Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
pada infeksi saluran nafas atas, atau polusi udara toksik. Sedangkan gangguan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
1. Definisi
bau yang ada sehingga indra penghidu tidak dapat berfungsi secara normal
2. Etiologi
pembauan yang utama adalah penyakit pada rongga hidung dan/atau sinus,
sebelum terjadinya infeksi saluran nafas atas karena virus; dan trauma
1) Defek konduktif
2
menyebabkan penyakit mukosa yang progresif dan seringkali
keganasan.
kanula pada usia yang sangat muda dan dalam jangka waktu yang
2) Defek sentral/sensorineural
3
ontogenesis struktur olfakorius dan hipogonadisme
mempengaruhi pembauan.
pusat.
4
pembauan kadang merupakan gejala pertama dari proses
3. Patofisiologi
ini menyalurkan pesan ke otak, dimana bau dan rasa khusus di identifikasi.
Sel – sel olfaktori (saraf penciuman) di stimulasi oleh bau busuk di sekitar
kita. Contoh aroma dari mawar adonan pada roti. Sel–sel saraf ini
Bila molekul udara masuk, maka sel–sel ini mengirimkan impuls saraf.
5
Pada mekanisme terdapat gangguan atau kerusakan dari sel–sel olfaktorus
4. Klasifikasi
odoran tertentu.
5. Manifestasi
6
Pada kenyataannya, mereka mengeluhkan hilangnya deteksi rasa, yang
Tuti. 2014).
Gejala pada awal penyakit tidak memiliki gambaran klinis yang jelas,
pilek, radang sinus dan sakit kepala di daerah tulang frontal (Huriyati,
6. Komplikasi
- anosmia. Anosmia jauh lebih sulit diobati dan tidak sembuh total.
K.Mengko,. 2016) .
7
7. Pemeriksaan Penunjang
pada fossa kranii anterior, fraktur fossa kranii anterior yang tak diduga
fungsi ginjal dan hepar, fungsi endokrin, dan defisiensi gizi berdasarkan
2016).
8. Penatalaksanaan
8
ini dapat hilang bila penyebabnya diobati. Pada polip nasi, tumor hidung
terjadi hiposmia akibat dari sumbatan, yang akan hilang bila penyakitnya
diobati.
halusinasi bau yang timbul adalah bau busuk atau bau sesuatu yang
9
Kelainan psikologik seperti rendah diri mungkin menyebabkan merasa
bau badan atau bau napas sendiri. Pasien setelah diperiksa, bila ternyata
Terapi
1) Hiposmia Konduktif
kronik.
2) Hiposmia Sensorineural
10
Tidak ada terapi dengan kemanjuran yang telah terbukti bagi
kasus-kasus ini.
9. Prognosis
11
sembuh setelah gejala-gejala ISPA lainnya membaik. Karena alasan-
alasan yang belum jelas, pasien-pasien ini sebagian besar adalah wanita
total lima kali lebih sering terjadi pada benturan terhadap oksipital.
12
Pathway
Perubahan sensivitas
pada bau
HIPOSMIA
Anosmia
1. Pengkajian
a. Subjek
14
perempuan dibandingkan laki-laki.
Pada penelitin Rouby ditemukan
gangguang penghidung hiposmia
ditemukan pada 61% wanita dan 39%
laki-laki. Dalam konsumsi obat-obatan
pada perempuan dan laki-laki
memiliki perbedaan dan berpengaruh
terhadap fungsi penghidung seperti
obat kanker, antihistamin,anti
mikroba, anti tiroid dan lain-lain.
https://www.scribd.com/doc/ganggu
anfungsipenghidundanpemeriksaan
ya.file
- Pendidikan Prevelensi pada pendidikan
klien ? berpengaruh dalam hal hiposmia itu
sendiri.
depkes,2013.
