Sie sind auf Seite 1von 18

BAB II

PEMBAHASAN

1. DEFINISI PENGAUDITAN
Pengauditan adalah suatu proses sistimatis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti
yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tingakan dan kejadian-kejadian ekonomi
secara obyektif untuk menentukan tingkat kesesuaian asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasil kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Definisi dari pengertian pengauditan mempunyai arti yang luas dan berlaku untuk
segala macam jenis pengauditan yang memiliki tujuan berbeda-beda. Dalam makalah ini
pembahasan mengenai definisi anak kalimat adalah dalam lingkup audit atas lapran dari suatu
organisasi bisnis, atau disebut audit laporan keuangan.

2. JENIS – JENIS JASA PENGAUDITAN


2.1 JASA PENJAMINAN
Jasa penjaminan (assurance services) adalah jasa profesional independen yang
meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan
informasi yang andal dan relevan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.Pengambil
keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan. Oleh karena itu, mereka mencari jasa penjaminan untuk meningkatkan mutu
informasi yang akan dijadikan sebagai dasar keputusan yang akan mereka lakukan.
Jasa penjaminan dapat diberikan oleh profesi akuntan publik atau auditor independen
atau berbagai profesi lain. Contoh jasa penjaminan yang disediakan oleh profesi lain (selain
yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik) adalah jasa pengujian berbagai produk oleh
organisasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi (television rating), dan jasa pemeringkatan
radio (radio rating). Laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat tersebut sangat
dipercaya oleh masyarakat atau perusahaan yang bermaksud memasang iklan di televisi dan
radio, terutama karena sifatnya yang independen.

2.2 JASA ATESTASI


Jasa atestasi (attestation services) adalah jenis jasa penjaminan yang dilakukan profesi
akuntan publik atau auditor independen dengan menerbitkan suatu laporan tertulis yang
menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang dibuat oleh pihak
lain. Ada tiga bentuk jasa atestasi, yaitu:

1
1. Audit atas Laporan Keuangan Historis
Audit atas laporan keuangan historis adalah salah satu bentuk jasa atestasi yang
dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yang
berisi pernyataan pendapat (opinion) apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Auditing merupakan bentuk
pemberian jasa penjaminan yang paling banyak dilakukan oleh profesi akuntan publik
atau auditor independen dibandingkan dengan jasa penjaminan lainnya.
2. Review atas Laporan Keuangan Historis
Penelaahan (review) atas laporan keuangan historis adalah jenis lain dari jasa atestasi
yang diberikan oleh profesi akuntan publik atau auditor independen. Banyak perusahaan
non-publik menginginkan jaminan atas laporan keuangannya dengan biaya yang lebih
murah. Audit sebagaimana diuraikan di atas menghasilkan jaminan yang tinggi,
sedangkan penelaahan (review) hanya menghasilkan jaminan yang moderat atas laporan
keuangan, dan untuk mendapatkan jaminan demikian dibutuhkan bukti yang lebih
sedikit. Penelaahan (review) untuk keperluan tertentu dipandang sudah cukup memadai
dan dapat dilakukan oleh akuntan publik atau auditor independen dengan biaya auditing
yang lebih murah.
3. Jasa Atestasi Lainnya
Profesi akuntan publik atau auditor independen dapat memberikan berbagai macam
jasa atestasi. Kebanyakan dari jasa atestasi tersebut merupakan perluasan dari auditing
atas laporan keuangan, karena pemakai laporan membutuhkan jaminan independen
tentang informasi lainnya (selain informasi dalam laporan keuangan), contoh bank sering
minta kepada debiturnya (pengambil kredit) agar diperiksa oleh akuntan publik atau
auditor independen untuk mendapatkan jaminan bahwa debitur telah melaksanakan
ketentuan-ketentuan tertentu sebagaimana tercantum dalam akad kredit. Profesi akuntan
publik atau auditor independen dapat juga melakukan atestasi atas laporan keuangan
prospektif kliennya yang sering diperlukan sebagai syarat untuk memperoleh pinjaman.

2.3 JASA PENJAMINAN LAINNYA


Kebanyakan jasa penjaminan lain yang diberikan profesi akuntan publik atau auditor
independen tidak merupakan jasa atestasi. Jasa-jasa tersebut mirip dengan jasa atestasi, yaitu
auditor harus independen dan harus memberikan jaminan atas informasi yang akan dipakai
para pengambil keputusan. Perbedaannya ialah bahwa akuntan publik atau auditor
independen tidak diminta untuk menerbitkan laporan tertulis dan penjaminan tidak mengenai

2
keandalan pernyataan tertulis yang dibuat pihak lain dalam kaitannya dengan suatu kriteria
tertentu.
Dalam penugasan jasa penjaminan semacam ini, jaminan diberikan atas keandalan dan
relevansi informasi yang dinyatakan atau tidak dinyatakan oleh pihak lain. Karakteristik
umum jasa penjaminan, termasuk auditing dan jasa atestasi lainnya, dititikberatkan pada
perbaikan kualitas informasi yang dipakai para pengambil keputusan.

