Sie sind auf Seite 1von 102

METODE LANGSUNG (DIRECT METHOD)

DALAM PENGAJARAN BAHASA ARAB

Muhammad Ali Bakri


Dosen Program Studi Ahwal as-syakhsiah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Abstract
Direct means straight to the point. Direct method or straight to the point method is the way
in presenting Arabic where the teacher directly uses the language ( Arabic) as the
language in giving instruction , without using students‟ mother tongue . If there is a word
is difficult to understand by the students, teachers can interpret that word by using props,
demonstrating, describing and etc. This method is based on the understanding that teaching
foreign language subject is not the same as teaching the science subject. If in the Learning
science, the students are required to memorize certain formulas, think and remember, in
language teaching, students or pupil are trained to practice directly spelling certain words
or sentences. It is same when we consider a mother in teaching language to her
childrens, she practices the language by herself directly , lead her child to pronounce the
word by -word, sentence by-sentence, and her children will repeat what she spell in funny
way. In principle, Direct method is really important in teaching Arabic, because through
this method students can practice their speaking skills directly without using their mother
tongue (the language of their scope). Although in the first time it seems difficult for
students to duplicate it, but this method finally so interesting for them .

Keywords: Direct method, Arabic language

Abstrak
Direct artinya langsung. Direct method atau metode langsung yaitu suatu cara menyajikan
materi pelajaran Bahasa Arab di mana guru langsung menggunakan Bahasa tersebut
sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan bahasa anak didik sedikitpun dalam
mengajar. Jika ada suatu kata-kata yang sulit dimengerti anak didik, guru dapat
mengartikan dengan menggunakan alat peraga, mendemonstrasikan, menggambarkan dan
lain-lain. Metode ini berpijak dari pemahaman, pengajarkan bahasa asing tidak sama halnya
sama mengajar ilmu pasti atau ilmu alam. Jika mengajar ilmu pasti, siswa dituntut agar
dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berfikir dan mengingat, dalam pengajaran bahasa,
siswa atau anak didik dilatih praktik langsung mengucapkan kata-kata atau kalimat-kalimat
tertentu. Demikianlah halnya kalau kita perhatikan seorang ibu mengajarkan bahasa kepada
anak-anaknya mula-mula dengan melatih anak-anaknya langsung dengan mengajarinya
menuntunnya mengucapkan kata per-kata, kalimat per-kalimat dan anaknya menurutinya
meskipun dilihat terasa lucu. Pada prinsipnya, metode langsung (direct method) ini sangat
utama dalam mengajar bahasa Arab, karena melalui metode ini siswa langsung dapat
melatih kemahiran lidah tanpa menggunakan bahasa ibu (bahasa lingkungannya). Meskipun
pada mulanya terlihat sulit anak didik untuk menirukannya, tetapi metode ini menarik bagi
anak didik.
Kata kunci: Metode Langsung, bahasa arab

Al-Mara>ji’ ||Jurnal Pendidikan Bahasa Arab|| 1


PENDAHULUAN didik.3 Metode mengajar yang baik adalah
endidikan merupakan merupakan metode yang dapat menumbuhkan

P usaha sadar seseorang dalam kegiatan belajar siswa.


rangka mentransfer pengalaman,
4

Metode adalah langkah-langkah umum


pengetahuan, kecakapan, dan kemampuan tentang penerapan teori-teori yang ada
kepada orang lain. Pendidikan sudah tentu pada pendekatan tertentu.5 Dalam
memiliki tujuan, yaitu untuk membuat tingkatan ini, diadakan pilihan-pilihan
orang yang dididik mampu melakukan tentang keterampilan-keterampilan khusus
fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama mana yang harus diajarkan, materi-materi
dengan sebaik-baiknya.1 apa yang harus disampaikan, dan
Dalam upayanya mencapai tujuan, bagaimana urutannya.
pendidikan memerlukan proses, maka Terlihat di sini bahwa metode jauh
salah satu prosesnya adalah pengajaran lebih operasional dibandingkan dengan
atau pembelajaran.2 Dengan kata lain, pendekatan, sebab metode sudah
pengajaran merupakan metode dalam menginjak ke tingkat pelaksanaan
pendidikan secara umum. Sementara itu, lapangan. Bentuk metode yang digunakan
pengajaran itu sendiri memiliki tujuan dalam pengajaran bahasa di lapangan tidak
khusus. Oleh karena itu, proses boleh bertentangan dengan pendekatan,
pelaksanaan pengajaran dalam bidang ilmu tetapi harus mendukung anggapan-
apapun termasuk dalam bidang bahasa anggapan yang ada dalam pendekatan.6
juga memiliki metode.
Metode pengajaran telah mengalami
Metode pengajaran ialah cara yang perbaikan jauh lebih banyak di dalam
digunakan guru dalam mengadakan beberapa periode sejarah pendidikan dari
hubungan dengan siswa pada saaat pada yang lainnya.7 Metode pengajaran
berlangsungnya pengajaran. Metode
3
pengajaran berperan sebagai alat untuk Nana Sudjana dalam Syamsul Nizar (Editor),
Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak
menciptakan poses mengajar dan belajar. Sejarah Era Rasulullah Sampai Indonesia (Cet. I;
Dengan metode ini, diharapkan tumbuh Jakarta: Kencana Prenada Group, 2007), hlm. 16.
berbagai kegiatan belajar siswa 4
Nana Sudjana dalam Syamsul Nizar (Editor),
sehubungan dengan kegiatan mengajar Sejarah Pendidikan Islam: Menelusuri Jejak
Sejarah Era Rasulullah Sampai Indonesia, hlm. 16.
guru. Dengan kata lain, terciptalah
5
Pendekatan pembelajaran (madkhlm. al-
interaksi edukatif. Metode pengajaran
tadri>s/ teaching approach) adalah tingkat
bahasa tentu bertujuan agar bahasa yang pendirian filosofis mengenai bahasa, belajar, dan
diajarkan dapat diketahui oleh peserta mengajar bahasa. Pendekatan merupakan pendirian
filosofis yang selanjutnya menjadi acuan dalam
kegiatan belajar dan mengajar bahasa. Acep
Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa
1 Arab (Cet. I; Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
Tri Prasetya, Filsafat Pendidikan untuk IAIN,
2011), hlm. 167.
STAIN, PTAIS (Cet. II; Bandung: Pustaka Setia,
6
2002), hlm. 13 dan 15. Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran
2 Bahasa Arab , hlm. 168.
Abd. Hlm.im Soebahar, Wawasan Baru
7
Pendidikan Islam (Cet I; Jakarta: Kalam Mulia, Tri Prasetya, Filsafat Pendidikan untuk IAIN,
2002), hlm. 8-9. STAIN, PTAIS, hlm. 15.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 2


bahasa dapat dimasukkan dalam upaya metode langsung dalam pembelajaran
perbaikan tersebut, dengan pertimbangan bahasa Arab tentu tidak lepas dari
bahwa dalam sejarah pengajaran bahasa periodisasi perkembangan pangajaran atau
terdapat ragam metode yang dirumuskan pembelajaran bahasa kedua -termasuk
dan telah dipergunakan. Hal tersebut bahasa Arab- itu sendiri.
bertujuan agar bahasa dapat dengan mudah Sejarah pengajaran bahasa kedua -
diajarkan dan dipahami, sehingga secara umum- dimulai dengan model
kemahiran dalam berbahasa pun dapat private, karena pada masa lalu hanya
terwujud. orang-orang terkemuka dan para
Metode apapun yang digunakan dalam bangsawan saja yang mampu belajar
pengajaran, akan bermuara pada bahasa kedua. Pada permulaan masa
pencapaian tujuan pengajaran. Adapun imperium Romawi, peradaban Yunani
tujuan utama pembelajaran bahasa asing Kuno masih sangat dominan, maka dalam
adalah pengembangan kemampuan pelajar rangka menguasai ilmu dan peradaban
dalam penggunakan bahasa itu, baik lisan Yunani Kuno itu, para penguasa Romawi
maupun tulis. Kemampuan menggunakan merasa perlu mempelajari bahasa Yunani.9
bahasa dalam dunia pengajaran bahasa Kenyataan ini menunjukkan betapa
disebut keterampilan berbahasa (maha>ra>t kemajuan ilmu pengetahuan dan
al-lugah). Keterampilan tersebut ada peradaban menjadikan posisi bahasa
empat, yaitu keterampilan menyimak sebuah negara kuat di mata negara lain,
(maha>rah al-istima>’/ listening skill), maka eksistensi dan perkembangan bahasa
berbicara (maha>rah al-kala>m speaking dapat menjadi cerminan kemajuan ilmu
skill), membaca (maha>rah al-qira>’ah/ dan peradaban sebuah bangsa.
reading skill), dan menulis (maha>rah al-
kita>bah / writing skill).8 Seiring dengan menguatnya kekuasaan
Romawi, maka bahasa Latin menjadi
Seperti disinggung sebelumnya bahwa bahasa yang paling dominan, karena
metode pengajaran sudah mengalami digunakan sebagai bahasa agama, ilmu,
perkembangan selama kurun sejarah sastra dan politik.10
pendidikan, metode pengajaran bahasa
Arab pun ikut mengalami perubahan dan Lahirnya alat percetakan pada abad 15
perkembangan tersebut. M membawa perubahan besar pada
pengajaran bahasa Arab, hingga di Eropa,
Di antara metode-metode dalam bahasa Latin menjadi bahasa sekolah atau
pengajaran bahasa Arab adalah metode bahasa ilmu. Pada waktu itu ada upaya
langsung atau direct method. Munculnya dari para ahli filsafat bahasa untuk

8
menerapkan kaidah-kaidah gramatika yang
Keterampilan menyimak dan membaca
dikategorikan ke dalam keterampilan reseptif (al- diambil dari bahasa tulis Latin kuno pada
maha>rah al-istiqba>liyyah/receptive skill),
sedangkan keterampilan berbicara dan menulis 9
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran
dikategorikan ke dalam keterampilan produktif (al-
Bahasa Arab (Cet. III; Malang: Misykat, 2005),
maha>rah al-inta>jiyyah/productive skill). Acep
hlm. 17.
Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa
10
Arab, hlm. 129. ibid, hlm. 17.

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 3


bahasa lisan. Maka pengajaran bahasa gambar-gambar yang konkrit, tanpa terlalu
pada waktu itu berkutat pada dibebani dengan penguasaan kaidah-
menghafalkan kaidah-kaidah bahasa dan kaidah. Pandangan ini mendapat
13
penerapannya secara ketat dalam ujaran- dukukungan dari Jhon Lock.
ujaran.11 Nampaknya, fakta sejarah inilah Pada awal abad 19 M, muncul
yang dianggap sebagai cikal bakal metode pandangan yang menguatkan kembali
yang kemudian dikenal dengan perlunya penguasaan kaidah-kaidah
“gramatika-terjemah”. bahasa dan kosa kata dalam pengajaran
Pada abad yang juga disebut-sebut bahasa. Pelopornya adalah seorang
sebagai abad kebangkitan Eropa ini, pendidik dari Jerman, Karl Ploetz, yang
banyak sekolah dan universitas di Eropa menyarankan pemilihan teks-teks tertentu
mengharuskan pelajar dan mahasiswanya untuk diterjemahkan ke dan dari bahasa
belajar bahasa Latin karena dianggap pertama. Metode yang kemudian dikenal
mempunyai nilai pendidikan yang tinggi dengan nama “metode gramatika-
guna mempelajari teks-teks klasik. Para terjemah” ini, tersebar luas pemakaiannya
guru bahsa pada zaman itu berpandangan di Eropa Barat ketika itu.14
bahwa dengan latihan menerjemahkan, Pada pertengahan abad 19, muncul
dua hal dapat diperoleh sekaligus, yakni metode baru yang dipelopori oleh Francois
pengenalan rasa bahasa dan penguasaan Gouin dari Prancis. Metode yang
tata bahasa.12
kemudian dikenal sebagai “metode
Pada abad 17 M, seorang pendidik dari langsung” itu membawa siswa terjun
Cheko, Jhon Amos Comenius, dalam langsung dan tenggelam dalam aktivitas
bukunya “Membuka Khazanah Bahasa” bahasa asing yang dipelajarinya sejak
yang terbit pada tahun 1630, detik pertama dalam ruang kelas. Metode
mengemukakan pandangan yang ini memberikan penekanan pada
menghebokan dengan pernyataannya penggunaan bahasa secara fungsional dan
bahwa metode pengajaran bahasa yang mengesampingkan hafalan kaidah-kaidah
selama ini dipakai tidak berguna. Dalam gramatika. Metode ini digunakan secara
pandangannya, menguasai kaidah-kaidah luas di benua Eropa, Amerika, Timur
saja dan menghafalkan kosa kata lepas Tengah, dan belahan dunia lainnya sampai
adalah sia-sia, dan bahwa upaya dalam perempat pertama abad ke-20.15
menundukkan kaidah bahasa kepada Pembelajaran bahasa Arab bagi non
prinsip-prinsip logika adalah bertentangan Arab dimulai dari pertama kali pada abad
dengan tabiat bahasa yang spontan. Ia ke-17, ketika bahasa Arab mulai diajarkan
menyarankan cara belajar bahasa melalui di Universitas Cambridge Inggris.
gerakan dan aktivitas yang langsung Sementara di Amerika, perhatian terhadap
menyertai ungkapan bahasa, atau melalui
13
11 Ahmad Fuad Effendi, Metodologi
Ibid, hlm. 18.
Pengajaran Bahasa Arab, hlm. 18.
12
Bambang Kaswanti Purwo, Pragmatik dan 14
Ibid, hlm. 18.
Pengajaran Bahasa (Yogyakarta: Kanisius, 1990),
15
hlm. 43. ibid, hlm. 18-19.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 4


bahasa Arab dan pembelajarannya baru Dari sini, nampak sangat jelas bahwa
dimulai pada tahun 1947 di sekolah- metode langsung dalam pengajaran atau
sekolah tentara Amerika. Di Mesir, pembelajaran bahasa Arab merupakan
terdapat banyak pusat pembelajaran metode pengembangan dari metode
bahasa Arab, ditandai dengan banyaknya sebelumnya, yaitu metode gramatika-
proyek pengembangan bahasa Arab. Pada terjemah.
setiap pusat-pusat pembelajaran bahasa
ini, dipastikan ada proyek pengembangan B. Rumusan Masalah
bahasa Arab lengkap dengan tujuan-tujuan Di antara metode dalam pengajaran
khusus, sejumlah perencanaan dan materi-
bahasa Arab adalah metode langsung atau
materinya.16 direct method. Metode inilah yang menjadi
Hal itu bisa terjadi setelah bahasa topik pembahasan makalah ini dengan
Arab melalui masa yang cukup panjang masalah pokok bagaimana penggunaan
seiring dengan pasang surutnya pengaruh metode langsung dalam pembelajaran
bangsa Arab dan Islam, yaitu sejak sejarah bahasa Arab? Masalah pokok ini
mencatat bahwa bahasa Arab mulai dirumuskan dalam sub masalah sebagai
menyebar keluar jazirah Arab sejak abad berikut:
ke-1 H atau abad ke-7 M, sampai masa 1. Bagaimana pengertian, pembagian, dan
kebangkitan kembali yang ditandai dengan ciri-ciri metode langsung dalam
invansi Napoleon Bonaparte ke Mesir
pengajaran bahasa Arab?
pada tahun 1798. Sejak saat itu, Mesir 2. Bagaimana penerapan metode langsung
banyak mengadakan hubungan dengan dalam pengajaran bahasa Arab?
kebudayaan Eropa, khususnya Prancis. 3. Bagaimana penilaian terhadap
Dimulai dengan upaya alih-ilmu Eropa penerapan metode langsung dalam
modern ke Mesir dan Syam, terutama pengajaran bahasa Arab?
dalam bidang administrasi, pendidikan,
dan ketentaraan. Dalam pengajaran bahasa
Arab, metode-metode yang berkembang di PEMBAHASAN
Eropa pun diadopsi dan digunakan secara A. Pengertian, Pembagian dan Ciri-
luas di Mesir, mulai dari metode ciri Metode Langsung dalam
gramatika-terjemah sampai dengan metode Pengajaran Bahasa Arab
langsung.17 1. Pengertian Metode Langsung
16 Metode langsung adalah terjemahan
Banyak alasan non Arab belajar bahasa Arab,
di antaranya: a) Motivasi agama, terutama Islam dari bahasa Inggris direct method,
karena bahasa Arab harus dipelajari sebagai alat sementara dalam bahasa Arab disebut al-
untuk memahami ajaran agama yang bersumber
dari al-Qur‟an, b) Orang non Arab merasa asing t}ari>qah al-muba>syarah. Metode ini
jika berkunjung ke Jazirah Arab, c) Banyak karya menurut Azhar Arsyad, muncul sebagai
ulama klasik, bahkan yang berkembang dewasa ini
menggunkan bahasa Arab. Lihat Acep Hermawan,
Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, hlm. 99. dalam pengajaran bahasa-bahasa Latin di Eropa,
17 dan bahasa Inggris di Eropa dan Amerika. Lihat
Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran
perkembangan metodologi pengajaran bahasa Arab
Bahasa Arab, hlm. 20-21.
berjalan seiring dengan perkembangan yang terjadi

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 5


reaksi penolakan terhadap metode al- pembelajarannya atas pengamatan
qawa>‘id wa al-tarjamah yang diklaim perkembangan mental dan asosiasi
memperlakukan bahasa sebagai benda pikiran.
mati dan tak punya unsur hidup. Pada saat b. Metode fonetik (al-t}ari>qah al-
yang sama muncul gerakan yang s}aut}iyyah/ phonetic method), yaitu
mempropagandakan untuk menjadikan menulis materi dalam nitasi fonetik,
18
bahasa asing lebih efektif dan efisien. bukan ejaan seperti yang lazim
Metode langsung berasumsi bahwa digunakan. Dalam prakteknya, metode
proses belajar bahasa asing sama dengan ini mengawali proses pembelajaran
belajar bahasa ibu, yaitu dengan dengan latihan pendengaran terhadap
menggunakannya secara langsung dan bunyi.
intensif dalam komunikasi. Menurut c. Metode alamiah (al-t}ari>qah al-
metode ini, para pelajar belajar bahasa t}abi>‘iyyah/ natural method) yang
asing dengan cara menyimak dan merupakan kelanjutan metode fonetik.
berbicara, sedangkan membaca dan Metode ini menyamakan cara belajar
menulis dapat dikembangkan kemudian.19 bahasa asing dengan bahasa ibu yang
biasanya didasarkan pada prilaku atau
Metode ini disebut metode langsung kebiasaan sehari-hari yang
karena selama pelajaran, guru langsung berlangsung secara alamiah. 21

menggunakan bahasa asing yang diajarkan


(dalam hal ini bahasa Arab), sedangkan Pada prinsipnya ketiga cabang ini tidak
bahasa murid tidak boleh digunakan. ada perbedaan. Ketiganya memiliki titik
Untuk menjelaskan arti suatu kata atau tekan dalam penggunaan bahasa Asing
kalimat digunakan gambar-gambar atau yang dipelajari secara langsung dalam
peragaan.20 proses belajar mengajar, maka penggunaan
bahasa ibu atau bahasa kedua sedapat
2. Pembagian Metode Langsung mungkin dihindari.
Ada tiga metode yang sangat
melekat dengan metode ini, bahkan 3. Ciri-ciri Metode Langsung.
merupakan bagian berkesinambungan Metode langsung ini memiliki ciri
dalam metode langsung, yaitu: utama yang membedakannya dengan
a. Metode psikologi (al-t}ari>qah al- metode lainnya, yaitu:
si>ku>lu>jiyyah/ psychological method) a. Metode ini mengutamakan kemahiran
yang mendasarkan proses menyimak dan berbicara dari
kemahiran membaca dan menulis.
b. Menghindari penggunaan terjemahan,
18
Azhar Arsyad, Madkhl ila> T{uruq Ta’li<m al- sebaliknya lebih mengutamakan
Lugah al-‘arabiyyah li Mudarrisi al-Lugah al-
‘Arabiyyah (Cet. I; Ujung Pandang: Penerbit ungkapan bahasa target.
AHKAM, 1998), hlm. 48. c. Mengeliminir bahasa ibu.
19
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab, hlm. 176-177.
20
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa
21
Asing; Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi (Cet. Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran
II; Jakarta: Bulan Bintang, 1975), hlm. 32-33. Bahasa Arab, hlm. 179-180.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 6


d. Menggunakan tehnik “al-taqlid> wa al- ّ ّ
‫ َذٍ ميشت‬،‫وعم‬ ‫أَذٍ ميشت؟‬
hifz}” atau mengikuti/ menirukan
dalam mengucapkan kalimat-kalimat
atau ungkapan-ungkapan dialog dan ‫ َذٍ هافذة‬،‫وعم‬ ‫أَذٍ هافذة؟‬
kemudian menghafalkannya. 22
e. Materi pelajaran terdiri dari kata-kata
dan struktur kalimat yang banyak Sebagaimana disebutkan dimuka,
digunakan sehari-hari. dalam metode langsung penggunaan
f. Gramatika diajarkan dengan melalui bahasa ibu sangat dihindari. Oleh karena
situasi dan dilakukan secara lisan itu, materi disusun sedemikian rupa
bukan dengan cara menghafalkan sehingga memungkinkan guru melakukan
aturan-aturan gramatika. paragaan dan penunjukan langsung benda
g. Sejak permulaan, murid dilatih untuk asli, gambar atau model (tiruan benda)
“berfikir dalam bahasa asing.”23 ketika mengenalkan mufradat dan struktur
kalimat yang baru.
4. Contoh Materi
Dalam metode ini, untuk tingkat
Contoh dibawah ini dikutip dari buku
pemula, nahwu tidak diajarkan secara
Durus al-Lughah al-Arabiyah Jilid Satu,
khusus, tapi melalui apa yang disebut
oleh Imam Zarkasyi dan Imam Syubani
dengan al-nahwu al-wazhifi (nahwu
yang dipakai di Pondok Modern Gontor.
fungsional) seperti dalam contoh berikut
(dicuplik dari buku yang sama).
ّ ‫جلك‬
‫سبورة‬ ‫َذٍ مسطزة‬ ‫ما َذٍ؟‬
ّ ‫ أطوو‬--------- ‫طويل‬
‫جلك هافذة‬ ‫َذٍ طالست‬ ‫ما َذٍ؟‬
ّ ‫ أكبر‬-------- ‫كبير‬
‫جلك ميشت‬ ّ ٍ‫َذ‬
‫كزاست‬ ‫ما َذٍ؟‬
‫ أقوو‬-------- ‫قو ّي‬
ّ ‫جلك‬
‫كزاست‬ ّ ٍ‫َذ‬
‫كزاست‬ ‫ما َذٍ؟‬ ‫ أوسع‬--------- ‫واسع‬

