Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
KIMIA KLINIK
ERBA ® MANNHEIM
PENYUSUN
DGD. DHARMA SANTHI
Penulis
DAFTAR ISI
SPEKTROFOTOMETRI ......................................................................... 1
PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL DAN DIRECT .................................. 10
PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN ........................................................ 13
PEMERIKSAAN ALBUMIN ................................................................... 16
PEMERIKSAAN SGOT ........................................................................ 18
PEMERIKSAAN SGPT ......................................................................... 21
PEMERIKSAAN ALKALINE PHOSPHATASE (ALP) .................................. 24
PEMERIKSAAN GAMMA-GT …………………….......................................... 26
PEMERIKSAAN GLUCOSE GOD FS* …................………………………………. 28
PEMERIKSAAN CHOLESTEROL TOTAL ……………………........................... 30
PEMERIKSAAN BUN (BLOOD UREA NITROGEN) ………….…………............ 33
PEMERIKSAAN CREATININ ……..…………………..…................................. 36
PEMERIKSAAN ASAM URAT ………………………….........………………........... 38
PUSTAKA ......................................................................................... 41
SPEKTROFOTOMETRI
Dari gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih
terang atau lebih banyak di banding cahaya setelah melewati sel sampel.
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan
cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan
dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi: “jumlah radiasi
cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau
ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari
konsentrasi zat dan tebal larutan”.
Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila
peralatan yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa
sinar dengan dengan panjang gelombang tunggal
(monokromatis).
2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan
tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam
satu larutan.
3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang
(tebal kuvet) yang sama.
4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor.
Artinya larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak
terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau
suspensi yang ada di dalam larutan.
5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan
menggangu kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam
menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan
penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen
yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau
kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi
sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan
pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari
alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
Spektrum UV dan UV-VIS
Spektrofotometri uv-vis adalah pengukuran serapan cahaya di
daerah ultraviolet (200-400 nm) dan sinar tampak (400-800 nm) oleh
suatu senyawa. Serapan cahaya uv atau cahaya tampak mengakibatkan
transisi elektronik, yaitu promosi elektron-elektron dari orbital keadaan
dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan tereksitasi berenergi lebih
tinggi. Panjang gelombang cahaya uv atau cahaya tampak bergantung
pada mudahnya promosi elektron.
Molekul- molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk
promosi elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih
pendek. Molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap
pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap
cahaya dalam daerah tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron
yang lebih mudah dipromosikan dari padasenyawa yang menyerap pada
panjang gelombang lebih pendek (Herliani, 2008).
Absorpsi spektrofotometri UV-Vis adalah istilah yang digunakan
ketika radiasi ultraviolet dan cahaya tampak diabsorpsi oleh molekul yang
diukur. Alatnya disebut UV-Vis spektrofotometer. Spektrofotometer UV-Vis
(Ultra Violet-Visible) adalah salah satu dari sekian banyak instrumen yang
biasa digunakan dalam menganalisa suatu senyawa kimia.
Spektrofotometer UV-Vis pada umumnya digunakan untuk:
1. Menentukan jenis kromofor, ikatan rangkap yang
terkonyugasi dan ausokrom dari suatu senyawa organik.
2. Menjelaskan informasi dari struktur berdasarkan panjang
gelombang maksimum suatu senyawa.
3. Mampu menganalisis senyawa organik secara kuantitatif
dengan menggunakan hukum Lambert-Beer.
Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang
dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh
sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup
untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang
lebih tinggi. Spektroskopi UV-Vis biasanya digunakan untuk molekul dan
ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum UV-Vis
mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang
struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini sangat berguna untuk
pengukuran secara kuantitatif. Sinar ultraviolet berada pada panjang
gelombang 200-400 nm, sedangkan sinar tampak berada pada panjang
gelombang 400-800 nm.
Panjang gelombang (λ) adalah jarak antara satu lembah dan satu
puncak, sedangkan frekuensi adalah kecepatan cahaya dibagi dengan
panjang gelombang (λ). Bilangan gelombang adalah (v) adalah satu
satuan per panjang gelombang.
