Sie sind auf Seite 1von 46

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

SEKSUALITAS

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10 :

1. Dewi Nurtyastuti (1702053)


2. Kiki Citra Ningrum (1702063)
3. Ratna Puspita Sari (1702073)
4. Wahyu Ratna Sejati (1702083)

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN


2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dankarunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah
Tentang Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Seksualitas”. ini dengan lancar. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Dasar. Ucapan terima kasih, kepada Ibu Suyami M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Anak.,
selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta pengarahan dalam hal struktur
maupun penyusunan makalah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dengan baik. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan, untuk ini saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan demi untuk perbaikan pada masa yang akan datang.

Penulis

Kelompok 10
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seksualitas merupakan bagian dari kepribadian seseorang dan merupakan bagian penting
dari kesehatan secara menyeluruh. Meskipun keterbukaan dan diskusi akan topik topik seksual
mengalami peningkatan dari tahun ketahun, tetapi masih banyak individu dewasa yang kekurangan
pengetahuan tentang seksualitas dan enggan untuk mengangkat pertanyaan terkait seksualitas.
Sebagai contoh klien yang menderita infark miokard sering mempunyai masalah dalam memulai
hubungan seksual dan mengalami kecemasan tentang efek samping dari obat obatan baru yang
mempengaruhi fungsi seksual. Meskipun klien klien tersebut sering ragu ragu untuk
mengungkapkan masalah mereka, tetapi mereka akan lebih sering membagi perasaanya saat
perawat membicarakan seksualitas dalam keadaan santai. Untuk memberikan rasa nyaman saat
membicarakan seksualitas, perawat harus memiliki dasar pengetahuan yang cukup tentang fungsi
dan masalah seksual.; ketrampilan mengembangkan komunikasi dengan baik ; pengetahuan
tentang area area tubuh yang perlu untuk diperhatikan saat melakukan pengkajian berkenaan
dengan seksualitas; kenyamanan pribadi dalam membahas seksualitas ; dan perilaku yang peka.
Penting juga untuk mengetahui bahwa ada banyak nilai nilai dan masalah seputar seksualitas.
Ajaran keagamaan, pengaruh budaya pada peran gender, kepercayaan tentang orientasi seksual,
serta keadaan sosial dan lingkungan akan mempengaruhi sistim nilai bagi klien dan penyelenggara
pelayanan kesehatan.

Seksualitas lebih dari sekedar aktivitas fisik, melainkan meliputi perasaan kewanitaan dan
kelelakian baik secara biologis, sosiologis, psikologis, spiritual, dan dimensi budaya dari setiap
individu. (Andrews,2005). Selain itu, nilai nilai , sikap, perilaku, hubungan dengan orang lain, dan
kebituhan untuk membangun kedekatan emosional dengan orang lain akan mempengaruhi
seksualitas. Menurut World Health Organization (2004), kesehatan seksualitas adalah “suatu
keadaan kesejahteraan fisik, emosional, mental dan sosial yang berhubungan dengan seksualitas ;
tidak hanya sekedar bebas dari penyakit, disfungsi, atau kelemahan.” Individu yang sehat secara
seksual memiliki cara pendekatan yang positif dan penuh rasa hormat terhadap seksualitas dan
hubungan seksual.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan Asuhan
Keperawatan pada klien dengan Gangguan seksualitas yaitu Disfungsi Seksual .

2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien dengan
gangguan seksualitas yaitu Disfungsi Seksual.
BAB II

TINJAUAN PATOFISIOLOGI

A. Kesehatan seksual
WHO Mendefinisikan kesehatan seksual pada tahun 1975 sebagai “integrasi aspek
somatic,emosi,intelektual dan sosial seksual manusia,dalam cara yang secara positif
memperkaya dan yang meningkatkan kepribadian,komunikasi,dan cinta.”
1. Komponen kesehatan seksual
a) Konsep diri seksual
Seseorang menentukan dengan siapa seseorang akan melakukan hubungan
seksual,gender dan jenis orang yang membuat seseorang tertarik,dan nilai tentang
kapan,dimana,dengan siapa,dan bagaimana seseorang mengekspresikan
seksualitas.
b) Citra tubuh
Bagian sentral rasa diri,selalu berubah.kehamilan,penuaan,trauma,penyakit,dan
terapi dapat mengubah penampilan dan fungsi individu,yang dapat mempengaruhi
citra tubuh, indifidu yang merasa baik terhadap tubuhnya cenderung merasa lebih
nyaman dan menikmati seksualitas.individu yang memiliki citra tubuh yang buruk
dapat berespon secara negatif terhadap rangsang seksual.pengaruh utama pada citra
tubuh wanita adalah media yang berfokus pada ketertarikan fisik dan payudara yang
besar.
c) Identitas gender
Citra tubuh seseorang sebagai wanita atau pria.lebih dari sekadar komponen
biologis,identitas gender juga mencakup norma sosial dan budaya. Identitas gender
adalah hasil dari seragkaian kejadian perkembangan yang dapat sesuai atau tidak
sesuai dengan seks biologis yang tampak.
1) Transgender adalah istilah umum yang digunakan untuk mencangkup individu
yang memiliki identitas gender atau ekspresi gender berbeda dari seks anatomis
mereka.mencakup:
a. Cross-dresser: individu yang secara rutin mengenakan pakaian yang
seharusnya dikenakan oleh individu dari jenis kelamin yang berlawanan
b. Interseks : individu yang organ seksualnya ambigu pada saat lahir.istilah
yang lebih lama adalah hermavrodid
c. Transeksual praoperatif : individu yang mengidentifikasi dirinya yang
berasal dari satu gender pada setiap waktu-gender yang bertentangan
dengan anatomi organ seksualnya.
d. Transeksual paskaoperasi : individu yang menjalani pembedahan total atau
sebagian untuk mengubah gender mereka.
2) Perilaku peran gender
Ekspresi luar rasa seseorang sebagai pria atau wanita serta ekspresi apa yang
dipersepsikansebagai perilaku yang sesuai dengan gender.setiap masyarakat
mendefinisikan peranya sebagai pria dan wanita,anak laki laki diberi penguatan
untuk berperilaku dalam cara “maskulin”,dan anak perempuan mendapat
penguatan jika menunjukkan perilaku yang “feminism”.
d) Orientasi seksual
Ketertarikan seseorang terhadap orang dengan jenis kelamin yang sama,jenis
kelamin lain,atau kedua jenis kelamin.orientasi seksual berada disepanjang
kontinum dengan rentang yang luas antara dua ketertarikan heteroseksual yang
ekstrem dan eksklusif. individu yang tertarik pada kedua jenis delamin disebut
sebagai biseksual.
B. Perkembangan seksualitas
Perkembangan seksualitas dimulai dengan konsepsi dan terus berlanjut seumur hidup.
a) Lahir hingga 12 tahun
Sejak lahir,bayi sudah memiliki jenis kelami laki laki atau perempuan dan hingga usia
3 tahun mulai mengembangkan identitas gender. Anak pra sekolah menjadi semakin
waspada akan bagian tubuh dirinya dan orang lain.selama usia sekolah,perilaku peran
gender dipelajari.
Tahap Karakteristik Intervensi keperawatan dan pedoman
penyuluhan
Bayi -Mendapat penetapan gender -Manipulasi sendiri terhadap ginitalia adalah
Lahir hingga 18 bulan sebagai wanita atau pria. hal yang normal.pengasuh perlu mengetahui
- membedakan diri sendiri dengan perilaku tersebut sebagai hal yang umum
orang lain secara bertahap. terjadi pada anak anak.
-genetalia eksternal sensitive
terhadap sentuhan.
-bayi pria memiliki ereksi penis
;bayi wanita memiliki lubrikasi
vagina.
Toddler -Identitas gender terus -Manipulasi sendiri terhadap genitalia adalah
1-3 tahun berkembang. Mampu hak yang normal.
mengidentifikasi gender diri -Sebut nama-nama bagian tubuh anak-anak
sendiri. dari orang tua tunggal sebaiknya memiliki
kontak dengan orang dewasa dari kedua jenis
kelamin
Pra sekolah -Menjadi semakin sadar akan diri - Jawab pertanyaan”darimana bayi
4-5 tahun sendiri. berasal?”secara jujur dan sederhana. Reaksi
-Mengeksplorasi bagian tubuhnya orang tua yang berlebihan terhadap eksplorasi
dan bagian tubuh teman genetalia dan masturbasi dapat menimbulkan
bermainnya. perasaan bahwa “seks” itu hal yang buruk
-Belajar mengoreksi nama-nama
untuk setiap bagian tubuh.
-Memfokuskan pada orang tua
dengan jenis kelamin yang
berbeda.
Usia sekolah -Memiliki identifikasi yang kuat -Berikan orang tua dan anak –anak kesempatan
6-12 tahun dengan orang tua dengan jenis untuk mengekspresikan kekhawatiran mereka
kelamin yang sama. dan ajukan pertanyaan terkait seks.
-Cenderung memiliki teman-teman -Jawab semua pertanyaan dengan data factual
dengan jenis kelamin yang sama. dan mungkin tindak lanjuti dengan buku atau
-Semakin sadar akan diri sendiri. materi lain sesuai.
-Menerapkan kesopanan dan -Beri advis kepada orang tua untuk
keinginan akan privasi mendiskusikan informasi dasar mengenai
-Terus melanjutkan perilaku yang hubungan seksual , menstruasi, dan reproduksi
menstimulasi diri sendiri. dengan anak-anank pada usia sekitar 10 tahun.
-Belajar peran dan konsep -Berikan anak-anak materi bacaan,kemudian
gendernya sendiri.sebagai bagian diskusikan materi tersebut dengan mereka.
dari konsep dirinya secara total
-Pada usia sekitar 8 – 9 tahun
menjadi perhatian terhadap
perilaku seks spesifik dan sering
kali mendekati orang tua dengan
perhatian eksplisit mengenai seks
sualitas dan reproduksi
Remaja -Karakteristik seks primer dan -Remaja membutuhkan informasi mengenai
12-18 tahun sekunder berkembang. perubahan tubuh.
-Biasanya terjadi menarke -Kelompok teman sebaya sangat berpengaruh
-Mengembangkan hubungan pada masa ini dan membantu dalan
dengan pasangan yang diminati. pembentukan peran gender.
-Sering kali terjadi masturbasi -Berkencan membantu remaja mempersiapkan
-Mungkin berpartisipasi dalam diri untuk menjalani peran dewasa.
aktivitas seksual -Orang tua mempengaruhi nilai dan keyakinan
terkait perilaku
-Remaja membutuhan informasi mengenai
tindakan kontrasektif dan tindakan pencegahan
terhadap penyakit menular seksual
Dewasa muda -Sering terjadi aktivitas seksual. -Orang dewasa muda sering kali membutuhkan
18-40 tahun -Mengembangkan gaya hidup dan informasi mengenai tindakan untuk mencegah
nilai diri sendiri kehamilan yang tidak diinginkan
-Banyak pasien berbagi kewajiban -Membutuhkan informasi untuk mencegah
keuangan dan tugas rumah tangga penyakit menular seksual
-Komunikasi teratur diperlukan untuk
memahami kebutuhan seksual pasangan dan
untuk menyelesaikan masalah dan tekanan.
Dewasa menegah -Pria dan wanita mengalami - pria dan wanita mungkin membutuhkan
40 – 65 tahun penurunan produksi hormon. penyesuaian terhadap peran baru.
-Menopause terjadi pada wanita, - individu mungkin membutuhkan konseling
biasanya sekitar usia 40 dan 55 untuk membantu mereka mengevaluasi
tahun. kembali dan mengarahkan energy mereka.
- Klimakterium terjadi secara -Dorong pasien untuk melihat aspek positif
bertahap pada pria masa kehidupn mereka saat ini
- Kualitas menjadi lebih penting
daripada kuantitas hubungan
seksual.
- Individu mengembangkan standar
moral dan etik yang independen
Lansia -Ketertarikan pada aktivis seksual - Lansia sering kali terus aktif secara seksual
65 tahun ke atas sering kali berlanjut.
- aktivitas seksual mungkin - Pasangan mungkin membutuhkan konseling
semakin jarang. mengenai cara beradaptasi rasa kasih sayang
- sekresi vagina wanita berkurang dari kebutuhan seksual mereka dengan
da payudara mengalami atrofi. keterbatasan fisik mereka
- Pria memproduksi lebih sedikit
sperma dan membutuhkan waktu
lebih banyak untuk mencapai
ereksi dan ejakulasi
b) Remaja

