Sie sind auf Seite 1von 11

Ecodemica, Vol. IV, No.

2, September 2016

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA,


PERPUTARAN MODAL DAN PENDANAAN
TERHADAP PROFITABILITAS
PERUSAHAAN FARMASI
Fitri Rahmiyatun1) dan Kaman Nainggolan2)
1
AMIK BSI Jakarta, 2STMIK Nusa Mandiri Jakarta
1
fitri.frn@bsi.ac.id; 2kaman@bsi.ac.id

ABSTRACT
The research was conducted to analyse the effect of working capital policy that consists of
asset structure, working capital turnover, and funding working capital on profitability of the
pharmaceutical companies listed in the Indonesia Stock Exchange. The population of this
study is a pharmaceutical companies that listed on the Indonesia Stock Exchange in 2005 to
2015 which consist of 10 companies. The samples of this study are two companies namely
PT. Kimia Farma representing state-owned company and PT. Kalbe Farma representing
private companies. Regression analysis technique was used to analyze the impact of asset
structure, working capital turnover and funding working capital on profitability of the
pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The results of the
analysis concluded that: (1) asset structure has a significant effect on profitability; (2)
working capital financing did not significantly affect the profitability and (3) the structure of
assets and working capital financing simultaneously have a significant effect on profitability.
The implication is that the companies listed in the Indonesia Stock Exchange especially PT.
Kimia Farma and PT. Kalbe Farma must improve its asset structure optimally since it has a
significant effect on profitability. Increasing asset structure will improve the performance of
the companies. This finding is very relevant since this kind of research especially in the
pharmaceutical companies is still very limited.

Keywords: Asset structure, Working Capital Turnover, Funding Working Capital, And
Profitability.

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh kebijakan modal kerja yang terdiri dari
struktur aktiva, perputaran modal kerja dan pendanaan modal kerja terhadap profitabilitas
pada perusahaan farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini
adalah perusahaan farmasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 sampai
dengan 2015 yang berjumlah 10 perusahaan. Sedangkan sampel penelitian ini adalah dua
perusahaan yaitu PT. Kimia Farma yang mewakili perusahaan milik BUMN dan PT.Kalbe
Farma yang mewakili perusahaan swasta. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) struktur
aktiva berpengaruh positif dan sangat signifikan terhadap profitabilitas; (2) pendanaan modal
kerja tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, dan (3) struktur aktiva dan pendanaan modal
kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.Implikasinya adalah
bahwa perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia khususnya PT. Kimia Farma dan
PT. Kalbe Farma harus meningkatkan secara optimal struktur aktiva karena berpengaruh
sangat signifikan terhadap profitabilitas. Peningkatan struktur aktiva akan berdampak baik
terhadap kinerja perusahaan-perusahaan tersebut. Hal ini sangat relevan mengingat masih
minimnya penelitian di bidang ini.

Kata kunci: Perputaran Modal Kerja, Pendanaan Modal Kerja Dan Profitabilitas.

