Sie sind auf Seite 1von 16

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018

KEEFEKTIFAN DIET RENDAH GARAM I PADA MAKANAN BIASA DAN


LUNAK TERHADAP LAMA KESEMBUHAN PASIEN HIPERTENSI

Sarlina Palimbong1, Maria Dyah Kurniasari2, Rani Refilda Kiha3,


1. Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
2. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya wacana
3. Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana

INFORMASI ABSTRACT

Hypertension is a serious health problem and commonly called as


Korespondensi “silent disseas” since all the indications and symptoms are
sarlina.palimbong@staff.uksw.edu  
unseen, judging by the carrier appearance. The data from
Riskesdas (2013) said that there were 25.8% hypertension patients
in Indonesia, but still control procedure for this disease cannot be
applied functionally even though effective drugs are available.
Controlling hypertension can be done by keeping the diet, doing
Keywords: activities every day and taking medication hypertension.
hypertension, food effectiveness,
Consuming high amounts of salt continuously will have an impact
low salt diet I
on the incidence of hypertension. The aim of this study was to
know the effectiveness of food with a low-salt diet I in the form of
regular food and soft food for hypertension patients to the
duration of their recovery time. This was a quantitative research,
using a type of comparative research. This study used secondary
data collection techniques such as medical records in every ward
hospital. The medical records data was use is the blood pressure
patients for 3 days. The main parameters used were the results of
blood pressure seen for 3 days. The result showed a comparison
between first blood pressure and the last blood pressure in
patients with regular food diet showed a 0,000 significance with p
value <0,05, and the soft-diet food patients showed 0,000
significance. The conclusion from this study is a diet low salt I on
food with regular diet and soft diet can reduce blood pressure.

  74  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 

Abstrak

Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat dianggap remeh, dan sering dijuluki sebagai penyakit “Silent
Disseas” karena tanda dan gejala yang tidak terlihat dari sekilas melihat penderitanya. Data Riskesdas tahun 2013
memperlihatkan bahwa penderita hipertensi di Indonesia sebanyak 25,8% namun pengontrolan hipertensi belum
sepenuhnya dapat dilakukan meskipun sudah tersedia obat-obatan yang efektif. Mengontrol hipertensi dapat
dilakukan dengan menjaga pola makan, melakukan aktivitas setiap hari dan mengkonsumsi obat hipertensi.
Mengonsumsi garam dalam jumlah tinggi secara terus menerus akan berdampak pada timbulnya penyakit
hipertensi. Tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui keefektifan makanan dengan diet rendah garam I dalam
bentuk makanan biasa dan makanan lunak pada penyakit hipertensi terhadap lama kesembuhan pasien hipertensi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan jenis penelitian komparasi atau perbandingan. Teknik
pengumpulan data sekunder berupa data rekam medik di setiap bangsal rumah sakit. Data rekam medik yang
digunakan adalah hasil tekanan darah pasien selama 3 hari. Hasil penelitian didapati perbandingan antara tekanan
darah awal dengan tekanan darah akhir pasien diet biasa menunjukan signifikansi 0,000 dengan nilai p value <0,05,
dan hasil perbandingan tekanan darah awal- tekanan darah akhir pasien diet lunak menunjukkan signifikansi 0,000.
Kesimpula dari penelitian ini ialah diet rendah garam I pada makanan dengan diet biasa dan diet lunak dapat
menurunkan tekanan darah.

Kata kunci : hipertensi, keefektifan makanan, diet rendah garam I

Latar belakang langsung membunuh penderitanya namun, akan


memicu atau menimbulkan penyakit-penyakit
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak
lainnya [1].
dapat dianggap remeh, dan sering dijuluki sebagai
Menurut National Institutes of Health
penyakit “Silent disses” karena tanda dan gejala
(2015), tekanan darah normal adalah tekanan darah
yang tidak terlihat dari sekilas melihat
kurang atau setara dengan 120/80 mmHg.
penderitanya. Penyakit yang juga dikenal dengan
Seseorang dikatakan menderita hipertensi jika
tekanan darah tinggi ini merupakan faktor resiko
tekanan darahnya mencapai lebih dari 140/90
utama dari perkembangan penyakit jantung dan [2]
mmHg . Nilai yang lebih tinggi (140 mmHg)
stroke. Penyakit ini merupakan keadaan dimana
biasa dikenal dengan tekanan darah sistolik
tekanan darah mengalami peningkatan yang
menunjukan fase darah yang dipompa oleh
memberikan gejala berlanjut pada suatu organ
jantung. Nilai yang lebih rendah (90 mmHg)
target dalam tubuh. Hipertensi tidak secara