2.4 JASA BUKAN PENJAMINAN


Jasa bukan penjaminan adalah jasa yang diberikan oleh akuntan publik atau auditor
independen yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Profesi akuntan publik atau auditor
independen juga memberikan berbagai jenis jasa lain yang pada umumnya tidak atau bukan
merupakan jasa penjaminan. Jenis jasa bukan penjaminan yang diberikan oleh akuntan publik
atau auditor independen adalah jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa
konsultasi manajemen.

3. SEJARAH FUNGSI PENGAUDITAN


Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahirab pengauditan
laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui
bahwa pada sekitar awal abad ke limabelas jasa auditor telah mulai digunakan di Inggris.
Meskipun pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang
pesat baru terjadi pada abad ini.
Penguditan Independen Sebelum Tahun 1900
Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari Inggris. Akuntansi sebagai
profesi diperkenalkan di bagian benua ini oleh Inggris pada paruh kedua abad ke sembilan
belas. Para akuntan di Amerika Utara mengadopsi bentuk laporan dan prosedur audit
sebagaimana yang berlaku di Inggris.
Perusahaan-perusahaan publik di Inggris pada waktu itu harus tunduk pada undang-
undang yang disebut Companies Act. Menurut undang-undang tersebut semua perusahaan
publik harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk laporan
model Inggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat tidak
sama dengan yang berlaku di Inggris. Sebagaimana disebutka di atas, di Inggris semua
perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib
diaudit. Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang

3
disebut Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai
manfaat pendapat auditor atas laporan keuangan.
Tidak adanya peraturan undang-undang yang mengharuskan audit atas laporan yang
diberikan kepada para pemegang saham, menyebabkan audit pada abad ke semblin belas
menjadi beraneka-ragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca saja, tapi ada pula yang
berupa audit atas semua rekening yang ada pada perusahaan dan dilakukan secara
menyeluruh dan mendalam. Auditor biasanya mendapat penugasan dari manajemen atau dari
dewan komisaris perusahaan, dan laporan hasil audit biasanya dialamtkan kepada pihak
intern perusahaan, bukan kepada para pemegang saham. Pemberian laporan kepada
pemegang saham pada waktu itu tidak biasa dilakukan. Para manajer perusahaan hanya
mengingikan untuk mendapat jaminan dari auditor bahwa kecurangan dan kekeliruan dalam
pencatatan tidak terjadi.

Perkembangan di Abad Keduapuluh


Memasuki abad XX, revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan selama masa
itu jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang saham
juga semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor. Kebanyakan
pemegang saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dan
kesalahpahaman melanda banyak pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan bankir. Pada
umumnya mereka beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratan laporan
keuangan.
Profesi akuntansi di Amerika berkembang pesat setelah berakhirnya Perang Dunia I.
Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung,
sehingga pada tahun 1917 Federal Reserve Board menerbitkan Federal Reserve Buletinyang
memuat cetak ulang suatu dokumen yang disusun oleh American Institute of
Accountant (yang selanjutnya berubah menjadi American Institute of Certified Public
Accountants atau AICPA pada tahun 1957) yang berisi himbauan tentang perlunya akuntansi
yanng seragam, tetapi tulisan tersebut sesungguhnya lebih banyak menguraikan tentang
bagaimana mengaudit neraca. Pernyataan teknis ini merupakan pernyataan pertama yang
dikeluarkan oleh profesi akuntansi di Amerika Serikat dari sekian banyak pernyataan yang
dikeluarkan selama abad ke-20.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi.
Akan tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan
yang umum digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat dalam laporan hasil

4
audit tidak lagi merupakan pekerjaan mengarang kalimat dalam laporan, melainkan
merupakan proses pengambilan keputusan. Alternatif bentuk tipe laporan yang dapat dipilih
auditor tidak banyak, dan sekali auditor memilih jenis pendapat yang diberikan dalam situasi
tertentu, auditor tinggal memilih jenis laporan yang dirncang untuk menyatakn pendapat
tersebut.