Selama masa remaja awal (12 hingga 13 tahun) karakteristik seks primer dan
sekunder berkembang, yang menuntut informasi mengenai perubahan tubuh. Bagi anak
laki-laki, ukuran testis dan skrotum bertambah, kulit disekitar skrotum semakin gelap,
rambut pubis tumbuh, dan mulai berkeringat di aksila. Perkembangan genetalia
menjadi ukuran dewasa membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 6 tahun. Bagi anak
perempuan, ukuran panggul dan pinggang melebar, jaringan payudara berkembang,
rambut pubis tumbuh, mulai berkeringat di aksila, sekresi vagina menjadi seperti susu
dan berubah dari ph alkali menjadi asam.

Anak perempuan perlu di beri inforfasi terkait menstruasi (pendarahan uterus


bulanan) dan terkait perawatan diri. Dismenore (menstruasi yang nyeri) sering terjadi
pada remaja wanita. Kram, nyeri perut bawah yang menyebar kepunggung dan paha
atas , mual,muntah, diare dan sakit kepala dapat terjadi selama beberapa jam hingga 3
hari. Disminore disebabkan oleh kontraksi uterus yang kuat, yang disebabkan oleh
iskemia dan pada akhirnya nyeri kram. Gejala disminore diatasi dengan tirah baring,
pemberian analgesik ringan seperti aspirin, kompres panas ke abdomen, olahraga
tertentu dan obat obatan anti inflamasi nonsteroid seperti ibu profen.

c. Dewasa muda dan menengah

pada masa dewasa muda, banyak orang mulai membentuk hubungan intim dengan
implikasi jangka panjang. Hubungan ini dapat dalam bentuk kencan, tinggal bersama,
dan perkawinan. Orang dewasa muda baik pria maupun wanita sering kali khawatir
akan respon seksual normal, baik untuk diri mereka sendiri maupun pasangan mereka
orang dewasa muda juga harus waspada bahwa karena kebutuhan seksual dan responya
dapat berubah, masing-masing pasangan harus mendengarkan dan berespon terhadap
kebutuhan satu sama lain.
Tanda klinis penyakit menular seksual

Penyakit Pria Wanita

Gonore Nyeri saat berkemih ; uretritis dengan Dapat asimptomatik ; atau rabas vagina ,
rabas cair dan putih, yang dapat nyeri dan sering berkemih dapat terjadi.
menjadi purulen.

Sifilis Syanker, biasanya pada glans penis, Syanker pada serviks atau area geneta
yang tidak nyeri dan sembuh dalam 4- lain, yang sembuh dalam 4-6 minggu ;
6 minggu ; gejala sekunder, yaitu gejalanya sama seperti pada pria.
inflamasi kelenjar getah bening dalam
6 minggu hingga 6 bulan setelah
syanker sembuh.

Kutol genital Infeksi disebabkan oleh human Strain HPV tertentu dikaitkan dengan
(kondiloma akuminata) papilloma virus (HPV). Lesi tunggal kanker serviks. Lesi tampak dibagian
atau kelompok lesi tumbuh diatas atau dasar pintu vagina, pada perineum, bibir
pada prepusium atau pada meatus vagina, dinding dalam vagina , dan
eksterna, atau pada gelan penis pada serviks
area kulit yang kering, lesi keras dan
kuning keabu abuan. Pada area yang
lembab, lesi merah muda atau merah
dan lembut dengan penampilan seperti
bunga kol.

Uretritis klamidia Sering berkemih ; rabas uretra cair dan Umumnya pembawa ; rabas vagina ,
mukoid. disuria , sering berkemih.

Trikomonisis Sedikit gatal ; lembab pada bagian atas Gatal dan kemerahan pada ulva dan kulit
penis ; sedikit rabas uretra pada pagi dibagian dalam paha ; rabas vagina cair ,
hari. Banyak pria asimptomatik. berbusa, dan banyak.
Kandidiasis Gatal , iritasi, rabas, plak pada materi Vulva kemerahan dan ekskoriasi ; gatal
yang seperti keju dibawa prepusium. intens pada jaringan vagina dan vulva ;
rabas putih, tebal , seperti keju, atau
seperti dadih.

AIDS Gejala dapat muncul kapan saja dari beberapa bulan sampai beberapa tahun setelah
terkena virus. Individu yang terinfeksi mengalami penurunan iminitas terhadap
penyakit lain. Gejalanya meliputi ; keringat malam yang banyak dan menetap
(persisten) ; keletihan ekstrim ;penurunan beart badan yang drastic ; pembesaran
kelenjar getah bening di leher, aksila, atau inguinal ; diare persisten ; ruang kulit ;
penglihatan kabur atau sakit kepala kronis ; batuk kering yang kasar ; lapisan putih
keabu abuan yang tebal dilidah atau tenggorok.

Herpes genitalis (herpes Herpes primer mencakup adanya luka yang nyeri atau vesikula yang besar dan
simpleks diarea genital) diskret yang menetap selama berminggu minggu ; riktur vesikula . herpes berulang
terasa gatal , bukan nyeri ; gatal ini terjadi selama beberapa jam hingga 10 hari .

Masa dewasa menengah baik pria maupun wanita mengalami penurunan produksi
hormon, menyebabkan klimakterium, biasanya disebut menopaus pada wanita . wanita
sepanjang periode perimenopaus mengalami hot flush, ketidak stabilan vasomotor ,
gangguan pola tidur, kekeringan vagiana, atropi saluran genitalia, perubahan alam prasaan,
perubahan kulit , rambut dan kuku. Insiden osteoporosis dan perubahan lipid
kardiovaskuler juga meningkat. Masa klimakterium pada pria tidak terlalu dramatis jika
dibandingkan dengan masa klimakterium pada wanita ; perubahanya lebih bertahap.

d . lansia

lansia dapat mendefinisikan seksualitas secara jauh lebih luas dan mencakup dalam
definisi mereka seperti sentuhan , pelukan , sekap tubuh yang romantis, kenyamanan,
kehangatan, berpakaian, kesenangan , spiritualitas , dan kecantikan. Ketertarikan pada
aktivitas seksual tidak menghilang pada orang lanjut usia. Tetapi bagi pria, diperlukan lebih
banyak waktu untuk mencapai ereksi dan untuk ejakulasi ; lebih banyak stimulasi genital
langsung perlu dilakukan untuk ereksi ; volume cairan ejakulasi berkurang ; dan intensitas
kontraksi denga orgasme dapat menurun. Wanita lansia tetap dapat mengalami orgasme
multipel dan dapat mengalami peningkata hasrat seksual setelah menopause ; lubrikasi dan
elastisitas vagina menurun saat menopause dan penurunan estrogen , dan fase siklus respon
seksual dapat terjadi lebih lama . kemungkinan terjadinya nyeri selama aktivitas seksual
dan hubunganseksual (dispareuina) akibat kekeringan vagina atau kondisi kesehatan kronis
(contoh diabetes atau arthritis).