  75  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
dikenal dengan tekanan darah diastolik merupakan hipertensi. Garam merupakan bumbu dapur yang
fase darah yang kembali ke jantung [3]. pasti digunakan sebagai pemberi rasa pada
Penyebab hipertensi dapat dibagi menjadi makanan, namun akan menjadi masalah bila garam
dua macam. Hipertensi primer atau esensial dikonsumsi dalam jumlah banyak [6].
merupakan hipertensi yang tidak diketahui Diet rendah garam merupakan diet yang
penyebabnya, walaupun dikaitkan dengan faktor dimasak dengan atau tanpa menggunakan garam
gaya hidup seperti kurang bergerak (jarang namun dengan pembatasan tertentu. Garam rendah
melakukan aktivitas fisik) dan pola makan. yang digunakan adalah garam natrium. Natrium
Penyebab hipertensi primer terjadi pada sekitar merupakan kation utama dalam cairan ekstraselular
90% penderita hipertensi. Hipertensi sekunder/ tubuh yang berfungsi menjaga keseimbangan
hipertensi non esensial merupakan hipertensi yang cairan. Asupan natrium yang berlebihan dapat
diketahui penyebabnya, sebanyak 5-10% penderita menyebabkan gangguan keseimbangan cairan
hipertensi disebabkan oleh penyakit ginjal, tubuh sehingga menyebabkan edema atau asites,
sedangkan pada 1-2% penyebabnya adalah dan hipertensi. Tujuan dari diet rendah garam
kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu [4]. adalah membantu menurunkan tekanan darah serta
Data Riskesdas tahun 2013, mempertahankan tekanan darah menuju normal.
memperlihatkan bahwa penderita hipertensi di Pasien dengan tekanan darah yang tinggi diatas
Indonesia sebanyak 25,8% pada mereka yang normal akan diberi makanan dengan konsumsi
sudah didiagnosa oleh tenaga kesehatan, namun garam yang rendah sesuai tingkat keparahannya [7].
pengontrolan hipertensi belum sepenuhnya dapat Diet rendah garam I hanya boleh mengkonsumsi
dilakukan meskipun sudah tersedia obat-obatan natrium sebanyak 200-400 mg Na per hari, diet
yang efektif [5]. Menurut Santosa & Ningrat (2012), rendah garam II hanya akan mengkonsumsi
banyak faktor yang menyebabkan hipertensi baik natrium sebanyak 600-800 mg Na per hari, dan diet
faktor yang dapat dikontrol maupun tidak dapat rendah garam III hanya boleh mengkonsumsi
dikontrol. Faktor yang tidak dapat dikontrol antara 1000-1200 mg Na per hari yang akan dimasukan
lain usia, jenis kelamin dan faktor keturunan, dalam makanan yang dimakan [8].
sedangkan faktor yang dapat dikontrol adalah Di rumah sakit jenis makanan dibagi
faktor gaya hidup, aktivitas fisik serta pola makan. menjadi empat diantaranya makanan biasa,
Kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak serta makanan lunak, makanan saring, dan makanan
makanan berkadar garam tinggi (makanan asin) cair. Makanan biasa diberikan kepada pasien yang
dengan disertai dengan kurangnya aktivitas gerak tidak memerlukan makanan khusus sehubungan
semakin memperbesar munculnya penyakit dengan penyakitnya. Makanan lunak diberikan

  76  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
kepada pasien sesudah operasi tertentu pada makanan biasa dan lunak terhadap lama
penyakit tertentu atau pada pasien dengan penyakit kesembuhan pasien.
infeksi dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu Metodologi
tinggi. Tujuannya adalah agar mudah ditelan dan (1) Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
dicerna sesuai kebutuhan gizi dan keadaan menggunakan jenis penelitian komparasi atau
[8]
penyakit . perbandingan dengan menggunakan uji t sign.
Hasil penelitian Rini (2011) yang dilakukan (2) Penelitian ini menggunakan teknik
di Kelurahan Sidomulyo Barat kota Pekanbaru, pengumpulan data primer yakni recall 24 jam dan
sebanyak 34 orang (56,7%) dari 60 responden data sekunder yang berupa hasil tekanan darah
tidak patuh dalam menjalankan diet rendah garam. pasien selama 3 hari dilihat dari data rekam medik.
Faktor sikap negatif ini muncul karena kejenuhan Adapun faktor penggangu yang akan
serta tidak terbiasanya penderita hipertensi untuk diperhitungkan dalam penelitian ini adalah tingkat
menjalankan diet hipertensi, yang disebabkan oleh pengetahuan pasien dan dukungan keluarga.
kebiasaan responden seperti kurang berolahraga Tingkat pengetahuan akan diambil dengan
serta mengkonsumsi makanan berkadar garam menyebar kuisioner pengetahuan dengan
tinggi [9]. membacakan pertanyaan pada pasien. Data
Penelitian diatas menunjukan bahwa dukungan keluarga pasien akan diukur dengan
penderita hipertensi lebih memilih untuk tidak menggunakan angket dukungan keluarga.
menjalankan diet hipertensi, dari pada (3) Teknik analisis data pada penelitian ini
menghilangkan kebiasaan yang telah lama menggunakn analisis bivariat dan univariat.
dilakukan dan membuat nyaman, padahal dengan Analisis univariat menggunakan uji deskriptif
menjalani diet, maka pasien dapat menjaga korelasi sedangkan analisis univariat untuk
tubuhnya dari penyakit hipertensi. Hal ini menarik mengukur perbandingan tekanan darah awal dan
untuk diteliti lebih lanjut apakah ada pengaruh diet tekanan darah akhir pasien menggunakan uji t sign
rendah garam (RG) terutama diet rendah garam I dan uji korelasi mengukur hubungan dukungan
terhadap lama kesembuhan hipertensi. keluarga dengan tekanan darah pasien dan
pengetahuan pasien dengan tekanan darah pasien.
Tujuan
(4) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin penderita hipertensi yang menjalani rawat inap di
melihat keefektifan dari diet rendah garam I yang Rumah Sakit Ken Saras pada 4 bangsal yakni
diberikan kepada penderita hipertensi pada Diamond, Opal A, Opal B, dan Topaz. Penelitian