Perkembangan Pengauditan di Indonesia


Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda, jumlah
perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya hampir
tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada waktu
itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu
berlangsung hingga Indonesia merdeka. Akuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah
tahun 1950-an, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem
Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi.
Tongga penting perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu
ketika Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia
(PAI) dan Norma Pemeriksaan Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan
tersebut hampir sepenuhnya mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di
Amerika Serikat. Penetapan prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama
dipicu oleh lahirnya pasar modal yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual
sahamnya di pasar modal untuk memliki laporan keuangan yang telah diaudit. Selain itu
perkembangan yang terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut
dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan
mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan
Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas menyusun laporan keuangan dan jika
perseroan merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh
akuntan publik. Pada tahun yang sama lahir pula Undang-undang Pasar Modal yang semakin
meningkatkan peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang
sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan publik).
Sejalan dengan perkembangan profesi akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah
berkali-kali melakukan penyempurnaan dan pemutahiran prinsip akuntansi dan norma
pemeriksaan akuntan agar dapat mangakomodasiperkembangan yang sangat pesat dalam
dunia usaha, dengan tetap mangacu pada perkembangan yang terjadi di Amerika Serikat dan
profesi akuntansi internasional. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip

5
akuntansi dan standar audit yang disebut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)dan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Akuntansi yang
dibentuk IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) yang hingga saat ini telah mencapai 56 buah.
Seperti terjadi di Amerika Serikat seratus tahun lalu, fungsi pengauditan di Indonesia
memasuki abad ke-21 ini masih belum dipahami masyarakat. Banyak kesalahpahaman yang
terjadi atas laporan auditor, karena fungsi audit tidak dipahami dengan benar. Situasi
demikian nampak sekali ketika berbagai kasus terkenal seperti kasus Bank Summa, skandal
Bank Bali yang diaudit oleh Pricewaterhouse Coopers, dan sejumlah kasus lainnya,
dikomentari berbagai pihak. Kebanyakan komentar tersebut mencerinkan kesalahpahaman
masyarakat, tidak saja mengenai makna pendapat auditor atas laporan keuangan yang
diperiksanya, tetap juga mengenai perbedaan antara berbagai jenis audit yang bisa dilakukan
oleh seorang auditor.

4. JENIS-JENIS AUDIT

Audit pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu : audit laporan keuangan,
audit kesesuaian, dan audit operasional. Pengertian ketiga jenis audit tersebut dibahas di
bawah ini.

4.1 AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan sebagai
keseluruhan-yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa-dinyatakan sesuai dengan kriteria
tertentu yang telah ditetapkan. Pada umumnya kriteria yang digunakan adalah prinsip
akuntansi berlaku umum, meskipun audit lazim juga dilakukan atas laporan keuangan yang
disusun berdasarkan dasar tunai ( cash basis ) atau dasar akuntansi lain yang cocok untuk
organisasi yang diaudit. Laporan keuangan yang diperiksa biasanya meliputi neraca ( laporan
posisi keuangan ), laporan laba-rugi, dan laporan arus kas, termasuk catatan kaki ( footnotes ).

Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan-laporan
tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak tertentu untuk berbagai tujuan. Oleh karena itu
akan lebih efisien untuk menggunakan satu auditor untuk melakukan suatu audit dan menarik
kesimpulan yang bisa diandalkan oleh berbagai pihak daripada menyuruh tiap pemakai
laporan melakukan audit secara sendiri-sendiri. Apabila pemakai laporan keuangan
berkeyakinan bahwa audit tidak cukup memberi informasi sesuai dengan tujuan yang

6
bersangkutan, maka pemakai bisa mencari informasi tambahan. Sebagai contoh, suatu audit
umum atas suatu perusahaan bisa memberi informasi keuangan yang memadai bagi seorang
bankir yang sedang mempertimbangan pemberian pinjaman pada suatu perusahaan, tetapi
suatu perusahaan yang sedang mempertimbangkan untuk melakukan merger dengan
perusahaan yang diaudit juga perlu mengetahui tentang harga pengganti aktiva tetap dan
informasi lain yang relevan untuk pengambilan keputusan. Perusahaan tersebut bisa
menggunakan auditornya sendiri untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan.

Pembahasan dalam buku ini sebagian besar ditekankan pada audit atas laporan
keuangan perusahaan ( atau organisasi ) yang dilakukan oleh kantor akuntan publik, namun
demikian pengertian umum jenis-jenis audit yang lain juga perlu dipahami agar tidak terjadi
kesalahpahaman dan dimengerti perbedaannya satu sama lain.

