Sie sind auf Seite 1von 11

Damianus Journal of Medicine;

Vol.14 No.3 2015: hlm. 161-171

ARTIKEL PENELITIAN

PREVALENSI DAN DETERMINAN PENYAKIT TIDAK MENULAR PADA PRA-


LANSIA DAN LANSIA EKONOMI MENENGAH DI TANGERANG

PREVALENCE AND DETERMINANTS OF NON COMMUNICABLE DISEASES


AMONG MIDDLE CLASS OLDER ADULTS IN TANGERANG

Lie M Sherine Liman1, Herawati Arif2, Charles Surjadi2

1
Fakultas Kedokteran Universitas ABSTRACT
Katolik Indonesia Atma Jaya, Jl. Pluit
Raya 2, Jakarta 14440 Introduction: Noncommunicable diseases (NCDs) are the number one cause of
2
Departemen Ilmu Kesehatan death in the world. In 2008, two thirds of deaths that happen globally are caused
Masyarakat dan Gizi, Fakultas by NCDs. Elderly population are more prone to these NCDs, 96% of this population
Kedokteran Unika Atma Jaya, Jalan
Pluit Raya 2, Jakarta Utara 14440 has at least one NCD. These diseases are greatly affected by their risk factors.
Objectives: To investigate NCDs and their associated factors especially among

Korespondensi: elderly population with middle social economic.

Lie M Sherine Liman, Fakultas Ke- Methods: A cross-sectional study was conducted among members of elderly
dokteran Universitas Katolik Indone- association at St. Monika Church using questionnaire on March 2015 (n=86). The
sia Atma Jaya. Email: sherine_497@
yahoo.com questionnaire consisted of items on personal characteristics, behaviors, and NCDs
history. As for nutritional status, height and body weight measurement will be done.
Data was analyzed with Epi-Info using Chi-Square with 95% confidence interval.
Results: The prevalence of NCDs was 38.4%. The prevalence of hypertension is
the highest among other NCDs (23.3%). Being in the older age group (OR=4.16;
95% CI=1.54-11.24); unemployed (OR=2.89; 95% CI=1.17-7.11), no social
participation (OR=3.01; 95% CI=1.15-7.87); less physical activity (OR=3.20; 95%
CI=1.13-9.03); less fruits and vegetable consumption (OR=3.22; 95% CI=1.26-
8.23); having family members with NCDs (OR=3.58; 95% CI=1.43-8.95) were
found to be associated with higher chance of having NCDs.
Conclusion: Older age, unemployed, no social participation, less physical activity,
less fruits and vegetables consumption, and having family members with NCDs
were associated with higher chance of having NCDs.
Key Words: elderly, middle class, noncommunicable disease

ABSTRAK
Latar Belakang: Saat ini, penyakit tidak menular (PTM) telah menjadi penyebab
kematian utama di dunia. Pada tahun 2008, dua pertiga kematian yang terjadi di
dunia diakibatkan oleh PTM. Kurang lebih 92% lansia setidaknya memiliki satu
PTM. PTM sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor risikonya.
Tujuan: Melihat faktor-faktor yang memengaruhi kejadian PTM pada lansia dengan
sosial ekonomi menengah.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional. Sampel diambil dari

Vol. 14, No. 3, 2015 161


DAMIANUS Journal of Medicine

anggota kelompok lansia (n=86). Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015.
Wawancara pada peserta dilakukan menggunakan kuesioner yang meliputi
karakteristik responden, perilaku responden, dan riwayat PTM. Selain itu, dilakukan
pengukuran tinggi badan dan berat badan. Analisis data dilakukan menggunakan
program Epi-Info dengan uji statistik Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95%.
Hasil: Sebanyak 38,4% responden yang diwawancara memiliki setidaknya
satu PTM, dengan penyakit terbanyak adalah hipertensi (23,3%). Usia tua
(OR=4,16; 95% CI=1,54-11,24); tidak bekerja (OR=2,89; 95% CI=1,17-7,11);
tidak berpartisipasi secara sosial (OR=3,01; 95% CI=1,15-7,87); tidak berolahraga
secara cukup (OR=3,20; 95% CI=1,13-9,03); tidak mengonsumsi buah dan sayur
secara cukup (OR=3,22; 95% CI=1,26-8,23); dan memiliki anggota keluarga yang
menderita PTM (OR=3,58; 95% CI=1,43-8,95) mempunyai kemungkinan yang
lebih tinggi untuk menderita PTM.
Kesimpulan: Kejadian PTM lebih banyak terjadi pada kelompok lansia yang
tidak bekerja, tidak berpartisipasi sosial, tidak berolahraga secara cukup, tidak
mengonsumsi buah dan sayur secara cukup, dan memiliki anggota keluarga yang
menderita PTM, sehingga diperlukan perhatian khusus pada kelompok-kelompok
tersebut.
Kata Kunci: kelompok menengah, lanjut usia, penyakit tidak menular

