Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Tinah
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
ABSTRACT
Indonesia’s IPM (Human Development Index) was 0.617 and ranks the 124th of 187
countries. Human resources that need to be paid attention are teenagers. On this occasion,
teenagers need to consume enough food since the food which is consumed in adolescence age
will affect their health in the next phase of their life; that is, when they are adults and old
people. Some factors which influence nutrition status are food consumption and the incidence
of infection.
The objective of the research was to find out the correlation of dormitory food
preference and food consumption with nutrition status of the students at the Nursing
Department of Politeknik Kesehatan Medan, in 2014. The research used observational
quantitative approach with cross sectional study. The population was 350 students who
studied at the Nursing Department of Politeknik Kesehatan Medan, and 99 of them were used
as the samples, taken by using proportional random sampling technique. The data were
gathered by conducting observation and interviews with questionnaires and analyzed
descriptively on all variables of dormitory food preference and food consumption with
students’ nutrition status by using path analysis at α = 5%.
The result of the research showed that 70% of the respondents did not like the food in
the dormitory. The result of path analysis, using linear regression test, showed that there
were direct preference correlation with nutrition status at 0.061 and indirect preference
correlation with nutrition status through the level of energy adequacy at 0.07 which indicated
that preference could directly correlate without being through the level of energy adequacy.
It is recommended that the food provider at the Nursing Department of Politeknik
Kesehatan Medan provide qualified food in dormitory. Food processing should meet recipe
standard, portion standard, and ingredient standard so the taste of food served in dormitory
will be good and the students’ nutrition status will improve.
Variabel 1 Variabel 2 P R r
Preferensi Makanan Tingkat Kecukupan Energi 0.008 0,264 0,264
Status Gizi 0,196 0,131 0.061
Tingkat Kecukupan Status Gizi 0,005 0,280 0,264
energy
dapat dipotong secara diagonal dan untuk Untuk menjaga agar suhu hidangan
bahan tempe sebaiknya dipotong dadu agar tetap terjaga misalnya untuk hidangan sayur
bentuk makanan dalam satu hidangan sebaiknya diporsi dulu saja. Lalu kuahnya
menjadi lebih bervariasi. dihangatkan kembali, pada saat mahasiswa/i
Beberapa sampel yang menyatakan akan makan, kuah sayur baru dituangkan
tekstur makanan yang disajikan menjawab kedalam mangkuk sayur sehingga pada saat
41,4% menjawab tidak suka dan 30,0% makan sayur masih dalam keadaan hangat
menjawab kurang suka. Ini terjadi pada dan akan menimbulkan aroma masakanya.
menu ikan dencis goreng yang digoreng Atau gunakan alat saji yang dapat menjaga
terlalu keras dan alot, sehingga sampel suhu makanan tetap terjaga seperti termos
kesulitan pada saat memakanya. Sebaiknya dan panci pemanas untuk hidangan sayur.
ikan yang disajikan agak lebih besar lagi jadi Berdasarkan hasil jawaban preferensi
digoreng tidak mudah kering sekali. Dan makan siang aroma makanan yang
untuk hidangan nasi sampel menjawab suka dihidangkan pada menu ikan sambal dencis,
karena nasi memakai termos penghangat nasi putih dan sayur kol sebanyak 47,5%
nasi jadi masih panas saat di konsumsi. Dan mahasiswa/i menjawab tidak suka dan
untuk tekstur sayuran dimasak terlalu lama 28,2% menjawab kurang suka. Menurut
sehingga terlalu matang sehingga warnanya mahasiswa/i sebagian besar hidangan yang
kurang menarik, begitu juga dengan sayur disajikan tidak mengeluarkan aroma yang
kacang panjang yang dimasak terlalu lama, sedap terutama sayur dan lauk hewani
sebaiknya sayur dimasak jangan terlalu lama sehingga makanan yang disajikan tidak
sehingga warnanya masih menarik dan dapat menggugah selera. Pada hidangan tempe
mengugah selera makan. goreng juga tidak menimbulkan aroma yang
Berdasarkan hasil jawaban preferensi merangsang dikarenakan saat pengolahanya
makan siang besar porsi yang dihidangan bumbunya masih kurang.
sampel menjawab sebesar 45,5 % tidak suka Berdasarkan hasil wawancara kepada
dan 31,3% menjawab kurang suka untuk mahasiswa/i menu yang paling disukai
hidangan nasi sampel menjawab suka, mahasiswa/i adalah menu yang dihidangkan
karena porsi nasi diambil sendiri sesuai setiap hari kamis, karena pada saat itu menu
kebutuhan, tetapi untuk hidangan ikan dan yang disajikan adalah ayam sambal, gulai
tahu sampel menjawab kurang suka dan daun ubi tumbuk, dan disajikan pada waktu
tidak suka karena besar porsi pada lauk makan siang. Di samping kondisi
hewani dan nabati yang dihidangkan masih mahasiswa/i sudah lapar dan lauk hewani
terlalu kecil,dan bentuk potongan tahu dan yang paling disukai oleh mahasiswa/i di
tempe serta potongan sayur terong juga asrama adalah ayam sehingga tingkat
masih kurang menarik. preferensi pada menu tersebut tinggi dapat
Berdasarkan hasil jawaban preferensi dilihat hanya sedikit sisa makanan yang
makan siang suhu makanan yang tidak habis dimakan oleh mahasiswa/i.