C. faktor-faktor yang mempengaruhi seksualitas


1. Budaya

Seksualitas diatur oleh budaya individu. Sebagai contoh budaya mempengaruhi cara
berpakaian. Koitus pra nikah dan koitus diluar nikah serta homo seksualitas dapat diterima
atau ditoleransi. Poligami (memiliki beberapa pasangan nikah) atau monogamy (pasangan
menikah hanya satu) dapat menjadi normal.

Praktik seks spesifik mencakup ritual pubertas, mempercantik tubuh,dan sirkum sisi
pada wanita serta mutilasi genitalia wanita. Ritual pubertas pada remaja dalam budaya afrika
dan Australia mencakup sirkum sisi (pengangkatan prepusium penis). Upaya mempercantik
tubuh wanita dilakukan pada beberapa budaya (misalnya kongo) untuk membuat tubuh
lebih dekoratif mencakup pembentukan keloid (jaringan paru) pada usia 4 hingga 5 tahun
dari atas dada sampai inguinal. Sirkumsisi atau mutilasi genitalia wanita dipraktikan di
Afrika yang mencakup ekssisi klitoris, labio minora, dan labio mayora atau penutupan
vagina (infibulasi) alas an dilakukan mutilasi untuk menjamin keperawanan pengantin
wanita

2. Nilai keagamaan

Agama mempengaruhi ekspresi seksual. Agama memberikan pedoman untuk perilaku


seksual dan situasi yang dapat diterima oleh perilaku seksual yang dilarang dan konsekuensi
melangar peraturan seksual. Contohnya beberapa agama memandang bentuk ekspresi
seksual selain hubungan seksual pria wanita sebagai sesuatu yang tidak alamiah dan
mempertahankan keperawanan sebelum menikah merupakan keharusan.

3. Etika personal
Etika integral dengan agama , pemikiran etik dan pendekatan etik terhadap seksualitas
dapat dipandang secara terpisah dari agama. Banyak individu dan kelompok
mengembangkan kode pelaksanaan tertulis atau tidak tertulis berdasarkan pada prinsip etik.
Contohnya termasuk masturbasi, hubungan seksual oral atau anal, dan pria berpakain wanita
atau wanita berpakaian pria. Pasangan perlu menggali dan mengomunikasikan berbagai
jenis eskpresi seksual untuk mencegah dominasi pembuatan keputusan seksual oleh salah
satu pasangan.

4. Status kesehatan

Pikiran, tubuh dan emosi yang sehat sangat penting untuk kesejahteraan seksual banyak
faktor kesehatan yang dapat mengganggu ekspresi seksualitas sesesorang. Contohnya meliputi:

a) Penyakit jantung
Klien yang mengalami atau beresiko mengalami infark miokardium seringkali
mencemaskan aktivitas seksual. Yang dapat menyebabkan orang membatasi atau
menghindari aktivitas seksual. Pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional
dapat mengurangi rasa takut kllien setelah menjalani pembedahan jantung atau
hospitalisasi untuk gangguan fungsi jantung. Anjuran mengenai waktu yang tepat memulai
aktivitas berdasarkan rekasi terhadap latihan fisik, menghindari hubungan seksual setelah
makan banyak atau mengkonsumsi minuman beralkohol, dan tanda-tanda distress dapat
memberikan informasi kepada pasangan sehingga membantu mereka membuat keputusan
terkait aktivitas seksual.
b) Kanker prostat
Apabila mereka kehilangan kemampuan untuk ereksi, mereka seringkali merasa tidak
berguna dan tidak berdaya dan dampaknya dapat merusak hubungan intim. Akibat
prubahan anatomis diuretra posterior setelah pembedahan, terkadang dapat terjadi ejakulasi
retrogad; selama ejakulasi cairan semen mengalir pada jalur yang memiliki resistansi lebih
rendah menuju ke kandun kemih. Hal ini mempengaruhi fertilitas. Individu dan pasangan
pada awalnya berespon terhadap ancaman kematian akibat kanker prostat dan berfokus
pada melakukan apa saja untuk dapat mencegahnya.
c) Histerektomi
Pengangkatan uterus wanita, merupakan operasi panggul kedua tersering pada wanita,
setelah seksio sesaria. Apabila terjadi cidera pada saraf selama pembedahan , histerektomi
dapat memiliki efek yang merugikan pada rangsang seksual dan orgasme.
d) Diabetes mellitus
Pria penyandang DM jangka panjang mengalami disfungsi ereksi akibat perubahan
neurologis karena proses penyakit. Wanita penyandang DM dapat mengalami disfungsi
orgasmus ( kehilangan kemampuan untuk mencapai orgasmus ), sulit rangsang , kehilangan
pelumasan vagina, dan hubungan seksual yang nyeri terkait infeksi jamur (monilia)
divagina.
e) Cedera korda spinal
Tingkat cidera menetukan pengaruh pada fungsi seksual. Oleh Karena itu, individu dapat
ereksi dan ejakulasi serta fertile, dapat mengalami rangsang genital reflekso genik atau
psikogenik, atau dapat tidak memiliki respon genital fisiologik.
f) Prosedur bedah
Contohnya termasuk amputasi kaki, pembedahan leher radikal, eksisi rahang bawah dalam
porsi besar, ostomi. Dampaknya akan lebih besar jika pembedahan mengubah atau
mengangkat bagian tubuh yang terkait langsung dengan fungsi seksual (misalnya
mastektomi,hoisterektomi,dan eksisisi vagina pada wanita; orkiektomi (pengangkatan
testis dan penektomi pada pria). Perasaan menjadi jelek dan kehilangan maskulinitas atau
feminimitas sering terjadi. Selain itu juga dapat mengubah perilaku seksual.
g) Penyakit sendi
Secara tidak langsung mempengaruhi fungsi seksual akibat nyeri, kekakuan hilang
pergerakan sendi dan keletihan. Hal ini mempengaruhi motivasi seksual serta posisi dan
metode seksual.
h) Nyeri kronik
Perubahan posisi untuk seks genital penting dilakukan dan cara lain untuk mencapai
stimulasi seksual dan kehangatan perlu ditekankan.

i) Penyakit menular seksual


Ada penyakit menular seksual pada salah satu pasangan dapat menimbulkan rasa takut
akan penularan pada yang lain. Yang menyebabkan abstinensi kontak seksual.
j) Gangguan mental
Pada kondisi depresi sering ditemukan penurunan ketertarikan terhadap seks. Pada fase
mania gangguan hipolar, individu seringkali menunjukkan peningkatan perilaku seksual
yang seringkali impulsive. Selain itu keintiman seksual menjadi problematika jika individu
argumentative, arogan dan bermusuhan. Individu skizofrenia dapat memiliki penikiran
yang disibukkan dengan hal terkait seks. Mereka juga mengalami waham terkait identitas
gender dan orientasi seksual. Individu paranoid cenderung menyalahkan semua masalah
pada pasangan seksual dan dapat direpotkan oleh kecemburuan patologis.
k) Medikasi
Obat memiliki efek samping yang mempengaruhi fungsi seksual. Contohnya obat anti
depresan dapat memperlambat ejakulasi. Tapi apabila pria mengalami ejakulasi premature
, obat anti depresan dapat menyembuhkannya. Beberapa obat jalanan seperti marijuana,
amfetamin dan kokain meningkatkan fungsi seksual sedangkan opioid dan steroid anabolic
mrenggangu fungsi seksual.

