Sie sind auf Seite 1von 10

Idea Nursing Journal

Marlina
ISSN : 2087-2879

MOBILISASI PADA PASIEN FRAKTUR MELALUI PENDEKATAN


KONSEPTUAL MODEL DOROTHEA E. OREM
Mobilisation Patient Fraktur with Concepts Models
Dorothea E. Orem
Marlina
1
Bidang Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran,
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
2
Medical Surgical Nursing Department, School of Nursing, Fakulty of Medicine,
Syiah Kuala University, Banda Aceh.
Email: Marlina_psik@yahoo.co.id

ABSTRAK
Mobilisasi merupakan kemampuan pasien untuk bergerak dan berjalan. Pada pasien fraktur dapat terjadi
diskontinuitas jaringan tulang yang ditandai dengan nyeri, krepitasi, gangguan mobilisasi, sehingga pasien
harus segera dimobilisasikan. Fenomena sekarang masih banyak pasien post fraktur yang tidak melalukan
mobilitas sehingga menimbulkan gejala sisa. Menurut kondeptual model Dorothea E Orem self care defisit
semua pasien memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri, perawat bekerja hanya untuk
memandirikan pasien sesuai dengan tingkat ketergantungan bukan menempatkan pasien pada posisi dependent.
Orem mengatakan ada tiga tingkatan derajat ketergantungan pasien, ketergantungan penuh, parsial dan
supportif sehingga penulisan ini didapatkan bahwa pasien dapat melakukan aktifitas kemandiriannya sesuai
dengan derajat ketergantungan.

Kata kunci: fraktur, mobilisasi, self care defisit Orem

ABSTRACT
Mobilisation is patient can exercise dan move. Patient fracture is discontinuity bone tissue was clinical
manifestation, pain, crepitation, mobilisation problem. Fenomena now many patient nothing exercise became
scar tissue. The nurse give mobilisation theraphy for patient. Dorothea E Orem is all person have increased
self care, the working for patient otonomy validation compensatory system nothing patien dependent position.
Dorothea E Orem labels her self care deficit theory of nursing as general theory composed of the following
three related theories; wholly compensatory system, partly compensatory system and supportiveeducative
system.patient can be able to perform his daily based the level of depending.

Keywords: fracture, mobilisation, self care devicit Orem.

PENDAHULUAN adalah teori yang dikembangkan oleh


Keperawatan merupakan suatu bentuk Dorothea E. Orem tentang self care. Teori pelayanan
professional yang komperehensif self care ini merupakan suatu cara baik bio-psiko-sosio-kultural
dan spiritual pendekatan yang dinamis bagi perawat kepada individu, keluarga, masyarakat baik
untuk meningkatkan kemampuan klien sehat maupun sakit melalui kiat-kiat dalam perawatan dirinya
memandirikan keperawatan dengan menggunakan klien sesuai dengan tingkat ketergantungan
pendekatan proses keperawatan (Lokakarya bukan menempatkan klien pada posisi PPNI,1983).
Pelayanan keperawatan ini dependent, Self care yang diberikan salah akan berkembang bila didukung
oleh satunya adalah mobilisasi. Kebutuhan pengembangan teori-teori keperawatan mobilisasi
merupakan sesuatu yang vital mengacu kepada suatu karakteristik teori- bagi makhluk hidup untuk
kelangsungan teori keperawatan yang ada, diharapkan kehidupannya. Hal ini bukan monopoli
perawat dapat memberikan pelayanan lebih manusia, tetapi oleh jasat renik sekalipun komperehensif
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

dan praktek-praktek termasuk mikroorganisme, masing-masing keperawatan akan semakin


berkembang mempunyai cara dalam memenuhi
(Ismani, 2001). kebutuhan hidupnya, mikroba menggunakan
pseudopodianya, sementara manusia
satu teori keperawatan yang menggunakan beberapa sistem seperti sistem menunjang
perkembangan keperawatan

