Sie sind auf Seite 1von 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan pembangunan
di segala bidang. Pembangunan merupakan proses pengolahan sumber daya alam dan
pendayagunaan sumber daya manusia dengan memanfaatkan tekhnologi. Dalam pola
pembangunan tersebut, perlu memperhatikan fungsi sumber daya alam dan sumber daya
manusia, agar dapat terus-menerus menunjang kegiatan atau proses pembangunan yang
berkelanjutan. Pengertian pembangunan berkelanjutan itu sendiri adalah perubahan positif
sosial ekonomi yang tidak mengabaikan sistem ekologi dan sosial dimana masyarakat
bergantung padanya.
Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan proses
pembelajaran sosial yang terpadu, viabilitas politiknya tergantung pada dukungan penuh
masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia usahanya.
Proses pembangunan terutama bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara
spiritual maupun material. Definisi ini menunjukan bahwa adanya suatu pembangunan karena
suatu kebutuhan, dan masalah. Adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah
suatu harapan. Sedangkan jika harapan tersebut tidak tercapai berarti, hal itu adalah masalah.
Dengan demikian pembangunan mempunyai hubungan yang erat dengan masalah.
Karena titik tolak pembangunan dimulai dari tindakan mengurangi masalah tersebut dengan
tujuan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan untuk mencapai suatu tingkatan yang layak.
Pembangunan yang tidak bertitik tolak dari masalah berarti ada indikasi kesalahan konsep dan
model pembangunan tersebut berorientasi pada penyelesaian masalah sebagai penyebab akar
masalah bukan akar masalahnya. Hal ini
menyebabkan peningkatan laju pembangunan lama untuk mencapai suatu pertumbuhan
pembangunan yang merakyat. Model pembangunan yang merakyat berarti berangkat dari
masyarakat.
Pembangunan dalam konteks Negara selalu ditujukan untuk meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik yang merata. Pembangunan bukan
hanya berarti penekanan pada akselerasi dan peningkatan pendapatan perkapita sebagai indeks
dari pembangunan saja, akan tetapi pembangunan merupakan suatu proses multi dimensi yang
meliputi pola reorganisasi dan pembaharuan seluruh sistem dan aktifitas ekonomi dan sosial
dalam mensejahterakan kehidupan warga masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan ini adalah :
1. Bagaimana masalah kemiskinan.
2. Bagaimana masalah kualitas lingkungan hidup.
3. Bagaimana masalah keamanan dan ketertiban.
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan penulisan ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi kemiskinan
2. Untuk mengidentifikasi kualitas lingkungan hidup
3. Untuk mengidentifikasi keamanan dan ketertiban
2. Kegunaan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemiskinan.
2. Untuk mengetahui kualitas lingkungan hidup.
3. Untuk mengetahui keamanan dan ketertiban.

BAB II
STUDI LITERATUR

Konsep pembangunan yang berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat


memenuhi kebutuhan generasi saat ini dengan tanpa mengorbankan kepentingan generasi yang
akan datang untuk memenuhi kebutuhannya. Pembangunan berkelanjutan mencakup upaya
memaksimumkan net benefit dari pembangunan ekonomi yang berhubungan dengan
pemeliharaan jasa dan kualitas sumberdaya alam setiap waktu. Oleh sebab itu pembangunan
ekonomi tidak hanya mencakup peningkatan pendapatan per kapita riil, tetapi juga mencakup
elemen-elemen lain dalam kesejahteraan sosial (Pearce dan Turner, 1990). Hal ini sejalan
dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang dikemukakan oleh Serageldin (1994) yakni
pembangunan yang memungkinkan generasi sekarang dapat meningkatkan kesejahteraannya
tanpa mengurangi kesempatan generasi yang akan datang untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Oleh karena itu maka konsep pembangunan berkelanjutan adalah
mengintegrasikan tiga aspek kehidupan (ekonomi, sosial dan ekologi) dalam satu hubungan
yang sinergis, sehingga makna keberlanjutan dalam konsep tersebut juga didefinisikan sebagai
keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan.
Pada beberapa dekade terakhir, konsep pembangunan keberlanjutan (sustainable
development) semakin sering digunakan oleh banyak negara di dunia untuk
mengimplementasikan kebijakan pembangunan baik pada level nasional maupun internasional.
Keberlanjutan (sustainability) saat ini telah menjadi elemen inti (core element) bagi banyak
kebijakan pemerintah negara-negara di dunia dan lembagalembaga strategis lainnya. Menurut
Khanna et al. (1999) pembangunan keberlanjutan berimplikasi pada keseimbangan dinamik
antara fungsi maintenance (sustainability) dan transformasi (development) dalam rangka
pemenuhan kebutuhan hidup.
Menurut Cornelissen et al. (2001) sustainability memiliki implikasi pada dinamika
pembangunan yang sedang berlangsung dan dikendalikan oleh ekspektasi tentang berbagai
kemungkinan di masa yang akan datang. Untuk memulai dan memantau pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan diperlukan kerangka kerja terstandardisasi (standardized
framework) yang terbagi dalam empat tahap, yaitu: 1. Mendeskripsikan permasalahan sesuai
dengan konteksnya; 2. Mendeterminasi permasalahan dengan context-dependent pada dimensi
ekonomi, ekologi, dan sosial; 3. Menterjemahkan permasalahan ke dalam indikator
keberlanjutan yang terukur; 4. Menilai kontribusi indikator-indikator tersebut pada
pembangunan berkelanjutan secara menyeluruh.
Menurut Khanna et al. (1999) perencanaan pembangunan berkelanjutan perlu
mempertimbangkan secara mendalam adanya trade-off antara level produksi-konsumsi dengan
kapasitas asimilasi ekosistem. Sesuai dengan konsep daya dukung (carrying capacity),
peningkatan kualitas hidup hanya bisa dilakukan apabila pola dan level produksi-konsumsi
memiliki kompatibilitas dengan kapasitas lingkungan biofisik dan sosial. Melalui proses
perencanaan berbasis daya-dukung (carrying capacity-based planning process) kondisi ini bisa
dicapai dengan mengintegrasikan ekspektasi sosial dan kapabilitas ekologi ke dalam proses
pembangunan. Dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan, Khanna et al. (1999)
menambahkan bahwa ekonomi dipandang sebagai sebuah subsistem dari sebuah ekosistem
regional. Tidak mungkin terjadi pertumbuhan ekonomi yang tidak terbatas. Dalam perspektif
makroekonomi, hal ini berarti bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi harus selalu berada di
dalam batas daya dukung wilayah dan berada pada trade-off antara jumlah penduduk dan
penggunaan sumberdaya per kapita di dalam wilayah yang bersangkutan.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Umum Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang
berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak atau
menurunkan kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pada dasarnya konsep ini merupakan strategi pembangunan yang memberikan
batasan pada laju pemanfaatan ekosistem alamiah dan sumberdaya yang ada didalamnya.
Ambang batas ini tidak absolut (mutlak) tetapi merupakan batas yang luwes (flexible) yang
bergantung pada teknologi dan sosial ekonomi tentang pemanfaatan sumberdaya alam, serta
kemampuan biosfer dalam menerima akibat yang ditimbulkan dari kegiatan manusia.
Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan adalah semacam strategi dalam
pemanfaatan ekosistem alamiah dengan cara tertentu sehingga kapasitas fungsionalnya tidak
rusak untuk memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia.
Hal ini bukan saja untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, tetapi juga
untuk kesejahteraan masyarakat generasi mendatang. Dengan demikian diharapkan bahwa kita
tidak saja mampu melaksanakan pengelolaan pembangunan yang ditugaskan (to do the thing
right), tetapi juga dituntut untuk mampu mengelolanya dengan suatu lingkup yang lebih
menyeluruh (to do the right thing)