D. RESPON SEKSUAL DAN BERCINTA


Melibatkan faktor emosi, psikologi,fisik,dan spiritual individu,yang berperan penting
dalam kepuasan seksual. Peran perawat termasuk mendukung dan memfasilitasi ekspresi
seksual yang sehat.
a) Siklus respon seksual
Siklus respon dimulai diotak, dengan hasrat seksual yang disadari disebut fase
hasrat. Stimulus yang menimbulkan rangsang seksual disebut stimulus erotik, dapat nyata
atau simbolik. Apabila individu menekan atau memblok hasrat seksual yang disadari
mereka dapat tidak merasakan respon fisiologis apapun.
Fase terangsang atau plateu mencakup dua perubahan fisiologis utama.
Vasokongesti adalah peningkatan aliran darah ke berbagai tubuh yang mengakibatkan
ereksi penis dan klitoris dan pembengkakan labia, testis, dan payudara. Vasokongesti
menstimulasi resptor sensoris dalam bagian tubuh tersebut yang akhirnya akan
menghantarkan pesan ke otak yang disadari. Demikian juga miotonia (peningkatan
ketegangan otot) dapat meningkat sampai dilepaskan oleh orgasme atau dapat juga
menghilang begitu saja.
Fase orgasmus adalah klimak yang tidak disadari dalam ketegangan seksual, di
iringi oleh pelepasan visiologik dan psikologik. Fase ini dipertimbangkan sebagai fase
puncak pengalaman seksual focus utama orgasme dirasakan pada organ panggul. Orgasme
pria umumnya berlangsung 10-30. , sementara wanita berlangsung 10-50 detik. Pria
biasanya mengalami ejakulasi dan melepaskan semen sebagai bagian dari orgasme mereka.
Fase resolusi adalah periode kembali ke status sebelum terangsang, dapat
berlangsung 10-15 menit setelah orgasme atau lebih lama apabila tidak terjadi orgasme.
Perubahan fisiologis terkait siklus respons seksual
Fase siklus Tanda yang muncul pada Tanda yang muncul Tanda yang muncul
respons pria dan wanita hanya pada pria hanya pada wanita
seksual
Ketegangan otot meningkat Ereksi penis, pembesaran Ereksi klitoris
Terangsang
aat individu semakin glans penis saat semakin Lublikasi vagina
atau plateu
terangsang. Gelora seks, terangsang Ukuran labia dapat
biasanya didada. Munculnya beberasa tetes meningkat 2-3x lipat.
Ereksi putting pelumas yang dapat berisi Payudara membesar
sperma 2/3 bagian dalam vagina
membesar dan
memanjang ; sepertiga
bagian luar
membengkok dan
menyemoit.
Uterus elevasi
Respirasi dapat meningkat Kontraksi beirama dan sekitar 5-12 kontraksi
Orgasme
sampai 40x/menit ekspulsif pada penis dalam pada fase orgasme pada
Spasme involunter kelompok interval 0,8 detik. interval 0,8 detik.
otot diseluruh tubuh. Pengeluaran cairan semen Kontraksi otot dasar
Kesadaran sensori hilang. kedalam uretra prostat panggul dan otot uterus.
Kontraksi involunter pada akibat kontraksi vas Pola orgase yang
sfingter anal . deferens dengan organ bervariasi, termaksut
Denyut jantung puncak (110- aksisoris (tahap 1 proses gelombang dan
180 denyut/menit) frekuensi eksklusif). kontraksi minor,
nafas (40x/menit atau lebih), Penutupan sfingter kandung ogmasme multipel atau
dan tekanan darah (sistolik kemih internal tepat orgasme yang intens,
sebelum ejakulasi, untuk seperti pada pria
30-80 mmHg dan diastolic mencegah ejakulasi retrogad
20-50 mmHg diatas normal) kedalam kandung kemih.
Orgasme dapat terjadi tanpa
ejakulasi.
Ejakulasi semen melalui
uretra penis dan ekspulsi
dari meatus uretra.
Dorongan ejakulasi
berfariasi pada masaing-
masing pria dan pada waktu
yang berbeda, tetapi
menghilang setelah 2 atau 3
kontraksi pertama (tahap 2
proses eksklusif)
Pengembalian vasokongesti Periode refraktori selama -
Resolusi
dalam 10-30 menit ; tubuh tidak akan berespon
menghilangkan semua tanda terhadap stimulasi seksual;
miotonia dalam 5 menit. beragam, bergantung pada
Genital dan payudara usia, dan faktor lain, dari
kembali ke status sebelum beberapa saat sampai berjam
terangsang. jam atau berhari hari
Gejolak seks menghilang
dalam cara yang berlawanan
dalam kemunculan .
Denyut jantung, frekuensi
nafas, dan tekanan darah
kembali normal .
Reaksi lain termaksut
mengantuk, relaksasi dan
ledakan emosi, seperti
menangis dan tertawa

b) Bercinta
Seumur hidup, vantasi seksual dan seks solo adalah otlet seksual yang paling umum
bagi wanita dan pria, individu yang lajang atau memiliki pasangan, seta individu
heteroseksual, gay atau lesbial dan biseksual. Masturbasi adalah proses bercinta yang
kontinu dengan diri kita sendiri. Masturbasi adalah cara kita menemukan perasaan erotis
kita dan mempelajari respon seksual kita. Masturbasi mutual dapat memberikan
kesenangan seksual dan keintiman tanpa terburu buru melakukan interaksi genital sebelum
kedua pasangan siap.
Seks oral genital pada pria dengan wanita atau wanita dengan wanita secara teknis
dikenal sebagai cunnilingus yang mencakup mencium , menjilat atau mengisap genital
wanita, termaksut mons pubis vulva, klitoris, labia dan vagina. Fellatio adalah stimulasi
oral penis dengan menjilat dan mengisap. Sixty-nine adalah stimulasioral genital yang terus
menerus dengan 2 orang.
Stimulasi anal dapat menjadi sumber kesenangan seksual karena anus kaya akan
suplai saraf. Stimulasi dapat dilakukan denganmenggunakan jari, mulut, atau mainan seks
seperti vribator. Untuk individu lansia, berbagai faktor fisik seperti tingakat energy, nyeri,
dan imobilitas dapat member pengaruh. Libido pada umumnya menurun karena peyakit
umum, penyakit kronis yang menyebabkan ketuandayaan atau nyeri dan depresi.
Bentuk umum aktifitas seksual untuk pasangan heteroseksual adalah
hubungankelamin. Hubungan seksual penis-vagian dapat memuaskan baik secara fisik
maupun secara emosi. Terdapat beragam posisi untuk hubungan intim, yang oaling umum
adalah berbaring berhadapan (dengan pria atau wanita diatas). Berbaring miring, berdiri,
duduk, dan posisi dengan entri dari bokong memfasilitasi stimulasi klitoris, baik oleh penis
maupun dengan kontak manual. Pilihan posisi ini bergantung pada kenyamanan fisik dan
keyakinan, nilai dan sikap mengenai praktik yang berbeda
Selama hubungan seksual, pria menggerakan penis maju mundur di sepanjang
dinding vagina dengan gerakan mendorong berirama pada panggulnya. Pada saat
bersamaan, wanita dapat menggerakan tubuhnya untuk menyesuaikan dengan gerakan
panggul pasanganya. Gerakan terus berlanjut sampai dicapai orgasme oleh salah satu atau
kedua pasangan. Setelah koitus, usapan ,pelukan dan ciuman dapat meningkatkan perasaan
intim dan harus di dorong pelaksanaanya.
Seks anal adalah penis dimasukan kedalam anus dan rectum pasangan seks anal
dipraktekan oleh pria gay tetapi sejumlah pasangan heteroseksual juga melakukanya.
Posisi seks anal serupa dengan hubungan penis vagiana, dengan sedikit perbedaan karena
posisi anus. Praktik menganjurkan penggunaan kondom pada kedua bentuk hubungan seks
untuk mencegah penularan penyakiy. Karena jaringan anorektal tidak dapat enimbulkan
lubrikasi sendiri, pelumas harus digunakan pada kondom

E. Perubahan fungsi seksual


a) Disfungsi pria

Tiga jenis disfungsi adalah disfungsi ereksi, ejakulasi tepat dan ejakulasi lambat.
Disfungsi ereksi (impotensi) adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau
mempertanhankan ereksi yang cukup untuk kepuasan seksual bagi diri sendiri maupun
pasanganya. Disebabkan oleh faktor fisiologis atau psikologis. Faktor fisiologis meliputi
(a) gangguan neurologis akibat cidera kordaspinal, cidear pada syaraf genital atau perinial,
prostat tektomi perinealradikal, dibetes militus, sklerosis multipel dan penyakit multipel
dan penyakit Parkinson;dan (b) penggunaan obat-obatan jangka panjang seperti
alcohol,sedatif,heroin,anti depresan,anti psikotik(fenotiazin) dan anti hipertensi.

Faktor psikologis seringkali ditandai dengan awitan yang tiba-tiba , bukan


beratahap. Faktor psikologis dapat mencakup (a) keraguan terhadap kemampuan seseorang
untuk melakukan atau terhadap maskulinitas seseorang, (b) keletihan, rasa marah atau
stress;(c) pengalaman seksual traumatis ( misalnya penolakan) dan (d) rasa bosan terhadap
pasangan tertentu.

Ejakulasi cepat terjadi ketika seorang pria tidak mampu menunda ejakulasi cukup
lama untuk memuaskan pasangannya. Hal ini ejakulasi terjadi setelah dilakukan stimulasi
minimal pada penis. Ejakulasi sering terjadi selama penetrasi ( vagina, mulut atau anus )
atau segera setelahnya