‫جلك ممحاة‬ ‫َذٍ ممحاة‬ ‫ما َذٍ؟‬ Dalam contoh diatas, materi nahwu
mengenai isim tafdhil tidak dijelaskan
‫سبورة‬ ّ ‫سبورة جلك‬ ّ ٍ‫ ما َذٍ؟ َذ‬definisinya atau cara-cara
pembentukannya, tapi langsung pada
contoh-contoh dan dilatihkan
pemakaiannya dalam kalimat. Pada tingkat
22
berikutnya (pra-menengah atau
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran
Bahasa Arab, hlm. 49-50.
menengah), qawaid bisa diajarkan berdiri
23 sendiri sebagai sebuah mata pelajaran tapi
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa
Asing; Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi, hlm. dengan cara induktif, yaitu dimulai dengan
33. contoh-contoh penjelasan, kemudian

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 7


kesimpulan kaidah, dan diakhiri dengan berikutnya siswa diminta membaca
latihan-latihan. Salah satu buku yang secara bergantian.
banyak digunakan adalah al-Nahwu al- 4. Para pelajar dibimbing menerapkan
Wadhih oleh Ali al-Jarim dan Musthafa dialog-dialog itu dengan teman-
Amin terbitan Dar-al-Ma‟arif Kairo. temannya secara bergiliran. Pelajar
yang sudah maju diberi kesempatan
B. Langkah Penerapan Metode untuk mengadakan dialog lain yang
Langsung dalam Pengajaran Bahasa dianalogikan dengan contoh yang
Arab
diberikan oleh guru. Jika pada langkah
Adapun langkah penerapan metode ini
ini siswa diberi bacaan, maka
adalah: 24
berikutnya adalah menjawab secara
1. Pendahuluan, memuat berbagai hal lisan pertanyaan atau latihan yang ada
yang berkaitan dengan materi yang dalam bacaan dilanjutkan dengan
akan disajikan baik berupa appersepsi, mengerjakannya secara tertulis.
atau tes awal tentang materi, atau 5. Struktur atau tata bahasa diberikan
lainnya. bukan dengan menganalisa nahwu,
2. Guru memberikan materi berupa melainkan dengan memberikan contoh-
dialog-dialog pendek yang rilek, contoh secara lisan yang sedapat
dengan bahasa yang biasanya memungkin menarik perhatian pelajar
digunakan sehari-hari secara berulang- untuk mengambil kesimpulan-
ulang. Guru memulai penyajian materi kesimpulan sendiri.
secara lisan, mengucapkan satu kata 6. Sebagai penutup, jika diperlukan,
dengan menunjuk bendanya atau evaluasi akhir berupa pertanyaan-
gambar benda, memeragakan sebuah pertanyaan dialog yang harus dijawab
gerakan atau mimik wajah, dan isyarat- oleh pelajar sebagaimana pola-pola
isyarat. Pelajar menirukan berkali-kali yang sudah dibuat.
sampai benar pelafalannya dan faham
Selain itu metode ini bisa dilakukan
maknanya.
melalui langkah-langkah berikut ini:
3. Pelajar diarahkan untuk disiplin
menyimak dialog-dialog tersebut, lalu 1. Guru memulai penyajian materi secara
menirukan dialog-dialog yang lisan, mengucapkan satu kata dengan
disajikan sampai lancar. menunjuk bendanya atau gambar
Jika pada langkah ini, siswa dipandang benda itu. Siswa menirukan berkali-
sudah menguasai materi, baik kali sampai benar pelafalannya dan
pelafalan maupun maknanya, guru faham maknanya.
juga dapat meminta siswa membuka 2. Latihan selanjutnya berupa Tanya
buku teks, kemudian memberikan jawab dengan kata Tanya “ma, hal,
contoh bacaan yang benar dan aina, limadza” dan lain-lain sesuai
dengan tingkat kesulitan siswa. Model
24
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran interaksi bervariasi, bisa dimulai
Bahasa Arab, hlm. 181. Lihat juga Ahmad Fuad dengan klasikal, kemudian kelompok,
Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab,
hlm. 37.
dan kahirnya individual.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 8


3. Setelah guru yakin bahwa siswa Jika kita masih berpegang pada pepatah
menguasai materi yang disajikan, “tak ada gading yang tak retak”, maka
maka siswa diminta untuk membuka dapat disimpulkan bahwa semua metode
buku teks. Guru memberikan contoh yang dipilih sebagai upaya mencapai
bacaan yang benar kemudian siswa tujuan pembelajaran termasuk
diminta membaca secara bergantian. pembelajaran bahasa Arab, memiliki
4. Kegiatan berikutnya adalah menjawab kekurangan atau kelemahan di balik segala
pertanyaan secara lisan atau latihan kekuatan yang dimilikinya.
yang ada di dalam buku, dilanjutkan Metode langsung sebagai salah satu
dengan mengerjakannya secara tertulis.
metode dalam pembelajaran bahasa Arab
5. Bacaan umum yang sesuai dengan termasuk memiliki kekuatan sekaligus
tingkatan siswa diberikan sebagai kelemahan berdasarkan penilaian pakar
materi tambahan, seperti cerita humor, pendidikan bahasa.
cerita yang mengandung hukmah,
peribahasa dan lain-lain yang bisa Keunggulan-keunggulan metode ini
menarik perhatian siswa.25 dapat dicatat sebagai berikut:26
1. Membangkitkan semangat para guru
Penggunaan langkah-langkah ini bahasa Arab untuk menggunakan
selanjutnya diserahkan kepada pengajar bahasa Arab sebagai akal komunikasi
sesuai situasi dan kondisi, dengan catatan yang dapat membantu tercapainya
tidak bertentangan dengan konsep dasar
keterampilan menyimak (maha>rah al-
dan karakteristik metode ini.
istima>’) dan keterampilan berbicara
(maha>rah al-kala>m) siswa.
C. Penilaian terhadap Metode 2. Memotivasi siswa untuk senantiasa
Langsung terhadap Penguasaan Bahasa berpikir tentang bahasa Arab sehingga
Arab tidak terjadi pencampuran dengan
Penilaian merupakan satu kemestian bahasa ibu.
untuk dilakukan dalam rangka 3. Merupakan tahap awal dalam
memperbaiki kualitas. Karenanya, dalam pembelajaran dengan hiwa>r dan kisah
proses pembelajaran selalu ada penilaian yang dapat menjadi asas dalam
yang disebut dengan evaluasi. Penilaian pencapaian maha>rah lugawiyyah yang
dalam hal ini dilakukan dalam upaya lain.
perbaikan dan pengembangan hasil dan 4. Memotivasi siswa untuk dapat
pencapaian tujuan secara maksimal. menyebutkan dan mengerti kata-kata
Penilaian tidak saja diperuntukkan untuk dan kalimat dalam bahasa asing yang
hasil kerja anak didik tetapi perlu juga diajarkan, apalagi dengan bantuan alat
menilai kinerja pendidiknya, terutama peraga.
yang terkait dengan metode yang
dipilihnya dalam proses edukasi.
26
Ahmad Fuad Effendi, Metodologi
Pengajaran Bahasa Arab, hlm. 38. Lihat juga Acep
25
Syamsuddin Asyrofi dkk. 2006. Metodologi Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran Bahasa Arab. Hlm. 104 Arab, hlm. 182-183.

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 9


5. Memudahkan siswa menangkap Menurut hemat penulis, hal-hal yang
simbol-simbol bahasa asing dengan dianggap lemah dalam metode langsung
kata-kata sederhana dan bahasa tersebut bukanlah kelemahan fatal yang
sehari-hari. tidak bisa ditolerir. Kelemahan-kelemahan
6. Menggunakan berbagai macam alat tersebut sangat memungkinkan diatasi
peraga yang menarik minat siswa. dengan memperbaiki teknik tertentu sesuai
7. Memberikan siswa pengalaman konteksnya.
langsung dan praktis, sekalipun
mungkin kalimat yang diucapkan
belum dipahami sepenuhnya. PENUTUP
8. Melatih alat ucap siswa dengan sering 1. Metode langsung dalam pengajaran
mendengar dan mengucapkan kata- bahasa Arab merupakan counter dari
kata dan kalimat. metode sebelumnya, yaitu metode
gramatika-terjemah. Metode tersebut
Adapun beberapa hal yang diklaim sebagai metode tertua, karena
dikategorikan sebagai kekurangan metode itu metode langsung merupakan
ini adalah sebagai berikut: metode kedua tertua dari metode
1. Pelajar lemah dalam kemampuan pengajaran bahasa Arab. Sekalipun
membaca atau lemah dalam demikian, metode ini, sampai pada
memahami teks. zaman modern sekarang ini masih
2. Tidak bisa dilaksanakan dalam kelas memiliki tempat di berbagai institusi
besar. pembelajaran bahasa Arab. Bahkan
3. Banyak waktu terbuang dalam metode inilah yang paling banyak
mengulang-ulang makna satu kata dan dikenal dan banyak menimbulkan
memungkinkan adanya salah persepsi pertentangan pendapat.
siswa. 2. Penerapan metode langsung dalam
4. Bisa membosankan karena siswa pengajaran bahasa Arab meliputi tiga
dibebani menghafal.27 langkah utama, yaitu: pertama,
5. Model latihan menirukan dan pendahuluan yang diawali oleh guru
menghafalkan kalimat-kalimat yang yang memuat berbagai hal yang terkait
seringkali tidak bermakna atau tidak dengan materi yang akan disajikan,
realistis bisa membosankan bagi orang kedua, pelajar diarahkan untuk disiplin
dewasa. menyimak kata-kata atau dialog-dialog
6. Metode ini juga dikritik oleh para ahli yang diberikan, lalu menirukannya
dari segala kelemahan teoritisnya sampai lancar, seyogyanya bersifat
yang menyamakan antara rileks dan menarik perhatian siswa, dan
pemerolehan bahasa pertama dengan ketiga, penutup yang diisi dengan
pembelajaran bahasa kedua/asing.28 evaluasi akhir berupa pertanyaan-
pertanyaan dialog yang harus dijawab
27
Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran oleh pelajar, baik secara individual atau
Bahasa Arab, hlm. 182-183.
28
kelompok secara atraktif.
Syamsuddin Asyrofi dkk. 2006. Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab. Hlm. 106

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 10


3. Metode langsung dalam pembelajaran khasnya, metode ini dinilai masih layak
bahasa Arab memiliki kekuatan dan untuk dipertahankan.
kekurangan, tetapi jika kelemahan itu
dapat diatasi tanpa menghilangkan ciri
khasnya, metode ini dinilai masih layak DAFTAR PUSTAKA
untuk dipertahankan. Arsyad, Azhar. 1998. Madkhal ila> T{uruq
4. Metode langsung dalam pengajaran Ta’li<m al-Lugah al-‚arabiyyah li
bahasa Arab merupakan counter dari Mudarrisi al-Lugah al-‘Arabiyyah.
metode sebelumnya, yaitu metode Cet. I; Ujung Pandang: Penerbit
gramatika-terjemah. Metode tersebut AHKAM.
diklaim sebagai metode tertua, karena
itu metode langsung merupakan Effendi, Ahmad Fuad. 2005. Metodologi
metode kedua tertua dari metode Pengajaran Bahasa Arab. Cet. III;
pengajaran bahasa Arab. Sekalipun Malang: Misykat.
demikian, metode ini, sampai pada
zaman modern sekarang ini masih Hermawan, Acep. 2011. Metodologi
memiliki tempat di berbagai institusi Pembelajaran Bahasa Arab. Cet. I;
pembelajaran bahasa Arab. Bahkan Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
metode inilah yang paling banyak
Prasetya, Tri. 2002. Filsafat Pendidikan
dikenal dan banyak menimbulkan
untuk IAIN, STAIN, PTAIS. Cet.
pertentangan pendapat.
II; Bandung: Pustaka Setia.
5. Penerapan metode langsung dalam
pengajaran bahasa Arab meliputi tiga Purwo, Bambang Kaswanti. 1990.
langkah utama, yaitu: pertama, Pragmatik dan Pengajaran
pendahuluan yang diawali oleh guru Bahasa. Yogyakarta: Kanisius
yang memuat berbagai hal yang terkait
dengan materi yang akan disajikan, Sudjana, Nana dalam Syamsul Nizar
kedua, pelajar diarahkan untuk disiplin (Editor) 2007. Sejarah Pendidikan
menyimak kata-kata atau dialog-dialog Islam: Menelusuri Jejak Sejarah
yang diberikan, lalu menirukannya Era Rasulullah Sampai Indonesia.
sampai lancar, seyogyanya bersifat Cet. I; Jakarta: Kencana Prenada
rileks dan menarik perhatian siswa, dan Group.
ketiga, penutup yang diisi dengan
evaluasi akhir berupa pertanyaan- Sumardi, Muljanto. 1975. Pengajaran
pertanyaan dialog yang harus dijawab Bahasa Asing; Sebuah Tinjauan
oleh pelajar, baik secara individual atau dari Segi Metodologi. Cet. II;
kelompok secara atraktif. Jakarta: Bulan Bintang.
6. Metode langsung dalam pembelajaran
Syamsuddin Asyrofi dkk. 2006.
bahasa Arab memiliki kekuatan dan Metodologi Pembelajaran Bahasa
kekurangan, tetapi jika kelemahan itu Arab. Yogyakarta: Pokja Akademik
dapat diatasi tanpa menghilangkan ciri

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 11


Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 12
METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

M. Ilham Muchtar
Dosen Program Studi Ahwal As-Syakhsiah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Abstract
The concept of Contextual Teaching and Learning (CTL) emphasizes on the student
activity, both physically and mentally. Contextual Teaching and Learning believe that
learning is not just about memorizing, , considering or remembering facts, demonstrating
repetitious exercise but it is a process of experience in real life with the nature (
environment). Contextual Teaching and Learning in Arabic teaching and learning process
is believed to improve student‟s achievement in learning Arabic because they will get so
much eager to learn or they will have the confidence to know something that has not been
known so the pupils are not depressed in teaching and learning process.

Keywords: Activities, Contextual Teaching and Learning (CTL), Achievement

Abstrak
Konsep pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menekankan pada aktivitas
siswa secara penuh, baik fisik maupun mental. Contextual Teaching and Learning
memandang bahwa belajar bukanlah kegiatan menghafal, mengingat fakta-fakta,
mendemonstrasikan latihan secara berulang-ulang semata akan tetapi proses berpengalaman
dalam kehidupan nyata di alam terbuka. Contextual Teaching and Learning dalam
pembelajaran bahasa Arab diyakini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
belajar bahasa Arab karena peserta didik semakin bersemangat belajar ataupun mempunyai
kepercayaan diri untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui sehingga membuat
peserta didik tidak tertekan dalam proses belajar mengajar.
Kata Kunci: Aktifitas, Contextual Teaching and Learning (CTL), Prestasi.

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 13


PENDAHULUAN dan pendekatan ke arah pencapaian
tujuan yang telah direncanakan.

P embelajaran pada Pembelajaran


pada hakikatnya adalah proses
interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya, sehingga terjadi
Pendidik profesional
mempunyai tugas ganda, selain sebagai
pengajar juga sebagai pendidik. Proses
belajar peserta didik sangat dipengaruhi
perubahan perilaku ke arah yang lebih
oleh performance dan metode yang
baik. Dalam interaksi tersebut banyak
digunakan oleh pendidik dalam
sekali faktor internal yang datang dari
menyajikan suatu materi pelajaran.
dalam diri individu, maupun faktor
Pembelajaran yang berorientasi pada
eksternal yang datang dari lingkungan.
penguasaan materi dianggap gagal
Metode atau model mengajar
menghasilkan peserta didik yang aktif,
merupakan salah satu cara yang
kreatif, dan inovatif. Peserta didik
dipergunakan seorang pendidik dalam
hanya mampu mengingat materi
menjalin hubungan dengan peserta
pelajaran dalam jangka pendek akan
didiknya (siswa) pada saat
tetapi lupa untuk mengimplementasikan
berlangsungnya pengajaran, sehingga
substansi mata pelajaran dalam
proses belajar mengajar yang tercipta
kehidupan sehari-hari. Peserta didik
tidak menempatkan pengajar sebagai
tidak memiliki kompetensi untuk
satu-satunya sumber ilmu pengetahuan
memecahkan persoalannya dalam
(teacher centered).
menghadapi situasi baru dengan kata
Setiap pengajar dituntut untuk lain materi pelajaran yang diterima di
selalu fokus pada proses penyajian sekolah tidak dapat diterjemahkan
materi. Karena itu seyogyanya seorang dalam kehidupan keseharian karena
pengajar memiliki daya kreatifitas hanya berorientasi pada hasil bukan
dalam mengajar dengan menggunakan pada proses pembelajaran.
segala macam metode dan pendekatan
Pendidik, sebagai motivator
yang selaras dengan materi pelajaran
utama proses pembelajaran di sekolah
yang diajarkan. Improvisasi model dan
cenderung menggunakan pola belajar
variasi metode dalam penyajian materi
konvensional-behaviorisme, yakni
akan berdampak positif dengan
monoton dalam menyampaikan materi
meningkatnya minat peserta didik untuk
pelajaran sehingga yang terjadi hanya
belajar, terlebih lagi dalam proses
transfer ilmu pengetahuan semata, di
pembelajaran bahasa Arab.
mana peserta didik cenderung pasif
Ahmad Zayadi dan Abdul Majid dalam menerima informasi pelajaran.
(2005: 8) mengatakan bahwa: Istilah Pendidik juga tidak mampu
pembelajaran, bermakna sebagai upaya memaksimalkan penggunaan media
untuk membelajarkan seseorang atau pembelajaran sebagai sarana penunjang
kelompok orang melalui berbagai upaya dalam proses pengantar materi
(effort) dan berbagai strategi, metode pelajaran.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 14


Akibatnya, peserta didik hanya A. METODE CONTEXTUAL
mampu mengetahui materi pelajaran. TEACHING AND LEARNING
Oleh karena itu perlu ada sebuah (CTL)
pendekatan pembelajaran bermakna 1. Pengertian Contextual Teaching
yang fokus pada proses belajar bukan And Learning (CTL)
pada hasil belajar. Karena inti dari Kata kontekstual (contextual)
pembelajaran kontekstual adalah belajar berasal dari kata context yang berarti
untuk menemukan makna, maka ”hubungan, konteks, suasana dan
terdapat paradigma khusus mengenai keadaan (konteks) ” Sehingga
makna belajar dalam pembelajaran Contextual Teaching and Learning
kontekstual. (CTL) dapat diartikan sebagai suatu
pembelajaran yang berhubungan dengan
Dalam konteks pembelajaran
suasana tertentu. Secara umum
bahasa Arab di Indonesia, tampak
contextual mengandung arti: relevan,
bahwa metode yang diterapkan
ada hubungan atau kaitan langsung,
khususnya di tingkat sekolah menengah,
mengikuti konteks; Yang membawa
masih merujuk kepada metode
maksud, makna, dan kepentingan
tradisional yang bergantung pada
pengajaran kaidah-kaidah gramatikal Menurut Wina Sanjaya (2006:
bahasa Arab (Nahwu/Sharaf) (Azhar 109): Contextual Teaching and
Arsyad, 2003:137), sehingga di satu sisi Learning (CTL) adalah suatu
siswa memiliki kemampuan yang cukup pendekatan pembelajaran yang
baik dalam membaca dan memahami menekankan kepada proses keterlibatan
kitab-kitab kuning (buku klasik) tetapi siswa secara penuh untuk dapat
di sisi lain ia masih lemah dalam menemukan materi yang dipelajari dan
berkomunikasi dengan bahasa Arab. menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong
Salah satu model atau strategi
siswa untuk dapat menerapkannya
pembelajaran yang mampu membuat
dalam kehidupan mereka.
seluruh siswa terlibat dalam suasana
pembelajaran adalah melalui Dari pengertian di atas dapat ditarik
pendekatan kontekstual atau Contextual kesimpulan bahwa Contextual Teaching
Teaching Learning (CTL). Sebagai and Learning (pembelajaran
sebuah strategi pembelajaran, dengan kontekstual) adalah konsep
pendekatan kontekstual peserta didik pembelajaran yang membantu pendidik
tidak hanya menerima dan mengaitkan setiap materi yang
memahami penjelasan dari pengajar, dipelajari oleh peserta didik dengan
tetapi ia juga dituntut untuk kehidupan sehari-hari atau bidang-
mengalami sendiri. Karena itu, model bidang tertentu, sehingga peserta didik
pembelajaran kontekstual dapat merasakan makna dari setiap
dikembangkan dengan tujuan agar materi pelajaran yang diterimanya dan
pembelajaran berjalan lebih produktif mengimplementasikannya dalam
dan bermakna. berbagai aspek kehidupan. Peserta didik

