Sie sind auf Seite 1von 11

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PENGOBATAN KANKER

PAYUDARA DI YAYASAN KANKER WISNUWARDHANA

RELATIONSHIP OF SOCIAL SUPPORT TO BREAST CANCER’S TREATMENT

Kevin Patar Aruan, Muhammad Atoillah Isfandiari


Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
Kampus C Mulyorejo, Surabaya
e-mail: kevinpatar@gmail.com

Abstract: In the city of Surabaya, the number of patients with breast cancer is found and treated in 2014
was amounted to 709 cases. Family social support is regarded as one of the drivers of the patient for
treatment. This study aimed to quantify the proportion of delay in treatment of breast cancer based on
family and social support and analyzing the relationship of social support by the family against in the
treatment of breast cancer cases in Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya. The study was conducted
using cross sectional design using a quantitative approach. The interview was conducted on 40 patients
with breast cancer. Samples were selected by simple random sampling. The results of comparison of
proportions delay breast cancer treatment according to the status of family social support is 7.5: 3.6.
Testing single relationship between social support by the family to delay treatment shows that there
was a significant relationship between social support with treatment of breast cancer (p <0.05). The
conclusions are the proportion of delay in treatment more on the respondents were less lack support and
there is a relationship between social support to the treatment of breast cancer cases in Yayasan Kanker
Wisnuwardhana Surabaya.

Keywords: breast cancer, delay treatment, social support.

Abstrak: Di Kota Surabaya, jumlah penderita kanker payudara yang ditemukan dan diobati pada tahun
2014 ialah sebesar 709 kasus. Dukungan sosial keluarga dianggap sebagai salah satu pendorong penderita
untuk berobat. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung proporsi keterlambatan berobat kanker
payudara berdasar dukungan sosial keluarga dan menganalisis hubungan dukungan social keluarga
terhadap pengobatan kasus kanker payudara di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya. Penelitian
menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Wawancara dilaksanakan pada
40 penderita kanker payudara. Sampel ditarik dari populasi dengan cara simple random sampling. Hasil
perbandingan proporsi keterlambatan pengobatan kanker payudara menurut status dukungan sosial
keluarga ialah 7,5:3,6. Pengujian hubungan tunggal antara dukungan sosial oleh keluarga terhadap
pengobatan menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara dukungan sosial keluarga dengan
pengobatan kanker payudara (p< 0,05). Kesimpulannya adalah proporsi keterlambatan berobat terbanyak
pada responden yang kurang mendapat dukungan sosial, ada hubungan antara dukungan sosial terhadap
pengobatan kasus kanker payudara di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya.

Kata kunci: dukungan sosial, kanker payudara, keterlambatan pengobatan.

PENDAHULUAN menular, namun bersifat kronis dalam


Data Riset Kesehatan Dasar Indonesia perkembangan etiologi penyakitnya
(2013) menggambarkan bahwa sebanyak Kanker menurut Wahyuni (2013) ialah
35% kejadian penyakit yang dilaporkan suatu penyakit pada DNA pembentukan
ialah penyakit menular yang berasal dari kromosom yang terdapat pada inti sel.
agen biologis, sedangkan sisanya 65% ialah Penyakit kanker terlihat seperti adanya
penyakit yang tidak menular. Pergeseran daging atau substansi yang tumbuh
ini menunjukkan bahwa penyakit yang ada secara abnormal di dalam tubuh kita dan
bukan berasal dari sebuah agen biologis, menyebabkan terjadinya luka yang sangat
namun disebabkan oleh gaya hidup hebat dan mengeluarkan nanah. Sel kanker
masyarakat masa kini. Penyakit kanker memiliki bentuk dan warna yang beraneka
merupakan salah satu penyakit yang tidak macam, hal ini disebabkan oleh kadar asam
nukleat dalam inti sangat tinggi. Sel ini tidak

