Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh :
Kelompok 4 Kelas 1A
AKADEMI KEPERAWATAN
KESDAM IV/DIPONEGORO
SEMARANG
2017/2018
Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan
pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.
Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar
lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan
tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status kesehatan
dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi.
Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari
biasanya. Menurut Tartowo, istirahat memiliki arti suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah
menurun yang berakibat bandan menjadi lebih segar. Sedangkan tidur adalah suatu keadaan
relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang
diulang fan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda.
Tidur merupakan kebutuhan wajib setiap orang dari bayi yang baru dilahirkan hingga orang
dewasa dan lanut usia paling tidak bias tidur kurang lebih 7-8 jam. Namun terkadang orang dewasa
dan lanjut dewasa tidak biasa memenuhi kebutuhan tidur. Ada berbagai sebab yang berbeda beda
mulai dari aktivitas pekerjaan dan kondisi psikologis. Masalahnya adalah tidur memang sangat
bermanfaat untuk tubuh. Diantaranya dalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengatur
metabolisme, meningkatkan produktivitas dan berbagai manfaat lain. Tapi ternyata kebiasaan
kurang tidur bisa menyebabkan bahaya yang tidak pernah kita duga. Misalnya, gangguan
kemampuan belajar, menurunkan tingkat libido, depresi, menghambat pertumbuhan, obesitas,
ingatan yang buruk bahkan yang lebih parah yaitu penyakit jantung dan stroke.
2
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur ini, antara lain :
riwayat tidur, gejala klinis, dan penyimpangan dari tidur.
1. Riwayat tidur
a. Kuantitas (lama tidur) dan kualitas waktu tidur disiang dan malam hari.
b. Aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya.
c. Kebiasaan saat tidur.
d. Lingkungan tidur.
e. Dengan siapa pasien tidur.
f. Obat yang dikonsumsi sebelum tidur.
g. Perasaan pasien mengenai tidurnya.
h. Apakah ada kesulitan tidur.
i. Apakah ada perubahan tidur.
2. Gejala Klinis
a. Perasaan lelah
b. Gelisah : keadaan dimana seseorang merasa tidak tenang, selalu merasa khawatir
c. Emosi : merupakan perasaan intens yang ditunjukan kepada seseorang atau sesuatu
d. Apetis : merupakan istilah psikologikal untuk keadaan cuek atau acuh tak acuh,
dimana seseorang tidak tanggap “cuek” terhadap aspek emosional, sosial, atau
kehidupan fisik
e. Adanya kehitaman didaerah sekitar mata bengkak
f. Konjungti merah dan mata perih
g. Perhatian tidak fokus
h. Sakit kepala
3
2) Usia 1 bulan sampai 1 tahun kira-kira tidur 14 jam per hari
3) Tahap REM 20-30%
c. Toddler
1) Tidur 10-12 jam per hari
2) 25% tahap REM
d. Pre-schooler
1) Tidur 11 jam pada malam hari
2) 20% REM
e. Usia Sekolah
1) Tidur 10 jam pada malam hari
2) 18,5% tahap REM
f. Adolensia
1) Tidur 8,5 jam pada malam hari
2) 20% tahap REM
g. Dewasa muda
1) Tidur 7-9bjam per hari
2) 20-25% tahap REM
h. Usia dewasa pertengahan
1) Lebih kurang 7 jam per hari
2) 20% tahap REM
i. Usia Tua
1) Lebih kurang 6 jam per hari
2) 20-25% tahap REM
3) Tahap 4 NREM menurun dan kadang-kadang absen
4) Sering terbangun pada malam hari
4
4. Penyimpangan Tidur
Penyimpangan tidur meliputi :
B. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan pada masalah istirahat dan tidur adalah gangguan kualitas dan
kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
1. Batasan Karakteristik :
a. Perubahan pola tidur normal berhubungan dengan kelembapan lingkungan sekitar
b. Penurunan kemampuan berfungsi berhubungan dengan suhu lingkungan sekitar
c. Ketidakpuasan tidur berhubungan dengan tanggung jawab member asuh
d. Menyatakan sering terjaga berhubungan dengan perubahan pejanan terhdap cahaya
gelap
e. Menyatakan tidak mengalami kesulitan tidur berhubungan dengan gangguan ( misal
untuk tujuan terapeutik, pemantauan, pemeriksaan laboratorium)
5
C. Intervensi Keperawatan
Tujuan:
1. Rencana Tindakan
a. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur
1) Penyakit dapat memperbesar kebutuhan tidur dan juga dapat menjadikan pasien
kurang tidur bahkan tidak bisa tidur. Misalnya penyakit yang disebabkan oleh
infeksi (infeksi limpa) memerlukan waktu lebih banyak tidur untuk mengatasi
kelelahan
2) Latihan dan Kelelahan, orang yang memiliki aktivitas tinggi memerlukan banyak
tidur untuk menjaga keseimbangan energi.
