Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
NPM : 16506433
Kelas : Manajemen 5A
Jawaban:
Pertumbuhan ekonomi di 2018 berada di rentang Rp 5,1 persen-5,5
persen. Dengan permintaan domestik sebagai motor utamanya.
Adapun, pertumbuhan kredit sebesar 10 persen-12 persen dan
pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 9 persen-11 persen,
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 sebesar 5,01
persen, tahun 2015 sebesar 4,88 persen dan tahun 2016 sebesar
5,03 persen. Sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun
2017 adalah industri pengolahan, yakni 0,91 persen. Selain itu,
disusul sektor konstruksi sebesar 0,67 persen, perdagangan 0,59
persen dan pertanian 0,49 persen.
Head of Intermediary PT Schroders Investment Management
Indonesia, Teddy Oetomo memprediksi pertumbuhan ekonomi global
akan terus membaik di tahun ini (2018). Hal itu didukung dengan
membaiknya perdagangan global dan pelonggaran kebijakan fiskal
Amerika Serikat (AS).
Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang akan terus meningkat ini
didorong oleh kebijakan pembangunan infrastruktur. Program
pembangunan yang digenjot oleh pemerintah diyakini akan
mendorong pertumbuhan ekonomi secara cepat di masa mendatang.
Hal ini seperti yang juga dialami oleh negara-negara yang menggenjot
pembangunan infrastrukturnya.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi global yang membaik menjadi
salah satu katalis positif untuk ekonomi Indonesia. Target
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 dinilai cukup realitis
dan dapat tercapai.
Spesialisasi produksi
Keamanan nasional
Ketika suatu negara memiliki keunggulan komparatif tetapi
ternyata ketika itu terjadi perang atau apapun yang dapat
menghambat kegiatan perdagangan luar negeri maka negara
negara tersebut tidak dapat memperoleh barang dari negara
tersebut. Keunggulan komparatif tidak selalu diikuti apabila
kelangsungan hidup negara tersebut sama sekali tidak
terjamin.
Dualisme
Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari
negeri itu, tetapi bagian dari pasar dunia.Dalam keadaan ini
spesialisasi dan perdagangan internasional tidak memberi
manfaat kepada perekonomian dalam negeri.Teori
keunggulan komparatif masih memiliki kebenaran dasarnya,
yaitu bahwa suatu negara seyogyanya memanfaatkan
keunggulan komparatifnya dan kesempatan “transformasi
lewat perdagangan”.
Kenaikan produktivitas
Pengaruh yang terpenting dalam kegiatan perdagangan luar
negeri adalah sektor produksi yang berupa peningkatan
produktivitas dan efesiensi pada umumnya. Dalam hal ini ada
tiga faktor yang mempengaruhi, antara lain:
Economic of Scale
Yang terpenting adalah bahwa dengan makin luasnya
pasaran, produksi bisa diperbesar dan dilakukan dengan
cara yang lebih murah dan efisien.
Teknologi Baru
Bentuk penyebaran teknologi yang bersifat tidak langsung
tetapi seringkali justru sangat penting, adalah apabila para
produsen dalam negeri memperoleh pengetahuan mengenai
produk-produk baru, cara-cara yang lebih efisien dalam
produksi, pemasaran dan manajemen perusahaan pada
umumnya, semangat dan motivasi baru untuk melakukan
inovasi dan sebagainya.
Rangsangan Persaingan
Dalam hal ini dibukanya perdagangan mempunyai
pengaruhnya yang serupa dengan masuknya perusahan-
perusahaan baru yang lebih efisien ke dalam sektor