  77  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
ini berlangsung selama 1 bulan yakni dari tanggal Tabel 3.1. Distribusi Frekuensi Pasien Diet
Rendah Garam I.
7 September sampai dengan 7 Oktober.
Bentuk biasa Bentuk lunak
(5) Kriteria responden dalam penelitian ini yaitu,
Jumlah 30 30
pasien terdiagnosa hipertensi dengan tekanan darah
pasien
mulai dari 180/90 mm/Hg, laki-laki dan perempuan
Total 60
berusia >45 tahun, serta tidak mengalami gangguan
Sumber: Data pribadi, 2018
bicara. Selain itu, kemampuan pasien mengunyah
dan menelan makanan juga menjadi penentu Menurut jumlah data di Rumah Sakit Ken
bentuk diet yang diberikan. Kemampuan Saras, terdapat 70 pasien dengan penyakit
mengunyah ditentukan oleh seberapa berat hipertensi pada 4 ruang penyakit dalam di RS
penyakit yang diderita pasien. Ken Saras, namun peneliti hanya akan
menggunakan 60 pasien, dengan asumsi pasien
Hasil Dan Pembahasan yang digunakan adalah pasien yang sesuai
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 7 dengan kriteria yang telah ditetapkan pada
September- 7 Oktober 2017 di Rumah Sakit Ken metode penelitian.
Saras pada 4 ruang rawat inap penyakit dalam.
B. Dukungan Keluarga
Pada akhir periode penelitian, peneliti telah
Hasil distribusi dukungan keluarga, didapat
memperoleh data berupa data primer dan data
dari angket dukungan keluarga baik pada
sekunder. Data primer yang telah diambil peneliti,
pasien dengan diet biasa maupun pasien
yakni me-recall 24 jam makanan pasien selama 3
dengan diet lunak. Distribusi data dukungan
hari dan melihat hubungan antara dukungan
keluarga dapat dilihat pada tabel 3.2 untuk
keluarga dengan tekanan darah pasien dan
makanan dengan diet biasa serta tabel 3.3
hubungan antara pengetahuan pasien dengan
untuk pasien dengan diet lunak. Hasil pada
tekanan darah pasien. Data sekunder yang
tabel 3.2 dan 3.3 diidentifikasi dari jawaban
diperoleh yakni melihat tekanan darah pasien
keluarga pasien pada angket dukungan
selama 3 hari. Adapun hasil penelitian baik analisa
keluarga. Hasil analisa angket dukungan
univariat dan bivariat akan dibahas dibawah ini.
keluarga dikategorikan dalam beberapa
A. Data pasien dengan diet rendah garam I kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang.
Jumlah pasien hipertensi yang menerima Tabel 3.2. Distribusi Frekuensi Dan Persentase
diet rendah garam I pada bentuk makanan biasa Dukungan Keluarga Pasien Dengan Diet
Biasa.
dan lunak di RS Ken Saras dapat dilihat pada Dukungan Jumlah Persentase
tabel dibawah ini. Keluarga

  78  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
Baik 6 20% Baik 6 20%
Cukup 17 56,7% Cukup 18 60%
Kurang 7 23,3% Kurang 6 20%
Jumlah 30 100% Total 30 100%
Sumber: Data pribadi, 2018 Sumber: Data pribadi, 2018

Hasil angket dukungan keluarga pada tabel Berdasarkan hasil jawaban pada angket
3.2 menunjukkan bahwa masih ada keluarga dukungan keluarga, dukungan keluarga pada
yang belum sepenuhnya mendukung anggota pasien dengan diet lunak lebih banyak terdapat
keluarga yang sakit dalam hal menyediakan pada kategori cukup. Hasil distributif dan
makanan khusus pasien hipertensi. Berdasarkan persentase dukungan keluarga pasien dengan
jawaban keluarga pasien pada angket dukungan diet lunak lebih banyak pada kategori cukup,
keluarga, terdapat 8 dari 30 keluarga mengaku karena sebagian besar pasien merupakan pasien
tidak membantu dalam aspek menjaga menu lanjut usia sehingga keluarga yang menjenguk
makanan pasien hipertensi. Tidak Menjaga cenderung lebih muda dan sudah memahami
menu makanan pasien seperti masih pantangan makan pasien. Selain itu, pasien
menyediakan makanan berlemak bagi pasien. juga sudah beberapa kali mengidap penyakit
Selain itu, terdapat 6 (20%) keluarga pasien hipertensi sehingga keluarga sudah banyak
yang masuk dalam kategori baik. Hal ini mengetahui dari konseling-konseling di
menunjukan bahwa keluarga pasien puskesmas ataupun di rumah sakit tempat
mendukung pasien dalam menyediakan pasien dirawat sebelumnya.
makanan khusus rendah garam dan
C. Pengetahuan
bertanggung jawab dalam menjaga menu
Distribusi pengetahuan pasien baik pada
makanan pasien hipertensi. Dukungan keluarga
pasien dengan diet biasa maupun dengan diet
yang kurang menunjukan bahwa kelurga masih
lunak akan dijabarkan dalam bentuk tabel
memperbolehkan pasien mengonsumsi
dibawah ini. Hasil ini didapat dari analisa
makanan dengan kandungan garam yang
jawaban pasien pada angket pengetahuan
tinggi.
tentang hipertensi.
Tabel 3.3. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tabel 3.4. Distribusi Frekuensi Dan Persentase
Dukungan Keluarga Pasien Dengan Diet Pengetahuan Pasien Diet Biasa.
Lunak. Pengetahuan Jumlah Persentase
Dukungan Jumlah Persentase
Pasien
Keluarga
Baik 6 20%