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 15


memperoleh pengetahuan dan otak itu berjalan terus seiring
keterampilan dari konteks yang terbatas dengan perkembangan
sedikit demi sedikit, dan dari proses organisasi pengetahuan dan
mengonstruksi sendiri, sehingga belajar keterampilan seseorang.
akan bermakna. b. Transfer pengetahuan peserta
Pendekatan kontekstual belajar dari mengalami sendiri,
mendasarkan diri pada kecenderungan bukan dari:
pemikiran tentang belajar sebagai 1. Pemberian orang lain
berikut : 2. Keterampilan dan pengetahuan
a. Proses belajar itu diperluas dari konteks yang
1. Belajar tidak hanya sekedar terbatas (sedikit demi sedikit)
menghafal. Peserta didik harus 3. Penting bagi peserta didik tahu
mengkontruksi pengetahuan di untuk apa dia belajar dan
benak mereka. bagaimana ia menggunakan
2. Peserta didik belajar dari pengetahuan dan keterampilan
mengalami lalu mencatat sendiri itu
pola-pola bermakna dari c. Lingkungan belajar
pengetahuan baru, dan bukan
diberi begitu saja oleh pendidik. 1. Belajar efektif itu dimulai dari
3. Para ahli sepakat bahwa lingkungan belajar yang
pengetahuan yang dimiliki berpusat pada peserta didik.
seseorang itu terorganisasi dan 2. Pengajaran harus berpusat pada
mencerminkan pemahaman bagaimana cara peserta didik
yang mendalam tentang sesuatu menggunakan pengetahuan baru
persoalan. mereka. Strategi belajar lebih
4. Pengetahuan tidak dapat dipentingkan dibandingkan
dipisah-pisahkan menjadi fakta- hasilnya.
fakta atau proposisi yang 3. Umpan balik amat penting bagi
terpisah, tetapi mencerminkan peserta didik, yang berasal dari
keterampilan yang dapat proses penilaian yang benar.
diterapkan. 4. Menumbuhkan komunitas
5. Manusia mempunyai tingkatan belajar dalam bentuk kerja
yang berbeda dalam menyikapi kelompok itu penting.
situasi baru. Menurut Almasdi (2006: 57)
6. Peserta didik perlu dibiasakan Secara garis besar langkah-langkah
memecahkan masalah, penerapan Contextual Teaching and
menemukan sesuatu yang Learning dalam kelas sebagai berikut:
berguna bagi dirinya, dan 1. Kembangkan pemikiran bahwa
bergelut dengan ide-ide. anak akan belajar lebih
7. Proses belajar dapat mengubah bermakna dengan cara bekerja
struktur otak. Perubahan struktur sendiri, menemukan sendiri dan

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 16


mengkontruksi sendiri pendekatan yang sistemik untuk
pengetahuan dan keterampilan menemukan dan memecahkan
barunya. masalah atau isu tersebut.
2. Laksanakan sejauh mungkin 2. Penggunaan multi konteks:
kegiatan inquiri untuk semua Teori kognisi menyatakan
topik. bahwa pengetahuan itu tidak
3. Kembangkan sifat ingin tahu dapat dipisahkan dari
siswa dengan bertanya. perkembangan konteks, baik
4. Ciptakan masyaraka belajar fisik maupun social. Bagaimana
(belajar dalam kelompok). dan dimana seseorang kan
5. Hadirkan model sebagai contoh memperoleh dan mengkreasi
pembelajaran. suatu pengetahuan merupakan
6. Lakukan refleksi di akhir hal yang penting. Pembelajaran
pertemuan. berbasis kontekstual akan
7. Lakukan penilaian yang menjadi kaya pengalaman,
sebenarnya dengan berbagai apabila siswa mempelajari
cara. keterampilan dalam berbagai
konteks.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Contextual 3. Mengembangkan keberagaman
Teaching and Learning siswa: pada umumnya
a) Melakukan hubungan yang keberadaan siswa dalam kelas
bermakna itu beragam dalam hal nilai,
b) Melakukan kegiatan yang sosial, maupun perspektifnya.
signifikan Perbedaan atau keberagaman ini
c) Belajar yang diatur sendiri bisa dijadikan sebagai motivasi
d) Saling bekerja sama belajar dan dapat pula
e) Berpikir kritis dan kreatif menyempurnakan pengalaman
f) Mengasuh/ memelihara pribadi yang berbasis kontekstual.
peserta didik perbedaan siswa di dalam kelas
g) Mencapai standar yang tinggi bisa dijadikan sebagai motivasi
h) Menggunakan penilaian yang belajar serta dapat
autentik menyempurnakan pengalaman
dalam pembelajaran. Kerjasama
Selain itu Contextual Teaching and
tim dan belajar secara kelompok
Learning memiliki cirri yang lain,
memunculkan sikap respek dari
sebagai berikut:
siswa yang berbeda baik dari sisi
1. Berbasis masalah: pembelajaran
latar belakang maupun interaksi
kontekstual dimulai dengan
antarpersonal dianatara mereka.
pemberian stimulus atau
4. Dorongan belajar mandiri:
masalah nyata (real problem).
tujuan jangka panjang
Dalam hal ini siswa
pendidikan adalah agar siswa
menggunakan kemampuan
mampu belajar sepanjang hayat
berpikir secara kritis dengan

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 17


dan pembelajar sepanjang hayat alamiah. Penilaian sebagai
harus mampu mengidentifikasi, bagian integral dari sistem
menganalisis, dan menggunakan pembelajaran juga harus
informasi tanpa harus melalui menyelaraskan diri dengan
bantuan atau bimbingan orang tujuan dan metode
lain. Pengalaman belajar dalam pembelajaran. Authentic
Contextual Teaching and Assesment sebagai suatu model
Learning harus dapat penilaian menekankan bahwa
membangun mental mereka kegiatan penilaian itu dipadukan
untuk berani melakukan trial ke dalam proses belajar
and error, disiplin waktu, mengajar. Model ini
melakukan refleksi, dan memberikan kesempatan dan
membantu mereka untuk dapat arahan kepada siswa untuk
mengubah system belajar dari melakukan perbaikan. Selain itu,
yang terikat menuju belajar Authentic Assesment atau
mandiri. penilaian otentik ini juga dapat
5. Pembentukan kelompok belajar: digunakan untuk mengetahui
Keberhasilan siswa dalam kemajuan siswa serta
pembelajaran dipengaruhi oleh memberikan informasi perihal
kegiatan saling memberi dan praktik mengajar.
menerima pengetahuan dan
kepercayaan diantara mereka. 3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Kelompok belajar atau Contextual Teaching And
masyarakat belajar baik yang Learning
dibentuk di tempat kerja a. Konstruktivisme
maupun di sekolah merupakan Dalam pandangan konstruktivisme,
suatu upaya untuk mewujudkan strategi pembelajaran lebih ditekankan
saling tukar informasi dan dari pada hasil belajar, di mana
pengalaman, fokus terhadap pendidik diarahkan untuk fokus pada
tujuan, dan memungkinkan penyiapan strategi, teknik dan metode
adanya proses saling belajar dan pengajaran. Sehingga pendidik
mengajar. Apabila masyarakat memposisikan diri sebagai fasilitator
belajar itu dibentuk di sekolah, pengajaran dan siswa membangun
maka posisi guru adalah sebagai sendiri pengetahuan mereka lewat
pembimbing, fasilitator, dan keterlibatan aktif proses belajar
pengarah. mengajar.
6. Penggunaan penilaian otentik:
CTL dimaksudkan untuk b. Inquiri.
membangun pengetahuan dan Dalam pandangan inquiri,
keterampilan yang bermakna pengetahuan dan keterampilan yang
melalui pelibatan siswa ke dunia diperoleh siswa bukan dari hasil
nyata atau konteks yang mengingat seperangkat fakta-fakta,

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 18


tetapi hasil dari menemukan sendiri. 1. Menggali informasi, baik
Pendidik harus mempersiapkan administrasi maupun akademis
rancangan aktivitas pembelajaran yang 2. Mengecek pemahaman peserta
berorientasi pada menemukan makna didik
dari materi pelajaranyang diajarkan. 3. Membangkitkan respon kepada
Siklus inquiri terdiri dari : peserta didik
4. Mengetahui sejauhmana
1. Observasi atau pengamatan
keinginan peserta didik
langsung
5. Mengetahui hal-hal yangsudah
2. Bertanya
diketahui peserta didik
3. Mengajukan dugaan
6. Memfokuskan perhatian peserta
4. Pengumpulan data
didik pada sesuatu yang
Penyimpulan Langkah-langkah dikehendaki pendidik
kegiatan inkuiri adalah sebagai 7. Membangkitkan lebih banyak
berikkut: Merumuskan masalah, lagi pertanyaan dari peserta
Mengamati atau melakukan observas, didik
Menganalisis atau menyajikan hasil 8. Menyegarkan kembali
dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, pengetahuan peserta didik
tabel, dan karya lainnya. Dan
Mengkomunikasikan atau menyajikan d. Learning Community (masyarakat
hasil karya pada pembaca, teman belajar)
sekelas, guru atau audient yang lain. Konsep ini diarahkan agar
pembelajaran yang ada merupakan
c. Questioning (bertanya) sebuah proses kerjasama antara individu
Kegiatan questioning atau bertanya peserta didik. Pengetahuan yang mereka
merupakan kegiatan yang tedapat di dapatkan adalah hasil kerjasama tim
seluruh aktivitas belajar. Bahkan atau kelompok yang dibentuk oleh
bertanya bagi peserta didik menjadi pendidik. Melalui interaksi, peserta
salah satu indikator kegiatan belajar- didik diharapkan dapat
mengajar yang produktif. Kegiatan ini mengkomunikasikan pengetahuannya
sangat penting karena pendidik akan kepada sesama anggota kelompok,
mengatahui tingkat pengetahuan peserta sekaligus bersama-sama memecahkan
didik, peserta didik akan masalah yang ada. Pendidik pada
mengkonfirmasikan apa yang sudah konsep ini berada pada posisi memberi
atau belum diketahui dan pendidik akan dan melahirkan masalah utama untuk
mengarahkan perhatian secara khusus dikaji selanjutnya peserta didiklah yang
pada aspek materi pelajaran yang belum kemudian melanjutkan kajian
diketahui oleh peserta didik. berdasarkan instruksi dari pendidik.
Dalam kegiatan yang produktif, Learning community atau masyarakat
kegiatan questioning atau bertanya belajar juga mengajarkan kepada
berguna untuk: : peserta didik untuk salaing mengenal
perbedaan yang ada baik latar belakang

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 19


sosial sesama peserta didik maupun siswa, makna aktivitas, pengalaman dan
tingkat pemahaman peserta didik yang kemandirian, serta konteks kehidupan
satu dengan lainnya. dan lingkungan.
Setiap anak memiliki
e. Modelling (pemodelan) kecenderungan untuk belajar hal-hal
Modelling atau Pemodelan adalah yang aneh, baru dan penuh tantangan.
metode penyajian materi berdasarkan Oleh karena itu, belajar bagi mereka
model atau keterampilan tertentu. mencoba memecahkan persoalan yang
Metode ini lebih banyak digunakan menantang. Guru membantu agar setiap
untuk hal-hal praktis dan membutuhkan
siswa mampu mengaitkan antara
contoh yang dilihat secara langsung pengalaman baru dengan sebelumnya,
oleh peserta didik. Dalam pembelajaran memfasilitasi atau mempermudah agar
kontekstual, pendidik bukan satu- siswa mampu melakukan proses
satunya model, pendidik bisa saja asimilasi.
melibatkan peserta didik untuk
memodelkan sesuatu berdasarkan Dengan demikian, pendekatan
pengalaman yang diketahuinya atau pembelajaran Contekxtual Teaching and
mendatangkan ahli dari luar seperti Learning menekankan pada aktivitas
mendatangkan seseorang yang ahli siswa secara penuh, baik fisik maupun
dibidang astronomi untuk mempelajari mental. Contextual Teaching and
tata cara penggunaan teropong bintang. Learning memandang bahwa belajar
bukanlah kegiatan menghafal,
Banyak pendekatan yang kita kenal mengingat fakta-fakta,
dan digunakan dalam proses mendemonstrasikan latihan secara
pembelajaran dan tiap-tiap pendekatan berulang-ulang semata akan tetapi
memiliki karakteristik sendiri. proses berpengalaman dalam kehidupan
Karakteristik ini berhubungan dengan nyata. Dalam pembelajaran Contextual
apa yang menjadi fokus dan mendapat Teaching and Learning, belajar di alam
tekanan dalam pembelajaran. terbuka merupakan tempat untuk
Menurut Udin Saefudin Sa‟ud memperoleh informasi sehingga
(2008: 32) bahwa, pendekatan menguji data hasil temuannya itu untuk
pembelajaran kontekstual yaitu kemudian dikaji di kelas.
pendekatan pembelajaran yang berfokus Elaine B. Jhonson (Rusman, 2010)
pada siswa, kemampuan berfikir, menyimpulkan bahwa pengaruh
aktivitas, pengalaman siswa, berfokus Contextual Teaching and Learning
pada guru, berfokus pada masalah dapat meningkatkan prestasi belajar
(personal, lingkungan, social), berfokus siswa karena peserta didik semakin
pada teknologi seperti system bersemangat belajar ataupun
intruksional, media dan sumber belajar. mempunyai kepercayaan diri untuk
Berkenan dengan aspek kehidupan mengetahui sesuatu yang belum
dan lingkungan, maka pendekatan diketahui sehingga membuat peserta
pembelajaran ada keterlibatan pada didik tidak tertekan dalam proses

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 20


belajar mengajar. Hal ini mempengaruhi mengimplementasikannya dalam
secara siknifikan prestasi belajar siswa berbagai aspek kehidupan.
disekolah dan bisa diaplikasikan dalam Dalam pembelajaran bahasa asing,
kehidupan sehari-hari. terutama bahasa Arab, pelibatan siswa
secara penuh dalam proses
B. KONSEP CTL DALAM pembelajaran adalah hal yang sangat
PEMBELAJARAN BAHASA penting karena dalam mempelajari
ARAB bahasa, interaksi timbal balik antara
Di Indonesia, bahasa Arab pengarah dan peserta didik harus
dimasukkan ke dalam rumpun bahasa
dilakukan. Jika seorang pengajar bahasa
asing. Karena itu sebagaimana layaknya Arab hanya berfokus pada penyampaian
bahasa asing, pembelajaran bahasa Arab materi atau melibatkan siswa tidak
kepada peserta didik Indonesia dapat secara penuh, misalnya dengan
berlangsung secara efektif apabila menyuruh mereka menghafalkan
dilakukan dengan menerapkan strategi sejumlah mufradat dan kaidah
dan metode tertentu. Karena pada tatabahasa (nahwu) maka bisa ditebak
dasarnya, teori-teori mengenai metode hasil yang dicapai dalam
pembelajaran bahasa Arab sama dengan pembelajarannya juga tidak maksimal.
teori-teori pembelajaran bahasa pada
umumnya. Seperti diketahui, para ahli
metodologi pengajaran bahasa Arab
Salah satu model pendekatan dalam kepada non-Arab membagi kemahiran
pembelajaran bahasa Arab yang berbahasa Arab kepada empat macam
diharapkan mampu menjadi alternatif kemahiran, yaitu: 1) Maharat al-Istima‟
dalam pembelajaran bahasa Arab (kemahiran mendengar) 2. Maharat al-
kepada siswa Indonesia adalah metode Qira‟ah (kemahiran membaca), 3.
Contextual Teaching and Learning Maharat al-Hiwar (kemahiran
(CTL). bercakap) dan 4. Maharat al-Kitabah
Pada dasarnya, sebagaimana (kemahiran menulis). Semua indikator
dijelaskan sebelumnya bahwa metode kemahiran berbahasa Arab di atas dapat
Contextual Teaching and Learning dicapai dengan menggunakan
(pembelajaran kontekstual) adalah suatu pendekatan Contextual Teaching and
pendekatan pembelajaran yang Learning (pembelajaran kontekstual).
menekankan kepada proses keterlibatan Sebagai contoh, Maharat al-Istima‟
siswa secara penuh sehingga siswa atau kemahiran mendengar, biasanya
dapat menemukan materi yang diterapkan pada tahap awal
dipelajari dan menghubungkannya pembelajaran bahasa Arab. Mempelajari
dengan situasi kehidupan sehari-hari kemahiran ini sangat penting karena
atau bidang-bidang tertentu, sehingga akan memudahkan seseorang untuk
peserta didik dapat merasakan makna mempelajari jenis kemahiran berikutnya
dari setiap materi pelajaran yang
dan memungkinkan terjadinya
diterimanya dan komunikasi langsung antara pembicara

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 21


dan pendengar (Abdullah Abd. al- dan ide-idenya (Muhammad Abdul
Tawwab, 1986:39) Kadir Ahmad, 1979:108).
Untuk dapat terlibat langsung dalam Pembaca yang mahir bersifat
suatu komunikasi maka konsekuensinya otonom dan bisa melakukan
pengajar bahasa Arab harus melatih dan kegiatannya di luar kelas. Peserta didik
membiasakan para siswanya Maharat juga tetap dapat berhubungan dengan
al-Istima‟ ini. Karena itu, seyogyanya bahasa sasaran/Arab melalui majalah,
pengajar terlebih dahulu aktif berbahasa buku atau surat kabar yang berbahasa
Arab di dalam kelas agar siswanya Arab. Fakta ini jelas menunjukkan
membiasakan diri mendengar kalimat- bahwa pengajaran membaca adalah
kalimat dalam bahasa Arab. dalam rangka mengembangkan
kemahiran membaca. Dengan demikian
Adapun Maharah al-Hiwar atau
adalah merupakan tugas pengajar
kemahiran bercakap adalah kemampuan
bahasa Arab untuk meyakinkan bahwa
peserta didik untuk menyatakan dan
pembelajaran membaca menjadi
mengutarakan konsep pikirannya
pengalaman menyenangkan bagi peserta
kepada orang lain secara lisan (verbal).
didiknya.
Kemahiran ini penting diajarkan karena
merupakan langkah awal menuju Untuk menjadikan peserta didik
kemahiran berikutnya, yakni kemahiran senang terhadap teks bacaan, maka
membaca dan kemahiran menulis. pengajar bahasa Arab hendaknya
Selain itu, kemahiran ini menyiapkan buku-buku bacaan
memungkinkan terjadinya komunikasi berbahasa Arab dengan beragam topik
dua arah atau timbal-balik antara pihak dan tingkat kesulitan yang berbeda,
pembicara dan pendengar. sehingga peserta didik dapat melatih
dirinya untuk membaca teks-teks
Berkaitan dengan kemahiran
tersebut di luar waktu belajar.
berbicara, pengajar bahasa Arab harus
mampu menguasai teknik dan metode Terakhir Maharat al-Kitabah atau
penyajian kemahiran berbicara ini kemahiran menulis yaitu kemampuan
dengan baik, misalnya dengan metode seseorang untuk mengungkapkan
al-hiwar atau menggunakan alat bantu konsepsi pikirannya melalui susunan
berupa gambar-gambar sehingga peserta kata-kata berupa simbol-simbol tulisan
didik dapat berkomunikasi dengan yang yang teratur dengan menggunakan
lainnya melalui bantuan gambar kalimat-kalimat yang tepat. Menurut
tersebut. Mahmud Kamil al-Naqah (1978:97),
seorang pakar bahasa Arab, kemahiran
Sedang pada Maharat al-Qira‟ah
ini merupakan sarana komunikasi
atau kemahiran membaca, yaitu
tertulis antara individu dengan individu
kemampuan menghubungkan antara
lainnya. dengan kemahiran ini, manusia
bahasa ucapan dengan simbol yang
akan mengenal gagasan dan ide orang
berbentuk tulisan, dan melalui simbol
lain, baik yang masih hidup di masa lalu
tersebut ia dapat mengutarakan pikiran

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 22


ataupun yang masih hidup sampai pendekatan yang selaras dengan
sekarang. materi pelajaran yang diajarkan.
3. Contextual Teaching and Learning
Menulis merupakan jenis kemahiran
(CTL) adalah suatu pendekatan
yang paling jarang digunakan diantara
pembelajaran yang menekankan
empat jenis kemahiran lainnya di atas.
kepada proses keterlibatan siswa
Hanya sedikit lulusan lembaga atau
secara penuh untuk dapat
fakultas pendidikan yang menulis
menemukan materi yang dipelajari
karyanya dalam bahasa Arab, termasuk
dan menghubungkannya dengan
peserta didik yang belajar di program
situasi kehidupan nyata.
studi pendidikan bahasa Arab.
4. Contextual Teaching and Learning
Berbicara mengenai kebutuhan dan dapat meningkatkan prestasi belajar
upaya mempersiapkan peserta didik ke siswa karena peserta didik semakin
dalam dunia nyata, menulis merupakan bersemangat belajar ataupun
kemahiran tersulit untuk diadaptasikan mempunyai kepercayaan diri untuk
di antara empat jenis kemahiran lainnya mengetahui sesuatu yang belum
di atas, sebab peserta didik diharuskan diketahui sehingga membuat peserta
untuk mengemukakan gagasannya didik tidak tertekan dalam proses
dalam bentuk tulisan dan bahasa yang belajar mengajar.
benar. 5. Indikator-indikator kemahiran
Berdasarkan penjelasan berbahasa Arab; al-istima‟, al-
sebagaimana dikemukakan di atas, qira‟ah, al-hiwar dan al-kitabah,
model pendekatan Contextual Teaching dapat dicapai dengan menggunakan
and Learning (CTL) adalah alternatif pendekatan Contextual Teaching
penting dalam pembelajaran bahasa and Learning (pembelajaran
Arab, khususnya kepada siswa kontekstual).
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
C. PENUTUP
Sebagai kesimpulan dari apa yang Ainin, Moh. 2013. Metodologi
disampaikan sebelumnya, maka dapat Penelitian Bahasa Arab.
Malang: BS Press.
disampaikan beberapa hal berikut:
1. Proses belajar peserta didik sangat Ahmad Sayadi dan Abdul Majid. 2006.
dipengaruhi oleh performance dan Desain Pembelajaran. Jakarta:
metode yang digunakan oleh Renika Cipta.
pendidik dalam menyajikan suatu
Almasdi. 2005. Pembelajaran Dalam
materi pelajaran.
Implementasi Kurikulum
2. Seyogyanya seorang pengajar Berbasis Kompetensi. Edisi
memiliki daya kreatifitas dalam pertama, cet ke-1. Jakarta :
mengajar dengan menggunakan Persada Media
segala macam metode dan

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 23


Arsyad, Azhar. 2003. Bahasa Arab dan „Arabiyyah Li Ghayri al-
Metode Pengajarannya, Cet.I; Natiqina Biha, Jakarta: Ma‟had
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. al-„Ulum al-Islamiyah wa al-
„Arabiyyah.
………………….. 2002 Dasar-dasar
Penguasaan Bahasa Arab, Wena, Made. 2009. Strategi
Cet.II; Yogyakarta: Pustaka Pembelajaran Inovatif
Pelajar. Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional, Cet I.
………………….. 2002. Manajemen Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Pendidikan Bahasa Arab, Cet.II;
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badry, Kamal Ibrahim. 1997. al-Thuruq


al-„Ammah fi Tadris al-Lughah
al-Arabiyyah, Jakarta: Penerbit
LIPIA.