LATAR BELAKANG
berkembang dan negara berkembang, di mana
Peningkatan populasi lanjut usia terjadi hampir hampir 80% kematian akibat PTM terjadi. Oleh
di semua negara di dunia, baik negara maju karena itu, Indonesia sebagai salah satu negara
maupun berkembang termasuk Indonesia. Di- 1
berkembang tentunya harus lebih waspada.
perkirakan, jumlah penduduk berusia di atas 65
Penyakit tidak menular sangat erat kaitan-
tahun akan meningkat dari 524 juta pada tahun
nya dengan proses degenerasi dan penuaan.
2010 menjadi 1,5 milyar pada tahun 2050, se-
Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis
hingga untuk pertama kalinya populasi penduduk
mengalami penurunan akibat proses degeneratif,
lansia akan melebihi penduduk usia di bawah
sehingga PTM banyak muncul pada usia lanjut.
15 tahun.2
Pada kelompok umur di atas 55 tahun, penyakit
Salah satu konsekuensi dari penuaan adalah
kardiovaskular telah menjadi penyebab kematian
meningkatnya angka kejadian penyakit tidak
terbesar.3
menular (PTM). Berdasarkan WHO, empat jenis
PTM yang utama adalah penyakit kardiovaskular Peningkatan kejadian PTM, terutama penyakit
(penyakit jantung koroner dan stroke), diabetes, jantung, diabetes, dan stroke sangat berkaitan
penyakit pernafasan kronis (penyakit paru ob- dengan terjadinya peningkatan faktor risiko
struktif kronis dan asma), dan kanker. Saat ini, akibat perubahan gaya hidup seiring dengan
PTM telah menjadi penyebab kematian utama di perkembangan dunia yang semakin modern,
dunia. PTM terutama terdapat di negara kurang pertumbuhan populasi, dan juga peningkatan

162 Vol. 14, No. 3, 2015


Prevalensi dan determinan penyakit tidak menular pada pralansia dan lansia ekonomi menengah di Tangerang

usia harapan hidup.4 Berdasarkan data WHO, wawancara. Pertanyaan untuk wawancara me-
sekitar 80% kejadian penyakit jantung, stroke, liputi status demografi, perilaku konsumsi buah
dan diabetes mellitus tipe II, dapat dicegah den- dan sayur, olahraga rutin, perilaku merokok,
gan mengeliminasi faktor-faktor risiko utamanya. konsumsi alkohol, riwayat PTM keluarga, dan
Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilihat riwayat PTM responden. Untuk status gizi dilaku-
mengenai faktor-faktor determinan dari PTM kan pengukuran berat badan dan tinggi badan.
khususnya pada pralansia dan lansia. Sebelum diolah, kuesioner diperiksa kelengka-
pannya. Data dimasukkan ke dalam komputer
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
dan diolah secara univariat dan bivariat meng-
persentase individu berusia 45 tahun atau lebih
gunakan program Epi-Info dengan uji statistik
yang menderita PTM, lebih lanjut untuk menge-
Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95%.
tahui faktor-faktor yang memengaruhi kejadian
PTM pada individu berusia 45 tahun atau lebih.