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 156


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016

Naskah diterima : 10 Agustus 2016, Naskah dipublikasikan : 5 September 2016

PENDAHULUAN yang stabil, akan memiliki peluang yang


Industri farmasi di Indonesia merupakan lebih besar untuk masuk ke dalam pasar
industri yang berkembang cukup pesat modal dan dalam bentuk-bentuk
dengan pasar yang juga terus berkembang. pembiayaan lainnya.
Data Kementerian Perindustrian Dalam penelitian ini penulis ingin
menunjukkan, pertumbuhan kinerja industri mempelajari dan menganalisis faktor-faktor
kimia, farmasi dan obat tradisional berada yang mempengaruhi perkembangan pesat
di atas kinerja industri non-migas pada industri farmasi Indonesia dewasa ini.
kuartal I/2015 maupun kuartal II//2105. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis
Pada kuartal I/2015, sektor ini berada di melakukan penelitian dengan judul
urutan teratas dengan pertumbuhan sebesar “Pengaruh Struktur Aktiva, Perputaran
9,1%, sementara pada kuartal II/2015 Modal Kerja dan Pendanaan Modal Kerja
pertumbuhan melambat menjadi 7,78%. terhadap Tingkat Profitabilitas pada
(Issetaiabudi, 2015). Perusahaan Farmasi yang Tercatat di Bursa
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh Efek Indonesia”. Hal ini dilatarbelakangi
pengoperasian Badan Penyelenggara oleh masih minimnya penelitian tentang
Jaminan Sosial (BPJS). Pada 2014, BPJS variabel-variabel yang mempengaruhi
diperkirakan telah mengcover 86,4 juta perkembangan pesat industri farmasi
warga Indonesia dengan total biaya dewasa ini. Hasil penelitian ini diharapkan
Jamkesmas dan Jampersal kurang lebih akan menumbuhkan daya saing yang lebih
Rp.7,4 triliun. (Darmawan, 2014). Saat ini tinggi dalam industri farmasi di masa
terdapat sekitar 250 perusahaan farmasi mendatang.
yang beroperasi di Indonesia. Sepuluh
perusahaan diantara telah masuk ke pasar KAJIAN LITERATUR
modal dan terdaftar sebagai emiten di Pengertian Struktur Aktiva
Bursa Efek Indonesia (BEI). Struktur aktiva adalah penggolongan aset
Profitabilitas perusahaan selalu menjadi atau aktiva menjadi berbagai macam aktiva
perhatian utama bagi pemangku seperti aktiva lancar, aktiva tetap, dan
kepentingan industri farmasi seperti aktiva lain-lain (Weston dan Copeland,
pemilik perusahaan, menajemen 2008). Rasio struktur aktiva diukur dengan
perusahaan, investor, pemerintah, Current Assets to Total Assets Ratio yang
konsumen, pesaing dan calon kreditur. merupakan perbandingan jumlah aktiva
Profitabilitas menggambarkan kemampuan lancar terhadap total aktiva yang terdapat di
perusahaan mendapatkan keuntungan perusahaan yang dinyatakan dalam persen
melalui pemanfaatan semua sumber daya (Lukman, 2007). Semakin besar rasio
yang dimiliki seperti penjualan, kas, modal, semakin baik karena menunjukkan
karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. tersedianya kas, piutang dan persediaan
Keuntungan menjadi salah satu ukuran yang merupakan harta lancar yang paling
kinerja perusahaan. Ketika perusahaan likuid dibandingkan dengan keseluruhan
memperoleh keuntungan yang tinggi berarti aktiva yang dimiliki perusahaan. Adanya
kinerjanya baik dan sebaliknya. Para aktiva yang likuid dapat digunakan sewaktu
investor di pasar modal sangat waktu untuk membiayai kebutuhan
memperhatikan kemampuan perusahaan operasional perusahaan dalam
dalam menghasilkan dan meningkatkan menghasilkan laba.
keuntungan. Manajemen juga dituntut
untuk memenuhi target yang telah Perputaran Modal Kerja
ditetapkan, karena perusahaan besar yang Perputaran modal kerja (Working Capital
sudah mapan dan memiliki catatan Turnover) adalah kemampuan modal kerja
profitabilitas yang baik dan keuntungan berputar dalam suatu periode siklus kas dari