26
persarafan, otot dan tulang yang saling kolaborasi. Aktifitas sehari-hari pasien
bekerja sama secara sinergis (Black, 2005). dirumah sakit seperti kekamar mandi dan
Mobilisasi merupakan kemampuan berpakaian, makan, minum, sering dibantu
yang dimiliki oleh setiap orang untuk oleh perawat dan keluarga
bergerak dalam lingkungan sekitarnya Berdasarkan uraian diatas, maka
untuk kepentingan pemenuhan kebutuhan penulis tertarik untuk membahas Aplikasi
seharihari (Activities of Daily Living/ADL ) Konsep Mobilisasi Dalam Asuhan
serta pemenuhan terhadap peran yang Keperawatan Pada Pasien Dengan Fraktur
diembannya dengan kemampuan tersebut Melalui Pendekatan Konseptual Model
seseorang dapat melakukan aktifitas fisik Dorothea E. Orem.
yang bersifat kebutuhan dasar, olah raga Tujuan Umum: Untuk memahami aplikasi
serta mampu berpartisipasi dalam kegiatan konsep mobilisasi dalam asuhan keperawatan
baik dilingkungan keluarga, kelompok pada pasien dengan fraktur melalui pendekatan
maupun sosial kemasyarakatan. konseptual model Dorothea E. Orem. Tujuan
Tercapainya keadaan tersebut diperlukan Khusus: Memahami konseptual model self
fungsi-fungsi sistem tubuh yang adekuat, care meliputi: self care, self care devicit dan
sehingga tidak terjadi keterbatasan baik theories nursing system. (1) Membuat proses
fisik maupun psikologis (Kozier, 1997). keperawatan lebih lanjut tentang konsep
Fraktur adalah Terputusnya kontinuitas mobilisasi dalam asuhan keperawatan pada
jaringan tulang baik total, partial yang dapat pasien dengan fraktur melalui pendekatan
mengenai tulang panjang dan sendi konseptual model Dorothea E. Orem, (2)
jaringan otot dan pembuluh darah trauma Menganalisis aplikasi konsep mobilisasi dalam
yang disebabkan oleh stress pada tulang, asuhan keperawatan pada pasien dengan
jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja, fraktur melalui pendekatan konsep model
cedera saat olah raga, fraktur degeneratif Dorothe E. Orem
(osteoporosis, kanker, tumor tulang) dan Mobilisasi adalah: kemampuan yang
ditandai dengan Look: tanda yang dapat dimiliki oleh individu untuk
dilihat, adanya deformitas berupa bergerak/melakukan aktivitas didalam
penonjolsn ysng abnormal, bengkak, warna lingkungan sekitarnya, dari pengertian
kulit merah, adanya ekimosis, tersebut, adanya kemampuan yang dimiliki
angulasi,rotasi dan pemendekan, Feel: oleh individu agar dapat melakukan aktivitas
nyeri, Move: krepitasi dan terasa nyeri saat sehari-hari (ADL) dalam memenuhi kebutuhan
digerakkan, gangguan fungsi pergerakan dasarnya seperti makan, minum, mandi dan
(Lewis, 2007). berpakaian tanpa harus memerlukan bantuan
Fenomena diruang rawat saat sering orang lain. Demikian juga kegiatan lain yang
dijumpai dilapangan adalah perawat tidak menyangkut pekerjaan yang ditekuninya serta
memperhatikan konsep mobilisasi dalam peran sosial kemasyarakatan yang diembankan
memberikan asuhan keperawatan melalui dapat dilaksanakan secara adekuat. Hal ini
pendekatan self care sesuai dengan teori dapat dicapai bilamana terjadi keseimbangan
Orem, tetapi belum ada data statistik atau fisiologis dari beberapa fungsi sistem terutama
research berkaitan dengan hal tersebut, hal struktur tulang dan sendi sebagai tempat
ini dapat dilihat bahwa perawat dalan hal melekatnya otot dan tendon serta dukungan
merawat pasien post operasi fraktur selalu sistem syaraf baik syaraf pusat maupun perifer
berfokus pada program medikasi atau (Black,2005).