218
219 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 218–228

tersebar di daerah sekitarnya. Inti relatif Society, 2008). Menurut American Cancer
lebih besar terhadap sitoplasma dengan rasio Society pada tahun 2012 jumlah kasus baru
hampir mendekati 1 rasio nukleoar. Insidens kanker payudara di dunia adalah 1.700.000
mitosa naik, serta susunan sel bersifat tidak kasus, kemudian sebanyak 53% dari kasus
teratur (Sukardja, 1996). kanker payudara di dunia berada di negara
Sifat sel kanker adalah tumbuh secara yang sedang berkembang. Sebanyak 59%
berkelanjutan, lebih cepat, lebih tidak dari penderita kanker payudara di dunia
berbatas, mendesak serta merusak sel-sel berada di benua Asia, sebanyak 39%
di sekitarnya, dapat bergerak amoeboid merupakan kasus baru, kemudian sebanyak
sehingga dapat mengadakan invasi jaringan 44% penderita mengalami kematian, dan
sekitarnya dan metastase yang bersifat hanya sebesar 37% penderita yang dapat
regional maupun jauh, tidak mengenal bertahan selama 5 tahun (American Cancer
koordinasi dan batas-batas kewajaran. Society, 2012).
Sel kanker dapat menyusup ke dalam sel Di Indonesia, hasil Riskedas 2013
normal. Sel kanker tidak akan berhenti menunjukkan bahwa penyakit kanker
apabila terkena kontak dengan sel di mendapat urutan ke-5 sebagai penyakit yang
sekitarnya. Sel kanker tetap bertumbuh memiliki prevalensi terbanyak diantara 10
meskipun di tempat yang tidak semestinya penyakit lainnya. Sesuai dengan hal ini,
sehingga menimbulkan anak sebar atau menurut profil kesehatan Jawa Timur
metastase. Sel kanker tidak mengenal pada tahun 2012 penyakit kanker yang
batas kepadatan sehingga sel tetap terus memiliki angka kejadian tinggi ialah kanker
bertumbuh (Sukardja, 1996). payudara. Kanker Payudara mendapat
Kasus kanker banyak ditemukan peringkat ke 3 pada 10 penyakit terbanyak
di dunia ialah kanker payudara. Kanker yang mendapatkan perawatan inap di RS
Payudara ialah malignant tumor yang pemerintah kelas A tahun 2012 di Provinsi
berasal dari payudara (American Cancer Jawa Timur. Di Kota Surabaya tahun
Society, 2008). Kanker payudara ialah tumor 2014, jumlah kasus kanker payudara yang
pada payudara yang menginvasi daerah ditemukan dan diobati pada tahun 2014
sekitar payudara dan menyebar keseluruh ialah sebesar 709 kasus dengan proporsi
tubuh (American Cancer Society, 2014). sebesar 35,86%.
Kanker payudara memiliki berbagai macam Menurut Karnadihardja (1987),
faktor risiko. Berikut merupakan penjelasan secara sederhana stadium kanker dapat
faktor risiko tersebut. Diet yang salah dikelompokkan menjadi 2, yaitu: stadium
sehingga menyebabkan kegemukan setelah dini (stadium I dan II) dan stadium lanjut
menopause. Konsumsi serat kurang dari (stadium III dan IV). Apabila stadium
½ kg per hari. Seringnya mengkonsumsi kanker ditinjau dari kemungkinan
makanan cepat saji. Konsumsi alkohol kesembuhan, digolongkan sebagai berikut.
berlebihan. Wanita yang mendapat haid Stadium dini (early stage) ialah suatu
pertama di bawah umur 12 tahun. Usia tingkat yang menunjukkan kanker belum
melahirkan anak pertama diatas 35 tahun. lama diketahui pertumbuhannya masih kecil,
Wanita yang mengalami menopause diatas letaknya masih lokal terbatas pada organ
usia 50 tahun. Wanita yang menggunakan tempat asal tumbuh serta belum menyebab
kontrasepsi oral diatas 7 tahun. Tidak adanya kerusakan organ sekitar. Stadium lanjut
keturunan atau kemandulan. Wanita yang (advanced stage) ialah suatu tingkat kanker
tidak menikah. Riwayat keluarga menderita yang sudah menimbulkan kerusakan yang
tumor atau kanker payudara. Mempunyai cukup besar pada organ yang ditumbuhi
riwayat terpapar radiasi (DEPKES RI, serta telah mengadakan penyebaran regional
2009). dan infiltrasi ke jaringan lainnya sehingga
Prediksi American Cancer Society pada menyebabkan kemungkinan kesembuhan
tahun 2030, kasus kanker akan meningkat kecil. Stadium sangat lanjut (for advanced
menjadi 21.400.000 jiwa di dunia dan stage) adalah tingkat kanker yang
13.200.000 jiwa di dunia akan meninggal menunjukkan bahwa kanker telah lama ada
karena penyakit kanker (American Cancer serta membesar, keadaannya sama seperti
Kevin Patar A. dan M. Atoillah Isfandiari, Hubungan Dukungan Sosial Ter… 220

stadium lanjut, disertai metastase luas lebih aman karena tidak tahu bahwa dirinya
diseluruh tubuh dan memiliki kemungkinan terdiagnosis kanker. Pasien tidak melihat
sembuh sangat keci (Sukardja, 2010). bahwa mereka berisiko terkena kanker
Penanganan kanker pada umumnya payudara. Faktor keluarga penderita dan
dilakukan terapi sebagai berikut. Operasi komitmen akan pekerjaan pasien, karena
dengan membuang tumor dengan pasien takut meninggalkan tanggung jawab
tujuan memperbaiki komplikasi, dan di dalam keluarga serta takut terganggu
merekronstuksi defek yang ada melalui pekerjaannya apabila mengikuti pengobatan
pembedahan. Radiotheraphy untuk kanker payudara.
menghancurkan kanker dengan sinar Penundaan pengobatan bisa terjadi
ionisasi. Chemoteraphy untuk membunuh oleh karena faktor-faktor yang berasal dari
sel-sel kanker dengan obat anti kanker dalam individu. Faktor internal pasien yang
yang disebut sitostatika. Hormonteraphy menghambat penderita untuk berobat adalah
untuk mengubah lingkungan hidup kanker sebagai berikut. Pada stadium dini penderita
sehingga pertumbuhannya terganggu merasa sehat sehingga penyakitnya dibiarkan
dan akhirnya sel kanker mati sendiri. saja sampai beberapa lama, bulanan, atau
Immunoteraphy untuk memperkuat daya tahunan sampai penyakitnya tidak tertahan.
tahan tubuh dan memperbesar kemampuan Penderita kurang memperhatikan diri
tubuh menghancurkan sel kanker. sendiri, sehingga penderita baru menyadari
Elektrokoagulasi dengan membakar sel- dan mengetahui adanya tumor di dalam
sel kanker dengan alat listrik electrocauter. tubuhnya sesudah tumor itu besar atau
Lasersurgery dilakukan dengan membakar sesudah timbul keluhan. Penderita tidak
sel-sel kanker menggunakan sinar laser memahami atau kurang menyadari akan
seperti Nd-laser dan YAG-laser. Cyrosurgery bahaya kanker. Adanya rasa takut karena
dilakukan dengan membekukan sel-sel diketahui bahwa penyakitnya. Penderita
kanker sampai mati dengan menggunakan merasa takut untuk pergi ke dokter. Penderita
karbondioksida. Chemosurgery dilakukan memiliki ketakutan untuk dioperasi.
dengan membunuh sel-sel kanker dengan Penderita merasa ketakutan penyakitnya
bahan kimia. Terapi kombinasi dilakukan cepat menyebar. Penderita merasa takut
dengan cara mengkombinasikan antara terhadap penyakitnya. Penderita tidak punya
cara-cara terapi yang telah disebutkan diatas biaya. Keluarga penderita tidak mengijinkan
(Sukardja, 2010). ke dokter. Rumah penderita jauh dari dokter
Keterlambatan pengobatan adalah atau pelayanan kesehatan (Sukardja, 1996).
penderita kanker payudara datang untuk Perilaku perubahan kesehatan pada
mendapat pengobatan dalam stadium lanjut individu sendiri dapat ditentukan beberapa
atau sudah parah sehingga tindakan tidak faktor. Faktor-faktor tersebut menurut
dapat dilakukan (Tiolena, 2009). Rastad dkk. Lawrence Green diidentifikasian menjadi
(2012) menyatakan bahwa keterlambatan 3 faktor. Faktor-faktor tersebut adalah yaitu
pengobatan disebabkan oleh beberapa faktor. faktor predisposisi (predisposing factors),
Faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai faktor pendukung (enabling factors), dan
berikut. Defisiensi informasi yang terjadi faktor pendorong (reinforcing factors)
karena penderita tidak merasakan adanya (Notoadmojo, 2007). Faktor predisposisi
gejala rasa sakit, walau ada keanehan pada ialah faktor pendorong berupa pengetahuan,
payudaranya. Keluarga penderita merasa sikap, keyakinan/kepercayaan, dan nilai
tidak adanya riwayat keluarga terkena yang dianut oleh seorang individu. Faktor
kanker payudara sehingga menyebabkan pendukung ialah faktor yang diwujudkan
ketidaktahuan keluarga mengenai apa yang melalui ketersediaan pelayanan atau
dihadapi keluarganya. Kesalahan diagnosis fasilitas untuk menangani permasalahan
yang dilakukan oleh dokter, karena penderita kesehatan. Faktor pendorong adalah faktor
kanker payudara memeriksakan keluhannya yang terwujud dalam bentuk dorongan dari
pada dokter bukan spesialis onkologi. kelompok refrensi tertentu disekitar individu
Penderita ketakutan apabila didiagnosis yang berpengaruh pada referensi perilaku
kanker payudara, sehingga mereka merasa masyarakat (Notoadmojo, 2007).
221 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 218–228