B. Hakikat dan Ciri-Ciri Pembangunan Berkelanjutan


Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup perlu memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki secara cermat dan bijaksana.
a. Sumber daya alam yang mencakup air, tanah, udara, hutan, kandungan
mineral, dan keanekaragaman hayati.
b. Sumber daya manusia yang mencakup jumlah penduduk, pendidikan,
kesehatan, keterampilan, dan kebudayaan.
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang mencakup transportasi, informasi,
komunikasi, dan hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) lainnya.
Sumber-sumber daya tersebut sifatnya terbatas, sehingga dalam penggunaannya
harus cermat dan bijaksana. Ketidakcermatan dan kekurangbijaksanaan dalam penggunaan
sumber daya dapat menimbulkan beragam masalah, seperti polusi lingkungan, kerusakan
sumber daya alam, dan timbulnya masalah permukiman.
Pembangunan berwawasan lingkungan yang dikenal dengan pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia
melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, efisiensi, dan memerhatikan
pemanfaatannya, baik untuk masa kini maupun yang akan datang.
Pembangunan berwawasan lingkungan yang memerhatikan keberlanjutan
lingkungan hidup memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menjamin Pemerataan dan Keadilan. Strategi pembangunan yang berwawasan lingkungan
dilandasi oleh pemerataan distribusi lahan dan faktor produksi, pemerataan kesempatan bagi
perempuan, dan pemerataan ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan.
2. Menghargai Keanekaragaman Hayati Keanekaragalan hayati merupakan dasar bagi tatanan
lingkungan. Pemeliharaan keanekaragaman hayati memiliki kepastian bahwa sumber daya
alam selalu tersedia secara berlanjut untuk masa kini dan masa yang akan datang.
3. Menggunakan Pendekatan Integratif Dengan menggunakan pendekatan integratif, maka
keterkaitan yang kompleks antara manusia dengan lingkungan dapat dimungkinkan untuk masa
kini dan masa yang akan datang.
4. Menggunakan Pandangan Jangka Panjang Pandangan jangka panjang dilakukan untuk
merencanakan pengelolaan pemanfaatan sumber daya yang mendukung pembangunan agar
secara berlanjut dapat digunakan dan dimanfaatkan.

C. Pembangunan Yang Dilakukan Di Indonesia


Perjalanan kemerdekaan Indonesia selama ini selalu penuh dengan pembangunan
yang mengiringinya. Sampai saat inipun pembangunan pasti terus dilakukan sebagai bentuk
pengaruh perkembangan zaman yang ada. Pembangunan di Indonesia yang diawali pada masa
Orde Lama terus berlanjut walaupun dengan berbedanya masa kekuasaan selanjutnya yaitu
Orde Lama yang dilanjutkan dengan masa Reformasi.
Pada masa Orde Lama pembangunan memang baru dimulai. Penataan akan sistem
pembangunan pun mulai sedikit demi sedikit diarahkan. Namun, keadaan politik mulai
terguncang dan stabilitas negara terganggu akibat masalah yang ada. Pemerintahan pun beralih
pada penguasaan Orde Baru. Sistem pemerintahan pun mulai diarahkan dengan mencanangkan
program pembangunan. Pembangunan yang awalnya memang berjalan baik dan dirasakan
berdampak positif, akhirnya menjadi ladang untuk melakukan praktek korupsi, kolusi, dan
nepotisme (KKN). Penjalaran selanjutnya berakibat pada utang luar negeri yang dilakukan
kolega-kolega dalam praktek KKN dan juga pihak swasta yang tidak bertanggung jawab.
Akhirnya, utang tersebut beralih pada rakyat Indonesia. Keadaan ini diperparah dengan peran
media massa dan juga pengawasan ketat dalam hal politik sehingga banyak batasan-batasan
dalam pengetahuan tentang keadaan pemerintahan, sampai akhirnya dimulailah gerakan
reformasi menuntut perubahan yang lebih baik.
Era reformasi pun sampai kini sedang berlangsung. Perubahan akan sistem
pembangunan dilakukan untuk memperbaiki ketimpangan dalam pemerintahan yang lama.
Program-program baru pun mulai bergulir dan memberikan pengaruh yang berbeda dengan
bentuk pemerintahan yang lebih demokratis.

