi tenaga kerja yang meningkat
 Kesenjangan yang meningkat antara kelompok kerja dan orang
miskin
Tantangan-  Masalah perilaku : turn over yang tinggi, absentisme, pemogokan
tantangan  Problem proses : kebekuan komunikasi dan pengambilan keputusan
internal atau inovasi
 Pertentangan antara etika kerja dan etika sosial di banyak Negara
 Politik keorganisasian dan konflik keorganisasian yang destruktif
Sumber : Cook dalam Winardi, 2010 : 40

134 Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

Tabel 3.
Karakteristik Layanan
Kategori Karakteristik
Windows dressing Tidak berbeda secara signifikan dengan layanan yang diberikan
perusahaan organisasi / perusahaan.
Breadth of offering Terdapat rancangan yang berbeda dari isi layanan, tetapi
diantarkan dengan cara yang sama.
Revolutionary Sama sekali baru, baik dari isi maupun cara pelayanannya.
Channel development Memberikan layanan yang s ama namun menggunakan saluran
yang berbeda.
Sumber : Wibisono : 2006, 113

Kaplan dan Norton menjadikan inovasi tingkat terluas.


sebagai perwajahan baru organisasi Jadi dari berbagai definisi diatas,
untuk menandai kesiapan bersaing, penulis menyimpulkan bahwa inovasi
sehingga keefektifan, efisiensi dan organisasi merupakan cara dan
cepat dalam berinovasi bagi banyak perspektif baru untuk memberi nilai
organisasi atau perusahaan lebih tambah bagi keluaran organisasi.
menentukan ketimbang kemahiran 1. Kinerja Organisasi
(excellence) dalam operasi sehari-hari. Keberadaan suatu organisasi
(Wibisono : 2006, 110). Ada tidaknya pada hakikatnya untuk mencapai
inovasi dalam suatu organisasi dapat tujuan. Tujuan itu pada akhirnya harus
dilihat dari karakteristik layanan yang dideskripsikan dengan jelas sehingga
diberikan. menjadi tolok ukur keberhasilan atau
Schiemann (2011: 65) kegagalan dalam proses pencapaian
menjelaskan inovasi sebagai tujuan itu. Untuk mengawal
kemampuan mengembangkan dan pencapaian tujuan terseut maka
melaksanakan ide-ide baru, kreatifitas menjadi tugas pemimpin organisasi,
yang mendorong ke arah jasa dan yang diwujudkan dalam suatu
produk yang lebih baik, serta manajemen kinerja. Sedangkan kinerja
ketangkasan beradaptasi dengan (performance) itu sendiri merupakan
lingkungan yang berubah atau lanskap gambaran tingkat pencapaian
yang kompetitif. Inovasi adalah bagian pelaksanaan suatu kegiatan /program /
bentuk dari elemen terkompleks kebijakan dalam rangka mewujudkan
organisasi karena tidak tercakup dalam sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi
satu departemen karena inovasi dapat yang tertuang dalam strategic planning
terjadi pada level organisasi, unit, suatu organisasi. Sedangkan
proses, atau individu. Ragamnya pengukuran kinerja (performance
definisi inovasi menyebabkan measurement) merupakan proses
seringnya salah tafsir. Pengertian itu penilaian kemajuan pekerjaan terhadap
mengerucut pada makna “kreativitas” tujuan dan sasaran yang telah
hingga “penciptaan sesuatu yang baru” ditentukan sebelumnya termasuk
dan ketangkasan organisasi pada informasi atas : efisiensi penggunaan

Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015 135


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

sumber daya dalam menghasilkan berkelanjutan terkait kinerja


barang dan jasa, kualitas barang dan menyeluruh organisasi dan bagaimana
jasa (seberapa baik barang dan jasa tim atau organisasi berkontribusi pada
terserahkan ke pelanggan dan sampai pencapaian kinerja tersebut.
pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan Terkait dengan inovasi, Burril
dibandingkan dengan maksud yang dan Ledolter mengemukakan bahwa
diinginkan dan efektifitas tindakan perbaikan kinerja organisasi atau
dalam mencapai tujuan (Robertson perusahaan berarti pembentukan
dalam Mahsun, 2006, 25). budaya perusahaan yang tajam dan
Whittaker dalam Mahsun (2006 : tiap-tiap individu di dalam organisasi
25) menjelaskan urgensi pengukuran itu membutuhkan jaminan penuh akan
kinerja sebagai alat manajemen untuk dukungan manajemen puncak.
meningkatkan kualitas pengambilan (Wibisono : 2006, 110). Everyone
keputusan dan akuntabilitas. Sehingga starts with “A” adalah inovasi strategi
dapat disimpulkan kinerja merupakan Benyamin Zander konduktor Boston
alat manajemen organisasi dan Philharmonic Orchestra dalam
pengukuran kinerja merupakan bagian mendongkrak prestasi muridnya,
dari sistem pengambilan keputusan dan mengajar murid-murid baru dengan
akuntabilitas organisasi. memberi nilai A pada awal semester. Ini
Jose Pottinger, Direktur SDM sebagai bentuk menghargai secara
pada Cummins Engines Limited nyata kemampuan, potensi tiap
menjelaskan pada peneliti IPD (Insitute individu untuk memotivasi
Personel and Development) bahwa pembelajaran dan meninggikan
manajemen kinerja akan memberi keyakinan diri ”self esteem” mereka
kejelasan harapan, kaitan antara dalam mempertahankan nilai “A”.
sasaran individu dan sasaran Sekaligus membangun iklim
organisasi, serta fokus perbaikan keakraban dan kolaboratif dengan
dengan menetapkan data yang rekan dan dengan guru.
diperlukan untuk melakukan perbaikan Pakar manajemen kinerja Bates,
dan bentuk umpan baliknya. (Pottinger, RA dan Holton E. F dalam Darto (2011
2003 : 198). Manajemen kinerja tidak : 337) menjelaskan bahwa kinerja
semata dipandang sebagai dimensi merupakan suatu konstruksi atau
yang memperbaiki kinerja organisasi konsepsi yang multidimensional
akan tetapi bergerak dari proses yang dimana pengukuran mengenai hal itu
mengendalikan menjadi proses yang sangat bervariasi tergantung pada jenis
memampukan sehingga dapat dan faktor-faktor yang ada. Sepakat
dikatakan menggerakkan daya dengan argument di atas, manajemen
kreatifitas dan inovasi pada SDM kinerja merupakan proses manajemen
organisasi sama dengan menggerakkan yang menghasilkan outcome melalui
pendongkrak kinerja organisasi, bukan perencanaan SDM, pengembangan,
semata formalitas mengisi formulir penilaian dan proses pemberian
satu tahun sekali, atau pertemuan untuk penghargaan sehingga tercapai target
meningkatkan angka kenaikan gaji atau kinerja yang ditetapkan organisasi
tunjangan kinerja. Akan tetapi, (LAN, 2009, 2010 dalam Darto, 2011).
manajemen kinerj adalah proses Manajemen kinerja sebagai itu