Dahlan, Juwairiyah. 1992. Metode


Belajar Mengajar bahasa Arab,
Cet.I; Surabaya: Usaha
Nasional.

Din Yati dan Mudjiono. 2006. Strategi


Pembelajaran Inovatif
Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional, Cet I,
Jakarta: PT. Bumi Aksara,

al-Naqah, Mahmud Kamil. 1978.


Asasiyat Ta‟lim al-Lughah al-
„Arabiyyah fi Ghayri al-„Arab,
Sudan: Ma‟had Khartoum.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi


Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana

Saefudin, Udin. 2008. Inovasi


Pendidikan, cet. 1. Bandung:
Alfabeta

Sobroto, Suryo. 2009. Prooses Belajar


Mengajar DI Sekolah. Jakarta:
Rnika Cipta

al-Tawwab, Abdullah. 1986. I‟dad


Mu‟allim al-Lughah al-

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 24


INOVASI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Andi Fajriwati Tadjuddin


Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Abstract
Every people basically has the ability to master every language, even in different levels and
drives. While the differences are: the teaching objectives to be achieved, basic skill , self
motivation, and interest and persistence. Therefore, to achieve Arabic language ability
easily, it needs some innovation in Arabic language teaching and learning process. The
innovation in the teaching Arabic language process is by using technology that is growing
rapidly this present. The utilization of technology in foreign language learning especially
Arabic language will change the academic conditions which be held so far. With this
technology, the conditions that are closed and has become such a custom which passed
down from generation to generation or hereditary will be eliminated or even disappear and
it can be replaced by conditions that are transparent, open, and the process of continuous
learning evaluation. Some examples the use of technology in the teaching Arabic language
that we can see this present is through the internet media, such as how to learn Arabic
grammar, and how to improve reading and understanding, listening , speaking, and writing
skills.

Keywords: Inovation, learning, arabic language

Abstrak
Setiap anak manusia pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk menguasai setiap
bahasa, walaupun dalam kadar dan dorongan yang berbeda. Adapun diantara perbedaan-
perbedaan tersebut adalah tujuan-tujuan pengajaran yang ingin dicapai, kemampuan dasar
yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam diri, minat serta ketekunannya. Oleh karena itu,
untuk mencapai kemampuan bahasa Arab dengan mudah, dibutuhkan inovasi dalam proses
pengajaran bahasa Arab. Adapun inovasi dalam pengajaran bhaasa Arab dewasa ini yaitu
pemanfaatan teknologi yang sedang berkembang pesat saat ini. Pemanfaatan teknologi
dalam pembelajaran bahasa asing, khususnya bahasa Arab tanpa disadari akan mengubah
kondisi akademik yang berjalan selama ini. Dengan teknologi ini kondisi-kondisi yang
sifatnya tertutup dan telah menjadi tradisi yang diwariskan secara turun temurun menjadi
tersingkirkan atau bahkan lenyap dan digantingan oleh kondisi-kondisi yang bersifat
transparan, terbuka, serta adanya proses evaluasi pembelajaran yang berkelanjutan. Adapun
contoh pemanfaatan teknologi dalam pengajaran bahasa Arab yang bisa kita lihat saat ini
yaitu melalui media internet, diantaranya bagaimana cara belajar tata bahasa Arab, dan
bagaimana cara peningkatan kemampuan membaca dan memahami, mendengarkan,
berbicara, serta menulis.
Kata Kunci: inovasi, pembelajaran, bahasa Arab

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 25


PENDAHULUAN untuk mencapai sesuatu yang diinginkan
dalam hidupnya, oleh karena itu motivasi

S
elama ini muncul anggapan bahwa untuk belajarnya sangat tinggi. Sementara
bahasa Arab adalah bahasa yang itu belajar bahasa asing, seperti bahasa
rumit dan sulit dipelajari, bahkan Arab (bagi non Arab), pada umumnya
pelajaran bahasa Arab disekolah-sekolah mempunyai tujuan sebagai alat
menjadi momok yang menakutkan bagi komunikasi dan ilmu pengetahuan
para siswa. Anggapan tersebut yang (kebudayaan). Namun bahasa asing tidak
akhirnya menjadi penghambat dalam dijadikan sebagai bahasa hidup sehari-
proses pembelajaran bahasa Arab di hari, oleh karena itu motivasi belajar
sekolah. Selama ini para siswa masih bahasa Arab lebih rendah daripada bahasa
mengalami kesulitan, baik dalam ibu. Padahal besar kecilnya motivasi
membuat tulisan atau karangan berbahasa belajar bahasa Arab mempengaruhi hasil
Arab, maupun berkomunikasi secara lisan yang akan dicapai.
menggunakan bahasa Arab. Dari sini
Kemampuan dasar yang dimiliki
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
ketika anak kecil belajar bahasa ibu,
bahasa Arab selama ini belum berhasil.
otaknya masih bersih dan belum
Beberapa faktor yang menyebabkan mendapat pengaruh bahasa-bahasa lain,
ketidakberhasilan dalam pembelajaran oleh karena itu ia cenderung dapat
bahasa Arab diantaranya adalah faktor berhasil dengan cepat. Sementara ketika
dari dalam diri siswa yang menganggap mempelajari bahasa Arab, ia telah lebih
bahasa Arab adalah pelajaran yang sulit, dahulu menguasai bahasa ibunya, baik
dan kurangnya kepercayaan diri mereka lisan, tulis, maupun bahasa berpikirnya.
dalam berkomunikasi dengan Oleh karena itu mempelajari bahasa Arab
menggunakan bahasa Arab. Selain itu tentu lebih sulit dan berat, karena ia harus
kurangnya media dan sarana yang menyesuaikan sistem bahasa ibu ke dalam
mendukung siswa untuk belajar bahasa sistem bahasa Arab, baik sistem bunyi,
Arab termasuk kurangnya kompetensi struktur kata, struktur kalimat maupun
guru bahasa Arab. sistem bahasa berpikirnya.
Setiap anak manusia pada dasarnya Adapun rumusan masalah dari tulisan
mempunyai kemampuan untuk ini yaitu :
menguasai setiap bahasa, walaupun dalam 1. Bagaimana prinsip-prinsip
kadar dan dorongan yang berbeda. pembelajaran bahasa arab?
Adapun diantara perbedaan-perbedaan 2. Bagaimana metode pengajaran
tersebut adalah tujuan-tujuan pengajaran Bahasa Arab?
yang ingin dicapai, kemampuan dasar 3. Bagaimana pendekatan
yang dimiliki, motivasi yang ada di dalam pembelajaran Bahasa Arab?
diri, minat serta ketekunannya. 4. Bagaimana inovasi pembelajaran
Tujuan Pengajaran Belajar bahasa ibu Bahasa Arab?
(bahasa bawaan -edt) merupakan tujuan 5. Bagaimana pembelajaran Bahasa
yang hidup, yaitu sebagai alat komunikasi Arab Berbasis IT?

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 26


PEMBAHASAN dalam kata. Sementara peserta didik
Prinsip-prinsip dalam Pembelajaran menirukannya di dalam hati secara
Bahasa Arab (asing) kolektif.
c. Guru bahasa asing kemudian
Ada lima prinsip dasar dalam
melanjutkan materinya tentang bunyi
pengajaran bahasa Arab asing, yaitu
huruf yang hampir sama sifatnya.
prinsip prioritas dalam proses penyajian,
prinsip koreksitas dan umpan balik, Misalnya: ٌ– ‫ ح‬- ‫ ء‬- ‫ش –ع س‬, ‫–س‬
prinsip bertahap, prinsip penghayatan,
serta korelasi dan isi; ‫ ذ‬dan seterusnya.
d. Selanjutnya materi diteruskan dengan
1. Prinsip prioritas tata bunyi yang tidak terdapat di dalam
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, bahasa ibu (dalam hal ini bahasa
ada prinsip-prinsip prioritas dalam indonesia, -edt) peserta didik, seperti:
penyampaian materi pengajaran, yaitu;
Pertama, mengajarkan, mendengarkan, ‫خ‬, ‫ذ‬, ‫ث‬, ‫ص‬, ‫ ض‬dan seterusnya.
dan bercakap sebelum menulis. Kedua, Adapun dalam pengajaran
mengakarkan kalimat sebelum pengucapan dan peniruan dapat
mengajarkan kata. Ketiga, menggunakan menempuh langkah-langkah berikut :
kata-kata yang lebih akrab dengan 1) Peserta didik dilatih untuk melafalkan
kehidupan sehari-hari sebelum huruf-huruf tunggal yang paling
mengajarkan bahasa sesuai dengan mudah dan tidak asing, kemudian
penutur Bahasa Arab. dilatih dengan huruf-huruf dengan
a. Mendengar dan berbicara terlebih tanda panjang dan kemudian dilatih
dahulu daripada menulis. Prinsip ini dengan lebih cepat dan seterusnya
berangkat dari asumsi bahwa dilatih dengan melafalkan kata-kata
pengajaran bahasa yang baik adalah dan kalimat dengan cepat. Misalnya :
pengajaran yang sesuai dengan
perkembangan bahasa yang alami pada
‫بى‬, ‫ب‬, ‫با‬, ‫ بو‬dan seterusnya.
manusia2, yaitu setiap anak akan 2) Mendorong peserta didik ketika
mengawali perkembangan bahasanya proses pengajaran menyimak dan
dari mendengar dan memperhatikan melafalkan huruf atau kata-kata untuk
kemudian menirukan. Hal itu menirukan intonasi, cara berhenti,
menunjukkan bahwa kemampuan maupun panjang pendeknya.
mendengar/menyimak harus lebih dulu 3) Mengajarkan kalimat sebelum
dibina, kemudian kemampuan mengajarkan bahasa
menirukan ucapan, lalu aspek lainnya Dalam mengajarkan struktur kalimat,
seperti membaca dan menulis. Ada sebaiknya mendahulukan mengajarkan
beberapa teknik melatih struktur kalimat/nahwu, baru kemudian
pendengaran/telinga,yaitu: masalah struktur kata/sharaf. Dalam
b. Guru bahasa asing (Arab) hendaknya mengajarkan kalimat/jumlah sebaiknya
mengucapkan kata-kata yang beragam, seorang guru memberikan hafalan
baik dalam bentuk huruf maupun

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 27


teks/bacaan yang mengandung kalimat ibu, maka guru harus menekankan
sederhana dan susunannya benar. latihan melafalkan dan menyimak
bunyi huruf Arab yang sebenarnya
Oleh karena itu, sebaiknya seorang
secara terus-menerus dan fokus pada
guru bahasa Arab dapat memilih kalimat
kesalahan peserta didik.
yang isinya mudah dimengerti oleh
b. Korektisitas dalam pengajaran
peserta didik dan mengandung kalimat
sintaksis Perlu diketahui bahwa
inti saja, bukan kalimat yang panjang
struktur kalimat dalam bahasa satu
(jika kalimatnya panjang hendaknya di
dengan yang lainnya pada umumnya
penggal – penggal). Contoh:
terdapat banyak perbedaan.
‫اشتريت سيارة صؼيرة بيضاء‬ Korektisitas ditekankan pada
pengaruh struktur bahasa ibu
‫مستعملت مصىوعت في اليابان‬Kemudian terhadap Bahasa Arab. Misalnya,
dalam bahasa Indonesia kalimat akan
dipenggal - penggal menjadi :
selalu diawali dengan kata benda
‫اشتريت سيارة اشتريت سيارة صؼيرة‬ (subyek), tetapi dalam bahasa Arab
kalimat bisa diawali dengan kata
‫اشتريت سيارة صؼيرة بيضاء‬ Dan
kerja ( ‫)فعل‬. c.Korektisitas dalam
seterusnya.
pengajaran semiotik Dalam bahasa
Indonesia pada umumnya setiap kata
2. Prinsip korektisitas dasar mempunyai satu makna ketika
Prinsip ini diterapkan ketika sedang sudah dimasukan dalam satu kalimat.
Tetapi, dalam bahasa Arab, hampir
mengajarkan materi ‫ألاصواث‬ (fonetik), semua kata mempunyai arti lebih dari
satu, yang lebih dikenal dengan
‫(التراكب‬sintaksis), dan ‫املعاوى‬ istilah mustarak (satu kata banyak
(semiotic). Maksud dari prinsip ini adalah arti) dan mutaradif (berbeda kata
seorang guru bahasa Arab hendaknya sama arti). Oleh karena itu, guru
jangan hanya bisa menyalahkan pada bahasa Arab harus menaruh perhatian
peserta didik, tetapi ia juga harus mampu yang besar terhadap masalah
melakukan pembetulan dan membiasakan tersebut. Ia harus mampu
pada peserta didik untuk kritis pada hal- memberikan solusi yang tepat dalam
hal berikut: Pertama, korektisitas dalam mengajarkan makna dari sebuah
pengajaran (fonetik). Kedua, korektisitas ungkapan karena kejelasan petunjuk.
dalam pengajaran (sintaksis). Ketiga,
korektisitas dalam pengajaran (semiotic). 3. Prinsip Berjenjang.
a. Korektisitas dalam pengajaran Jika dilihat dari sifatnya, ada 3
fonetik Pengajaran aspek kategori prinsip berjenjang, Yaitu:
keterampilan ini melalui latihan pertama, pergeseran dari yang konkrit ke
pendengaran dan ucapan. Jika peserta yang abstrak, dari yang global ke yang
didik masih sering melafalkan bahasa detail, dari yang sudah diketahui ke yang

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 28


belum diketahui. Kedua, ada kalimat yang mengandung arti
kesinambungan antara apa yang telah idiomatic. Dilihat dari teknik materi
diberikan sebelumnya dengan apa yang pengajaran bahasa Arab, tahapan-
akan ia ajarkan selanjutnya. Ketiga, ada tahapannya dapat dibedakan sebagai
peningkatan bobot pengajaran terdahulu berikut: pertama, pelatihan melalui
dengan yang selanjutnya, baik jumlah jam pendengaran sebelum melalui
maupun materinya. penglihatan. Kedua, pelatihan
a. Jenjang Pengajaran mufrodat lisan/pelafalan sebelum membaca.
Pengajaran kosa kata hendaknya Ketiga, penugasan kolektif sebelum
mempertimbangkan dari aspek individu. Langkah-langkah aplikasi (
penggunaannya bagi peserta didik, ‫)الصالبت واملتا هت‬
yaitu diawali dengan memberikan
materi kosa kata yang banyak Ada delapan langkah yang diperlukan
digunakan dalam keseharian dan agar teknik diatas berhasil dan dapat
berupa kata dasar. Selanjutnya terlaksana, yaitu :
memberikan materi kata sambung. Hal 1) Memberikan contoh-contoh sebelum
ini dilakukan agar peserta didik dapat memberikan kaidah gramatika, karena
menyusun kalimat sempurna sehingga contoh yang baik akan menjelaskan
terus bertambah dan berkembang gramatika secara mendalam daripada
kemampuannya. gramatika saja.
b. Jenjang Pengajaran Qowaid (Morfem) 2) Jangan memberikan contoh hanya
Dalam pengajaran Qowaid, baik satu kalimat saja, tetapi harus terdiri
Qowaid Nahwu maupun Qowaid dari beberapa contoh dengan
Sharaf juga harus mempertimbangkan perbedaan dan persamaan teks untuk
kegunaannya dalam, percakapan/ dijadikan analisa perbandingan bagi
keseharian. Dalam pengajaran Qawaid peserta didik.
Nahwu misalnya, harus diawali 3) Mulailah contoh-contoh dengan
dengan materi tentang kalimat sesuatu yang ada di dalam ruangan
sempurna (Jumlah Mufiidah), namun kelas/media yang telah ada dan
rincian materi penyajian harus dengan memungkinkan menggunakannya.
cara mengajarkan tentang isim, fi‟il, 4) Mulailah contoh-contoh tersebut
dan huruf. dengan menggunakan kata kerja yang
bisa secara langsung dengan
c. Tahapan pengajaran makna ( ‫داللت‬ menggunakan gerakan anggota tubuh.
‫)املعاوى‬ Dalam mengajarkan makna 5) Ketika mengajarkan kata sifat
hendaknya menyebutkan kata-kata
kalimat atau kata-kata, seorang guru yang paling banyak digunakan dan
bahasa Arab hendaknya memulainya lengkap dengan pasangannya.
dengan memilih kata-kata/kalimat Misalnya hitam-putih, bundar-persegi.
yang paling banyak digunakan/ditemui 6) Ketika mengajarkan huruf jar dan
dalam keseharian meraka. Selanjutnya maknanya, sebaiknya dipilih huruf jar
makna kalimat lugas sebelum makna yang paling banyak digunakan dan

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 29


dimasukkan langsung ke dalam tradisional/klasikal dan kedua, metode
kalimat yang paling sederhana. modern.
Contoh Jumlah ismiyyah: ‫الكتاب في‬ Metode pengajaran bahasa Arab
tradisional adalah metode pengajaran
‫الصىنوو‬, Contoh jumlah fi‟iliyah : bahasa Arab yang terfokus pada “bahasa
sebagai budaya ilmu” sehingga belajar
‫خزج الطاب مً الفصل‬ bahasa Arab berarti belajar secara
7) Hendaknya tidak memberikan contoh- mendalam tentang seluk-beluk ilmu
contoh yang membuat peserta didik bahasa Arab, baik aspek
harus meraba-raba karena tidak sesuai gramatika/sintaksis (Qowaid nahwu),
dengan kondisi pikiran mereka. morfem/morfologi (Qowaid as-sharf)
8) Peserta didik diberikan motivasi yang ataupun sastra (adab). Metode yang
cukup untuk berekspresi melalui berkembang dan masyhur digunakan
tulisan, lisan bahkan mungkin untuk tujuan tersebut adalah Metode
ekspresi wajah, agar meraka merasa qowaid dan tarjamah. Metode tersebut
terlibat langsung dengan proses mampu bertahan beberapa abad, bahkan
pengajaran yang berlangsung. sampai sekarang pesantren-pesantren di
Indonesia, khususnya pesantren salafiah
Metode Pengajaran Bahasa Arab masih menerapkan metode tersebut. Hal
Ibnu khaldun berkata, “Sesungguhnya ini didasarkan pada hal-hal sebagai
pengajaran itu merupakan profesi yang berikut: Pertama, tujuan pengajaran
membutuhkan pengetahuan, bahasa arab tampaknya pada aspek
keterampilan, dan kecermatan karena ia budaya/ilmu, terutama nahwu dan ilmu
sama halnya dengan pelatihan kecakapan sharaf. Kedua kemampuan ilmu nahwu
yang memerlukan kiat, strategi dan dianggap sebagai syarat mutlak sebagai
ketelatenan, sehingga menjadi cakap dan alat untuk memahami teks/kata bahasa
professional.” Penerapan metode Arab klasik yang tidak memakai harakat,
pengajaran tidak akan berjalan dengan dan tanda baca lainnya. Ketiga, bidang
efektif dan efisien sebagai media tersebut merupakan tradisi turun temurun,
pengantar materi pengajaran bila sehingga kemampuan di bidang itu
penerapannya tanpa didasari dengan memberikan “rasa percaya diri (gengsi)
pengetahuan yang memadai tentang tersendiri di kalangan mereka”.
metode itu. Sehingga metode bisa saja Metode pengajaran bahasa Arab
akan menjadi penghambat jalannya modern adalah metode pengajaran yang
proses pengajaran, bukan komponen yang berorientasi pada tujuan bahasa sebagai
menunjang pencapaian tujuan, jika tidak alat. Artinya, bahasa Arab dipandang
tepat aplikasinya. Oleh karena itu, penting sebagai alat komunikasi dalam kehidupan
sekali untuk memahami dengan baik dan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab
benar tentang karakteristik suatu metode. adalah kemampuan untuk menggunakan
Secara sederhana, metode pengajaran bahasa tersebut secara aktif dan mampu
bahasa Arab dapat digolongkan menjadi memahami ucapan/ungkapan dalam
dua macam, yaitu: pertama, metode