Ejakulasi lambat adalah ketidakmampuan untuk ejakulasi ke vagina ejakulasi yang


tertunda. Seringkali , pria sulit mencakup orgasme jenis apapun dengan pasangan. Seperti
disfungsi ereksi,ejakulasi lambat dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun psikologis.
b) Disfungsi wanita
1. Gangguan gairah seksual hipoaktif
Mencakup tidak adanya pemikiran seksual yang menetap atau berulang atau
ketidaktertarikan pada aktivitas seksual. Gairah seksual dapat berubah karena
berbagai situasi dan kondisi. Kehamilan dapat mempengaruhi gairah seksual
apabila dikaitkan dengan ketidaknyaman fisik, rasa takut mencedarai janin, atau
persepsi kehilangan daya tarik. Perubahan hormon pascapartum , keletihan dan
ansietas terhadap status sebagai orangtua baru dapat menyebabkan penurunan
gairah seksual. Ibu menyusui biasanya memproduksi prolaktin dengan kadar yang
sangat tinggi, yang dapat sangat menurunkan dorongan seksual. Faktor lain yang
mempengaruhi gairah seksual adalah medikasi , depresi dan menopause.
2. Gangguan rangsangan seksual
Didiagnosis ketika wanita tidak mampu mencapai atau mempertahankan lubrikasi
vagina yang adekuat dan atau mengalami penurunan sensasi klitoris dan labia.
Faktor penyebab meliputi aliran darah ke vagina atau klitoris,kerusakan saraf
genital atau depresi klinis.
3. Gangguan orgamus
Kesulitan atau ketidakmampuan untuk mencapai orgasme setelah dilakukan
stimulasi atau rangsangan. Jika terus terjadi masalah bagi wanita, gangguan ini
disebut gangguan orgasmus primer. Jika terjadi sekunder akibat pendarahan,
trauma, atau ketiadakkan hormone, gangguan ini disebut gangguan orgasmus
sekunder
4. Gangguan nyeri seksual
Meliputi dispareunia vaginismus dan nyeri genital. dispareunia menjelaskan nyeri
yang dialami wanita selama hubungan seksual karena lubrikasi tidak adekuat, luka
parut ,infeksi vagina,atau ketidakseimbangan. Vaginismus didiagnosis ketika
spasme otot involunter disepertiga bagian bawah vagina membuat insersi penis
sangat nyeri atau penis tidak dapat di insersi. Nyeri genital didiagnosis ketika
seorang wanita mengalami nyeri dengan stimulasi seksual apapun selain hubungan
seksual. Penyebabnya termasuk infeksi vagina ,mutilasi genitalia sebelumnya, atau
vestibulitis ( radang disekitar vagina).
F. PENGARUH MEDIKASI PADA FUNGSI SEKSUAL
Banyak obat resep dan agen yang digunakan dapat memengaruhi gairah dan respon
seksual. Obat-obatan tersebut termasuk depresan system saraf pusat, seperti narkotik ;agen
ansietas seperti batbiturat dan benzodiazepine ;agen antikolinergic , seperi atropine;agen
kardiovaskular seperti anti aritmia,anti hipertensi, diuretic , dan agen penyekat beta;anti
depresan dan anti psikotic ; dan agen yang digunakan dalam acara sosial seperti alcohol
dan marijuana.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1) Pengkajian
a) Riwayat kesehatan seksual
Model penilaian PLISST membantu perawat untuk mendiskusikan seksualitas
dengan klien dalam keadaan santai
Permission (izin untuk mendiskusikan masalah seksualitas)
Limited (keterbatasan informasi terkait dengan masalah kesehatan seksual yang telah
dialami)
Specific Suggestions (saran khusus hanya ketika perawat memahami dengan jelas
masalahnya)
Intensive Therapy (terapi intensif merujuk kepada profesional yang mempunyai
keahlian khusus jika diperlukan)
Sertakan pertanyaan pengkajian terkait dengan seksualitas dalam riwayat
keperawatan
 Apakah anda aktif secara seksual?
 Bagaimana perasaan anda tentang aspek seksual dari kehidupan anda?
 Pernahkah anda memperhatikan perubahan dalam cara anda menilai diri
anda?
 Bagaimana penyakit, obat , atau operasi mempengaruhi kehidupan seks
anda?
 Tidak semua individu dengan kondisi seperti anda mengalami beberapa
perubahan seksual. Pernahkah anda memperhatikan perubahan tersebut atau
apakah anda mengalami masalah tersebut?
 Apakah anda sedang dalam suatu hubungan dimana seorang menyakiti
anda?
 Pernahkah seseorang mendorong anda untuk melakukan hubungan seks
yang tidak anda harapkan?
 Berapa banyak pasangan seksual yang anda punya (atau apakah anda pernah
mempunyai pasangan seksual)?
 Ceritakan pada saya apa yang anda ketahui tentang praktik seks yang aman,
pengguanaan kontrasepsi atau pencegahan PMS

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


a. Individu lansia akan terjadi kesulitan dalam berdiskusi secara akrab dan jelas dengan
penyelenggara pelayanan kesehatan
b. Pengkajian seksual pada anak-anak dan remaja yaitu harus menggunakan bahasa yang
akurat dan dimengerti oleh anak atau remaja selain itu juga promosikan perkembangan
yang normal, hindari meremehkan masalah, dan kaji masalah seksual saat membuat anak
atau remaja merasa tentram. Anak-anak dan remaja biasanya akan memberikan respon
ketika mereka mengetahui bahwa memiliki pertanyaan yang terkait dengan seksualitas
adalah hal yang normal. Bersikap terbuka, positif, dan menunjukan rasa tertarik ketika
memperkenalkan pertanyaan seksual akan sangat membantu

Dalam menyoroti prevalensi kekerasan dirumah dan pelecehan seksual, pertanyaan terkait
dengan pelecehan seksual adalah penting. Ajukan pertanyaan yang berhubungan dengan
kekerasan dilemma atau pelecehan secara pribadi. Dengan mengenali tanda dan gejala
objektif dan subjektif pelecehan pada anak-anak dan individu dewasa akan membantu anda
dalam mengidentifikasi masalah yang sering ditemukan.

b) Pengkajian pola Gordon


1. Pola seksual reproduksi
a) Masalah menstruasi
b) Papsmear terakhir
c) Perawatan payudara tiap bulan
d) Apakah ada kesukaran dalam berhubungan seksual
e) Apakah penyakit sekarang menggangu fungsi seksual
c) Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
a) Kesadaran
b) Kondisi klien secara umum
c) Tanda-tanda vital
d) Pertumbuhan fisik : Tinggi badan, berat badan , postur tubuh
e) Keadaan kulit : warna, tekstur, kelainan kulit,
2. Pemeriksaan seksualitas
Pemeriksaan fisik merupakan hal yang penting dalam mengevaluasi penyebab
masalah seksual dan biasanya memberikan kesempatan terbaik untuk mengajarkan
individu tentang seksualitas.
1) Payudara
Pria memiliki sedikit jaringan kelenjar (lokasi potensial untuk sel kangker) pada
payudaranya. Sebaliknya payudara wanita memiliki banyak jaringan kelenjar.
a) Payudara wanita
Riwayat klien memperlihatkan perkembangan normal dan tanda gejala penyakit wanita.
1. Inspeksi
 Minta klien membuka pakaian bagian atas untuk melihat kedua payudara.
 Klien duduk atau berdiri dengan lengan disamping jika memungkinkan
tempatkan cermin didepan klien selama inspeksi
 Gambarkan pemeriksaan sehubungan dengan garis imajiner yang membagi
payudara menjadi 4 kuadran dan 1 ekor. Garis akan melewati tengah puting
susu tiap ekor mencapai keluar dari kuadran luas atas
 Inspeksi payudara untuk melihat ukuran dan kesimetrianya. Normalnya,
payudara berada pada iga ke 3 samapai ke 6 engan putting susu setinggi ruang
interkostal ke 4 payudara yang lebih kecil sebelah merupakan hal yang normal
tetapi radang atau massa juga dapat menyebabkan pembesaran payudara
sebelah
 Amati kontur atau bentuk payudara , perhatikan massa, perataan retraksi atau
cekungan. Bentuk payudara bervariasi dari koveks sampai kerucut. retraksi atau
cekungan dapat disebabkan infasi ligament oleh tumor . edema juga merubah
kontur payudara. Untuk melihat retraksi, minta klien untuk mengambil 3 posisi
yaitu : mengangkat lengan diatas kepala, menekan tangan dipinggang, dan
lengan lurus kedepan sambil duduk dan miring kedepan.
 Lakukan inspeksi secara hati-hati untuk melihat warna, pola ,vena, adanya lesi,
edema atau inflamasi. Jika perlu angkat tiap payudara untuk melihat aspek
bawah dan lateral (warna dan perubahan tekstur) . payudara memiliki warna
yang sama dengan kulit dan pola vena bilateral sama
 Lakukan inspeksi payudara dan areola untuk ukuran, warna ,bentuk, cairan ,dan
arah putting susu. Areola normal tampak bulat atau oval dan bilateral. Warna
berkisar dari merah muda sampai coklat. Normalnya putting susu menagarah
kearah yang simetris , tampak eversi dan tidak memiliki cairan.
2. Palpasi mengkaji kondisi jaringan payudara dan nodus limfanya. Payudara tersusun
atas jaringan kelenjar , ligamen fibrosis dan lemak . jaringan kelenjar tersususn atas
lobus yang berujung pada saluran yang terbuka ke puting.

Limfa payudara mengalir kenodus limfa aksila. Jiak terjadi metastasis atau penyebaran
lesi kangker, nodus biasanya terlibat. Pelajari lokasi nodus supraklavikula,
infraklavikula dan aksila . nodus aksila mengalirkan limfa dari dinding dada, payudara,
lengan, dan tangan.

 Mempalpasi nodus limfa, minta klien untuk duduk dengan tangan disamping dan otot
relaks . sambil menghadap klien dan berdiri pada sisi pemeriksaan, sokong lengan klien
dalam posisi fleksi dan abduksikan lengan dari dinding dada. Tempatka tangan yang bebas
pada dinding dada klien dan tinggi pada cekungan aksila. Dengan ujung jari,tekan perlahan
permukaan iga yang kotor. Palpasi nodus aksila dengan ujung jari perlahan menggulung
jaringan lembut. Palpasi ke empat area aksila, yaitu; dipinggir otot pectoralis mayor
sepanjang garis aksila anterior;dinding dada di area midaksila;bagian atas humerus;dan
pinggir anterior otot latisimus dorsi sepanjang garis aksila posterior.
 Nodus limfa normalnya tidak dapat dipalpasi. Pertahatikan tiap area,dan lihat jumlah,
konsistensi , mobilitas, dan ukuran.
 Dengan klien berbaring supinasi dan satu lengan dibelakang kepala palpasi jaringan
payudara klien.
 Gunakan bantalan tiga jari pertama jika klien mengeluh adanya massa dengan cara
menekan jaringan payudara perlahan ke dinding dada untuk mengkaji konsistensi jaringan.