136 Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

sendiri merupakan sarana untuk (outcomes) dan manfaat (benefits)


mendapatkan hasil yang lebih baik dari analisis dampak (impacts) baik positif
organisasi, tim dan individu dengan maupun negatif, analisis keuangan
cara memahami dan mengelola kinerja maupun analisis kebijakan. Formulasi
dalam suatu kerangka tujuan, standard sistemnya harus memuat secara
an persyaratan-persyaratan kompetensi komprehensif sehingga sistem
terencana yang telah disepakati. kompensasi memiliki dasar obyektif.
Manajemen kinerja merupakan proses
pemahaman bersama tentang apa yang A.KERANGKA KONSEPTUAL
harus dicapai, dan penciptaan suatu DAN BANGUNAN HIPOTESIS
pendekatan terhadap pengelolaan dan 1. Kerangka Konseptual
pengembangan orang dengan suatu Argumen konseptual dari
cara yang meningkatkan profitabilitas penelitian sebelumnya adalah
bahwa pendekatan tersebut dapat mengukur pengaruh inovasi organisasi
dicapai dalam waktu yang singkat dan dan kinerja perusahaan dalam Abdiaziz
berjangka waktu lebih lama. dan Ali (2014). Kurang lebih sama
(Amstrong dalam Wibowo, 2006 : 66). dengan riset yang dijalankan ini yang
Organisasi pemerintah sebagai sama-sama menyelidiki hubungan
pure non profit organization memiliki antara inovasi organisasi dan kinerja
karakteristik yang berbeda dengan organisasi. Riset ini menguji sejauh
organisasi bisnis. Dimensi kinerja mana dampak dari elemen inovasi
organisasi tidak hanya berbasis organisasi sebagai dari variabel
anggaran / finansial (input) tetapi juga independen yang terdiri dari tiga
mempertimbangkan aspek konstruk (teknikal, administratif, dan
nonfinansial yang bersifat indirect dan strategi inovasi) terhadap kinerja
intangible sebagai wujud nyata organisasi. dimana variabel inovasi
pencapaian akuntabilitas kinerja secara tekhnologi (X1), inovasi administrasi
keseluruhan. Penilaian tidak hanya (X2), inovasi strategi (X3) dan kinerja
pada kelompok input, juga dilakukan organisasi PKP2A II LAN (Y),
analisis masukan keluaran (input (Gambar 1). dengan skema kerangka
output) analisis realisasi hasil pikir sebagai berikut :

INOVASI TEKNOLOGI
(X1) H1

INOVASI H2 KINERJA ORGANISASI


ADMINISTRASI (X2) (Y)

H3

INOVASI STRATEGI
(X2)

Gambar 1.
Kerangka Konsep Penelitian

Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015 137


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

Organisasi (organization) secara efisien dan efektif, atau menempatkan


formal itu sebagai entitas sosial yang kinerja organisasi sebagai hasil dari
diarahkan oleh tujuan dan dibangun formula aktivitas bisnis (organisasi),
secara sengaja (Daft : 2012, 9). Entitas proses bisnis (organisasi) dan praktik
sosial itu sendiri berarti terdiri atas dua bisnis (organisasi) berdasarkan
atau lebih orang. Diarahkan oleh tujuan Abdiaziz dan Ali (2014). Ini dapat
berarti dirancang untuk mencapai dicapai salah satunya dengan
tujuan tertentu. Dibangun secara berinovasi.
sengaja berarti bahwa ada pembagian Inovasi itu sendiri merupakan salah
tugasdan tanggung jawab pencapaian satu mekanisme suatu lembaga untuk
tugas tersebut dibebankan kepada para beradaptasi dalam lingkungan yang
anggota organisasi. Definisi ini berlaku dinamis dan berkelanjutan, melalui
baik organisasi profit (semisal upaya untuk menciptakan pemikiran-
perusahaan swasta) atau nonprofit pemikiran baru, gagasan-gagasan baru
(semisal organisasi pemerintah). dan menawarkan solusi yang dapat
Dalam organisasi bisnis, Darmawan menyelesaikan persoalan secara lebih
Wibisono (2006;117) mengungkapkan efektif dan efisien. Dengan demikian
adanya keterkaitan antara inovasi inovasi pada prinsipnya adalah upaya
dengan perspektif keluaran organisasi, untuk senantiasa melakukan
dimana terdapat dua aspek yaitu aspek perbaikan-perbaikan dalam suatu
finansial dan non-finansial. sistem kelembagaan untuk mencapai
Dari definisi diatas, maka level yang lebih sempurna, kondisi ini
tanggung jawab manajer / pimpinan secara tidak langsung tentunya akan
organisasi adalah mengordinasikan meningkatkan kinerja organisasi.
sumber daya yang ada secara efisien a. Inovasi Teknologi
dan efektif guna mencapai tujuan Technology is the result of man's
organisasi. Efektifitas (effectiveness) learned and acquired knowledge or his
organisasi berarti sejauh mana technical skills regarding how to do
organisasi dapat mencapai tujuan yang things well (Khalil dalam Dauda ,
ditetapkan, atau berhasil mencapai 2000:1). Akuisisi teknologi,
apapun yang dikerjakannya. Efisiensi penggunaan dan pemeliharaan
(efficiency) organisasi adalah jumlah merupakan faktor penentu utama untuk
sumber daya yang digunakan untuk bertahan hidup di semua organisasi.
mencapai tujuan organisasional dalam Quinn (dalam Dauda, 2000:2)
jumlah keluaran tertentu. Faktor biaya berpendapat “that it is incumbent on
(cost) harus diperhatikan tetapi a n y o rg a n i s a t i o n t o m o n i t o r
pemangkasan biaya secara besar- technological changes, train and
besaran untuk meningkatkan efisiensi motivate employees to innovate,
terkadang dapat mengganggu because technology covers every
efektifitas organisasi. Tanggung jawab a s p e c t o f a l l o rg a n i z a t i o n s ” .
terbesar pimpinan organisasi adalah Merupakan kewajiban setiap
untuk mencapai kinerja (performance) organisasi untuk memantau perubahan
yang tinggi yakni pencapaian tujuan- teknologi, melatih dan memotivasi
tujuan organisasi dengan karyawan untuk berinovasi karena
menggunakan sumber daya secara teknologi meliputi semua aspek dari