4.2 AUDIT KESESUAIAN

Tujuan audit kesesuaian adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah
mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Audit
kesesuaian untuk suatu perusahaan swasta dapat berupa penentuan apakah karyawan-
karyawan dibidang akuntansi telah mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh
kontroler perusahaan, mengkaji ulang tarip upah untuk disesuaiakan dengan tarip upah
minimum yang ditetapkan pemerintah (UMR), atau memeriksa perjanjian yang dibuat dengan
bankir atau pemberi pinjaman lainnya untuk memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi
semua persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian. Audit kesesuaian atas instansi
pemerintah lebih beranekaragam karena banyaknya peraturan yang ditetapkan oleh
pemerintah yang harus dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah.

Hasil audit kesesuaian biasanya dilaporkan kepada seseorang atau pihak tertentu yang
lebih tinggi yang ada dalam organisasi yang diaudit dan tidak diberikan kepada pihak-pihak
di luar perusahaan. Manajemen biasanya merupakan pihak yang paling berkepentingan atas
hasil audit kesesuaian, dibandingkan dengan pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu sebagian
besar pekerjaan audit semacam ini biasanya dapat dilakukan oleh auditor yang bekerja pada
unit organisasi yang bersangkutan. Namun audit kesesuaian dapat juga dilakukan oleh auditor
yang ditunjuk dari luar organisasi yang diaudit.

7
4.3 AUDIT OPERASIONAL

Audit operasional pengkajian ( review ) atas setiap bagian dari prosedur dan metoda yang
diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil
akhir dari suatu operasional biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk
perbaikan operasi.

Mengingat begitu banyaknya bidang atau bagian yang efektivitas operasionalnya bisa
dievaluasi , maka tidaklah mngkin untuk merumuskan karakteristik pelaksanaan audit untuk
suatu operasional tertentu. Pada suau organisasi,auditor mungkin diperlukan untuk
mengevaluasi relevansi dan kecukupan informasi yang digunakan manajemen untuk
mengambil keputusan apakah akan membeli aktiva tetap baru atau tidak, sedangkan dalam
organisasi yang lain auditor mungkin diperlukan untuk mengevaluasi efisiensi aliran
dokumen dalam memproses penjualan. Dalam audit oprasional, pengkajian tidak hanya
terbatas pada akuntansi, tapi bisa meliputi juga struktur organisasi, operasi komputer, metode
produksi, pemasaran, dan bidang-bidang yang lain asalkan auditor menguasai bidang yang
diaudit

Pelaksanaan suatu audit operasional dan pelaporan hasilnya tidaklah semudah kedua
jenis audit yang telah diterangkan di atas. Efisiensi dan efektivitas jauh lebih sulit untuk
dievaluasi secara objektif bila dibandingkan dengan kesesuaian atau penyajian laporan
keuangan dengan prinsip akuntansi berlaku umum. Perumusan kriteria untuk mengevaluasi
informasi kuantitatif dalam suatu audit operasional sangat bersifat subyektif. Oleh karena itu,
audit operasional lebih mirip suatu konsultasi manajemen daripada suatu pekerjaan audit.

5. JENIS-JENIS AUDITOR

Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : auditor pemerintah, auditor intern,dan
auditor independen atau akuntan publik. Berikut akan dijelaskan masing-masing jenis auditor
tersebut.

5.1 AUDITOR PEMERINTAH

Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan Negara
pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai perwujudan dari pasal 23 ayat 5 Undang-undang
Dasar 1945 yang berbunyi sebagai berikut :

8
Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuangan yang pengaturannya ditetapkan dengan undang-undang. Hasil
pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah
sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara independen, namun demikian badan ini
bukanlah badan yang berdiri di atas pemerintah. Hasil audit yang dilakukan BPK
disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan
keuangan negara.

Di Amerika Serikat audit semacam ini dilakukan oleh The United States General
Accounting Office (GAO). Badan ini melaporkan tugasnya dan hanya bertanggung jawab
kepada Congress. Tanggung jawab pokok para staf audit yang tergabung dalam GAO adalah
melakukan fungsi audit untuk kepentingan Congress. Tugas mereka kebanyakan hampir sama
dengan apa yang dilakukan oleh kantor-kantor akuntan public. Banyak informasi keuangan
yang dibuat oleh berbagai instansi pemerintah harus diaudit lebih dahulu oleh GAO sebelum
disampaikan Congress. Oleh karena kewenangan untuk melakukan pengeluaran dan
penerimaan pada instansi-instansi pemerintah telah dirumuskan dalam undang-undang, maka
audit yang dilakukan kebanyakan merupakan audit kesesuaian.