 Lakukan palpasi secara sistematik


1.Jari disepanjang tiap kuadran dan ekor.
2.Dengan teknik vertical dimana jari bergerak keatas dan bawah tiap kuadran.
3.Palpasi dari pusat payudara dalam arah radial, kembali ke areola untuk memulai
tiap pemeriksaan. Saat mempalpasi payudara yang besar gunakan teknik bimanual
yaitu dengan menyongkong sisi inferior payudara dengan satu tangan sambil
menggunakan tangan lain untuk mempalpasi jaringan payudara.
Perhatikan konsistansinya. Normalnya jaringan terasa padat,keras , dan elastic
 Palpasi massa abnormal untuk menentukan lokasi sehubungan kuwadran,diameter dalam
centimeter,bentuk (bulat seperti koi),konsistensi(lembut,keras atau kaku)nyeri
tekan,mobilitas dan batas (tegas atau tidak tegas).
 Berikan perhatian khusus saat mempalpasi putting dan aerola.lakukan palpasi dengan
perlahan dan lembut.gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menekan putting dan perhatikan
adanya cairan.
b) Payudara pria

Pemeriksaan ini relative mudah.inspeksi putting dan areola untuk


nodul,edema,ulserasi.pembesaran dapat diakibatkan obesitas atau pembesaran
kelenjar.pria muda,hal ini dapat diakibatkan oleh pengunaan steroid,jaringan lemah terasa
lembut sedangkan jaringan kelenjar terasa keras.gunakan teknik yang sama untuk
memalpasi massa seperti pemeriksaan pada wanita.

3. Genitalia wanita dan saluran reproduksi


Pemeriksaan ini dapat membuat klien merasa malu sehingga anda harus melakukan
pendekan yang tenang terkadang klien membutuhkan pemeriksaan organ reproduktif
wanita yang lengkap,termasuk pemeriksaan genitalia eksternal dan vagina.
a) Persiapan klien
 Bantu klien mengambil posisi litotomi.bantu klien menganggkat kaki ke penyangga untuk
pemeriksaan mengunakan spekkulum.
 Lengan klien berada disamping tubuhnya atau dilipat didada untuk mencegah tegangan
otot abdomen.

b) Genitalia eksternal
 Inspeksi kuantitas dan distribusi rambut.
 Inspeksi karakteristik permukaan labia mayor.kulit perineum tampak mulus,bersih dan
sedikit lebih gelap dibandingkan kulit lain.normalnya labia mayora tidak mengalami
inflamasi,edema,lesi,atau laserasi.
 Inspeksi struktur eksternal lainnya dengan letakkan ibu jari dan telunjuk didalam labia
minora dan tarik jaringan keluar gunakan tangan lainya untuk memalpasi labia minora
diantara ibu jari dan jari kedua.normalnya
 ukuran klitoris normalnya tidak melebihi 2 x 0,5 cm amati adanya antrofi,inflamasi,atau
adhesi.
 Inspeksi orifisium uretra secara hati hati untuk melihat warna dan posisi.normalnya
orifisium tampak intak dan bebas inflamasi perhatikan juga adanya cairan,polip atau fistula
 Inspeksi orifisium vagina (introitus) untuk mendekteksi inflamasi,edema,perubahan
warna,cairan,dan lesi.normalnya introitus tampak sebagai celah tipis,fertikal,orifisium
besar.pada perawan hyimen membatasi pembukaan vagina
 Perhatikan anus dan lihat adanya lesi dan hemoroid.
c) Pemeriksaan spekulum untuk genitalia internal

Pemeriksaan ini menggunakan spekulum plastic atau metal yang terdiri atas dua mata dan
alat penyesuaian. Pemeriksa memasukkan spekulum ke dalam vagina untuk melihat lesi,kanker
atau kelainan di genitalia internal. Selama pemeriksaan papinocolaou ( pap ) untuk \kanker serviks
dan vagina

d) Genitalia pria

Pemeriksaan ini mencakup pengkajian integritas genitalia eksternal, cincin inguinalis, dan
salurannya.

 Minta klien berbaring supinasi dengan dada,abdomen dan kaki bawah ditutupi duk atau
berdiri selama pemeriksaan. Kenakan sarung tangan bersih

Kematangan seksual
 Perhatikan kematangan seksual dengan mengamati ukuran dan bentuk penis , dan testis,
ukuran, warna , tekstur kulit skrotum, dan karakter dan distribusi rambut pubis.
 Lakukan juga inspeksi kulit genitalia untuk mengamati kuku, ruam, ekskoriasi atau lesi
Penis
 Inspeksi permukaan penis dengan menyeluruh,lakukan manipulasi genitalia atau minta
bantuan klien.
 Inspeksi batang , korona , preputium, glans, dan meatus urethra
 Perlahan tekan glans diantara ibu jari dan telunjuk, ini akan membuka meatus urethra untuk
inspeksi lesi,edema,dan inflamasi
 Lakukan palpasi lesi perlahan untuk mendeteksi nyeri tekan,ukuran,konsitensi,dan bentuk.
 Inspeksi batang penis, temasuk permukaan bawah, untuk melihat lesi jaringan paru,atau
edema.
 Palpasi batang penis diantara ibu jari dan dua jari pertama untuk mendeteksi nyeri tekan
atau kekerasan local.
Skrotum
 Berhati-hatilah saat menginspeksi dan mempalpasi skrotum, karena stuktur didalamnya
sangat sensitive. Inspeksi ukuran, bentuk, dan kesimetrian skrotum sambil mengamati
adanya lesi atau edema.
 perlahan palpasi testis dan epididimis diantara ibu jari dan kedua jari pertama testis. Terasa
mulus,seperti karet. Epididimis terasa kenyal.Perhatikan ukuran,bentuk,dan konsistensi
organ.
 Teruskan palpasi vas deferens terpisah karena ia membentuk tali spermatic menuju cincin
ingunalis lihat adanya pembengkakan
Cincin dan kanalis inguinalis
 Cincin inguinalis eksternal merupakan pembukaan untuk tali spermatic dan melewati
kanalis inguinalis. Kanal membentuk saluran melalui dinding abdomen,lokasi potensial
untuk pembentukan hernia minta klien untuk berdiri. Dan minta klien untuk mengedan
 Palpasi nodus limfa inguinalis. Nodus yang normal terasa kecil, tidak nyeri dan dapat
digerakkan.
2) Analisa Data

NO BATASAN KARAKTERISTIK PROBLEM ETIOLOGI


(MASALAH)

1. DS : Ketidakefektifan pola Hambatan hubungan dengan


seksual orang terdekat
 Pasien mengatakan kesulitan dalam
aktivitas seksual
 Pasien mengatakan kesulitan dalam
perilaku seksual
 Pasien mengatakan sedang
mengalami konflik nilai agama
 Pasien mengatakan mengalami
Perubahan dalam hubungan dengan
orang terdekat
 Pasien mengatakan Perubahan pada
perilaku seksual

DO :

 Pasien tampak mengalami


Perubahan pada aktifitas seksual
 Pasien tampak terjadi Perubahan
peran seksual setelah operasi pada
alat kelamin

2.
DS : Disfungsi seksual Gangguan fungsi tubuh (karena

 Pasien mengatakan mengalami anomaly,penyakit,


medikasi,kehamilan,
gangguan aktivitas seksual dengan
radiasi,bedah,trauma,dll)
pasangannya ketika berhubungan
seksual.
 Pasien mengatakan mengalami
Gangguan kepuasan seksual dengan
pasangannya.
 Pasien mengatakan ingin
mengetahui bagaimana cara
Mencari konfirmasi tentang
kemampuan mencapai hasrat
seksualnya.
 Pasien mengatakan Merasakan
keterbatasan seksual
 Pasien mengatakan mengalami
Penurunan hasrat seksual dengan
pasangannya
 Keluarga pasien mengatakan setelah
operasi alat kelamin pasien
mengalami Perubahan fungsi
seksual yang tidak diinginkan

DO :

 Pasien tampak terjadi Perubahan


minat terhadap orang lain
 Pasien tampak terjadi Perubahan
peran seksual dengan keluarga

3. DS: Perubahan besar ( misalnya


Ansietas
status
 Pasien mengatakan sering
ekonomi,lingkungan,status
mengalami insomnia di malam hari kesehatan,fungsi peran, status
peran )
 Pasien mengatakan telah berputus
asa dengan terkait dengan masalah
hubungan seksual.
 Paien mengatakan nyeri pada
abdomen
 Pasien mengtakan mengalami
gangguan konsentrasi

DO :

 Pasien tampak gelisah


 Kontak mata pasien tampak buruk
 Pada pasien terjadi peningkatan
denyut nadi dan frekuensi
pernapasan
 Pasien tampak Distress
 Pasien tampak membrane
mukosanya kering

4. - Risiko perilaku kekerasan Isolasi Sosial


terhadap Diri Sendiri

5. DS : Gangguan Proses Pergeseran pada status


kesehatan anggota keluarga
 Pasien mengatakan mengalami Keluarga
perubahan ketersediaan untuk
menunjukkan respond kasih sayang
 Keluarga mengatakn pasien
mengalami perubahan dalam pola
hubungan
 Keluarga mengatakan terjadi
perubahan perilaku pasien dalam
tindakannya untuk meredakan stress
tentang penyakitnya

DO :

 Pasien tampak kesulitan dalam pola


komunikasi dengan keluarganya
 Pasien tampak Acuh dalam tindakan
Pengambilan Keputusan

6. DS: Defisiensi Pengetahuan Kurang informasi


 Pasien mengatakan mengalami
salah persepsi di dalam menjalani
suatu perintah
 Pasien mengatakan kurang
pengetahuan tentang hal – hal yang
berhubungan dengan seksual dan
cenderung tidak peduli dengan hal
itu
DO:
 Pasien tampak apatis terhadap
pengetahuan tentang Kontrasepsi
maupun Penyakit Menular Seksual