HASIL

METODE PENELITIAN
Karakteristik usia responden dikelompokkan
Jenis penelitian ini adalah observasi analitik, menjadi pralansia (45-59 tahun) dan lansia (≥60
dan menggunakan desain cross-sectional. tahun). Usia termuda adalah 46 tahun dan tertua
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015. adalah 82 tahun, dengan rerata usia 62,3 tahun
Populasi target adalah seluruh individu berusia dan median 63 tahun. Sebanyak 59,3% res-
45 tahun atau lebih di Tangerang. Populasi ponden merupakan lansia. Tingkat pendidikan
terjangkau adalah individu berusia 45 tahun atau sebagian besar responden adalah tamat pergu-
lebih di Gereja Santa Monika BSD, Tangerang. ruan tinggi (39,5%). Mayoritas lansia diketahui
Sampel penelitian ini adalah seluruh anggota sudah menikah (86,0%); berpenghasilan antara
perkumpulan lansia Servio di Gereja Santa Rp5.000.000,00-Rp9.000.000,00; serta masih
Monika BSD, Tangerang. Kriteria inklusi dalam bekerja (52,3%). Berdasarkan hasil penelitian,
penelitian ini, yaitu seluruh anggota perkumpulan sebanyak 73,3% responden tinggal bersama
lansia Servio di Gereja Santa Monika BSD keluarganya, sedangkan responden yang tinggal
yang bersedia menjadi responden yang bersama pasangannya ada sebanyak 18,6%.
dibuktikan dengan pengisian informed consent. Sisanya sebanyak 8,1% tinggal sendiri. (Tabel 1)
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara
Sebagian besar responden diketahui kurang
lain menolak untuk melanjutkan partisipasi dan
menerapkan pola hidup sehat karena tidak rutin
mengalami kesulitan berkomunikasi (gangguan
berolahraga (67,4%), tidak mengonsumsi buah
pendengaran, gangguan berbicara, dan lain-
dan sayur (55,8%), dan tidak berpartisipasi sosial
lain).
(60,5%). Namun, mayoritas responden diketahui
Pengumpulan data dilakukan dengan metode tidak merokok (86,0%) dan tidak mengonsumsi

Vol. 14, No. 3, 2015 163


DAMIANUS Journal of Medicine

Tabel 1. Data Demografi Responden

Karakteristik responden Jumlah (N=86) Persentase (%)

Jenis kelamin
Laki-laki 40 46,5
Perempuan 46 53,5
Usia (tahun)
Pralansia (45-59) 35 40,7
Lansia (≥60) 51 59,3
Tingkat pendidikan
Tamat SD 6 7,0
Tamat SLTP 15 17,5
Tamat SLTA/SMK 18 20,9
Tamat D1/D2/D3 13 15,1
Tamat perguruan tinggi 34 39,5
Status pernikahan
Belum menikah 5 5,8
Sudah menikah 74 86,0
Cerai mati 7 8,2
Pengeluaran per bulan
< 5 juta 9 10,5
5 juta – 9 juta 45 52,3
10 juta – 14 juta 17 19,8
≥ 15 juta 15 17,4
Pekerjaan
Bekerja 45 52,3
Tidak bekerja 41 47,7
Living arrangement
Tinggal sendiri 7 8,1
Tinggal bersama pasangan saja 16 18,6
Tinggal bersama keluarga 63 73,3

alkohol (84,9%). (Tabel 2) untuk menderita PTM dibandingkan pralansia


(p=0,004). Sebanyak 22 (66,7%) responden
Sebanyak 38,4% responden menderita setida-
yang memiliki keluarga dengan PTM dan 11
knya satu PTM, dengan PTM yang paling banyak
(33,3%) responden yang tidak memiliki keluarga
diderita adalah hipertensi (23,3%). Kemudian
dengan PTM menderita setidaknya satu PTM,
disusul dengan diabetes (15,1%), penyakit jan-
serta diketahui lansia yang memiliki anggota
tung (12,8%), dan stroke (7,0%). Sebanyak
keluarga dengan PTM berisiko 3,58 kali untuk
47,7% responden memiliki riwayat PTM pada
menderita PTM dibandingkan mereka yang
keluarga. (Tabel 3)
tidak memiliki anggota keluarga dengan PTM
Sebanyak 26 (78,8%) responden dengan usia (p=0,005). Sebanyak 27 (81,8%) responden
≥60 tahun dan 7 (21,2%) responden dengan usia yang tidak berolahraga rutin memiliki setidaknya
45-59 tahun memiliki setidaknya satu PTM, serta satu PTM dan hanya 6 (18,2%) responden
diketahui responden lansia berisiko 4,16 kali yang berolahraga rutin memiliki PTM, serta