D. Masalah Pembangunan Berkelanjutan


Permasalahan pembangunan berkelanjutan sekarang telah merupakan komitmen
setiap orang, sadar atau tidak sadar, yang bergelut di bidang pembangunan. Permasalahan
pembangunan berkelanjutan juga tak dapat diabaikan dalam perkembangan berbagai ilmu
pengetahuan dan tekonologi,
Konsep pembangunan berkelanjutan diperkenalkan sebagai hasil debat antara
pendukung pembangunan dan pendukung lingkungan. Konsep pembangunan yang
berkelanjutan ini terus berkembang. Pada tahun 1987, Edward B. Barbier mengusulkan bahwa
pembangunan berkelanjutan harus dilihat sebagai interaksi antara tiga system : sistem biologis
dan sumber daya, sistem ekonomi dan sistem sosial. Selain itu, dalam menjelaskan konsep
pembangunan berkelanjutan ini, Budimanta membandingkan perkembangan kota Jakarta
dengan kota-kota lain di Asia, yaitu Bangkok, Singapura, Tokyo yang memiliki kualitas
pembangunan yang berkelanjutan yaitu cara berpikir yang integrative, perspektif jangka
panjang mempertimbangkan keanekaragaman dan distribusi keadilan social ekonomi. (Arif
Budimanta Dalam Bunga Rampai, 2005: 375-377)
Kemiskinan serta kerusakan lingkungan hidup merupakan ancaman utama bagi
proses pembangunan berkelanjutan dengan melihat tujuan dari pembangunan berkelanjutan
yaitu mencapai masyarakat sejahtera (masyarakat berkelanjutan) dalam lingkungan hidup yang
berkelanjutan. (Madrim Djody Gondokusumo dalam Bunga Rampai, 2005: 405)
Berikut dibahas mengenai tiga masalah yang merupakan hambatan dalam
mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan yaitu masalah kemiskinan, masalah kualitas
lingkungan hidup dan masalah keamanan dan ketertiban.
1. Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu kelompok
(masyarakat pra sejahtera), dan terdapat di mana-mana, baik di Negara maju maupun di
Negara-negara yang sedang berkembang. Ketidakadilan itu terlihat dari tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan mereka untuk bertahan hidup dalam kesehatan yang baik, sulitnya
mendapat akses ke pelayanan publik (sanitasi sehat, air bersih, pengelolaan sampah ) rumah
sehat, RTH, pelayanan pendidikan dan sebagainya. Ketidakadilan juga terlihat dari tidak
adanya akses kepemilikan hak atas tanah yang mereka huni. Sebagai akibat itu semua, sulit
bagi mereka untuk mendapat akses ke pekerjaan yang baik dan stabil. Ketidakadilan itu
menyebabkan masyarakat miskin tetap miskin dan mengancam proses pembangunan yang
berkelanjutan. Kerusakan lingkungan, kondisi permukiman buruk atau kumuh dalam suatu
kawasan memperlihatkan bahwa kawasan tersebut sedang dalam proses tidak berkelanjutan.
(Madrim Djody Gondokusumo dalam Bunga Rampai, 2005: 410).
Krisis ekonomi yang menyebabkan naiknya harga kebutuhan bahan pokok telah
menimbulkan berbagai kerusuhan. Kerusuhan ini bahkan telah menembus sampai kawasan
pedesaan atau kawasan pinggiran kota. Hal ini disebabkan desa telah kehilangan daya tahan
menghadapi krisis. Kultur agraris yang menjadi basis pertahanan ekonomi desa telah hilang
maupun ditinggalkan, diganti dengan pola modern yang tergantung pada industri. Dementara
industry yang diharapkan mampu menopang sektor pertanian, kondisinya sangat rentang dan
keropos, karena ketergantungannya pada bahan baku impor.
Kebijakan tegas untuk meninggalkan kultur agraris, karena ada pandangan bahwa
pola pertanian yang ada selama ini tidak memberikan nilai tambah, sangatlah naif. Nilai tambah
yang dimaksud dalam konteks tersebut adalah yang bisa memberikan konstribusi devisa, bukan
dalam pengertian mampu memberikan daya hidup pada komunitas desa. Bahkan
kecenderungannya adalah mengubah kawasan pedesaan yang mampu mandiri berbasis
pertanian keanekaragaman hayati, sebagai ajang konversi, menjadi kawasan industri dan
kawasan permukiman perkotaan.
Ketahanan kita akan kebutuhan bahan pokok sangatlah kurang, karena investasi yang
ada selama ini bukan untuk pembangunan industri yang berbasis sumber daya alam hayati
(agroindustry). Tempe, yang merupakan makanan Indonesia sejak dahulu kala, ternyata kita
belum mampu menjadi produsen bahan baku kedelainya hingga kini. Kedelai hingga kini masih
harus diimpor. Semuanya itu disebabkan kita belum pernah mengadakan penelitian
bioteknologi, yang dapat mendukung pola agraris yang kita miliki agar efisien. Penelitian yang
ada selama ini bukan membumi, tetapi menuju ke langit. Untuk itu, dalam rangka peningkatan
ketahanan akan kebutuhan bahan pokok, diperlukan upaya pembangunan daerah yang berbasis
keanekaragaman hayati setempat.(Sugandi, 2007: 46-50)
Penelitian – penelitian terbaru menunjukkan bahwa kemiskinan tidaklah statis. Orang
miskin bukanlah orang yang pasif. Ia adalah manajer seperangkat asset yang ada di seputar diri
dan lingkungannya. Keadaan ini terjadi pada orang yang miskin yang hidup di Negara yang
tidak menerapkan sistem Negara kesejahteraan (welfare state). Sistem yang dapat melindungi
warganya menghadapi kondisi-kondisi yang memburuk yang mampu ditangani oleh dirinya
sendiri. Kelangsungan hidup individu dalam situasi seringkali tergantung pada keluarga yang
secara bersama-sama dengan jaringan sosial membantu para anggotanya dengan pemberian
bantuan keuangan, tempat tinggal dan bantuan-bantuan mendesak lainnya.
Pendekatan kemiskinan yang berkembang selama ini perlu dilengkapi dengan konsep
keberfungsian sosial yang lebih bermatra demorasi-sosial ketimbang neo-liberalisme.
Rebounding atau pelurusan kembali makna keberfungsian sosial ini akan lebih memperjelas
analisis mengenai bagaimana orang miskin mengatasi kemiskinannya, serta bagaimana struktur
rumah tangga, keluarga kekerabatan, dan jaringan sosial mempengaruhi kehidupan orang
miskin. Paradigma baru lebih menekankan pada “apa yang dimiliki si miskin ” ketimbang ”
apa yang tidak dimiliki si miskin ”. (Suharto, 2005 : 148)
Pada akhirnya kebijakan pengurangan kemiskinan yang selama ini yaitu pendekatan
top-down dalam perencanaan kebijakan yang sekarang dilakukan, yaitu pemerintah dan para
pakar menganggap dirinya yang paling mengetehaui tentang proses-proses yang terjadi
dimasyarakat, perlu diganti dengan pendeketan bottom-up, yaitu melibatkan partisipasi
masyarakat melalui dialog-dialog yang demokratis, menghargai perbedaan-perbedaan,
keadilan dan kesetaraan jender. Ilmu pengetahuan modern antroposentris sebagai dasar
perencanaan kebijakan publik untuk mengelola kehidupan masyarakat dan lingkungan perlu
diganti dengan ilmu pengetahuan yang bersifat non-antroposentris, menghargai etika dan nilai-
nilai yang ada di masyarakat dan di lingkungan alam. (Madrim Djody Gondokusumo Dalam
Bunga Rampai, 2005 : 418)
2. Masalah Kualitas Lingkungan Hidup
Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan lingkungan, yaitu mengurangi
resiko lingkungan atau dan memperbesar manfaat lingkungan. Sejak berabad tahun yang lalu
nenek moyang kita telah merubah hutan menjadi daerah pemukiman dan pertanian. Perubahan
hutan menjadi sawah merupakan usaha untuk memanfaatkan lahan untuk produksi bahan
makanan dibawah kondisi curah hujan yang tinggi dan juga untuk mengurangi resiko erosi di
daerah pegunungan. Hingga sekarang pencetakan sawah masih berjalan terus. Dengan
perubahan hutan atau tata guna lahan lain menjadi sawah berubahlah pula keseimbangan
lingkungan.
Jadi jelaslah keserasian bukanlah suatu hal yang kekal, melainkan berubah-ubah
menurut umur orang atau golongan, tempat dan waktu. Karena itu melestarikan keserasian
bertentangan dengan hakekat hidup yang menginginkan perubahan. Melestarikan keserasian
akan berarti meniadakan kebutuhan dasar untuk dapat memilih. Karena itu akan berarti
menurunkan mutu lingkungan dan dengan itu mutu hidup.
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan pada hakekatnya tidak
bisa dilepaskan dari pembangunan manusia itu sendiri. Manusia merupakan subjek sekaligus
objek pembangunan. Manusia berada pada posisi sentral sahingga pelaksanaan pembangunan
dan hasil-hasilya tidak boleh mengabaikan dimensi manusianya. Untuk dapat melakukan hal
tersebut, diperlukan pendekatan pembangunan yang menitikberatkan pada segi manusia.
Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup manusia. Di lain
pihak, pembangunan yang makin meningkat akan memberikan dampak negatif, berupa resiko
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, yang mengakibatkan rusaknya struktur dan
fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang kehidupan. Kerusakan ini pada akhirnya akan
menjadi beban yang malah menurunkan mutu hidup manusia, sehingga apa yang menjadi
tujuan pembangunan akan sia-sia.
Terpeliharanya keberlanjutan fungsi lingkungan hidup merupakan kepentingan
manusia, sehingga menuntut tanggung jawab dan perannya untuk memelihara dan
meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Keberlanjutan pembangunan
harus memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya alam, sumber daya manusia, serta
pengembangan sumber daya buatan, dan menjadi sarana untuk mencapai keberlanjutan
pembangunan, serta menjadi jaminan bagi kesejahteraan serta mutu hidup generasi masa kini
dan generasi mendatang.
3. Masalah Keamanan dan Ketertiban
Beberapa teror bom yang terjadi di beberapa kota di Indonesia akhir-akhir ini, sperti
di Bali, Jakarta dan lain-lain telah menimbulkan keresahan bagi masyarakat dan mengganggu
jalannya perekonomian. Selain itu, beberapa kota di Indonesia juga mengalami penurunan
kualitas kehidupan dengan banyaknya terjadi kerusuhan yang disebabkan oleh konflik antar
kelompok masyarakat, seperti di Poso, Palu, Ambon, Banda Aceh dan sebagainya.
Permasalahan ini diperberat dengan masalah ketertiban Karena tidak disiplinnya
masyarakat. Hal ini tercermin dengan jelas antara lain dalam disiplain berlalu lintas. Saat ini
juga semakin sering terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap kebijakan-
kebijakan pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah, terutama di kota-kota besar. Hal ini
dapat terjadi karena berbagai hal seperti tidak adanya sosialisasi dari pemerintah, kurangnya
pelibatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, kurangnya pemamhaman akan hak-hak
dan tanggung jawab masyarakta dalam pembangunan dan lain sebagainaya.( Gita Chandrika
Napitupulu dalam Bunga rampai, 2005 : 9-10)
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan:
1. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah pembangunan yang berguna
untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini tanpa perlu merusak atau menurunkan
kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Pembangunan berwawasan lingkungan yang memerhatikan keberlanjutan lingkungan hidup
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menjamin Pemerataan dan Keadilan.
2. Menghargai Keanekaragaman Hayati
3. Menggunakan Pendekatan Integratif
4. Menggunakan Pandangan Jangka Panjang