  79  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
Cukup 18 60% kuisioner dengan benar. Selain itu,
Kurang 6 20% pengetahuan pasien dengan diet lunak
Jumlah 30 100% dikategorikan cukup karena pengetahuan
Sumber: Data pribadi, 2018 pasien yang mengetahui bahan makanan boleh
dan tidak boleh di konsumsi namun, pasien
Berdasarkan hasil pada tabel 3.4 dapat
lebih banyak tidak mengetahui dampak yang
dilihat bahwa pengetahuan pasien diet biasa
dapat ditimbulkan penyakit hipertensi. Adapun
paling banyak pada kategori cukup.
sebanyak 27 dari 30 pasien tidak mengetahui
Pengetahuan pasien yang cukup dapat dilihat
penyakit yang dapat ditimbulkan oleh
dari jawaban pasien yang mengetahui deskripsi
hipertensi seperti gagal ginjal, stroke, dan
hipertensi, penyebab dan gejala hipertensi,
penyakit jantung koroner. Hal ini mungkin
serta makanan yang dianjurkan bagi penderita
dikarenakan pasien dengan diet lunak kurang
hipertensi. Pasien dengan diet biasa lebih
mendengar saat peneliti mengajukan
banyak berusia 45-50 tahun sehingga masih
pertanyaan.
mengingat materi konseling atau penyuluhan
yang pernah didapat. Hasil ini berdasarkan D. Tekanan Darah
jawaban pasien pada kuisioner pengetahuan. Dibawah ini merupakan tabel distribusi
tekanan darah pasien sebelum dan sesudah
Tabel 3.5. Distribusi Frekuensi Dan Presentase
Pengetahuan Pasien Diet Lunak. diberikan diet rendah garam I. Hasil tekanan
Pengetahuan Jumlah Persentase darah pada pasien dengan diet biasa dan pasien
Pasien dengan diet lunak ini berdasarkan nilai tekanan
Baik 4 23,3% darah pasien selama 3 hari pada rekam medik
Cukup 17 63,3% pasien. Pengelompokan tekanan darah ini
Kurang 9 13,3% didasarkan pada nilai tekanan darah normal
Jumlah 30 100% menurut DepKes RI 2016.
Sumber: Data pribadi, 2018 Tabel 3.6. Distribusi Jumlah Dan Presentase
Tekanan Darah Awal Pasien Dengan
Hasil pada tabel 3.5 juga menunjukkan Diet Biasa.
hasil yang sama bahwa pengetahuan pasien Katego Tekanan darah

dengan diet lunak tentang hipertensi paling ri Awal Akhir

banyak pada kategori cukup. Pengetahuan Tekana Jumla Persenta Jumla Persenta

pasien dikategorikan cukup karena sebagian n h se h se

pasien dapat menjawab pernyataan pada Darah

  80  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
Pasien Total 30 100% 30 100%
Tinggi 30 100% 4 13,3% Sumber: Data Pribadi, 2018
Sedang - - 22 73,3% Dari 30 pasien dengan diet lunak, hanya 1
Renda - - 4 13,3% yang masih memiliki tekanan darah tinggi.
h Pasien tersebut merupakan pasien lanjut usia
Total 30 100% 30 100% yang memiliki tekanan darah awal 240/111
Sumber: Data pribadi, 2018 mmHg. Selama berada di rumah sakit, pasien

Pada tabel 3.6 dapat dilihat terjadi hanya mengonsumsi separuh dari makanan

penurunan tekanan darah pada pasien dengan yang disediakan. Prognosis penyakit pasien

diet biasa setelah dilihat selama 3 hari. Hasil yang buruk membuat pasien kurang nafsu

akhir tekanan darah pasien lebih banyak pada makan. Namun, selama tiga hari tekanan darah

kategori sedang yakni 160-179 mmHg. pasien menurun menjadi 186/71, walaupun

Tekanan darah akhir pasien merupakan hasil tekanan darah akhir pasien masih tergolong

tekanan darah yang diambil pada hari terakhir tinggi.

pasien dirawat. Adanya keinginan pasien untuk E. Korelasi Dukungan Keluarga dengan Tekanan
segera pulang, walaupun tekanan darah belum Darah Pasien
sepenuhnya turun membuat hasil akhir tekanan Analisis hubungan dukungan keluarga

darah berada pada kategori sedang yakni antara dengan tekanan darah pasien hipertensi baik

160-179 mmHg. diet biasa maupun pasien dengan diet lunak


akan dijabarkan pada tabel 3.8.
Tabel 3.7. Distribusi Jumlah Dan Presentase Tabel 3.8. Hasil analisis hubungan dukungan
Tekanan Darah Awal Dan Akhir keluarga dengan tekanan darah
Pasien Dengan Diet Lunak. pasien hipertensi diet biasa dan lunak
Katego Tekanan darah Variabel p value r
ri Awal Akhir Dukungan 0,302 -0,195
Tekana Jumla Persenta Jumla Persenta keluarga– tekanan
n h se h se darah akhir pada 0,654 0,085
Darah diet biasa
Pasien Dukungan keluarga-
Tinggi 30 100% 1 3,33% tekanan darah pada
Sedang - - 24 80% diet lunak
Renda - - 5 16,7% α = 0,05 Sumber : Data Pribadi, 2018
h