Dukungan sosial dalam keluarga Wisnuwardhana. Sampel pada penelitian


menurut House ialah sebagai berikut. ini sejumlah 40 penderita kanker payudara
Dukungan emosional, dukungan ini yang ada di yayasan ini. Pengambilan data
berupa ungkapan empati, kepedulian dilakukan pada bulan Mei 2016 sampai
dan perhatian terhadap keluarga yang dengan bulan Juni 2016. Pengambilan
bersangkutan. Dukungan penghargaan, data dilakukan menggunakan kuesioner.
dukungan ini berupa ungkapan hormat Kuesioner tersebut berisi pertanyaan
positif untuk seseorang. Dukungan mengenai karakteristik responden, stadium
informatif, dukungan ini berupa nasehat, penderita berobat pertama kali, kemudian
petunjuk dan berupa saran-saran kepada kuesioner pengukuran dukungan sosial
yang berangkutan. Dukungan instrumental, keluarga sebanyak 15 item pertanyaan yang
dukungan ini berupa bantuan langsung yang mewakili 4 bentuk dukungan sosial.
diberikan seperti halnya bantuan materi Teknik analisis yang digunakan pada
atau pertolongan langsung (Smet, 1994). penelitian ini adalah teknik univariat dan
Dukungan sosial sangatlah diperlukan bagi teknik analisis bivariat. Analisis univariat
penderita kanker payudara saat penderita merupakan analisis yang akan digunakan
menjalani pengobatan kemoterapi (Saragih, untuk mendeskripsikan data dengan
2010). menggambarkan distribusi frekuensi dan
Menurut Mutmainah dkk. (2013), proporsi data. Analisis bivariat digunakan
melalui dukungan keluarga yang baik untuk menganalisis dua variabel untuk
dapat menjadikan seorang individu diketahui korelasinya. Analisis ini
menjadi lebih mandiri dan yakin akan menggunakan uji Chi-square dengan tingkat
kemampuannya sendiri. Melalui dukungan kemaknaan sebesar 0,05.
ini dapat meningkatkan motivasi dalam diri
seseorang. Dukungan keluarga merupakan
HASIL PENELITIAN
aspek yang sangat penting dan sangat
diperlukan dalam menentukan cepat atau Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa,
lambatnya proses kesembuhan yang dialami karakteristik usia penderita kanker payudara
pasien yang bersangkutan. di Yayasan Kanker Wisnuwardhana
Tujuan yang hendak dicapai pada Surabaya menunjukkan bahwa sebagian
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut. besar berada pada rentang usia masa tua.
Mengidentifikasi distribusi karakteristik Pada usia antara 41–65 tahun. Jumlah
penderita kanker payudara. Menghitung frekuensinya adalah sebesar 34 penderita
proporsi penderita kanker payudara yang dengan persentase sebesar 85% dari total
terlambat berobat menurut status dukungan responden.
sosial keluarga. Menganalisis hubungan Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa,
dukungan sosial keluarga terhadap karaktersitik status pekerjaan penderita
pengobatan kanker payudara di Yayasan kanker payudara di Yayasan Kanker
Kanker Wisnuwardhana Surabaya. Wisnuwardhana Surabaya menunjukkan
bahwa sebagian besar memiliki status
pekerjaan. Hasil ini berarti bahwa
METODE PENELITIAN
mayoritas responden adalah pekerja. Jumlah
Desain penelitian yang digunakan frekuensinya adalah sebesar 30 orang
ialah penelitian analitik dengan pendekatan dengan persentase sebanyak 75% dari total
cross sectional. Sasaran penelitian pada responden.
penelitian ini adalah penderita kanker Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa,
payudara yang terhimpun di Yayasan Kanker karakteristik tingkat pendidikan responden
Wisnuwardhana, yang dipilih menggunakan sebagian besar menunjukkan penderita
teknik simple random sampling melalui kanker payudara di Yayasan Kanker
data rekam medik (data pemeriksaan Wisnuwardhana Surabaya menunjukkan
USG) pasien yang pernah berkunjung bahwa sebagian besar responden memiliki
dan data penderita kanker payudara yang tingkat pendidikan pada jenjang pendidikan
pernah berkonsultasi di Yayasan Kanker tinggi. Hasil ini berarti bahwa responden
Kevin Patar A. dan M. Atoillah Isfandiari, Hubungan Dukungan Sosial Ter… 222

