Sie sind auf Seite 1von 8

REGULASI DAN HOMEOSTASIS PADA TINGKAT INDIVIDU

http://hermanuny.blogspot.co.id/2010/06/regulasi-dan-homeostasis-pada-
tingkat.html

Disusun Oleh :
Suhirman
(09108249007)

PRODI PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010

PRAKTIKUM IPA-BIOLOGI
(Konsep Dasar IPA-Biologi)

I.Topik
Regulasi dan Homeostatis pada Tingkat Individu

II.Tujuan
Untuk Mengetahui adanya pengaturan dan keseimbangan dalam tubuh.

III.Alat Yang digunakan


1. Themometer badan
2. tally conter
3. top watch

IV.Dasar Teori
A.Pernapasan
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
1. Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua
cara pernapasan, yaitu :
1. Respirasi / Pernapasan Dada
- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara
masuk ke dalam badan.
2. Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada mengecil
sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh bekerja
berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10
hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan mengikat oksigen
yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc oksigen.
Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan 12 cc
oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana setiap
liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan keluar
dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh
Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2
2.Denyut Jantung
Jantung merupakan salah satu organ tubuh kita yang "tidak bisa" kita kendalikan, berdetak sejak
sebelum kita lahir. Seringkali merupakan cerminan suasana hati, lebih cepat saat cemas, atau saat
sangat bahagia. Pada dunia kedokteran, irama dan denyutnya menjadi sarana mengenali masalah
kesehatan, misalnya gangguan pada jantung sendiri, demam. Di China, denyut nadi merupakan
sarana diagnosa penyakit, dan terapinya sekaligus, sejak ribuan tahun lalu.
Denyut jantung juga merupakan gambaran kebugaran kita. Saat kita bergerak, otot yang bekerja
memerlukan pasokan oksigen untuk mengolah energi yang didapat dari makanan. Udara yang
dihirup oleh paru, dihantarkan darah menuju jantung, kemudian oleh jantung dipompakan
keseluruh tubuh, terutama pada otot yang bekerja.
Otot, terutama anggota gerak tubuh, bisa kita kendalikan. Makin banyak otot yang bekerja,
makin banyak kebutuhan oksigen, makin besar kekerapan denyut jantung kita perlukan. Jadi,
secara tak langsung kita dapat mengendalikan denyut jantung. Sisi baiknya, selain dipergunakan
untuk petanda kebugaran, denyut nadi bisa menjadi panduan dosis olahraga.
Bagaimana menghitung denyut jantung?
Tak perlu stetoskop untuk mengukur denyut jantung, cukup kita hitung denyut nadi pada
pergelangan tangan atau arteri di leher, menggunakan jari tangan, dibantu detikan pada arloji
kita. Menghitung nadi pergelangan tangan dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk dan jari
tengah pada sisi luar tangan, arah terletak ibu jari. Cari urat pergelangan tangan, kemudian geser
sedikit ke arah luar (seperti foto ilustrasi). Tekan ringan, karena bila terlalu kuat akan
menghentikan aliran darah, sehingga denyut tak teraba.
Denyut nadi memang bisa dihitung dalam hitungan detik, biasanya 10 detik, kemudian dikalikan
enam untuk mendapatkan nilai semenit; atau 15 detik, untuk mendapatkan nilai semenit kalikan
empat. Namun, nadi istirahat sebaiknya dihitung satu menit penuh. Menghitung nadi latihan
berbeda dengan nadi istirahat, 10 detik sudah cukup, kalikan enam untuk mendapat nilai satu
menit. Bila aktivitas yang dilakukan pada keadaan tidak bergerak, misalnya pada sepeda statis,
nadi dihitung tanpa menghentikan kayuhan. Namun, bila berjalan atau jogging, berhenti dulu,
jalan di tempat, dan segera hitung nadi. Karena bila ditunda, nadi akan menurun dengan cepat.
Arteri atau pembuluh darah karotis merupakan pembuluh darah besar ,mudah ditemukan, tepat
pada sisi kanan-kiri batang tenggorok/ jakun. Jangan menekan terlalu kuat dan hanya pada satu
arteri, karotis, karena bila ditekan terlalu kuat, denyut jantung dapat menurun dengan cepat dan
membahayakan.
Berapa kali permenit denyut nadi kita?
Denyut nadi bukanlah suatu nilai yang terpatok, ukurannya merupakan range, terendah saat
istirahat, tertinggi saat kita bekerja paling keras. Nadi terendah merupakan denyut nadi saat
bangun tidur, belum melakukan aktivitas. Denyut nadi tertinggi diperoleh dengan jentera lari
atau sepeda dengan pengawasan dokter. Namun, kita bisa memperoleh denyut nadi maksimal
prediksi, yaitu dengan menggunakan perhitungan: 220 - umur. Nilai prediksi ini merupakan
rujukan untuk 100%. Untuk seseorang berusia 40 tahun, maka nilai prediksi maksimalnya: 220 -