138 Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

semua organisasi. innovator yaitu need seeker, market


Inovasi teknologi membantu reader, dan technology drivers. Dua
perusahaan untuk membangun tipe pertama merupakan tipikal
keunggulan kompetitif, layanan dan innovator penyesuai sedangkan tipe
proses yang lebih efektif, bisnis yang terakhir merupakan tipikal inovator
baru, dan sebagainya. Technological pendaya tarik yang merupakan strategi
innovation is not time barred and inovasi yang lebih berisiko. Need
budgetary constraints and cost-benefit seekers mengandalkan input proaktif
methods may to some extents hindered langsung dari konsumen serta hasil
the application of its strategic riset R & D, sementara market readers
management effectiveness. It is difficult mengutamakan perubahan inkremental
to calculate and justify the dollar value dan menjadi imitator tangkas di pasar,
of time spent in any R & D project that is technology drivers justru cenderung
directed towards improved technology mengutamakan kecanggihan teknologi
innovation. As technology innovation sebagai basis inovasi. (Fontana; 2011,
can help the company to build 5).
competitive advantage through making Berdasarkan Subramanian dan
more competitive products and services Nilikanta dalam Abdiaziz dan Ali
and more effective processes, or (2014), inovasi teknologi dapat
creating completely new business, both didefinisikan sebagai adopsi dari ide
academic researchers and managers baru dengan tujuan membangun
have been paying much attention to the produk atau layanan baru, dan cara baru
explanation of innovation success. dalam membangun proses produksi/
(Shengbin Hao, Bo Yu; iBusiness, operasi layanan organisasi.
2011, 3, 366-371) b. Inovasi Administrasi
Kecenderungan banyak orang Berdasarkan Subramanian dan
untuk mendefinisikan inovasi sebagai Nilikanta dalam Abdiaziz dan Ali
cara baru dengan bantuan perangkat (2014), mereka mendefinisikan inovasi
dan sistem teknologi. Salah satunya, administrasi sebagai proses
Mary Jo Hatch dalam bukunya membangun sistem manajemen baru,
Organization Theory, Modern, program pembangunan staf/pegawai
Symbolic, and Postmodern Perspective dan proses administrasi baru. Inovasi
(Fontana, 2011 : 4) mendefinisikan administrasi sangat berkaitan dengan
demikian, karakteristik yang bentuk organisasi yang baru atau desain
diasosiasikan dengan periode pasca organisasi yang sudah ada yang
industrialisasi antara lain persaingan mendukung penciptaan yang lebh baik,
global, fragmentasi pasar, produksi dan penyampaian produk dan
desentralisasi produksi, pluralisme, jasa. Sebagai contoh invasi
diversitas (lingkungan), otomatisasi administratif adalah manajemen
dan fleksibilitas pada proses produksi dengan tujuan atau management by
bertumpu pada kecepatan dan inovasi objective (MBO), six-sigma process,
(teknologi), dan sebagainya. rotasi pekerjaan, sistem insentif
Hasil survey sejenis terkait pegawai, dan telekomuniting, dan
inovasi adalah Global Innovation 1000 sebagainya. (Abdiaziz dan Ali, 2014 :
yang memprofilkan tiga strategi 114).

Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015 139


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

c. Inovasi Strategi PKP2A II LAN (Y).


Inovasi strategi menurut (Marc H2:Diduga variabel inovasi
Sniukas : 2014 : 8) adalah perubahan administrasi (X2) mempunyai
cara berpikir (new mind set), berbeda pengaruh signifikan terhadap
fokus (different focus), dan perangkat kinerja organisasi PKP2A III LAN
baru (new tools). Outcomenya berupa (Y).
differensiasi (differentiation) dalam Ha:Tidak terdapat pengaruh antara
bentuk pasar baru (new markets), inovasi administrasi (X1) terhadap
model bisnis baru (new business kinerja organisasi PKP2A II LAN
models) dan peningkatan nilai (Y).
( i n c re a s e d v a l u e ) , y a n g a k a n H3:Diduga variabel inovasi strategi
menghasilkan pertumbuhan baru (new (X3) mempunyai pengaruh
growth). Abdiaziz dan Ali (2014) signifikan terhadap kinerja
menyebutkan bahwa inovasi strategi organisasi PKP2A III LAN (Y).
adalah sebagai bentuk pengaturan Ha:Tidak terdapat pengaruh antara
rencana formal (setting formal plan) inovasi strategi (X1) terhadap
dan membangun strategi jangka kinerja organisasi PKP2A II LAN
panjang organisasi untuk mencapai (Y).
tujuan dan sasaran organisasi.
1. Bangunan Hipotesis A. METODOLOGI
Inovasi adalah adalah 1. Desain Riset dan Prosedur
mekanisme suatu lembaga untuk Sampling
beradaptasi dalam lingkungan yang Penelitian ini menggunakan metode
dinamis dan berkelanjutan, melalui penelitian kuantitatif, data primer yang
upaya untuk menciptakan pemikiran- dikumpulkan menggunakan kuesioner
pemikiran baru, gagasan-gagasan baru mengenai inovasi organisasi
dan menawarkan solusi yang dapat (teknologi, administrasi dan strategi)
menyelesaikan persoalan secara lebih dan kinerja organisasi. Alat
efektif dan efisien. Dengan demikian pengumpulan data berupa daftar
inovasi pada prinsipnya adalah upaya pertanyaan kepada responden yaitu
dialektik untuk senantiasa melakukan pegawai PKP2A III LAN, yang digali
perbaikan-perbaikan dalam suatu dari beberapa literatur yang diperoleh
sistem kelembagaan untu mencapai peneliti.
level yang lebih sempurna, kondisi ini Objek penelitian pada riset ini adalah
secara tidak langsung tentunya akan Pusat Kajian dan Pendidikan dan
meningkatkan kinerja organisasi. Pelatihan III Aparatur sedangkan unit
Berdasarkan penjelasan di atas analisisnya adalah para pegawai di
dirumuskan hipotesis sebagai berikut : seluruh unit kerja. Tujuan utama studi
H1 : Diduga variabel inovasi tekhnologi ini adalah untuk menjelaskan
(X1) mempunyai pengaruh hubungan antara dua variabel, dimensi
signifikan terhadap kinerja inovasi organisasi, dan dimensi kinerja
organisasi PKP2A III LAN o rg a n i s a s i . Te k n i k p e n e n t u a n
(Y).Ha :Tidak terdapat responden menggunakan teknik
pengaruh antara inovasi tekhnologi populasi dimana setiap anggota
(X1) terhadap kinerja organisasi populasi dipilih menjadi anggota