27
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

Fraktur adalah Terputusnya kontinuitas perawatan dirinya. Ini tergantung dua


jaringan tulang baik total, partial yang dapat komponen yaitu self care agent (individu yang
mengenai tulang panjang dan sendi jaringan mampu melakukan perawatan dirinya sendiri)
otot dan pembuluh darah trauma yang dan dependent care agent (orang lain yang
disebabkan oleh stress pada tulang, jatuh dari memberikan perawatan diri pada orang lain),
ketinggian, kecelakaan kerja, cedera saat olah (3) Self care requisites/self care needs adalah
raga, fraktur degeneratif (osteoporosis, kanker, aktifitas perawatan diri, (Tomey, 2006).
tumor tulang) dan ditandai dengan Look: tanda Ada 3 kategori dalam self care
yang dapat dilihat, adanya deformitas berupa reguisites: (1) Universal requisites (untuk
penonjolsn ysng abnormal, bengkak, warna semua orang) yang meliputi keseimbangan
kulit merah, adanya ekimosis, angulasi,rotasi pemasukan air, udara, dan makanan,
dan pemendekan, Feel: nyeri, Move: krepitasi pengeluaran (eliminasi), pemeliharaan aktifitas
dan terasa nyeri saat digerakkan, gangguan dan istirahat serta pemeliharaan keseimbangan
fungsi pergerakan (Lewis, 2007). antara interaksi social,
Program pengobatan yang diterapkan
pada klien frkatur adalah pemasangan traksi,
mengharuskan bedrest (immobilisasi), agar 28
proses penyembuhan terjadi secara sempurna hambatan hidup dan kesejahteraan,
dan meminimalkan resiko terjadinya cacat. peningkatan dan pengembangan fungsi
Keadaaan ini mengakibatkan klien tidak dapat manusia selama hidup dalam kelompok
melakukan aktifitas fisiknya guna memenuhi social sesuai dengan potensi dan norma (1)
kebutuhan dasarnya selama menjalani program Developmental self care requisites
terapi yang diterapkan. Tindakan tersebut kebutuhan-kebutuhan yang dikhususkan
meskipun dari aspek medik menguntungkan, untuk proses perkembangan kebutuhan
tetapi dalam jangka panjang berdampak akibat adanya suatu kondisi yang baru,
negative pada klien karena akan menyebabkan kebutuhan yang dihubungkan dengan suatu
terjadinya penurunan fungsi fisik, intelektual, kejadian, contohnya penyesuian diri
emosional serta sosial (Chefez, 2001). tehadap pertambahan usia, penyesuian diri
terhadap perubahan bentuk tubuh, (3)
Self Care Health deviation requisites adalah
Merupakan praktek seseorang memulai kebutuhan yang berkaitan dengan adanya
dan menunjukkan kepentingannya dalam penyimpangan status kesehatan seperti:
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kondisi sakit atau injuri, yang dapat
kesejahteraan, maksudnya tidak ada menurunkan kemampuan individu untuk
keterbatasan pada seseorang untuk melakukan memenuhi kebutuhan self carenya baik
perawatan bagi dirinya sendiri, termasuk secara permanent atau kontemporer,
memberikan perawatan bagi kepentingan kebutuhan itu dilakukan untuk mencari
orang lain. Teori self care menyebutkan bahwa pengobatan yang tepat dan aman,
merawat diri dan ketergantungan dalam menyadari dampak dari patologi penyakit,
perawatan diri adalah sesuatu prilaku yang memilih prosedur diagnostik, terapi dan
dipelajari setiap individu untuk rehabilitasi yang tepat dan efektif,
mempertahankan hidup, kesehatan dan memodifikasi konsep diri agar dapat
kehidupan yang lebih baik, individu dapat menerima status kesehatannya dan
melakukannya sendiri sesuai dengan tingkat mengatasi hal tersebut, belajar hidup
ketergantungan dan kemampuan yang dengan keterbatasan sebagai dampak dari
dimilikinya (Louis. G, 2007). kondisi patologis, efek pengobatan dan
Teori self care didasarkan pada beberapa diagnostik serta selalu meningkatkan
konsep dasar antara lain adalah (1) Self care kemampuan (Tomey, 2006).
adalah suatu kegiatan individu untuk
meningkatkan kehidupan dan Therapeutik self care demand adalah
mempertahankan kehidupan yang lebih baik jika seseorang tidak mampu memenuhi
(2) Self care agency adalah kemampuan kebutuhan self carenya maka akan
seseorang untuk menampilkan aktifitas dibutuhkan therapeutic self care demand
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

yaitu totalitas dari tindakan self care yang Kerangka Konsep Untuk Praktek Kep
erawatan

diinisiasikan dan dibentuk untuk memenuhi Self Care

kebutuhan self care dengan menggunakan


metode yang valid yang berhubungan Self care Self care
dengan tindakan yang akan dilakukan. agency demand
defisit
Penerapanya yang efektif dilakukan oleh
seorang perawat harus dinamis karena
Nursing
therapeutic self care demand sangat agency

specifik untuk tiap-tiap individu tergantung


waktu, tempat dan situasi. (Menamara.C, Skema kerangka konsep ( Tomey,
2006)

