Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
Tabel 5.1 Data Hasil Uji Aktifitas Daya Hambat Rebusan Daun Suruhan (Peperomia
pellucida) terhadap Bakteri Staphylococcus aures
Hasil uji efektifitas rebusan daun suruhan juga masih dapat menghambat
suruhan (Peperomia pellucida) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
bakteri Staphylococcus aureus dengan aureus dengan rata – rata diameter zona
beberapa variasi konsentrasi, yang hambat 1,014 cm.
dilakukan pengulangan sebanyak tujuh
kali didapatkan hasil bahwa pada Dari hasil penelitian juga
konsentrasi 60% rebusan daun suruhan didapatkan hasil bahwa rebusan daun
(Peperomia pellucida) sudah bisa suruhan (Peperomia pellucida) pada
menghambat pertumbuhan bakteri setiap konsentrasi memiliki pengaruh
Staphylococcus aureus dengan rata – yang berbeda – beda terhadap daya
rata diameter zona hambat 0,385 cm, hambat pertumbuhan bakteri
dan pada konsentrasi 10% rebusan daun Staphylococcus aureus. Hal ini dapat
dilihat pada gambar 5.2.
Gambar 5.2 Pengaruh konsentrasi rebusan daun suruhan (Peperomia pellucida) terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Variasi konsentrasi rebusan daun maka semakin tinggi zona hambat yang
suruhan (Peperomia pellucida) terhadap dihasilkan.
pertumbuhan bakteri Staphylococcus Pada dasarnya uji daya hambat
aureus sangat berpengaruh, dapat dilihat akan memberikan hasil yang mana
dari masing – masing konsentrasi semakin tinggi konsentrasi maka
terdapat perbedaan rata – rata lebar zona semakin besar zona hambatnya, dan
hambat yang dihasilkan. semakin rendah konsentrasi maka
semakin kecil juga zona hambatnya. Hal
ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh
PEMBAHASAN Sudirman (2014) dan Ajizah (2004).
Pada hasil uji efektifitas rebusan daun
Dari hasil penelitian tentang uji suruhan (Peperomia pellucida) terhadap
efektivitas rebusan daun suruhan bakteri Staphylococcus aureus pada
(Peperomia pellucida) terhadap daya penelitian ini menunjukkan hasil yang
hambat pertumbuhan bakteri terbalik, yang mana semakin tinggi
Sthaphylococcus aureus dapat diketahui, konsentrasi maka semakin kecil zona
bahwa rebusan daun suruhan hambatnya, dan semakin rendah
(Peperomia pellucida) mampu konsentrasi maka semakin besar zona
menghambat pertumbuhan dari bakteri hambatnya. Hal ini dapat diasumsikan
Sthaphylococcus aureus pada terjadi karena dari rebusan daun suruhan
konsentrasi 60% – 10%. Kemempuan (Peperomia pellucida) terdapat
yang dimiliki tumbuhan suruhan kandungan senyawa alkaloid dan tanin.
(Peperomia pellucida) dalam Menurut Achmad (1986) dalam Emilia
menghambat pertumbuhan bakteri (2010) Alkaloid merupakan senyawa
disebabkan karena tumbuhan ini organik yang bersifat basa . Selain
mengandung senyawa – senyawa aktif alkaloid rebusan daun suruhan
yaitu, seperti alkaloid, tanin, saponi, dan (Peperomia pellucida) juga mengandung
minyak atsiri, dimana senyawa – senyawa tanin, yang mana senyawa
senyawa tersebut memiliki fungsi yang tanin merupakan senyawa yang besifat
salah satunya adalah sebagai antibakteri, asam (Ismarani, 2012). Dari sifat asam
dan senyawa tersebut tidak rusak pada dan basa yang dimilki dua senyawa
pemanasan suhu 100˚C (Retnowati, tersebut akan membentuk reaksi Asam –
2011). Basa. Reaksi asam – basa merupakan
Dari penelitian yang dilakukan reaksi penetralan, selain disebut reaksi
didapatkan hasil bahwa konsentrasi dari penetralan reaksi asam – basa juga
rebusan daun suruhan (Peperomia disebut sebagai reaksi penggaraman,
pellucida) dapat berpengaruh pada karena reaksi asam – basa ini
lebarnya zona hambat. Dimana pada menghasilkan garam (Samsiarti dkk,
konsentrasi terendah rebusan daun 2004).
suruhan (Peperomia pellucida) yaitu Saat sifat basa yang dimiliki
konsentrasi 10% dapat menghambat alkaloid bereaksi dengan senyawa tanin
pertumbuhan bakteri Staphylococcus yang bersifat asam akan menghasilkan
aureus dengan rata – rata lebar zona garam. Bakteri Staphylococcus aureus,
hambat 1,014 cm. Dan pada konsentrasi merupakan bakteri halofilik atau bakteri
rebusan daun suruhan (Peperomia yang suka dengan kadar garam yang
pellucida) tertinggi yaitu 60% didapat tinggi (Rizki, 2017). Saat bakteri
rata – rata lebar zona hambat adalah Staphylococcus aureus yang ditanam
0,385 cm. Hasil penelitian ini pada media MH dan ditambahkan
menunjukkan semakin tinggi rebusan daun suruhan (Peperomia
konsentrasi, maka semakin kecil zona pellucida) dengan konsentrasi tinggi,
hambat yang dihasilkan, dan begitu juga maka garam yang dihasilkan juga akan
sebaliknya, semakin rendah konsentrasi, semakin banyak, dan menyebabkan