Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
Background: Maternal mortality reached 33 cases in Tegal in 2015. Some measures had been
taken to reduce maternal mortality rate and infant mortality rate, among others was basic obstetric
and neonatal emergency service program (PONED). The PONED program was operated by health
centers with inpatients services 24 hours a day and 7 days a week. This study evaluated the
Implementation of Basic Obstetric and Neonatal Emergency Service Program (PONED) at Health
Centers, Tegal.
Subjects and Method: This was an evaluation study with qualitative approach and CIPP
(context, input, process, product) framework. This study was conducted in Tegal, Central Java. A
total of 10 key informants, including Head of Family Health and Nutrition Division at the District
Health Office Tegal, Head of Health Centers, Midwife responsible for operating PONED, mothers
with post heavy pre-eclampsia, were selected for this study. The data were collected by in-depth
interview, observation, and document review.
Results: From the context perspective, the objective of PONED at the health centers conformed
with the policy. The number of health personnel was sufficient. But nurses have not been involved
in the PONED health centers. There was no special fund for operating PONED health centers. The
number of facilities was sufficient. From the input perspective training on emergency service had
been well carried of. An effort to increase facilities had been plan from the process perspective the
health centers PONED services had conformed with the SOP. The health personnel performed task
according to the job description. Intersectoral collaboration and program were well implemented.
The impeding factors included the long process of BPJS claim, and low community awareness.
From the product perspective, patients reported high satisfaction of the health centers PONED
services.
Conclusion: The basic obstetric and neonatal emergency services program (PONED) has been
well implemented in Tegal.
Correspondence :
Sri Tanjung Rejeki. School of Health Sciences Bhakti Mandala Husada, Slawi. Email: sritanjung-
rejeki@yahoo.co.id.
kedudukan. Kejelasan kedudukan seseo- Alat dan obat menjadi salah satu syarat
rang dalam struktur organsisasi akan mem- yang harus dipenuhi puskesmas PONED.
permudah dalam melakukan koordinasi C. Proses
maupun hubungan karena adanya keter- 1. Pelayanan puskesmas PONED ter-
kaitan penyelesaian suatu fungsi yang di- hadap pasien dengan PEB dilak-
percayakan kepada seseorang. sanakan sesuai dengan SOP
B. Input Penatalaksanan preeklamsi berat pada pus-
1. Upaya peningkatan kualitas SDM kesmas PONED sudah sesuai dengan SOP
Kualitas SDM harus selalu ditingkatkan yang ada yaitu dengan SOP yaitu dilakukan
salah satunya dengan cara mengikuti pe- stabilisasi terlebih dahulu seperti mema-
latihan-pelatihan untuk meningkatkan pe- sang infus, memasang kateter, memberikan
ngetahuan keterampilan. Dalam rangka tablet nifedipin dan memberikan MgSO4
meningkatkan pengetahuan dan keteram- kemudian memantau pernapasan dan
pilan, Puskesmas PONED mengikutserta- segera melakukan rujukan ke rumah sakit.
kan tenaga kesehatan dalam pelatihan- Berdasarkan Permenkes 1464/2010
pelatihan kegawatdaruratan dan dengan pasal 10 ayat 3 bidan dalam memberikan
mengadakan drill emergensy. Drill Emer- pelayanan kesehatan ibu berwenang untuk
gency adalah suatu kegiatan khusus untuk penanganan kegawatdarurat, dilanjutkan
mengkaji kesigapan kelompok-kelompok dengan rujukan. Untuk penanganan kasus
pekerja bila suatu ketika mereka meng- PEB harus dilaksanakan sesuai SOP, dan
hadapi kondisi darurat yang bisa terjadi SOP yang digunakan di puskesmas PONED
sewaktu-waktu di tempat kerja mereka dan merupakan Guidance dari program emas.
sekitarnya. Drill emergency dilakukan se- 2. Pelaksanaan pelayanan sesuai
cara rutin di puskesmas PONED dengan dengan job description
tujuan meningkatkan dan menjaga skill pe- Semua puskesmas PONED yang diteliti
tugas agar selalu siap dalam setiap kasus sudah memiliki job description. Pembagian
kegawatdaruratan. tugas di dalam puskesmas PONED dibagi
2. Upaya peningkatan fasilitas menjadi tiga tim, yaitu tim merah, hijau
Peningkatan atau pembelian sarana pra- dan kuning, setiap memiliki tugas dan
sarana dianggarkan tiap tahun dalam pe- tanggung jawab yang berbeda. Pembagian
rencanaan awal, Dinas Kesehatan hanya tugas tim merah (koordinator) yaitu meng-
menyediakan sesuai dengan standar mini- atasi, menenangkan pasien dan keluarga,
mal yang diperlukan puskesmas di awal anamnesa terarah, pemeriksaan awal cepat,
pembentukan puskesmas PONED dan membuat keputusan klinik, koordinasi
sesuai dengan perkembangannya untuk penatalaksana awal, pasang infus, ambil
penyediaan sarana dan prasarana puskes- contoh darah, mengikuti instruksi dokter,
mas menganggarkan sendiri lewat angga- tetap bersama pasien.