2006)

Self Care Devicit Keperawatan dapat diberikan jika


Gambaran konseptual penerima ada self care devisit, self care agency dan
asuhan keperawatan sebagai seseorang kebutuhan self care therapeutic, sedangkan
yang tidak mampu melakukan perawatan nursing agency adalah kemampuan
dirinya secara terus menerus atau seseorang perawat untuk menemukan
keperawatan mandiri terhadap hal-hal yang kebutuhan self care therapeutiknya.
berkaitan dengan kesehatanya. Dorothea E. Orem mengidentifikasi
Orem mengidentifikasi 5 (lima) 3 klasifikasi nursing system yaitu: (1)
metode yang dapat digunakan dalam Wholly Compensatory System: Merupakan
menyelesaikan self care deficit :aktifitas suatu situasi klien tidak mampu melakukan
yang dilakukan untuk orang lain, self carenya secara mandiri sehingga perlu
memberikan petunjuk dan pengarahan, mendapatkan bantuan dari sering perawat.
memberikan dukungan fisik dan psikologis, Ada 3 kondisi yang termasuk kategori ini
memberikan dan memelihara lingkungan yaitu: tidak dapat melakukan tindakan self
yang mendukung pengembangan personal, care misalnya penderita koma, dapat
pendidikan. membantu keputusan, observasi atau
Perawat dapat membantu individu pilihan tentang self care tetapi tidak dapat
dengan menggunakan beberapa atau semua melakukan ambulasi atau pergerakan
metode tersebut dalam memenuhi self manipulatif serta tidak mampu membuat
carenya Orem mendefinisikan 5 area keputusan yang tepat tentang self carenya.
aktifitas praktek keperawatan, yaitu: (2) Partly Compensatory system: Suatu
membina dan menjaga hubungan perawat situasi antara perawat dan klien mempunyai
klien (individu, kelurga dan kelompok) andil yang sama dalam melaksanakan self
sampai klien pulang, menentukan jika ada care defisit, (3) Supportive-Educative
bagaimana klien dapat ditolong oleh System: Suatu cara dimana pasien mampu
perawat, berespon pada pertanyaan, menolong dirinya melakukan self care
keinginan dan kebutuhan klien akan kontak sesuai dengan kemampuan.
dengan perawat dan asisten, menetapkan, Paradigma keperawatan meliputi
memberikan dan meregulasi bantuan manusia, lingkungan, kesehatan dan
langsung pada klien, koordinasi dan keperawatan dalan implikasinya model dan teri
integrasi perawatan dengan kegiatan keperawatan selalu terintegrasi dengan
seharihari klien, perawat kesehatan lain, paradigma keperawatan yang masingmasing
pemberian pelayanan social dan pendidikan komponen saling terintegrasi antara satu
yang dibutuhkan atau yang sedang dengan yang lainnya.
diterima.
Paradigma keperawatan Orem terdiri:
Manusia Orem mengemukakan pandangannya
tentang manusia dalam kaitannya dengan teori
self care sebagai berikut : (a) Individu sebagai
kesatuan yang unik yang menjalankan fungsi
biologis, simbolik dan sosial dengan
melakukan aktifitas self care untuk
29
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