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 30


bahasa Arab. Metode yang lazim seperti bentuk kata kiasan, sinonim,
digunakan dalam pengajarannya adalah dan meminta peserta didik
metode langsung (tariiqah al - menganalisis dengan kaidah
mubasysyarah). Munculnya metode ini gramatikal yang sudah diajarkannya
didasari pada asumsi bahwa bahasa (mampu menerjemah bahasa ibu ke
adalah sesuatu yang hidup, oleh karena dalam Bahasa Arab).
itu harus dikomunikasikan dan dilatih
terus sebagaimana anak kecil belajar 2) Metode langsung (al Thariiqatu al
bahasa. Mubaasyarah)
Penekanan pada metode ini adalah
1) Metode Qowa’id dan tarjamah pada latihan percakapan terus-menerus
(Tariiqatul al Qowaid Wa Tarjamah) antara guru dan peserta didik dengan
Penerapan metode ini lebih cocok jika menggunakan bahasa Arab tanpa
tujuan pengajaran bahasa Arab adalah sedikitpun menggunakan bahasa ibu, baik
sebagai kebudayaan, yaitu untuk dalam menjelaskan makna kosa kata
mengetahui nilai sastra yang tinggi dan maupun menerjemah, (dalam hal ini
untuk memiliki kemampuan kognitif yang dibutuhkan sebuah media). Perlu menjadi
terlatih dalam menghafal teks-teks serta bahan revisi disini adalah bahwa dalam
memahami apa yang terkandung di dalam metode langsung, bahasa Arab menjadi
tulisan-tulisan atau buku-buku teks, bahasa pengantar dalam pengajaran
terutama buku Arab klasik11. Ciri metode dengan menekankan pada aspek
ini adalah : penuturan yang benar ( al – Nutqu al –
a. Peserta didik diajarkan membaca Shahiih), oleh karena itu dalam
secara detail dan mendalam tentang aplikasinya, metode ini memerlukan hal-
teks-teks atau naskah pemikiran yang hal berikut :
ditulis oleh para tokoh dan pakar a. Materi pengajaran pada tahap awal
dalam berbagai bidang ilmu pada berupa latihan oral (syafawiyah)
masa lalu baik berupa sya‟ir, naskah b. Materi dilanjutkan dengan latihan
(prosa), kata mutiara (alhikam), menuturkan kata-kata sederhana, baik
maupun kiasan-kiasan (amtsal). kata benda ( isim) atau kata kerja (
b. Penghayatan yang mendalam dan fi‟il) yang sering didengar oleh
rinci terhadap bacaan sehingga peserta didik.
peserta didik memiliki perasaan c. Materi dilanjutkan dengan latihan
koneksitas terhadap nilai sastra yang penuturan kalimat sederhana dengan
terkandung di dalam bacaan. (bahasa menggunakan kalimat yang
Arab - bahasa ibu). merupakan aktifitas peserta didik
sehari-hari.
c. Menitikberatkan perhatian pada
d. Peserta didik diberikan kesempatan
kaidah gramatika (Qowa‟id
untuk berlatih dengan cara Tanya
Nahwu/Sharaf) untuk menghafal dan
jawab dengan guru/sesamanya.
memahami isi bacaan.
e. Materi Qiro‟ah harus disertai diskusi
d. Memberikan perhatian besar terhadap
dengan bahasa Arab, baik dalam
kata-kata kunci dalam menerjemah,

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 31


menjelaskan makna yang terkandung 1) Keterampilan Mendengar dan
di dalam bahan bacaan ataupun Berbicara (Istima‟-Kalam)
jabatan setiap kata dalam kalimat. 2) Teks Percakapan yang
f. Materi gramatika diajarkan di sela- komunikatif dan kontekstual
sela pengajaran,namun tidak secara 3) Mufradat
mendetail. 4) Tadribat (Pelatihan)
g. Materi menulis diajarkan dengan 5) Ajril Hiwar kama fil mitsal
latihan menulis kalimat sederhana (Percakapkanlah sbg. contoh)
yang telah dikenal/diajarkan pada 6) Hawwil kama fil mitsal (Rubahlah
peserta didik. sbg. contoh)
7) Baddil kama fil mitsal (gantilah
3) Metode eklektik (tariqah al- sbg. contoh)
intiqaiyyah) 8) Al‟ab lughowiyah (permainan
Pendekatan pembelajaran di atas bahasa)
memerlukan metode pembelajaran yang 9) Wajib (Tugas)
tepat. Plihan yang tepat adalah metode 10) Keterampilan Membaca dan
eklektik, yaitu metode gabungan yang Menulis (Qira‟ah-Kitabah)
mengambil aspek-aspek positifnya baik 11) Teks bacaan yang komunikatif,
dari keterampilan maupun pengetahuan pragmatik, dan kontekstual.
bahasa, sehingga mencapai tujuaan dan 12) Mufradat
hasil pembelajaran yang maksimal. 13) Contoh-contoh teks yang
Metode eklektif dimaksud mencakup struktural, komunikatif, dan
metode percakapan,membaca, latihan, kontekstual.
dan tugas, Adapun rancangan materi ajar 14) Penjelasan dan kesimpulan (oleh
dan desainnya adalah sebagai berikut : pemelajar atau pengajar)
a. Materi Ajar Bahasa Arab 15) Latihan Membaca
1) Jika kita amati suatu materi ajar 16) Bacalah dengan membunyikan
bahasa terdiri atas (1) topik materi semua baris akhirnya.
ajar dan (2) desainnya yang 17) Terjemahkan teks bacaan ke
menggambarkan kegiatan dalam bahasa Indonesia standar.
pembelajarannya. 18) Sebutkan jenis kata yang diberi
2) Topik materi ajar bahasa Arab garis bawah
yang efektif adalah topik-topik 19) Jelaskan terjadinya perubahan
yang komunikatif dan kontekstual baris akhir pada kata yang diberi
tentang tema keseharian, garis bawah.
keagamaan, iptek, dan 20) Jelaskan i‟rab kata-kata yang
kebudayaan. diberi garis bawah dan alasannya
(setelah pemelajar mempelajari
sejumlah materi ajar yang
b. Desainya pembelajarannya mencakup mengantarnya ke arah ini)
: 21) Wajib (Tugas)

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 32


Pendekatan Pembelajaran Bahasa Qawaid/ grammar yang tidak praktis
Arab dan tidak komunikatif dalam
Sesuai dengan tujuan di atas, pembelajaran bahasa Arab telah gagal
pendekatan pembelajaran yang efektif membentuk pemelajar terampil
mencakup empat pendekatan, yaitu berbahasa, bukan saja bahasa Arab tetapi
pendekatan humanistik, komuni-katif, juga bahasa Inggris.
kontekstual, dan struktural.
1. Pendekatan humanistik melihat Pelaksanaan Pembelajaran
bahwa pembelajaran bahasa Arab Untuk mencapai hasil belajar bahasa
memerlukan keaktifan pemelajarnya, Arab yang efektif dan maksimal,
bukan pengajar. Pemelajarlah yang lembaga-lembaga pendidikan harus
aktif belajar bahasa dan pengajar melakukan dua kegiatan, (1)
berfungsi sebagai motivator, pembelajaran, learning, dan (2)
dinamisator, administrator, evaluator, pemerolehan bahasa, language
dsb.Pengajar harus memanfaatkan acquisition. Pembelajaran membentuk
semua potensi yang dimiliki keterampilan berbahasa secara formal,
pemelajar. sedangkan pemerolehan membentuk
2. Pendekatan komunikatif melihat pemakaian bahasa secara non formal.
bahwa fungsi utama bahasa adalah Kedua cara ini menuntut pengajar dan
komunikasi.Hal ini berarti materi ajar petugas untuk mempersiapkan rencana
bahasa Arab harus materi yang praktis pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
dan pragmatis, yaitu materi ajar bermutu, yaitu pembelajaran yang terukur
terpakai dan dapat dikomunikasikan dan terkontrol serta adanya komitmen
oleh pemelajar secara lisan maupun dari semua komponen terkait.
tulisan. Materi ajar yang tidak Minat dan motivasi
komunikatif akan kurang efektif dan pemelajar/mahasiswa akan tumbuh jika
mem-buang waktu saja. materi ajar didesai dengan baik dan
3. Pendekatan kontekstual melihat tenaga pengajarnya profesional. Tenaga
bahasa sebagai suatu makna yang pe-ngajar tidak boleh mengajar sebelum
sesuai dengan kebutuhan pemelajar ada pembelakalan yang diinginkan oleh
dan setingnya. Di sini, rancangan komitmen lembaga. Sebab keterampilan
materi ajar harus berdasarkan mahasiswa dalam berba-hasa dan
kebutuhan lembaga, kebu-tuhan berpengetahuan bahasa berhubungan
pemelajar hari ini dan ke depan. dengan keterampilan tenaga penga-
4. Pendekatan struktural melihat bahwa jarnya. Cara seperti inilah yang dilakukan
pembelajaran bahasa sebagai hal yang oleh lembaga-lembaga pengajaran bahasa
formal. Oleh sebab itu, struktur yang ingin membentuk outcome-nya
bahasa (qawaid) harus mendapat bermutu dan mempunyai ciri yang tampil
perhatian dalam merancang materi beda dari yang lainnya.
ajar. Namun struktur harus fungsional
agar komunikatif dan praktis.

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 33


Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab adalah bagaimana dampak teknologi
terhadap sistem pendidikan, terutama
Kehadiran dan perkembangan
sistem pembelajaran, serta bagaimana
teknologi yang sangat pesat telah
strategi pemanfaatan teknologi dalam
menyebabkan terjadinya proses
pembelajaran. Karena toh teknologi sudah
perubahan dramatis dalam segala aspek
berjalan dan sangat tidak mungkin untuk
kehidupan, termasuk pendidikan.
dapat dibendung. Dalam usaha
Kehadiran teknologi tidak memberikan
mewujudkan hal tersebut, tentu
pilihan lain kepada dunia pendidikan
diperlukan langkah-langkah strategis agar
selain turut serta dalam
dapat diperoleh hasil yang optimal.
memanfaatkannya. Karena pada
hakikatnya, teknologi adalah solusi bagi Bagi siapa pun yang sedang
beragam masalah pendidikan saat ini. melakukan pembelajaran bahasa asing
Kecanggihan, ketepatan serta kecepatan pada saat ini, dengan segala atributnya,
dalam menyampaikan suatu informasi teknologi menjadi hal yang tidak dapat
menjadikan teknologi menduduki posisi dihindarkan lagi. Beragam kemungkinan
penting di berbagai bidang termasuk di ditawarkan oleh teknologi untuk
bidang pendidikan. Pemanfaatan meningkatkan kualitas pembelajaran
teknologi dalam pembelajaran diharapkan bahasa asing. Di antaranya adalah sebagai
akan dapat meningkatkan kualitas sarana peningkatan dan pengembangan
pembelajaran serta memperluas jaringan kemampuan profesional tenaga pengajar,
pendidikan dan pembelajaran karena sebagai sumber belajar dalam
teknologi telah menjadikan ilmu pembelajaran, sebagai alat bantu interaksi
pengetahuan lebih mudah diakses, pembelajaran, dan sebagai wadah
dipublikasikan dan disimpan. Selain itu pembelajaran.
pemanfaatan teknologi diharapkan pula Perubahan budaya pembelajaran
dapat mengurangi biaya pendidikan, serta bahasa asing sebagai akibat pemanfaatan
memberikan sumbangsih terhadap upaya teknologi sangat bergantung pada
integritas ilmu pengetahuan. berbagai komponen dalam sistem
Saat ini, sistem pendidikan yang tidak pendukung pembelajaran. Ada beberapa
memanfaatkan teknologi akan menjadi hal yang menjadikan teknologi kurang
kadaluwarsa dan kehilangan mendapatkan tempat dalam budaya
kredibilitasnya. Namun, di sisi lain ada pembelajaran bahasa asing di beberapa
juga pendapat yang menyatakan bahwa institusi pendidikan. Faktor yang paling
situasi ini lebih disebabkan oleh adanya utama disebabkan karena tenaga pengajar
konspirasi yang mengakibatkan terjadinya sebagai salah satu komponen terpenting
ketergantungan dunia pendidikan yang sangat berperan dalam perubahan
terhadap teknologi ini. Kedua pendapat tersebut. tidak mempunyai skill yang
itu tidak perlu diperdebatkan karena mencukupi di bidang ini. Oleh karena itu,
memiliki kesahihan tersendiri dari tenaga pengajar saat ini dituntut untuk
perspektifnya masing-masing. Justru, memiliki kemampuan kreatif dan inovatif
yang seharusnya menjadi perhatian serta wawasan tentang perubahan

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 34


tersebut. Di samping itu, tenaga pengajar bahkan telah menjadi trend dan bagian
juga dituntut untuk memiliki yang tak bisa lagi terelakkan dari
keterampilan teknis penguasaan teknologi kehidupan sehari-hari terutama bagi
agar dapat melakukan perubahan secara masyarakat modern. Dalam upaya
operasional, dan bersikap positif terhadap integrasi antara teknologi (internet) dan
teknologi serta perubahannya. pendidikan (pembelajaran bahasa), tulisan
singkat ini akan memberikan informasi
Di samping tenaga pengajar,
bagaimana pembelajaran bahasa Arab
pembelajar juga perlu dipersiapkan,
dengan memanfaatkan media internet. Di
begitu juga para administrator
antaranya bagaimana cara belajar tata
pembelajaran, karena tidak ada perubahan
bahasa Arab, dan bagaimana cara
yang terjadi secara isolatif dan dalam
peningkatan kemampuan membaca dan
kondisi vakum. Dengan demikian,
memahami, mendengarkan, berbicara,
perubahan budaya pembelajaran yang
serta menulis.
diakibatkan oleh pemanfaatan teknologi
bukan hanya untuk segelintir orang saja, 1. Belajar Tata Bahasa Arab
atau satu dua komponen saja, namun Untuk mempelajari tata bahasa Arab,
berlaku bagi semua tatanan sistem saat ini sudah banyak sekali situs yang
pembelajaran, bahkan sistem pendidikan secara khusus menampilkan materi
di suatu institusi pendidikan secara pelajaran bahasa Arab online baik dalam
umum. Konsekuensinya, dampak maupun bahasa Indonesia, Arab, maupun Inggris.
hasil dari perubahan budaya pembelajaran 2. Meningkatkan Kemampuan
bahasa asing juga menjadi milik seluruh Membaca dan Memahami
pihak yang berkontribusi di dalamnya. Untuk mendukung peningkatan
kemampuan membaca dan memahami,
Pemanfaatan teknologi dalam
internet menyediakan bahan-bahan
pembelajaran bahasa asing tanpa sadar
bacaan yang dapat di-download secara
telah mengubah kondisi akademik yang
bebas dan gratis selain juga yang
berjalan selama ini. Dengan teknologi ini
ditampilkan secara online.
kondisi-kondisi yang sifatnya tertutup dan
telah menjadi tradisi yang diwariskan 3. Meningkatkan Kemampuan
secara turun temurun menjadi Mendengar
Untuk melatih kemampuan ini
tersingkirkan atau bahkan lenyap dan
beberapa situs yang dapat dikunjungi
digantingan oleh kondisi-kondisi yang
(untuk mendengarkan beberapa lagu,
bersifat transparan, terbuka, serta adanya
puisi, pidato, dan juga percakapan
proses evaluasi pembelajaran yang
berbahasa Arab), (Untuk mendengarkan
berkelanjutan.
pembacaan puisi), (untuk mendengarkan
lagu), (untuk mendengarkan pidato), dan
Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis masih banyak lagi lainnya.
IT 4. Meningkatkan Kemampuan
Dewasa ini, perkembangan teknologi Berbicara
informasi dan multimedia amat pesat. Untuk menunjang kemampuan
Dunia cyber sudah tidak asing lagi berbicara dalam bahasa Arab, internet

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 35


menyajikan beberapa situs yang memuat rutin, dan jangan pernah putus asa jika
materi-materi percakapan bahasa Arab surat Anda tidak dibalas.
secara online, Atau Anda juga dapat
mempraktekkan langsung melalui ruang KESIMPULAN
chat dengan MIRC atau Yahoo
Massenger. Jika Anda menggunakan 1. Sudah seharusnya setiap lembaga
mIRC, konsekuensinya Anda harus pendidikan yang mengajarkan bahasa
menggunakan transliterasi latin dalam Arab harus merubah paradigmanya,
mengungkapkan bahasa Arab, karena dari yang tidak efektif, tidak
kebanyakan di warnet sekitar kita belum komunikatif, tidak kontekstual kepada
memberikan fasilitas Arabic. Seperti jika yang lebih efektif, komunikatif, dan
Anda menanyakan kabar, Anda dapat kontekstual.
mengetikkan kata: Kaifa Haluk? (bahasa 2. Materi ajar didesain untuk
formal), Izayyak? (Bahasa nonformal). membentuk keterampilan berbahasa
Jika Anda menggunakan Yahoo dan pengetahuan praktis/terapan.
Massenger, Anda dapat berhubungan 3. Tenaga pengajar harus terlatih, tidak
langsung dengan memanfaatkan fasilitas boleh mengajar sebelum memenuhi
Call selain juga chatting sebagaimana di syarat yang diinginkan lembaga.
mIRC. Maka lembaga pengajaran harus
melakukan seleksi terhadap tenaga
5. Meningkatkan Kemampuan Menulis pengajarnya.
Pengasahan kemampuan menulis
dengan memanfaatkan teknologi internet
dapat dilakukan dengan cara banyak DAFTAR PUSTAKA
membaca berita dan makalah yang
Abdurrahman al – Qadir Ahmad. 1979.
disajikan dalam situs-situs berbahasa
Thuruqu Ta‟alim al – Lughah al –
Arab kemudian menirukan susunan dan
„Arabiyah, Maktabah al – Nahdah,
style/gaya bahasa yang dipergunakan
al – Mishriyah, Kairo.
dengan melakukan beberapa modifikasi
kalimat. Adapun aplikasinya dapat Ahmad al – Sya‟alabi. 1961. Tarikh al –
dilakukan melalui fasilitas e-mail. Tarbiyah al – Islamiyah, Cet. 11,
Caranya, buatlah surat Anda dalam Kairo: tnp.,
bahasa Arab pada Microsoft Word atau
sejenisnya dan kirimlah dengan Ahmad Syalaby. 1983. Ta‟lim al –
menggunakan Attachment melalui e-mail Lughah al „Arabiyah lighairi al –
Anda. Anda dapat mengirimkan ke „Arab, Maktabah al – Nahdhah al –
beberapa penulis Arab terkemuka yang Mishriyah, Kairo
mencantumkan alamat e-mailnya di situs-
situs Arab, semisal para pemikir, Anis Farihah. 1983. Nazhriyaat Hal
sastrawan, jurnalis, pemuka agama dan Lughah, dar al – Kitab al – Ubnany,
sebagainya. Atau teman chating Anda Beirut, dar al – Kitab al – Ubnany.
yang berada di sana. Tulislah surat secara

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 36


Ibrahim Muhammad „Atha. 1416 H.
Thuruqu Tadris al – Lughah al –
„Arabiyah Wa al – Tarbiyah al –
Diniyah, Maktabah al – Nahdhah al
– Mishriyah, Kairo.

Jassem Ali Jassem. 1996. Thuruqu Ta‟lim


al – Lughah al – „arabiyah Li al –
Ajanib. Kuala Lumpur : A.S
Noorden.

Kamal Ibrahim Badri dan Mahmud


Nuruddin. 1406 H. Nadzkarah Asas
al – Ta‟lim al – Lughah al –
ajnubiyah, LIPIA, Jakarta.

Muhammad Jawwad Ridla. 2002. Tiga


Aliran Utama Teori Pendidikan
Islam (perspektif sosiologi-
filosofis). P.T Tiara Wacana,
Yogyakarta.

Munir M.Ag. 2005. Pengajaran Bahasa


Arab Sebagai Bahasa Asing. yang
terkumpul dalam buku yang
berjudul Rekonstruksi dan
Modernisasi Lembaga Pendidikan
Islam. Global Pustaka Utama,
Yogyakarta.

Munir, Nizhamu. 1996. Ta‟lim al –


Lughah al – „Arabiyah fi al –
Ma‟had al – Islamiyah, Darul
Huda, Skripsi.