164 Vol. 14, No. 3, 2015


Prevalensi dan determinan penyakit tidak menular pada pralansia dan lansia ekonomi menengah di Tangerang

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan Jumlah (N=86) Persentase (%)

Olahraga rutin
Ya 28 32,6
Tidak 58 67,4
Konsumsi buah dan sayur
Ya 38 44,2
Tidak 48 55,8
Perilaku merokok
Ya 12 14,0
Tidak 74 86,0
Konsumsi alkohol
Ya 13 15,1
Tidak 73 84,9
Partisipasi sosial
Ya 34 39,5
Tidak 52 60,5

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Penyakit Tidak Menular

Karakteristik Responden Jumlah (N=86) Persentase (%)


PTM responden
Ya 33 38,4
Tidak 53 61,6
Jenis PTM responden
Diabetes 13 15,1
Hipertensi 20 23,3
Penyakit Jantung 11 12,8
Stroke 6 7,0
PTM keluarga
Ya 41 47,7
Tidak 45 52,3

diketahui responden yang tidak berolahraga kali untuk menderita PTM dibandingkan mereka
rutin berisiko 3,20 kali untuk menderita PTM yang mengonsumsi buah dan sayur secara
dibandingkan mereka yang berolahraga rutin cukup (p=0,013). Sebanyak 12 (36,4%) res-
(p=0,025). Sebanyak 24 (72,7%) responden ponden yang memiliki pekerjaan dan 21 (63,6%)
yang tidak mengonsumsi buah dan sayur secara responden yang tidak memiliki pekerjaan
cukup dan teratur memiliki setidaknya satu menderita setidaknya satu PTM, serta diketahui
PTM dan sebanyak 9 (27,3%) responden yang responden yang tidak memiliki pekerjaan berisiko
mengonsumsi buah dan sayur secara teratur 2,89 kali untuk menderita PTM dibandingkan
memiliki setidaknya satu PTM, serta diketahui mereka yang bekerja (p=0,019). Sebanyak 8
seseorang yang tidak mengonsumsi buah dan (24,2%) responden yang memiliki partisipasi
sayur secara cukup dan teratur berisiko 3,22 sosial dan 25 (75,8%) responden yang tidak

Vol. 14, No. 3, 2015 165


DAMIANUS Journal of Medicine

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Penyakit Tidak Menular

Penyakit Tidak Menular Total


Karakteristik responden Ya Tidak Nilai P OR 95% CI
N %
N % N %
Kelompok usia
Pralansia 7 21,2 28 52,8 35 40,7 0,004 4,16 1,54-11,24
Lansia 26 78,8 25 47,2 51 59,3
PTM keluarga
Ya 22 66,7 19 35,8 41 52,3 0,005 3,58 1,43-8,95
Tidak 11 33,3 34 64,2 45 47,7
Olahraga rutin
Ya 6 18,2 22 41,5 28 32,6 0,025 3,20 1,13-9,03
Tidak 27 81,8 31 58,5 58 67,4
Konsumsi buah dan sayur
Ya 9 27,3 29 54,7 38 44,2 0,013 3,22 1,26-8,23
Tidak 24 72,7 24 45,3 48 55,8
Pekerjaan
Bekerja 12 36,4 33 62,3 45 52,3 0,019 2,89 1,17-7,11
Tidak bekerja 21 63,6 20 37,7 41 47,7
Partisipasi sosial
Ya 8 24,2 26 49,1 34 39,5 0,022 3,01 1,15-7,87
Tidak 25 75,8 27 50,9 52 60,5