Tabel 1. Karakteristik Responden Kanker Payudara Di Yayasan Kanker Wisnuwardhana


Surabaya
Variabel Frekuensi Persentase
Usia Dewasa
6 15%
(18–40 tahun)
Masa Tua
34 85%
(41–65 tahun)
Status Pekerjaan Bekerja 30 75,0%
Tidak Bekerja 10 25,0%
Tingkat Pendidikan Pendidikan Menengah
(SMP-SMA atau SMK) 9 22,5%
Pendidikan Tinggi
(Perguruan Tinggi) 31 77,5%
Ketepatan Berobat Tepat Berobat
(Stadium 1–2) 21 52,5%
Terlambat Berobat
19 47,5%
(Stadium 3–4)

Keterangan:
a: Keluarga menunjukkan 4 bentuk dukungan sosial. c: Keluarga menunjukkan 2 bentuk dukungan sosial.
b: Keluarga menunjukkan 3 bentuk dukungan sosial. d: Keluarga menunjukkan 1 bentuk dukungan sosial.

Gambar 1. Distribusi Bentuk Dukungan Sosial Keluarga Yang Ditunjukkan Oleh Keluarga
Penderita Kanker Payudara di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya

mendapat pendidikan terakhir pada Wisnuwardhana Surabaya pada penelitian


jenjang perguruan tinggi (D3-S1). Dengan ini menunjukkan bahwa sebagian besar
jumlah frekuensi sebesar 31 orang dengan responden berobat pada katagori tepat
persentase sebesar 77,5% dari seluruh berobat. Penderita pada penelitian ini
responden. berobat pada stadium I–II. Jumlah
Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa, frekuensinya adalah sebesar 21 penderita
karakteristik ketepatan berobat penderita dengan persentase sebesar 52,5% dari total
kanker payudara di Yayasan Kanker responden pada penelitian ini.
223 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 218–228

Berdasarkan hasil observasi pada nasehat dan petuah bagi seorang individu.
penelitian ini, hasil penelitian karakteristik Dukungan instrumental adalah dukungan
responden ini bisa didukung oleh yang diberikan dalam bentuk bantuan
letak geografis dari Yayasan Kanker langsung.
Wisnuwardhana, serta jam operasional dari Gambar 1 menunjukkan bahwa beberapa
klinik yayasan ini. Yayasan ini beralamat di keluarga penderita kanker payudara di
Jalan Kayoon 16–18 Surabaya yang terletak Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya
tepat di jantung kota Surabaya. Karena sudah memberikan dukungan sosialnya
letaknya yang berada di tengah kota, maka secara ideal pada responden dengan
yayasan ini terletak berdekatan dengan memberikan 4 bentuk dukungan sosial pada
berbagai perkantoran di Kota Surabaya. Jam responden. Keluarga sudah memberikan
operasional di yayasan ini dimulai pada dukungan emosional, dukungan penghargaan,
pukul 08.00 sampai 13.00 dan dilanjutkan dukungan informatif, dan dukungan
kembali pada pukul 18.00 sampai 19.30. instrumental. Jumlah persentasenya
Sehingga memungkinkan para pekerja sebesar 47% dari total seluruh responden.
serta berbagai kalangan masyarakat untuk Sedangkan banyak keluarga penderita
mendapatkan pelayanan pemeriksaan kanker payudara di yayasan ini yang belum
kesehatan yang dialami pada payudaranya. memberikan dukungan sosialnya secara
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa utuh pada responden. Gambar tersebut juga
mayoritas penderita mendapat pengobatan menunjukkan bahwa
pada katagori tepat berobat. Hasil ini sebagian kecil dari keluarga responden hanya
didukung dengan temuan dilapangan yang menunjukkan dukungan sosialnya pada
menunjukkan bahwa mayoritas penderita responden dalam bentuk salah satu dukungan
yang terdata di yayasan ini adalah mereka sosial saja dengan presentase sebesar 17%
yang akan melakukan deteksi dini. Melalui dari total seluruh responden penderita kanker
hasil tersebut memungkinkan penanganan payudara di Yayasan Kanker Wisnuwardhana.
pengobatan sedini mungkin pada penderita Pada hasil penelitian ini akan ditunjukkan
sebelum terjadi keparahan. hasil dari pengukuran dukungan sosial
Dukungan sosial yang ideal ialah pada keluarga penderita kanker payudara di
dukungan yang diterima secara baik oleh Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya
individu yang meliputi 4 macam bentuk yang dihubungkan dengan status pengobatan
dukungan sosial. Bentuk-bentuk dukungan pertama kali penderita kanker payudara.
tersebut ialah dukungan emosional, Melalui tabel ini juga dapat diketahui
dukungan penghargaan, dukungan nilai p-value melalui uji chi square serta
informatif, dan dukungan instrumental. dapat diketahui nilai prevalens rasio guna
Dukungan emosional ialah dukungan dalam mengetahui peluang atau risiko keterlambatan
bentuk empati yang diberikan oleh keluarga. berobat akibat penundaan penderita kanker
Dukungan penghargaan adalah dukungan payudara di Yayasan Kanker Wisnuwardhana
yang diberikan dalam bentuk pengungkapan untuk mendapatkan pengobatan pertama kali
hormat positif yang diberikan oleh keluarga. dengan menggunakan program analisis Epi
dukungan informatif ialah dukungan yang Info.
diberikan oleh keluarga dalam bentuk