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 37


KONSEP DASAR PENGAJARAN BAHASA ARAB

Fatmawati
Dosen prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Abstract
In every learning process, there is always a concept or planning that has been planned by
the teacher, because the concept is a guide to move forward to get results which appropriate
with what we expect. In the Arabic Language teaching process, the basic concept is the
initial idea / planning that has been prepared to teach the Arabic language in accordance
with the activity or teaching process between the educators and the learners. The teacher is
the main role in Arabic Language teaching process. But it does not mean that it only
depend on active teachers , while the learners are accepted to be passive in this teaching
process. Teaching requires the activeness of both parties who are both subjects of teaching.
In other words, the concept of teaching plays an important role in guiding educators to
carry out their duties as educators in serving the learning needs of their students. Lesson
plan is also intended as a first step before the learning process takes place. So that the
concept of Arabic teaching can be interpreted as the process of composing the subject
matter, the use of instructional media, the use of learning methods and assessment in a time
allocation that will be implemented at a certain time to achieve the competence of mastery
Arabic language that has been determined before
Keywords: concept, teaching, arabic language

Abstrak
Dalam setiap proses pembelajaran yang berlangsung selalu ada konsep atau perencanaan
yang telah direncanakan oleh guru, karena konsep merupakan pedoman untuk melangkah
ke depan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam
pengajaran bahasa Arab konsep dasar adalah gagasan/perencanaan awal yang sudah
disiapkan untuk mengajar bahasa arab sesuai dengan aktivitas atau proses pengajaran antara
pendidik dan peserta didik. Kunci pokok pengajaran bahasa arab itu ada pada seorang guru.
Tetapi ini bukan berarti dalam dalam proses pengajaran hanya guru yang aktif, sedangkan
peserta didik pasif. Pengajaran menuntut keaktifan kedua pihak yang sama-sama menjadi
subyek pengajaran. Dengan kata lain bahwa konsep pengajaran memainkan peran penting
dalam memandu pendidik untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani
kebutuhan belajar anak didiknya. Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai
langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Sehingga konsep pengajaran
bahasa Arab dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan
media pengajaran, penggunaan metode pembelajaran dan penilaian dalam suatu alokasi
waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai kompetensi penguasaan
bahasa Arab yang telah ditentukan sebelumnya.

Kata kunci: Konsep, Pengajaran, bahasa Arab

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 38


PENDAHULUAN 3. Kemahiran menulis
Kemahiran menulis merupakan

P
engajaran bahasa Arab sangat kemahiran bahasa yang sifatnya yang
menarik sekali untuk dikaji menghasilkan atau memberikan
ulang. Bukan saja karena fungsi informasi kepada orang lain
dan esensinya bagi kehidupan (pembaca) di dalam bentuk tulisan.
komunikasi Islam, tapi karena sifatnya Menulis merupakan perubahan
yang berada di tengah-tengah tradisi wujud pikiran atau perasaan menjadi
kependidikan yang sedang berlangsung wujud tulisan.
dewasa ini memerlukan berbagai 4. Kemahiran berbicara
inovasi, sebagai konsekuensi logis Sedangkan kemahiran berbicara
berkembangnya sains dan teknologi. merupakan kemahiran yang sifatnya
Perkembangan ilmu pengetahuan dan produktif, menghasilkan atau
teknologi yang begitu pesat bagi menyampaikan informasi kepada
kehidupan manusia, maka diperlukan orang lain (penyimak) di dalam
adanya upaya pada teknisi pengajaran bentuk bunyi bahasa (tuturan
bahasa. merupakan proses perubahan wujud
Pembelajaran bahasa diperlukan bunyi bahasa menjadi wujud tuturan
agar seseorang dapat berkomunikasi
Departemen Agama menjelaskan
dengan baik dan benar dengan
bahwa tujuan umum pembelajaran
sesamanya dan lingkungannya, baik
bahasa Arab adalah:
secara lisan maupun tulisan. Tujuan
1. Untuk dapat memahami al-Quran
pembelajaran bahasa adalah untuk
dan hadist sebagai sumber hukum
menguasasi ilmu bahasa dan kemahiran
ajaran Islam.
berbahasa Arab,
2. Untuk dapat memahami buku-buku
seperti muthala‟ah, muhadatsah, insya‟,
agama dan kebudayaan Islam yang
nahwu dan sharaf, sehingga
memperoleh kemahiran berbahasa yang ditulis dalam bahasa Arab.
meliputi empat aspek kemahiran, yaitu: 3. Untuk dapat berbicara dan
mengarang dalam bahasa Arab
1. Kemahiran menyimak 4. Untuk dapat digunakan sebagai alat
Kemahiran menyimak sebagai pembantu keahlian lain
kemahiran berbahasa yang sifatnya (supplementary).
reseptif, menerima informasi dari 5. Untuk membina ahli bahasa Arab,
orang lain (pembicara). yakni benar-benar profesional.
2. Kemahiran membaca
Kemahiran membaca merupakan Di samping itu tujuan
kemahiran berbahasa yang sifatnya pengajaran bahasa Arab adalah untuk
reseptif, menerima informasi dari memperkenalkan berbagai bentuk ilmu
orang lain (penulis) di dalam bentuk bahasa kepada peserta didik yang dapat
tulisan. Membaca merupakan membantu memperoleh kemahiran
perubahan wujud tulisan menjadi berbahasa, dengan menggunakan
wujud makna. berbagai bentuk dan ragam bahasa

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 39


untuk berkomunikasi, baik dalam
bentuk lisan maupun tulisan, untuk PEMBAHASAN
tercapainya tujuan tersebut para Pengertian Konsep Dasar
pengajar atau ahli bahasa, pembuat Pengajaran.
kurikulum atau program pembelajaran Konsep dasar merupakan sebuah
harus memikirkan materi atau bahan gagasan atau ide awal yang relatif
yang sesuai dengan tingkat kemampuan sempurna dan bermakna. Atau bisa
peserta didik serta mencari metode atau dikatakan juga konsep dasar merupakan
teknik pengajaran ilmu bahasa dan peta perencanaan untuk masa depan
kemahiran berbahasa arab, dan melatih sehingga bisa dijadikan pedoman untuk
peserta didik dalam kehidupan sehari- melangkah ke depan agar mendapatkan
hari, baik kemahiran membaca, menulis hasil baik sesuai dengan keinginan kita.
dan berbicara.
Pada umumnya konsep harus
Kemahiran dasar yang harus disiapkan oleh siapa saja dan apa saja
dimiliki dalam memahami bahasa Arab profesinya agar target kita di esok hari
dalam menguasai ilmu bahasa dan sesuai dengan perencanaan awal dan
kemahiran berbahasa Arab beserta dapat terlaksana dengan baik, dengan
kaidahnya-kaidahnya, menghafal atau adanya hal ini kita dapat terbantu secara
menguasai kosa-kata (mufradat) beserta konseptual untuk melaksanakan rencana
artinya. Kaidah-kaidah bahasa Arab awal tadi.
dipelajari dalam mata kuliah nahwu dan Sedangkan, pengajaran merupakan
sharaf . Sedangkan mufradat dapat perpaduan dari dua aktivitas, yaitu
dikuasai melalui mata kuliah Aktivitas Mengajar dan Aktivitas
muthala‟ah dan muhadatsah, karena Belajar. Aktivitas mengajar
kedua mata kuliah tersebut sangat menyangkut peranan seorang guru
bergantung pada penguasaan kosa-kata. dalam konteks mengupayakan
Untuk menguasai kesemua terciptanya jalinan komunikasi
kemahiran berbahasa ini dibutuhkan harmonis antara mengajar itu sendiri
sebuah proses belajar mengajar yang dengan belajar. Jalinan komunikasi
baik, dengan memperhatikan segala yang harmonis inilah yang mnejadi
aspek mulai dari perencanaan, indicator suatu aktivitas/proses
pelaksanaan dan evaluasi. Oleh karena pengajaran itu berjalan dengan baik.
itu dalam tulisan ini akan dibahas Jadi, Konsep Dasar Pengajaran Bahasa
tentang konsep pengajaran Bahasa Arab Arab adalah gagasan/perencanaan awal
dengan rumusan masalah sebagai yang sudah disiapkan untuk mengajar
berikut: bahasa arab sesuai dengan aktivitas atau
proses pengajaran antara pendidik dan
1. Apa saja prinsip-prinsip pengajaran peserta didik.
bahasa Arab?
2. Bagaimana pengembangan konsep Dalam konteks pengajaran,
dasar pengajaran bahasa Arab? perencanaan dapat diartikan sebagai

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 40


proses penyusunan materi pelajaran, objek pertama (pendidik) selain
penggunaan media pengajaran, kesediaan dan kesiapan peserta didik itu
penggunaan metode pembelajaran dan sendiri sangat diperlukan untuk
penilaian dalam suatu alokasi waktu terciptanya proses pengajaran.
yang akan dilaksanakan pada masa
Kinerja Mengajar
tertentu untuk mencapai tujuan yang Seorang pendidik, dimana pun dia
telah ditentukan sebelumnya. mengajar, bertugas menyajikan ilmu
Suatu pengajaran akan bisa disebut yang dia miliki kepada peserta
berjalan dan berhasil secara baik, didiknya. Agar dapat memberikan ilmu
manakala ia mampu mengubah diri tersebut ia memerlukan pengalaman,
peserta didik dalam arti yang luas serta pengetahuan tentang siapa peserta didik,
mampu menumbuh kembangkan serta bagaimana caranya agar
kesadaran peserta didik untuk belajar, penyampaian ilmu tersebut bisa
sehingga pengalaman yang diperoleh diterioma dengan baik. Ia harus
peserta didik selama ia terlibat di dalam memahami dan mendalami kompetensi
proses pengajaran itu dapat dirasakan dasar yang member bekal kepadanya
manfaatnya secara langsung bagi untuk memperbaiki atau menambah
perkembangan pribadinya. terutama cara penyajian topic menjadi
lebih baik, menarik, teratur, dan terpadu
Kunci pokok pengajaran bahasa
dengan kompetensi yang terkandung
arab itu ada pada seorang guru. Tetapi
dalam materi. Hal ini merupakan bagian
ini bukan berarti dalam dalam proses
terpenting dari kinerja mengajar
pengajaran hanya guru yang aktif,
(teaching performance) seorang
sedangkan peserta didik pasif.
pengajar untuk segala jenjang
Pengajaran menuntut keaktifan kedua
pendidikan.
pihak yang sama-sama menjadi subyek
pengajaran. Kinerja mnegajar tidak hanya
ditinjau dari bagaimana pendidik
Pihak pendidik berperan sebagai
tersebut menjelaskan isi pelajaran, ia
pengendali dan pengarah proses
harus tahu bagaimana menghadapi
pengajaran. Pendidik disebut sebagai
peserta didik, membantu memecahkan
objek (pelaku peranan pertama)
masalah, mengelola kelas, menyusun
pengajaran.oleh karena itu seorang
bahan ajar, menentukan kegiatan kelas,
pendidik menjadi pihak yang memiliki
menyusun asesme belajar, .menentukan
tugas, tanggung jawab dan inisiatif
metode atau media dan menjawab
pengajaran. Sedangkan pihak peserta
pertanyaan dengan bijaksana. Satu hal
didik sebagai pihak ynag terlibat
yang diharuskan jika seorang pendidik
langsung sehingga ia dituntut
hendak mengajar, maka ia harus
keaktifannya dalam proses
menyiapkan Rancangan Perencanaan
pembelajaran. Peserta didik mempunyai
Pembelajaran (RPP), penyusunan RPP
peran sebagai objek pengajaran kedua,
ini terkait dengan rencana yang akan ia
Karena pengajaran itu tercipta setelah
laksanakan sewaktu berada di ruang
ada beberapa arahan dan masukkan dari

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 41


kelas. Agar Rancangan Perencanaan mengusahakan agar murid selalu terlatih
Pembelajaran (RPP) tersusun dengan menggunakan otaknya serta
baik, pengajar memerlukan landasan mengarahkannya, sehingga mampu
berpikir atau bekal ilmu yang melaksanakan tugas kewajibannya
mendukung penyusunan RPP tersebut. dengan sebaik-baiknya. Untuk itu
Bahkan ia harus siap berkomunikasi di pendidik harus membantu murid
kelas dengan baik, memikirkan kegiatan memahami sesuatu dan melaksanakanya
apa ynag harus dilakukan peserta didik serta menerapakanya dalam segala
agar mereka dapat mencerna seluruh problema yang sama dengannya.
materi pelajaran yang pendidik telah
Semua pelajaran yang disampaikan
berikan. oleh peserta didik harus mengandung
Dengan demikian, menyusun tujuan menambah pengetahuan murid.
Rancangan Perencanaan Pembelajaran Untuk merealisir tujuan tersebut, maka
(RPP) tak cukup dengan hanya harus ada saling pengertian antara
mengikuti struktur atau lembar baku pendidik dan peserta didik. Disamping
yang telah disediakan lembaga itu pendidik harus memberikan
pendidikan tempat ia mengajar tapi dukungan kepada peserta didik agar
harus mempunyai landasan berpikir mereka mau berusaha memahami materi
yang baik agar penyusunan Rancangan pelajaran yang telah kita (pendidik)
Perencanaan Pembelajaran (RPP) sampaikan, serta peserta didik dapat
menjadi baik dan mudah kita terpakan menerapkannya.
di ruang belajar. Berikut faktor yang dapat
Jika seorang pendidik mneyadari mendukung keberhasilan pengajaran :
dan memahami pentingnya hal-hal tadi, 1. Memahami kurikulum
kemungkinan besar ia dapat 2. Konsep dasar pengajaran yang
mmneghasilkan penbelajaran yang sempurna
efektif dan menarik. Selain itu, ia 3. Metode pengajaran yang baik.
menemukan inovasi dalam kegiatan 4. Kemampuan peserta didik untuk
belajar mengajar sehari-hari atau terkait dapat menerima serta memahami
dengan pembelajaran pada umumnya. segala materi yang telah
disampaikan dengan sabaik –
Persiapan Pengajaran Bahasa Arab baiknya.
Tujuan pengajaran bahasa arab itu Oleh karena itu, bahwa
bukanlah untuk mengisi otak peserta bagaimanapun tingginya materi
didik dengan berbagai ilmu-ilmu yang pelajaran yang diberikan dan dan
berkaitan dengan bahasa arab, bagaimanapun kemampuannya
menghafalnya diluar kepala, menirukan mengajar, pendidik tidak boleh
apa yang pendidik katakana, tanpa dapat menyajikan materi pelajaran tanpa ada
mengambil pelajaran dari pembelaran nya pemikiran dan persiapan,
bahasa arab itu, akan tetapi dengan
perencanaan, atau konsep dasar yang
adanya pengajaran itu guru lengkap.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 42


b. Mengupayakan konsistensi
Urgensi Konsep Dasar Pengajaran kompetensi yang ingin dicapai
Konsep dasar pengajaran dalam mengajarkan suatu mata
memainkan peran penting dalam pelajaran. Dengan kompetensi
memandu pendidik untuk melaksanakan yang telah ditentukan secra
tugas sebagai pendidik dalam melayani tertulis, siapapun yang
kebutuhan belajar anak didiknya. mnegajarkan mata pelajaran
Perencanaan pengajaran juga tertentu tidak akan bergeser dari
dimaksudkan sebagai langkah awal kompetensi dan materi pelajaran
sebelum proses pembelajaran yang telah ditentukan.
berlangsung. c. Memperjelas komunikasi
dengan siswa tentang tugas,
Ada beberapa urgensi konsep dasar
kegiatan, atau pengalaman
pengajaran dalam proses belajar
belajar yang harus dilakukan,
mengajar yaitu :
dan cara yang digunakan untuk
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan
menentukan keberhasilan belajar
dalam mencapai tujuan
para peserta didik.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur
tugas dan wewenang bagi setiap
unsur yang terlibat dalam kegiatan. Prinsip – prinsip Pengajaran Bahasa
3. Sebagai pedoman bagi setiap unsur Arab
pendidik maupun peserta didik. 1. Prinsip Pengajaran Secara Umum
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya Untuk membuat konsep dasar atau
suatu pekerjaan, sehingga setiap saat perencanaan yang baik dan dapat
diketahui ketepatan dan kelambatan menyelenggarakan proses pembelajaran
kerja. yang ideal, setiap pendidik harus
5. Untuk bahan penyusunan materi mengetahui unsur-unsur konsep dasar
pelajaran agar terjadi kesimbangan pengajaran bahasa arab menjadi
dalam pengajaran. pembelajaran yang baik.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, Berikut unsur-unsur konsep dasar
dan media. Sedangkan penerapan
pengajaran:
konsep dan prinsip pengajaran 1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
diharapkan bermanfaat untuk : 2. Mengtahui tujuan yang hendak
a. Menghinadari duplikasi dalam dicapai.
memberikan materi pelajaran. 3. Memahami berbagai macam strategi
Dengan menyajikan materi yang relevan digunakan untuk
pelajaran yang benar-benar mencapai tujuan pembelajaran.
relevan dengan kompetensi yang
ingin dicapai, dapat dihindari Bersamaan dengan hal itu peran
terjadinya duplikasi dsan pendidik dalam mengembangkan
pemberian materi pelajaran yang strategi amat penting, karena aktivitas
terlalu banyak. belajar pesert didik sangat dipengaruhi
oleh keaktifan, sikap dan perilaku

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 43


pendidik dalam kelas. Jika mereka Dalam pembelajaran Bahasa Arab,
serius meperhatikan keaktifan pendidik ada prinsip-prinsip prioritas dalam
dalam memberikan materi pelajaran, penyampaian materi pengajaran, yaitu;
maka para peserta didik tersebut pun pertama, mengajarkan, mendengarkan,
akan mengembangkan aktivitas-ktivitas dan bercakap sebelum menulis. Kedua,
belajarnya dengan baik, antusias, giat mengakarkan kalimat sebelum
dan serius, serta hal yang paling penting mengajarkan kata. Ketiga,
adalah terciptanya suasana dan hasil menggunakan kata-kata yang lebih
yang sama-sama diharapkan. akrab dengan kehidupan sehari-hari
sebelum mengajarkan bahasa sesuai
Lebih jelasnya, pengembangan
dengan penutur Bahasa Arab.
persiapan mengajar harus
memperhatikan minat dan perhatian b. Prinsip korektisitas
peserta didik terhadap materi yang Prinsip ini diterapkan ketika
dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini sedang mengajarkan materi Fonetik,
peran pendidik bukan hanya Sintaksis dan Semiotik Maksud dari
transformator, tetapi harus berperan prinsip ini adalah seorang pengajar
sebagai motivator yang dapat bahasa arab hendaknya jangan hanya
membangkitkan gairah belajar para bisa menyalahkan para peserta didik,
peserta didik dengan menggunakan tetapi ia juga harus mampu melakukan
berbagai variasi media, dan sumber perbaikan dan membiasakan pada
belajar yang sesuai serta menunjang peserta didik untuk kritis pada hal-hal
pembentukan kompetensi. berikut:
2. Prinsip Pengajaran Secara Khusus. 1) Korektisitas dalam pengajaran
Belajar Bahasa Arab berbeda (fonetik).
dengan belajar bahasa ibu, oleh karena 2) Korektisitas dalam pengajaran
itu prinsip dasar pengajarannya harus (sintaksis).
berbeda, baik menyangkut metode 3) Korektisitas dalam pengajaran
(model pengajaran), materi maupun (semiotik).
proses pelaksanaan pengajarannya. c. Prinsip Bertahap.
Bidang keterampilan pada penguasaan Jika dilihat dari sifatnya, ada 3
Bahasa Arab meliputi kemampuan kategori prinsip berjenjang, yaitu:
menyimak (Mahaarah al – Istima‟), 1. Tahap Pengajaran Mufrodat.
kemampuan berbicara (Mahaarah al- 2. Tahap Pengajaran Qawa‟id.
kallam), kemampuan membaca 3. Tahap Pengajaran Makna.
(Mahaarah al-qira‟ah), dan
kemampuan menulis (Mahaarah al –
Perkembangan Konsep Dasar
Kitaabah).
Pengajaran.
Ada tiga prinsip pengajaran secara Pengajaran merupakan
khusus (Bahasa Arab), yaitu : kerjasamanya dua aktivitas antar
a. Prinsip Prioritas pendidik dan peserta didik dan
penerapan konsep mengajar dan konsep