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 157


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
perusahaan (Riyanto, 2011). Perputaran karena jumlah net working capital
modal kerja mengukur efektifitas yang disediakan sangat rendah.
penggunaan aktiva lancar untuk Perusahaan menaruh beban yang
menghasilkan penjualan. Perputaran modal berat pada modal jangka pendek
kerja diukur dengan Working Capital untuk menutup fluktuasi kebutuhan
Turnover Ratio yang berdasarkan dana apabila kebutuhan dana lebih
perbandingan penjualan yang dihasilkan besar dari yang diperkirakan.
dengan aktiva lancar. Perusahaan mengalami kesulitan
Semakin tinggi rasio perputaran modal untuk memperoleh pinjaman/modal
kerja maka semakin baik kinerja suatu secara cepat. Pendanaan secara
perusahan, dimana persentase modal kerja agresif berani menanggung resiko
yang ada mampu menghasilkan penjualan dengan harapan mendapatkan
dengan jumlah tertentu. Semakin tinggi keuntungan yang lebih besar.
rasio ini menunjukkan semakin efektifnya 2. Pendekatan konservatif
pemanfaatan modal kerja yang tersedia Pendekatan konservatif membiayai
dalam meningkatkan profitabilitas investasi aktiva tetap dan aktiva
perusahaan. lancar permanen serta sebagian
aktiva lancar yang berfluktuasi
Pendanaan Modal Kerja dengan hutang jangka panjang atau
Pendanaan modal kerja menurut Riyanto modal sendiri. Pembelanjaan
(2011) adalah pendanaan hutang yang perusahaan dengan pendekatan
dipergunakan oleh perusahaan dengan jalan konservatif bukanlah merupakan cara
menunjukkan besarnya hutang jangka pembelanjaan yang murah, karena
pendek terhadap seluruh pinjaman yang sejumlah dana yang sesungguhnya
dimiliki perusahaan. tidak dibutuhkan dipinjam oleh
Struktur hutang digunakan untuk mengukur perusahaan dan harus membayar
pendanaan modal kerja yaitu merupakan bunga atas modal yang tidak
rasio kewajiban lancar terhadap total digunakan tersebut. Adanya net
kewajiban. Struktur hutang menjelaskan working capital yang relatif besar
suatu komposisi jangka waktu hutang yang menunjukkan rendahnya tingkat
dipergunakan oleh perusahaan, baik jangka resiko yang dihadapi perusahaan.
pendek, menengah, ataupun jangka Pendekatan ini memberikan tingkat
panjang, dan dipengaruhi oleh besar keamanan yang cukup tinggi.
kecilnya hutang tersebut (Riyanto, 2011). 3. Pendekatan rata-rata (hedging)
Untuk menentukan sumber dana yang Pendekatan rata-rata berada diantara
membiayai investasi baik aktiva lancar atau pendekatan agresif yang memiliki
aktiva tetap dapat dilakukan dengan tiga tingkat resiko dan keuntungan yang
pendekatan yaitu (Brigham dan Daves tinggi dengan pendekatan konservatif
2010): yang memiliki tingkat resiko dan
1. Pendekatan agresif keuntungan yang rendah. Pendekatan
Pendekatan agresif merupakan ini menghadapi resiko yang lebih
pendekatan dalam pemenuhan kecil dibandingkan, dengan
kebutuhan dana dengan pendekatan agresif tetapi memiliki
menggunakan proporsi hutang resiko yang lebih besar dibandingkan
jangka pendek yang lebih besar. dengan pendekatan konservatif.
Pendekatan agresif memenuhi Strategi pendanaan ini membiayai
sebagian aktiva lancar permanen dan setiap aktiva dengan dana yang
semua aktiva lancar variabel dengan jangka waktunya kurang lebih sama
hutang jangka pendek. Pendekatan dengan jangka waktu (maturitas)
ini memenuhi aktiva tetap dan aktiva. Dengan menyelaraskan antara
sebagian aktiva lancar permanen struktur aktiva dan struktur hutang
dengan hutang jangka panjang. perusahaan maka resiko yang
Strategi seperti ini sangat beresiko
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 158
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
dihadapi adalah penyimpangan aliran Kotor (Gross Profit Margin), Margin Laba
kas dari yang diharapkan. Bersih (Net Profit Margin), Return On
Pendanaan modal kerja diukur Equity, Return on Investment, dan Earning
dengan struktur hutang merupakan Power .
perbandingan jumlah hutang lancar 1. Margin Laba Kotor (Gross Profit
terhadap total hutang perusahaan Margin – GPM)
yang digunakan untuk menghasilkan Gross Profit Margin (GPM) berfungsi
profit perusahaan. Rasio ini untuk mengukur tingkat pengembalian
menekankan pentingnya pendanaan keuntungan kotor terhadap penjualan
hutang bagi perusahaan untuk bersihnya. GPM dapat diketahui dengan
meningkatkan profitabilitas. Semakin perhitungan sebagai berikut (Riyanto,
besar persentase pendanaan berasal 2011):
dari ekuitas pemegang saham maka Gross profit adalah net sales dikurangi
dari sudut kreditur bermakna dengan harga pokok penjualan. Net sales
semakin besar perlindungan bagi adalah total penjualan bersih selama satu
pemberi pinjaman. Semakin tinggi tahun. Nilai GPM berada diantara 0 dan 1.
rasio ini maka semakin besar resiko Jika nilai GPM semakin mendekati satu,
keuangan yang dapat mengganggu berarti semakin efisien biaya yang
pencapaian profitabilitas perusahaan. dikeluarkan untuk penjualan dan semakin
Sebaliknya semakin kecil rasio ini besar tingkat pengembalian keuntungan.
maka semakin baik atau semakin 2. Margin Laba Bersih (Net Profit
kecil resiko keuangan. Margin–NPM)
Net Profit Margin berfungsi untuk
Profitabilitas mengukur tingkat pengembalian
Pengertian Prifitabilitas keuntungan bersih terhadap penjualan
Profitabilitas menurut Riyanto (2011) bersihnya (Riyanto, 2011).
adalah kemampuan perusahaan Nilai NPM ini juga berada diantara 0 dan 1.
mendapatkan laba melalui semua Semakin mendekati satu, maka berarti
kemampuan dan sumber yang ada seperti semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, semakin besar pula tingkat kembalian
jumlah cabang dan sebagainya. keuntungan bersih.
Menurut Suad dan Pudjiastuti (2012) rasio 3. Return On Equity (ROE)
profitabilitas digunakan untuk mengukur Return On Equity merupakan tingkat
efisiensi penggunaan aktiva perusahaan pengembalian atas ekuitas pemilik
yang dapat dikaitkan dengan tingkat perusahaan. Ekuitas pemilik adalah jumlah
penjualan yang dapat diciptakan. Cara aktiva bersih perusahaan. Return on equity
menilai profitabilitas perusahaan adalah atau return on net worth mengukur