Tabel 2. Hubungan Dukungan Sosial Terhadap Pengobatan Kanker Payudara Di Yayasan


Kanker Wisnuwardhana Surabaya
Terlambat Berobat Tepat Berobat Total
Dukungan Sosial Kurang 9 (a) 3 (b) 12
(75,0%) (25,0%) (100%)
Dukungan Sosial Baik 10 (c) 18 (d) 28
(35,7%) (64,3%) (100%)
19 21 40
Total
(47,5%) (52,5%) (100%)
Kevin Patar A. dan M. Atoillah Isfandiari, Hubungan Dukungan Sosial Ter… 224

Hasil perhitungan proporsi tersebut: menunjukkan bahwa responden penderita


Proporsi penderita kanker payudara di kanker payudara di Yayasan Kanker
Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya Wisnuwardhana Surabaya terbanyak pada
dengan dukungan sosial keluarga kurang rentang usia masa tua. Hasil penelitian ini
dan mengalami keterlambatan berobat = a/ sesuai dengan hasil penelitian Sari dkk.,
(a+b), 9/(9+3) = 0,75, yang berarti bahwa (2012) yang mendapati bahwa responden
sebanyak 75% penderita kanker payudara di penderita kanker payudara terbanyak pada
Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya rentan usia 41–65 tahun. Hasil penelitian
yang kurang mendapatkan dukungan sosial ini didukung dengan hasil penelitian yang
keluarga mengalami keterlambatan berobat. dilakukan oleh Harianto (2005), yang
Sedangkan, proporsi penderita kanker menunjukkan bahwa insidensi kanker
payudara di Yayasan Kanker Wisnuwardhana payudara meningkat seiring bertambahnya
Surabaya dengan dukungan sosial keluarga usia. Namun hasil penelitian ini berbeda
baik dan mengalami keterlambatan berobat dengan yang didapatkan oleh Anggorowati
= c/(c+d), 10/(10+18) = 0,36, yang berarti (2012), yang mendapati hasil penelitian
bahwa sebanyak 36% penderita kanker bahwa kejadian kanker payudara terjadi
payudara di Yayasan Kanker Wisnuwardhana pada wanita yang berusia di bawah 42
Surabaya yang mendapatkan dukungan tahun. Hasil ini didukung dengan observasi
sosial keluarga dengan baik mengalami di lapangan yang menunjukkan bahwa
keterlambatan berobat. pemeriksaan deteksi dini payudara di
Selanjutnya, hasil pada tabel 2 diuji Klinik Yayasan Kanker Wisnuwardhana
untuk mengetahui hubungan antara Surabaya mencakup semua usia, sehingga
dukungan sosial dengan status pengobatan memungkinkan setiap perempuan pada
penderita kanker payudara. Hasil uji tersebut semua rentang untuk memeriksakan
menggunakan tingkat kemaknaan sebesar keadaan maupun gejala yang terdapat di
0,05 atau memiliki nilai α sebesar 0,05. payudaranya.
Dari pengujian tersebut didapati bahwa Hasil penelitian karakteristik
nilai p = 0,0226, yang berarti bahwa nilai p status pekerjaan responden penderita
kurang dari α sehingga dapat disimpulkan kanker payudara di Yayasan Kanker
bahwa terdapat hubungan antara dukungan Wisnuwardhana Surabaya mendapati
sosial keluarga terhadap pengobatan kanker hasil bahwa sebagian besar responden
payudara di Yayasan Kanker Wisnuwardhana penderita kanker payudara pada penelitian
Surabaya. ini memiliki status pekerjaan sebagai
Melalui hasil perhitungan nilai pekerja. Hasil penelitian ini tidak sesuai
Rasio Prevalensi pada penelitian ini juga dengan hasil penelitian yang dilakukan
menunjukkan nilai Rasio Prevalensi (RP) oleh Hikmanti dan Adriani (2014), yang
2,100; dengan 95%CI (1,1586 < RP < mendapati bahwa penderita kanker payudara
3,8062) nilai ini memiliki arti bahwa baik yang terlambat berobat maupun tepat
penderita kanker payudara di Yayasan berobat terbanyak pada mereka yang
Kanker Wisnuwardhana Surabaya yang berstatus sebagai IRT (ibu rumah tangga)
kurang mendapatkan dukungan sosial atau tidak bekerja. Hasil penelitian serupa
keluarga memiliki peluang untuk mengalami juga didapatkan oleh Tiolena (2009), yang
keterlambatan mendapatkan pengobatan mendapatkan hasil bahwa penderita kanker
sebesar 2,1 kali lebih besar dibanding payudara yang terlambat berobat ialah
penderita kanker payudara di Yayasan mereka yang memiliki status pekerjaan
Kanker Wisnuwardhana Surabaya yang sebagai IRT. Perbedaan hasil penelitian pada
mendapatkan dukungan sosial keluarga penderita kanker payudara ini bisa terjadi
dengan baik. oleh karena perbedaan metode penelitian
dan metode sampling yang digunakan
pada kedua penelitian ini. Pada penelitian
PEMBAHASAN
ini menggunakan metode kuantitatif,
Hasil penelitian pada karakteristik sedangkan pada penelitian yang dilakukan
usia responden penderita kanker payudara oleh Hikmanti dan Adriani serta Tiolena
225 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 218–228