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 44


belajar. Penekanany terletak pada jangan sampai pada saat siswa masih
antara keduamya yakni penumbuhan pada tahap pemula (mubtadi‟in) dalam
aktivitas subjek didi. Konsep tersebut mempelajari bahasa Arab, guru
dapat dipandang sebgai suatu system. memberikan materi yang terlalu sulit
Sehingga dalam system belajar ini seperti mengarang, bercerita dalam
terdapat komponen – komponen peserta bahasa Arab tentu itu akan membuat
didik, tujuan, materi untuk mencapai siswa yang baru belajar bahasa Arab
tujuan, fasilitas dan prosedur serta alat akan merasa sangat kesulitan, sehingga
/media yang harus dipersiapkan. timbullah kefahaman pada diri siswa
Pada umumnya bahwa system bahwa bahasa Arab itu sulit, begitu juga
pembelajaran menyangkut sebaliknya pemberian materi yang
pengorganisasian dari perpaduan antara terlalu ringan kepada siswa yang sudah
manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pada tingkat mahir (mutaqodimin) akan
pemeliharaan dan prosedur yang membuat siswa merasa cepat bosan
mengatur interaksi perilaku pengajaran karena meteri itu sudah dia kuasai,
untuk mencapai sebuah tujuan pengenalan awal terhadap tingkatan
pembelajaran. siswa akan sangat membantu seorang
Demikian juga dengan system guru dalam memberikan sebuah materi
pengajaran dimana komponen yang cocok, hal ini sesuai dengan yang
perencanaan pengajaran, bahan ajar, dikatakan Yusuf bahwa pembelajaran
tujuan materi, dan metode serta bahasa Arab perlu dipersiapkan materi
penilaian dan langkah mengajar akan dengan baik yang disesuaikan dengan
berhubungan dengan aktivitas belajar taraf perkembangan anak didik
untuk m,necapai tujuan. Kenyataan Untuk menghindari kesan bahwa
bahwa dalam proses pembelajaran belajar bahasa Arab itu sulit maka yang
terjadi pengorganisasian, pengelolaan harus kita laksanakan adalah:
dan transformasi informasi oleh dan 1. Mengajarkan bahasa Arab
dari guru kepada siswa. percakapan dengan kata-kata yang
sederhana dan mudah dimengerti
Tingkatan-tingkatan dalam oleh peserta didik
Pembelajaran Bahasa Arab 2. Menggunakan alat peraga atau alat
Perlu diperhatikan dalampembel bantu, hal ini penting agar
ajar bahasa Arab dengan tujuan untuk pembelajaran menarik, bergairah,
menhilangkan kesan bahwa bahasa arab dan mudah difahami
itu sulit dan memusingkan maka guru 3. Mengaktifkan seluruh panca indra
harus mengerti tingkatan murid yang anak didik, lidah dilatih dengan
sedang diajar, agar bisa memberikan percakapan, mata dilatih dengan
materi sesuai dengan tingkat siswa membaca, dan tangan dilatih
pada saat itu. dengan menulis dan mengarang
Pemberian materi yang sesuai
akan mempercepat pemahaman siswa,

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 45


Dalam Pembelajaran bahasa dengan al-Marhalat al-Ûla, dalam
Arab telah kita ketahui bahwa tingkatan bahasa Inggris disebut
pembelajaranbahasa Arab terdiri atas: dengan Elementary Level. Sementara
tingkat menengah dalam bahasa Arab
1. Mubtadi‟in (pemula) ini adalah
diterjemahkan dengan al-Marhalat al-
tingkatan yang paling awal dalam
Mutawassithah, dalam bahasa Inggris
pembelajaran bahasa arab, dan
disebut dengan Intermediate Level.
biasanya materi yang paling cocok
untuk tingkatan ini adalah: Menurut Dr. Ali Al-Hadîdi,
menghafalkan mufrodat, istilah tingkat pemula atau menengah
percakapan yang sederhana, dan dalam dunia pembelajaran bahasa,
mengarang terarah (insya‟ termasuk bahasa Arab, dapat diukur dari
muwajahah) ini biasanya digunakan dua aspek: pertama, aspek jumlah
pada level bawah karena ia penguasaan mufradât siswa. Untuk
mencakup kegiatan mengarang tingkat pemula, mufradât yang harus
yang dimulai dari merangkai huruf, dikuasainya adalah 0 s/d. 1.000 kata,
kemudian kata dan kalimat demikian juga untuk tingkat menengah,
2. Mutawasitin (menengah) ketika (1.000 s/d. 2.000 kata). Kedua, dari segi
siswa pada tingkatan ini berarti dia jumlah jam pelajaran. Untuk tingkat
sudah mendapatkan beberapa pemula, jumlah jam pelajaran yang
materi tentang bahasa Arab, dan harus dilalui mencapai 0 s/d. 250 jam;
tugas seorang guru pada saat itu 200 jam dihabiskan secara formal di
adalah memberi penguatan sekolah dan 50 jam untuk tugas dll.
terhadap materi-materi yang sudah Jumlah dan alokasi jam di atas, juga
didapatkan oleh siswa, sehingga berlaku untuk “tingkat menengah” yaitu
bisa mahir dalam materi tersebut 250 jam pelajaran: yang terdiri dari: 200
3. Mutaqodimin (mahir) pada jam di kelas (dalam bimbingan guru),
tingkatan ini siswa sudah mulai dan selebihnya di luar kelas, seperti
mahir terhadap materi-materi tugas harian (minimal dua jam dalam
berbahasa Arab dan materi yang sehari) baik secara mandiri maupun
sesuai bagi siswa yang sudah pada berkelompok.
tingkatan ini adalah mengarang Memperhatikan batasan di atas,
bebas (insya hur) ini biasanya dapat diketahui bahwa dikatakan tingkat
digunakan pada level tingkat tinggi pemula jika telah menguasai mufradat
karena disitu kentrampilan, sejumlah 1.000 kata. Sementara untuk
kreatifitas dari seorang penulis beranjak pada tingkat menengah harus
sangat diandalkan. menguasai 2.000 mufaradat. Di sisi lain,
Adapun terdapat pendapat lain jumlah jam pelajaran yang harus
dalam tingkatan-tingkatan dilewati mencapai 250 jam.
dalam pembelajaran bahasa Arab, yaitu
Berdasarkan batasan di atas,
tingkat pemula diterjemahkan istilah pemula atau menengah tidak

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 46


harus dipahami secara formal, seperti Suasana belajar perlu
menyamakan pemula dengan SD atau dikembangkan agar masing-masing
MI, serta SLTP atau MTs dan SLTA siswa bisa kompetitif. Sebab dengan
atau Madrasah Aliyah dengan kompetitif yang sehat akan
menengah, karena masing-masing level memungkinkan setiap siswa dapat
tersebut diukur dengan penguasaan berprestasi secara maksimal dan dapat
sejumlah kosa kata dan sejumlah jam mencapai prestasi yang setinggi
pelajaran yang telah dilalui. Maka boleh mungkin.
saja seseorang yang telah berumur 30 d) Suasana belajar
tahun namun baru mulai belajar bahasa Suasana belajar penting artinya
disebut sebagai pemula, atau sebaliknya bagi kegiatan belajar. Suasana yang
siswa yang baru berumur 10 tahun, tapi menyenangkan dapat menumbuhkan
telah menguasai kosa kata dan jam kegairahan belajar, sedangkan suasana
pelajaran setingkat menengah disebut yang kacau, ramai, tak tenang dan
sebagai level menengah. banyak gangguan, sudah tentu tidak
menunjang kegiatan belajar yang
Unsur-unsur yang terkait dalam efektif. Karena itu, guru dan siswa
proses belajar mengajar terdiri dari: senantiasa dituntut agar menciptakan
suasana lingkungan belajar yang baik
a) Motivasi belajar siswa
dan menyenangkan, menantang dan
Dalam pembelajaran harus ada
menggairahkan. Hal ini berarti bahwa
upaya-upaya agar motivasi yang sudah
suasana belajar turut menentukan
ada pada diri pembelajaran tetap
motivasi, kegiatan, keberhasilan belajar
terpelihara dan ditingkatkan karena
siswa.
motivasi berguna untuk
menghubungkan pengalaman yang lama e) Kondisi subyek yang belajar
dengan bahan pelajaran yang baru, Kondisi subyek dapat dibedakan
sebab setiap siswa datang ke kelas atas kondisi fisik ataupun psikis,
dengan latar belakang yang berbeda- kondisi fisik meliputi ukuran tubuh,
beda. Dengan motivasi, siswa tidak kekuatan tubuhnya, kesehatannya,
mengalami dalam belajar dan merasa aspirasinya dan harapannya oleh karena
terdorong untuk mempelajari bahan- itu kondisi siswa perlu diperhatikan.
bahan baru. Dari kelima unsur inilah yang bersifat
dinamis itu, yang sering berubah,
b) Bahan ajar
menguat atau melemah dan yang
Bahan belajar yang tersedia
mempengaruhi proses belajar tersebut.
harus mendukung bagi pencapaian
tujuan belajar siswa karena itu
Unsur-unsur dinamis pada guru
penggunaan bahan belajar harus selektif
meliputi:
dan disesuaikan dengan komponen-
a) Motivasi membelajarkan Siswa
komponen lainnya.
Guru harus memiliki motivasi
c) Alat bantu ajar untuk membelajarkan siswa. motivasi

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 47


itu timbul dari kesadaran yang tinggi Untuk itu bahasa Arab di
untuk mendidik para peserta didik agar Madrasah dipersiapkan untuk
lebih baik, jadi guru harus memiliki pencapaian kompetensi dasar berbahasa,
hasrat untuk menyiapkan siswa menjadi yang mencakup empat keterampilan
pribadi yang memiliki pengetahuan dan berbahasa yang diajarkan secara
kemampuan. integral, yaitu menyimak, berbicra,
membaca dan menulis. Meskipun
b) Kondisi Guru Siap
begitu, pada tingkat pendidikan dasar
Membelajarkan Siswa
(Elementary) dititik beratkan pada
Guru perlu memiliki
kecakapan menyimak dan berbicara
kemampuan dalam proses pengajaran
sebagai landasan berbahasa. Pada
selain kemampuan dalam proses
tingkat pendidikan menengah
pengajaran selain kemampuan
(Intermediate), keempat kecakapan
kepribadian dan kemampuan
berbahsa diajarkan secara seimbang.
kemasyarakatan. Maka guru perlu
Adapun pada tingkat pendidikan lanjut
berupaya meningkatkan kemampuannya
(Advanced) dikonsentrasikan pada
agar senantiasa berada dalam kondisi
kecakapan membaca dan menulis,
siap membelajarkan siswa.
sehingga peserta didik diharapkan
mampu mengakses berbagai referensi
2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa
bahasa Arab.
Arab
Mata pelajaran bahasa arab
merupakan suatu mata pelajaran yang PENUTUP
diarahkan untuk mendorong, Konsep dasar dapat diartikan
membimbing, mengembangkan dan sebagai proses penyusunan materi
membina kemampuan serta pelajaran, penggunaan media
menumbuhkan sikap positif terhadap pengajaran, penggunaan metode
bahasa Arab baik Reseptif maupun pembelajaran dan penilaian dalam suatu
Produktif. Kemampuan Resertif yaitu alokasi waktu yang akan dilaksanakan
kemampuan untuk memahami pada masa tertentu untuk mencapai
pembicaraan orang lain dan memahami tujuan yang telah ditentukan
bacaan. Kemampuan Produktif yaitu sebelumnya.
kemampuan menggunakan bahasa Suatu pengajaran akan bisa disebut
sebagai alat komunikasi baik secara berjalan dan berhasil secara baik,
lisan maupun tulis. Kemampuan manakala ia mampu mengubah diri
berbahasa arab serta sikap positif peserta didik dalam arti yang luas serta
terhadap bahasa arab tersebut sangat mampu menumbuh kembangkan
penting dalam membantu memahami kesadaran peserta didik untuk belajar,
sumber ajaran islam yaitu Al-Qur‟an sehingga pengalaman yang diperoleh
dan Hadits, serta kitab-kitab bahasa peserta didik selama ia terlibat di dalam
Arab yang berkenaan dengan islam bagi proses pengajaran itu dapat dirasakan
peserta didik. manfaatnya secara langsung bagi
perkembangan pribadinya.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 48


Kinerja pengajaran tidak hanya Hamalik Oemar. 2001. Perencanaan
dilirik dari bagaimana pendidik tersebut Pengajaran Berdasarkan
menjelaskan isi pelajaran, ia harus tahu Pendekatan Sistem, PT. Bumi
Aksara, Bandung.
bagaimana menghadapi peserta didik,
membantu memecahkan problema, Roestiya. 2008. Strategi Belajar
mengelola kelas, menyusun bahan ajar, Mengajar, Jakarta, PT. Rineka
menentukan kegiatan kelas, menentukan Cipta.
metode atau media dan menjawab
Ahmad Rohani dan Abu ahmadi. 2011.
pertanyaan dengan sistematis.
Pengelolaan Pengajaran, Jakarta,
Tujuan utama pengajaran bahasa PT.Rineka Cipta. Dewi Salma,
arab itu bukanlah untuk mengisi otak Prinsip Desain Pembelajaran,
peserta didik dengan berbagai ilmu- Jakarta: Kencana, 2009. Hlm. 3
ilmu yang berkaitan dengan bahasa Abu bakar Muhammad. 2011. Metode
arab, menghafalnya diluar kepala, Khusus Pengajaran Bahasa Arab,
menirukan apa yang pendidik katakan, Usaha Nasional, Surabaya : 1997
tanpa dapat mengambil pelajaran dari Abdul Majid, Perencanaan
pembelaran bahasa arab itu, akan tetapi Pembelajaran, PT. Rosdakarya,
dengan adanya pengajaran itu pendidik Bandung.
mengusahakan agar murid selalu terlatih
menggunakan otaknya serta
mengarahkannya, sehingga mampu
melaksanakan tugas kewajibannya
dengan sebaik mungkin.

DAFTAR PUSTAKA
Abu bakar Muhammad. 1997. Metode
Khusus Pengajaran Bahasa Arab,
Usaha Nasional, Surabaya.

Abdul Majid. 2011. Perencanaan


Pembelajaran, PT. Rosdakarya,
Bandung.

Ahmad Rohani dan Abu ahmadi. 1995.


Pengelolaan Pengajaran, Jakarta,
PT.Rineka Cipta.

Deni Darmawan, Konsep Dasar


Pembelajaran.pdf

Dewi Salma. 2009. Prinsip Desain


Pembelajaran, Jakarta: Kencana.

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 49


METODE PERMAINAN EDUKATIF
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Nasruni
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Abstract
Games of Language or Educative Games are the way of learning Arabic through Games.
Game of language is not just as additional activity to having fun, but it can be classified as
the way in teaching wich is have the aim to give the learner the opportunity to apply their
language skills. In the process of teaching language, educational games are performed in
various forms, one of that is based on purpose. Educative games are very usefull in
recovery, inauguration, and enrichment activities in learning. Besides that, the reality
proves that most learners are still weak and have the problem in speaking, writing, and
listening skill. These weakness can be overcome gradually by a well designed of the Games
. If language teaching does not take a good steps to overcome these weaknesses, learners
will always find it difficult to learn the language.

Keywords: Implementation, Educative Games, Learning Arabic

Abstrak
Permainan bahasa atau permainan edukatif merupakan cara mempelajari bahasa Arab
melalui permainan. Permainan bahasa bukan merupakan aktivitas tambahan untuk
bergembira semata, tetapi dapat digolongkan dalam pengajaran yang bertujuan memberikan
kesempatan ke pada peserta didik untuk mengaplikasikan kemahiran bahasa yang telah
dipelajari. Dalam pengajaran bahasa, permainan edukatif dilakukan dalam berbagai bentuk,
salah satunya berdasarkan tujuan. Permainan edukatif sangat berguna bagi aktivitas
pemulihan, pengukuhan, dan pengayaan dalam pembelajaran. Selain itu, kenyataan
menunjukkan bahwa kebanyakan peserta didik masih lemah dalam menghadapi masalah
komunikasi, menulis, dan mendengar. Kelemahan ini dapat diatasi sedikit demi sedikit
melalui aktivitas permainan yang dirancang dengan baik dan benar. Jika pengajaran bahasa
tidak mengambil langkah yang baik untuk mengatasi kelemahan ini maka peserta didik
selamanya menemui kesulitan dalam belajar bahasa.

Kata kunci : Penerapan, Permainan Edukatif, Pembelajaran Bahasa Arab

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 50


PENDAHULUAN stagnasi pendidikan bahasa Arab
sekarang. Indikasi dari keadaan ini sangat
jelas; sedikitnya tulisan bahasa Arab baik

S
ejarah pengajaran bahasa Arab di
Indonesia tidak terlepas dari sejarah secara teoritis maupun parktis tentang
kehadiran agama Islam itu sendiri di model, tips maupun kreativitas
negeri ini. Sebagai bangsa yang mayoritas pembelajaran dan pengajaran yang dapat
penduduknya Muslim, pengajaran bahasa
membantu guru secara teknisi di
Arab di Indonesia tampaknya lebih
didasarkan pada alasan-alasan agama dari lapangan.4
pada alasan lainnya seperti alasan Tantangan lain yang dihadapi bahasa
ekonomi dan politik. Bahasa Arab Arab, menurut beberapa penilaian bahwa
dipelajari dalam semangat bahasa al-
bahasa Arab menjadi salah satu pelajaran
Qur‟an dan al-hadis serta literatur
keislaman lainnya. Kondisi tersebut yang ditakuti oleh pelajar Indonesia.
tampak jelas dalam proses pengajaran Mereka masih menganggap dan
ajaran Islam lainnya yang dilakukan di mengklaim bahasa Arab sebagai pelajaran
pesantren-pesantren tradisional. 1 yang sulit dibanding bahasa Asing
Pembelajaran bahasa Arab sudah lainnya.5 Tanggapan tersebut muncul
lama dilakukan di Indonesia, namun akibat penyeleksian materi, urutan, dan
hasilnya belum sepenuhnya maksimal. tata cara penyajiannya tidak sesuai bagi
Berbagai problem masih sering pelajar Indonesia.
bermunculan dan hampir jarang Tantangan berikutnya adalah
2
terpecahkan. Permasalahan problematika metodologis, terkait dengan
perkembangan bahasa Arab yang masih metode pembelajaran yang digunakan
cenderung stagnan ini belum oleh guru dalam proses belajar dan
terselesaikan, bahasa Arab dihadapkan mengajar. Metode pembelajaran bahasa
pada berbagai tantangan. Diantaranya Arab pada dasarnya telah berkembang
adalah arus globalisasi yang menyebabkan pesat, tetapi praktik di lapangan
pelajar lebih memilih belajar bahasa menunjukkan belum adanya progres yang
Inggris, Jerman, dan Prancis sebagai berarti.6
bahasa asing ketimbang bahasa Arab.3
Mahmud Yunus dalam Azhar Arsyad
Kurangnya inovasi pendidik, praktisi, mengatakan bahwa metode lebih penting
mahasiswa, pemerhati, dan pengkaji dari subtansi.7 Akan tetapi, penguasaan
bahasa Arab juga menjadi penyebab
4
Fathul Mujib dan Nailur. Permainan
1
Lihat Hasyim Haddade, Reformulasi Edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa Arab
Kurikulum Bahasa Arab (Cet. I; Makassar: (2) (Jogjakarta: Diva Press, 2012), hlm. 6.
Alauddin Press, 2011), h. 35. 5
Ibid,
2 6
Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati, Kebahasaan,
Metode Permainan-permainan Edukatif dalam http://abiebrambram.blogspot.com/2012/09/permai
Belajar bahasa Aarab ( Cet. I; Jogjakarta: Diva nan-dalam-pembelajaran-bahasa-arab.html (3
Press, 2011), hlm. 6. januari 2013).
3 7
Uli Nuha, Metodologi Super Aktif Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode
Pembelajaran Bahasa Arab (Jogjakarta: Diva Pengajarannya Beberapa Pokok Pikiran (Cet. III;
Press, 2012), hlm. 21. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 66.