ran Badan Layanan Umum Daerah. Tugas tim kuning mempersiapkan
Puskesmas PONED merupakan bagi- persedian meja troley emergency (setiap
an dari jaringan pelayanan obstetrik dan ganti dinas, setiap selesai tindakan), saat
neonatal. Namun ada beberapa kriteria pe- emergensi (membawa meja dorong emer-
ngembangan untuk menjamin kualitas, di- gensi ke tempat kejadian, melakukan ob-
antaranya adalah ketersedian, kelengkapan servasi bersama, bersama dengan koordi-
dan kecukupan alat kesehatan dan obat. nator tetap bersama pasien, dokumentasi
semua tindakan dan hasil observasi serta
obat-obatan dan cairan). Tugas tim hijau diberikan oleh tenaga kesehatan yang ada
membawa alat-alat seperti tiang infus, suc- di puskesmas PONED.
tion unit, memberi informasi dan memangil 2. Manfaat adanya Puskesmas
dokter, menghubungi serta bila perlu PONED
mengambil hasil laboratorium. Berdasarkan hasil peneltitian manfaat ada-
3. Kerjasama nya puskesmas PONED adalah peningkatan
Pihak-pihak yang dapat bekerjasama skill tenaga kesehatan dan kepatuhan dari
dengan puskesmas PONED antara lain SOP apakah pasien dengan PEB sebelum
lintas sektoral, organisasi profesi kesehat- dirujuk dilakukan stabilisasi dahulu atau
an, tokoh masyarakat dan agama, LSM atau tidak. Dengan adanya puskesmas PONED
masyarakat peduli, media massa yang ada pada puskesmas P pada tahun 2016 tidak
di wilayah kerjanya. Semua puskesmas PO- ada kematian, puskesmas T terdapat satu
NED yang diteliti sudah melakukan kerja- kematian karena KPD. Puskesmas B ter-
sama dengan lintas program maupun lintas dapat 2 kematian karena perdarahan dan
sektor. Lintas program dilakukan oleh PEB dan semua kematian terjadi di rumah
bidan-bidan dan kader pada saat melaku- sakit.
kan kelas ibu hamil untuk memberikan
penyuluhan kepada ibu hamil baik yang PEMBAHASAN
risiko tinggi maupun tidak tentang kebera- A. Konteks
daan puskesmas PONED, sedangkan lintas a. Kebijakan dan tujuan puskesmas
sektoral seperi kecamatan, kepala desa Kebijakan puskesmas PONED mengacu pa-
dikumpulkan untuk diberikan sosialisasi da kebijakan pemerintah dalam pelak-
tentang keberadaan puskesmas PONED sanaan puskesmas PONED. Tujuan dari
yang siap melayani 24 jam. puskesmas PONED salah satunya puskes-
4. Faktor penghambat pelaksanaan mas PONED itu menjadi tempat untuk
rujukan perantara, jadi puskesmas PONED
Puskesmas PONED
ini kan memiliki kemampuan yang lebih
Faktor penghambat akan mempengaruhi dibanding puskesmas rawat jalan dan
pelayanan puskesmas PONED, sehingga mampu persalinan.
harus segera diatasi agar mutu pelayanan b. Kualitas SDM
menjadi lebih baik, hambatan-hambatan SDM adalah pelaksana seluruh kebijakan
tersebut adalah komitmen tenaga kese- organisasi. Kualitas sumber daya manusia
hatan yang belum 100%, kurangnya kesa- berkaitan dengan keterampilan, dedikasi,
daran masyarakat untuk bersalin di puskes- profesionalitas, dan kompetensi di bidang-
mas masih rendah, dokter tidak berada di nya, sedangkan kuatitas berkaitan dengan
puskesmas dalam 24 jam, pengklaiman jumlah sumber daya manusia apakah sudah
BPJS yang terlalu lama. cukup untuk melingkupi seluruh kelompok
D. Produk sasaran.
1. Kepuasan klien terhadap pelayan- Menurut Kemenkes (2010) Tim inti
an puskesmas PONED dalam puskesmas PONED terdiri dari satu
Kepuasan adalah tingkat perasaan sese- dokter, satu perawat dan satu bidan.