5.2 AUDITOR INTERN

Auditor intern adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya
berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama
ditujukan untuk mebantu manajemen perusahaan tempa dimana ia bekerja, sama seperti
halnya GAO melakukan tugasnya untuk Congress. Pada perusahaan-perusahaan besar,
jumlah staf auditor intern bisa mencapai ratusan orang. Pada umumnya mereka wajib
memberikan laporan langsung kepada pimpinan tertinggi perusahaan (direktur utama), atau
ada pula yang melapor kepada pejabat tertinggi tertentu lainnya dalam perusahaan (direktur
utama), atau ada pula yang melapor kepada pejabat tinggi teretentu lainnya dalam perusahaan
(misalnya kepada kontroler), atau bahkan ada pula yang berkewajiban melapor kepada
komite audit yang dibentuk oleh dewan komisaris.

Tanggung jawab auditor intern pada berbagai perusahaan sangat beranekaragam


tergantung pada kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Kadang-kadang staf auditor
intern hanya terdiri satu atau dua orang yang sebagian besar waktunya digunkan untuk

9
melakukan tugas rutin berupa audit kesesuaian. Pada perusahaan lain, staf auditor intern bisa
banyak sekali jumlahnya dengan tugas yang bermacam-macam, termasuk melakukan tugas-
tugas di luar bidang akuntansi. Pada tahun-tahun terakhir ini banyak auditor intern terlibat
pula dalam pengauditan operasional atau meningkatkan keahliannya di bidang evaluasi atas
sistem komputer.

Agar dapat melakukan tugasnya secara efektif, auditor intern harus independen
terhadap fngsi-fungsi lini dalam organisasi temapt ia bekerja, namun demikian ia tidak bisa
independen terhadap perusahaannya karena ia adalah pegawai dari perusahaan yang diaudit.
Auditor intern berkewajiban memberi informasi kepada manajemen yang berguna untuk
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan efektifitas perusahan. Pihak luar perusahaan
pada umumnya tidak bisa mengandalkan hasil audit yang dilakukan oleh auditor intern
karena kedudukannya yang tidak independen. Kedudukan yang tidak independen inilah yang
membedakan auditor intern dengan auditor ekstern yang independen dari kantor-kantor
akuntan publik.

5.3 AUDITOR INDEPENDEN ATAU AKUNTAN PUBLIK

Tanggungjawab utama auditor independen atau lebih umum disebut akuntan publik adalah
melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan.
Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka yaitu perusahaan yang
menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan-perusahaan besar,
dan juga pada perusahaan-perusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan
mencari laba. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang harus di audit laporan
keuangannya, dan kalangan bisnis serta banyak pihak lainnya semakin mengenal laporan ini,
maka orang awam sering mengartikan istilah auditor sama dengan akunta publik, padahal
terdapat beberapa jenis auditor yang berbeda-beda fungsi dan pekerjaannya.

Praktik sebagai akuntan publik harus dilakukan melalui suatu kantor akuntan publik
(KAP) yang telah mendapat ijin dari Departemen Keuangan. Selain itu seseorang baru akan
memperoleh ijin berpraktek sebagai akuntan publik apabila yang bersangkutan memenuhi
beberapa syarat seperti diuraikan pada bagian berikut.

6. KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Menurut SK. Menkeu No. 43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997


sebagaimana diubah dengan SK. Menkeu No 470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999,

10
Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaannya.

Jumlah kantor akuntan publik di Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah
sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis. Dewasa ini di seluruh Indonesia
terdapat 448 kantor akuntan publik yang dapat digolongkan menjadi kantor akuntan besar,
sedang, dan kecil. Kantor akuntan publik yang tergolong besar hanya sedikit jumlahnya dan
umumnya bekerjasama dengan kantor-kantor akuntan besar yang berskala internasional.
Sebagian besar terdiri dari kantor-kantor akuntan publik kecil dengan wilayah operasi yang
terbatas.

Di Amerika Serikat perkembangan kantor akuntan publik (CPA firms) sudah sangat
maju sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis di negara tersebut. Dewasa ini
di seluruh Amerika Serikat terdapat lebih dari 45.000 kantor akuntan publik. Kantor akuntan
publik kecil hanya memiliki beberapa orang staf, tetapi kantor akuntan besar ada yang
memiliki ribuan orang staf dan partner. Kantor-kantor tersebut dapat digolongkan menjadi
empat yaitu : kantor akuntan besar internasional, kantor akuntan besar nasional, kanor
akuntan besar regional dan lokal, dan kantor akuntan kecil lokal. Kantor akuntan
internasional yang termasuk kelompok enam besar memiliki kantor di hampir semua kota
besar di Amerika dan kota-kota besar lainnya diberbagai negara di dunia, termasuk di Jakarta.
Kantor akuntan terkecil dalam kelompok enam besar ini memiliki penghasilan internasional
sebesar lebih dari 3 milyard dollar dan penghasilan nasional lebih dari 1 milyard dollar per
tahun. Jumlah staf dan partner pada kantor akuntan terbesar dalam kelompok enam besar
mencapai lebih dari 50.000 orang yang tersebar di seluruh dunia, dan di kota New York saja
terdapat 2.000 orang staf.