- Pekerjaan klien Trauma di tempat perkerjaan/industri
? merupakan salah satu faktor
pendukung dari sisi pekerjaan dari
hiposmia
www.https.sss155_slide_trauma_mu
ka_dan_hidung.pdf
- Tempat tinggal Faktor lain yang bisa meninggkatkan
klien ? resiko seorang mengalami hiposmia
yaitu faktor lingkungan.
www.alodokter.com
15
Riwayat klien ? kehilangan sensasi penciuman
Kesehatan
http://journal.NASKAHPUBLIKAS
I.hiposmia.document.file
Riwayat Kesehatan Biasanya saat di lakukan pengkajian
Sekarang klien merasakan buntu pada hidung
dan nyeri kronis pada hidung,
kehilangan sensasi penciuman
.
http://journal.NASKAHPUBLIKAS
I.hiposmia.document.file
Riwayat kesehtan Biasnya penyakit bukan merupakan
kelurga penyakit keturunan, dan bisa juga ada
anggota keluarga yang menderita
penyakit yang sama seperti yang di
alami klien.
http://journal.NASKAHPUBLIKAS
I.hiposmia.document.file
Riwayat kesehatan Klien memiliki riwayat penyakit
dahulu sinusitis,rhinitis alergi serta riwayat
penyakit THT.klien pernah menderita
penyakit akut dan perdarahan hidung
atau trauma.
http://journal.NASKAHPUBLIKAS
I.hiposmia.document.file
16
b. Objek
permukaan, sehingga
Berdasarkan teori struktural, teori
bereaksi cepat saat terkena
revolusioner dan teori fungsional,
bau dari lingkungan. Dalam
maka fungsi fisiologis hidung dan
kasus kerusakan selaput
sinus paranasal adalah : 1) fungsi
lendir dari concha hidung,
respirasi untuk mengatur kondisi
udara tidak dapat sepenuhnya
udara (air conditioning), penyaring
menghubungi reseptor.
udara, humidifikasi, penyeimbang
(https://id.iliveok.com/health)
dalam pertukaran tekanan dan
17
membantu proses berbicara dan
5) refleks nasal
(Syaffa,2011)
c. Pemeriksaan Lab
18
(OSIT-J) pilihan jawaban
3 Tes UPSIT Tes ini berkembang di Kandungan 10-50A odoran.
(University of America, pada tes ini Hasilnya pemeriksaan akan
Pennsylvania terdapat buku yang dibagi oleh 6 kategori yaitu
Smell masin-masing memiliki 10 normosmia, mikrosmia
Identification) odoran ringan,berat dan sedang,
anosmia serta hiposmia
4 Tes The Tes ini dapat mendeteksi Ambang peghidung
Connectitut ambang penghidung, didapatkan bila jawaban
Chemosensory identifikasi odoran dan betul 5 kali berturut-turut
Clinical untuk evaluasi nerfus tanpa kesalahan. Nilai
Research trigeminal. Ambang ambang dan identifikasi
Center penghidung menggunakan dikalkulasikn dan dinilai
(CCCRC) laarutan butanol 4% dan sesuai skor CCRC
diencerkan dengan aqua
steril dengan
perbandungan 1:3,
sehingga didapatkan 8
pengenceran. Tes dimulai
dari pengenceran terkecil,
dan untuk meghindari bias
asien disuru menentukan
mana yang berisi odoran
tanpa perlu
mengidentifikasinya.