memiliki partisipasi sosial menderita setidaknya sebesar 41,46% responden memiliki setidaknya
satu jenis PTM; diketahui pula responden yang satu PTM, dengan hipertensi sebagai PTM yang
tidak memiliki partisipasi sosial berisiko 3,01 kali juga paling banyak diderita.6
untuk menderita PTM dibandingkan mereka yang
Faktor usia terbukti memiliki hubungan dengan
memiliki partisipasi sosial (p=0,022). (Tabel 4)
PTM berdasarkan penelitian ini. Responden de-
ngan usia yang lebih tua lebih banyak menderita
PTM. Hal ini sesuai dengan penelitian-penelitian
PEMBAHASAN
lain mengenai PTM yang juga menyatakan
Hampir separuh responden penelitian ini men- usia sebagai salah satu faktor determinan yang
derita setidaknya satu PTM, dengan PTM yang memengaruhi kejadian PTM. 7 Berdasarkan
paling banyak diderita adalah hipertensi. Hasil ini penelitian Zhang et al., risiko munculnya PTM
sesuai dengan penelitian lain yang dilakukan di meningkat seiring dengan bertambahnya usia.8
Jawa Tengah pada tahun 2013 yang menemukan Hal ini berhubungan dengan proses degenerasi
prevalensi PTM pada lansia sebesar 44,8%.5 yang terjadi seiring dengan proses penuaan.9
Pada penelitian lain yang dilakukan di Cina Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis
dan Afrika Selatan juga didapatkan hasil yang juga mengalami penurunan akibat proses de-
serupa dengan penelitian ini.6-7 Pada penelitian generatif, sehingga meningkatkan risiko mun-
yang dilakukan di Xinjiang, Cina didapatkan hasil culnya PTM pada usia lanjut. PTM merupakan

166 Vol. 14, No. 3, 2015


Prevalensi dan determinan penyakit tidak menular pada pralansia dan lansia ekonomi menengah di Tangerang

penyakit multifaktorial yang muncul akibat in- berkaitan dengan masalah obesitas, diabetes,
teraksi berbagai faktor. Seiring dengan proses dan hipertensi.19 Hal ini sesuai dengan hasil yang
penuaan terjadi akumulasi dari faktor-faktor risiko didapat pada penelitian ini di mana responden
ini, sehingga pengaruhnya semakin meningkat yang tidak berolahraga rutin lebih cenderung me-
seiring dengan bertambahnya usia.10 miliki status gizi overweight/obesitas. Selain itu,
hal lain yang juga mungkin berpengaruh adalah
Faktor PTM pada keluarga juga berpengaruh
karena mereka yang menderita PTM tidak dapat
secara signifikan terhadap PTM. Responden
berolahraga akibat dari kondisi mereka yang
yang memiliki anggota keluarga yang menderita
tidak memungkinkan.
PTM lebih banyak untuk juga menderita PTM
dibanding mereka yang tidak memiliki anggota
Konsumsi buah dan sayur juga memiliki penga-
keluarga dengan PTM. Hal ini berkaitan de-
ruh yang signifikan terhadap PTM. Responden
ngan faktor keturunan/genetik. PTM merupakan
yang tidak mengonsumsi buah dan sayur se-
penyakit yang sangat dipengaruhi oleh faktor
cara cukup dan teratur lebih cenderung untuk
keturunan.11-12 Hal ini sesuai dengan penelitian
menderita PTM dibandingkan responden yang
yang dilakukan oleh Yoon et al., pada penelitian
mengonsumsi buah dan sayur secara teratur.
ini didapatkan bahwa seseorang dengan ang-
Hal ini mungkin juga dipengaruhi oleh faktor
gota keluarga yang menderita penyakit jantung
usia. Responden yang tidak mengonsumsi
koroner (PJK) memiliki risiko 3,3-5,9 kali lebih
buah dan sayur secara cukup lebih cenderung
besar untuk menderita PJK sebelum usia 50 ta-
untuk berusia tua. Selain itu, hasil ini juga sesuai
hun.13 Selain itu, berdasarkan penelitian Wagner
dengan penelitian lain yang dilakukan di Cina
et al., seseorang dengan anggota keluarga yang
oleh Feng et al., di mana seseorang yang tidak
menderita diabetes memiliki risiko 40% lebih
mengonsumsi buah dan sayur secara cukup
tinggi untuk menderita prediabetes.(14)
memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita PTM.6
Olahraga rutin juga memiliki pengaruh sig- Pada studi lain yang dilakukan oleh Carter et
nifikan terhadap PTM. Responden yang tidak al., didapatkan bahwa peningkatan konsumsi
berolahraga secara rutin lebih cenderung untuk sayuran hijau mengurangi risiko terhadap dia-
menderita PTM dibandingkan mereka yang betes mellitus tipe 2 sebanyak 14%.20 Selain itu,
melakukan olahraga secara rutin. Hal ini sesuai menurut He et al., konsumsi buah dan sayur
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashe minimal sebanyak 3-5 porsi/hari berhubungan
et al., di mana pada lansia yang memiliki seti- dengan penurunan risiko PJK (penyakit jantung
daknya satu PTM lebih cenderung untuk tidak koroner) dan peningkatan konsumsi buah dan
memenuhi kebutuhan aktivitas fisiknya dibanding sayur dari <3 porsi/hari menjadi >5 porsi/hari
lansia yang tidak menderita PTM.15 Kurangnya berhubungan dengan penurunan risiko terhadap
aktivitas fisik diketahui merupakan salah satu PJK sebanyak 17%.21 Berdasarkan penelitian,
faktor risiko utama dari PTM.(16–18) Berdasarkan buah dan sayur memiliki berbagai efek yang
penelitian, aktivitas fisik yang kurang diketahui menguntungkan bagi tubuh, seperti menurunkan