140 Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

responden, yakni berjumlah 41 b. Inovasi Administrasi


responden. Pengambilan sampel Inovasi administrasi adalah
diharapkan dapat mencerminkan variabel independen dalam riset ini.
kejadian-kejadian relatif dari hubungan Berdasarkan Subramanian dan
antar variabel bebas dengan variabel Nilikanta dalam Abdiaziz dan Ali
tidak bebas. Profil responden yang (2014), mereka mendefinisikan inovasi
diukur diidentifikasi melalui kuesioner, administrasi sebagai proses
mencakup: membangun sistem manajemen baru,
 Jenis kelamin ; pria dan wanita; program pembangunan staf/pegawai
 Umur : 25 – 35 tahun, 36 – 45 tahun, dan proses administrasi baru. Dalam
46 tahun ke atas; riset ini, dimensi inovasi administrasi
 Status : menikah dan belum menikah; memiliki beberapa indikator yaitu ;
 Latar belakang pendidikan : Manajemen kearsipan (records centre),
SMU/sederajat, Diploma, Strata 1 Presensi, Administrasi Kepegawaian,
(S1), Strata 2 (S2), Strata 3 (S3); Analisis Jabatan dan Analisis Beban
 Masa kerja : 1 – 5 tahun, 6 – 10 tahun Kerja, Simplifikasi Dokumentasi dan
dan 11 –ke atas tahun. Prosedur Pekerjaan, Rotasi; mutasi,
promosi, demosi dan pemberhentian,
2.Pengukuran Variabel (definisi Penataan ruang dan Fasilitas Kantor,
operasional) Perencanaan dan laporan, Manajemen
a. Inovasi Teknologi dan kepemimpinan. Empat poin Skala
Inovasi teknologi adalah Likert digunakan untuk mengevaluasi
variabel independen dalam penelitian apakah organisasi mengupayakan
ini. Berdasarkan Subramanian dan desain ulang pekerjaan dan sistem
Nilikanta dalam Abdiaziz dan Ali pekerjaan, peningkatan
(2014), inovasi teknologi dapat ketrampilan/keahlian, sistem
didefinisikan sebagai adopsi dari ide manajemen dan insentif perubahan.
baru dengan tujuan membangun c. Inovasi Strategi
produk atau layanan baru, dan cara baru Inovasi strategi adalah variabel
dalam membangun proses produksi/ independen dalam riset ini. Abdiaziz
operasi layanan organisasi. Dalam riset dan Ali (2014) menyebutkan bahwa
ini, dimensi inovasi teknologi memiliki inovasi strategi adalah sebagai bentuk
beberapa indikator yaitu ; Peralatan pengaturan rencana formal (setting
Kerja, Perlengkapan Kerja, formal plan) dan membangun strategi
Otomatisasi dan Electronic Proccesing jangka panjang organisasi untuk
(e Government), Aplikasi Perkantoran mencapai tujuan dan sasaran
dan Sistem Informasi Manajemen organisasi. Dalam riset ini, dimensi
(SIM), Sistem Informasi Administrasi inovasi strategi memiliki beberapa
(Records Center), Networking Internet indikator yaitu ; Remunerasi, Program
dan intranet (konektivitas data). Empat unggulan (Quick wins), Team work,
poin skala Likert digunakan untuk Share Learning dan Budaya kerja,
mengevaluasi implementasi proses dan Family Gathering, Pola
prosedur baru dalam organisasi, terkait Kepemimpinan, Spiritual Supporting,
pengaruhnya terhadap kinerja Kreativitas dan Pembelajaran, Pola
organisasi. Karir dan Sistem Karir terbuka.

Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015 141


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

d. Kinerja Organisasi faktor yaitu mengkorelasikan jumlah


Kinerja organisasi adalah skor faktor dengan skor total. Bila
variabel dependen dalam riset ini. korelasi tiap faktor tersebut positif dan
Abdiaziz dan Ali (2014) menempatkan besarnya 0.3 ke atas maka faktor
kinerja organisasi sebagai hasil dari merupakan konstruk yang kuat
formula aktivitas bisnis (organisasi), (Sugiyono : 2006; 142). Jadi apabila
proses bisnis (organisasi) dan praktik korelasi antara butir-butir dengan skor
bisnis (organisasi). Empat poin Skala total kurang dari 0,3 maka butir dalam
Likert dibangun untuk menilai tingkat instrument tersebut dinyatakan tidak
atau derajat kinerja (finansial dan non valid. Uji validitas dalam penelitian ini
finansial) organisasi. Dimensi Kinerja dilakukan dengan bantuan program
organisasi dalam riset ini memiliki SPSS for Windows release 21.0
beberapa indikator yaitu ; Kesesuaian b. Uji Reliabilitas
capaian program dengan visi misi Instrumen yang reliabel adalah
lembaga, Pencapaian program, instrumen yang bila digunakan
Penyerapan anggaran, Keberhasilan beberapa kali untuk mengukur obyek
pimpinan, Kapabilitas pegawai, yang sama, akan menghasilkan data
Kinerja Team work, Akuntabilitas yang sama (Sugiyono, 2006, 137).
Kinerja, Disiplin pegawai, Reliabilitas instrumen merupakan
Kemanfaatan dan kepuasan syarat untuk pengujian validitas
shareholders (client/ consumers). instrumen. Untuk mengetahui
3.Metode Pengujian Instrumen reliabilitas instrument dapat diuji
Untuk memiliki instrument dengan menganalisis konsistensi butir-
penelitian yang dapat diandalkan butir yang ada pada instrument dengan
kemampuannya harus dilakukan uji menggunakan teknik tertentu. Pada
validitas dan reliabilitas terhadap alat penelitian ini uji reliabilitas dilakukan
ukurnya. Dalam menguji validitas dan dengan menggunakan pendekatan
reliabilitas untuk perolehan data yang internal consistency realibilility yang
representatif digunakan pendekatan menggunakan Cronbach Alpha untuk
sebagai berikut : mengeidentifikasikan seberapa baik
a. Uji Validitas item-item (butir-butir pertanyaan)
Instrumen yang valid berarti alat dalam kuesioner berhubungan satu
ukur yang digunakan untuk dengan yang lainnya. Sebuah faktor
mendapatkan data (mengukur) itu dinyatakan reliabel / handal jika
valid. Valid berarti instrument tersebut koefisien Alpha lebih besar dari 0.6
dapat digunakan untuk mengukur apa Sebagaimana uji validitas, uji
yang seharusnya diukur (Sugiyono : reliabilitas dalam penelitian ini juga
2006; 137). Dengan kata lain, uji dilakukan dengan bantuan program
validitas dilakukan untuk mengetahui SPSS for Windows release 21.0
apakah suatu instrument alat ukur telah 4. Teknik Analisis Data
menjalankan fungsi ukurnya. Untuk Untuk menganalisis data dan menguji
mengetahui konsistensi dan akurasi hipotesis, penelitian ini menggunakan
data yang dikumpulkan dari analisis korelasi/ regresi dengan
penggunaan instrument dilakukan uji perangkat statistik secara umum yaitu
validitas dengan menggunakan analisis Statistical Package for Social Science

142 Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

(SPSS) for Windows Release 21.0 variabel independen terhadap variabel


dengan instrumen pengujian sebagai dependen, serta untuk mengetahui
berikut : variabel manakah yang paling
a. Uji Koefisien Korelasi (Pearson dominan. Uji t dilakukan dengan
Product Moment) melihat nilai signifikansi t masing-
Uji korelasi (R2) dilakukan untuk masing variabel pada output hasil
mengetahui apakah ada hubungan regresi menggunakan SPSS dengan
antara variabel independen (X) significance level 0,05 (α = 5%). Jika
terhadap vaiabel dependen (Y), dimana nilai signifikansi lebih besar dari α
dihitung dengan analisis regresi maka hipotesis ditolak (koefisien
berganda, pada intinya mengukur regresi tidak signifikan), yang berarti
seberapa jauh kemampuan model secara individual variabel independen
dalam menerangkan variasi variabel tidak mempunyai pengaruh yang
dependen. Nilai koefisien determinasi signifikan terhadap variabel dependen.
adalah antara nol dan satu. Nilai R² Jika nilai signifikansi lebih kecil dari α
yang kecil berarti kemampuan maka hipotesis diterima (koefisien
variabel-variabel independen dalam regresi signifikan), berarti secara
menjelaskan variasi variabel dependen individual variabel independen
amat terbatas. Nilai yang mendekati mempunyai pengaruh yang signifikan
satu berarti variabel-variabel terhadap variabel dependen.
independen memberikan hampir semua Sedangkan uji multikolinearitas
informasi yang dibutuhkan untuk dilakukan untuk mendeteksi ada
memprediksi variasi variabel tidaknya multikolinearitas, dengan
dependen. menggunakan Variance Inflation
Kelemahan mendasar penggunaan Factor (VIF). Apabila VIF<10, maka
koefisien determinasi adalah bias persamaan regresi tidak terkena
terhadap jumlah variabel independen multikolinearitas.
yang dimasukkan kedalam model. c. Uji Signifikansi simultan (Uji F)
Setiap tambahan satu variabel Uji F merupaka suatu pengujian yang
independen, maka R2 pasti meningkat digunakan untuk mengetahui pengaruh
tidak peduli apakah variabel tersebut secara bersama-sama (simultan) dari
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen tarhadap variabel
variabel dependen. Oleh karena itu, dependen. Uji F dapat dilakukan
banyak peneliti menganjurkan untuk dengan melihat nilai signifikansi F
2
menggunakan nilai Adjusted R pada pada output hasil regresi menggunakan
saat mengevaluasi mana model regresi SPSS dengan significance level 0,05 (α
terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted = 5%). Jika nilai signifikansi lebih
R2 dapat naik atau turun apabila satu besar dari α maka hipotesis ditolak,
variabel independen ditambahkan yang berarti model regresi tidak fit. Jika
kedalam model. nilai signifikan lebih kecil dari α maka
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) dan hipotesis diterima, yang berarti bahwa
Multikolinearitas model regresi fit.
Uji signifikansi parsial (uji t) B. HASIL DATA DAN ANALISIS
merupakan pengujian untuk 1. Profil Responden
mengetahui pengaruh secara parsial Dari total 41 kuesioner yang

Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015 143


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

didistribusikan kepada responden, sementara responden pria sebanyak


terdapat 39 kuesioner yang 38%. Dari status pernikahan, terlihat
dikembalikan atau sekitar 95 % dari bahwa mayoritas responden (76.92%)
jumlah pegawai. Seperti yang sudah menikah dan hanya 23.08% saja
ditunjukkan tabel 4, partisipan wanita yang belum menikah. Secara lengkap
lebih dominan dalam instansi yang profil responden tersaji dalam tabel
diteliti, dimana sekitar kurang lebih berikut :
62% merupakan responden wanita,

Tabel 4.
Karakteristik Responden

Karakteristik Klasifikasi Frekuensi Persentase


Jenis Kelamin Pria 15 38.46
Wanita 24 61.54
Usia 25-35 31 79.48
36-45 7 17.95
46-ke atas 1 2.56
Status Marital Belum Menikah 9 23.08
Menikah 30 76.92
Latar belakang Pendidikan SMU / sederajat 1 2.56
Diploma 3 7.69
Strata 1 (S1) 22 56.41
Strata 2 (S2) 13 33.34
Strata 3 (S3) 0 0
Pengalaman Kerja 1-5 tahun 11 28.20
6-10 tahun 27 69.23
11-di atas tahun 1 2.57
Sumber : Data diolah
Tabel 5.
Uji Reliabilitas