19
2. Diagnosa
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
2) Gangguan Persepsi Sensori
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Nutrisi Dan Cairan
4) Gangguan Pola Tidur (D.0055)
Kategori : Fisiologis
Sub Kategori : Aktivitas/istirahat
20
3. Intervensi
21
3. Disfungsi edema laring 2. Buang sekret dengan 2. Agar pasien
Neuromuskuler memotivasi pasien untuk tidak mengalami
4. Benda asing dalam melakukan batuk atau gangguan pada
jalan nafas penyedot lendir saat menarik
5. Sekresi yang tertahan nafas
6. Hiperplasia dinding
jalan nafas 3. Buka jalan nafas dengan 3. Untuk
7. Proses infeksi teknik chin lift atau jaw melancarkan
8. Respon alergi thrust,sebagaimana mestinya teknik
Situasional : pernapasan
1. Merokok aktif
2. Merokok pasif Health ducation :
3. Terpajan polutan 1. Ajarkan pasien bagaimana 1. Agar pasien bisa
menggunakan inhaler sesuai lebih
Gejala dan tanda mayor : resep, sebagaimana mestinya mengontrol
Subjektif : inhaler sesuai
(Tidak Tersedia) dengan resep
Objektif : yang di tentukan
Sputu berlebih
22
Mengi, whezzing
dan/atau ronkhi Monitor pernapasan :
kering Observasi :
1. Monitor sekresi pernafasan 1. Agar lebih
Gejala dan tanda minor : pasien mengetahui
Subjektif : seberapa banyak
Dispnea sekresi
Objektif : pernapasan
Gelisah pasien
23
bernafas
24
sensori teratasi dengan kriteria 2. Dengan bau
25
1.tidak tersedia sensasi bau,
namun bukan
merupakan
Objektif :
masalah klinis
1.tidak tersedia kecuali di
daerah-daerah
geografik yang
sangat
kekurangan
3 Defisit nutrisi (D.0019) 1. Status Nutrisi Menejemen Gangguan Makan
Kategori : fisiologis 2. Napsu makan Observasi :
Subkategori : Nutrisi dan 3. Status nutrisi : Energi 1. Observasi selama dan setelah 1. Agar bisa
cairan pemberian makan/makanan mengetahui
Definisi : asupan nutrisi Setelah di lakukan tindakan ringan untuk meyakinkan adanya
tidak cukup untuk keperawatan selama ....x 24jam bahwa intake/asupan intake/asupan
memenuhi kebutuhan diharapkan defisit nutrisi teratasi makanan yang cukup tercapai dengan baik
metabolisme dengan kriteria hasil : dan dipertahankan
Penyebab : 2. Monitor perilaku klien yang 2. Untuk
1. Ketidakmampuan Klien dapat melakukan berhubungan dengan pola memastikan apa
26
menelan makanan asupan makanan dengan makan penambahan dan pengaruh berat
2. Ketidakmampuan baik kehilangan berat badan badan klien
mencerna makanan Klien dapat menunjukkan terhadap pola
3. Ketidakmampuan asupan cairan dengan makannya
mengabsorbsi baik Mandiri :
nutrien Klien mampu 1. Dorong klien untuk 1. Agar lebih
menunnjukan adanya memonitor sendiri asupan mengerti tentang
Gejala dan Tanda Mayor: energi makann harian dan asupan makanan
Subjektif : Klien mampu menimbang berat badan yang akan di
(tidak Tersedia) menunjukkan secara tepat terima
hasrat/keinginan untuk 2. Beri tanggung jawab terkait 2. Agar bisa
Objektif : makan dengan pilihan – pilihan mengetahui jenis
(tidak tersedia) Klien mampu makanan dan aktivitas fisik makanan yang di
27
(tidak tersedia) jika diperlukan apabila ada hal
yang tidak
Kondisi klinis terkait : diinginkan
infeksi terjadi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan tim 1. Agar lebih
kesehatan lain untuk memperkuat
mengembangkan rencana dalam
perawatan dengan melibatkan mengembamgka
klien dan orang-orang n rencana
terdekatnya dengan tepat keperawatan
yang akan di
lakukan
28
badan yang sudah di tentukan terima bisa
mempertahanka
n berat badan
yang sudah di
tentukan
Health Education :
1. Ajarkan dandukung konsep 1. Agar lebih
nutrisi yang baik dengan klien mengetahui
(dan orang terdekat klien konsep nutrisi
dengan tepat) dengan baik
29
asupan makanan
yang akan di
konsumsi
Mandiri :
1. Ciptakan lingkungan yg 1. Agar lebih
optimal pada saat hygenis dalam
mengonsumsi makanan mengonsumsi
(misalnya, bersih, makanan
berventilasi, santai dan bebas
dari baau yang menyengat)
30
Health Education :
1. Anjurkan keluarga untuk 1. Agar keluarga bisa
membawa makanan favorit dengan mudah
pasien sementara [pasien] dalam memberikan
berada dirumah sakit atau perawatan sesuai
fasilitas perawatan yang yang di inginkan
sesuai
4 Gangguan Pola Tidur NOC : Peningkatan tidur
(D.0055) Tidur Observasi Observasi
Kategori : Fisiologis 1. Tentukan pola tidur atau aktivitas 1. Untuk mengetahui
Sub Kategori : pasien kemudahan dalam
Tujuan:
Aktivitas/istirahat tidur.