C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan Pola Seksual b.d. Hambatan hubungan dengan orang terdekat
2. Disfungsi seksual b.d. Gangguan Fungsi Tubuh
3. Ansietas b.d. Perubahan Besar
4. Risiko perilaku kekerasan pada diri sendiri b.d. Isolasi Sosial
5. Gangguan Proses Keluarga b.d. Pergeseran pada status kesehatan anggota keluarga
6. Defisiensi Pengetahuan b.d. Kurang Informasi

D. Tujuan dan Intervensi


N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
O Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan  konseling seksual - Mengungkap
1. Ketidakefektifan
keperawatan selama 1x24 jam 1. bangun hubungan terapeutik, kan rasa
Pola Seksual b.d.
diharapakan : berdasarkan pada kepedulian,m
Hambatan
1. Fungsi seksual kepercayaan dan rasa hormat. eningkatkan
hubungan dengan
- sering menunjukan 2. Informasikan pada pasien kemungkinan
orang terdekat
mencapai gairah diawal hubungan bahwa kemampuan
seksual seksualitas merupakan klien untuk
-sering menungjukan bagian yang penting dalam mengungkap
beradaptasi dalam kehidupan dan bahwa kan secara
teknik seks sesuai penyakit, medikasi, stress keseluruhan
kebutuhan sering merubah fungsi - Menigkatkan
- sering menunjukan seksual pemahaman
mengekspresikan 3. Tentukan durasi disfungsi tentang alas
kemampuan untuk seksual dan penyebab an kesulitan
melakukan aktivitas potensial seksual dan
seksual meskipun 4. Monitor timbulnya stress, memberikan
mengalami kecemasan, dan depresi petunjuk
ketidaksempurnaan sebagai kemungkinan yang aman
fisik penyebab dari disfungsi untuk
- sering menunjukan seksual memulai lagi
mengekspresikan 5. Diskusikan efek dari hubungan
kemampuan untuk perubahan seksualitas pada seksual
menjadi intim orang terdekat pasien. - Mengikut
- sering menunjukan 6. Bantu pasien untuk sertakan
keinginan terhadap seks mengekspresikan kesedihan anggota
- sering menunjukan dan kemarahan mengenai keluarga
mengekspresikan perubahan dalam fungsi dalam
pengetahuan seks bagian tubuh. rencana
personal 7. Instruksikan pasien untuk perawatan
- sering menunjukan menggunakan medikasi dan akan
mengkomunikasikan alat untuk melakukan membantu
kebutuhan seks pada aktivitas seksual, sesuai klien
pasangan kebutuhan. beradaptasi
- sering menunjukan 8. Libatkan pasangan pasien lebih baik
melakukan aktivitas pada saat konseling sesering dengan
seks tanpa paksaan dari mungkin sesuai kebutuhan masalah yang
pasangan 9. Rujuk pasien pada terapis berhubungan
hubungan seksual, sesuai dengan
kebutuhan. seksual

Setelah dilakukan tindakan  Pengurangan kecemasan - Mengetahui


2.Disfungsi seksual
keperawatan selama 2x24 jam 1. Gunakan pendekatan bahwa
b.d. Gangguan
diharapakan : yang tenang dan perasaan dan
Fungsi Tubuh
1. Penuaan fisik meyakinkan ketakutan
- Deviasi ringan dari 2. Jelaskan semua prosedur adalah
kisaran normal termasuk sensasi yang sesuatu yang
status kognitif akan dirasakan yang normal untuk
- Deviasi ringan dari mungkin akan dialami membantu
kisaran normal klien selama prosedur mengurangi
kapasitas vital 3. Dorong keluarga untuk rasa cemas
- Deviasi ringan dari mendampingi klien dan
kisaran normal pola dengan cara yang tepat mendorong
menstruasi 4. Puji atau kuatkan klien untuk
- Deviasi ringan dari perilaku yang baik secara kembali
kisaran normal tepat melakukan
fungsi seksual 5. Dorong verbalisasi aktifitas
- Deviasi ringan dari perasaan,persepsi,dan seksual
kisaran normal ketakutan
tonus 6. Instruksikan klien untuk
Otot kandung menggunakan tehnik
kemih relaksasi
- Deviasi ringan dari 7. Kaji untuk tanda verbal
kisaran normal dan non verbal
resistensi terhadap kecemasan
infeksi
 Peningkatan koping
3. Ansietas b.d. Setelah dilakukan tindakan
1. Bantu pasien untuk
Perubahan keperawatan selama 1x24 jam
menyelesaikan
Besar diharapkan :
masalah dengan cara
1. Tingkat kecemasan
yang konstruktif
-ringan distress
2. Berikan penilaian dan
-ringan perasaan
diskusikan respon
gelisah
alternative terhadap
-ringan mengeluarkan
situasi
rasa marah secara
3. Cari jalan untuk
berlebihan
memahami
-ringan kesulitan dalam
perspekstif pasien
penyelesaian masalah
terhadap situasi yang
-ringan berkeringat
penuh stress
dingin
4. Kenali latar belakang
-ringan menarik diri
budaya atau spiritual
-ringan ganguan tidur
klien
5. Turunkan stimulus
yang dapat diartikan
sebagai suatu
ancaman dalam suatu
lingkungan tertentu

6. Bantu pasien untuk


mengidentifikasi
strategi-strategi
positif untuk
mengatasi
keterbatasan dan
mengelola kebutuhan
gaya hidup maupun
perubahan peran
 Pencegahan bunuh diri
4. Risiko perilaku Setelah dilakukan tindakan
1. Tentukan resiko
kekerasan pada keperawatan selama 2 x 24 jam
bunuh diri yang ada
diri sendiri b.d. diharapkan :
dan tingkat resiko
Isolasi Sosial 1. menahan diri dari bunuh diri
bunuh diri
- sering menunjukkan
2. Pertimbangkan untuk
mengekspresikan perasaan
membawa pasien
- sering menunjukkan
yang memiliki resiko
mempertahankan jalinan
serius untuk
hubungan
melakukan perilaku
- sering menunjukkan
bunuh diri agar dapat
verbalisasi ide ide bunuh diri
dirawat di rumah
- sering menunjukkan menahan
sakit
diri dari mengunakan zat tanpa
3. Buat kontrak (verbal
resep yang menganggu alam
atau tulis) dengan
perasaan
pasien untuk tidak
- sering menunjukkan menahan
menyakiti diri dalam
diri dari percobaan bunuh diri
suatu periode waktu
- sering menunjukkan
yang spesifik,kontak
mengunakan kelompok
kembali untuk
dukungan sosial
interval waktu
- sering menunjukkan
khusus,dengan tepat
merencanakan masa depan
4. Konsultasikan
dengan tim
penanganan sebelum
memodifikasi
pencegahan
5. Lakukan intervensi
pencegahan
(misalnya)
pembatasan
area,seklusi,pengeng
kangan fisik jika
pasien kurang bisa
menahan diri untuk
membahayakan atau
menyakiti diri sesuai
kebutuhan
6. Rujuk pasien pada
penyedia perawatan
kesehatan mental
(misalnya psikiater,
psychiatric) untuk
mengevaluasi dan
menangani ide dan
perilaku bunuh
diri,sesuai kebutuhan
 Dukungan keluarga
5. Gangguan Setelah dilakukan tindakan
1. Nilailah reaksi emosi
Proses keperawatan selama 1x24 jam
keluarga terhadap
Keluarga b.d. diharapkan :
kondisi pasien
Pergeseran 1. Dukungan keluarga
2. Fasilitasi komunikasi
pada status selama perawatan
akan keawatiran atau
kesehatan - Sering
perasaan antara pasien
anggota menunjukkan
dan keluargaatau
keluarga anggota keluarga
antaranggota keluarga
mengungkapkan 3. Bantu anggota keluarga
keinginan untuk dalam mengidentifikasi
mendukung dan memecahkan konflik
anggota keluarga nilai nilai keluarga
yang sakit 4. Dukung pengambilan
- Sering keputusan dalam
menunjukkan merencanakan perawatan
anggota keluarga jangka panjang yang bisa
bertanya bagaimana mempengaruhi struktur
mereka dapat dan keuangan keluarga
membantu 5. Rujuk pada ahli terapi
- Sering keluarga jika diperlukan
menunjukkan 6. Dukung asertifitas
anggota keluarga keluarga dalam mencari
mempertahankan informasi,sesuai
komunikasi dengan kebutuhan
anggota keluarga 7. Rencanakan perawatan
yang sakit lanjutan di respite
- Sering care,jika ada indikasi dan
menunjukkan diinginkan
bekerjasama
dengan anggota
keluarga yang sakit
dalam menentukan
perawatan
- Sering
menunjukkan
berpartisipasi dalam
perencanaan pulang
 Pengajaran :seksualitas
6. Defisiensi Setelah dilakukan tindakan
1. Jelaskan anatomi
Pengetahuan b.d. keperawatan selama 1X24 jam
manusia dan fisiologi
Kurang diharapkan :
reproduksi manusia
Informasi 1. Pengetahuan fungsi
2. Eksplorasi arti peran
seksual
seksual
- Pengetahuan
3. Ajarkan anak anak dan
banyak fungsi
remaja mengenai
anatomi seksual
penyakit menular seksual
- Pengetahuan
dan AIDS.
banyak reproduksi
4. Informasikan anak dan
- Pengetahuan
remaja mengenai
banyak pengaruh
kontrasepsi kontrasepsi
sosial terhadap
yang efektif
perilaku seksual
5. Fasilitasi bermain peran
pribadi.
dimana pengambilan
- Pengetahuan
keputusan dan
banyak kontrasepsi
keterampilan komunikasi
yang efektif
asertif dapat
- Pengetahuan
dipraktekkan untuk
banyak resiko
menolak tekanan teman
terkait dengan
sebaya dan sosial terkait
banyak pasangan
dengan aktifitas seksual
(seksual)
6. Fasilitasi komunikasi
- Pengetahuan
antara anak,remaja,dan
banyak konsekuensi
orang tua
potensi dari
aktivitas seksual
- Strategi untuk
mencegah penyakit
menular seksual
E. Implementasi