Vol. 14, No. 3, 2015 167


DAMIANUS Journal of Medicine

kolesterol, tekanan darah, efek terhadap sensi- Partisipasi sosial seringkali dikaitkan dengan
tivitas insulin, efek antioksidan, dan lainnya.22 kesehatan mental emosional yang juga diketahui
Berbagai efek ini diketahui berkaitan dengan memiliki pengaruh terhadap PTM.18 Orang yang
pencegahan terhadap PTM. aktif berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
sosial lebih cenderung untuk memiliki kesehatan
Faktor lain yang juga memiliki hubungan de-
mental emosional yang baik. Seseorang dengan
ngan PTM pada penelitian ini adalah pekerjaan.
kesehatan mental emosional yang baik lebih
Responden yang tidak memiliki pekerjaan lebih
cenderung untuk tidak menderita PTM.24,25 Hal
banyak menderita PTM dibanding responden
tersebut mungkin juga dipengaruhi oleh faktor
yang memiliki pekerjaan. Hasil ini sesuai dengan
usia. Responden yang tidak berpartisipasi sosial
penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al.8 Hal
lebih cenderung untuk berusia tua.
ini mungkin disebabkan oleh karena sebagian
besar dari responden yang tidak bekerja meru-
pakan mereka yang berusia lebih tua. Seperti
KESIMPULAN DAN SARAN
yang telah diketahui, usia yang lebih tua meru-
pakan salah satu faktor determinan utama dari Hasil penelitian pada pralansia dan lansia di
PTM. Hal tersebut juga mungkin disebabkan Gereja St. Monika BSD menemukan bahwa
karena mereka yang menderita PTM tidak bisa sebanyak 38,4% responden menderita setidak-
bekerja akibat dari kondisi mereka yang tidak nya satu PTM dengan jumlah terbanyak
memungkinkan untuk bekerja. PTM diketahui adalah hipertensi. Usia lansia (≥60 tahun) di-
berhubungan erat dengan disabilitas. Berdasar- ketahui berisiko 4,16 kali untuk menderita PTM
kan World Report on Disability, PTM diperkirakan dibandingkan usia pralansia (45-59 tahun).
menyebabkan 66,5% dari seluruh kejadian dis- Responden yang tidak memiliki pekerjaan
abilitas pada negara miskin dan berkembang.23 berisiko 2,89 kali menderita PTM dibandingkan
responden yang bekerja.
Hasil penelitian menunjukkan partisipasi sosial
juga memiliki pengaruh signifikan terhadap PTM. Partisipasi sosial dalam kegiatan organisasi/ma-
Responden yang tidak mengikuti/berpartisipasi syarakat juga diketahui berhubungan signifikan
dalam kegiatan organisasi/masyarakat apapun dengan risiko menderita PTM pada pralansia dan
lebih banyak menderita PTM dibandingkan lansia. Ada kemungkinan juga bahwa mereka
mereka yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang mengalami PTM cenderung mengalami
organisasi/masyarakat tertentu. Hal ini sesuai hambatan dari segi mobilitas sehingga kurang
dengan penelitian yang dilakukan oleh Lei mau ikut dalam kegiatan di masyarakat. Riwayat
Feng et al. Sama seperti faktor pekerjaan, hal keluarga diketahui juga memengaruhi respon-
ini mungkin disebabkan karena mereka yang den untuk menderita PTM juga. Olahraga rutin
menderita PTM tidak dapat aktif berpartisipasi yang diimbangi dengan konsumsi buah dan
dalam kegiatan-kegiatan sosial akibat dari sayur secara cukup dan teratur diketahui dapat
kondisi mereka yang tidak memungkinkan. mengurangi risiko untuk menderita PTM pada

