Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
1: 25-34
Naskah ini diterima pada 8 Desember 2015; revisi pada 18 Januari 2016;
disetujui untuk dipublikasikan pada 3 Februari 2016
ABSTRACT
The aims of this research was to (1) know and analyze the effect of the use Limcakar (liquid waste from crumb
rubber production) as irrigation water on the growth of tomato plants with sub-irrigation system, (2) determine
the needs of irrigation water on the growth of tomato plants with sub-irrigation system, (3) knowing which pond
the waste water can be used for the growth of tomato plants with sub-irrigation, and (4) recommend the used
Limcakar as irrigation water for tomato plants with sub-irrigation system. This research used a complitely
randomized design, consisting two treatment factors with three repetition. The first factor was the use ordinary
water as a control (K0) and Limcakar (K) consisting of a rubber trap pond (K1), anaerobic pond (K2), facultative
pond (K3), and aerobic pond (K4). The second factor is the provision of organic fertilizers (P) consisting of a ½
dose recommendation (P1) and full dose recommendation (P2). The results of research showed that Limcakar give
same respons with using water and Limcakar not interfere with the growth of plants, so the limitations of
irrigation water can be supplied by using Limcakar. The average yield on the most facultative pond treatment
with ½ dose of fertilizer recommendation is 1,188 kg/plant and the needs of irrigation water on the growth of
tomato plants as much as 8,49 mm/day
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui dan menganalisis pengaruh pemanfaatan Limcakar (limbah cair
karet) sebagai air irigasi pada pertumbuhan tanaman tomat dengan sistem sub-irrigation, (2) mengetahui
kebutuhan air irigasi pada pertumbuhan tanaman tomat dengan sistem sub-irrigation, (3) mengetahui pada
kolam yang mana air limbah masih dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman tomat dengan sub-irrigation,
dan (4) merekomendasikan penggunaan Limcakar sebagai air irigasi bagi tanaman tomat pada sistem sub-
irrigation. Penelitian ini menggunakan rancangan faktorial acak lengkap, terdiri dari 2 faktor perlakuan dengan
ulangan sebanyak 3 kali. Faktor yang pertama yaitu penggunaan air biasa sebagai kontrol (K0) dan Limcakar (K)
terdiri dari kolam rubber trap (K1), kolam anaerob (K2), kolam fakultatif (K3), dan kolam aerob (K4). Faktor yang
kedua yaitu pemberian dosis pupuk organik (P) terdiri dari ½ dosis rekomendasi (P1) dan full dosis rekomendasi
(P2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Limcakar memberikan respon yang sama dengan penggunaan air
biasa dan limcakar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman, sehingga keterbatasan air irigasi dapat disuplai
dengan menggunakan Limcakar. Rata-rata hasil panen terbanyak pada perlakuan kolam fakultatif dengan dosis
pupuk ½ rekomendasi yaitu 1,188 kg/tanaman dan kebutuhan air irigasi pada pertumbuhan tanaman tomat
sebanyak 8,49 mm/hr.
25
Aplikasi Sistem Irigasi Bawah Tanah.. (Erma Y, M. Zen Kadir dan Oktafri)
Penelitian ini dimulai dengan menyiapkan tanah limbah akan menjadikan air limbah dapat
sebagai media tanam. Tanah yang digunakan dimanfaatkan sebagai air irigasi, karena telah
sebagai media tanam dalam penelitian ini berasal mengalami perubahan kandungan baku mutu di
dari Laboratorium Lapangan Terpadu, bawah kadar maksimum yang diijinkan untuk
Universitas Lampung. Pengambilan sampel dimanfaatkan oleh masyarakat. Berdasarkan
tanah dilakukan pada kedalaman 5 – 10 cm dari penelitian yang telah dilakukan untuk
permukaan tanah. Sampel tanam di oven pada pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit,
suhu 1050C selama 24 jam, untuk mendapatkan aplikasi pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa
bulk density dari tanah yang ada di lahan sawit untuk menyuburkan lahan kelapa sawit
tersebut. Media tanam digemburkan dengan harus terus dimonitor, sehingga tidak melampaui
cangkul lalu sedikit dipadatkan kemudian kemampuan daya dukung lahan perkebunan,
ditimbang dan diukur setinggi 30 cm lalu jika jumlah limbah cair yang digunakan
dimasukkan ke dalam ember, diupayakan tidak melampaui batas kemampuan maka dapat
terlalu padat dan tidak terlalu renggang, saat mengakibatkan pencemaran tanah (Rahardjo,
setelah dimasukkan ke dalam ember tanah 2009).