Kebanyakan penerapan spektrofotometri UV-Vis pada senyawa
organik didasarkan n-π* ataupun π-π* karena spektrofotometri UV-Vis
memerlukan hadirnya gugus kromofor dalam molekul itu. Transisi ini
terjadi dalam daerah spektrum (sekitar 200 ke 700 nm) yang nyaman
untuk digunakan dalam eksperimen. Spektrofotometer UV-Vis yang
komersial biasanya beroperasi dari sekitar 175 atau 200 ke 1000 nm.
Identifikasi kualitatif senyawa organik dalam daerah ini jauh lebih terbatas
daripada dalam daerah inframerah. Ini karena pita serapan terlalu lebar
dan kurang terinci. Tetapi, gugus-gugus fungsional tertentu seperti
karbonil, nitro dan sistem tergabung, benar-benar menunjukkan puncak
yang karakteristik, dan sering dapat diperoleh informasi yang berguna
mengenai ada tidaknya gugus semacam itu dalam molekul tersebut.
PEMERIKSAAN BILIRUBIN TOTAL DAN DIRECT
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami cara pemeriksaan bilirubin total direct
dan indirect.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk dapat melakukan pemeriksaan bilirubin total direct dan
indirect.
b. Untuk dapat mengetahui kadar pemeriksaan bilirubin total
direct dan indirect pada suatu sampel serum.
METODE
Uji fotometri menggunakan 2,4 dicloroaniline (DCA)
PRINSIP
Prinsip bilirubin direct adalah bilirubin direct dihdapkan pada bentuk
diazotisasi 2,4 dicloroaniline membentuk warna merah yang bercampur
dalam asam sedangkan bilirubin total yaitu dihadapkan bentuk diazotasi
2,4 diklroaniline menyediakan penentuan yang aman dari bilirubin total.
CARA KERJA
Bilirubin Total
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Di buat formula pada masing – masing tabung dengan rincian
sebagai berikut.
blanko kalibrator Sampel
Sampel - 25µl 25µl
Aquades 25µl - -
Reagen 1 1000µl 1000µl 1000µl
INTERPRETASI HASIL
Kadar Bilirubin
Kategori Total Direct Indirect
Dewasa 0,1-1,2 0,1-0,3 0,1-1,0
Anak-anak 0,2-0,8 - 0,1-1,0
Bayi baru lahir 1,0-1,2 - 0,1-1,0
PEMERIKSAAN TOTAL PROTEIN
TUJUAN
1. TujuanUmum
a. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan total protein
pada sampel serum secara fotometri.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan cara pemeriksaan total protein
pada sampel serum secara fotometri.
2. TujuanKhusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan total protein pada
sampel serum.
b. Mahasiswa dapat menentukan kadar total protein pada sampel
serum.
METODE
Tes fotometri berdasarkan metode biuret
PRINSIP
Bersama dengan ion tembaga, protein membentuk kompleks warna biru
violet dalam larutan alkali. Absorbansi warna berbanding lurus dengan
konsentrasi.
CARA KERJA
1. Digunakan APD dengan baik, benar dan lengkap
2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Dipastikan semua alat dan bahan siap untuk digunakan
4. Disiapkan tiga buah tabung reaksi, masing-masing diisi label dengan
standar, blanko dan sampel
5. Dipipet masing-masing 500 ʮL monoreagen kemudian dimasukkan
ke dalam masing-masing tiga tabung reaksi
6. Dipipet 10 ʮL aquadest dan dimasukkan pada tabung blanko
7. Dipipet 10 ʮL standar reagen dan dimasukkan pada tabung standar
8. Dipipet 10 ʮL sampel serum dan dimasukkan pada tabung sampel
9. Dihomogenkan dan diinkubasi selama 5 menit , pada suhu 20-25°C /
37°C dan dibaca absorbansi tidak lebih dari 60 menit.