bermacam–macam tergantung pada laba kemampuan perusahaan memperoleh laba
dan aktiva atau model mana yang akan yang tersedia bagi pemegang saham
diperbandingkan satu dengan lainnya. perusahaan. ROE dapat diketahui dengan
menghitung laba setelah pajak dibagi modal
Analisis Rasio Profitabilitas sendiri (Sartono, 2011).
Menurut Harahap (2008): “analisis rasio 4. Return on Investment (ROI)
profitabilitas adalah gambaran kemampuan Return On Invesment (ROI) sering disebut
perusahaan mendapatkan laba melalui juga dengan Return On Total Assets
semua kemampuan dan sumber dana yang (ROA). Menurut Tandelilin (2010) ROI
ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, dipergunakan untuk mengukur kemampuan
jumlah karyawan dan jumlah cabang”. perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan penggunaan seluruh
Jenis-jenis Rasio Profitabilitas aktiva yang dimiliki perusahaan.
Sawir (2008) mengungkapkan bahwa rasio 5. Earning Power (EP)
profitabilitas atau rasio rentabilitas dapat Menurut Riyanto (2011) Earning Power
dibagi atas lima jenis yaitu : Margin Laba dihitung dengan membandingkan laba
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 159
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
operasi dengan total aktiva yang yang signifikan berpengaruh terhadap
dipergunakan untuk menghasilkan laba Return On Investment adalah Working
tersebut. Rasio ini menunjukkan seberapa Capital Turnover.
besar laba operasi yang bisa diperoleh dari b. Variabel independen Working Capital
seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Turnover, Current Ratio dan Cash to
Bagi perusahaan pada umumnya, masalah Revenue Ratio secara simultan
rentabilitas lebih penting dari masalah laba, berpengaruh terhadap Return on
karena laba yang besar saja belum Investment (ROI) pada perusahaan
merupakan ukuran bahwa perusahaan telah rokok di Indonesia periode 2004-2011.
bekerja secara efisien. Efisiensi baru dapat c. Variabel independen yang paling
diketahui setelah membandingkan laba dominan berpengaruh terhadap Return
yang diperoleh dengan modal yang on Investment (ROI) Perusahaan Rokok
dipergunakan untuk memperoleh laba adalah Working Capital Turnover. Hal
tersebut. ini dibuktikan dengan hasil uji t yang
lebih besar dibandingkan dengan
Penelitian Terdahulu Yang Relevan variabel independen lainnya.
Yuliati (2013), dalam tesisnya yang
berjudul “Pengaruh Manajemen Modal Kerangka Berpikir Dan Hipotesis
Kerja Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Hotel dan Restoran di Bursa Struktur Aktiva
Efek Indonesia” menyimpulkan bahwa : (x1)
a. Struktur aktiva berpengaruh positif Perputaran Modal Profitabilitas
dan sangat signifikan terhadap Kerja (x2) (Y)
profitabilitas dengan signifikansi 0,000
< 0,05. Pendanaan Modal
b. Perputaran modal kerja berpengaruh Kerja (x3)
positif dan sangat signifikan terhadap
profitabilitas dengan signifikansi 0,000
< 0,05.
c. Likuiditas berpengaruh negatif dan Gambar 1.
tidak signifikan terhadap profitabilitas Kerangka Berpikir
dengan signifikansi 0,288 > 0,05.
d. Pendanaan modal kerja berpengaruh Hipotesis yang diajukan dalam
negatif signifikan terhadap penelitian ini merupakan dugaan sementara
profitabilitas dengan signifikansi 0,004 sebagai berikut:
< 0,05. 1. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap
e. Struktur aktiva, perputaran modal Profitabilitas (X1)
kerja, likuiditas dan pendanaan modal H0:Struktur aktiva tidak berpengaruh
kerja secara simultan berpengaruh terhadap profitabilitas.
signifikan terhadap profitabilitas H1:Struktur aktiva berpengaruh positif
dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05. dan signifikan terhadap profitabilitas.
Penelitian Kumala Jodie Pranata Limarjo 2. Pengaruh Perputaran Modal Kerja
(2012), yang berjudul “Pengaruh Efisiensi Terhadap Profitabilitas (X2)
Modal Kerja Terhadap Tingkat H0:Tingkat perputaran modal kerja tidak
Profitabilitas Perusahaan Rokok Di berpengaruh terhadap profitabilitas.
Indonesia (Studi Kasus Pada Industri H1:Tingkat perputaran modal kerja
Rokok Go-Public Yang Listing Di Bursa berpengaruh positif dan signifikan
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2004-2011)” terhadap profitabilitas.
menyimpulkan bahwa: 3. Pengaruh Pendanaan Modal Kerja
a. Working Capital Turn Over, Current Terhadap Profitabilitas (X3)
Ratio dan Cash to Revenue Ratio H0:Pendanaan modal kerja tidak
berpengaruh positif terhadap Return On berpengaruh terhadap profitabilitas.
Investment. Dan variabel independen
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 160
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
H1:Pendanaan modal kerja berpengaruh BUMN/pemerintah diwakili oleh PT.Kimia
positif dan signifikan terhadap Farma, sedangkan perusahaan farmasi milik
profitabilitas. swasta diwakili oleh PT.Kalbe Farma.
4. Pengaruh Struktur Aktiva, Perputaran
Modal Kerja, dan Pendanaan Modal Model Penelitian
Kerja terhadap Profitabilitas. Model analisis yang digunakan dalam
H0:Struktur aktiva, perputaran modal penelitian ini adalah analisis regresi
kerja, likuiditas dan pendanaan modal berganda dengan data time series.
kerja secara simultan tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas. Y = α + ß1X1 + ß2X2 + ß3X3 + ε
H1:Struktur aktiva, perputaran modal
kerja, likuiditas dan pendanaan modal Dimana:
kerja secara simultan berpengaruh Y : Profitabilitas.
positif dan signifikan terhadap X1: Struktur aktiva
profitabilitas. X2: Perputaran modal kerja
X3 : Pendanaan modal kerja
METODE PENELITIAN α, ß1, ß2, ß3: Parameter yang akan
Jenis Penelitian diestimasi, dan ε: error.
Penelitian ini merupakan penelitian kausal
komparatif, yaitu penelitian yang bertujuan Hipotesis yang diuji
untuk mengetahui kemungkinan hubungan 1). X1 (Struktur Aktiva)
sebab akibat dengan berdasarkan Ho: ß1 = 0. Struktur Aktiva tidak
pengamatan terhadap akibat yang ada, berpengaruh terhadap Profitabilitas
kemudian mencari faktor yang diduga H1: ß1 ≠ 0. Struktur Aktiva berpengaruh
menjadi penyebabnya (Sumarni & positif dan signifikan terhadap
Wahyuni, 2006). Profitabilitas