3. Bahwa hambatan dalam pencapaian pembangunan yang berkelanjutan adalah


kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup, keamanan dan ketertiban, dan sebagainya.
4. Bahwa masalah kemiskinan dan kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di suatu
kawasan tertentu memperlihatkan bahwa kawasan itu sedang dalam proses tidak
berkelanjutan.
5. Kemiskinan dan fungsi-fungsi lingkungan hidup yang telah hilang atau rusak, tercemar,
itu merupakan ancaman terhadap proses pembangunan berkelanjutan. Ancaman
tersebut tidak hanya terjadi di kawasan itu saja, tetapi juga akan mempengaruhi sub-
sub sistem lain yang membentuk kawasan itu

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka adapun saran bagi pemerintah agar dapat menerapkan
sistem pembangunan yang berkelanjutan seperti di negara-negara maju lainnya dengan jalan
menanggulangi kemiskinan serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta keamanan dan
ketertiban guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya di Indonesia sehingga
dapat dirasakan bukan hanya untuk di masa sekarang melainkan juga untuk generasi yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA

Rampai. 2005. Pembangunan Kota Indonesia Dalam Abad 21, Konsep dan Pedekatan Pembangunan
Perkotaan di Indonesia. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI
oto, Otto. 1983. Ekologi Lingkungan hidup dan Pembangunan. Djambatan : Jakarta
Rustam. 2007. Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Bumi
Aksara.
Syahriar. 2009. Hambatan Dalam Sistem Pembangunan Perkotaan Yang Berkelanjutan
http://syahriartato.wordpress.com/2009/12/28/hambatan-dalam-sistem-pembangunan-
perkotaan-yang-berkelanjutan/
ny Ilham. 2012. Masalah Lingkungan Hidup dan Upaya Penanggulangan
http://sonyhandsome31.blogspot.com/2012/10/masalah-lingkungan-hidup-dan-upaya.html

Makalah Pembangunan Berkelanjutan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Permasalahan pembangunan berkelanjutan sekarang telah merupakan
komitmen setiap orang, sadar atau tidak sadar, yang bergelut di bidang pembangunan.
Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan pembangunan di
segala bidang. Pembangunan dalam konteks Negara selalu ditujukan untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik yang
merata. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan proses
pembelajaran sosial yang terpadu, politiknya tergantung pada dukungan penuh
masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia
usahanya. Proses pembangunan terutama bertujuan meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Titik tolak pembangunan dimulai dari tindakan mengurangi masalah
dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan untuk mencapai suatu
tingkatan yang layak.
Bagi manusia, pembangunan tidak hanya dalam konteks pemenuhan kebutuhan
yang berkaitan dengan aspek sosial ekonomi tetapi juga haruslah melihat aspek keadilan
terhadap lingkungan. Lingkungan bagi umat manusia adalah salah satu modal dasar
dalam pembangunan. Lingkungan sehat, bersih, lestari, secara tidak langsung akan
mempengaruhi keberlanjutan produktifitas manusia di masa yang akan datang. Artinya,
dalam konteks tersebut selain keberlanjutan dari sisi ekonomi dan sosial, maka
diperlukan juga keberlanjutan pada sisi ekologis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang di bahas dalam
makalah ini
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud pembangunan berkelanjutan?
2. Apa saja indikator keberhasilan pembangunan?
3. Bagaiman ciri – ciri pembangunan berkelanjutan?
4. Bagaimana hambatan - hambatan dalam pembangunan berkelanjutan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahui tentang pembangunan berkelanjutan di Indonesia
2. Memberikan ilmu kepada pembaca agar dapat memahami tentang Pembangunan
Berkelanjutan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang pembangunan berkelanjutan khususnya di
Indonesia
2. Mengetahui hambatan – hambatan dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia
3. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan lingkungan hidup
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan


Menurut Brundtland Report dari PBB, pembangunan berkelanjutan
adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang
berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_berkelanjutan).

Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) “pembangunan


tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk
mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”.
Menurut Marlina (2009) mengatakan pembangunan berkelanjutan tidak saja
berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan
sosial dan perlindungan lingkungan (selanjutnya disebut 3 Pilar Pembangunan
berkelanjutan).
Dengan demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan
generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.

B. Hakikat Pembangunan berkelanjutan


Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan lingkungan, yaitu mengurangi
resiko lingkungan atau dan memperbesar manfaat lingkungan. Sejak berabad tahun
yang lalu nenek moyang kita telah merubah hutan menjadi daerah pemukiman dan
pertanian.
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan pada hakekatnya
tidak bisa dilepaskan dari pembangunan manusia itu sendiri. Manusia merupakan
subjek sekaligus objek pembangunan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah
upaya peningkatan kualitas secara bertahap dengan memperhatikan faktor lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan pembangunan Berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu, ekonomi, sosial
dan budaya didalam pembangunan. Aspek sosial, maksudnya pembangunan yang
berdimensi pada manusia dalam hal interaksi, interelasi dan interdependesi. Aspek
ekonomi, Suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan
terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan
lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi
yang akan datang untuk menikmati dan memafaatkannya. Aspek budaya yaitu
pembangunan berkelanjutan juga untuk menjaga keberlangsungan budaya. Pengakuan
dan perawatan keanekaragaman budaya yang akan mendorong perlakuan yang merata
terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti oleh masyarakat.

