Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 4A
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah
Salawat serta salam tidak lupa kami haturkan atas junjungan nabi besar
kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam terang menderang, semoga kami mengikuti jejak beliau sampai akhir zaman.
Aamiin.
Tak ada gading yang tak retak dan tak seorang pun yang luput dari
kesalahan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB III LAPORAN KASUS
3.3 Diagnosa......................................................................................... 39
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
yang diderita. Hal ini karena usia merupakan salah satu faktor dari berbagai
penyakit. Tak heran, banyak lansia yang menderita penyakit serius, bahkan tak
hanya satu penyakit tapi bisa dua atau lebih penyakit sekaligus.
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta
hepatitis virus B (HVB). Tentu saja hal ini menjadi masalah besar karena
Anoreksia atau penurunan nafsu makan dimana gejala ini diperkirakan terjadi
akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak untuk melakukan detoksifikasi
produk yang abnormal sehingga klien ini haruslah mendapatkan nutrisi yang
cukup agar dapat memproduksi enegi metabolik sehingga klien tidak mudah lelah.
Secara khusus terapi nutrisi yang didesain dapat diberikan melalui rute
parenteral atau enteral bila penggunaan standar diet melalui rute oral tidak adekuat
1
atau tidak mungkin untuk mencegah/memperbaiki malnutrisi protein-kalori.
Nutrisi enteral lebih ditujukan pada pasien yang mempunyai fungsi GI tetapi tidak
karena status perubahan metabolik atau bila abnormalitas mekanik atau fungsi
antara lain: penyebab, tanda dan gejala, pengobatan, perawatan, penularan dan
2
7. Bagaimana penatalaksanaan dari hepatitis?
1.3 Tujuan
hepatitis.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber: http://ainunhairany.blogspot.com/2011/11/mengenal-bahaya-penyakit-
hepatitis.html
Hati adalah organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau
lebih 25% berat badan orang dewasa dan merupakan pusat metabolisme tubuh
dengan fungsi sangat kompleks yang menempati sebagian besar kuadran kanan
atas abdomen. Batas atas hati berada sejajar dengan ruangan interkostal V kanan
dan batas bawah menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga VIII kiri.
4
Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat celah transversal
sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis. Omentum minor terdapat mulai dari
sistem porta yang mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus koledokus.
Sistem porta terletak di depan vena kava dan dibalik kandung empedu.
Permukaan anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan
ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang berukuran kira-kira 2
kali lobus kiri. Hati terbagi 8 segmen dengan fungsi yang berbeda. Pada dasarnya,
garis cantlie yang terdapat mulai dari vena cava sampai kandung empedu telah
membagi hati menjadi 2 lobus fungsional, dan dengan adanya daerah dengan
berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus yang tersusun
Hati adalah organ terbesar dan terpenting di dalam tubuh. Organ ini
penting untuk sekresi empedu, namun juga memiliki fungsi lain antara lain :
5
1. Metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein setelah penyerapan dari
saluran pencernaan.
2. Detoksifikasi atau degradasi zat sisa dan hormon serta obat dan
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta
bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999). akan sama halnya dengan menurut
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
6
1. transmisi secara enterik terdiri dari hepatitis A (HAV) dan hepatitiis E
(HEV) :
c. Ditemukan di tinja
intestinal.
7. Splenomegali ringan
8. Limfadenopati
7
2.1.5 Patofisiologi
Penyebab dari hepatitis A adalah virus dari hepatitis A. penularan virus ini
melalui fekal, oral dan replikasi virus terjadi dalam hati. Penyakit hepatitis A,
atau yang dikenal juga dengan penyakit kuning ini. cara penularannya adalah
melalui makanan dan minuman yangn tercemar kotoran yang mengandung virus
dekat dengan outletpembuangan limbah pada sayur mentah. Tingakt infeksi lebih
tinggi di daerah dimna transmisi lansung antara fekal oral mungkin terjadi , sepeti
disfungsi sel-sel hati. Hasil dari intraksi ini adalah intraksi rumit host virus yang
8
kebal kembali terhadap HBV atau justru mengembagkan carier kroni ske sisi
lainya. Kondis patologis yang disebabkan oleh intraksi virus dan system
kekebalan tubuh akan meneyrrang hati dan mengakibatkan cidera sel-sel hati.