menggunakan sampling accidental dan Beberapa penderita yang berkonsultasi


menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pihak yayasan mengenai penyakit
sehingga menyebabkan terjadinya perbedaan kanker yang sedang dihadapi supaya
hasil penelitian. mendapat kiat-kiat untuk mempertahankan
Hasil penelitian karakteristik pendidikan kondisi psikologis dari penderita dalam
responden penderita kanker payudara menjalani serangkaian pengobatan yang
di Yayasan Kanker Wisnuwardhana akan dijalani. Pada hasil penelitian yang
Surabaya menunjukkan bahwa sebagian dilakukan oleh Pratiwi (2011), para penderita
besar memiliki pendidikan pada jenjang kanker payudara yang berpartisipasi pada
perguruan tinggi. Hasil penelitian ini penelitian tersebut ialah mereka yang akan
sesuai dengan hasil penelitian yang menjalani pengobatan pertama maupun
didapati oleh Djatmiko dkk. (2013) yang lanjutan di rumah sakit. Adapun rumah sakit
mendapati mayoritas penderita kanker pada penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi
payudara ialah mereka yang mempunyai adalah rumah sakit yang menjadi rujukan
pendidikan terakhir pada jenjang D3, S1 guna menangani pengobatan lanjutan bagi
dan diatas jenjang S1. Kesamaan dari hail penderita kanker payudara yang tentunya
penelitian ini bisa terjadi karena jenis dan sudah mencapai stadium lanjut. Sehingga
metode yang digunakan dalam penelitian dapat kita ketahui bahwa perbedaan hasil
ini sama. Hasil observasi penelitian di penelitian ini bisa disebabkan oleh adanya
lapangan pada saat proses pengambilan data, perbedaan tujuan dari penderita untuk
menunjukkan bahwa beberapa penderita mendapatkan pengobatan atau pelayanan
kanker payudara yang berpartisipasi pada yang berkaitan dengan gejala kesehatan
penelitian ini mengatakan bahwa mereka yang terjadi pada payudara penderita.
berobat di rumah sakit penanganan kanker Hasil perbandingan proporsi penderita
yang menjadi tempat dari penelitian yang kanker payudara di Yayasan Kanker
dilakukan oleh Djatmiko dkk. pada tahun Wisnuwardhana Surabaya yang terlambat
2013. Maka berdasarkan observasi tersebut berobat dengan dukungan sosial keluarga
dapat terlihat terjadinya kemungkinan kurang dengan proporsi penderita kanker
kesamaan hasil oleh karena kesamaan payudara yang terlambat berobat dengan
tempat destinasi pengobatan lanjutan pada dukungan sosial keluarga baik ialah sebesar
penderita kanker payudara pada penelitian 7,5:3,6. Hasil yang didapatkan pada
ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
Djatmiko dkk. besar penderita kanker payudara di Yayasan
Hasil penelitian karakteristik status Kanker Wisnuwardhana Surabaya yang
pengobatan responden penderita kanker terlambat berobat terpapar dengan kurang
payudara di Yayasan Kanker Wisnuwardhana mendapatkan dukungan sosial keluarga.
Surabaya menunjukkan bahwa mayoritas Hasil penelitian ini didukung dengan hasil
responden penderita kanker payudara pada penelitian yang dilakukan oleh Sari dkk.
penelitian ini berobat pada katagori tepat (2012), yang menunjukkan bahwa penderita
berobat. Hasil penelitian ini tidak sesuai kanker payudara yang mempunyai status
dengan hasil penelitian yang didapati oleh dukungan keluarga rendah maka akan
Pratiwi (2011) yang mendapatkan hasil berisiko serta berpeluang untuk mengalami
bahwa sebanyak 60-70% pasien kanker 9 kali lebih rendah memiliki motivasi dalam
payudara berobat pertama kali pada menjalani pengobatan, dibanding penderita
stadium 3 dan stadium 4. Berdasarkan hasil kanker payudara yang memiliki status
observasi penelitian di lapangan, sebagian dukungan keluarga yang tinggi. Dari hasil
besar penderita yang datang berkunjung tersebut dapat diketahui bahwa dukungan
ke yayasan ini ialah mereka yang memiliki keluarga berbanding lurus mempengaruhi
tujuan untuk melakukan deteksi dini pada motivasi penderita kanker payudara untuk
payudaranya. Pelayanan yang didapat mendapatkan pengobatan. Hasil pada
memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
keparahan atau untuk mengetahui penyebab pada penderita kanker payudara yang
terjadinya gejala pada payudaranya. dilakukan oleh Mutmainah dkk. (2013),
Kevin Patar A. dan M. Atoillah Isfandiari, Hubungan Dukungan Sosial Ter… 226