Sebelum tahun 1989, di Amerika Serikat terdapat delapan buah kantor akuntan besar
berskala internasional yang disebut the Big Eight, tetapi setelah tahun tersebut dua buah
diantaranya melakukan merger dengan dua kantor besar lainnya., sehingga jumlahnya
menjadi enam buah yang disebut the Big Six. Sejumlah kantor akuntan besar dikelompokkan
sebagai kantor akuntan besar nasional karena memiliki kantor cabang di banyak kota besar di
seluruh Amerika Serikat. Sebagian diantaranya juga bekerjasama dengan kantor akuntan di
negara lain sehingga memiliki kemampuan internasional. Kantor akuntan besar berskala
regional dan lokal berjumlah ratusan buah dengan jumlah staf lebih dari 50 orang. Namun
demikian hampir 95% dari kantor akuntan publik di Amerika Serikat tergolong kantor kecil

11
berskala lokan dengan jumlah staf dengan jumlah staf tidak lebih dari 25 orang. Kantor –
kantor ini pada umumnya melakukan audit dan memberi jasa profesional lain yang berkaitan
untuk perusahaan-perusahaan kecil dan organisasi yang tak bertujuan mencari laba.

7. STRUKTUR KANTOR AKUNTAN PUBLIK

Mengingat pekerjaan audit atas laporan keuangan menuntut tanggungjawab yang besar, maka
pekerjaan profesional kantor akuntan publik menuntut tingkat independensi dan kompetensi
yang tinggi pula. Independensi memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan tanpa bias
tentang laporan keuangan yang diauditnya. Kompetensi memungkinkan auditor untuk
melakukan audit secara efisien dan efektif. Adanya kepercayaan atas independen dan
kompetensi auditor, menyebabkan pemakai bisa mengandalkan diri pada laporan yang dibuat
auditor. Oleh karena kantor akuntan publik demikian banyak jumlahnya, maka tidaklah
mungki bagi pemakai laporan untuk menilai independensi dan kompetensi masing-masing
kantor akuntan publik. Oleh karena itu struktur kantor akuntan publik akan sangat
berpengaruh terhadap hal ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya.

Bentuk usaha KAP yang dikenal menurut hukum di Indonesia ada dua macam, yaitu :

1. KAP dalam bentuk Usaha Sendiri. KAP bentuk ini menggunakan nama akuntan
publik yang bersangkutan.
2. KAP dalam bentuk Usaha Kerjasama. KAP bentuk ini menggunakan nama sebanyak-
banyaknya tiga nama akuntan publik yang menjadi rekan/partner dalam KAP yang
bersangkutan.

Penanggungjawab KAP Usaha Sendiri adalah akuntan publik yang bersangkutan, sedangkan
pertanggungjawaban KAP Usaha Kerjasama adalah dua orang atau lebih akuntan publik yang
masing-masing merupakan rekan/partner dan salah seorang bertindak sebagai rekan pimpinan
(Pasal 3 ayat 2 dan 3 SK. Menkeu No.43/1997).

Kantor akuntan publik yang berbentuk Usaha Sendiri sangat sedikit jumlahnya,
sebagian besar memilih bentuk Usaha Kerjasama. Dalam Usaha Kerjasama, beberapa orang
akuntan publik bekerjasama berpraktik sebagai rekan atau partner, untuk memberikan jasa
profesional berupa pengauditan dan berbagai jasa lain kepada pihak-pihak yang
membutuhkan jasa mereka. Para partner biasanya mempekerjakan sejumlah staf profesional
unuk membantu mereka dalam menjalankan pekerjaannya. Para asisten umumnya terdiri dari

12
akuntan publik bersertifikat yang masih muda dalam pengalaman atau mereka yang
mempersiapkan diri untuk menjadi akuntan pubik bersertifikat.