40= 180 kali per menit.
Untuk apa prediksi denyut nadi maksimal ?
Nilai dipergunakan untuk membuat zona latihan, yang kemudian dibagi dalam zona: Denyut nadi
maksimal Zona latihan 50 - 60 % aktivitas, sedang 60 - 70 % zona untuk mengatur berat badan,
70-80% wilayah aerobik, 80 - 100% zona kompetitif.
3.Suhu Tubuh
Menurut Om Wiki, "Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu
suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang
dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu
dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi
atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut." Nah dalam hal tsb adalah tubuh,
berarti suhu menunjukkan derajat panas tubuh.
Adapun suhu tubuh dihasilkan dari :
1. Laju metabolisme basal (basal metabolisme rate, BMR) di semua sel tubuh.
2. Laju cadangan metabolisme yang disebabkan aktivitas otot (termasuk kontraksi otot akibat
menggigil).
3. Metabolisme tambahan akibat pengaruh hormon tiroksin dan sebagian kecil hormon lain,
misalnya hormon pertumbuhan (growth hormone dan testosteron).
4. Metabolisme tambahan akibat pengaruh epineprine, norepineprine, dan rangsangan simpatis
pada sel.
5. Metabolisme tambahan akibat peningkatan aktivitas kimiawi di dalam sel itu sendiri terutama
bila temperatur menurun.
a.suhu tubuh normal manusia
Suhu tubuh manusia diatur oleh system thermostat di dalam otak yang membantu suhu tubuh
yang konstan antara 36.5C dan 37.5C. Suhu tubuh normal manusia akan bervariasi dalam sehari.
Seperti ketika tidur, maka suhu tubuh kita akan lebih rendah dibanding saat kita sedang bangun
atau dalam aktivitas. Dan pengukuran yang diambil dengan berlainan posisi tubuh juga akan
memberikan hasil yang berbeda. Pengambilan suhu di bawah lidah (dalam mulut) normal sekitar
37 C, sedang diantara lengan (ketiak) sekitar 36.5 C sedang di rectum (anus) sekitar 37.5 C.
Untuk lebih jelasnya dibawah ini.
Yang mempengaruhi suhu tubuh adalah
1. Kecepatan metabolisme basal
Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas
yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya,
sangat terkait dengan laju metabolisme.
2. Rangsangan saraf simpatis
Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih
cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun
dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi
panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan
peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme.
3. Hormon pertumbuhan
Hormon pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.
4. Hormone tiroid
Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga
peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas
normal.
5. Hormon kelamin
Hormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15%
kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu
lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi
meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.
6. Demam ( peradangan )
Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120%
untuk tiap peningkatan suhu 10°C.
7. Status gizi
Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini terjadi
karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme.
Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami penurunan suhu tubuh
(hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami
hipotermia karena lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan
panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan yang lain.
8. Aktivitas
Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar
komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan
suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.
9. Gangguan organ
Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan
mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan
pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah
kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh
terganggu.
10. Lingkungan
Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang
atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat
mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi
sebagian besar melalui kulit.
V.Cara Kerja
1. Lakukan pengukuran dan pencatatan pada siswa mengenai suhu tubuh, frekuensi denyut
jantung, dan Frekuensi pernaapasan,jumlah siswa lebih dari satu. Hal ini di anggap sebagai
keadaan mula-mula.
2. Siswa disuruh lari-lari di tempat selama 10 menit. Kemudian lakukan pengukuran seperti butir
satu . hal ini di anggap keadaan setelah melakukan kegiatan.
3. Masing-masing pengukuuran dilakukan tiga kali (tiap siswa) dan hasil pengamatan di rata rata.
4. Semua pengamatan dimasukan kedalam tabel.