  81  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
Pada Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa nilai p mengaku tidak menjaga dan menyediakan
value pada masing-masing jenis diet sebesar makanan khusus rendah garam bagi pasien
0,302 dan 0,654 yang berarti tidak terdapat hipertensi. Peneliti juga menemukan beberapa
korelasi atau hubungan antara dukungan penderita hipertensi dan keluarga sudah
keluarga dengan tekanan darah (p>0,05). beberapa kali diberikan konseling tentang diit
Nilai negatif pada nilai koefisien korelasi rendah garam oleh rumah sakit maupun
antara dukungan keluarga dengan tekanan puskesmas, namun pasien seringkali sengaja
darah awal pasien dengan diet biasa (-0,195) mengabaikan. Pasien sengaja mengabaikan
menunjukkan adanya arah yang berlawanan. dengan alasan rasa makanan yang tidak enak,
Arah yang berlawanan pada nilai koefisian bahkan beberapa penderita hipertensi
artinya semakin tinggi dukungan keluarga menyalahkan keluarga dalam menyiapkan
maka semakin rendah nilai tekanan darah. makanan di rumah terkait dengan naiknya
Sedangkan nilai positif pada nilai koefisien tekanan darah.
korelasi antara dukungan keluarga dengan Secara teori, dukungan keluarga merupakan
tekanan darah awal pasien dengan diet lunak bentuk ketersediaan keluarga melayani anggota
(0,085) menunjukan arah yang sama antara keluarga yang sedang sakit, baik dalam bentuk
dukungan keluarga dan tekanan darah pasien. dukungan emosional, informasional, serta
Hal ini berarti semakin tinggi dukungan merawat dan memberikan perhatian lebih pada
keluarga maka semakin tinggi pula nilai pasien hipertensi. Dukungan utama pasien
tekanan darah. hipertensi dalam mempertahankan kesehatan
Walaupun distribusi dukungan keluarga datang dari keluarga. Keluarga memiliki peran
dalam kategori cukup (pada tabel 3.2 dan 3.3), penting dalam merawat serta menjaga anggota
namun dukungan keluarga pasien belum dapat keluarga lain yang sedang sakit. Bentuk
berhubungan dengan tekanan darah pasien. dukungan keluarga dalam bidang kesehatan
Berdasarkan jawaban keluarga pada angket ialah dapat memberikan perawatan kepada
dukungan keluarga, keluarga masih anggota keluarga lain yang sedang sakit. Selain
memperbolehkan pasien mengonsumsi itu, dukungan keluarga dalam menjaga
makanan dengan kandungan garam yang makanan pasien merupakan suatu hal yang
tinggi, tidak ikut bertanggung jawab dalam dapat memotivasi pasien dalam menjalankan
menjaga menu makanan pasien dan masih tersebut. Pentingnya dukungan keluarga
memperbolehkan mengkonsumsi daging tentang diit rendah garam akan mempengaruhi
berlemak. Beberapa keluarga pasien bahkan keberhasilan pengendalian tekanan darah[10].

  82  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
Hasil penelitian ini bertolak belakang hubungan antara dukungan keluarga dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Siregar menurunnya tekanan darah pasien.
(2014), dimana terdapat hubungan yang
Disisi lain, penelitian ini sejalan dengan
bermakna antara dukungan keluarga dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sogunle (2016),
penurunan tekanan darah pada pasien
bahwa terdapat penelitian di Spanyol yang
hemodialisa di Medan. Dalam penelitian
tidak menemukan hubungan antara dukungan
Siregar (2014), keluarga terlibat langsung
keluarga dan hipertensi. Tidak ditemukannya
dalam membuat keputusan dan merawat
hubungan antara dukungan keluarga dan
keluarga yang sedang sakit. Pasien juga selalu
hipertensi disebabkan oleh populasi yang hanya
didampingi langsung oleh anggota keluarga
terdiri dari orang tua berusia 60 tahun keatas.
setiap kali melakukan terapi hemodialisa. Hal
Sogunle (2016) berasumsi responden menutup
ini membuat pasien gagal ginjal merasa
[11]
diri karena kematian pasangan sehingga
nyaman dan dapat menerima keadaanya .
membatasi penerimaan dukungan. Selain itu,
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
peneliti juga menggunakan diskusi kelompok
Bisnu (2017), menunjukkan bahwa ada
dan dinilai secara subyektif sehingga
hubungan antara dukungan keluarga dengan [13]
mengurangi tingkat kevaliditan data .
penyakit hipertensi yang dialami pasien di
puskesmas Ranomuut Manado. Bisnu (2017) Pada penelitian ini, peneliti menemukan
berasumsi adanya hubungan antara dukungan masih banyaknya keluarga yang kurang
keluarga dengan hipertensi disebabkan karena mendukung pasien. Hal ini dikarenakan
keluarga membantu dalam mengatur pola kurangnya pengetahuan keluarga dibuktikan
makan yang sehat, mengajak olahraga bersama dengan masih memperbolehkan pasien
serta selalu mengingatkan agar pasien mengonsumsi daging berlemak. Selain itu,
[12]
memeriksa tekanan darah . Berbeda dengan keluarga pasien cenderung mengikuti kemauan
hasil penelitian Siregar (2014) dan penelitian pasien yang sedang sakit. Contohnya pasien
Bisnu (2017), pada penelitian ini keluarga akan menyuruh anggota keluarga untuk
kurang mendukung pasien dalam membawa serta memperbolehkan pasien untuk
memperhatikan menu makan pasien, masih merokok. Beberapa anggota keluarga juga
memperbolehkan pasien mengkonsumsi bekerja sehingga tidak terlalu memperhatikan
makanan asin serta tidak mendampingi pasien pasien yang sedang sakit. Kurangnya dukungan
di rumah sakit karena harus bekerja. Hal ini keluarga terhadap pasien hipertensi juga
membentuk hipotesa baru bahwa tidak ada disebabkan oleh karena pasien yang susah