C. Indikator Keberhasilan Pembangunan


Indikator penggunaan dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap
Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan
mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa,
layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di
Negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator
pembangunan akan bergeser kepada faktor - faktor sekunder dan tersier
Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga
internasional antara lain :
1. Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun GDP. Indikator ini
merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat
menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat termasuk pemerataan
akses terhadap sumber daya ekonomi.
2. Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan
mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial.
Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan
permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan
investasi dan perluasan tenaga kerja.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang
bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Di Negara-negara
industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di
Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah
pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu
indikator pembangunan.
4. Angka Tabungan
Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap industrialisasi
memerlukan investasi dan modal. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas
tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun
pemerintah.
5. Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Qualty of life Index digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat.
Indeks ini dihitung berdasarkan kepada :
a. Angka rata-rata harapan hidup,
b. Angka kematian bayi,
c. Angka melek huruf.
Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi akan dapat
menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan
keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang
diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang
memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Oleh karena itu, indeks
ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil
dari pembangunan.
6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan
kualitas sumber daya manusia. Pembangunan hendaknya ditujukan kepada
pengembangan SDM.
7. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia,
Indeks ini dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan
hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan
SMU, (3) pendapatan per kapita. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan
peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan
knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga
dan lingkungannya.
D. Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan :
a. Dilakukan secara merata dan adil
Maksudnya adalah adil pada lahan lahan yang ada di seluruh wilayah, semua orang
berhak atau berkesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan
berkelanjutan ini tanpa dibeda – beda kan serta harus merata dan adil demi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menjamin pemerataan dan keadilan, yaitu
generasi mendatang memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam sehingga
berkelanjutan.
b. Memelihara keanekaragaman hayati yang ada
Pembangunan berkelanjutan harus tetap memperhatikan keanekaragaman hayati.
Menghargai dan melestarikan keanekaragaman hayati, spesies, habitat, dan ekosistem
agar tercipta keseimbangan lingkungan.
c. Menggunakan pendekatan integratif
Dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan harus menggunakan pendekatan
integratif. Hal ini bertujuan menciptakan keterkaitan yang kompleks antara manusia
dengan lingkungan agar lingkungan tetap terjaga.
d. Bersifat jangka panjang
Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu rencana yang bersifat jangka panjang.
Karena pembangunan berkelanjutan ini dimungkinkan untuk mengelola dan
memanfaatkan sumber daya yang ada dengan bijaksana atau harus bermanfaat pada
masa sekarang dan masa mendatang.
e. Memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan pemenuhan kebutuhan
generasi mendatang dan mengaitkan bahwa pembangunan ekonomi harus seimbang
dengan konservasi lingkungan.
f. Pembangunan yang dilaksanakan tidak terjadi atau mampu meminimalkan kerusakan
dan pencemaran lingkungan, memperhatikan antara lingkungan fisik dan lingkungan
sosialnya
g. Pembangunan yang dilaksanakan mendasar pada nilai – nilai kemanusiaan serta
memperhatikan moral atau nilai yang di anut dalam masyarakat. Pembangunan yang
dilaksanakan mampu memperluas lapangan dan kesempatan kerja
h. Pembangunan yang dilaksanakan harus memiliki sifat fundamental dan ideal serta
berjangka pendek dan panjang. Pembangunan yang dilaksanakan harus berpedoman
untuk selalu mempertahankan stabilitas ekonomi, politik, sosial budaya dan keamanan
nasional.
E. Hambatan dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Tentunya masih saja ada hambatan dalam mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan. Yaitu masalah kependudukan, masalah kemiskinan, masalah kualitas
lingkungan hidup dan masalah keamanan dan ketertiban.
1. Masalah kependudukan
Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Suatu pembangunan dapat berhasil
jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki kualitas dan
kuantitas yang memadai.
a. Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia :
Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat. Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah
persebarannya yang tidak merata. Susunan penduduk memberikan konsekuensi
terhadap hal-hal berikut : Penyediaan fasilitas kesehatan, Penyediaan fasilitas
pendidikan bagi anak usia sekolah, Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja
dan penyediaan fasilitas sosial lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia
muda.
b. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
o Tingkat Kesehatan : Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada kemajuan.
Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih tertinggal jauh. Kondisi
demikian terjadi karena masih rendahnya pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
yang ada masih belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.
o Tingkat pendidikan : Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari lama sekolah
dan tingkat melek huruf penduduk.
Lama sekolah penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Artinya, tingkat pendidikan
masyarakat Indonesia rata-rata masih berada pada taraf pendidikan dasar. Tingkat
melek huruf yaitu seseorang dikatakan melek huruf jika orang tersebut dapat membaca
atau tidak buta huruf. Kemajuan tingkat melek huruf di Indonesia tergolong rendah.
o Tingkat Pendapatan per Kapita adalah rata-rata pendapatan penduduk suatu Negara
dalam satu tahun. Pendapatan perkapita secara umum menggambarkan kemakmuran
suatu Negara.

Dampak Permasalahan Penduduk Terhadap Pembangunan antara lain


“Ketidakmerataan penduduk menyebabkan tidak meratanya pembangunan ekonomi di
seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan masih terdapatnya daerah tertinggal,
terutama daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pusat kota.
a. Ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi menyebabkan semakin
tingginya kebutuhan penduduk akan perumahan, bahan pangan, dan kebutuhan tersier
lainnya.
b. Ledakan penduduk juga mengakibakan angka beban ketergantungan menjadi lebih
tinggi. Hal ini disebabkan angka usia non produktif lebih besar daripada usia
produktif.
c. Arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan ketrampilan yang cukup
menimbulkan masalah pengangguran, kriminalitas, prostitusi, munculnya daerah
kumuh, dan kemiskinan di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat menghambat
pembangunan, baik di daerah pedesaan (daerah asal) maupun daerah perkotaan
(tujuan)
d. Timbulnya berbagai masalah kerusakan lingkungan akibat pertambahan penduduk
manusia.
e. Masalah kemacetan lalu lintas dapat mengurangi arus mobilitas penduduk, barang,
dan jasa yang akan berakibat pada terhambatnya perkembangan ekonomi penduduk.

2. Masalah kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu
kelompok (masyarakat pra sejahtera). Ketidakadilan itu terlihat dari tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan mereka untuk bertahan hidup dalam kesehatan yang baik,
sulitnya mendapat akses ke pelayanan publik (sanitasi sehat, air bersih, pengelolaan
sampah ) rumah sehat, pelayanan pendidikan dan sebagainya. Ketidakadilan juga
terlihat dari tidak adanya akses kepemilikan hak atas tanah yang mereka huni. Sebagai
akibat itu semua, sulit bagi mereka untuk mendapat akses ke pekerjaan yang baik dan
stabil. Ketidakadilan itu menyebabkan masyarakat miskin tetap miskin dan mengancam
proses pembangunan yang berkelanjutan. Kerusakan lingkungan, kondisi permukiman
buruk atau kumuh dalam suatu kawasan memperlihatkan bahwa kawasan tersebut
sedang dalam proses tidak berkelanjutan.
Saat ini masalah kemiskinan merupakan masalah mendesak yang dihadapi di Indonesia.
Yang paling mudah dan terlihat jelas dari wajah kemiskinan adalah kondisi jutaan
penduduk yang tinggal di permukiman kumuh dan liar. Kondisi kekumuhan ini
menunjukkan seriusnya permasalahan sosial ekonomi, poltik, dan lingkungan yang
bermuara pada kondisi kemiskinan.

3. Masalah kualitas lingkungan hidup


Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup
manusia. Di lain pihak, pembangunan yang makin meningkat akan memberikan dampak
negatif, berupa resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, yang
mengakibatkan rusaknya struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang
kehidupan. Kerusakan ini pada akhirnya akan menjadi beban yang malah menurunkan
mutu hidup manusia, sehingga apa yang menjadi tujuan pembangunan akan sia-sia.
Permasalahan ketersediaan tanah sebagai lahan hijau sangat terbatas. Selain
harga tanah yang mahal, juga kurangnya penghargaan bagi pemilik tanah terlantar
untuk dimanfaatkan sebagai lahan terbuka hijau. Penggunaan ruang terbuka hijau
mulanya diawali dengan tumbuhnya perumahan liar yang semakin luas dan sulit
dikendalikan, yang selanjutnya menimbulkan terbentuknya kawasan kumuh. Apalagi
para penghuni tersebut dikenakan pajak tidak resmi sehingga mereka merasakan seolah
mendapatkan legalitas untuk tinggal di tempat tersebut. Begitu juga, disisi lain factor
golongan berpendapatan rendah dan kurangnya tingkat pendidikan, mendorong mereka
untuk menduduki lahan ruang terbuka hijau. Seperti pemanfaatan tepian tepian
bantaran sungai dan tepian jalur kereta api sebagai tempat tinggal.