Dengan adanya audit yang dilakukan oleh entitas terpisah akan mendorong
terciptanya independensi dan menghilangkan hubungan buruh-majikan antara kantor akuntan
dengan kliennya. Selain itu sebagai suatu entitas terpisah memungkinkan sebuah kantor
akuntn menjadi cukup besar sehingga dapat mencegah adanya satu atau seorang klien yang
menjadi sumber pendapatan sangat besar dalam kantor akuntan tersebut yang akhirnya bisa
membahayakan independensi kantor akuntan terhadap kliennya. Kompetensi juga bisa
tercipta berkat terkumpulnya para profesional dalam jumlah yang besar pada satu kantor
publik tertentu untuk bersama-sama berkarya dengan keahlian dan kepentingan yang sama
dan membuat pendidikan profesional berkelanjutan menjadi lebih berarti.

Oleh karena itu hirarki organisasi yang umumnya dijumpai pada kantor-kantor
akuntan publik terdiri dari partner, manajer, supervisor,senior atau in-charge auditor, dan
asisten. Staf baru biasanya mulai sebagai asisten dan seterusnya diperlukan waktu dua sampai
tiga tahun pada setiap jenjang hingga mencapai status partner. Nama-nama posisi setiap
jenjang pada berbagaikantor akuntan publik berbeda-beda, namun penjenjangannnya pada
umumnya hampir sama. Dalam buku ini sebuatan auditor digunakan bagi orang yang
melakukan salah satu atau beberapa tahapan dalam suatu audit. Dalam penugasan audit yang
berskala besar, kadang-kadang digunakan satu atau beberapa auditor untuk setiap tahapan.

8. PERSYARATAN AKUNTAN PUBLIK Dl INDONESIA


Menurut Pasal 6 SK. menkeu No.43/1997, izin untuk mernbuka Kantor Akuntan
Publik (KAP) akan diberikan apabila pemohon memenuhi persyaratan berikut:
 Berdomisili di wilayah Indonesia;
 Memiliki register akuntan
 Menjadi anggota IAI
 Lulus ujian Sertifikasi Akuntan Publik yang disel engarakan IAI;
 Memiliki pengalaman keria minimal 3 (tiga) tahun sebagai akunran dan pengalaman
audit umum sekurang-kurangnya 3.000 jam dengan reputasi baik;
 Telah menduduki jabatan manajer atau ketua tim dalam audit umum sekurang-
kurangnya 1 tahun
 Wajib mempunyai KAP atau bekerja pada koperasi jasa audit

13
9. ORGANISASI AKUNTAN PUBLIK
Di Indonesia hanya terdapat satu organisasi profesi akuntan publik yaitu IAI (Ikatan
Akuntan Indonesia) yang keanggotaannya terdiri dari para akuntan. Dalam organisasi IAI
terdapat 4 kompartemen sesuai dengan bidang kegiatan para anggotanya, yaitu:
kompartemen akuntan publik, kompartemen akuntan manajemen, kompartemen akuntan
pendidik, dan kompartemen akuntan sektor publik.

10. STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK


Ada 4 macam standar profesional yang diterbitkan oleh IAI sebagai aturan mutu pekerjaan
akuntan publik, yaitu:
 Standar Auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis, yang
terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA)
termasuk interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA).Standar ini bersifat
mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan
publik, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.
 Standar Atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan
publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit
atas laporan keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta
tipe perikatan atestasi lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review,
pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 standar
dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Atestasi (PSAT), termasuk Interpretasi
Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT). Standar ini mengikat akuntan publik dan
pelaksanaaannya bersifat wajib.
 Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi
bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.Dirinci dalam
bentuk Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR), dan bersifat
mengikat akuntan publik sehingga pelaksanaannya wajib.
 Pedoman Audit Industri Khusus. Karena beberapa industri memiliki operasi yang
unik dan berdampak terhadap berbagai transaksi yang dicatat dalam akuntansi, maka
auditor memerlukan pedoman untuk melakukan audit terhadap industri tertentu. Hal
ini dimaksudkan agar auditor memiliki kemampuan menafsirkan dengan baik
informasi keuangan yang disajikan oleh perusahaan dalam lingkungan industri
tertentu, sehingga auditor dapat mempertimbangkan dengan baik keunikan bisnis

14
industri tertentu yang berdampak terhadap asersi manajemen yang terkandung dalam
laporan keuangan yang diaudit.