  83  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
diberitahu. Menurut hasil wawancara singkat, arah yang sama. Arah yang sama pada nilai
beberapa anggota keluarga menuturkan koefisian artinya, semakin tinggi pengetahuan
terkadang pasien tidak mau mendengarkan dan maka semakin tinggi pula tekanan darah.
tetap mengonsumsi makanan tinggi garam. Sedangkan nilai negatif pada nilai koefisien
Konsumsi makanan tinggi garam akan korelasi pengetahuan dengan tekanan darah
membuat tekanan darah pasien naik. awal pasien diet lunak (-0,241) menunjukan
arah yang berlawanan. Hal ini berarti semakin
F. Korelasi Pengetahuan dengan Tekanan Darah
tinggi pengetahuan maka semakin rendah nilai
Pasien
tekanan darah. Nilai r pada hubungan
Dibawah ini merupakan tabel analisis
pengetahuan dan tekanan darah awal pasien
hubungan pengetahuan pasien dengan tekanan
menunjukan hasil yang positif.
darah pasien hipertensi baik diet biasa maupun
pasien dengan diet lunak. Nilai pada Tabel 3.9 menunjukkan tidak
Tabel 3.9. Hasil Analisis Hubungan ada hubungan antara pengetahuan dan tekanan
Pengetahuan Dengan Tekanan Darah
darah pasien. Berdasarkan jawaban pada
Pasien Hipertensi Diet Biasa Dan
Lunak. lembar kuisioner pengetahuan, masih banyak
Variabel p value r
pasien yang menggunakan atau
Pengetahuan- memperbolehkan penambahan penyedap rasa
Tekanan darah awal 0,769 0,056 pada masakan. Pasien masih menggunakan
pasien pada diet biasa penyedap rasa pada masakan dikarenakan
0,200 -0,241 ketidaktahuan pasien bahwa dalam penyedap
Pengetahuan- rasa terdapat kandungan natrium tinggi yang
Tekanan darah awal dapat membuat tekanan darah naik. Pasien juga
pasien pada diet lunak masih mengonsumsi makanan instan seperti
α = 0,05 Sumber: Data pribadi, 2018. sarden, sosis dan makanan dengan kandungan

Pada Tabel 3.9 dapat dilihat bahwa nilai p garam tinggi seperti ikan asin atau telur asin.

value pada masing-masing diet sebesar 0,769 Penderita hipertensi juga belum meminimalisir

dan 0,200 berarti bahwa tidak terdapat korelasi jumlah garam serta masih adanya kepercayaan

pada kedua variabel (p>0,05). bahwa hipertensi hanya dapat disembuhkan


oleh obat-obatan. Salah satu pasien hipertensi
Nilai positif pada nilai koefisien korelasi juga mengaku mengonsumsi kopi yang dibawa
antara pengetahuan dengan tekanan darah awal anggota keluarga ke dalam rumah sakit.
pasien diet biasa (0,056), menunjukkan adanya

  84  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
Pengetahuan pasien tentang hipertensi Penelitian Abdurrachim (2015) pada
merupakan salah satu faktor dalam mencapai wilayah kerja Puskesmas Cempaka
kontrol tekanan darah. Pengaruh kurangnya menemukan bahwa tidak terdapat hubungan
kontrol tekanan darah pasien dikarenakan yang signifikan antara pengetahuan pasien
kurangnya pengetahuan tentang hipertensi. dengan tekanan. Hasil penelitian menunjukkan
Pengetahuan tentang hipertensi dapat diperoleh responden memiliki tingkat pengetahuan yang
melalui konseling pada pasien serta baik yakni 42,6%. Menurut Abdurrachim
penyuluhan. Semakin baik pengetahuan pasien (2015), tidak adanya hubungan antara
tentang hipertensi akan berpengaruh pada cara pengetahuan dengan tekanan darah pasien
seseorang merawat dirinya agar tekanan darah karena ketidakpatuhan pasien. Ketidakpatuhan
tidak lagi tinggi[14]. Kurangnya pengetahuan dikarenakan pasien suka mengonsumsi
akan berdampak pada sikap seseorang dalam makanan yang mengandung natrium tinggi
[15]
merawat dirinya sendiri . seperti mie instan, ikan asin, serta masih
menggunakan penyedap rasa [17].
Hasil penelitian ini bertolak belakang
dengan penelitian Wulansari (2014), dimana Pada penelitian ini masih sedikit responden
terdapat hubungan antara pengetahuan dengan yang berpengetahuan baik tentang hipertensi
tekanan darah pasien di poliklinik penyakit dan sebagian pasien berpengetahuan cukup,
dalam RSUD dr. Moewardi surakarta. Pada namun belum bisa mengontrol tekanan darah.
penelitian ini, sebagian besar responden Pasien cenderung mengeluhkan rasa makanan
memiliki pengetahuan tentang hipertensi yang serta mengabaikan apa yang sudah pasien
baik sehingga dapat mengontrol tekanan ketahui tentang hipertensi. Sedangkan pihak
darah[14]. Penelitian yang senada juga keluarga memperbolehkan pasien
dilakukan Rajasati (2015) di wilayah kerja mengkonsumsi makanan yang diinginkan
puskesmas Kedungmundu kota Semarang, pasien. Beberapa keluarga pasien bahkan
dengan hasil yang sama bahwa terdapat membawa makanan dari luar rumah sakit.
hubungan antara pengetahuan dengan Pasien dan keluarga akan mengabaikan
kepatuhan pengobatan pasien. Pasien dengan pengetahuan yang didapat dan lebih memilih
tingkat pengetahuan yang tinggi cenderung mengonsumsi makanan yang tidak dianjurkan.
lebih baik dalam memahami cara pengobatan Dari hasil ini peneliti menyimpulkan bahwa
yang benar[16]. pengetahuan yang baik belum menjamin pasien
dapat menjaga serta mengontrol tekanan
darahnya sendiri.