10. Dibaca absorbansi sampel pada panjang gelombang 546 nm
11. Diinterpretasikan hasil pemeriksaan total protein yang didapat
INTERPRETASI HASIL
TUJUAN
1. Untuk mengetahui pemeriksaan albumin dalam serum yang diperiksa
2. Untuk mengetahui kadar albumin serum yang diperiksa.
METODE
Metode yang digunakan adalah BCG (Bromocresol green)
PRINSIP
Dengan adanya BCG (Bromocresol green) pada pH yang sedikit asam,
serum albumin memproduksi perubahan warna dari indikator kuning hijau
menjadi hijau – biru yang absorbansinya diukur pada spektrofotometer
dengan panjang gelombang 632 nm.
CARA KERJA
1. Semua alat dan bahan disiapkan terlebih dahulu.
2. Reagen dan sampel dikondisikan pada suhu ruang.
3. Disiapkan 3 tabung serologi dan dilabeli blanko, standard an test.
4. Dipipet 2 mL reagen albumin dan dimasukkan pada ketiga tabung.
5. Pada tabung blanko ditambahkan 0,01 mL aquadest.
6. Pada tabung standar ditambahkan 0,01 mL serum standar.
7. Pada tabung sampel ditambahkan 0,01 m L sampel serum.
8. Masing – masing dimasukkan kedalam kuvet dan diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
632 nm.
NILAI NORMAL
3 – 4,5 g % albumin
PEMERIKSAAN SGOT
(SERUM GLUTAMIC–OXALOACETIC TRANSAMINASE)
TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
a. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip pemeriksaan SGOT
pada serum
b. Mahasiswa mampu memahami teknik/cara pemeriksaan SGOT
pada sampel serum
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan kadar SGOT pada
serum
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar SGOT pada serum yang
diperiksa
METODE
Metode yang digunakan adalah metode spektrofotometri UV
berdasarkan IFCC (International Federation of Clinical Chemistry and
Laboratory Medicine) (Modifikasi)
PRINSIP
Aspartat amino transperase (ASAT/AST) mengkatalis transaminase
dari L-aspartate dan 2-oxogluttarate membentuk L-glutamate dan
oxaloacetate> Oxaloacetate direduksi menjadi L-milate oleh enzim malate
dehydrogenase (MDH) dan nicomamide Adenin denodeotide 9NADH)
teroksidasi menjadi NAD. Banyaknya NADH yang teroksidasi berbanding
lurus dengan aktifitas AST dan diukur secara fotometrik pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 340 nm.
ALAT DAN BAHAN
Alat:
- Mikropipet 100 µl
- Mikropipet 500 µl
- Blue tip
- Tabung reaksi
- Kuvet
- Spektrofotometri
Bahan:
- Reagen ERBA ASAT (SGOT)
R1 Tris buffer (pH 7,8) 110 mmol/L
L-Aspartate 340 mmo/L
LDH > 4000 U/L
MDH > 750 U/L
R2 CAPSO 20 mmol/L
2-Oxoglutarate 85 mmol/L
NADH 1,05 mmol/L
- Sampel serum
- Standar
CARA KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan yang akan diperlukan
2. Monoreagen dibuat dengan mencampurkan 4 bagian R1 dengan 1
bagian R2, kemudian ditunggu 30 menit.
3. Sebanyak 500 µl monoreagen ASAT (GOT) dimasukkan ke dalam
tabung reaksi
4. Ditambahkan 50 µl sampel serum dimasukkan ke dalam tabung
reaksi yang telah berisi reagen.
5. Absorbansi larutan diukur dengan menggunakan spektrofotometer
pada panjang gelombang 340 nm.
6. Absorbansi dibaca setelah 1 menit. Absorbansi dibaca kembali
setelah 1,2 menit berikutnya.
7. Hasil data absorbansi sampel dicatat lalu dilakukan perhitungan
kadar SGOT dari sampel serum yang diperiksa.
INTERPRETASI HASIL
TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mengetahui prinsip pemeriksaan SGPT/ALAT pada
serum.
b. Mahasiswa mengetahui prosedur pemeriksaan SGPT/ALAT pada
serum.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan SGPT/ALAT pada
serum.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar SGPT/ALAT pada serum
sampel.
METODE
Uji UV menurut IFCC (Internasional Federasi dari Kimia Klinik dan
Laboratorium Kesehatan).