Variabel No. Items Cronbach Alpha


Inovasi Teknologi 7 dan 12 0,863
Inovasi Administrasi - 0,879
Inovasi Strategi 5 0,834
Kinerja Organisasi 8 0,862
Sumber : Data olahan SPSS

144 Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

Berdasarkan latar belakang statistik deskriptif menunjukkan bahwa


pendidikan, sarjana strata 1 (S1) adalah nilai kinerja organisasi
mayoritas (56.41%), sarjana strata dua (Mean=38.6111, SD=5.10058),
(S2) 33.34%, diploma 7.69% dan dilanjutkan dengan nilai inovasi
SMU/ sederajat 2.56%. Jika ditinjau teknologi (Mean=41.5556,
dari masa kerja, sebanyak 28.20% dari SD=5.52627), dan inovasi administrasi
responden mempunyai pengalaman (Mean=24.6944, SD=4.13224), serta
kerja dari 1-5 tahun, 69.23% yang terakhir adalah item inovasi
mempunyai pengalaman kerja 6-10 strategi (Mean=25.2222,
tahun sementara 2.57% sisanya SD=4.01505), dengan jumlah data
mempunyai pengalaman kerja diatas 11 sebesar (N=36).
tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa Korelasi Pearson (Product
responden ini memiliki tingkat Moment) dilakukan untuk menguji
pendidikan dan lama kerja yang relatif hubungan timbal balik antara inovasi
baik dalam mengindikasikan tingkat organisasi dan kinerja organisasi secara
interaksi dan pemahaman terhadap mandiri. Seperti yang ditunjukkan pada
pekerjaan dan inovasi yang diterapkan Tabel 7, variabel dependen dalam studi
di dalam tubuh organisasi. ini yaitu kinerja organisasi adalah
1. Uji Validitas dan Reliabilitas sangat dan secara positif berkorelasi
Instrumen dengan tiga variabel independen, yaitu
Mengacu pada hasil uji validitas dan inovasi teknologi (r=0.756, p=0.000),
reliabilitas, skor Cronbach Alpha untuk inovasi administrasi (r=0.818,
seluruh variabel terbesar adalah lebih p=0.000) dan inovasi strategi (r=0.807,
besar dari 0.70. Alpha tertinggi p=0.000). Selain itu, ada korelasi yang
diperoleh dari kinerja organisasi (α= signifikan antara variabel independen.
0.862), inovasi administrasi adalah Misalnya, inovasi teknologi secara
sesudahnya variabel menunjukkan (α= substansial dan sangat berkorelasi
0.879), inovasi teknologi (α= 0.863) dengan inovasi administrasi (0.649,
dan inovasi strategi (α= 0.834) menjadi p=0.000), dengan inovasi strategi (r=
nilai alpha terendah diantara variabel. 0.619, p=0,000) dan inovasi
Selanjutnya hasil uji instrumen administrasi terhadap strategi (r=0.839,
menunjukkan bahwa dari 39 (tiga p=0,000). Sebagaimana terlihat dalam
puluh sembilan) data responden, tabel berikut :
terdapat 3 (tiga) data responden yang
dikeluarkan (excluded), dan hanya 36
(tiga puluh enam) diantaranya yang
layak untuk dilanjutkan untuk
dianalisis.
1. Statistik Deskriptif dan
Analisis Korelasi
Statistik deskriptif digunakan
untuk melihat berbagai nilai yang
mungkin, rata-rata variabel, dan
standar deviasi (simpangan baku) tiap
variabel. Berdasarkan hasil analisis

Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015 145


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

Tabel 6.
Nilai Korelasi Pearson (Product Moment)
Correlations
KINERJA TEKNO ADMIN STRATEGI
Pearson Correlation KINERJA 1.000 .756 .818 .807
TEKNO .756 1.000 .649 .619
ADMIN .818 .649 1.000 .839
STRATEGI .807 .619 .839 1.000
Sig. (1-tailed) KINERJA . .000 .000 .000
TEKNO .000 . .000 .000
ADMIN .000 .000 . .000
STRATEGI .000 .000 .000 .
N KINERJA 36 36 36 36
TEKNO 36 36 36 36
ADMIN 36 36 36 36
STRATEGI 36 36 36 36

Sumber : data olahan SPSS

1. Uji Hipotesis
a. Koefisien Korelasi (R dan R )
2 (kinerja organisasi) dengan nilai R =
Berdasarkan hasil pengolahan 0.886, Rsquare = 0.786 dan adjusted
data regresi dengan menggunakan Rsquare = 0.776, hal ini bermakna
SPSS, diperoleh hasil bahwa tiga bahwa variabel independen mampu
variabel independen (inovasi menjelaskan variabel dependen dengan
teknologi, inovasi administrasi, inovasi hubungan yang cukup erat (78,6%),
strategi) secara kumulatif berpengaruh sebagaimana terlihat dalam tabel 7
signifikan terhadap variabel dependen berikut :

Tabel 7.
Model Regresi
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square
Square Estimate
a
1 .886 .786 .766 2.46865

a. Predictors: (Constant), STRATEGI, TEKNO, ADMIN

Sumber : data olahan SPSS

146 Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

Tabel 8.
Nilai Koefisien, Uji t dan Multikolinearitas
Coefficients
Model Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant)
5.161 3.281 1.573 .126
TEKNO
.321 .101 .348 3.179 .003 .560 1.786
ADMIN
.402 .195 .326 2.060 .048 .268 3.732
STRATEGI
.404 .194 .318 2.080 .046 .286 3.497
a. Dependent Variable: KINERJA
Sumber : data olahan SPSS
a. Uji t dan Multikolinearitas bahwa nilai VIF berkisar antara 1
Adapun koefisien regresi sampai 3, hal ini mengindikasikan
mengindikasikan bahwa di antara bahwa tidak terjadi multikolinearitas
variabel independen, inovasi antar variabel independen. (Rosari,
tekhnologi mempunyai pengaruh yang 2006 :115)
paling penting terhadap kinerja a. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
organisasi (β=0.348), diikuti inovasi Uji asumsi klasik selanjutnya
administrasi (β=0.326) kemudian adalah dengan melakukan uji F, hal ini
inovasi strategi (β=0.318), dengan nilai dilakukan untuk mengetahui apakah
signifikansi probabilitas < 0.05 untuk model regresi memiliki hubungan yang
semua variabel, dengan demikian linier secara simultan. Berdasarkan
variabel inovasi terbukti signifikan hasil uji F diperoleh nilai F sebesar
mempengaruhi variabel kinerja, 39.138 dengan probabilitas
sebagaimana tersaji dalam tabel signifikansi sebesar 0,000. < 0,05,
berikut: dengan demikian dapat disimpulkan
Berdasarkan tabel diatas juga bahwa seluruh variabel independen
dapat dijelaskan apakah antar variabel (inovasi) memiliki hubungan yang
terdapat multikolinearitas, dengan linier secara bersama-sama terhadap
melihat nilai Variance Inflation Factor variabel dependen (kinerja).
(VIF), dimana hasil tabel menunjukkan sebagaimana tersaji dalam tabel berikut
:

Tabel 9. Hasil Uji F (Anova)


b
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 715.541 3 238.514 39.138 .000a
Residual 195.015 32 6.094
Total 910.556 35
a. Predictors: (Constant), STRATEGI, TEKNO, ADMIN
b. Dependent Variable: KINERJA
Sumber : data olahan SPSS

Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015 147


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

1. Pembahasan administrasi berpengaruh positif dan


Berdasarkan hasil pengujian signifikan terhadap kinerja organisasi.
diatas dapat terlihat bahwa bahwa Walaupun Indikator Manajemen
semua hipotesis (H1, H2, dan H3) dapat kearsipan, manajemen kepemimpinan
diterima, dan hipotesis alternatif (Ha) dan presensi menjadi faktor yang
ditolak. Diterimanya hipotesis 1 dianggap belum berkontribusi positif
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh terhadap inovasi administrasi, dimana
positif dan signifikan inovasi teknologi sebagian besar responden menilai
dengan kinerja organisasi, dengan faktor tersebut masih cukup rendah.
demikian tinggi rendahnya kinerja Hal ini tampaknya yang menjadikan
organisasi sangat dipengaruhi oleh pengaruh inovasi administrasi terhadap
inovasi teknologi. Jika melihat hasil kinerja masih perlu ditingkatkan.
kuesioner secara deskriptif, dapat Sementara faktor Administrasi
terlihat bahwa penerapan teknologi Kepegawaian, Analisis Jabatan dan
informasi dan jaringan, baik secara Analisis Beban Kerja, Simplifikasi
o n l i n e m a u p u n o ff l i n e d a l a m Dokumentasi dan Prosedur Pekerjaan,
lingkungan kerja PKP2A III LAN Rotasi; mutasi, promosi, demosi dan
menjadi faktor utama dalam pemberhentian, Penataan ruang dan
menjelaskan kuatnya pengaruh Fasilitas Kantor, Perencanaan dan
dimensi inovasi tekhnologi terhadap laporan menjadi faktor utama yang
kinerja, disamping itu keberadaan mempengaruhi signifikansi inovasi
sistem informasi, peralatan kerja dan administrasi terhadap kinerja.
perlengkapan kantor yang baik Kesimpulan ini sejalan dengan
tentunya dapat menunjang kinerja pendapat Subramanian dan Nilikanta
organisasi menjadi lebih baik. dalam Abdiaziz dan Ali (2014) bahwa
Kesimpulan ini sejalan dengan inovasi administrasi sebagai proses
Shengbin Hao (2011), bahwa inovasi membangun sistem manajemen baru,
teknologi dapat menjadi keunggulan program pembangunan staf/pegawai
kompetitif sehingga layanan dan proses dan proses administrasi baru,
yang lebih efektif, membangun bisnis membawa pengaruh positif terhadap
baru dan sebagainya yang bermuara kinerja organisasi.
pada peningkatan kinerja organisasi. Hipotesis ke 3 menyatakan
Selanjutnya dalam penelitiannya, bahwa semakin tinggi inovasi strategi
Abdiaziz dan Ali (2014) menyatakan mempunyai pengaruh signifikan
inovasi teknologi dapat membangun terhadap kinerja organisasi, hal ini
produk atau layanan baru, dan cara baru berarti bahwa inovasi strategi
dalam membangun proses produksi/ memainkan peran penting terhadap
operasi layanan organisasi sehingga kinerja organisasi. Dalam indikator
mendorong pada kinerja organisasi. inovasi strategi, faktor Remunerasi,
Hipotesis ke 2 menyatakan Program unggulan (Quick wins),
bahwa semakin tinggi inovasi Spiritual Supporting, Kreativitas dan
administrasi semakin tinggi kinerja Pembelajaran, Pola Karir dan Sistem
organisasi. Dari hipotesis ini dapat Karir terbuka dianggap sebagai faktor
disimpulkan bahwa inovasi yang paling tinggi mempengaruhi