Sebagai respon terhadap adanya cidera sel oleh bderbagai antigen virus, individu
mempunyai kemampuan untuk merusak sel-sel hati, 80% dari individu dengan
penyakit ini tidak memiliki gejal spesifik yang berhubungna dengan gangguan
fungsi hati.
Infeksi HDV akut dan kronis melibatkan proses peradangan hati, HDV
melkukan koinveksi dengan HDV juga dapat timbul keudian sehingga infeksi
sirkulasi maka target organ dari virus ini adalah sel-sel hepatosis dan
menyebabkann cidera pada sel-sel hati. Respon cidera ini terjadi pada seluruh sel-
9
2.1.6 Pathway
Nyeri Anoreksia
Gglikogenesis Glukoneogenesis
menurun menurun
Perubahan Nutrisi :
Glikogen dalam hepar berkurang
Kurang Dari Kebutuhan
Glikogenolisis menurun
10
2.1.7 Pemeriksaan Penujang
dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak,
protein serum disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun
hati).
11
i. Masa Protrombin: Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat
seluler)
hati.
2.1.8 Penatalaksanaan
daya tahan tubuh dan nafsu makan serta obat obatan yang mengurangi rasa mual
dan muntah
pengobbatan
1. Pengobatan oral
12
a. Lamivudine : dari kelompok nukleosida analog, dikenal dengan nama
3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak anak, pemakaian
kronik, efek samping pada obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih,
yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di
selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah
sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih
dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan
pemberian antipiretik.
13
2.2.8.3 Penanganan dan Pengobatan Hepatitis C
penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita
tertentu hal ini tidak dapat menolong, untul: itu perlu penanganan pada stadium
awalnya.
2.1.9 Komplikasi
1. Kolestasis
2. Kambuhnya infeksi
3. Gagal hati
4. Hepatitis B fulminan
5. Kanker hati
6. Sirosis hati
2.2.1 Pengkajian
keperawatan.
14
1) Identitas klien
Meliputi nama lengkap, jenis kelamin, tempat tinggal, umur, tempat lahir,
2) Keluhan utama
bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang
a) Aktifitas / istirahat :
b) Makanan / cairan
(malnutrisi).
15
- Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada
c) Eliminasi
6) Pemeriksaan fisik
Pada mata klien saat diinspkesi tampak simestris kiri dan kanan, konjungtiva
pucat, tidak ada oedema pada palpebra, sclera (ikterus), bulu mata tidak
mudah tercabut, alis tersebar merata, lapang pandang klien yaitu melihat ke 8
arah lapang pandang. Pada hidung saat diinspeksi tampak simetris antara kiri
dan kanan, mampu membedakan bau, serta tidak terdapat secret. Dan pada
telinga saat diinspeksi keadaan daun telinga simetris kiri dan kanan, terdapat
test rinne : +/+ (fungsi pendengaran normal, hantaran udara lebih panjang dari
hantaran tulang klien ) serta test weber tidak ada laterisasi kekiri dan
kekanan.
b. Sistem Kardiovaskuler
CRT < 2 detik, tidak ada distensi vena jugularis, tidak terdapat suara jantung
tambahan.
c. Sistem Respirasi
Saat di palpasi tidak terdapat nyeri tekan. Saat diinspeksi bentuk dada
simetris antara dada kiri dan dada kanan, pergerakan dadanya pun mengikuti
16
gerakan dari pernafasan dengan frekuennsi 24 kali/menit. Saat diperkusi
terdapat suara resonan diarea paru. Saat diauskultasi suara nafas vesikuler dan
d. Sistem Persarafan
Pada fungsi cerebral, klien mampu mengingat waktu, orang dan tempat, daya
ingat klien pun masih mampu untuk mengingat masa lalu, kesadaran klien
refleks cahaya
lateral
tersenyum.