PRINSIP
L-Alanine + 2-Oxoglutarate L-Glutamate +
Pyruvate
Pyruvate + NADH + H+ D-Lactate +
NAD+
Penambahan Pyridoxal-5-phospate (P-5-P) menstabilkan aktivitas
transaminase dan menghindari nilai-nilai palsu rendah dalam sampel
mengandung P-5-P, e.g endogen cukup, misalnya dari pasien dengan
infark miokard, penyakit hati, dan pasien perawatan intensif.
ALAT DAN BAHAN
Alat:
Tabung reaksi
Rak tabung
Mikropipet
Tip
Spektrofotometer
Tempat limbah (ember)
Bahan:
Sampel serum (Ni Made Meita Suari, 23 tahun)
Reagen 1
TRIS pH 7,15 140 mmol/L
L-Alanie 700 mmol/L
LDH (Lactate dehydrogenase) 2300 U/L
Reagen 2
2-oxoglutarate 85 mmol/L
NADH 1 mmol/L
Pyridoxal-5-Phosphate FS Buffer pH 9,6 100 mmol/L
Pyridoxal-5-phosphate 13 mmol/L
CARA KERJA
Pembuatan monoreagen
Dipipet 20ml Reagen 1 (4 bagian R1) dan dipipet 5ml Reagen 2 (1 bagian
R2), dihomogenkan dan ditempatkan dalam botol reagen.
Pemeriksaan SGPT
1. Digunakan APD dengan baik, benar dan lengkap.
2. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Dipipet 500µl monoreagen, ditempatkan pada tabung reaksi.
4. Dipipet 50µl sampel, dicampurkan dengan reagen yang telah dipipet
sebelumnya.
5. Dihomogenkan dan dibaca absorbansinya pada spektrofotometer
kurang dari 1 menit.
NILAI NORMAL
Laki-laki : 0 - 50 IU/L
Perempuan : 0 - 35 IU/L
PEMERIKSAAN ALKALINE PHOSPHATASE (ALP)
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami prinsip pemeriksaan Alkaline
Phosphatase (ALP)
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Alkaline
Phosphatase (ALP)
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan
Alkaline Phosphatase (ALP)
METODE
Kinetik fotometri tes, metode standar optimal berdasarkan German Society
of Clinical Chemistry (DGKC).
PRINSIP
ALP
p-Nitrophenylphosphate + H2O Phosphate + p-Nitrophencl
CARA KERJA
Pengujian Sampel
Sampel atau kalibrator 10 µL
Monoreagen 500 µL
Campurkan, baca absorbansi setelah 1 menit pada spektrofotometer. Baca
absorbansi kembali setelah 1,2,3 menit
INTERPRETASI HASIL
25 oc 30 oc 37 oc
Anak-anak
1-12 tahun U/L <480 <596 <727
µkat/L <8.00 <9.93 <12.1
13-17 tahun Wanita U/L <296 <367 <448
µkat/L <4.93 <6.12 <7.47
Pria U/L <617 <767 <935
µkat/L <10.3 <12.8 <15.6
dewasa U/L <170 <211 <258
µkat/L <2.83 <3.52 <4.30
PEMERIKSAAN GAMMA-GT
TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip pemeriksaan Gamma-GT
(GGT) pada serum.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan Gamma-GT (GGT)
pada serum.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Gamma-GT (GGT) pada
serum sampel.
METODE
Uji kolorimetri kinetik sesuai dengan metode Szasz / Persijn [2]. Tes ini
standar sesuai dengan metode IFCC [4]. Hasil menurut IFCC ditentukan
dengan menggunakan faktor khusus atau, dalam kasus penggunaan
kalibrator (TruCal U) dengan menggunakan nilai kalibrasi yang diberikan
untuk metode IFCC.
PRINSIP
GGT mengkatalisis transfer asam glutamat ke akseptor seperti, dalam hal
ini, glycylglycine. 4-amino-2-nitrobenzoate dan membebaskan menyerap
cahaya pada 405 nm. Peningkatan absorbansi pada panjang gelombang
ini secara langsung terkait dengan aktivitas GGT.