dihidangkan pada mahasiswa menjawab Berdasarkan hasil jawaban pada
44,4% menjawab suka dan 28,% menjawab preferensi makan siang pada menu hidangan
kurang suka. Hidangan yang suhunya sudah yang sama terhadap rasa makanan yang
kurang terutama pada menu sayur dan lauk disajikan sampel menjawab 40,4% tidak
hewani. Hal ini disebabkan pada saat suka dan 34,3% sangat tidak suka. Pada
penyelenggaraan makan jarak antara penelitian ini rendahnya tingkat preferensi
pendistribusian dan waktu makan cukup pada rasa dikarenakan disebabkan aroma
lama kurang lebih 60 – 90 menit dan alat makanan dan bumbu masakan yang kurang
pemanas makanan juga tidak tersedia dikarenakan belum ada standar bumbu serta
sehingga suhu makanan yang disajikan suhu makanan terutama suhu pada sayur dan
menjadi kurang sehingga mempengaruhi lauk hewani. Untuk meningkatkan tingkat
terhadap penilaian mahasiswa/i. kesukaan pada rasa menu hidangan di
38
asrama sebaiknya hidangan yang disajikan merupakan menu yang paling disukai oleh
memiliki suhu, aroma dan bumbu yang baik mahasiswa/i, tetapi saat dilakukan penelitian
yaitu dengan menggunakan standar bumbu yang dilakukan hanya hari senin dan rabu.
pada proses pengolahan dan menjaga suhu Hasil penelitian ini sama dengan
makanan agar tetap hangat sampai saat hasil penelitian yang dilakukan oelh
mahasiswa/i akan makan dan makanan Christiana (2003). Pada penelitian Christiani
mempunyai tingkat kematangan yang sesuai yang dilakukan di Wing Dik Tekkal TNI –
bahan yang dimasak. Disamping itu kualitas AU Bandung didapatkan sebanyak 52,4%
bahan makanan yang disajikan haruslah menyatakan rasa makanan yang disajikan
mempunyai mutu yang baik sehingga kurang baik. Hal ini disebabkan suhu
makanan yang disajikan juga lebih baik makanan yang kurang, tingkat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi kematangan/tekstur yang terlalu matang
pada mahasiswa/i. serta belum adanya standar bumbu.
Dilihat dari warna, bentuk, aroma, Hasil ini sejalan dengan penelitian
tekstur, suhu, besar porsi masalah utama yang dilakukan oleh Fatimah (2008) di
yang dapat mempengaruhui preferensi Asrama Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang
makanan di asrama adalah rasa yang kurang yang penyelenggaraan makanan
enak pada makanan yang disajikan, dan menggunakan pihak lain/jasa katering
makanan yang dihidangkan sudah terlalu menyatakan bahwa 72,2% siswa
sering dikonsumsi atau tidak bervariasi menyatakan rasa makanan kurang enak,
sehinga mahasiswa/i bosan, akhirnya 69,7% siswa menyatakan aroma makanan
mahasiswa/i banyak mengkonsumsi kurang sedap, porsi hidangan tidak sesuai
makanan yang berasal dari luar asrama pada lauk hewani 48,5% dan cita rasa tidak
untuk memenuhi kebutuhan gizinya. memuaskan sebesar 45,8%. Hasil ini
Penilaian preferensi dilakukan pada berbeda dengan penelitian yang dilakukan
makan siang saja karena rata-rata tingkat oleh Asrina (2012) di Asrama SMA Negeri
preferensi makan pagi, makan siang dan 2 Tinggimoncong Kabupaten Gowa siswa
makan malam nilainya hampir sama yaitu pada umumnya menyatakan puas terhadap
sebesar 70% tingkat preferensi makanan di warna makanan, bentuk makanan, tekstur
asrama rendah. nasi, tekstur lauk nabati dan tekstur sayuran
Menu yang disajikan dalam satu hari pada makan pagi dan siang. Namun untuk
sering diulang pada priode makan makan malam siswa menyatakan kurang
selanjutnya karena sisa yang tidak dimakan puas.