17
9) Nervus (IX glosofaringeus) : Klien mampu menelan dengan baik,
“AH”
e. Pada fungsi motorik massa otot simetris kiri dan kanan, serta mampu
4 4
4 4
f. Sistem Imun
Tidak ada riwayat alergi terhadap makan, zat kimia atau perubahan cuaca.
g. Sistem Pencernaan
Gigi tidak lengkap, tidak caries. Gusi tampak berwarna merah muda. Lidah
klien tampak kotor dan bibir tampak kering. Pada saat diinspeksi bentuk
abdomen datar, dan ikut bergerak saat bernafas. Pada saat dipalpasi hepar
teraba 3 jari di bawah costa, terdapat nyeri tekan pada daerah abdomen
kuadran kanan atas, palpasi dalam tepi hati teraba, terasa keras,tajam, tepi
regular dengan permukaan licin. Pada saat diperkusi terdengar redup didaerah
abdomen kuadran kanan atas. Dan pada saat diauskultasi bising usus positif
18
h. Sistem Integumen
Bentuk kepala klien mesochepal, gerakan normal kekiri dan kekanan, rambut
beruban, lurus, kulit kepala bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan,
tidak mudah patah, rambut tidak rontok. Kulit klien berwarna kuning
(ikterus), tidak teraba panas, tekstur (halus). Kuku klien tidak mudah patah,
kuku normal.
i. Sistem Perkemihan
Bagian genetalia klien tampak normal, tidak ada lesi maupun massa disekitar
vagina. Tidak ada nyeri tekan dibagian genetalia dan sekitar kandung kemih.
inflamasi hepar
3. Nyeri akut b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan
5. Resiko gangguan fungsi hati b.d penurunan fungsi hati dan terinfeksi virus
hepatitis.
19
6. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan metabolisme
teratasi
Kriteria hasil:
20
3) Ajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat untuk
mecegah dehidrasi
memicu dehidrasi
selembar kain
2012)
Kriteria hasil:
21
1) Klien asupan makanan, cairan, dan zat gizi tercukupi
3) Mempertahankan massa tubuh dan dan berat badan ndalam batas normal
bats normal.
3) Pertahankan hyegiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
nutrisi tercupi
22
6) Kolaborasikan dengan advice dokter dalam pemberian obat antiemetik dan
klien dan analgesik dapat menekan nyeri pada andomen sehingga tidak
Kriteria hasil :
pencegahan nyeri
2) Klien melaporkan nyeri yang timbul, lamanya frekensi dan lokasi nyeri
berakhir.
yang dirasakan ini akan memberi efek klien akan lebih tenang dibanding
23
2) Lakukan observasi nyeri yang komperhensif meliputi lokasi, karakteristik,
yang dirasakan
nyaman.
dirasakan klien
Tujuan :
24
Kriteria hasil menurut (NOC, 2008):
2) Bantu klien untuk mengubah posisi secara berkala, bersandar, duduk dan
berdiri.
Rasional: melatih klien untuk setiap aktivitas dan kemandirian klien dan
mencegah dekubitus
25
5) Bantu klien individu untuk mengidentivikasi kemampuan-kemampuan dan
minat
26
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas
Nama : Ny “K”
Umur : 61 thn
Alamat : Panyileukan
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMP
No Rekam Medik : 06 00 07
Nama : Tn. I
Pendidikan : SMA
27
Pekerjaan : Pengawai Swasta
Alamat : Panyileukan
No. Tlp : -
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke UGD pada tgl 8 September 2018 jam 13.00 wib mengeluh
sakit pada perut sebelah kanan atas, skala nyeri sedang ( 4 - 6 ), rasa tertusuk
jarum, klien tampak meringis dan sakit perut meningkat setelah banyak
Keluarga klien tidak ada yang pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya.
28
Body image : Klien mengatakan tidak bisa menjalankan aktivitas
Harga diri : Klien selalu merasa dihargai oleh keluarganya dan selalu
Ideal diri : Klien berharap cepat sembuh dan kembali pulang rumah
C. Aspek Psikososial
1. Aspek indrawi
masih lemah
3. Pola Pikir
Hal yang amat dipikirkan saat ini : klien cemas memikirkan keadaannya dan
5. Mekanisme coping
29
b. Yang ingin dirubah dari kehidupan : ingin hidup lebuh baik dan setelah
6. Pola Spiritual
Klien beragama Islam. Selama klien sakit, klien selalu beribadah dengan cara
2 CAIRAN
- a. Jenis minuman Air putih + susu Air putih + susu
- b. Frekuensi 3 – 4 gelas/hari 5 – 6 gelas/hari
takaran 300 cc takaran 300 cc
- c. Jumlah ± 1200 cc ± 1800 cc
3 ELIMINASI
- a. BAK
1) Frekuensi 8 – 10 x/hari 8 – 10 x/hari
2) Bau Amoniak Amoniak
3) Warna Kuning jernih Kuning pekat
4) Tempat pembuangan Wc Tempat tidur
(pispot)
- b. BAB
1) Frekuensi 1x/hari 1x/hari
2) Warna Kuning Kuning
3 ) Konsistensi Padat Lembek
4) Tempat pembuangan WC WC
30
4 ISTIRAHAT TIDUR
- a. Jam tidur malam 21.00 – 05.00 22.00 – 04.00
- b. Jam tidur siang 14.00 – 15.00 Tidak tidur siang
- c. Kebiasaan pengantar Nonton TV Tidak ada
tidur Tidak ada Tidak ada
- d. Kebiasaan saat tidur Tidak ada Klien mengeluh
- e. Kesulitan saat tidur susah tidur dan
sering terbangun
5 OLAH RAGA
Program olah raga Tidak ada Tidak ada
6 PERSONAL HIGIENE
- a. Mandi 2 x/hari Klien mengatakan
selama di rumah
sakit badannya
hanya di lap - lap
dengan handuk yang
dibasahi air hangat.