mempertahankan kehidupan, kesehatan dan seperti orang sakit, lemah, usia tua atau
kesejahteraan (b) Setiap individu memerlukan cacat. Keperawatan merupakan jenis
self care dan mempunyai hak untuk memenuhi pelayanan spesifik yang didasari oleh dua
kebutuhannya sendiri selama masih mungkin nilai yaitu sosial dan keharusan memberikan
dan pada dasarnya kebutuhan self care pelayanan. Tujuan keperawatan adalah:
merupakan tanggung jawab individu untuk mempertahankan kebutuhan self care sesuai
memenuhinya (c) Keadaan normal dan kemampuan klien dan meminimalkan dari
maturitas yang cukup, individu bertindak self care deficit, meningkatkan kemampuan
sebagai agent self care untuk dirinya, pada bayi klien dalam pemenuhan kebutuhan self
orang tua bertindak sebagai self care dan pada care, membantu orang lain untuk
individu yang sakit atau cacat, maka keluarga memberikan bantuan self care jika klien
dan perawat menjadi agen self care bagi tidak mampu (Tomey, 2006).
mereka (d) Individu mempunyai kemampuan
untuk berkembang dan belajar dalam
memenuhi kebutuhan self carenya, hal ini di
pengaruhi oleh usia kematangan, kapasitas
mental, sosial budaya masyarakat dan status
emosi individu.
Lingkungan Menurut Orem adalah
segala sesuatu yang berada disekitar pasien
yang mempengaruhi dan berinteraksi dengan
individu, terdiri dari lingkungan fisik, kimia,
biologi dan sosial yang dapat mempengaruhi
individu dalam memenuhi kebutuhan self
carenya secara optimal. Selain itu adajuga
yang disebut juga dengan lingkungan positif
yaitu yang dapat menunjang individu
memenuhi kebutuhan self carenya dan
lingkungan negatif yaitu yang dapat
menghambat pemenuhan kebutuhan self
carenya.
Sehat atau Kesehatan. Sehat merupakan
suatu keadaan yang ditandai dengan
perkembangan struktur tubuh dan fungsi
mental secara terintegrasi dan menyeluruh
meliputi: aspek fisik, psikologis, interpersonal
dan sosial. Status kesehatan ditunjukkan
melalui kemampuan individu mencegah
terjadinya sakit dan mempertahankan dan
meningkatkan status kesehatan, mengobati
penyakit serta mencegah komplikasi. Sehat
merupakan tanggung jawab individu, bila
individu dapat memenuhi kebutuhan self care
secara baik dan optimal maka individu tersebut
dikatakan sehat. Sehat merupakan hasil dari
pengalaman individu menghadapi dan
mengatasi stimulus yang timbul seperti
tuntutan kebutuhan, dorongan dan keinginan.

Tehnologi dalam praktek keperawatan


Keperawatan menurut Orem adalah
kelompok sosial yang memberikan
pelayanan kepada orang yang membutuhkan
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

Teori Orem Dalam Praktek


Keperawatan Dapat dilihat di tabel berikut:

No Tahapan Asuhan Keperawatan Kegiatan dalam Praktek Keperawatan

1 Tahapan I Diagnosa keperawatan Menjelaskan keperawatan diperlukan: analisa dan


dan persepsi interpretasi membuat keputusan dalam keperawatan,
diharuskan adanya pengumpulan fakta klien mengenai
self care agent, terapetik self care demand serta adanya
hubungan diantaranya sehingga dapat ditetapkan self
care deficit . Pada tahap ini ditentukan juga tujuan
memberikan arahan dalam melakukan tindakan
keperawatan. Orem menjelaskan bahwa dalam diagnosa
keperawatan kemampuan klien dan keluarga serta
minat berkolaborasi dengan team mempengaruhi
penyembuhan.

2 Tahap II Mendesain sistem Diberikan perawatan pada klien membuat nursing


keperawatan dan system secara efisien dan efektif merupakan cara yang
perencanaan. valid untuk membantu klien. Desain tersebut termasuk
peran klien dan perawat dalam self care yang harus
dilakukan untuk memenuhi self care therapetic demand
dan mengatur latihan self care agency, melindungi
kekuatan self care agency yang baru berkembang.
Perencanaan adalah arahan dan cara untuk
mengimplementasikan system keperawatan dan
berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan aktifitas
tertentu saat perawat-klien membutuhkan alat–alat yang
31 siap dipergunakan.