3) Stres psikologis terjadi akibat ketegangan jiwa, hal ini terlihat ketika seseorang
mengalami kegelisahan sehingga sulit tidur.
4) Obat, beberapa jenis obat dapat mempengaruhi jenis tidur, jenis golongan obat
diuretic yang meyebabkan insomnia, antidepresan dapat menekan REM, kafein
dapat meningkatkan saraf simpatis, golongan betablocker yang berefek pada
timbulnya insomnia.
5) Nutrisi yang terpenuhi dapat mempercepat proses tidur, hal ini disebabkan adanya
tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Sebaliknya
orang yang kekurangan nutrisi juga mempengaruhi proses tidur bahkan sulit untuk
tidur.
6) Motivasi, dorongan atau keinginan sesorang untuk tdiur, adanya keinginan untuk
menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
b. Melakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal-hal yang dapat mengganggu tidur
6
e. Mengurangi potensial cedera selama tidur
1) Apnea tidur dan mendengkur, mendengkur pada umunya tidak termasuk dalam
gangguan tidur, tetapi mendengkur yang disertai keadaan apnea dapat menjadi
masalah. Mendengkur sendiri disebabkan oleh adanya rintangan dalam pengaliran
udara dari hidung dan mulut pada waktu tidur, biasanya disebabkan oleh adanya
adenoid, amandel atau mengendurnya otot dibelakang mulut. Terjadinya apnea
dapat menghalangi jalanya pernapsan sehingga dapat menghalangi jalannya napas
2) Parasomnia merupakan penyakit yang dapat mengganggu pola tidur seperti
somnambulisme atau berjalan dalam tidur yang banyak terjadi pada anak-anak
7
3) Anjurkan pasien untuk tidur hanya saat mengantuk dan tidak pada waktu
kesadaran masih penuh
4) Anjurkan pasien untuk menghindari kegiatan yang membangkitkan minat
sebelum tidur
5) Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik pelepasaan otot serta meditasi
sebelum tidur
c. Apabila terjadi somnambulisme, maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya
adalah :
1) Berikan keamanan pada diri pasien dengan melindunginya dari lingkungan
yang tidak aman, misalnya memasang kunci pintu yang baik.
2) Lakukan kaloborasi dalam tindakan pengobatan dengan diazepam.
3) Cegah timbulnya cedera.
d. Apabila terjadi enurea, maka tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah :
1) Anjurkan pasien untuk mengurai minum beberapa jam sebelum tidur.
2) Anjurkan pasien untuk melakukan pengosongan kandungankencing sebelum
tidur.
3) Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.
e. Apabila terjadi narkolepsi, maka tindakaan yang dilakukan untuk mengatasinya
adalah :
1) Berikan obat seperti kelompok amfetamin atau kelompok metilfenidat
hidroklorida (ritalin) yang digunakan untuk mengendalikan narkolepsi sebagai
tindakaan kaloboratif.
8
7) Kurangi jumlah stimulus
8) Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok
1) Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien. Jadwal harus disesuaikan
dengan status kesehatan pasien atau sesuai dengan kebutuhaan istirahaat dan
tidur.
2) Usahakan pasien tidak banyak tidur pada siang hari karena jika banyak tidur
pada siang hari, malamnya tidak bisa tdur.
Banyak pasien takut untuk pergi tidur karena takut jatuh dari tempat tidur, takut untuk jalan ke
kamar mandi, atau tersandung furnitur. Cara penanganan yang spesifik mengenai masalah ini
adalah :
9
6. Memberikan penddikan kesehatan dan rujukaan.
1) Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah dengan cara mengatur jadwal bekerja,
istirahat, tidur, dan bangun pada waktunya.
2) Ajarkan pentingnya latihan regular kurang lebih 30 menit tiap tiga kali seminggu
untuk menurunkan setres dan meningkatkan tidur
3) Jelaskan bahwa obat hipnotiktidak boleh digunakan untuk jangka waktu yang
lama karena beresiko terhadap terjadinya toleransi obat
4) Apabila gangguan tidur kronis, lakukan rujukan segera
5) Untuk wanita hamil, ajarkan untuk tidak berdiri jika mampu duduk, tinggikan
kaki ketika dudu, jangan duduk jika bisa tidur, sesuaikan jadwal untuk bisa tidur
siang, dan lain-lain.
10
3. Masa sebelum sekolah
4. Masa sekolah
a. Perawat perlu mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena anak pada usia ini
memiliki banyak aktivitas.