148 Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

kinerja, sementara indikator Team hubungan positif dan signifikan antara


work, Share Learning dan Budaya inovasi organisasi dan kinerja
kerja, Family Gathering, serta Pola organisasi sehingga tiga hipotesis pada
Kepemimpinan dianggap menjadi studi ini diterima, Temuan ini secara
faktor yang masih perlu ditingkatkan konsisten dengan penelitian
kualitasnya. sebelumnya (Mohamed Abdiaziz
Sejalan dengan pendapat Sidow dan Ali Yassin Sheikh Ali,
Abdiaziz dan Ali (2014) dalam 2014).
penelitiannya bahwa pembangunan Hasil kajian ini juga mempunyai
strategi jangka panjang organisasi beberapa implikasi bagi para pimpinan
untuk mencapai tujuan dan sasaran dan manajer publik. Kehadiran
organisasi dalam bentuk inovasi berbagai produk reformasi perundang-
strategi berpengaruh signifikan undangan memberikan ketegasan bagi
terhadap peningkatan kinerja pelayanan publik pada umumnya dan
organisasi. organisasi yang menjalankan fungsi
pemerintahan pada khususnya untuk
F. KESIMPULAN meningkatkan inovasi dalam tubuh
Tujuan utama studi ini adalah organisasi guna melecut kinerja
untuk meneliti hubungan antara inovasi organisasi, baik itu inovasi strategi dan
organisasi dan kinerja organisasi pada inovasi teknologi sebagaimana tipe
PKP2A III LAN di Samarinda, data inovasi yang ditemukan menjadi
yang berhasil dikumpulkan sebanyak instrument penting untuk mencapai
39 responden dari 41 pegawai di kinerja organisasi yang berkelanjutan.
PKP2A III LAN Samarinda pada
Nopember 2014. Studi ini dibangun Referensi
dari tiga hipotesis untuk menguji
pengaruh dari dimensi inovasi terhadap Daft , Richard L., (2010). Era Baru
kinerja organisasi. Manajemen, New Era of
Seperti yang telah diuraikan Management, Edisi 9 Buku 1,
dalam pembahasan, diketahui bahwa Penerbit Salemba Empat dan
terdapat pengaruh antara dimensi CENGAGE Learning. Jakarta.
inovasi organisasi (tekhnologi, Darto, Mariman. (2011). Integrasi
administrasi dan strategi) terhadap Sistem Perencanaan,
kinerja organisasi, dimana dimensi Penganggaran dan Manajemen
inovasi secara kumulatif berkontribusi Kinerja : Sebuah Best Practice
sebesar 78,6% terhadap kinerja di Bank Indonesia, Volume 7
organisasi. Dari seluruh variabel Nomor 2 Halaman 325-352.
menunjukkan bahwa faktor inovasi Samarinda.
tekhnologi mempunyai pengaruh yang D a u d a , D r. Yu n u s A d e l e k e ,
paling penting terhadap kinerja Technological Innovation and
organisasi (β=0.348), diikuti inovasi Organizational Performance:
administrasi (β=0.326) kemudian Employee Relations
inovasi strategi (β=0.318). Strategies, Department of
H a s i l s t u d i i n i Industrial Relations and Public
mengkonfirmasikan bahwa terdapat Administration Lagos State

Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015 149


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

University, Lagos, Nigeria. Bersaing dan Kinerja


Diunduh tanggal 24 Oktober Pemasaran (Studi pada Industri
2014 Batik Skala Besar dan Sedang
doi:10.4236/ib.2011.34049 Copyright di Pekalongan). Thesis.
© 2011 SciRes. IB. Diunduh Semarang. Universitas
tanggal 24 Oktober 2014 Diponegoro.
Fontana, Avanti. (2011). Innovate We Lembaga Administrasi Negara RI,
Can ! Manajemen Inovasi dan Bunga Rampai Administrasi
Penciptaan Nilai Individu, Publik : Reformasi Birokrasi di
Organisasi dan Masyarakat, Indonesia : Harapan yang Tak
Edisi Revisi, Cipta Inovasi Kunjung Bergulir, September
Sejahtera, Jakarta. 2005, Jakarta.
Galbraith, J (1973). Designing Lukas. B & Ferrel, O. (2000). The
Complex Organization, Effect of Market Orientation
London: Workinham on Product Innovation. Journal
Hao, Shengbin, Bo Yu, The Impact of of Academy of Marketing
Technology Selection on Science, 28 (2) :239-247.
Innovation Success and Mahsun, Mohamad. (2006).
Organizational Performance, Pengukuran Kinerja Sektor
iBusiness, 2011, 3, 366-371, Publik, Edisi Pertama, Cetakan
Published Online December Pertama, BPFE. Yogyakarta .
2 0 1 1 Quin J.B. (1969). Technological
(http://www.SciRP.org/journal Innovation by Multi-National
/ib). Diunduh tanggal 24 Companies, USA, Harvard
Oktober 2014 Business Review. Nov-Dec.
http://www.samarinda.lan.go.id/jba/in Rosari, Renati Winong. (ed). (2006). 10
dex.php/jba/article/view/66/78 Model Penelitian dan
, diunduh tanggal 06 Januari Pengolahan dengan SPSS 14.
2014 ANDI. Yogyakarta. Wibisono,
Hutauruk, Thomas R, (2010). Tinjauan Darmawan. (2006).
Daya Inovasi Pemerintah Manajemen Kinerja, Konsep,
Daerah dalam Pelaksanaan D e s a i n , d a n Te k n i k
Desentralisasi di Kabupaten/ Meningkatkan Daya Saing
Kota Propinsi kalimantan Perusahaan, Erlangga, Jakarta.
Ti m u r. J u r n a l B o r n e o Schiemann. William. A. (2011).
Administrator. PKP2A III A l i g n m e n t , C a p a b i l i t y,
LAN. Vol 6. No. 2 (2161-2174) Engagement, Pendekatan Baru
Khalil, T. (2000). Management of Talent Management untuk
Technology. The Key to mendongkrak Kinerja
Competitiveness and Wealth Organisasi, Cetakan Pertama
Creation, McGraw Hill; (Bahasa Indonesia). PPM.
Kusumo, A.R. (2006). Analisis Faktor- Jakarta
faktor yang Mempengaruhi Siagian, Sondang P., (2007). Teori
Inovasi Produk untuk Pengembangan Organisasi. PT
Meningkatkan Keunggulan Bumi Aksara, Cetakan Kelima.

150 Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015


Inovasi Organisasi Dan Kinerja Organisasi :
Studi Kasus Pada Pusat Kajian Dan Pendidikan Dan
Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara

Dewi Sartika

Jakarta. Sugiyono (2006). Metode Penelitian


Sidow, Mohamed Abdiaziz dan Ali, Ali Administrasi, Penerbit
Ya s s i n S h e i k h . ( 2 0 1 4 ) . Alfabeta, Cetakan ke 14.
Corporate Innovation and Bandung.
Organizational Performance : Wibisono, Darmawan. (2006).
The Case of Somalia Manajemen Kinerja. Penerbit
Telecommunication Industry, Erlangga. Jakarta
International Journal of Wi b o w o . ( 2 0 0 6 ) . M a n a j e m e n
Business, Economics and Law, Perubahan, PT Rajagrafindo
Volume 4, Issue 1 (June) Persada, Cetakan Pertama.
Sniukas, Marc, partner at Doujak Jakarta.
Corporate Development, Wi n a r d i . ( 2 0 1 0 ) . M a n a j e m e n
Strategic Innovation, a Perubahan (The Management
p r e s e n t a t i o n b y of Change), Edisi Pertama
marc@sniukas.com, Cetakan ke Empat. Jakarta.
www.sniukas.com,
www.sevenprophets.com.
Diunduh tanggal 20 Oktober
2014.

Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 2/2015 151

Das könnte Ihnen auch gefallen