yang mendapati hasil bahwa terdapat Rasio Prevalensi sebesar 2,100. Hasil ini
hubungan antara dukungan keluarga dengan berarti bahwa penderita kanker payudara
motivasi untuk sembuh dari penderita kanker di Yayasan Kanker Wisnuwardhana yang
payudara sehingga mendorong penderita kurang mendapatkan dukungan sosial
untuk segera mendapatkan pengobatan. keluarga yang memiliki peluang atau risiko
Hasil gambaran diskripsi dukungan untuk terlambat mendapatkan pengobatan
keluarga pada penelitian ini menunjukkan sebesar 2 kali lebih besar dibanding
bahwa beberapa penderita kanker payudara penderita kanker payudara yang memiliki
sudah mendapatkan dukungan sosial status dukungan sosial keluarga yang baik.
keluarga dengan ideal. Hasil ini berarti Hasil pada penelitian ini sesuai dengan
bahwa penderita sudah menerima 4 bentuk hasil pada penelitian yang dilakukan oleh
dukungan sosial di dalam keluarganya, Sari dkk. (2012), yang mendapatkan hasil
namun sebagian besar belum mendapat dukungan keluarga berbanding lurus
belum mendapatkan dukungan sosial mempengaruhi motivasi penderita untuk
keluarga secara penuh. Hasil penelitian berobat. Hasil pada penelitian ini juga sesuai
ini memiliki makna bahwa sebagian besar dengan hasil penelitian pada penderita
responden penderita kanker payudara di kanker payudara yang dilakukan oleh
Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya Mutmainah dkk. (2013), hasil penelitian
sebagian besar sudah mendapatkan ini mendapati bahwa terdapat hubungan
dukungan untuk menjadi pribadi yang lebih antara dukungan keluarga dengan motivasi
mandiri, serta yakin akan kemampuannya untuk sembuh dari penderita kanker
sendiri sehingga dapat meningkatkan payudara. Hasil observasi peneliti di
motivasi di dalam dirinya. Secara khusus lapangan menemukan bahwa, sebagian besar
memiliki motivasi dalam menjalani penderita yang berobat tepat mengatakan
pengobatan penyakit kanker payudara bahwa sudah mendapatkan dukungan penuh
(Mutmainah dkk., 2013). dari keluarga yang memotivasi penderita
Hasil ini juga didukung dengan kanker payudara untuk segera sembuh.
hasil observasi di lapangan, yakni cerita Oleh karena itu penderita kanker payudara
penderita. Penderita bercerita bahwa merasa bahwa kesehatan dari dirinya
mereka yang mendapatkan dukungan sendiri adalah sebagai sebuah prioritas bagi
dari keluarganya akan membuat mereka keluarganya dan merupakan kebutuhan
merasa sangat dihargai, merasa keluarga pokok bagi keluarganya. Beberapa
membutuhkan penderita serta menginginkan penderita juga menceritakan bahwa,
penderita untuk selalu bersama keluarga melalui dukungan sosial keluarga yang
dalam menjalani berbagai aktivitas dan diterima oleh responden penderita kanker
kegiatan di dalam keluarga. Oleh karena itu payudara memiliki dampak bagi penderita
melalui dukungan tersebut dapat memotivasi yakni menekan tingkat stress yang dialami
penderita untuk berusaha melawan penyakit pasca dinyatakan terdiagnosis kanker oleh
yang sedang dialami, maka penderita akan dokter. Namun ketika mendengar motivasi
termotivasi untuk mendapatkan pengobatan dan melihat usaha maupun keterlibatan
dan merasa dikuatkan dalam menjalani keluarga untuk memberikan dukungan bagi
gejala-gejala yang dia rasakan. penderita untuk segera mendapatkan atau
Hasil pada penelitian hubungan mencari pengobatan. Para penderita ini
dukungan sosial terhadap pengobatan menjadi semangat kembali untuk segera
kanker payudara di Yayasan Kanker mendapatkan pengobatan demi kesembuhan
Wisnuwardhana Surabaya menunjukkan penyakit kanker payudara yang sedang
hasil bahwa ada hubungan antara dukungan dialami. Melalui bentuk kongkrit dukungan
sosial keluarga terhadap keterlambatan inilah yang memotivasi penderita kanker
pengobatan kanker payudara di Yayasan payudara di Yayasan Kanker Wisnuwardhana
Kanker Wisnuwardhana Surabaya. Dari Surabaya untuk segera mendapat pengobatan
hasil penelitian ini juga dapat dilihat nilai tanpa penundaan untuk memperoleh
pengobatan sedini mungkin.
227 Jurnal Promkes, Vol. 3, No. 2 Desember 2015: 218–228