168 Vol. 14, No. 3, 2015


Prevalensi dan determinan penyakit tidak menular pada pralansia dan lansia ekonomi menengah di Tangerang

pralansia dan lansia. from: http://www.who.int/ageing/publica-


tions/global_health/en/
Perhatian khusus terhadap PTM perlu diberi-
kan, khususnya pada lansia sebagai populasi 3. Sulistiyowati N, Irianto J, Suriani O. Pengem-

yang rentan. Diketahui hampir 40% kelompok bangan Model Pengendalian Masalah Kes-

usia ≥45 tahun menderita setidaknya satu PTM. ehatan Berbasis Registrasi Kematian dan
Berbagai hal dapat dilakukan untuk mengurangi Penyebab Kematian di 12 Kabupaten/Kota
risiko PTM, di antaranya adalah membiasakan di Indonesia Tahun 2012. Jakarta: Pusat
pola hidup sehat dan pemeriksaan rutin. Dengan Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat
melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, PTM Badan Penelitian dan Pengembangan Ke-
dapat terdeteksi lebih dini, sehingga angka ke- sehatan Kementerian Kesehatan Republik
sakitan dan angka kematian dapat diturunkan. Indonesia; 2013.

4. World Health Organization. Noncommuni-


cable diseases [document on the Internet].
KETERBATASAN PENELITIAN
Switzerland: WHO. 2014 [cited 2014 Mar
Keterbatasan penelitian ini antara lain respon- 23]. Available from: http://www.who.int/me-
den dalam penelitian ini hanya diambil dari satu diacentre/factsheets/fs355/en/.
perkumpulan lansia, sehingga hasilnya kurang
5. Buletin Jendela Data dan Informasi Kes-
dapat digeneralisasi. Selain itu, penelitian ini
ehatan: Gambaran Kesehatan Lanjut Usia
menggunakan instrumen kuesioner sehingga
di Indonesia. Departemen Kesehatan RI;
kadang tidak menggambarkan keadaan respon-
2013.
den yang sesungguhnya.
6. Feng L, Li P, Wang X, Hu Z, Ma Y, Tang W,
et al. Distribution and Determinants of Non
Communicable Diseases among Elderly Uy-
DAFTAR PUSTAKA
ghur Ethnic Group in Xinjiang, China. PLoS

1. Smith JP, Majmundar M, Editors; Panel on ONE. 2014;9(8):e105536.

Policy Research and Data Needs to Meet 7. Phaswana-Mafuya N, Peltzer K, Chirinda


the Challenge of Aging in Asia; Committee W, Musekiwa A, Kose Z, Hoosain E, et al.
on Population; Division of Behavioral and Self-reported prevalence of chronic non-
Social Sciences and Education. Aging in communicable diseases and associated fac-
Asia: Findings from New and Emerging Data tors among older adults in South Africa. Glob
Initiatives. Washington DC: The National Health Action. 2013;6:20936. Available from:
Academies Press; 2012. P.465. http://www.globalhealthaction.net/index.php/
gha/article/view/20936
2. World Health Organization. Global health
and ageing [document on the Internet]. USA: 8. Zhang L, Yuan Z, Maddock JE, Zou J,
WHO. 2011 [cited 2013 May 16]. Available Zheng Z, Zhou W, et al. Chronic disease