Jenis Data 2). X2 (Perputaran Modal Kerja)


Data yang digunakan dalam penelitian ini Ho: ß2 = 0. Perputaran Modal Kerja tidak
adalah data sekunder berupa time series berpengaruh terhadap Profitabilitas
kuartal sejak tahun 2005 sampai 2015. Data H1: ß2 ≠ 0. Perputaran Modal Kerja
dianalisis secara kuantitif dengan metode berpengaruh positif dan signifikan
analisis regresi linear berganda terhadap Profitabilitas
menggunakan software Statistical Package
For Social Sciences (SPSS). 3). X3 (Pendanaan Modal Kerja)
Ho: ß3 = 0. Pendanaan Modal Kerja tidak
Populasi dan Sampel berpengaruh terhadap Profitabilitas
Populasi dalam penelitian ini adalah H1: ß3 ≠ 0. Pendanaan Modal Kerja
perusahaan farmasi di Indonesia yang telah berpengaruh positif dan signifikan
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap Profitabilitas
sejak tahun 2005 sampai dengan 2015 yang
berjumlah sepuluh perusahaan. Dari 4). X1 (Struktur Aktiva), X2 (Perputaran
sepuluh perusahaan yang terdaftar di BEI, Modal Kerja) dan X3 (Pendanaan Modal
dipilih dua perusahaan secara purposive Kerja) Secara Serempak
sampling, yaitu perusahaan farmasi milik Ho: Struktur Aktiva, Perputaran Modal
BUMN dan yang perusahaan swasta baik Kerja, dan Pendanaan Modal Kerja tidak
lokal maupun asing. berpengaruh secara serempak terhadap
Kedua perusahaan tersebut memiliki rata- Profitabilitas
rata harga perkembangan saham yang H1: Struktur Aktiva, Perputaran Modal
tinggi dari tahun 2005 sampai 2015. Dua Kerja, dan Pendanaan Modal Kerja
perusahaan ini mewakili satu perusahaan berpengaruh positif dan signifikan secara
milik BUMN dan satu milik swasta. serempak terhadap Profitabilitas.
Perusahaan farmasi milik
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 161
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
HASIL PENELITIAN penjualan terhadap aktiva lancar, memiliki
Hasil Uji Deskriptif Statistik rata-rata hitung (mean) sebesar 1,2807
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan artinya rata-rata kemampuan aktiva lancar
farmasi yang sudah terdaftar di BEI periode berputar untuk menghasilan penjualan
2005 sampai dengan 2015. Dari selama periode tahun 2005-2015 adalah
keseluruhan perusahaan yang ada, secara sebesar 1,28 kali per tahun. Standar deviasi
purposive ditentukan dua (2) perusahaan variabel perputaran modal kerja adalah
yang mewakili BUMN dan swasta sebagai 0,68115 artinya selama 11 tahun
sampel dalam penelitian ini. Data variabel- pengamatan, variasi perputaran modal kerja
variabel tersebut dicantumkan pada Tabel pada PT. Kimia Farma dan PT. Kalbe
1. Farma bervariasi dari rata-ratanya sebesar
0,68%. Perputaran modal kerja terendah
Tabel 1. selama periode pengamatan yaitu pada PT.
Statistik Deskriptif Kalbe Farma sebesar 0,39 kali dan struktur
perputaran modal kerja (maksimum)
Descriptive Statistics selama periode
Std. pengamatan yaitu
N Range Minimum Maximum Mean Deviation pada PT. Kimia
Profitabilitas 86 25,57 -,11 25,47 9,4557 7,20467 Farma 2,93 kali.
(y) Variabel
CATAR (X1) 86 25,88 53,25 79,13 68,4312 6,06336 Pendanaan
WCTR (X2) 86 2,54 ,39 2,93 1,2807 ,68115 Modal Kerja
SH (X3) 86 51,56 43,92 95,48 84,2116 12,47235 (X 3 ) yang
Valid N 86 diproksikan
(listwise) dengan struktur
hutang (SH)
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah yaitu rasio kewajiban lancar terhadap total
data pengamatan pada perusahaan farmasi hutang, memiliki rata-rata hitung (mean)
yang tercatat di BEI pada tahun 2005 sebesar 84,2116 artinya rata-rata komposisi
sampai 2015 sebanyak 86 data. Variabel jangka waktu hutang yang dipergunakan
struktur aktiva (X1) yang diproksikan oleh perusahaan baik jangka pendek,
dengan current assets to total assets ratio menengah, maupun jangka panjang dan
(CATAR) yaitu rasio aktiva lancar terhadap dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang
total aktiva, memiliki nilai rata-rata sebesar tersebut selama periode tahun 2005-2015
68,4312 artinya rata-rata aktiva lancar yang adalah sebesar 84,21% per tahun. Standar
digunakan untuk membiayai kebutuhan deviasi variabel pendanaan modal kerja
operasional perusahaan selama periode adalah 12,47235 artinya selama 11 tahun
tahun 2005-2015 adalah sebesar 68,43% pengamatan, variasi pendanaan modal kerja
per tahun. Standar deviasi (simpangan pada PT. Kimia Farma dan PT. Kalbe
baku) variabel struktur aktiva sebesar Farma bervariasi dari rata-ratanya sebesar
6,06336, artinya selama 11 tahun 12,47%. Pendanaan modal kerja terendah
pengamatan, variasi struktur aktiva pada selama periode pengamatan yaitu pada PT.
PT. Kimia Farma dan PT. Kalbe Farma Kalbe Farma sebesar 43,92% dan struktur
bervariasi dengan nilai rata-rata sebesar pendanaan modal kerja maksimum selama
6,06%. Struktur aktiva terendah selama periode pengamatan juga terjadi pada PT.
periode pengamatan terdapat pada PT. Kalbe Farma sebesar 95,36%.
Kimia Farma sebesar 53,25% dan struktur Variabel profitabilitas (Y) yang diproksikan
aktiva tertinggi selama periode dengan earning power yaitu perbandingan
pengamatan pada PT. Kalbe Farma laba operasional dengan total aktiva,
79,13%. selama periode 2005-2015 memiliki rata-
Variabel perputaran modal kerja (X2) yang rata (mean) sebesar 9,45%. Selama periode
diproksikan dengan working capital pengamatan earning power minimum
turnover ratio (WCTR) yaitu rasio sebesar 0,11% terjadi di PT. Kimia Farma
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 162
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
karena perusahaan mengalami kerugian, ada korelasi antar variabel independen yang
sedang earning power maksimum sebesar nilainya lebih dari 95%, yang berarti tidak
25,57% terjadi di PT. Kalbe Farma. terjadi multikolinearitas.
Standar deviasi variabel profitabilitas
sebesar 7,20467 artinya selama 11 tahun Hasil Uji Heteroskedastisitas
pengamatan perusahaan mengalami variasi
earning power sebesar 7,20%.