5. Masa remaja
a. Usia ini sering memerlukan waktu sebelum tidur yang cukup lama untuk berdandan
dan membersihkan diri
b. Sediakan lingkungan di mana pasien merasa nyaman serta dekat dengan perawat
11
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan tidur dan istirahat dapat dinilai dari adanya kemampuan
dallam memenuhi:
12
Selepas remaja dan masuk ke fase dewasa awal, mereka membutuhkan waktu
tidur 7 hingga 9 jam.
Dewasa 26-64 Tahun
Pada dewasa ratta-rata waktu tidur yang dibuthkan adalah 7 hingga 9 jam
setiap harinya.
Lanjut Usia 65 Tahun Ketas
Pada usia 65 tahun ke atas,mereka membutuhkan waktu tidur selama 7 hingga
8 jam.
2. Faktor-Faktor Yang Mencegah Gangguan Tidur:
Menyimpanan Gadget
Gajet terkadang membuat orag lupa diri. Hal ini jugalah yang membuat orang susah
tidur ketika malam menjelang karena gadget membuat ornag kecanduan.
Selai itu cahaya radiasi yang dipancarkan gadget bisa membuat anda terjaga, untuk
itulah segera simpan gadget anda ketika akan tidur.
Kondisi Lampu
Lampu membuat mata sulit utntuk terpejam. Cahaya lampu membuat tidur tidak
berkualitas. Mematikan lampu sangat disarankan bagi orang yang menderita sulit
tidur.
Kondisi Tempat Tidur
Temlat tidur yang nyaman akan membantu dalam mempercepat mata menjadi terlelap.
Waktu Tidur(Tidur Siang)
Tidur siang memang dainjurkan untuk me refrsh otak sehingga dapat bekerja mnejadi
optimal. Tidur siang yang dianjurkan adalah 30 menit terutama untuk penderita sulit
tidur.
Olahraga dan Makan Makanan Bernutrisi
Olahraga memuat tubuh tetap fit dan bugar, dengan rajin berolahraga dan dilengkapi
dengan makan makanan yang bergizi maka tubuh akan terjaga kebugarannya. Dan
selain bermanfaat untuk mnejaga kebugaran tubuh dnegan berolahraga pun anda dapat
mencegah gangguan tidur di malam hari.
3. Tehnik-Tehnik Yang Dapat Digunakan Untuk Mengatasi Gangguan Tidur:
Mandi Air Panas
13
Mandi aiar panas dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks dan terasa nyaman.
Mematikan Peralatan Elektronik
Matikan peralatan elektronik seperti televisi dan ponsel. Cahaya yang dihasilkan dari
alat elektronik akan masuk ke retina dan membuat bingung kerja otak untuk
membedakan siang hari atau malam hari. Sehingga menggangu waktu tidur.
Mengatur Alarm
Memasang alarm jika waktunya untuk tidur. Untuk membantu kembali mengatur
waktu tidur.
Hindari Kopi
Menghindari minum kopi atau minuman lain yang mengandung kafein di dalamnya.
Lebih baik jika meminum minuman yang hangat maka lebih baik meminum air putih.
Memakai Kaus Kaki
Kaus kaki membantu menjaga kaki agar tetap hangat di malam hari. Sehingga tidur
terasa lebih nyenyak dan lelap.
Hindari Makan Malam Yang Berat
Hindari akan makan yang berat di malam hari, seperti nasi, roti, mie instant, dan
sebagainya karena dapat mempengaruhi pola tidur.
Coba Teknik Pernafasan
Ada teknik pernafasan yang disebut dengan 4-7-8. Yaitu teknik pernafasan yang dapat
membantu tidur lebih cepat, yaitu dengan bernafas melalui hidung selama 4 detik
kemudian tahan nafas selama 7 detik, kemudian meniup udara keluar dari mulut
selama 8 detik.
Kosumsi Teh Chamomile
Mencoba menghirup teh chamomile saat merasa sulit tidur. Teh ini dapat melemaskan
saraf dan bertindak sebagai obat penenang.
Teh camomile sendiri adalah teh yang dibuat dari bunga Matricaria Camomila yang
pada masa Yunani, Mesir, dan Romawi kuno dengan cara dikeringkan terlebih dahulu.
4. Mendemonstrasikan adanya keseimbangan istirahat dan tidur sesuai dengan status
kesehatan pasien.
14
5. Hilangnya tanda klinis ganguan tidur dan penyimpangan pada pasien, seperti timbulnya
perasaan segar, tidak gelisah, lesu, dan apatis, hilangnyakehitaman di daerah disekitar
mata, mulai menghilangnya kelopak mata yang bengkak, tidak adanya konjungtiva merah
dan mata merah, pasien sudah dapat berkonsentrasi penuh, serta tidak ditemukan
gangguan peroses berfikir, bicara, dan lain-lain.
15