- b. Cuci rambut 1 – 3 x/minggu Tidak ada
7 ROKOK/ALKOHOL/O
BAT-OBATAN Tidak ada Tidak ada
3. TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/mnt
P : 24 x/mnt
S : 37,5 oC
31
4. Tinggi Badan : 155 cm
5. Berat Badan :
b. Selama sakit : 56 kg
6. Pemeriksaaan Fisik
Pada mata klien saat diinspkesi tampak simestris kiri dan kanan,
konjungtiva pucat, tidak ada oedema pada palpebra, sclera (ikterus), bulu
mata tidak mudah tercabut, alis tersebar merata, lapang pandang klien
tampak simetris antara kiri dan kanan, mampu membedakan bau, serta
tidak terdapat secret. Dan pada telinga saat diinspeksi keadaan daun
normal ( test dengan garputala ). Saat dilakukan test rinne : +/+ (fungsi
klien ) serta test weber tidak ada laterisasi kekiri dan kekanan.
b. Sistem Kardiovaskuler
CRT < 2 detik, tidak ada distensi vena jugularis, tidak terdapat suara
jantung tambahan.
c. Sistem Respirasi
Saat di palpasi tidak terdapat nyeri tekan. Saat diinspeksi bentuk dada
simetris antara dada kiri dan dada kanan, pergerakan dadanya pun
32
diperkusi terdapat suara resonan diarea paru. Saat diauskultasi suara nafas
d. Sistem Persarafan
Pada fungsi cerebral, klien mampu mengingat waktu, orang dan tempat,
daya ingat klien pun masih mampu untuk mengingat masa lalu, kesadaran
bauan
matanya Lateral
tersenyum
baik
33
9) Nervus (IX glosofaringeus) : Klien mampu menelan dengan baik,
“AH”
Pada fungsi motorik massa otot simetris kiri dan kanan, serta
4 4
4 4
e. Sistem Imun
Tidak ada riwayat alergi terhadap makan, zat kimia atau perubahan cuaca.
f. Sistem Pencernaan
Gigi tidak lengkap, tidak caries. Gusi tampak berwarna merah muda.
Lidah klien tampak kotor dan bibir tampak kering. Pada saat
diinspeksi bentuk abdomen datar, dan ikut bergerak saat bernafas. Pada
saat dipalpasi hepar teraba 3 jari di bawah costa, terdapat nyeri tekan pada
daerah abdomen kuadran kanan atas, palpasi dalam tepi hati teraba, terasa
34
g. Sistem Integumen
rambut beruban, lurus, kulit kepala bersih, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, tidak mudah patah, rambut tidak rontok. Kulit klien berwarna
kuning (ikterus), tidak teraba panas, tekstur (halus). Kuku klien tidak
h. Sistem Perkemihan
Bagian genetalia klien tampak normal, tidak ada lesi maupun massa
disekitar vagina. Tidak ada nyeri tekan dibagian genetalia dan sekitar
kandung kemih.
1. D5% : NaCl , 1 : 1
5. Curcuma 3x1
35
3.1.7 Data Fokus
Nama pasien : Ny “ K”
No.MR : 06 00 07
36
3.2 Analisa Data
Nama pasien : Ny “ K”
No.MR : 06 00 07
Merangsang nociceptor
Merangsang medulla
spinalis
37
Ditransmisikan ke korteks
serebri (thalamus)
Nyeri
Mampu melawan
tahanan, tapi bukan
kekuatan penuh.