Hasil Uji Asumsi Klasik


Hasil Uji Normalitas

Gambar 3.
Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik
Scatterplot
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk
mengetahui apakah dalam sebuah model
Gambar 2. regresi linier terjadi ketidaksamaan varian
Uji Normalitas Data dengan residual dari satu pengamatan ke
Histogram pengamatan lain. Pendeteksian
Dengan gambar histogram (Gambar 2) heteroskedatisitas dilakukan dengan
terlihat bahwa residual berdistribusi secara menggunakan grafik plot.
normal dan berbentuk simetris tidak Pada grafik scatterplot pendeteksian
menceng ke kanan atau ke kiri. dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik standardized residuals
Hasil Uji Multikolinearitas (scatterplot), serta pencaran data di sekitar
Tabel 2. 0 (nol) pada sumbu Y. Dari Gambar 3
Hasil uji multikolinearitas terlihat titik-titik terjadi penyebaran secara
acak (random) baik di atas maupun di
Coefficientsa
bawah angka nol pada sumbu Y. Dapat
Collinearity Statistics
Keterangan disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
heteroskedastisitas.

CATAR (X1) ,872 1,147 Tidak ada Multikolinearitas Hasil Uji Autokorelasi
WCTR (X2) ,884 1,131 Tidak ada Multikolinearitas
Tabel 3.
SH (X5) ,917 1,090 Tidak ada Multikolinearitas Hasil uji Autokorelasi Durbin Watson
a. Dependent Variable: Profitabilitas
(DW)
Model Summaryb
Std. Error
Hasil uji multikolinearitas pada Tabel 2 Adjusted of the Durbin-
menunjukkan semua angka Variance Model R R Square R Square Estimate Watson
Inflation Factor (VIF) variabel model 1 ,600a ,360 ,337 5,86811 2,824
regresi lebih kecil dari 5 (VIF < 5). Hal ini a. Predictors: (Constant),SH,WCTR, CATAR
menunjukkan model regresi linier berganda b. Dependent Variable: Profitabilitas
tidak mempunyai persoalan Hasil uji autokorelasi yang ternantum Tabel
multikolinearitas. Hasil perhitungan nilai 3 menunjukkan angka DW sebesar 2,824
toleransi juga menunjukkan tidak ada angka tersebut berada di antara D - W 1,10
variabel independen yang nilainya kurang < d < 2,90 yang berarti terjadi autokorelasi.
dari 0,1 (tolerance < 0,1), yang berarti tidak Karena adanya autokorelasi antar variabel
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 163
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
bebas maka penulis membuang variabel sebesar 0,259 dengan signifikansi 0,797 >
yang saling berkorelasi secara signifikan, 0,05.
yaitu variabel perputaran modal kerja (X2). Berdasarkan Tabel 5 dapat dibuat estimasi
Selanjutkan penulis melakukan uji persamaan regresi linier berganda sebagai
autokorelasi dengan dua variabel Struktur berikut:
Aktiva (X1) dan Pendanaan Modal Kerja Y = -16,912 + 0,308X1 + 0,028X3
(X3) seperti terlihat pada Tabel 4 berikut: Koefisien regresi struktur aktiva (CATAR)
Tabel 4. sebesar 0,308 berarti bahwa peningkatan
Hasil uji Autokorelasi Durbin-Watson atas rasio aktiva lancar terhadap total aktiva
Model Summaryb sebesar satu satuan akan meningkatkan
Std. Error profitabilitas sebesar 0,308 satuan faktor-
Adjusted of the Durbin- faktor lainnya konstan, sedangkan
Model R R Square R Square Estimate Watson koefisien regresi pendanaan modal kerja
1 a ,091 ,069 6,95071 2,152
,302
sebesar 0,028 tidak signifikan sehingga
a. Predictors: (Constant), SH, CATAR
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
b. Dependent Variable: Protitabilitas