  85  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
G. Perbandingan Tekanan Darah Awal Dan sehingga menimbulkan penimbunan cairan
Tekanan Darah Akhir (edema)[19].
Hasil perbandingan tekanan darah awal dan
Selain diet rendah garam I, faktor
tekanan darah akhir pasien hipertensi pada
pendukung lain yang perlu diperhatikan ialah
pasien dengan diet biasa maupun diet lunak.
konsumsi obat penurun tekanan darah. Obat
Tabel 3.10. Perbandingan Tekanan Darah Awal
Dan Akhir Pasin Hipertensi. antihipertensi seperti diuretik, penyekat beta,
Variabel p value penghambat enzim konversi angiotensin
Tekanan darah awal- 0,000 (ACEI), penghambat reseptor angiotensin
Tekanan darah akhir (ARB), dan antagonis kalsium merupakan obat
pasien pada diet biasa 0,000 aintihipertensi utama dari 9 jenis obat yang
Tekanan darah awal- biasa digunakan. Agar mencapai tekanan darah
Tekanan darah akhir yang diinginkan, biasanya pasien akan
pasien pada diet lunak diberikan dua atau lebih obat antihipertensi.
α = 0,05. Sumber: Data Pribadi, 2018 Penambahan obat kedua dari jenis obat
antihipertensi akan diberikan jika obat yang
Hasil pada tabel menunjukkan signifikansi
pertama tidak dapat mencapai tekanan darah
0,000 dengan nilai p<0,05 maka dapat
yang diinginkan [20].
disimpulkan bahwa terdapat penurunan tekanan
darah setelah pasien diberikan diit rendah Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
garam I pada diit lunak maupun biasa. dilakukan oleh Misda (2017) di Kelurahan
Tlogomas Kota Malang, bahwa hasil yang
Diit rendah garam bertujuan untuk
didapatkan menunjukan adanya efektifitas
membantu menurunkan tekanan darah tinggi
penerapan asupan nutrisi diet rendah natrium
serta mempertahankan tekanan darah menuju
terhadap tekanan darah pasien hipertensi
normal. Selain itu, bertujuan untuk
dengan p 0,002. Pada penelitian ini, penderita
menghilangkan retensi garam dalam tubuh.
hipertensi mengalami penurunan tekanan darah
Dasar diit hipertensi yang perlu diperhatikan
dengan mengonsumsi makanan diit rendah
adalah membatasi penggunaan garam natrium
[18] garam[21]. Hasil penelitian Hayati (2011) di
serta jenis makanan berlemak . Fungsi
Poliklinik Rawat Jalan RSUD R. Syamsudin,
natrium dalam tubuh ialah menjaga
SH Sukabumi, juga memperlihatkan adanya
keseimbangan cairan dan asam basa tubuh,
pengaruh diit rendah garam pada kadar tekanan
namun apabila asupan natrium berlebihan dapat
darah dengan nilai p<0,001. Pada penelitian ini,
menyebabkan ketidakseimbangan cairan tubuh

  86  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
terdapat penurunan konsumsi natrium dimana seperti bubur kacang hijau, susu kedelai, sayur,
dari 2436,28 mg menjadi 2068,97 mg, dan buah-buahan[24].
walaupun melebihi anjuran penggunaan diit
Penelitian ini membuktikan bahwa diet
rendah garam 1, namun terjadi penurunan
rendah garam I dapat menurunkan tekanan
tekanan darah[22].
darah pasien hipertensi, namun juga tidak
Berbeda dengan penelitian Hadi (2015), terlepas dari pengaruh konsumsi obat-obatan
yang tidak menemukan hubungan antara diet selama pasien di rumah sakit. Obat-obatan akan
rendah garam dengan tekanan darah. Penelitian mempunyai pengaruh yang luar biasa jika
ini dilakukan di Yayasan Jantung Sehat RS Dr. diberikan dalam jumlah yang tepat dan disertai
[25]
Soepraoen Malang. Pada penelitian ini, Hadi dengan makanan diwaktu yang tepat .
(2015) membandingkan 5 responden yang Seperti pada obat hipertensi dari kelas Calcium
diberikan diet DASH dengan 5 responden yang Channel Blocker (CCB), makanan dengan
diberikan diet rendah garam dalam rendah lemak (tinggi karbohidrat) akan
menurunkan tekanan darah. Diet DASH memperlambat pengosongan lambung dan
(Dietary Approaches To Stop Hypertension) meningkatkan pH lambung, namun tidak akan
[26]
merupakan panduan diet untuk menurunkan mengubah tingkat penyerapan nifedipin .
tekanan darah dengan membatasi makanan Setelah diserap oleh tubuh, nifedipin akan
kaya lemak jenuh dan kolesterol. Diet ini menghalangi masuknya kalsium kedalam sel
berfokus pada peningkatan asupan makanan sepanjang membran sel jantung dan dinding
[27][28]
yang kaya nutrisi terutama mineral (kalium, arteri sehingga menjadi lebih tenang .
kalsium, dan magnesium) pada buah-buahan, Nifedipin akan bekerja pada saluran kalisum
[23]
protein dan serat . Pada penelitian ini, 5 tipe L yang terlibat dengan masuknya kalisum
[27]
responden dengan diet rendah garam tidak kedalam sel . Pada beberapa obat, makanan
memperlihatkan perbedaan tekanan darah yang dapat mempengaruhi proses diserapnya obat
signifikan (p value 0,292). Menurut peneliti, tersebut, karena meningkatkan pH lambung.
responden dengan diet DASH memiliki Obat yang tidak tahan berada pada kondisi
tekanan darah terkontrol karena pada diet ini asam akan rusak atau tidak diserap oleh tubuh
mengandung total lemak jenuh dan kolesterol sehingga akan dibuang melalui urin [29].
yang lebih rendah dibanding diet rendah garam.
Pada diet DASH protein hewani yang
diberikan lebih banyak menggunakan ikan serta Kesimpulan dan Saran