Gangguan metabolisme
(karbohidrat, protein, lemak)
Penurunan pembentukan
ATP
Malaise
Intoleransi aktivitas
38
porsi yang disiapkan
DO: Peningkatan tekanan dalam
- BB = 56 kg (setelah empedu
sakit)
- TB = 155 cm Merangsang pusat
- BBI = 49,5-60,5 kg muntah(CTZ)
Mual muntah
Anoreksia
4 DS: Gangguan
Klien mengeluh susah pola istirahat
tidur dan sering terbangun dan tidur
DO:
- Klien nampak lemah
- Waktu tidur ± 6 jam/ hari
39
3.4 Intervensi Keperawatan
40
keluarganya secara menilai
karna kondisi bertahap perkembangan
klien masih - Kelemahan 3. Bantu klien 3. Klien akan
lemah berkurang memenuhi terpenuhi
DO: - Kekuatan otot kebutuhannya kebutuhannya
- Klien nampak 4. Tingkatkan 4. Tirah baring
lemah aktivitas sesuai lama dapat
- 5 5 toleransi menurunkan
- Kekuatan otot 5 5 kemampuan , ini
4 4 terjadi karena
4 4 keterbatasan
aktivitas
Mampu mengganggu
melawan periode istirahat
tahanan, tapi 5. Anjurkan 5. Tanpa keluarga
bukan kepada keluarga klien tidak bisa
kekuatan untuk lebih berbuat apa-apa,
penuh. memperhatikan karena itu keluarga
kebutuhan klien sangat dibutuhkan.
3 Risiko Nutrisi Tidak terjadi 1. Kaji status 1. Memberikan
kurang dari Nutrisi kurang nutrisi klien informasi
kebutuhan b/d dari termasuk diet tentang
intake nutrisi kebutuhan den harian kebutuhan
yang tidak gan kriteria: pemasukan /
adekuat, - Porsi makan defisiensi
ditandai dihabiskan 2. Timbang 2. Untuk
dengan: - Berat badan berat badan mengetahui
DS: klien dalam setiap hari jika perkembangan
- Klien batas berat memungkinkan berat badan,
mengatakan badan ideal apakah mengalami
nafsu makan klien (BBI peningkatan atau
menurun = 49,5-60,5 penurunan
- Klien kg) 3. Anjurkan 3. Buruknya
mengatakan klien makan toleransi terhadap
hanya dalam porsi makanan yang
menghabiskan sedikit tapi banyak karena
1/3 dari porsi sering peningkatan
yang disiapkan tekanan intra
DO: abdomen
- BB = 56 kg 4. Anjurkan 4. Meningkatka
(setelah pada keluarga n nafsu makan
sakit) untuk klien
- TB = 155 cm menyediakan
- BBI = 49,5- makanan yang
60,5 kg menarik dan
selalu hangat
41
5. Menganjurka 5. Menurunkan
n makan dalam rasa penuh pada
posisi tegak abdomen
6. Kolaborasi 6. Menambah
pemberian nafsu makan klien
vitamin/ obat
penambah nafsu
makan
Curcuma tab. 3
x1
4 Gangguan Kebutuhan 1. Kaji pola 1. Data dasar
pola istirahat istirahat tidur tidur klien untuk intervensi
tidur b/d klien terpenuhi berikutnya dan
dengan kriteria indicator untuk
Ditandai - Klien secara menilai
dengan: verbal perkembangan
DS: mengatakan 2. Ciptakan 2. Menurunkan
Klien bisa tidur lingkungan yang rangsangan
mengeluh nyenyak tenang eksternal sehingga
susah tidur dan- Klien tampak klien dapat
sering segar beristirahat dengan
terbangun - Waktu tidur tenang
DO: 7-8 jam perhari 3. Beri 3. Agar klien
- Klien penjelasan mengerti tentang
nampak lemah tentang pentiingnya
- Waktu tidur pentingnya istirahat
± 6 jam/ hari istirahat
4. Anjurkan 4. Makanan tinggi
mengkonsumsi protein dapat
makanan tinggi membantu
protein merangsang tidur
DIAGNOSA
NO HARI/ JA
KEPERAWA IMPLEMENTASI EVALUASI
DX TGL M
TAN