Vol. 14, No. 3, 2015 169


DAMIANUS Journal of Medicine

prevalence and influencing factors among 16. Pan B, Chen X, Wu X, Li J, Li J, Li Y, et al.


rural residents in Jiangxi, China. Int Health. Prevalence of Noncommunicable Diseases
2014;6(2):106–11. and Their Risk Factors in Guangzhou,
China. Prev Chronic Dis. 2014;11:E49.
9. Barton M. Aging and endothelin: Determi-
Available from: http://www.cdc.gov/pcd/is-
nants of disease. Life Sci. 2014;118(2):97–
sues/2014/13_0091.htm
109.
17. Durstine JL, Gordon B, Wang Z, Luo X.
10. Ben-Shlomo Y, Kuh D. A life course approach
Chronic disease and the link to physical
to chronic disease epidemiology: conceptual
activity. J Sport Health Sci. 2013;2(1):3–11.
models, empirical challenges and interdis-
ciplinary perspectives. Int J Epidemiol. 18. Egger G, Dixon J. Beyond Obesity and

2002;31(2):285–93. Lifestyle: A Review of 21st Century Chronic


Disease Determinants. BioMed Res Int.
11. Walter FM, Emery J, Braithwaite D, Marteau
2014;2014:731685.
TM. Lay Understanding of Familial Risk of
19. Sobngwi E, Mbanya JC, Unwin NC, Kengne
Common Chronic Diseases: A Systematic
AP, Fezeu L, Minkoulou EM, et al. Physical
Review and Synthesis of Qualitative Re-
activity and its relationship with obesity, hy-
search. Ann Fam Med. 2004;2(6):583–94.
pertension and diabetes in urban and rural
12. Weir E. Using a family history tool to prevent
Cameroon. Int J Obes Relat Metab Disord.
chronic diseases. CMAJ. 2005;172(5):631.
2002;26(7):1009–16.

13. Yoon PW, Scheuner MT, Peterson-Oehlke 20. Carter P, Gray LJ, Troughton J, Khunti K,
KL, Gwinn M, Faucett A, Khoury MJ. Can Davies MJ. Fruit and vegetable intake and
family history be used as a tool for public incidence of type 2 diabetes mellitus: sys-
health and preventive medicine? Genet Med. tematic review and meta-analysis. BMJ.
2002;4(4):304–10. 2010;341:c4229.

14. Wagner R, Thorand B, Osterhoff MA, Müller 21. He FJ, Nowson CA, Lucas M, MacGregor
G, Böhm A, Meisinger C, et al. Family history GA. Increased consumption of fruit and veg-
of diabetes is associated with higher risk etables is related to a reduced risk of coro-
for prediabetes: a multicentre analysis from nary heart disease: meta-analysis of cohort
the German Center for Diabetes Research. studies. J Hum Hypertens. 2007;21(9):717–
Diabetologia. 2013;56(10):2176–80. 28.

15. Ashe MC, Miller WC, Eng JJ, Noreau L; 22. Dragsted LO, Krath B, Ravn-Haren G, Vogel

Physical Activity and Chronic Conditions UB, Vinggaard AM, Bo Jensen P, et al. Bio-

Research Team. Older Adults, Chronic logical effects of fruit and vegetables. Proc

Disease and Leisure-time Physical Activity. Nutr Soc. 2006;65(1):61–7.

Gerontology. 2009;55(1):64–72. 23. World Health Organization. World report on

170 Vol. 14, No. 3, 2015


Prevalensi dan determinan penyakit tidak menular pada pralansia dan lansia ekonomi menengah di Tangerang

disability [Internet]. Switzerland: WHO. 2011 Conditions. CMHA Ontario. 2008. Available
[cited 2015 Apr 27]. Available from: http:// from: http://ontario.cmha.ca/download.
www.who.int/disabilities/world_report/2011/ php?docid=501.
en/.
25. World Federation for Mental Health. Mental
24. Canadian Mental Health Association On- health and chronic physical illness: the need
tario. The Relationship between Mental for continued and integrated care. World
Health, Mental Illness and Chronic Physical Federation for Mental Health; 2010.

Vol. 14, No. 3, 2015 171

Das könnte Ihnen auch gefallen