Tabel 6.
Dari hasil uji autokorelasi pada Tabel 4 Hasil pengujian simultan (uji F)
didapat angka DW sebesar 2,152, angka ANOVAa
tersebut berada di antara D - W 1,54 < d < Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
2,46 yang berarti tidak terjadi autokorelasi. 1 Regressio 402,194 2 201,097 4,162 ,019 b
n
Residual 4009,930 83 48,312
Hasil Uji Hipotesis Total 4412,123 85
Uji Koefisien Determinasi a. Dependent Variable: Profitabilitas
Pada Tabel 4 besarnya nilai R2 sebesar b. Predictors: (Constant), SH, CATAR
0,091 yang artinya variabilitas variabel Uji F ditujukan untuk mengukur pengaruh
dependen yang dapat dijelaskan oleh seluruh variabel bebas secara serempak
variabel independen sebesar 9,1%, terhadap variabel terikat.
sedangkan sisanya sebesar 90,9% Pengujian secara simultan pada Tabel 6
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak menunjukkan nilai F sebesar 4,162 dengan
dimasukkan dalam model regresi. tingkat signifikansi 0,019 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa struktur aktiva dan
Hasil Uji Regresi Linier Berganda pendanaan modal kerja secara simultan
Tabel 5. mempunyai pengaruh secara signifikan
Hasil pengujian parsial (uji t) terhadap profitabilitas perusahaan farmasi.
a
Coefficients
Standardiz
Nilai R2 hasil perhitungan adalah sebesar
ed 0,091. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
Coefficient
Unstandardized
s
bebas hanya dapat menjelaskan 9,1%
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
variabel profitabilitas, sedangkan sisanya
1 (Constant) -16,912 11,310 -1,495 ,139 ditentukan oleh variabel lain yang tidak
diteliti. Hasil analisis menunjukkan bahwa
CATAR ,365 ,128 ,308 2,849 ,006
SH ,016 ,062 ,028 ,259 ,797
hanya struktur aktiva yang berpengaruh
a. Dependent Variable: Profitabilitas terhadap profitabilitas perusahaan farmasi
Hasil uji t pada Tabel 5 menunjukkan yang diteliti, sedangkan pendanaan modal
bahwa struktur aktiva (X1) berpengaruh kerja tidak berpengaruh. Oleh karena itu
sangat signifikan terhadap tingkat struktur aktiva yaitu rasio kewajiban lancar
profitabilitas pada perusahaan farmasi di terhadap total kewajiban merupakan
BEI dengan nilai t sebesar 2,849 dengan variabel utama dalam meningkatkan
signifikansi 0,006 < 0,05.. Sebaliknya profitabilitas perusahaan.
pendanaan modal kerja (X3), tidak Implikasinya bagi perusahaan-perusahaan
berpengaruh terhadap profitabilitas farmasi yang yang tercatat di Bursa Efek
perusahaan yang tercatat di BEI nilai t Indonesia adalah perusahaan tersebut harus
berupaya meningkatkan struktur aktiva
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 164
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
untuk meningkatkan profitabilitas modal kerja yaitu struktur aktiva yang
perusahaan. Lebih spesifik lagi adalah dilakukan oleh perusahaan karena dapat
industri farmasi perlu meningkatkan rasio mempengaruhi besar kecilnya keuntungan
jumlah aktiva lancar terhadap total aktiva perusahaan.
yang terdapat dalam perusahaan. Hal ini Bagi pihak akademisi, hasil
sangat penting bagi industri farmasi untuk penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
meningkatkan aktiva yang paling likuid penelitian selanjutnya dengan kajian yang
yang dapat digunakan sewaktu waktu untuk lebih mendalam. Penelitian mendatang
membiayai operasional perusahaan dalam diharapkan dapat meneliti semua populasi
menghasilkan keuntungan. yaitu semua perusahaan farmasi yang telah
tercatat di BEI dan dengan menggunakan
PENUTUP variabel lain seperti tingkat likuiditas,
Berdasarkan hasil penelitian yang perputaran kas, perputaran persediaan dan
dilakukan terkait pengaruh struktur aktiva, perputaran piutang. Selain faktor-faktor
dan pendanaan modal kerja tehadap yang berkaitan dengan modal, faktor lain
profitabilitas pada perusahaan farmasi yang juga penting diteliti di masa
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mendatang adalah faktor kualitas produk
(BEI) periode 2005-2015, maka dapat farmasi, harga, efisiensi usaha, dan
ditarik kesimpulan sebagai berikut: teknologi. Hal ini sangat penting dalam
1. Struktur aktiva (current assets to mempersiapkan daya saing produk-produk
total assets ratio) berpengaruh positif kita khususnya produk farmasi untuk