I Gangguan Selasa, 08. 1. Mengobservasi, Rabu, 19
rasa nyaman 18 30 mencatat lokasi September 2018
(nyeri) b/d Septem dan beratnya nyeri jam 07.00
proses ber (skala 0-10), S: klien masih
inflamasi 2018 karakter nyeri mengeluh sakit
pada hati menetap atau perut
42
hilang timbul O: nyeri sedang
Hasil: skala nyeri skala 4
sedang (4-6) pada A: masalah
perut kuadran belum teratasi
kanan atas yang P: lanjutkan
tidak menetap( intervensi
hilang timbul) 1. observasi dan
08. 2. Mengobservasi catat berat dan
35 TTV karakter nyeri
Hasil, TD: 110/70 2. observasi TTV
mmHg, N : 84 3. anjurkan
x/I, S : 37,5 oc, tehnik
P : 24 x/i relaksasi
08. 3. Mengajarkan
40 menggunakan 4. atur posisi
tehnik relaksasi yang nyaman
nafas dalam 5. kolaborasi
dengan pemberian
menganjurkan analgetik
klien menarik
nafas dalam
melalui hidung dan
dihembuskan
perlahan – lahan
melalui mulut,
ulangi 3-4 kali
Hasil : klien
mampu
melakukannya &
klien merasa
nyaman
08. 4. Mengatur posisi
50 yang nyaman
sesuai keinginan
klien
Hasil: klien dalam
posisi supinasi
13. 5. Penatalaksanaan p
00 emberian obat
analgetik
Hasil: inj.ketorolac
1 amp/IV
21. 6. Penatalaksanaan
00 pemberian
analgetik
Hasil: inj.ketorolac
43
1 amp/IV
05. 7. Penatalaksanaan
00 pemberian
Rabu, analgetik
19 Hasil: inj.ketorolac
Septem 1 amp/IV
ber
2018
44
kebutuhan klien
Hasil: keluarga
mengerti informasi
yang diberikan
45
00 pemberian
vitamin/ obat
penambah nafsu
makan
Hasil: Curcuma
tab. 1 tab/ oral
18. 7. Penatalaksaan
00 pemberian
vitamin/ obat
penambah nafsu
makan
Hasil: Curcuma
tab. 1 tab/ oral
IV Gangguan Selasa, 11. 1. Mengkaji pola Rabu, 19
pola istirahat 18 35 tidur klien September 2018
tidur b/d Septem Hasil: klien S: klien
ber mengatakan tidak mengatakan
2018 bisa tidur nyenyak belum bisa tidur
11. 2. Menciptakan nyenyak
40 lingkungan yang O: klien tampak
tenang lemah
Hasil: pengunjung A: masalah belum
dibatasi dan teratasi
memberitahukan P: lanjutkan
keluarga klien intervensi
agar tidak ribut 1. Kaji pola tidur
saat klien sedang klien
beristirahat 2. Ciptakan
11. 3. Memberi lingkungan
45 penjelasan tentang yang tenang
pentingnya 4. Anjurkan
istirahat untuk mengkonsums
membantu i makanan
memulihkan tinggi protein
energy
Hasil: klien
mengerti
penjelasan
perawat
12. 4. Menganjurkan
05 mengkonsumsi
makanan tinggi
protein
Hasil: klien
minum susu dan
telur saat makan
46
3.6 Evaluasi Somatif
NO HARI/
JAM EVALUASI
DX TGL
I P: lanjutkan intervensi
II P: lanjutkan intervensi
47
tapi sering
4. Anjurkan makan dalam posisi tegak
5. Kolaborasi pemberian vitamin/ obat
penambah nafsu makan
Kamis, 20 07.30 S: klien mengatakan belum bisa tidur nyenyak
September
O: klien masih tampak lemah
2018
A: masalah mulai teratasi
IV
P: pertahankan intervensi
P: lanjutkan intervensi
P: lanjutkan intervensi
48
2018 O: porsi makan tidak dihabiskan
P: lanjutkan intervensi
P: pertahankan intervensi
49
BAB IV
PENUTUP
1.1.Kesimpulan
biokimia serta seluler yang khas.sampai saat ini sudah teridentifikasi lima tipe
50
DAFTAR PUSTAKA
Maharani, Sabrina. (2008). Berbagai Ganggua Kesehatan Pada Anak. Kata Hati:
Jakarta.
medika. Jakarta
Pustaka: Jakarta