Reaksi Kimia:
L-Gamma-glutamyl-3-carboxy-4-nitroanilide + Glycylglycine Gamma-GT
Gamma-glutamyl-glycylglycine + 5-amino-2-nitrobenzoat
ALAT DAN BAHAN
Alat:
Mikropipet dan tip
Spektrofotometer
Tabung serologi
Rak tabung
Beaker glass
Bahan:
Reagen Dyasis Gamma-GT (GGT)
R1 : TRIS Penyangga pH 8,28 135 mmol/L
Glycylglycine 135 mmol/L
R2 : L-Gamma-glutamyl-3-carboxy-4-nitroanilide pH 6,00 22
mmol/L
CARA KERJA
Sampel atau kalibrator 100 µL
Monoreagen 1000 µL
Campurkan, baca absorbansi setelah 1 menit. Baca absorbansi
kembali setelah 1,2,3 menit
INTERPRETASI HASIL
Perempuan Laki-laki
Dewasa < 38 U/L < 55 U/L
Anak-anak/Remaja
1 hari – 6 bulan 15-132 U/L 12-122 U/L
6 bulan – 1 1-39 U/L 1-39 U/L
tahun
1 – 12 tahun 4-22 U/L 3-22 U/L
13 – 18 tahun 4-24 U/L 2-42 U/L
PEMERIKSAAN GLUCOSE GOD FS*
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip pemeriksaan Glukosa pada
sampel serum.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Glukosa pada
sampel serum.
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan
Glukosa pada sampel serum.
METODE
“ GOD-PAP “ : Uji Fotometri Enzimatis
PRINSIP
Penentuan glukosa setelah oksidasi enzimatik oleh oksidase glukosa.
Indikator kolorimetri yang digunakan adalah quinoneimine, yang
dihasilkan dari 4-aminoantipyrine dan phenol oleh hidrogen peroksida
pada aksi katalis peroksidase.
CARA KERJA
Blanko Sampel
Sampel - 10 μL
Blanko 10 μL -
Reagent 1000 μL 1000 μL
Campur, inkubasi 20 menit pada suhu 20⁰C-25⁰C atau 10 menit pada 37⁰C.
Baca Absorbansi Blanko dalam waktu 60 menit
INTERPRETASI HASIL
mg/dl mmol/L
Baru Lahir :
Janin 53-158 3.5-8.8
1 jam 36-99 2.0-5.5
2 jam 36-89 2.2-4.9
5-14 jam 34-77 1.9-4.3
10-28 jam 46-81 2.6-4.5
44-52 jam 48-79 2.7-4.4
Anak-Anak
1-6 tahun 74-127 4,1-7.0
7-19 tahun 70-106 3.9-5.9
Dewasa ( Plasma ) 70-115 3.9-6.4
PEMERIKSAAN CHOLESTEROL TOTAL
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip pemeriksaan Cholesterol
Total pada sampel serum.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan Cholesterol Total
pada sampel serum.
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan
Cholesterol Total pada sampel serum
METODE
Metode pemeriksaan yang digunakan adalah metode kolorimetrik
enzimatik CHOD-PAP
PRINSIP
Kolesterol ditentukan secara hidrolisis dan oksidasi enzimatik.
Indikator kolorimetri adalah quinoneimine yang dihasilkan dari 4-
aminoantipyrine dan fenol dengan katalisator peroksidase
membentuk quinoneimine yang berwarna merah. Intensitas warna
sebanding dengan konsentrasi kolesterol dan dapat ditentukan
secara fotometrik. Absorbansi warna diukur pada panjang
gelombang 546 nm.
CHE
Cholesterol ester + H2O Cholesterol + Fatty Acid
CHO
Cholesterol + O2 Cholesterol + Fatty Acid
POD
2H2O2 + 4-aminoantipyrine + phenol Quinoneimein +
4H2O
CARA KERJA
1. Ambil 3 tabung reaksi dan masing-masing tabung diberi label
“blanko”, “standar”, dan “test”
2. Masing-masing tabung diberi larutan sebagai berikut :
Blanko Standar Test
Reagen 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Aquades 10 µl - -
Standar - 10 µl -
Serum - - 10 µl
3. Campuran dalam masing-masing tabung dihomogenkan
4. Campuran diinkubasi pada suhu ruang (20˚-25˚ C) selama 20 menit
5. Masing-masing campuran dituang ke dalam kuvet
6. Absorbansi campuran tadi dibaca dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 546 nm dengan titik nol sebagai blanko
7. Hasil absorbansi dicatat dan dihitung kadar kolesterol total.
INTERPRETASI HASIL
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui prinsip pemeriksaan BUN (Blood
Urea Nitrogen) pada sampel serum.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan BUN (Blood Urea
Nitrogen) pada sampel serum.