VI. Data Hasil Percobaan.


Aktivitas Ringan

Aktivitas Berat
Obyek
Percobaan

Sebelum Beraktivitas
Sesudah Beraktivitas

Suhu
Respirasi
Nadi
Keringat
Suhu
Respirasi
Nadi
Keringat
Herman
36,9ºC
20/menit
86/menit
Tidak ada
37ºC
35/menit
88/menit
Sedikit
Citra
36,6ºC
23/menit
68/menit
Tidak ada
36,7ºC
48/menit
76/menit
S

VII. Pembahasan
Suhu Tubuh
Dari studi pustaka yang diperoleh, adanya suatu aktivitas yang dilakukan manusia, akan
menaikkan suhu tubuh. Dari data yang diperoleh, dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan suhu
tubuh pada obyek percobaan. Pada suhu tubuh obyek percobaan antara sebelum dan sesudah
beraktivitas yang ringan tidak sangatlah berbeda. Pada aktivitas yang ringan, suhu tubuh Hida
antara sebelum dan sesudah beraktivitas ringan hanya berbeda 0,1 satu saja, bahkan pada Sella
suhu tubuhnya tetap atau tidak berubah yaitu 36,9. Suhu tubuh normal manusia berkisar antara
36,8 – 37,4. Ini menandakan bahwa aktivitas yang ringan tidak terlalu banyak menaikkan suhu
tubuh manusia. Secara teori, seharusnya pada objek percobaan yang melakukan aktivitas berat
terjadi kenaikan suhu tubuh yang lebih tinggi daripada pada aktivitas ringan. Namun dapat
dilihat dari data hasil percobaan bahwa kenaikan suhu tubuh pada aktivitas berat hanyalah 0,1
saja, sama seperti pada aktivitas ringan. Yang berbeda hanyalah, pada aktivitas ringan,objek
percobaan yang mengalami kenaikan suhu tubuh hanya 1 orang sedangkan pada aktivitas yang
berat, obek perobaan yang mengalami kenaikan suhu adalah kedua-duanya.
Kenaikan suhu tubuh ini dikarenakan karena proses thermoregulasi yang dilakukan oleh tubuh.
Enzim manusia bekerja efektif pada suhu 37 ºC. Pusat pengaturan suhu ada di otak bagian
hipotalamus. Terdapat beberapa efektor yang terlibat. Temperatur diatur dengan beberapa
mekanisme. Fluktuasi temperatur dideteksi oleh reseptor yang disebut thermoreseptor, contohnya
adalah kulit. Jika kita terlalu panas atau dingin baik karena pengaruh dari dalam tubuh kita, maka
thermoreseptor akan memgirimkan impuls saraf ke hipotalamus. Selanjutnya Hypothalamus akan
mengirimkan pesan respon ke efektor seperti kulit untuk meningkatkan atau mengurangi
hilangnya panas dari permukaan dengan berbagai cara.
Frekuensi Respirasi
Dari data yang diperoleh dari percobaan, dapat dilihat bahwa objek percobaan mengalami
kenaikan frekuensi respirasi setelah melakukan aktivitas. Baik itu aktivitas ringan ataupun berat
sama-sama mengalami kenaikan, hanya saja setelah melakukan aktivitas yang berat, kanaikan
frekuensi respirasi akan lebih banyak daripada setelah melakukan aktivitas ringan. Sesuai
literatur, pada saat istirahat, kira-kira 200ml Oksigen jumlah yang ada pada 1 Liter darah yang
dikonsumsi setiap menit. Selama aktivitas berat,penggunaan oksigen dapat meningkat hingga 30
kali lipat. Oleh karena itu harus ada mekanisme untuk menyesuaikan usaha respirasi terhadap
tuntutan metabolik. Irama dasar respirasi dikendalikan oleh sistem saraf dalam medula dan pons.
Untuk menjawab tuntutan tubuh irama ini dapat diubah. Ukuran rongga dada dipengaruhi oleh