orang setelah membandingkan kinerja Namun berdasarkan hasil wawancara dari
(hasil) yang dirasakan dengan harapannya. ketiga puskesmas tenaga kesehatan seperti
Berdasarkan hasil wawancara semua pasien dokter dan bidan sudah ada, tetapi perawat
mengatakan puas terhadap pelyanan yang belum dilibatkan di dalam puskesmas
dan kuning, setiap memiliki tugas dan tingginya kesadaran masyarakat adalah pe-
tanggungjawab yang berbeda. nyuluhan berkelanjutan yang dilakukan bi-
Menurut Stone (2005) job description dan dan kader posyandu kepada ibu hamil
adalah pernyataan tertulis yang menje- akan kehamilan resiko tinggi dan bahaya
laskan mengapa pekerjaan ada, apa yang yang ditimbulkan.
dilakukan pemegang pekerjaan sebenarnya, Kerjasama juga dilakukan dengan ru-
bagaimana mereka melakukannya dan da- mah sakit PONEK sebagai tempat rujukan.
lam kondisi apa pekerjaan itu dilakukan. Di Indonesia sudah sangat terkenal istilah
Dengan adanya job description tenaga “3 terlambat” yang menjadi penyebab ke-
kesehatan akan bekerja sesuai dengan tugas matian ibu dan neonatal yaitu terlambat
dan tanggung jawabnya masing-masing se- pengambilan keputusan di tingkat kelu-
hingga pada saat melakukan tindakan lebih arga, terlambat mencapai fasilitas pela-
terarah dan terorganisir dengan baik se- yanan dan terlambat mendapat pertolong-
hingga pasien dapat di tangani secara cepat an di tingkat fasilitas kesehatan. Dengan
dan tepat. adanya kerjasama yang baik dengan rumah
Hal ini sejalan dengan penelitian sakit akan mempermudah proses rujukan
Handayani et al., (2008) menyebutkan sehingga penanganan kegawatdaruratan
uraian tugas sebagai salah satu item dalam akan lebih cepat dilakukan.
kegiataan pembagian tugas di puskesmas d. Faktor penghambat pelaksanaan
selain jadwal kegiatan per petugas dan per puskesmas PONED
kegiatan, sedangkan pembagian tugas ada- Faktor penghambat akan mempengaruhi
lah salah satu kegiatan dalam pelaksanaan pelayanan puskesmas PONED, sehingga
dan pengendalian manajemen puskesmas. harus segera diatasi agar mutu pelayanan
Dengan adanya job description akan me- menjadi lebih baik, hambatan-hambatan
nyebabkan tenaga kesehatan memahami tersebut adalah komitmen tenaga kesehat-
perannya dalam pelaksanaan pelayanan. an yang belum 100%, kurangnya kesadaran
c. Kerjasama masyarakat untuk bersalin di puskesmas
Pihak-pihak yang dapat bekerjasama de- masih rendah, dokter tidak berada di pus-
ngan puskesmas PONED antara lain lintas kesmas dalam 24 jam, pengklaiman BPJS
sektoral, organisasi profesi kesehatan, yang terlalu lama.
tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM atau 3. Produk
masyarakat peduli, media massa yang ada a. Kepuasan klien terhadap pelayan-
di wilayah kerjanya. an puskesmas PONED
Lintas program dilakukan oleh bidan- Layanan di puskesmas dapat dinyatakan
bidan dan kader pada saat melakukan kelas berkualitas, kalau layanan dapat member-
ibu hamil untuk memberikan penyuluhan kan kepuasan kepada penggunanya, artinya
kepada ibu hamil baik yang risiko tinggi apa yang diperoleh dari pelayanan yang
maupun tidak tentang keberadaan pus- diterima sesuai dengan apa yang diharap-
kesmas PONED, sedangkan lintas sektoral kan ketika akan mencari layanan yang
seperti kecamatan, kepala desa dikumpul- dibutuhkan.