diberikan makanan yang kaya akan kalium

  87  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
Kesimpulan dari hasil penelitian ialah diet 10. Tyastuti, IA. Hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan diit rendah garam pada
rendah garam I pada makanan diet biasa
pasien hipertensi di kampung Mekar Sari
maupun diet lunak dapat menurunkan tekanan Kabupaten Tangerang. 2016; Vol 2(2): 52-
53
darah pasien.
11. Tyastuti, IA. Hubungan dukungan keluarga
Saran kepada peneliti selanjutnya agar juga dengan kepatuhan diit rendah garam pada
pasien hipertensi di kampung Mekar Sari
mempertimbangkan faktor pengganggu yang
Kabupaten Tangerang. 2016; Vol 2(2): 52-
dapat menjadi bias pada penelitian yakni 53
12. Siregar, CT. Hubungan Dukungan
makanan yang dibawa dari luar rumah sakit.
Keluarga Dengan Tekanan Darah Pasien
Selain itu, juga mempertimbangkan jenis Hemodialisa Di Medan. Jurnal Universitas
Syiah Kuala. 2014; Vol 5(2): 44
makanan lain pada diet RG I seperti makanan
13. Bisnu, MIK. Hubungan Dukungan
cair. Keluarga Dengan Derajat Hipertensi Pada
Pasien Hipertensi Di Puskesmas Ranomuut
Daftar pustaka :
Kota Manado. Jurnal Universitas Sam
1. Dalimartha, S, Purnama BT, Sutarina N, Ratulangi Manado. 2017; vol 5 (1):6-8
Mahendra B, Darmawan R. Care your self, 14. Sogunle PT, Malomo SO, Oluwaseun SO.
hipertensi. 2008; 5 Blood preasure (BP) control and perceive
2. Herwati, Sartika W. Terkontrolnya family support in patients with essential
Tekanan Darah Penderita Hipertensi hypertension seen at a primary care clinic
Berdasarkan Pola Diet dan Kebiasaan in western nigeria. Journal of family
Olahraga Dipadang Tahun 2011. 2014; Vol medician and primary care. Jul-sep 2016;
8(1): 9-10 Vol 5(3)569-575
3. National Institutes of Health. Description of 15. Wulansari, J. Hubungan Pengetahuan
High Blood Pressure. Tentang Hipertensi Dengan Pengendalian
4. Kemeterian Kesehatan RI. Hipertensi. Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di
2014: 2-4 Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr.
5. Badan Penelitian Dan Pegembangan Moewardi Surakarta. Jurnal Universitas
Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Muhamadyah Surakarta. 2013; Vol 5 (1):
2013: 88-89 21
6. Ningrat RW & Santoso B. Pemilihan diet 16. Cahyono, AD. Hubungan pengetahuan
nutrien bagi penderita hipertensi tentang hipertensi dengan sikap perawatan
menggunakan metode klasifikasi decision hipertensi pada pasien hipertensi. Jurnal
tree (studi kasus: RSUD Syarifah Ambami AKP. 2015; vol 6(1): 47
Rato Ebu Bangkalan). 2012; Vol 1(1): 536 17. Rajasati, QR. Faktor-faktor yang
7. Pratiwi, IE. Penatalaksanaan Makanan Diet berhubungan dengan kepatuhan pengobatan
Rendah Garam Di Unit Dapur Pasien pada penderita hipertensi di wilayah kerja
Instalasi Gizi Rumah Sakit PHC Surabaya. puskesmas kedungmundu kota semarang.
2014; Vol 3(3) Unnes Journal of Public Health. 2015; Vol
8. Almatsier, S. Penuntun Diet Edisi Baru. 4(3): 21
2006: 64-65 18. Abdurrachim, R. hubungan tingkat
9. Rini, SS et al. Kepatuhan Lansia Penderita pengetahuan dan konsumsi natrium
Hipertensi Dalam Pemenuhan Diet terhadap tekanan darah penderita hipertensi
Hipertensi. 2011; Vol 6 (1): 51 di wilayah kerja puskesmas cempaka tahun

  88  
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 3(1) 2018
 
2015. Jurnal publikasi kesehatan
masyarakat Indonesia. 2015; Vol 2(3): 108
19. Pratiwi, IE. Penatalaksanaan makanan diet
rendah garam di unit dapur pasien instalasi
gizi rumah sakit PHC Surabaya. Jurnal
universitas Surabaya. 2015; vol 3(3): 132
20. Almatsier, S. penuntun diet edisi baru.
2006; 64
21. Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan
Klinik. Pharmaceutical care untuk
penyakit hipertensi. 2006; 25
22. Misda. Penurunan tekanan darah penderita
hipertensi setelah penerapan pola nutrisi
diet rendah natrium III di kelurahan
Tlogomas kota Malang. 2017; Vol 2(3):
375
23. Hayati, R. pengaruh kepatuhan menjalani
diet rendah garam terhadap kadar tekanan
darah. Jurnal Nutrire Diata. 2011; Vol 3(2):
131-132
24. U.S Department OF Health And Human
Services. DASH Eating Plan. April 2016: 6
25. Hadi, S. pendekatan DASH diet (dietary
approach to stop hypertension)
hubungannya dengan tekanan darah pada
pasien hipertensi. Prosiding symposium
nasional kesehatan masyrakat ke 1. Public
health challenges in the future. Surabaya:
Salemba Medika, 2015; 280-281
26. Khan AY, Aslam N, Bushra R. Food-drug
interaction. 2010. Oman Medical Journal;
Vol. 26(2): 77
27. Lobera IJ & Garrido BJ. Interaction
between antihypertensive drugs food. 2012;
Vol. 27 (5): 1869
28. Van Geijn, Hp, et al. Nifedipin trials:
effectiveness and safety aspects. 2005; Vol.
112: 80
29. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Farmakologi. 2017; 14

  89  

Das könnte Ihnen auch gefallen