1. Memberi pendidikan kesehatan seksual


Memberi penyuluhan mengenai kesehatan seksual merupakan komponen penting
implementasi kesehatan banyak masalah seksual muncul karena pengabaian
seksual,banyak masalah seksual lain yang dapat dicegah dengan pendidikan kesehatan
seksual yang efektif. Contoh area penyuluhan yang penting adalah pendidikan seks
(termasuk pemeriksaan manddiri) dan perilaku seksual yang bertanggung jawab.
2. Pendidikan seks
Perawat dapat membantu klien memahami anatomi mereka sendiri dan bagaimana
tubuh mereka berfungsi. Sebagai contoh memahami anatomi genetal dapat membantu
wanita memahami bagaimana tubuh mereka berespon terhadap stimulasi seksual baik
pada pria maupun wanita perlu mempelajari jenis stimulasi yang menyenangkan dan
menimbulkan rangsangan. Pentingnya komunikasi terbuka diantara pasangan juga
harus didorong. Wanita dapat juga mengambil manfaat dari senam kegel yang
menyangkup kontraksi dan relaksasi otot tubokoksigeus,otot yang berkontraksi ketika
seseorang menahan miksi.manfaat senam kegel termasuk peningkatan tonus otot dasar
panggul,peningkatan pelumasan vagina selama rangsangan seksual peningkatan
sensasi selama hubungan seksual,peningkatan sensitifitas genital,cengkeraman dasar
penis lebih kuat,pemulihan pascapartum lebih awal pada otot dasar panggul,dan
peningkatan fleksibilitas perut episiotomi.
3. Penyuluhan Pemeriksaan Mandiri
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan dan pemeriksaan testis sendiri
setiap bulan untuk pria dapat berperan penting dalam defekasi dini penyakit sehingga
meningkatkan peluang kesembuhan dan menghilangkan kebutuhan akan penangganan
yang kompleks. Klien perlu diyakinkan bahwa sebagian besar benjolan yang
ditemukan bukan kanker, tetapi penting bahwa semua benjolan atau abnomarlitas lain
yang terdeteksi diperiksa oleh penyedia layanan primer klien untuk diagnosis yang
akurat.
4. Perilaku seksual yang bertanggung jawab
Perilaku seksual yang bertanggung jawab mencakup pencegahan penyakit menular
seksual dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penghindaran kekerasan
atau penganiayaan seksual.
5. Pencegahan penyakit menular
Bagian penting pendidikan kesehatan. Infeksi Trichomonas dan Candida dapat juga
didapat melalui rute non-seksual. Peningkatan insiden ini disebabkan oleh dua faktor :
a) Perubahan moralitas seksual yang mengizinkan peningkatan aktivitas seksual.
b) Peningkatan jumlah pasangan seksual.
6. Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan
Ditunjukkan kepada remaja dan pasangan yang telah merencanakan waktu kelahiran
anak pertama mereka dan ingin mengatur jarak kelahiran serta membatasi anggota
keluarga. Perawat harus familier dengan berbagai metode kontrasepsi dan keuntungan,
kerugian, kontraindikasi, efektivitas,keamanan dan biaya masing – masing metode
kontrasepsi tersebut.
7. Konseling untuk Perubahan fungsi seksual
Suatu teknik yang dapat digunakan perawat untuk membantu klien yang mengalami
perubahan fungsi Seksual adalah model PLISSIT
8. Pemberian Izin
Klien dapat merasa mereka memerlukan izin untuk menjadi makhluk seksual,untuk
mengajukan pertanyaan,untuk menunjukkan kasih sayang , dan untuk
mengekspresikan diri mereka sendiri secara seksual. Pemberian izin berarti bahwa
perawat dengan perilaku atau kata-kata membiarkan klien mengetahui bahwa
pikiran,fantasi,dan perilaku seksual orang dewasa yang dapat memberi informert
consent diperkenankan. Pemberian izin dimulai ketika perawat mengetahui
kekhawatiran seksual baik diucapkan maupun tidak diucapkan klien dan menunjukkan
sikap bahwa ,kekhawatiran seksual dan kebutuhan seksual penting untuk kesehatan dan
pemulihan

9. Anjuran spesifik
Perawat perlu memiliki pengetahuan dan ketrampilan spesialisasi mengenai bagaimana
seksualitas dan fungsinya dapat dipengaruhi oleh proses penyakit atau terapi dan jenis
intervensi yang efektif. Perawat member anjuran untuk membantu klien mengadaptasi
aktivitas seksual untuk meningkatkan fungsi optimal , seperti tindakan apa yang dapat
dilakukan untuk menurunkan kekeringan vagina posisi yang aman untuk berhubungan
seksual setelah operasi penggantian sendi panggul total,praktik seksual yang aman dan
tidak aman setelah serangan jantung,dan cara menangani alat ostomi,kateter
menetap,gips dan peralatan lain misalnya prosthesis selama aktivitas seksual.
10. Terapi intensif
Terapi intensif yang diberikan oleh perawat spesialis klinis atau ahli terapi seks
digunakan jika tiga tingkat pertama konseling tidak efektif terapi intensif dapat
mencakup berbagai isu, seperti motovasi seksual, pernikahan atau konsep diri.
11. Menangani perilaku seksual yang tidak senonoh
Perawat dapat menemui berbagai perilaku seksual yang tidak senonoh karena beragam
alasan. Perilaku tersebut dapat agresif dan no nagresif . klien dapat bertingkah secara
seksual dengan
o Mengekpos diri mereka sendiri
o Meminta perawat untuk memberikan perawatan fisik intim, seperti membersihkan
area genital , sementara meskipun mereka mampu melakukanya sendiri
o Menyentuh atau menggenggam alat kelamin atau bokong perawat
o Membuat pertanyaan seksual secara terang terangan kepada perawat
o Menawarkan seks kepada perawat
o Menggoda perawat dengan suitan, memberi komentar mengenai daya tarik atau
pesona perawat
o Membuat omentar seksual terhadap lain lain diruangan yang sama atau terhadap
pengunjung mengenai perawat yang seksi atau apa yang mereka lakukan secara
seksual kepada perawat

F. EVALUASI
Evaluasi respon klien terhadap intervensi keperawatan untuk menentukan apakah
tujuan dan criteria hasil telah terpenuhi. Pemikiran kritis menjamin bahwa perawat
mempergunakan apa yang diketahui tentang seksualitas dan situasi klien yang unik
Lakukan tindak lanjut melalui diskusi dengan klien atau pasangan untuk menentukan
apakah tujuan dan hasil telah tercapai. Seksualitas lebih banyak dirasakan disbanding
diamati dan ekstesi seksual memerlukan suatu keintiman yang tidak memerlukan
pengamatan. Oleh karena itu tanyakan klien pertanyaan tentang faktor resiko, masalah
seksual , dan tingkat kepuasan mereka. Perawat juga mengamati petunjuk perilaku
seperti kontak mata, sikap badan dan pergerakan tangan yang aneh yang menujukan
saran melanjutkan kecemasan atau sebagai topic yang perlu diselesaikan ada kebutuhan
untuk memodifikasi harapan individu dan pasanganya ketika mengetahui hasil.

DAFTAR PUSTAKA
Potter,Perry.2010.Fundamental Keperawatan Buku 2 edisi 7.Jakata.: Elsevier.

Kozier, Erb, Berman, Snyder.2014.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 7 Vol. 2.Jakarta: EGC.

Herdman,T.Heather.2015.Nanda International Inc.diagnosis keperawatan : definisi & klasifikasi


2015-2017.Jakarta : EGC

M.Bulechek,Gloriadkk.NursingInterventionsClassification(NIC) Edisi 6. Jakarta : Elsevier.

Moorhead,Sue dkk. NursingOutcomeClassifications(NOC) Edisi 5. Jakarta : Elsevier

Format Penilaian Seminar


No Aspek Yang Dinilai Bobot Skore Bobot x
1 2 3 4 skore
1 Konsep Dasar 15
A. Pengertian
B. Etiologi
D. Klasifikasi / Stadium (jika ada)
C. Patofisiologi
E. Tanda dan Gejala
F. Pemeriksaan Diagnostik
G. Penatalaksanaan
2 Kemampuan mempresentasikan 15
overview kasus:
a. Data focus
b. Diagnosa keperawatan
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
3 Kemampuan mengidentifikasi data- 10
data esensial dari pasien
a. Data subyektif
b. Data Obyetif
c. Data penunjang
4 Penguasann kasus: 20
a. Kemampuan menjawab
pertanyaan
b. Kemampuan berargumentasi
c. Dilandasi dasar teori
5 Kemampuan menjawab pertanyaan 15
dan berargumentasi
a. Bahasa sopan
b. Kemampuan mengendalikan diri
c. Didukung oleh referensi yang
sesuai
6 Organisasi / efisiensi dalam 10
penyampaian kasus
7 Penampilan kelompok: 15
a. Attitude
b. Kerja sama
c. Komunikasi
d. Media
JUMLAH 100

Keterangan:

Nilai 1 : Apabila hanya 25 % komponen penilaian tercapai


Nilai 2 : Apabila hanya 50 % komponen penilaian tercapai
Nilai 3 : Apabila hanya 75 % komponen penilaian tercapai

Das könnte Ihnen auch gefallen