Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Penegakan diagnosis dan rencana perawatan merupakan hal yang sangat penting
dilakukan oleh dokter gigi karena hal tersebut akan mempengaruhi ketetapan dan
keberhasilan pada pasien. Dalam menegakkan diagnosis ada 4 tahap yang harus dijaga yaitu
disingkat dengan “SOAP” (pemeriksaan subjektif, objektif, assessmen dan treatment
planning).
Ø Pemeriksaan subyektif setidaknya ada 7 hal yakni identitas pasien, keluhan
utama, present illnes, riwayat medik, riwayat dental, riwayat keluarga dan riwayat sosial.
a. Identitas pasien diperlukan sebagai pasca tindakan dapat pula sebagai data
mortem (dental forensic), data identitas pasien meliputi :
1. Nama lengkap panggilan 5. Status pernikahan
2. Tempat dan tanggal lahir 6. pekerjaan
3. Alamat tinggal 7. Pendidikan kewarganegaraan
4. Golongan darah 8. No. Telfon pasien
b. Keluhan utama (Chief Complaint CC)
Berkaitan dengan keluhan oleh pasien datang kedokter gigi keluhan utama pasien
akan berpengaruh terhadap pertimbangan dokter dalam menentukan tindakan yang akan
dilakuhkan kepada pasien. Contoh rasa sakit ataupun ngilu rasa tidak nyaman,
pembengkakan, perdarahan, halitosis, rasa malu karena penampilan.
c. Present illness (Present Illness PI)
Mengetahui keluhan utama saja tidak cukup, maka perlu dilakukan pengembangan
masalah yang ada dalam keluhan utama dan lain - lain. Mencari tahu kapan pasien merasakan
sakit/ rasa tidak nyaman sejak pertama kali terasa, apakah bersifat berselang atau terus
menerus, dilihat apakah terlalu pasien merasakan sakit, dilihat faktor pemicunya contoh
lokasi, faktor pemicu, karakter, keparahan, penyebaran.
Anamnesa
Pemeriksaan secara anamnesa dengan mengajukan pertanyaan yang terarah
sehinnga didapatkan faktor penting dalam menegakkan diagnosa.
Jenis pertanyaan yang bisa diajukan antara lain:
o Sakit gigi:
Sakit pada waktu kapan (siang atau malam)?
Apakah ada hubungan dengan makanan yang manis, asam,
panas,dingin?
Sakit terus menerus atau kambuh-kambuhan?
Apakah masih dapat menunjukkan dengan tepat gigi mana yang sakit?
Apakah sakit timbul spontan atau bila kemasukan makanan?
Apakah sakit bila bersentuhan dengan gigi lawan?
Sakitnya menjalar atau tidak?
o Pembengkakan
Sejak kapan terjadi pembengkakan?
Apakah membesar secara cepat atau lambat?
Terasa sakit atau tidak?
Berhubungan dengan gigi yang sakit atau tidak?
Apakah terasa parasthesi/mati rasa?
d. Riwayat medik (medikal history/ PMH)
Apakah pasien pernah rawat inap dirumah sakit karena dengan gejala umum demam,
penurunan berat badan serta gejala umum lainnya. Perawatan bedah, radiologi, alergi obat
dan makanan, anestesi, dan rawat inap dirumah sakit karena penyakit riwayat umum. Jika
pasien pernah rawat inap.
e. Riwayat dental (Post Medical History PDH)
Apakah pasien pernah datang kedokter gigi karena akan mempengaruhi seseorang
dokter gigi dalam meninjau tindakan perawatan pada pasien yaitu pasien rutin kedokter gigi
apa tidak, sikap pasien datang kedokter gigi saat dilakuhkan perawatan, keluhan gigi pasien,
perawatan restorasi, dll. Jika pasien pernah datang kedokter gigi.
f. Riwayat keluarga (Famili History FH)
Ini berkaitan dengan problem herediter yang berkaitan dengan riwayat penyakit
keluarga, seperti ayah ibu pernah rawat inap dirumah sakit, ayah ibu pernah berkunjung
kedokter gigi memeriksakan keluhan.
g. Riwayat sosial (Sosial History SH)
Riwayat sosial yang dapat dipertimbangkan
1. Apakah pasien masih memiliki keluarga
2. Keadaan sosial ekonomi pasien
3. Pasien pergi kekeluar negeri
4. Riwayat seksual pasien
5. Kebiasaan merokok, minum alkohol, pengguna obat-obatan
6. Informasi tentang diet makan pasien
Ø Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan objektif yang dilakuhkan secara umum ada dua macam yaitu
pemeriksaan ekstraoral dan pemeriksaan intra oral.