Hubungan antara Standar Atestasi dengan Standar Auditing


Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum merupakan satu di antara jasa atestasi (attest service) yang dapat disediakan oleh
kantor akuntan publik kepada masyarakat. Dalam tahun-tahun terakhir ini permintaan
jasa atestasi oleh klien, lembaga pemerintah, dan pihak lain telah meluas tidak hanya
terbatas pada audit atas laporan keuangan historis, namun mencakup juga jasa profesi
akuntan publik yang memberikan tingkat keyakinan (level of assurance) di bawah tingkat
keyakinan yang diberikan oleh auditor dalam audit atas laporan keuangan historis.
Sebagai contoh, bank meminta jasa kauntan untuk memberikan pernyataan secara tertulis
apakah nasabah tersebut mematuhi persyaratan perjanjian kredit. Untuk menyediakan
pedoman dan untuk mengembangkan rerangka yang lebih luas bagi akuntan publik
dalam melaksanakan dan melaporkan jasa atestasi, IAI menerbitkan serangkaian
Pernyataan Standar Atestasi (disingkat PSAT).

Standar atestasi disusun untuk memberikan panduan umum semua jenis penugasan
atestasi, yang mencakup jasa pemeriksaan (examination), review, dan kompilasi terhadap
asersi manajemen. Jasa pemeriksaan yang dicakup leh standar atestasi meliputi
pemeriksaan terhadap laporan keuangan historis (dikenal dengan istilah auditing atau
pengauditan) dan laporan keuangan prospektif. Sedangkan jasa pemeriksaan terhadap
laporan keuangan historis diatur secara khusus oleh IAI melalui standar auditing. Dengan
demikian standar auditing merupakan bagian dari standar atestasi yang khusus mengatur
mutu jasa akuntan publik yang berkaitan dengan pemeriksaan atas laporan keuangan
historis.

11. STANDAR PENGENDALIAN MUTU


Sebagai upaya untuk menjaga mutu pekerjaan kantor akuntan publik (KAP), organisasi
profesi mewajibkan setiap KAP untuk memiliki suatu sistem pengendalian mutu, Sebagai
pedoman, organisasi profesi menetapkan 9 elemen pengendalian mutu yang harus
dipertimbangkan oleh KAP dalam menetapkan kebijakan dan prosedur untuk mendapatkan
keyakinan yang mernadai tentang kesesuaian dengan standar profesional dalam menjalankan

15
pengauditan dan akuntansi sena review. Penerapan elemen-elernen pengendalian mutu
tersebut pada pernberian jasa lain, seperti perpajakan dan jasa konsultasi bersifat sukarela.

Hubungan Standar Auditing dengan Standar Pengendalian Mutu


PSA No. 01 Hubungan Standar Auditing dengan Standar Pengendalian Mutu (SA 161.03)
menyebutkan bahwa Standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia)
berkaitan dengan pelaksanaan penugasan audit secara individual,standar pengendalian mutu
berkaitan dengan pelaksanaan praktik audit kantor akunan publik secara keseluruhan. Oleh
karena itu, standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan standar
pengendalian mutu berhubungan satu sama lain, dan kebijakan dan prosedur pengendalian
mutu yang diterapkan oleh kantor akuntan publik berpengaruh terhadap pelaksanaan
penugasan audit secara individual dn pelaksanaan praktik audit kantor akuntan publik secara
keseluruhan.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Auditing menawarkan berbagai beragam peluang karir dalam akuntan publik, industri
dan pemerintahan. Masyarakat luas mengakui kelebihan pengetahuan dan keterampilan
auditor yang telah menjadikan profesi auditor demikian tanggap pada permintaan yang
kuat atas beragam jasa atestasi lain dan jasa non asestasi.
Peluang profesional yang memiliki keterampilan auditing dan atestasi meningkat
secara pesat dengan adanya teknologi informasi yang berdampak sangat luas terhadap
sistem laporan keuangan. Secara khusus, Proyek Visi CPA menjadi penting dalam
pembahasan tentang nilai-nilai inti dan kompetensi yang akan menunjang profesi auditor
serta CPA dan lainnya dimasa depan.
Profesi modern dipengaruhi oleh sejumlah profesional dan organisasi-organisasi
pengatur yang berasal dari sektor swasta maupun publik yang menaruh perhatian pada
mutu kerja profesional.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Mahasiswa Akuntansi pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta dapat menjadi referensi bagi yang ingin mengetahui
lebih dalam mengenai Auditing dan Profesi Akuntan Publik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sumber: Auditing Pendekatan Sektor Publik dan Privat, Penulis: Sekar Mayangsari, Puspa
Wandanarum, Hal: 4-7.
http://keuanganlsm.com/jasa-yang-diberikan-oleh-profesi-auditor-lndependen/

http://richank-meister.blogspot.com/2012/09/auditing-i-sejarah-auditing.html

http://kartikayogiswari.blogspot.com/2017/03/definisi-pengauditan.html

18

Das könnte Ihnen auch gefallen