Setelah dilakukan tindakan
Definisi : keperawatan selama ….x24jam
Gangguan kualitas dan diharapkan Gangguan pola tidur Mandiri Mandiri
kuantitas waktu tifur akibat dapat teratasi.
1. Monitor pola tidur pasien, dan 1. Untuk
faktor eksternal
catat kondisi fisik (misalnya, mengidentifikasi
31
Kriteria Hasil : Apnea tidur, sumbatan jalan penyebab aktual
Gejala dan Tanda Mayor nafas, nyeri/ketidaknyamanan, dari gangguan tidur
1. Pola tidur tidak terganggu
Subjektif dan frekuensi buang air kecil)
2. Kualitas tidur
1. Mengeluh tidak puas dan/ atau psikologis (misalnya,
3. Apnea Tidur
tidur ketakutan atau kecemasan)
Klien tidak mengorok
2. Mengeluh pola tidur keadaan yang mengganggu tidur
berubah 2. Anjurkan pasien untuk
2. Mengetahui
3. Mengeluh istirahat memantau pola tidur
bagaimana
tidak cukup
pasien dapat
memantau pola
tidur
Heatlh Education
Health Education
1. Agar pasien
1. Ajarkan pasien dan orang maupun orang
terdekat mengenai faktor yang terdekat mampu
berkonstribusi terjadinya mengetahui faktor
gangguan pola tidur (misalnya, yang berkonstribusi
fisiologis, psikologis, pola hidup, terhadap gangguan
32
perubahan shift kerja yyang pola tidur
sering, perubahan zona waktu
yang cepat, jam kerja yang
panjang dan berlebihan, dan
faktor lingkungan lainnya Kolaborasi
1. Memberikan
Kolaborasi
tindakan yang
1. Diskusikan dengaan keluarga tepat dalam hal
mengenai tehnik untuk peningkatan
meningkatkan tidur tidur.
2. Untuk dapat
mengetahui
2. Sesuaikan dengan dokter pemberian obat
mengenai jadwal pemberian obat terhadap siklus
untuk mendukung tidur/siklus tidur/bangun
bangun pasien pasien
33
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
dimana indra penghidu mengalami gangguan yang tidak dapat mendeteksi bau
yang ada sehingga indra penghidu tidak dapat berfungsi secara normal.
seseorang.
34
DAFTAR PUSTAKA
Pusat PPNI
Huriyati, Efy., Nelvia, Tuti. 2014. Gangguan Fungsi Penghidu dan Pemeriksaannya.
Rambe, Andrina Y.M., Delfitri Munir, Yuritna Haryono. 2006. Epistaksis. Diambil
dari http://repository.usu.ac.pdf. diakses tanggal 22 Oktober 2018
Britsh, 2015. Journal Hospital Medicine on
March18,2015.https://www.uea.ac.uk>document. diakses tanggal 23
Oktober 2018
http://www. E-jornal Hiposmia.unhas.documents.file.2015. diakses tanggal 23
Oktober 2018
35