30
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

3 Tahap III perawatan dengan komponen pelayanan


Memproduks kesehatan lain, Menuntun, mengarahkan dan
i dan manajemen mendukung klien dalam latihannya untuk
system keperawatan meningkatkan self care, Mengarahkan dan
dinamakan perencanaan dan pengontrolan. mendukung klien untuk aktivitas belajar,
Pengaturan system keperawatan dihasilkan Membuat karekteristik keputusan akan
ketika perawat berinteraksi dengan klien dan kecukupan dan efisiensi self care, pengaturan
melakukan kegiatan yang konsisten untuk latihan atau pengembangan self care agency,
memenuhi therapetic self care demand serta Membuat keputusan tentang hasil dan
mengatur latihan dan pengembangan self bantuan perawat terhadap proses
care, dengan cara : melakukan dan penyembuhan klien dalam system
meregulasi tugas self care untuk klien, keperawatan melalui perubahan peran
mengkoordinasikan tugas self care system perawat dan klien.
PEMBAHASAN maupun sosial yang selalu berinteraksi dan
Penerapan konsep mobilisasi yang mempengaruhi individu dalam memenuhi
dikaitkan dengan konsep self care Dorothea kebutuhan self carenya. Oleh karena itu dapat
E. Orem adalah manusia dipandang sebagai meningkatkan motivasi klien dalam melakukan
individu yang merupakan satu kesatuan mobilisasi selama dalam keterbatasan fisiknya,
unik yang mampu menjalankan fungsi diperlukan beberapa factor pendukung antara
biologis, simbolik dan sosial dengan lain : ketersediaan fasilitas selama dalam
melakukan aktifitas secara mandiri. perawatan, kekuatan fisik klien, perhatian
Kemampuan individu menjalankan self perawat terhadap kebutuhan dasar klien serta
carenya sangat dipengaruhi oleh berbagai dukungan keluarga atau orang-orang yang
faktor antara lain: umur, status berarti bagi klien, hal tersebut sesuai dengan
perkembangan, jenis kelamin, lingkungan, teori Orem yang mengatakan bahwa setiap
pola hidup,dan tersedianya sumber daya individu mempunyai potensi dan motivasi
yang dimilikinya (Orem, 2005). Berbekal untuk memenuhi kebutuhan self carenya, maka
kemampuan yang dimiliki, individu mampu penerapan mobilisasi pada klien yang
untuk berkembang dan belajar dalam mengalami keterbatasan kemampuan fisik
memenuhi kebutuhan self carenya serta merupakan upaya untuk mencapai keadaan
merasa berhak dan bertanggung jawab yang lebih sejahtera. Pengalamanpengalaman
dalam pemenuhannya. Dari pengertian dari kemampuan yang telah didapatkannya
tersebut, Orem memandang bahwa individu selama dalam perawatan perlu dipertahankan
yang mengalami keterbatasan dalam dan ditingkatkan secara terus menerus
melakukan aktifitas akibat dari penyakit sehingga tercapai kondisi sehat yang optimal.
yang dideritanya atau akibat program Bentuk bantuan mobilisasi yang
pengobatan yang diterapkan, pada diberikan pada klien yang mengalami
hakekatnya bukan hanya sebagai objek keterbatasan kemampuan fisik, hendaknya
yang hanya menerima intervensi asuhan selalu mempertimbangkan tingkat
keperawatan semata, tetapi potensi yang ketergantungan, kebutuhan dan kemampuan
ada dalam individu dalam setiap kondisi klien, serta tingkat kemandirian klien, dengan
tertentu perlu dikembangkan dan fokus keperawatan yang terapetik adalah
diberdayakan sesuai dengan kemampuan memberdayakan self care dari pasien. Asuhan
yang dimilikinya, dengan demikian Keperawatan mandiri menurut Orem (2005)
individu merasa diperlukan sebagai sebagaimana dikutip Oleh George (1995)
manusia yang bermartabat dan akan adalah sebagai berikut: Total care, yaitu
dihargai potensi/ kemampuan yang perawat memberikan bantuan keperawatan self
dimilikinya dan merasa dirinya bisa carenya secara menyeluruh karena tingkat
beraktifitas seperti sediakala, saat sebelum ketergantungan klien yang tinggi, Partial
sakit. Care, yaitu perawat membantu pemenuhan
sebagaian self care yang tidak dapat dilakukan
Orem mengatakan bahwa lingkungan sendiri oleh klien, Pasien dapat menolong
pada hakekatnya adalah segala sesuatu yang dirinya sendiri, maka peran perawat hanya
berada disekitar klien baik fisik, biologis
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