4. Masalah Keamanan dan Ketertiban


Permasalahan ini diperberat dengan masalah ketertiban karena tidak disiplinnya
masyarakat. Hal ini tercermin dengan jelas antara lain dalam disiplin berlalu lintas. Saat
ini juga semakin sering terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap
kebijakan-kebijakan pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah, terutama di kota-
kota besar. Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal seperti tidak adanya sosialisasi dari
pemerintah, kurangnya pelibatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
kurangnya pemamhaman akan hak-hak dan tanggung jawab masyarakta dalam
pembangunan dan lain sebagainaya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan


masa kini tanpa mengorbankan kemampuan pemenuhan kebutuhan generasi
mendatang. Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu, ekonomi,
sosial dan budaya didalam pembangunan
2. Hambatan dalam pencapaian pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia adalah
masalah kependudukan, kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup, keamanan dan
ketertiban kota, dan sebagainya.
3. Bahwa masalah kemiskinan dan kerusakan lingkungan hidup yang terjadi suatu
kawasan tertentu memperlihatkan bahwa kawasan itu sedang dalam proses tidak
berkelanjutan.
4. Kemiskinan dan fungsi-fungsi lingkungan hidup yang telah hilang atau rusak, tercemar,
itu merupakan ancaman terhadap proses pembangunan berkelanjutan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka adapun saran bagi pemerintah agar dapat
menerapkan sistem pembangunan yang berkelanjutan dengan jalan menanggulangi
kemiskinan serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta keamanan dan
ketertiban guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya di Indonesia
sehingga dapat dirasakan bukan hanya untuk di masa sekarang melainkan juga untuk
generasi yang akan datang.
Saran bagi masyarakat agar dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan di
Indonesia. Merawat dan melindungi lingkungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-pembangunan-
berkelanjutan.html
http://www.anneahira.com/makalah-tentang-pembangunan-berkelanjutan.htm
http://ips-mrwindu.blogspot.com/2009/04/pembangunan-berkelanjutan-dan-
masalah.html
http://umiamanah.blogspot.com/2013/06/ciri-ciri-pembangunan-berkelanjutan.html
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=10&dn=20100511210848
http://syahriartato.wordpress.com/2009/12/28/hambatan-dalam-sistem-pembangunan-
perkotaan-yang-berkelanjutan/
Makalah Pembangunan Berkelanjutan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Permasalahan pembangunan berkelanjutan sekarang telah merupakan
komitmen setiap orang, sadar atau tidak sadar, yang bergelut di bidang pembangunan.
Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai dengan melaksanakan pembangunan di
segala bidang. Pembangunan dalam konteks Negara selalu ditujukan untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kearah yang lebih baik yang
merata. Keberhasilan penerapannya memerlukan kebijakan, perencanaan dan proses
pembelajaran sosial yang terpadu, politiknya tergantung pada dukungan penuh
masyarakat melalui pemerintahannya, kelembagaan sosialnya, dan kegiatan dunia
usahanya. Proses pembangunan terutama bertujuan meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Titik tolak pembangunan dimulai dari tindakan mengurangi masalah
dengan tujuan memenuhi kebutuhan dan meningkatkan untuk mencapai suatu
tingkatan yang layak.
Bagi manusia, pembangunan tidak hanya dalam konteks pemenuhan kebutuhan
yang berkaitan dengan aspek sosial ekonomi tetapi juga haruslah melihat aspek keadilan
terhadap lingkungan. Lingkungan bagi umat manusia adalah salah satu modal dasar
dalam pembangunan. Lingkungan sehat, bersih, lestari, secara tidak langsung akan
mempengaruhi keberlanjutan produktifitas manusia di masa yang akan datang. Artinya,
dalam konteks tersebut selain keberlanjutan dari sisi ekonomi dan sosial, maka
diperlukan juga keberlanjutan pada sisi ekologis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang di bahas dalam
makalah ini
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud pembangunan berkelanjutan?
2. Apa saja indikator keberhasilan pembangunan?
3. Bagaiman ciri – ciri pembangunan berkelanjutan?
4. Bagaimana hambatan - hambatan dalam pembangunan berkelanjutan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahui tentang pembangunan berkelanjutan di Indonesia
2. Memberikan ilmu kepada pembaca agar dapat memahami tentang Pembangunan
Berkelanjutan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Meningkatkan pengetahuan tentang pembangunan berkelanjutan khususnya di
Indonesia
2. Mengetahui hambatan – hambatan dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia
3. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan lingkungan hidup
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan


Menurut Brundtland Report dari PBB, pembangunan berkelanjutan
adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang
berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki
kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_berkelanjutan).

Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (UNESCO, 2001) “pembangunan


tidak hanya dipahami sebagai pembangunan ekonomi, namun juga sebagai alat untuk
mencapai kepuasan intelektual, emosional, moral, dan spiritual”.
Menurut Marlina (2009) mengatakan pembangunan berkelanjutan tidak saja
berkonsentrasi pada isu-isu lingkungan. Lebih luas dari itu, pembangunan
berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan
sosial dan perlindungan lingkungan (selanjutnya disebut 3 Pilar Pembangunan
berkelanjutan).
Dengan demikian pengertian pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan
generasi yang akan datang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.

B. Hakikat Pembangunan berkelanjutan


Pembangunan pada hakikatnya adalah perubahan lingkungan, yaitu mengurangi
resiko lingkungan atau dan memperbesar manfaat lingkungan. Sejak berabad tahun
yang lalu nenek moyang kita telah merubah hutan menjadi daerah pemukiman dan
pertanian.
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan pada hakekatnya
tidak bisa dilepaskan dari pembangunan manusia itu sendiri. Manusia merupakan
subjek sekaligus objek pembangunan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah
upaya peningkatan kualitas secara bertahap dengan memperhatikan faktor lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan pembangunan Berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu, ekonomi, sosial
dan budaya didalam pembangunan. Aspek sosial, maksudnya pembangunan yang
berdimensi pada manusia dalam hal interaksi, interelasi dan interdependesi. Aspek
ekonomi, Suatu cara pandang mengenai kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan
terencana dalam kerangka peningkatan kesejahteraan, kualitas kehidupan dan
lingkungan umat manusia tanpa mengurangi akses dan kesempatan kepada generasi
yang akan datang untuk menikmati dan memafaatkannya. Aspek budaya yaitu
pembangunan berkelanjutan juga untuk menjaga keberlangsungan budaya. Pengakuan
dan perawatan keanekaragaman budaya yang akan mendorong perlakuan yang merata
terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti oleh masyarakat.

C. Indikator Keberhasilan Pembangunan


Indikator penggunaan dan variabel pembangunan bisa berbeda untuk setiap
Negara. Di Negara-negara yang masih miskin, ukuran kemajuan dan pembangunan
mungkin masih sekitar kebutuhan-kebutuhan dasar seperti listrik masuk desa,
layanan kesehatan pedesaan, dan harga makanan pokok yang rendah. Sebaliknya, di
Negara-negara yang telah dapat memenuhi kebutuhan tersebut, indikator
pembangunan akan bergeser kepada faktor - faktor sekunder dan tersier
Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembaga
internasional antara lain :
1. Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun GDP. Indikator ini
merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat
menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat termasuk pemerataan
akses terhadap sumber daya ekonomi.
2. Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan
mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial.
Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan
permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan
investasi dan perluasan tenaga kerja.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang
bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Di Negara-negara
industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di
Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah
pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu
indikator pembangunan.
4. Angka Tabungan
Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap industrialisasi
memerlukan investasi dan modal. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas
tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun
pemerintah.
5. Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Qualty of life Index digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat.
Indeks ini dihitung berdasarkan kepada :
a. Angka rata-rata harapan hidup,
b. Angka kematian bayi,
c. Angka melek huruf.
Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi akan dapat
menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan
keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang
diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang
memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Oleh karena itu, indeks
ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil
dari pembangunan.
6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan
kualitas sumber daya manusia. Pembangunan hendaknya ditujukan kepada
pengembangan SDM.
7. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan manusia,
Indeks ini dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-rata harapan
hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD, SMP, dan
SMU, (3) pendapatan per kapita. Pengembangan manusia berkaitan erat dengan
peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan
knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota keluarga
dan lingkungannya.

D. Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan :


a. Dilakukan secara merata dan adil
Maksudnya adalah adil pada lahan lahan yang ada di seluruh wilayah, semua orang
berhak atau berkesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan
berkelanjutan ini tanpa dibeda – beda kan serta harus merata dan adil demi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menjamin pemerataan dan keadilan, yaitu
generasi mendatang memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam sehingga
berkelanjutan.
b. Memelihara keanekaragaman hayati yang ada
Pembangunan berkelanjutan harus tetap memperhatikan keanekaragaman hayati.
Menghargai dan melestarikan keanekaragaman hayati, spesies, habitat, dan ekosistem
agar tercipta keseimbangan lingkungan.
c. Menggunakan pendekatan integratif
Dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan harus menggunakan pendekatan
integratif. Hal ini bertujuan menciptakan keterkaitan yang kompleks antara manusia
dengan lingkungan agar lingkungan tetap terjaga.
d. Bersifat jangka panjang
Pembangunan berkelanjutan merupakan suatu rencana yang bersifat jangka panjang.
Karena pembangunan berkelanjutan ini dimungkinkan untuk mengelola dan
memanfaatkan sumber daya yang ada dengan bijaksana atau harus bermanfaat pada
masa sekarang dan masa mendatang.
e. Memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan pemenuhan kebutuhan
generasi mendatang dan mengaitkan bahwa pembangunan ekonomi harus seimbang
dengan konservasi lingkungan.
f. Pembangunan yang dilaksanakan tidak terjadi atau mampu meminimalkan kerusakan
dan pencemaran lingkungan, memperhatikan antara lingkungan fisik dan lingkungan
sosialnya
g. Pembangunan yang dilaksanakan mendasar pada nilai – nilai kemanusiaan serta
memperhatikan moral atau nilai yang di anut dalam masyarakat. Pembangunan yang
dilaksanakan mampu memperluas lapangan dan kesempatan kerja
h. Pembangunan yang dilaksanakan harus memiliki sifat fundamental dan ideal serta
berjangka pendek dan panjang. Pembangunan yang dilaksanakan harus berpedoman
untuk selalu mempertahankan stabilitas ekonomi, politik, sosial budaya dan keamanan
nasional.
E. Hambatan dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Tentunya masih saja ada hambatan dalam mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan. Yaitu masalah kependudukan, masalah kemiskinan, masalah kualitas
lingkungan hidup dan masalah keamanan dan ketertiban.
1. Masalah kependudukan
Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Suatu pembangunan dapat berhasil
jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang memiliki kualitas dan
kuantitas yang memadai.
a. Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia :
Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat. Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah
persebarannya yang tidak merata. Susunan penduduk memberikan konsekuensi
terhadap hal-hal berikut : Penyediaan fasilitas kesehatan, Penyediaan fasilitas
pendidikan bagi anak usia sekolah, Penyediaan lapangan pekerjaan bagi penduduk kerja
dan penyediaan fasilitas sosial lainnya yang mendukung perkembangan penduduk usia
muda.
b. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
o Tingkat Kesehatan : Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada kemajuan.
Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih tertinggal jauh. Kondisi
demikian terjadi karena masih rendahnya pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
yang ada masih belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.
o Tingkat pendidikan : Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari lama sekolah
dan tingkat melek huruf penduduk.
Lama sekolah penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Artinya, tingkat pendidikan
masyarakat Indonesia rata-rata masih berada pada taraf pendidikan dasar. Tingkat
melek huruf yaitu seseorang dikatakan melek huruf jika orang tersebut dapat membaca
atau tidak buta huruf. Kemajuan tingkat melek huruf di Indonesia tergolong rendah.
o Tingkat Pendapatan per Kapita adalah rata-rata pendapatan penduduk suatu Negara
dalam satu tahun. Pendapatan perkapita secara umum menggambarkan kemakmuran
suatu Negara.

Dampak Permasalahan Penduduk Terhadap Pembangunan antara lain


“Ketidakmerataan penduduk menyebabkan tidak meratanya pembangunan ekonomi di
seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan masih terdapatnya daerah tertinggal,
terutama daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pusat kota.
a. Ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi menyebabkan semakin
tingginya kebutuhan penduduk akan perumahan, bahan pangan, dan kebutuhan tersier
lainnya.
b. Ledakan penduduk juga mengakibakan angka beban ketergantungan menjadi lebih
tinggi. Hal ini disebabkan angka usia non produktif lebih besar daripada usia
produktif.
c. Arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan ketrampilan yang cukup
menimbulkan masalah pengangguran, kriminalitas, prostitusi, munculnya daerah
kumuh, dan kemiskinan di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat menghambat
pembangunan, baik di daerah pedesaan (daerah asal) maupun daerah perkotaan
(tujuan)
d. Timbulnya berbagai masalah kerusakan lingkungan akibat pertambahan penduduk
manusia.
e. Masalah kemacetan lalu lintas dapat mengurangi arus mobilitas penduduk, barang,
dan jasa yang akan berakibat pada terhambatnya perkembangan ekonomi penduduk.

2. Masalah kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu
kelompok (masyarakat pra sejahtera). Ketidakadilan itu terlihat dari tidak terpenuhinya
kebutuhan-kebutuhan mereka untuk bertahan hidup dalam kesehatan yang baik,
sulitnya mendapat akses ke pelayanan publik (sanitasi sehat, air bersih, pengelolaan
sampah ) rumah sehat, pelayanan pendidikan dan sebagainya. Ketidakadilan juga
terlihat dari tidak adanya akses kepemilikan hak atas tanah yang mereka huni. Sebagai
akibat itu semua, sulit bagi mereka untuk mendapat akses ke pekerjaan yang baik dan
stabil. Ketidakadilan itu menyebabkan masyarakat miskin tetap miskin dan mengancam
proses pembangunan yang berkelanjutan. Kerusakan lingkungan, kondisi permukiman
buruk atau kumuh dalam suatu kawasan memperlihatkan bahwa kawasan tersebut
sedang dalam proses tidak berkelanjutan.
Saat ini masalah kemiskinan merupakan masalah mendesak yang dihadapi di Indonesia.
Yang paling mudah dan terlihat jelas dari wajah kemiskinan adalah kondisi jutaan
penduduk yang tinggal di permukiman kumuh dan liar. Kondisi kekumuhan ini
menunjukkan seriusnya permasalahan sosial ekonomi, poltik, dan lingkungan yang
bermuara pada kondisi kemiskinan.

3. Masalah kualitas lingkungan hidup


Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup
manusia. Di lain pihak, pembangunan yang makin meningkat akan memberikan dampak
negatif, berupa resiko pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, yang
mengakibatkan rusaknya struktur dan fungsi dasar ekosistem yang menjadi penunjang
kehidupan. Kerusakan ini pada akhirnya akan menjadi beban yang malah menurunkan
mutu hidup manusia, sehingga apa yang menjadi tujuan pembangunan akan sia-sia.
Permasalahan ketersediaan tanah sebagai lahan hijau sangat terbatas. Selain
harga tanah yang mahal, juga kurangnya penghargaan bagi pemilik tanah terlantar
untuk dimanfaatkan sebagai lahan terbuka hijau. Penggunaan ruang terbuka hijau
mulanya diawali dengan tumbuhnya perumahan liar yang semakin luas dan sulit
dikendalikan, yang selanjutnya menimbulkan terbentuknya kawasan kumuh. Apalagi
para penghuni tersebut dikenakan pajak tidak resmi sehingga mereka merasakan seolah
mendapatkan legalitas untuk tinggal di tempat tersebut. Begitu juga, disisi lain factor
golongan berpendapatan rendah dan kurangnya tingkat pendidikan, mendorong mereka
untuk menduduki lahan ruang terbuka hijau. Seperti pemanfaatan tepian tepian
bantaran sungai dan tepian jalur kereta api sebagai tempat tinggal.