kegiatan otot pernafasan. Otot-otot ini berkontraksi dan relaksasi sebagai respon impuls saraf
yang ditransmisi kepadanya dari pusat otak. Selain itu mekanisme yang paling umum untuk
mengontrol hal ini ialah inhibisi umpan balik: Produk-akhir jalur anabolik menginhibisi
(menghambat) enzim yang menngkatalisis langkah awal jalur. Hal ini akan mecegah pengalihan
intermediet metabolik utama yang sedang digunakan untuk aktivitas yang lebih penting ke
sesuatu yang kurang perlu. Sel juga mengontrol katabolismenya. Jika sel tersebut sedang bekerja
keras dan konsentrasi ATP-nya mulai menurun, respirasi akan semakin cepat. Ketika terdapat
banyak ATP untuk memenuhi permintaan, respirasi melambat, mencadangkdan molekul organik
yang bernilai itu untuk fungsi lain. Dari studi pustaka, diketahuiu pula bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi kenaikan frekuensi respirasi adalah kenaikan suhu tubuh karena kerja otot
yang giat, sehingga kecepatan respirasi bertambah.
Frekuensi Nadi
Dari data percobaan yang diperoleh, dpat dilihat bahwa setelah melakukan aktivitas, baik
aktivitas ringan maupun berat akan frekuensi nadi meningkat. Sama seperti pada frekuensi
respirasi, jumlah kenaikan frekuensi denyut nadi pada aktivitas berat lebih banyak daripada pada
aktivitas ringan. Ini menandakan bahwa semakin berat aktivitas yang dilakukan, maka semakin
tinggi frekuensi denyut nadi. Ini sesuai dengan salah satu akibat dari teori umpan balik positif
bahwa pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih banyak panas
keluar tubuh jika suhu tubuh meningkat, sehingga ini mengakibatkan tekanan darah menurun.
Jika tekanan darah menurun, reseptor di arteri karotis akan mendeteksinya dan mengirimkan
sinyal ke otak. Otak kemudian akan mengirimkan pesan ke jantung untuk mempercepat
denyutnya sehingga aliran darah yang dipompa lebih besar dan mengakibatkan pingkatan
tekanan darah.
Keringat
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa pada objek percobaan yang melakukan aktivitas berat
mengeluarkan sedikit keringat. Ini sebagai tanda bahwa tubuh melakukan regulasi akibat dari
tubuh mengalami kenaikan suhu. Jika kita terlalu panas karena pengaruh dari dalam tubuh kita,
maka thermoreseptor akan mengirimkan impuls saraf ke hipotalamus. Selanjutnya Hypothalamus
akan mengirimkan pesan respon ke efektor seperti kulit untuk meningkatkan hilangnya panas
dari permukaan dengan :
- Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut (piloereksi) karena kontraksi
otot-otot kulit
- Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan kulit untuk
meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh meningkat. Sekresi keringat
akan berhenti jika suhu tubuh sudah kembali normal.
- Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih banyak panas
keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh meningkat, dan pembuluh darah akan mengkerut
(vasokonstriksi) untuk meminimalkan hilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah normal
kembali.