diambil sampel untuk mendapatkan bulk density
awal yang ada di dalam ember sebelum Penyemaian benih dilakukan pada bak
ditanamai tomat. kecambah (tray penyemaian), benih disiram
setiap pagi hari, air yang digunakan untuk
Analisis nutrisi yang terkandung di dalam menyiram benih adalah air biasa yang diambil
Limcakar, diperoleh dari analisis data yang dari laboratorium lapangan terpadu. Air
diambil dari PTPN VII UPK Pematang Kiwah dan diberikan secukupnya, pemberian air dilakukan
hasil uji laboratorium BARISTANT. Selain sampai benih menjadi bibit siap tanam.
dianalisis nutrisinya, Air limbah harus melalui Kemudian setelah bibit berumur 30 – 45 hari
proses pengolahan saat akan digunakan untuk dipersemaian, bibit dipindahkan ke ember cat.
air irigasi. Pengolahan air limbah dapat
dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya Ember sebagai tempat tanam harus dilubangi
adalah dengan menggunakan sistem kolam pada bagian bawahnya. Lubang ini berfungsi
secara alami. Proses pengolahan dengan sebagai lubang tempat sumbu yang akan
menggunakan sistem kolam secara alami yaitu meresapkan air ke media tanah, berjumlah 8
proses pengolahan air limbah menggunakan lubang. Bagian bawah ember diberi kain flanel
beberapa kolam penampungan air limbah yang agar air menyebar secara merata pada bagian
airnya mengalir secara gravitasi dengan bawah. Air sebagai sumber irigasi ditempatkan
memanfaatkan bakteri yang hidup secara alami. pada bak penampung air. Ember ditempatkan di
Kolam yang digunakan secara umum yaitu kolam atas tatakan yang sudah diletakkan didalam bak
anaerob dan aerob. Proses pengolahan air penampung. Penanaman bibit ke ember cat
27
Aplikasi Sistem Irigasi Bawah Tanah.. (Erma Y, M. Zen Kadir dan Oktafri)
dilakukan setelah tanaman sudah mempunyai 4 pemupukan dilakukan sesuai perlakuan dan
daun dan batang cukup kuat (30 hari hanya diberikan satu kali selama masa tanam.
dipersemaian), hal itu agar diperoleh tanaman Pengamatan dan penambahan air dilakukan
yang baik pertumbuhannya dan memiliki daya setiap sore. Parameter penelitian yang diamati
produktivitas yang tinggi dalam menghasilkan dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman,
buah (Fitriani, 2012). Penanaman dilakukan diameter batang, hasil panen dihitung dari panen
dengan cara melubangi media tanam dan setiap pertama hingga panen terakhir, bobot basah
lubang dimasukkan sebanyak 1 bibit tomat. tajuk dan akar, Bobot kering tajuk dan akar,
Tomat ditanam sesuai perlakuan. perubahan bulk density, dan kebutuhan air
irigasi. Data yang diperoleh akan dianalisis
Pemeliharaan bibit meliputi penyulaman, dengan menggunakan analisis sidik ragam
pengendalian hama dan penyakit tanaman, menggunakan program SAS dan apabila terdapat
pemupukan serta penyiangan. Penyulaman pengaruh nyata maka akan dilanjutkan dengan
tanaman pada penelitian ini tidak dilakukan uji BNT pada taraf nyata 5%.
karena tanaman tumbuh dengan baik tanpa
adanya kematian. Pengendalian hama dan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
penyakit tanaman dilakukan jika tanaman tomat
terinfeksi penyakit, jika ada yang terinfeksi 3.1. Tinggi Tanaman
pemyakit misalnya pada daun maka daun Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter
tanaman akan segera dibuang. Pemupukan pertumbuhan tanaman. Tinggi tanaman diukur
langsung diberikan pada media tanam sebelum mulai dari pangkal batang hingga daun yang
tanaman dimasukkan ke dalam ember,
Gambar 3. Salah Satu Foto Tinggi Tanaman Tomat pada Kolam Aerob (a) minggu
ke-1 (b) minggu ke-2 (c) minggu ke-3
28
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.5, No. 1: 25-34
tertinggi, yang diamati setiap satu minggu sekali sampai meinggu ketiga adalah perlakuan K2P2
setelah dilakukan pindah tanam. atau perlakuan dengan menggunakan air limbah
pada kolam anaerob dengan dosis pupuk 1 kg/
Berdasarkan Gambar 2 di atas, terlihat bahwa tanaman yaitu 170,33 helai/tanaman.