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan
BUN (Blood Urea Nitrogen) pada sampel serum
METODE
Metode yang digunakan adalah metode enzimatik UV Test (Urea-GLDH)
PRINSIP
Reaksi Enzimatis :
Urease
Urea + 2H2O 2NH4+ + HCO3
GLDH
2 – Oxoglutarat + NH4+ + NADH L – glutamate + NAD++
H2O
Bahan :
Aquadest
Reagen Diasys Urean FS monoreagen (dibuat dengan
mencampurkan 4 bagian R1 dengan 1 bagian R2 (20 ml R1 + 5 ml
R2)
Sampel serum
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam
suhu ruang.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko
,standar, test.
3. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :
Aquadest 5 µl - -
Standar - 5 µl -
Sampel - - 5 µl
Monoreagent 500 µl 500 µl 500 µl
TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar kreatinin
dalam serum.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar kreatinin dalam
sampel serum dengan metode Jaffe.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar kreatinin dalam sampel
serum
c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan.
METODE
Metode yang digunakan adalah metode jaffe reaction
PRINSIP
Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana alkali
membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning jingga. Intensitas
warna yang terbentuk setara dengan kadar kreatinin dalam sampel, yang
diukur dengan Fotometer dengan panjang gelombang 490 nm.
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam
suhu ruang.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko
,standar, test.
3. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :
Aquadest 25µl - -
Standar - 25 µl -
Sampel - - 25 µl
Monoreagent 500 j 500µl 500µl
INTERPRETASI HASIL
Nilai kreatinin normal pada metode jaffe reaction adalah:
Laki-laki : 0,6 - 1,1 mg / dL
Wanita : 0,5 - 1,9 mg / dL
PEMERIKSAAN ASAM URAT
TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar asam urat
dalam serum.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiwa dapat melakukan pemeriksaan kadar asam urat
dalam sampel serum dengan metode TBHBA.
b. Mahasiswa dapat mengetahui kadar asam urat dalam sampel
serum
c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil pemeriksaan
METODE
Metode yang digunakan adalah enzimatis fotometri menggunakan TBHBA
(2,4,6-tribromo 3-hodroxybenzoic acid)
Prinsip
Prinsip dari reaksi enzimatik fotometri TBHBA adalah asam urat yang
bereaksi dengan air akan dioksidasi menjadi alantoin oleh adanya urikase,
selanjutnya hidrogen peroksida sebagai hasil samping reaksi tersebut akan
bereaksi dengan 4- aminoantipyrine dan 2,4,6–tribomo–3-hydroxybenzoic
acid (TBHBA) membentuk quinimine yang berwarna merah muda dengan
bantuan peroksidase warna yang terbentuk selanjutnya diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer UV-Visibel pada panjang
gelombang maksimal.
Reaksi Kimia:
Uricase
Asam urat + H2O + O2 Allantoin + CO2 + H2O2
POD
TBHBA + 4-aminoantipyrine + 2 H2O2 Quinoneimine + 3H2O
ALAT DAN BAHAN
Alat:
Spektrofotometer
Tabung reaksi dan rak tabung
Tip
Mikropipet 10 ul dan 1000 ul
Beaker glass
Kuvet
Bahan:
Serum
Reagen asam urat (R1 dan R2)
Standar asam urat
Aquades
CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan dalam
suhu ruang.
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label blanko
,standar, test.
3. Dipipet masing-masing ke dalam tabung :
Aquadest 10 µl - -
Standar - 10 µl -
Sampel - - 10 µl
Monoreagent 500 µl 500 µl 500 µl
INTERPRETASI HASIL
Budiwarsono. 2009. Penyakit Hati hal 14. Surabaya : PIT Pro Prodia Panel