kan untuk diberikan sosialisasi tentang ke- Layanan dikatakan memuaskan apa-
beradaan puskesmas PONED yang siap bila harapan penggunanya terpeuhi ketika
melayani 24 jam. menerima layanan dan dikatakan layanan
Sejalan dengan penelitian Zulhadi prima apabila layanan yang diterima me-
(2013) beberapa faktor yang menyebabkan lampaui harapannya, harapannya tidak da-
pat terpenuhi, citra layanan menjadi buruk Chabib T (2003). Teknik evaluasi pendidi-
di mata pengguna. Dalam kondisi ini belum kan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
tentu secara teknis layanan tidak berkuali- Cunningham FG (2005). Obstetri Williams.
tas, atau penyakitnya tidak sembuh, tetapi Jakarta : EGC.
kualitas personal/fungsional yang belum Dinas Kesehatan Jawa Tengah (2013).
dapat memenuhi permintaan konsumennya Profil Kesehatan Provinsi Jawa Te-
(Kemenkes RI, 2013). ngah 2013.
b. Manfaat adanya puskesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. (2014).
PONED Profil Kesehatan Kabupaten Tegal
Salah satu upaya untuk mempercepat 2014.
penurunan AKI dan AKN melalui penanga- _____ (2015). Profil kesehatan kabupaten
nan obstetri dan neonatal emergensi/kom- tegal 2015.
plikasi di tingkat pelayanan dasar adalah Eko PW (2009). Evaluasi program pem-
melalui upaya melaksanakan puskesmas belajaran: panduan praktis bagi pen-
PONED. didik dan calon pendidik. Yogyakarta:
Layanan kesehatan di puskesmas ber- Pustaka Pelajar.
hasil mencapai tujuan, kalau pasien yang Fraser DM, Margaret AC (2009). Buku ajar
berada dalam kondisi sakit cukup berat dan bidan. Jakarta : EGC.
atau dalam kondisi kegawatdaruratan Ghojazadeh M, Azami AS, Mohammadi M,
medik yang dirujuk ke fasilitas puskesmas Vosoogh S, Mohammadi S, Naghavi
PONED, sudah dilayani sesuai kompetensi BM (2013). Prognostic risk factor for
dan kewenangannya berdasarkan standar early diagnosing of preeclampsia in
pelayanan medik dan SPO. Apabila pasien nulliparas. Nigerian Medical Journal.
tidak dapat ditangani sampai tuntas dapat Hamid H (2009). Evaluasi kurikulum (II).
dipersiapkan dan dirujuk tepat waktu dan Bandung: Remaja Rosdakarya.
tujuan, sehingga mendapatkan layanan Handayani L (2006). Peran tenaga kese-
secara adekuat di fasilitas rujukan yang hatan sebagai pelaksana pelayanan
lebih mampu. kesehatan puskesmas. Buletin Peneli-
tian Sistem Kesehatan. 13(1).12-20
DAFTAR PUSTAKA Ivancevich, John M (2008). Perilaku dan
Adi NP, Puspanegora A, Risma KK (2012). Manajemen Organisasi, jilid 1 dan 2
Efektifitas Sistem Rujukan Maternal Jakarta: Erlangga.
dan Neonatal di Jakarta Timur. J In- Kemenkes RI (2010). Meningkatkan profe-
don Med Assoc 62(11). sionalisme PNS Kesehatan melalui
Atilda L (2012). Faktor-faktor yang berhu- diklat berbasis kompetensi. Badan
bungan dengan rujukan kasus kega- pengembangan dan pemberdayaan
watdaruratan obstertri neonatal oleh SDM kesehatan
bidan desa ke puskesmas poned di _____ (2013). Pedoman penyelenggaraan
Kabupaten Maluku Tengah. Jakarta: puskesmas mampu PONED. Jakarta:
Universitas Indonesia. Kemenkes RI.
Atmoko T (2008). Standar operasional pro- Kementrian Perencanaan Pembangunan
sedur dan akuntabilisasi kinerja ins- Nasional (2013). Evaluasi paruh wak-
tansi pemerintah. Unpad: Bandung tu RPJMN 2010-2014. Jakarta: Ke-
Bothamley J, Boyle M (2011). Patofisiologi mentrian Perencanaan Pembangunan
dalam kebidanan. Jakarta: EGC. Nasional.
Yulifah R, Yuswanto TJA (2012). Asuhan daerah dalam mendukung sistem ru-
kebidanan komunitas.Jakarta: Salem- jukan maternal di Kabupaten Kari-
ba Medika. mun Provinsi Kepri tahun 2012. Jur-
Zulhadi (2013). Problem dan tantangan nal Kebijakan Kesehatan Indonesia
puskesmas dan rumah sakit umum 2(4).