rata-rata tinggi tanaman minggu pertama, kedua,
dan ketiga pada setiap perlakuan mengalami Pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun
kenaikan. Hasil analisis sidik ragam menyatakan mengalami kenaikan tiap pengukuran dan tidak
bahwa antara tinggi tanaman dengan air limbah ada gangguan pertumbuhan, meskipun
yang digunakan sebagai sumber air irigasi menggunakan air limbah pabrik karet SIR 20,
memberikan respon yang sama dengan pada air limbah terdapat unsur hara nitrogen
penggunaan air biasa. Rata-rata tinggi tanaman yang membantu tanaman dalam pertumbuhan
yang paling tinggi dari minggu pertama pada vegetatif. Nitrogen diperlukan untuk
perlakuan K 4P 1 atau perlakuan dengan pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian
menggunakan air limbah pada kolam aerob vegetatif tanaman (Mulyani, 2010). Limbah cair
dengan dosis pupuk ½ kg/tanaman tetapi pada karet juga mempunyai kandungan phospor, pada
minggu kedua dan ketiga rata-rata tinggi masing-masing kolam yang digunakan untuk
tanaman paling tinggi terjadi pada perlakuan penelitian, berdasarkan hasil uji laboratorium
K3P1 atau perlakuan dengan menggunakan air BARISTAND menunjukkan bahwa kandungan
limbah pada kolam fakultatif dengan dosis pupuk phospor pada kolam rubber trap, anaerob,
½ kg/tanaman (dosis pupuk ½ rekomendasi). fakultatif, dan aerob berturut-turut sebesar 2,9
mg/L, 1,82 mg/L, 1,69 mg/L, dan 1,7 mg/L.
Menurut Mulyani (2010), phosfor yang cukup
3.2. Jumlah Daun Tanaman Tomat juga penting untuk mempercepat pertumbuhan
Parameter pertumbuhan selanjutnya adalah akar semai, memperkuat pertumbuhan tanaman
jumlah daun, jumlah daun diamati setiap satu muda menjadi tanaman dewasa, mempercepat
minggu sekali, data jumlah daun minggu pertama, pembungaan dan pemasakan biji, selain itu
kedua, dan ketiga sejak pindah tanam sampai phosfor berperan dalam penyusunan lemak dan
tanaman berbunga. protein. Jumlah phospor yang sedikit pada air
Berdasarkan Gambar 4 di atas, maka terjadi limbah karet kemudian ditambahkan jumlah
peningkatan rata-rata jumlah daun mulai dari phospor pada pupuk organitrofos, sehingga pada
minggu pertama, kedua, dan ketiga. Hasil analisis perlakuan kolam yang menggunakan air limbah
sidik ragam menyatakan respon yang diberikan rata-rata tinggi tanaman dan jumlah daunnya
antara jumlah daun dengan perlakuan air limbah mengalam peningkatan yang lebih baik
sama dengan respon yang diberikan pada dibandingkan dengan yang hanya menggunakan
penggunaan air biasa. Rata-rata jumlah daun air biasa.
yang paling banyak mulai dari minggu pertama
29
Aplikasi Sistem Irigasi Bawah Tanah.. (Erma Y, M. Zen Kadir dan Oktafri)
(a) (b)
Gambar 7. Salah Satu Foto Tanaman Tomat (a) Siap Panen (b) Pemanenan
30
Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.5, No. 1: 25-34
dan total terendah hasil panen terjadi pada menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara
perlakuan K 0P 1 yaitu perlakuan dengan nyata antar perlakuan.
menggunakan air biasa dengan dosis pupuk 1/2
kg/tanaman (pupuk 1/2 rekomendasi) sebanyak Gambar 10 di atas menunjukkan bahwa rata-rata
2539 gram/tanaman. Hasil analisis sidik ragam berat basah brangkasan bawah pada perlakuan
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan secara K3P1 menunjukkan berat basah brangkasan atas
nyata antar perlakuan, meskipun total hasil paling banyak yaitu 86 g. Hasil analisis sidik
panen mengalami pertumbuhan yang baik dan ragam menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
tidak mengalami gangguan pertumbuhan. secara nyata antar perlakuan.
Gambar 8. Grafik Berat Basah Brangkasan Atas Gambar 9. Grafik Berat Kering Brangkasan Atas
Gambar 10. Grafik Berat Basah Brangkasan Gambar 11. Grafik Berat Kering Brangkasan
Bawah Bawah
33
Aplikasi Sistem Irigasi Bawah Tanah.. (Erma Y, M. Zen Kadir dan Oktafri)
34