4. Masalah Keamanan dan Ketertiban


Permasalahan ini diperberat dengan masalah ketertiban karena tidak disiplinnya
masyarakat. Hal ini tercermin dengan jelas antara lain dalam disiplin berlalu lintas. Saat
ini juga semakin sering terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat terhadap
kebijakan-kebijakan pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah, terutama di kota-
kota besar. Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal seperti tidak adanya sosialisasi dari
pemerintah, kurangnya pelibatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
kurangnya pemamhaman akan hak-hak dan tanggung jawab masyarakta dalam
pembangunan dan lain sebagainaya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan yang memenuhi kebutuhan


masa kini tanpa mengorbankan kemampuan pemenuhan kebutuhan generasi
mendatang. Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu, ekonomi,
sosial dan budaya didalam pembangunan
2. Hambatan dalam pencapaian pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia adalah
masalah kependudukan, kemiskinan, kerusakan lingkungan hidup, keamanan dan
ketertiban kota, dan sebagainya.
3. Bahwa masalah kemiskinan dan kerusakan lingkungan hidup yang terjadi suatu
kawasan tertentu memperlihatkan bahwa kawasan itu sedang dalam proses tidak
berkelanjutan.
4. Kemiskinan dan fungsi-fungsi lingkungan hidup yang telah hilang atau rusak, tercemar,
itu merupakan ancaman terhadap proses pembangunan berkelanjutan.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka adapun saran bagi pemerintah agar dapat
menerapkan sistem pembangunan yang berkelanjutan dengan jalan menanggulangi
kemiskinan serta meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta keamanan dan
ketertiban guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya di Indonesia
sehingga dapat dirasakan bukan hanya untuk di masa sekarang melainkan juga untuk
generasi yang akan datang.
Saran bagi masyarakat agar dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan di
Indonesia. Merawat dan melindungi lingkungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.psychologymania.com/2013/01/pengertian-pembangunan-
berkelanjutan.html
http://www.anneahira.com/makalah-tentang-pembangunan-berkelanjutan.htm
http://ips-mrwindu.blogspot.com/2009/04/pembangunan-berkelanjutan-dan-
masalah.html
http://umiamanah.blogspot.com/2013/06/ciri-ciri-pembangunan-berkelanjutan.html
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=10&dn=20100511210848
http://syahriartato.wordpress.com/2009/12/28/hambatan-dalam-sistem-pembangunan-
perkotaan-yang-berkelanjutan/

Pembangunan Berkelanjutan
Apa itu Pembangunan berkelanjutan? "Pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini
tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka
sendiri." ("Komisi Brundtland" pada tahun 1987 °)
Seperti diketahui bahwa planet kita akan kehabisan sumber daya tak terbarukan, sedangkan
penduduk dunia diperkirakan akan terus tumbuh secara signifikan (dari saat ini 7,3 menjadi
9,4 milyar pada tahun 2050) dan perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia
akan mempercepat hal ini jika kita tetap menggunakan sumber daya seperti yang kita
lakukan. Hal ini memiliki dampak yang jelas pada opini publik, perilaku konsumen,
kebijakan perusahaan dan lingkungan politik yang pada akhirnya akan mempengaruhi bisnis
kita.
Akibatnya, kita bersama-sama harus menemukan cara baru melakukan bisnis. Berubah dari
model klasik dengan lisensi menjadi penawaran yang berdasar pendekatan yang seimbang
antara bisnis, Lingkungan dan aspek Masyarakat untuk mempertahankan kehadiran kami
tetap tumbuh, dalam jangka menengah dan jangka panjang.

Komitmen Bayer ES kepada pelanggan kami adalah untuk "Memberikan solusi utama untuk
melindungi dan merawat lingkungan di mana kita semua hidup, bekerja dan bermain".
Sebuah prasyarat dari solusi utama adalah bahwa harus memasukkan pertimbangan
keberlanjutan - mengurangi dampak lingkungan, bisnis kami dan anda berkembang serta
meningkatkan kontribusi dan persepsi anda dengan masyarakat.
Di Bayer, kami berprinsip pada "Ilmu pengetahuan untuk hidup lebih baik". Dan untuk
membuat dampak yang nyata menuju "hidup yang lebih baik", dibutuhkan prinsip
keberlanjutan sebagai pendorong inovasi, strategi, operasi dan solusi kami. Dan hal ini
memainkan peranan yang semakin penting dalam penentuan keputusan konsumen untuk
membeli, kami berkomitmen untuk menjalani bisnis dengan cara yang sesuai dengan
kebutuhan pasar saat ini tanpa mengorbankan masa depan

Meningkatkan bisnis anda (dampak ekonomi)

Solusi kami bertujuan untuk memberikan hasil yang efektif, aman dan tahan lama, berarti
risiko yang lebih kecil dan kenyamanan bagi pelanggan anda- mengurangi waktu dan sumber
daya di lapangan untuk tim anda. Kami ingin internal bisnis anda tumbuh, sehingga
memberikan manfaat pada masyarakat dari kesempatan kerja pada bisnis anda. Dan kami
yakin bahwa pengendalian hama dan gulma yang efektif & berkelanjutan dapat
meningkatkan tingkat kebersihan dan standar kehidupan, sehingga akan meningkatkan
reputasi pelanggan anda, nilai-nilai yang ada pada area komersial serta publik, juga pada area
rekreasi dan transportasi.

Membina lingkungan sehat dan kesejahteraan masyarakat (dampak sosial)

Meningkatkan standar kebersihan dan kesejahteraan sangat penting untuk melindungi


masyarakat misalnya : perlindungan terhadap risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh hama
dan vektor pembawa penyakit. Dampak bisnis anda pada keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat tidak bisa dianggap kecil.

Lingkungan yang sehat seperti taman, kebun, lapangan golf dan lapangan olah raga tidak
hanya indah tetapi juga sumber daya alam dan sosial yang kuat. Mereka menyediakan ruang
rekreasi untuk anggota keluarga dan teman-teman, berolahraga dan bersantai.

Merawat lingkungan (dampak lingkungan)

Sebagai perusahaan yang bertanggung jawab berkomitmen untuk Pembangunan


Berkelanjutan, kami selalu mengevaluasi dampak lingkungan dari solusi kami melalui
penilaian siklus hidup dan mendedikasikan kemampuan inovasi kami untuk membawa
produk dan layanan terbaru yang membutuhkan lebih sedikit sumber daya, perawatan,
sumber yang bertanggung jawab , kemasan yang berkelanjutan dan perbaikan manajemen
pembuangan limbah.

Bersama pelanggan, kami berkomitmen untuk melakukan pelatihan dan penggunaan yang
bertanggung jawab dan aman dari produk kami. Dan kami terus mengembangkan alternatif
alami dan bahan aktif dengan dosis rendah serta solusi layanan untuk melengkapi portofolio
kami.

Kami bangga bahwa komitmen kami untuk solusi "Kehidupan lebih baik" telah didukung
oleh organisasi-organisasi internasional dari tahun ke tahun: Bayer termasuk dalam Dow
Jones Sustainability Index, dengan FTSE4Good dan Carbon Disclosure Leadership Index
selama lebih dari sepuluh tahun berturut-turut. Pada tahun 2012, Bayer mendapatkan
pengakuan tambahan dengan SAM Sustainability Award dan telah diberikan Gold Standard
di bidang keberlanjutan. Pada skala global, hanya dua perusahaan di industri kimia diberikan
pengakuan serupa.
Perusahaan yang melihat ke depan dan secara aktif mengelola kegiatan Pembangunan
berkelanjutan mereka dapat memperoleh keunggulan kompetitif yang kuat. Pendekatan
Pembangunan Berkelanjutan akan membantu kita semua untuk menentukan strategi yang
akan berhasil dalam dunia yang serba teratur dengan sumber daya terbatas, untuk solusi yang
paling dibutuhkan di masa depan.

Das könnte Ihnen auch gefallen