mahasiswa/i dan dihidangkan lagi pada
priode makan selanjutnya hal ini yang sering 3. Hubungan Preferensi Makanan dengan
menimbulkan kebosanan pada mahasiswa, Status Gizi melalui Konsumsi Energi
karena di penyelenggaraan makanan tersebut Mahasiswa Jurusan Keperawatan
belum ada siklus menu jadi sering sekali Poltekkes Kemenkes Medan
terjadi pengulangan bahan makanan yang Pada analisis regresi diketahui bahwa
disajikan dan menu juga kurang bervariasi. preferensi tidak berhubungan dengan status
Juru masak yang ada juga tidak pernah gizi mahasiswa. Hal ini dapat dilihat
mendapat pelatihan tentang cara memasak berdasarkan analisis regresi bahwa nilai p =
sesuai standar resep. 0,547 (p>0,05). Berdasarkan hasil penelitian
Secara kategorik pada priode makan hubungan langsung preferensi terhadap
siang adalah menu makanan yang disukai status gizi adalah sebesar 0,061. Peningkatan
oleh mahasiswa/i karena pada makan siang status gizi secara langsung karena ada
umumnya mahasiswa/i sudah lapar sehingga hubungan preferensi sebesar 0,061 atau
penilai tingkat preferensi mahasiswa/i pada 6,1%.
tingkat suka, apalagi setiap hari kamis menu Hal ini sejalan Nasoetion (1989)
makan siang adalah sambal ayam yang bahwa penilaian terhadap berbagai kualitas
39
dikonsumsi dalam satu hari masih yang akan membawa danpak pada
kurang memenuhi angka kecukupan penurunan kualitas sumber daya
energi yang dianjurkan, sehingga manusia.
sebagian besar mahasiswa/i mengalami
kekurangan energi tingkat ringan.
4. Berat badan mahasiswa/i dapat kita DAFTAR PUSTAKA
kategorikan kekurangan berat badan
tingkat ringan karena sebagian besar Almatsier S. 2003 Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
mahasiswa mempunyai IMT rata –rata Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
18,47 kg/m² dan mahasiswa/i sebagian Budiyanto MAK. 2002.Dasar-dasar Ilmu
besar mengalami status gizi kurang. Gizi Malang : UMM Press
5. Preferensi makanan dan konsumsi Fathonah, Siti, 2003. Hubungan Persepsi
energi secara bersama sama siswa terhadap cita rasa dengan daya
mempengaruhi status gizi sebesar 8.2%, terima makan siang yang disajikan di
artinya sebanyak 91,8% status gizi asrama wing pendidikan teknik dan
mahasiswa/i dapat dipengaruhi oleh Pembekalan TNI-AU Bandung.
variabel lain seperti cita rasa makanan, Guhardja. S. 1984. Jadwal kegiatan Rumah
distribusi bahan makanan,variasi menu, tangga dan Kebiasaan Jajan. Equity
aktifitas fisik, citra diri (body image), Policy Center. Bogor.
jenis kelamin, pendidikan kebiasaan Habies. A.V. 1993. Prospek Pengembangan
merokok, dan tekanan mental yang Makanan Tradisional Rakyat
dialami mahasiswa/i. Indonesia Kasus Makanan Jajanan.
Makalah disajikan dalam Seminar
SARAN Pengembangan Pangan Tradisional
Berdasarkan hasil penelitian ini, Dalam Rangka Penganekaragaman
maka diharapkan kepada : Pangan.
1. Penyelenggaraan makanan di Jurusan Hidayat. 2011. Metode penelitian kebidanan
Keperawatan Politeknik Kesehatan dan Analisis Data. Surabaya Salemba
Medan agar lebih melihat ketersediaan Medika
pangan yang bermutu di asrama, Nasoetion, A. 1989. Cara Penilaian Kualitas
pengolahan makanan yang sesuai Hidangan, Dan Konsumsi Pangan,
standar resep, standar porsi pada lauk Laboratorium Gizi Masyarakat, Pusat
hewani dan lauk nabati serta standar Antar Universitas Pangan dan Gizi,
bumbu sehingga dapat meningkatkan Institut Pertanian Bogor.
cita rasa makanan yang disajikan di Supariasa, I., D., N., Bakri, B., Fajar, 1.,
asrama. 2001 . Penilaan status Gizi. Jakarta:
2. Perlunya membuat siklus menu untuk 7 EGC.
hari sehingga makanan yang disajikan
lebih bervariasi dan dapat mengurangi
tingkat kebosanan makanan di asrama.
3. Penyelenggaraan makanan di asrama
untuk melakukan penilaian cita rasa
makanan secara berkala dengan tujuan
meningkatkan cita rasa makanan yang
dihidangkan misalnya pada setiap akhir
pendidikan.
4. Penyelenggaraan makanan perlu
meningkatkan kualitas hidangan
makanan sehinnga dapat mengurangi
status gizi kurang pada mahasiswa/i