memberikan pendidikan kesehatan dan klien baik dalam keluarga, kelompok


penjelasan untuk memotivasi melakukan self maupun masyarakat (Yosept, 2006).
carenya.
Adapun penerapan praktek keperawatan Diagnosa keperawatan
profesional yang berfokus pada asuahan Diagnosa keperawatan ini
keperawatan mandiri pada klien yang menjelaskan keperawatan diperlukan serta
mengalami gangguan mobilitas tergambar menganalisa dari interpretasi proses
dalam sebuah proses keperawatan dengan manajemen kasus klien, yang memerlukan
langkah-langkah sebagai berikut: fakta-fakta tentang self care agency dan
terapeutik self care demand serta hubungan
Pengkajian antara keduanya dapat memberikan arahan
Pengkajian kesehatan pada intinya dalam tindakan keperawatan. Diagnosa
adalah pengumpulan data untuk menentukan yang mungkin timbul pada klien yang
apakah seseorang mengalami masalah (defisit mengalami gangguan mobilitas adalah
perawatan diri). Menurut Orem Perawat harus gangguan mobilitas fisik (perubahan
mampu mengumpulkan data yang sesuai kebutuhan hidup sehari-hari), gangguan
dengan kebutuhan individu. Pengkajian berjalan, resiko gangguan integritas kulit
individu meliputi: usia, jenis kelamin, tinggi dan cemas terhadap proses penyembuhan
badan, berat badan, budaya, ras, status (Brunner & Suddart, 2004; Dochterman.
perkawinan, agama dan pekerjaan klien serta 2004;
mengkaji tingkst kebutuhan akan perawatan Doengoes. 2000).
diri klien serta mengkaji tingkat kebutuhan
akan perawatan diri klien (Orem, 2005). Perencanaan
Proses keperawatan yang berisi
sejumlah rancangan intervensi yang akan
32 diterapkan pada klien, pada tahap ini sangat
Pengkajian merupakan tahapan penting untuk meminta persetujuan dari
pertama dalam proses keperawatan, oleh klien terhadap intervensi yang telah
karena itu dituntut kentrampilan serta disusun.
pengetahuan yang mendalam agar pada saat
melakukan asuhan keperawatan pada tahap
selanjutnya dapat berhasil dengan baik.
Tahap pengkajian pada klien yang
mengalami gangguan mobilisasi meliputi
beberapa aspek antara lain aspek fisik/
biologis yang meliputi: kekuatan dan tonus
otot terutama anggota gerak (apakah ada
atropi, fleksiditas dan kontraktur pada
sendi), sirkulasi perifer, kesimetrisan
bentuk anggota gerak, sensasi kulit terhadap
rangsangan rasa nyeri dan suhu,
kemampuan mempertahankan pusat
gravitasi gerak, bladder distention,
keseimbangan cairan dan elektrolit,
eliminasi, aspek psikologi terutama tingkat
kecemasan klien yang dapat diamati dari
respon klien terhadap semua tindakan yang
diberikan (marah, agresif, serta penolakan
terhadap tindakan perawat), tingkat
kejenuhan/ tingkat motivasi klien selama
dalam perawatan yang bisa diamati dari
penurunan motivasi belajar dan apatis
terhadap program pendidikan yang
diberikan. Aspek sosial terutama peran
33
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

Menurut Orem perencanaan evaluasi secara spesifik, tetapi Orem


menggambarkan hubungan antara mengungkapkan bahwa klien
perawatklien yang membutuhkan kontrak. membutuhkan
Kesepakatan yang timbul akan membantu
33
dalam membuat perencanaan yang sesuai
kebutuhan klien. Perencanaan mencakup kemandirian dalam mengatasi masalah
informasi tentang masalah yang timbul kesehatannya oleh karena itu evaluasi
serta hal- hal yang diharapkan. Perawat difokuskan pada: klien mampu
perlu memperhatikan kebutuhan klien, mempertahankan kebutuhan self carenya, klien
termasuk dalam Wholly Compensatory mampu mengatasi deficit self care, klien
System, Partly Compensatory System, mampu memobilisasi dirinya, klien mampu
Supportive Education mendemonstrasikan mobilisasi diri di depan
System.(Menamara.C,2006). perawat.