dan signifikan terhadap profitabilitas. memenangkan persaingan di kawasan
Hal ini mengindikasikan bahwa jika Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang
struktur aktiva meningkat sebesar baru diberlakukan.
satu satuan, maka profitabilitas akan
meningkat sebesar 0,308 satuan REFERENSI
faktor-faktor lainnya dianggap
konstan. Pendanaan modal kerja Brigham, E & Daves, P. 2010. Intermediate
(struktur hutang) tidak berpengaruh Finnancial Management. Tenth
signifikan terhadap profitabilitas. Hal Edition. Cengage Learning. South
ini berimplikasi bahwa peningkatan – Western
pendanaan modal kerja berupa
peningkatan jumlah pinjaman yang Darmawan, Agus Dwi. 2013. Peluang
dipakai untuk membiayai operasional Besar di Industri Farmasi. Diakses
perusahaan tidak menyebabkan dari:
peningkatan profitabilitas secara http://katadata.co.id/berita/2013/05/0
signifikan. 8/peluang-besar-di-industri-farmasi
2. Variabel struktur aktiva dan
pendanaan modal kerja secara Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisa
simultan berpengaruh signifikan Kritis Atas Laporan Keuangan.
terhadap profitabilitas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Perrada.
Berdasarkan hasil penelitian, untuk
meningkatkan profitabilitas, PT. Kimia Issetaiabudi, David Eka. 2015. Industri
Farma dan PT. Kalbe Farma harus Farmasi Target Pertumbuhan
berupaya untuk meningkatkan struktur Yakin Tercapai. Diakses dari:
aktiva. Untuk itu perusahaan harus http://industri.bisnis.com/read/2015
memperhatikan setiap kebijakan 0913/103/471932/industri-farmasi-
pengelolaan modal kerja seperti, aktiva dan target-pertumbuhan-11-diyakini-
pendanaan karena berpengaruh positif tercapai
terhadap tingkat keuntungan perusahaan.
Bagi investor yang akan Suad, Husnan & Enny Pudjiastuti. 2012.
menanamkan modalnya dalam bentuk Dasar-Dasar Manajement
saham harus memperhatikan pengelolaan
ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 165
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica
Ecodemica, Vol. IV, No. 2, September 2016
Keuangan. Edisi Keenam. BIODATA PENULIS:
Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Fitri Rahmiyatun, Dosen di BSI.
Pendidikan S1 di Sekolah Tinggi Ilmu
Kumala, Jodie Pranata Limarjo. 2012. Ekonomi Indonesia Jakarta Jurusan
Pengaruh Efisiensi Modal Ekonomi Tahun 2008, dan MM di
KerjaTerhadap Tingkat Profitabilitas Universitas BSI Bandung tahun 2016.
Perusahaan Rokok di Indonesia Anggota konsorsium di AMK BSI sejak
(Studi Kasus pada Industri Rokok Go tahun 2010.
Public yang Listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2004-2011). Kaman Nainggolan, Guru Besar Bidang
Universitas Hasanuddin. Ilmu Ekonomi, Puket I STMIK Nusa
Mandiri Jakarta. Mengajar Metode
Lukman, Syamsudin. 2007. Manajemen Penelitian Bisnis, dan Manajemen
Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja Pemasaran. Pendidikan S1 Teknologi Hasil
Grafindo Persada. Pertanian di IPB tahun 1976, S2 Statistika
Terapan IPB tahun 1979, dan S3 (Ph.D),
Riyanto, B. 2011. Dasar-Dasar Agricultural Economics, Oklahoma State
Pembelanjaan Perusahaan. Edisi University, Amerika Serikat tahun 1987
Keempat, Cetakkan Kesebelas. dengan predikat summa cum-laude (GPA
Yogyakarta: BPFE Universitas 4.0).
Gadjah Mada.

Sartono, A. 2011. Manajemen Keuangan:


Teori Dan Aplikasi. Edisi Keempat,
Cetakan Kelima . Yogyakarta:
BPFE Universitas Gadjah Mada.

Sawir, A. 2008. Analisis Kinerja Keuangan


Dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Cetakan Ketiga.
Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka
Umum.

Sumarni, Murti & Salamah Wahyuni, 2006.


Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Yogyakarta.

Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan


Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi
Pertama. Kanisius. Yogyakarta.

Weston, J. Fred & Thomas, E. Coopeland.


2008. Manajemen Keuangan,
Terjemahan Jaka Wasana Dan
Kibrandoko, Edisi Kedelapan,
Erlangga,Jakarta.

Yuliati, Ni Wayan. 2013.Pengaruh


Kebijakan Modal Kerja Terhadap
Tingkat Profitabilitas Pada
Perusahaan Hotel Dan Restoran Di
BEI”. Program Pascasarjana Unud.

ISSN: 2355-0295, e-ISSN: 2528-2255 166


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/ecodemica

Das könnte Ihnen auch gefallen