SIMPULAN mau terbuka dan bisa diwawancara serta


Karateristik penderita kanker payudara berpartisipasi aktif pada penelitian sehingga
di Yayasan Kanker Wisnuwardhana ialah tidak mengganggu proses penyusunan
penderita kanker payudara pada rentang usia laporan penelitian.
masa tua yang memiliki status pekerjaan S e b a i k n y a k e l u a rg a p e n d e r i t a
sebagai pekerja, serta berpendidikan pada berpartisipasi aktif bertanya kepada
jenjang perguruan tinggi, dan berobat pada penderita mengenai apa yang dirasakan.
katagori tepat berobat. Proporsi penderita Kemudian keluarga juga ikut berperan
kanker payudara di Yayasan Kanker aktif dalam usaha mencari pengobatan
Wisnuwardhana Surabaya yang terlambat bagi penderita, sehingga menekan angka
berobat karena kurang mendapatkan keterlambatan berobat. Keluarga selalu
dukungan sosial dari keluarga lebih besar mendampingi penderita baik pada saat
dibandingkan proposi penderita kanker penderita memeriksakan diri pada dokter
payudara yang terlambat berobat namun maupun pada saat penderita memeriksakan
merasakan dukungan sosial keluarga yang gejala yang dihadapi.
baik. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara dukungan DAFTAR PUSTAKA
sosial keluarga terhadap keterlambatan
American Cancer Society, 2014. Breast
pengobatan kasus kanker payudara di
Cancer. Atlanta: American Cancer
Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya.
Society.
Penderita kanker payudara di Yayasan
American Cancer Society, 2014. Cancer
Kanker Wisnuwardhana Surabaya yang
Facts And Figure. Atlanta: American
kurang mendapatkan dukungan sosial akan
Cancer Society.
berpeluang untuk terlambat berobat sebesar
American Cancer Society, 2012. Global
2,1 kali lebih besar dibandingkan penderita
Facts And Figure. 3rd ed. Atlanta.
kanker payudara yang terlambat berobat
American Cancer Society, 2008. Global
yang sudah merasakan dukungan sosial
Facts And Figure 2nd Edition. 2nd ed.
dengan baik.
Atlanta: American Cancer Society.
Anggorowati, L., 2013. Faktor Risiko Kanker
SARAN Payudara Wanita. Jurnal Kesehatan
Sebaiknya pihak Yayasan Kanker Masyarakat, VIII(2), pp.121–26.
Wisnuwardhana mengadakan kegiatan Badan Penelitian Dan Pengembangan
pendampingan serta pembinaan keluarga Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,
penderita kanker payudara melalui 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun
jangkauan relawan dan komunitas peduli 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan
penanggulangan kanker berbasis masyarakat. Republik Indonesia.
Kegiatan ini terfokus pada edukasi keluarga Departemen Kesehatan RI, 2009. Buku Saku
penderita kanker payudara. Tujuannya Pencegahan Kanker Leher Rahim Dan
adalah untuk memberikan edukasi mengenai Kanker Payudara. Jakarta: Departemen
keterlibatan keluarga melalui bentuk Kesehatan RI
dukungan sosial pada setiap proses kegiatan Dewi, E.N., 2013. Perilaku Mencari
pengobatan penderita kanker bagi penderita Pengobatan Pada Penderita Kanker
kanker payudara sendiri. Payudara (Studi Kasus Pada Penderita
Sebaiknya peneliti selanjutnya lebih Kanker Payudara Berhasil Sembuh
berpartisipasi secara aktif pada pemberian Menjalani Pengobatan Secara Medis).
edukasi pada keluarga penderita mengenai Undergraduate Thesis. Surakarta:
dukungan sosial bagi penderita, guna Universitas Muhammadyah Universitas
memotivasi penderita untuk sembuh. Muhammadyah
Kemudian peneliti selanjutnya lebih Djatmiko, A., Octovianus, J., Fortunata, N.
mengatur waktu dan mematangkan persiapan & Andaru, I., 2013. Profil Cancer Delay
penelitian dengan tepat. Oleh karena Pada Kasus Kanker Payudara di RS
sulitnya mencari responden penderita yang Onkologi Surabaya. Indonesian Journal
Of Cancer, VII, pp.47–52.
Kevin Patar A. dan M. Atoillah Isfandiari, Hubungan Dukungan Sosial Ter… 228

Harianto dkk. 2005. Risiko Penggunaan pil Thesis. Surabaya: Universitas


Kontrasepsi kombinasi terhadap Kejadian Airlangga.
Kanker Payudara pada reseptor KB di Sari, D.P., 2014. Gambaran Dukungan
perjan RS. Dr. Cipto Mangunkusumo. Keluarga Pada Pasien Kanker Yang
Majalah Ilmu Farmasi, 2(1) Menjalani Terapi Di RSUD Panembahan
Hikmanti, A. & Adriani, F.H.N., 2014. Senopati Bantul. Undergraduate Thesis.
Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Yogyakarta: Universitas Muhammadyah
Keterlambatan Pengobatan Pasien Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kanker Payudara. Jurnal Universitas Kesehatan.
Muhammadyah Semarang. Sari, M., Devi, Y.I. & Utami, A., 2012.
Karnadihardja. 1987. Buku Ajar Ilmu Bedah. Hubungan Dukungan KeluargaTerhadap
Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Motivasi Pasien Kanker Payudara
Komite Nasional Penanggulangan Kanker, Dalam Menjalani Kemoterapi Di Ruang
2015. Kanker Payudara. Jakarta: Cendrawasih 1 RSUD Arifin Achmad
Kementerian Kesehatan RI. Provinsi Riau. Jurnal Ners Indonesia,
Muhamad, M., Afshari, M. & Kazilan, II(2), pp.158–66.
F., 2011. Family Support In Cancer Smet, B., 1994. Psikologi Kesehatan.
Survivorship. Asian Pacific Journal Of Jakarta: Grasindo.
Cancer Prevention, XII, pp.1389–97. Sukardja, I.D.G., 2000. Onkologi Klinik.
Mutmainah, Rahayu, S., Priyogo, N.I. Surabaya: Airlangga University Press.
& Hartanti, R.D., 2013. Hubungan Tiolena H, R., 2009. Faktor-Faktor
Antara Dukungan Keluarga Terhadap Yang Mempengaruhi Keterlambatan
Motivasi Untuk Sembuh Pada Pasien Pengobatan Pada Wanita Penderita
Kanker Yang Menjalani Kemoterapi Di Kanker Payudara RSUP H. Adam Malik
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan. Medan Tahun 2008.
Laporan Penelitian. Pekalongan: Undergraduate Thesis. Medan: Universitas
STIKES Muhammadiyah Pekajangan Sumatera Utara Fakultas Kesehatan
Pekalongan Masyarakat Universitas Sumatera
Notoatmodjo, S., 2012. Promosi Kesehatan Utara.
Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Wahyuni, C.U., Martini, S., Isfandiari, M.A.
Cipta. Pemerintah Provinsi Jawa Timur, & Hargono, A., 2013. Epidemiologi
2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Penyakit Tidak Menular. Surabaya:
Timur. Surabaya: Pemprov Jatim. Fakultas Kesehatan Masyarakat
P r a t i w i , E . I . , 2 0 11 . F a k t o r Ya n g Universitas Airlangga.
Mempengaruhi Keterlambatan Penderita WHO, 2013. Latest Cancer Statistics Global
Kanker Payudara Dalam Memeriksakan Cancer Burden Rises To 14.1 Million
Diri Ke Pelayanan Kesehatan (Studi New Cases In 2012: Marked Increase In
Dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Breast Cancer Must Be Addressed. Lyon:
Dr. Soetomo Surabaya). Undergraduate IARC WHO.

Das könnte Ihnen auch gefallen