PENUTUP
Implementasi
Implementasi adalah aplikasi Mobilisasi merupakan suatu kebutuhan
intervensi yang telah diterapkan, sesuai yang mendasar dan utama bagi setiap individu
dengan perencanaan yang telah dibuat dan hak bagi setiap individu untuk dapat
menurut Orem implementasi adalah suatu terpenuhi dengan optimal baik dalam keadaan
kerjasama perawat-klien yang saling sehat maupun dalam kondisi sakit, dalam
melengkapi. Perawat bertindak dengan kondisi klien mengalami keterbatasan
berbagai cara untuk meningkatkan kemampuan bergerak. Dukungan dan bantuan
kemampuan klien. Tindakan yang dapat dari perawat professional sangat diperlukan,
dilakukan adalah meningkatkan self care akan tetapi bantuan yang diberikan seharusnya
klien, memenuhi kebutuhan self care klien selalu mempertimbangkan tingkat
dan menurunkan self care deficit ketergantungan dan potensi yang dimiliki oleh
(Menamara. C, 2006). klien sehingga asuhan keperawatan yang
diberikan dapat tercapai dengan memegang
Implementasi yang dapat diberikan prinsip kemandirian klien. Semua individu
antara lain: melakukan tugas self care klien memiliki kemampuan untuk menolong dirinya
dan membantu klien dalam melakukan self sendiri sesuai yang dimaksud oleh konseptual
care, mengkoordinasikan tindakan self care model Dorothe E Orem bahwa kemandirian
sehingga sistem perawatan dapat ada 3 kategori terdiri: total care, partial care
dikoordinasikan dengan pelayanan dan supportif.
kesehatan lain, membantu klien dan
keluarganya dalam melakukan kegiatan
sehari-hari sehingga self care klien KEPUSTAKAAN
terpenuhi, menunjukkan dan mengarahkan Black, J. (2005). Medical surgical nursing (7nd
serta mendorong klien dalam latihan Ed.). Philadelphia, USA.
meningkatkan self care, menstimulasi
ketertarikan klien dalam self care dengan Brunner, & Suddarths. (2004). Medical
mengajukan pertanyaan dan membuka surgical nursing (8th Ed.).
ruang diskusi, memonitor klien dan Philadelphia, USA: Lippincott.
menganjurkan untuk mengevaluasi dirinya
terhadap keberhasilan yang telah dicapai Chefez, B. A., Dickstein, R., Laufer, Y., &
selama perawatan, menilai hasil dari Marcovitz, E. (2001).
bantuan asuhan keperawatan yang telah Journal of rehabilitation
diberikan oleh perawat. research & development.
Diperoleh pada tanggal
Evaluasi 2 januari 2008, dari:
Evaluasi adalah penilaian terhadap http://www.rehab.research.va.gov/jour
pencapaian hasil tindakan keperawatan /01/38/1/pdf/laufer.pdf
yang telah dilakukan Orem tidak membahas
Idea Nursing Journal Vol. I No. 1

Dochterman, J. M., & Bulechek, G. M. 34


(2004). Nursing intervention Menamara, C. (2006). Diperoleh tanggal 10
classification (NIC) (4th Ed.). United Desember 2009, dari: www.library.
States of America: Mosby. strtch.edu/research/subjects/nursingt
Doengous, M. (2000). Rencana h eoris/orem.htm.
asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.
Orem, E. D. (2005). Nursing concepts of
George, J. B. (1995). Nursing theories the base practice. Phildelphia: Mosby.
for professional nursing practice (4th
Ed.). California: Appleton. Tomey, A. M. (2006). Nursing theories and
their work (6th Ed.). Philadelphia,
Ismani, N. (2001). Etika keperawatan. USA.
Jakarta: Widiya Medika.
Yosept, S. (2006). Diperoleh tanggal 22
Kozier, B. (1997). Professional nursing September 2009, dari:
practice concepts and perspectives (3rd http://www.hsc.utoledo.edu/org/whl/
Ed.). California: Addison-wesley. hrtfail.html.

Lewis. (2007). Medical surgical nursing (7th


Ed.). St. Louis, Missouri: Mosby-Year
Book, Inc.

Louis, G. (2007). Diperoleh tanggal 10


Desember 2009, dari:
http://www.sandiego.edu/academics/n
ursing/theory.

Das könnte Ihnen auch gefallen