VIII. Kesimpulan
Dari analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa, dalam rangka
homeostasis untuk kelangsungan hidup sel-sel dari keadaan tubuh yang kurang
mendukung,tubuh akan melakukan regulasi. Contoh dari regulasi adalah meningkatnya suhu
tubuh, keluarnya keringat, meningkatnya frekuensi respirasi dan denyut nadi dikarenakan
melakukan aktivitas. Aktivitas yang berat akan lebih tinggi menaikkan suhu tubuh, jumlah
keringat, frekuensi respirasi dan denyut nadinya daripada melakukan aktivitas yang ringan.
Mekanisme regulasi dalam rangka homeostasis dalam tubuh manusia ada dua macam, yaitu
Umpan Balik Negatif, yaitu suatu proses yang terjadi ketika sistem tubuh kita butuh diambatkan
atau bahkan memberhentikan secara komplit suatu proses yang sedang terjadi dan Umpan Balik
Positif, yaitu suatu respon untuk menimbulkan atau menguatkan suatu proses fisiologis dan atau
aksi dari suatu sistem, respon ini biasanya merupakan suatu proses siklik yang dapat terus
berlanjut memperkuat suatu aksi atau suatu proses sampai suatu respon umpan balik negatif
mengambil alih. Semua system tubuh organisme saling bekerjasama untuk mempertahankan
homeostasis dalam tubuh. Homeostasis dibutuhkan sel dan jaringan tubuh untuk dapat bekerja
dengan baik menghadapi stressor perubahan lingkungan eksternal. Adapun beberapa mekanisme
homeostasis yang penting antara lain thermoregulasi, osmoregulasi, regulasi air dan elektrolit,
serta glukoregulasi.

IX.Daftar Pustaka
Pertiwi, Kartika Ratna.2008. Hand Out Biologi Umum Regulasi Jurusan Pendidikan Biologi
Semester 1.Yogyakarta:Jurusan Pendidikan Biologi UNY
Soewolo, dkk.2003.FISIOLOGI MANUSIA .Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta. Press.
Campbell,dkk.2002.BIOLOGI.Jakarta:Penerbit Erlangga.

X.Jawaban Pertanyaan
1.Apa yang di maksud dengan Frekuensi pernapasan dan Frekuensi denyut jantung?
Jawab :
Frekuensi pernapasan adalah banyaknya pernapasan pada setiap satuan waktu.
Frekuensi Denyut Jantung adalah bayaknya denyut jantung pada setiap satuan waktu.
2.Jelaskan apa yang di maksud dengan regulasi dan Homeostatis.
Regulasi adalah meningkatnya suhu tubuh keluarnya keringat, meningkatnya frekuensi respirasi
dan denyut nadi dikarenakan melakukan aktivitas.
Homeostatis adalah Aktifitas tubuh dalam rangka pengaturan dan keseimbangan dalam tubuh
3.Sebutkan Faktor-faktor yang mempengaruhi Frekuensi Pernapasan dan Frekuensi denyut
Jantung?
Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi Pernapasan dan denyut Jantung
Aktifitas dan Olah raga

4. Bandingkan hasil pengamatan suhu badan, frekuensi pernapasan, dan frekuensi denyut
Jantung sebelum dan sesudah melakukan kegiatan ! Mengapa demikian?\
Ada perbedaan antara Sebelum dan sesudah aktifitas:
Dalam Keadaan Normal tanpa aktifitas suhu badan,frekuensi pernapasan dan frekuensi denyut
jantung dalam keadaan normal
Dari analisis data yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa, dalam rangka
homeostasis untuk kelangsungan hidup sel-sel dari keadaan tubuh yang kurang
mendukung,tubuh akan melakukan regulasi. Contoh dari regulasi adalah meningkatnya suhu
tubuh, keluarnya keringat, meningkatnya frekuensi respirasi dan denyut nadi dikarenakan
melakukan aktivitas. Aktivitas yang berat akan lebih tinggi menaikkan suhu tubuh, jumlah
keringat, frekuensi respirasi dan denyut nadinya daripada melakukan aktivitas yang ringan.

Das könnte Ihnen auch gefallen