a. Pemeriksaan ekstra oral
1. Pemeriksaan Limfonodi
2. Pemeriksaan otot mastikasi
3. Pemeriksan temporo mandibullar joint (TMJ)
Pembengkakan ada atau tidak, jika ada maka dilakukan pemeriksaan:
o Regio pembengkakan
o Besarnya pembengkakan
o Nyeri tekan atau tidak
o Konsistensi lunak atau keras
o Fluktuasi (+/-) Inti (+/-)
o Warna pembengkakan
o Suhu ditempat pembengkakan
o Pinggiran rahang teraba atau tidak
o Crepitasi
Konsistensi kelenjar regional
o Kelenjar membengkak, keras, perabaan tidak sakit Proses kronis
o Kelenjar membengkak, lunak dan perabaan sakit Akut
o Kelenjar membesar, keras, dan sakit Eksaserbasi akut
b. Pemeriksaan Intra oral
1. Bentuk bibir 5. Palatum (keras dan lunak)
2. Mukosa labial 6. Ginggiva
3. Mukosa bukal 7. Gigi Geligi
4. Dasar mulut an bagian ventral lidah 8. Frenulum
Pemeriksaan obyektif gigi dapat dilakuhkan dengan pemeriksaan beberapa cara antara
lain sebagai berikut:
1. Inspeksi 5. Tes mobilitas
2. Sondasi 6. Tes suhu
3. Perkusi 7. Tes elektrik
4. Palpasi 8. transimulasi
Ø Diagnosis
Diagnosis adalah cara menentukan jenis penyaki berdasarkan gejala (simtom) dan
tanda (sign) yang ada. Macam macam diagnosis:
a. Diagnosis medis, yaitu proses penentuan jenis penyakit berdasarkan tanda dan
gejala menggunakan cara dan alat penunjang seperti laboratorium, foto dan klinik.
b. Diagnosis banding/ differential diagnostik (DD) yaitu diagnosis yang dilakuhkan
dengan membandingkan tanda klinis suatu penyakit dengan tanda klinis penyakit lain.
Ø Pemeriksaan penunjang
a. Radiografi
Dental radiografi memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosis dan
merencanakan perawatan dan mengevaluasi hasil perawatan untuk melihat keaadaan gigi
secara utuh. Dalam mempelajari bidang radiologi oral ada 2 hal yang perlu diketahui, yakni
1. Tehnik dan cara mendapatkan hasil yang optimal
2. Interprestasi dan menafsirkan radiogram yang telah dibuat
Ada dua macam dalam radiologi kedokteran gigi
1. Radiologi intra oral : tehnik periapikal, tehnik bite wing atau saya gigit, tehnik
oklusal
2. Radiografi ekstra oral : panoramik, oblique lateral, postero anterior PA jaw, reversi
town’s projection
Radiografi intraoral dibagi menjadi kedalam 3 kategori, yaitu
1. Proyeksi periapikal memperlihatkan gambaran suatu gigi berikut tulang sekitarnya
Radiografi periapikal
Ada dua cara dalam radiografi periapikal yaitu :
a. tehnik kesejajaran (pararel)
b. tehnik bidang bagi (bisecting)
2. Proyeksi sayap gigit (bitewing)
Proyeksi ini akan memperlihatkan bberapa mahkota gigi dan mahkota gigi –
gigi serta kista alveooralnya.
3. Proyeksi oklusal
Menunjukan bagian lengkung gigi relatif luas, sementara diantaranya adalah
palatum, dan struktur jaringan keras pada lateral.
Indikasi:
1. Mencari dengan tepat letak akar, gigi supernumery, gigi tidak tumbuh dan impaksi
2. Mencari benda asing dalam rahang, batu alam duktus glandula sublingualis dan
submandibularis.
3. Memperlihatkan dan mengevaluasi keutuhan sinus maksilari bagian anterior medial
dan lateral
4. Membantu pemeriksaan pasien dalam ksus trimus.
5. Menyediaan informasi tentang lokasi, sifat, perluasan dan perpindahan mandibula
maksila yang fraktur
6. Menentukan perluasan penyakit kearah media dan lateral
Radiografi ekstra oral
Salah satunya adalah rongsen panoramik memperlihatkan maksila dan
mandibula secara luas.
Letak pasien
Untuk melihat gambar pada hasil lengkung maksila, kepala pasien ditegakkan dengan
bidang sagital arah vrtikal dan bidang oklusal horisontal. Untuk mandibulla sedikit menengah
untuk mengimbangi perubahan bidang oklusal pada saat bibir atas dab bawah terbuka untuk
melihat hasil.
Ø Prognosis
Prakiraan ramalan tentang jalannya penyakit. (sesudah diberikan pengobatan/
perawatan tertentu). Jenis prognosis :
1. Prognosis bona : ramalan baik
2. Prognosis dubia ad bona : ramalan ragu – ragu condong ke baik
3. Prognosis dubia ad mala : ramalan ragu – ragu condong keburuk
4. Prognosis mala : ramalan buruk
Ø Assessment
Assessment penilaian terhadap status yang diperlukan pasien, baik dalam hal stastus
gizi dan jaringan periodontal apakah bisa dirawat apa tidak, melihat pasien dengan kondisi
yang bisa mempengaruhi rencana perawatan dengan situasi dan keadaan pasien apakah bisa
dilakukan.
Ø Rencana perawatan
Rencana perawatan sangat perlu oleh seorang dokter gigi untuk membuat jadwal kerja
dan prioritas perawatan. Prinsip rencana perawatan yang dapat diaplikasikan sebagai berikut :
1. Mengilangkan keluhan pada pasien.
2. Memberi edukasi
3. Ekstraksi gigi yang tidak dapat dirawat
4. Meningkatkan kondisi periodontal
5. Restorasi gigi yang mengalami karies
6. Prosedur perawatan yang lebih lanjut : endodontik, prostodontik, orthodontik,
dan fase pemeliharaan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi keuntungan dan kekurangan yaitu pasien,
dokter, keuangan, faktor ketersediaan alat dan bahan yang bisa atau dapat untuk digunakan
dalam berbagai macam kebutuhan penaganan.