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 51


materi atau subtansi tidak bisa diabaikan. urgen dalam penyampaian bahan dan
Keduanya saling membutuhkan. materi pelajaran.10
Muhammad Abdul Qadir Ahmad Meskipun bahasa Arab sudah masuk
menjelaskan bahwa metode adalah untuk dalam mata pelajaran tersendiri di
membantu atau menjelaskan subtansi. berbagai sekolah, tidak semudah
Tidak ada faidahnya dari metode yang membalikkan telapak tangan peserta didik
baik tanpa adanya materi. Dan metode dapat menyerap, memahami, serta
yang mengantar kepada pemahaman menguasai materi pembelajaran bahasa
peserta didik terhadap materi. Olehnya itu, Arab yang telah diajarkan. Banyak peserta
metode dan materi adalah dua unsur yang
didik yang merasa kesulitan dalam
sangat penting untuk keberhasilan guru menyerap dan memahami materi bahasa
dalam pembelajaran. 8 Arab yang telah diajarkan oleh gurunya.
Penggunaan metode pembelajaran Salah satu cara untuk menciptakan
yang selama ini dipakai dan digunakan suasana yang nyaman dan menyenangkan
oleh guru dalam proses pembelajaran dalam pembelajaran adalah dengan
bukanlah sebuah hal yang asal pakai. bermain. Penulis berasumsi ketika peserta
Akan tetapi, dalam penggunaannya harus didik senang dan merasa nyaman dalam
melalui tahap penilaian, dan pemilihan belajar mereka tidak akan merasa
yang ketat. Dalam memilih dan terbebani dengan materi yang diberikan
menentukan metode guru melakukan
sehingga mempermudah mereka
seleksi sehingga hasilnya sesuai dengan menyerap materi dan memahami bahasa
perumusan tujuan pembelajaran yang Arab bahkan sederet hafalan yang
telah ditargetkan.9 diberikan. Dalam hal ini, dibutuhkan
Pemilihan dan penentuan metode media pembelajaran yang dapat menarik
yang digunakan oleh seorang guru dalam minat dan mengaktifkan semua siswa
pembelajaran harus berkaitan dengan nilai dalam proses belajar-mengajar bahasa
strategi metode, efektivitas penggunaan Arab. Dengan kata lain, peran permainan
metode, dan lain sebagainya. Dalam tidak kalah pentingnya dengan peran
proses pembelajaran, tentunya terjadi kompetensi guru yang memadai dalam
sebuah interaksi edukatif antara guru dan proses belajar. Hal ini dikarenakan
siswa sebagai sasaran didik. Oleh karen permainan dapat memberikan peluang
itu, dalam penyampaian bahan dan materi yang besar untuk memperoleh hasil
pelajaran, seorang guru harus pembelajaran yang maksimal.
menggunakan strategi pembelajaran yang Permainan edukatif yang
tepat. Di sinilah kelahiran metode diintegrasikan dalam pengajaran
menempati posisi yang sangat sentral dan seharusnya mempunyai beberapa tujuan
sebagai berikut:
8
Muhammad Abdul Qadir Ahmad,
Thuruq Ta‟lim al-Lugah al-Arabiyyah (cet. I; 1. Merangsang interaksi verbal peserta
Kairo-Mesir : Maktabah an-Nahdhah al-Misriyyah, didik
1979), hlm. 6.
9 10
Ulin, Nuha. op. cit., hlm. 162. Ibid., hlm. 163.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 52


Dalam permainan, para peserta keterampilan bahasa yang berbeda-
didik diminta mengungkapkan beda.
pendapat masing-masing. Selain itu 3. Menyediakan Konteks Pembelajaran
mereka juga diminta untuk Permainan edukatif seharusnya
memberikan alasan-alasan tertentu membawa perkembangan dan
yang berkaitan dengan pelajaran. Para hubungan positif dalam setiap pribadi
peserta didik perlu terlibat individu yang terlibat bukan saja
sepenuhnya dalam permainan ini. antara peserta didik dengan peserta
Sehingga setiap peserta atau didik, tetapi juga antara peserta didik
kelompok bermain merasa diperlukan
dengan guru. Permainan edukatif
oleh kelompok itu, serta diharapkan seharusnya membantu mempererat
bersedia berkomunikasi dan hubungan dan kerja sama antara
mengungkapkan pendapat masing- mereka. Hal ini merupakan suasana
masing.11 yang sehat dan penting serta
2. Menambah kefasihan dan bermanfaat bagi para peserta didik.
kepercayaan diri peserta didik Khususnya mereka yang memiliki
Permainan sangat membantu kecenderungan pemalu, pasif, dan
dalam upaya meningkatkan individualis di dalam kelas. Dalam
kemampuan bahasa (komunikasi) permainan mereka dapat
peserta didik. Selain itu, permainan menunjukkan semangat, melatih
ini membantu peserta didik yang keberanian, dan terlibat secara penuh
memiliki kesulitan dalam belajar dalam setiap aktivitas permainan yang
dengan metode tradisional. Sehingga dilakukan.
peserta didik yang bersangkutan 4. Alat Mengikis Rasa Bosan
menjadi mudah dalam belajar serta Sering kali peserta didik merasa
mendapatkan rasa aman dan percaya bosan merasa bosan, mengantuk, dan
diri. Sebab ciri permainan itu bersifat lapar di dalam kelas dalam beberapa
luwes dan dapat dipakai dalam waktu dan jam tertentu. Misalnya,
berbagai tujuan pendidikan. pada waktu menjelang tengah hari
Permainan edukatif bisa atau dalam situasi yang tidak
digunakan sebagai salah satu cara kondusif. Dalam keadaan yang
untuk meningkatkan kefasihan demikian, tentu sulit dibayangkan
berbahasa dan kepercayaan diri keadaan guru untuk dapat
peserta didik. Bahasa yang digunakan menyampaikan meteri tata bahasa dan
dalam suatu permainan tidak harus aspek-aspek pemahaman materi
diorentasikan pada struktur tertentu. pelajaran bahasa dengan efektif.
Namun, fungsi bahasa itu bisa juga Begitu juga dengan aktivitas
melibatkan seluruh unsur dan kelas yang melibatkan penulisan
karangan dan pembentukan kalimat,
aktivitas istima‟, kala>m, dan lain
11
Ibid., hlm. 40. sebagainya. Di sinilah letak

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 53


pentingnya permainan edukatif. tugas yang mudah dan sesuai dengan
Permainan edukatif dapat tingkat serta kemampuan mereka.
menimbulkan perasaan gembira para Bagi peserta didik yang cerdas,
siswa dan menyebabkan mereka permainan dalam aktivitas pengayaan
menjadi lupa terhadap rasa lapar, yang dapat menambahkan kemahiran,
serta perasaan lesu dan mengantuk. pengetahuan, dan pengalaman
Permainan dapat mewujudkan mereka.
komunikasi kondusif dalam bentuk
aktivitas yang dirancang untuk
mencapai tujuan pembelajaran apabila PEMBAHASAN
berhadapan dengan situasi yang tidak a. Pengertian Metode Permainan
kondusif itu.12 Edukatif
Metode permainan edukatif terdiri
Permainan harus dirancang untuk atas tiga kata, yaitu; metode, permainan,
mengubah situasi dan kondisi yang dan edukatif. Kata metode secara harfiah
tidak bersahabat dengan aturan yang berarti “cara”. Dalam pemakaian yang
adil dan kompetisi yang merangsang umum, metode diartikan sebagai cara
peserta didik untuk bersaing secara melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan
sehat. Dengan demikian, peserta didik menggunakan fakta dan konsep secara
dilatih berhadapan dengan interaksi sistematis.13 Metode juga berarti
kehidupan permainan yang telah sekumpulan cara yang dipergunakan
didesain dengan baik. untuk mencapai tujuan-tujuan
5. Sebagai Alat Pemulihan, pembelajaran yang telah ditetapkan.
Pengukuhan, dan Pengayaan Metode adalah rencana menyeluruh yang
Setelah pengajaran selesai, guru berkenaan dengan penyajian materi
seharusnya melakukan penguatan. bahasa secara teratur, tidak ada satu
Hal ini mengingat latihan yang bagian yang bertentangan dengan yang
dijalankan secara terus-menerus lain dan semuanya berdasarkan atas
mungkin membosankan bagi peserta approach yang telah dipilih.14
didik. Namun, bagaimana pun, Kata permainan berasal dari kata
aktivitas pengukuhan masih bisa main, yang berarti berbuat untuk
diteruskan dengan latihan tata bahasa menyenangkan hati atau melakukan
yang diperkenalkan dalam berbagai perbuatan untuk menyenangkan hati
bentuk aktivitas permainan. dengan alat atau tidak.15 Pendapat lain
Sebagai aktivitas pengayaan,
peserta didik yang lemah bisa 13
Muhibbin Syahlm. Psikologi Pendidikan
digabung dengan peserta didik yang dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2006), hlm. 201.
cerdas melalui permainan yang
14
dijalankan. Namun mereka (peserta Azhar Arsyad, op. cit., hlm. 19.
15
didik yang lemah) harus diberikan Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia,
Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm.
12
Ibid., hlm. 46 897.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 54


menyebutkan bahwa bermain berasal dari mengarahkan proses mendidik secara
bahasa Inggris, yaitu play. Dalam konteks positif. Hal ini dapat terjadi jika suatu
ini, bermain diartikan sebagai suatu permainan dapat dikontrol dan digunakan
kegiatan yang dilakukan untuk dengan tepat. Sebab, permainan akan
kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa berdampak atau memberikan pengaruh
mempertimbangkan hasil akhir. Bermain negatif apabila tidak ada latar belakang
dilakukan secara sukarela dan tidak ada „mendidik” atau mengajak dan
paksaan atau tekanan dari luar. Sedangkan mengarahkan peserta didik menuju
menurut Bettelheim, kegiatan bermain kehidupannya yang lebih baik. Di sinilah
adalah kegiatan yang tidak mempunyai konteks inti permainan yang
peraturan lain kecuali yang ditetapkan sesungguhnya, yakni sebagai objek yang
pemain sendiri dan tidak ada hasil akhir memberikan efek kesenangan dan
yang dimaksudkan hasil luar. 16 mendukung terwujudnya motivasi positif
pada peserta didik. Dengan kata lain,
Menurut Santrok sebagaimana yang
permainan sebagai upaya mempengaruhi
dikutip oleh Muhammad Fadilah,
kebutuhan psikologis peserta didik.19
mengatakan permainan ialah kegiatan
yang menyenangkan yang dilaksanakan Dari beberapa pengertian di atas,
untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. penulis menyimpulkan permainan
Menurutnya permainan memungkinkan edukatif adalah permainan yang memiliki
anak melepaskan energi fisik yang unsur mendidik yang didapatkan dari
berlebihan dan membebaskan perasaan- sesuatu yang ada dan melekat serta
perasaan yang terpendam.17 Dengan menjadi bagian dari permainan itu sendiri.
bermain, perasaan peserta didik akan Selain itu permainan juga memberi
menjadi bahagia sehingga akan rangsangan ataupun respon positif
mengalami kenyamanan dalam melakukan terhadap indera pemainnya. Unsur
segala kegiatan pembelajaran. edukatif dalam permainan adalah
keseimbangan. Keseimbangan permainan
Sedangkan kata edukatif dalam
tergantung pada maksud dan tujuan dari
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pembuatan atau penciptaan permainan itu
bersifat mendidik dan berkenaan dengan
sendiri.
pendidikan.18Kunci utama suatu
permainan dapat dikatakan edukatif Berkaitan dengan metode
adalah apabila permainan itu memiliki pembelajaran bahasa Arab, makna
nilai guna, efektivitas, dan efesiensi yang permainan edukatif dalam tulisan ini
adalah permainan bahasa. Permainan
16
Muhammad Fadilah dkk, Pendidikan bahasa merupakan cara mempelajari
Karakter Usia Dini: Konsep & Aplikasinya dalam
PAUD (Cet. I; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013), bahasa Arab melalui permainan.
hlm. 147. Permainan bahasa bukan merupakan
17
Ibid., 146, Bandingkan, John W Santrock, aktivitas tambahan untuk bergembira
Life-Span Development; Perkembangan Masa semata, tetapi dapat digolongkan dalam
Hidup (Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 272.
18 19
Departemen Pendidikian Nasiona,l op. Fathul Mujib dan Nailur, Metode
cit., hlm. 218. Permainan-permainan Edukatif op. cit., hlm. 31.

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 55


pengajaran yang bertujuan memberikan yang dimanfaatkan dengan bijaksana
kesempatan ke pada peserta didik untuk dapat menambah variasi, semangat, dan
mengaplikasikan kemahiran bahasa yang minat pada sebagian program belajar.
telah dipelajari. Permainan bahasa Menurut Suyanti, permainan yang
bertujuan memperoleh kesenangan dan benar dapat membuat pembelajaran
melatih keterampilan berbahasa. Jika menjadi menyenangkan dan menarik,
suatu permainan menimbulkan menguatkan pembelajaran, bahkan bisa
kesenangan tetapi tidak memperoleh dijadikan sebagai ujian. Di tengah
keterampilan berbahasa, maka permainan permainan, seseorang menjadi sangat
tersebut bukan termasuk permainan
dekat dengan kekuatan penuh.
bahasa. Sebaliknya, apabila suatu kegiatan Kesenangan bermain yang tidak terhalang
bertujuan melatih keterampilan berbahasa, mampu melaksanakan segala macam
namun tidak ada unsur kesenangan, maka endorfin positif dalam tubuh, melatih
kegiatan itu bukan termasuk permainan kesehatan dan membuat merasa hidup
bahasa.20 Dengan demikian, suatu sepenuhnya. Bagi banyak orang,
permainan dapat disebut permainan ungkapan kehidupan dan kecerdasan
bahasa apabila mengandung unsur kreatif yang paling tinggi di dalam diri
kesenangan dan melatih keterampilan mereka tercapai dalam sebuah permainan.
berbahasa. Permainan dalam belajar (learning
Dari beberapa uraian tentang hakikat games) yang mampu menciptakan
metode permainan edukatif, penulis atmosfer menggembirakan dan
menyimpulkan bahwa metode permainan membebaskan kecerdasan penuh serta
edukatif adalah cara mengajarkan bahasa tidak terhalang dapat memberi banyak
Arab dengan berbagai macam bentuk sumbangan.21
permainan, baik permainan yang Bermain mengandung aspek
menggunakan alat maupun tidak. Inti pada kegembiraan, kelegaan, kenikmatan yang
metode permainan edukatif adalah sebagai intensif, bebas dari ketegangan atau
objek yang memberikan efek kesenangan kedukaan, dan bersifat memerdekakan
dan mendukung terwujudnya motivasi jiwa. Permainan sangat erat dengan
positif pada peserta didik sehingga tujuan
ekspresi diri spontanitas, serta melatih
pembelajaran yang diinginkan dapat pribadi untuk siap melewati persaingan,
terwujud. Untuk disebut permainan menerima kemenangan sekaligus siap
bahasa, harus memenuhi dua syarat, yaitu menerima kekalahan, dan aktualisasi diri.
menggembirakan dan melatih Oleh karena itu, permainan bersifat
keterampilan berbahasa. mendewasakan peserta didik. Melalui
Pembelajaran memang tidak selalu bermain, peserta didik belajar banyak
membutuhkan permainan, dan permainan tentang kehidupan, baik itu belajar
sendiri tidak selalu mempercepat proses kemandirian, keberanian, sosialisasi,
pembelajaran. Akan tetapi, permainan

20 21
Ibid., hlm. 32. Ibid., hlm. 35.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 56


kepemimpinan, dan menyadari arti belajar dan meraih makna belajar melalui
eksistensi dirinya. pengalaman.
Dave Meier dalam The Accelerated
Learning Handbook sebagaimana yang Bentuk-bentuk Permainan Edukatif
dikutif oleh Fathul Mujib, mengatakan dalam Pembelajaran Bahasa Arab
a. Qira>’ah al huruf al fu>d{a>
bahwa kata fun (menyenangkan) berarti
Permainan ini bertujuan melatih
membuat suasana belajar dalam keadaan
gembira. Kegembiraan disini berarti peseta didik membaca rangkaian huruf
acak kacau siswa dapat membaca kata-
bangkitnya minat, adanya keterlibatan
kata dan kalimat sederhana dengan lancar
penuh serta terciptanya makna,
dan tepat. Adapun alat yang diperlukan
pemahaman dan nilai yang
membahagiakan bagi siswa. Itu semua adalah kertas potongan kecil, lem, papan
tulis, dan alat tulis. Cara bermain:
merupakan kegembiraan yang dapat
1. Peserta didik dibagi menjadi
melahirkan sesuatu yang baru. Penciptaan
berpasangan. Sampaikan bahwa
kegembiraan ini jauh lebih penting
daripada segala teknik atau metode atau mereka akan terlibat dalam permainan
menemukan benda yang susunannya
media yang dipilih untuk digunakan
huruf acak.
dalam proses pembelajaran.22
2. Guru memberikan potongan kertas
Beberapa riset mutakhir tentang otak kecil kepada masing-masing peserta
manusia menunjukkan hasil luar biasa didik. Kertas kecil tersebut diberi
berkaitan dengan learning dan brain. nomor urut.
Misalnya, Peter Kline dalam The 3. Masing-masing peserta didik diminta
Everyday Genius, mengatakan bahwa bekerja sama berpasangan menulis
proses belajar dapat berlangsung sangat nama benda.
efektif apabila seseorang brada dalam 4. Setelah tim selesai menulis, guru
keadaan fun. Baak Accelarated Learning meminta tiap peserta didik untuk
asal Bulgaria, Georgi Lazanov, menempel kertas tersebut di papan
merumuskan pandangan ini dalam istilah secara berjajar sesuai dengan urutan
“ membangun sugesti positif”. Proses angka atau nomornya.
percepatan belajar bisa dicapai apabila 5. Guru meminta peserta didik secara
kondisi kelas menyenangkan.23 bergiliran maju dan mengambil satu
Penulis menyimpulkan bahwa kartu di depan, lalu membacanya
permainan dalam belajar mempunyai dengan nyaring.
manfaat diantaranya; menyingkirkan 6. Jika yang dibaca salah, maka peserta
keseriusan yang menghambat prose didik harus dihukum.
pembelajaran, menghilangkan stres dalam 7. Peserta didik bergiliran mengambil
lingkungan belajar, membangun kartu dan membacanya.
kreativitas diri, meningkatkan proses
b. Tusuk Gramatika
22
Ibid.,hlm. 37. Tujuan dari permainan ini adalah agar
23
Ibid., peserta didik dapat mengelompokkan

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 57


jenis kata dan menambah perbendaharaan c. Sah{ih} Khat}a’
kata. Permainan ini juga cocok Tujuan permainan ini melatih
mengajarkan identifikasi dan peserta didik mendengarkan dan
pengelompokan. Misalnya, identifaksi memahami suara tertentu. Alat yang
macam-macam kalimat, membedakan diperlukan tulisan s}ah{ih{ dan khat}a‟ di
jenis huruf, dan lain sebagainya. lantai, pertanyaan yang harus dibacakan
Alat yang diperlukan dalam oleh guru dan peserta didik sebagai
permainan ini antara lidi dan kertas yang pendengarnya. Pertanyaan bisa berupa
berbetuk kosa kata mufradat, baik berupa materi bahasa Arab yang sudah diajarkan
kelompok kata, kalimat, huruf, dan lain oleh guru, baik tentang struktur gramatika
sebagainya. Cara bermain: atau bacaan lainnya. Cara bermain:
1. Guru membuat lingkaran kecil dari a. Bagi peserta didik menjadi dua tim
kertas manila b. Peserta didik berdiri dalam dua baris
2. Guru membagi peserta didik menjadi c. Tulis s}ah}i>h} atau khat}a’ (dua kategori)
beberapa kelompok di lantai. Tempelkan di sebelah kanan
3. Guru memberikan instruksi tentang dan kiri peserta didik
mekanisme tusuk kata kepada d. Jika guru mengatakan sesuatu dengan
masing-masing kelompok. Masing- tepat, maka peserta didik bergerak
masing kelompok mencari dan satu langkah ke kanan. Tapi jika
mengurutkan kelompok yang telah kalimat itu salah, maka mereka harus
diacak dan menyusunnya dengan bergerak ke kiri.
menusukkan kata sejenis yang sesuai e. Peserta didik yang pindah ke sisi yang
dengan kelompok kata tersebut. salah harus diberi hukuman.25
Misalnya, tusuk 1 berisi kata sifat,
tusuk 2 berupa kata kerja, tusuk 3 d. Al Kalima>tu al Mutaqat}t}i’ah
adalah kata benda, dan tusuk 4 terdiri Tujuan permainan ini untuk
atas kata sambung. mengembangkan penguasaan peserta
4. Peserta didik mencari, didik dalam hal kosa kata dan membaca.
mendiskusikan, dan mengklasifikasi Melalui permainan ini, peserta didik
kata sesuai dengan bagiannya masing- berlatih membaca dengan menemukan
masing. kata di tengah-tengah huruf acak. Peserta
5. Setelah permainan selesai, tiap didik menggabungkan huruf-huruf yang
kelompok mengirim perwakilan telah disusun acak dalam satu tabel
untuk mepresentasikan hasil (kotak). Selain itu, peserta didik mengenal
24
diskusinya. kosa kata yang sebelumnya sudah
Penilaian bisa dilakukan oleh guru diketahui. Cara bermain:
dengan menyebutkan kesalahan atau Guru menyiapkan tabel kotak yang
melihat jumlah kata yang salah tusuk. telah disusun huruf acak di dalamnya.
Kemudian membagi-bagikannya pada
24
Fathul Mujib dan Nailur, Metode
25
Permainan-permainan, op. cit., hlm. 87 Ibid., hlm. 142-143.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 58


setiap peserta didik. Peserta didik
melingkari huruf acak, membacanya, lalu KESIMPULAN
menerjemahkannya. Sebagai penutup pembahasan tulisan
Carilah rangakain huruf yang dapat ini, maka dapat diambil beberapa
membentuk kata dengan cara horizontal kesimpulan:
atau vertikal! 1. Permainan bahasa bertujuan
memperoleh kesenangan dan melatih
‫ ث و ر أ ث ي و م ر ٌ ي‬keterampilan berbahasa. Jika suatu
permainan menimbulkan kesenangan
‫وظ ا ن و ك أ ح ي و ر‬ tetapi tidak memperoleh keterampilan
berbahasa, maka permainan tersebut
‫ ف ا و ا خ ث ي ث ب غ س‬bukan termasuk permainan bahasa.
‫س و دصض ب ش ك ة ع ا‬ Sebaliknya, apabila suatu kegiatan
bertujuan melatih keterampilan
‫يج ر ء ر أ ر سث ٌ و‬ berbahasa, namun tidak ada unsur
kesenangan, maka kegiatan itu bukan
‫و ر س ح و ي ب ظش ش ة‬ termasuk permainan bahasa.
‫ ن ي ث و و ب ذ ش ا ج ث‬2. Metode permainan edukatif
merupakan salah satu aspek yang
‫ا د ا ا م ي س ا ٌ م و‬ menentukan keberhasilan belajar
‫س ة ب ط ف ج وس د ا و‬ peserta didik. Oleh karena itu
pendidik harus mampu berkreasi
‫ س م ك ا خ ي و ط ن ء ب‬dalam menerapkan metode permainan
edukatif yang dapat motivasi peserta
‫يس ك ن و س أ ك ث ب ن‬ didik untuk belajar.
3. Penerapan metode permainan ini
e. Qum Qumi> membutuhkan persiapan yang matang
Tujuan permainan ini agar peserta sebelum diterapkan. Oleh karena itu
didik mampu membedakan kata perintah pendidik harus menyiapkan rencana
(„amr) untuk muz}akkar dan mu‟annats. pelaksanaan pembelajaran sebelum
Cara bermain: masuk kelas.
Sebelum permainan dimulai, terlebih
dahulu guru menyiapkan beberapa kata
perintah yang akan digunakan dalam DAFTAR PUSTAKA
permainan. Kemudian guru menjelaskan Ahmad, Muhammad Abdul Qadir. 1979.
tata cara permainan, misalkan ketika guru T{uruq Ta’li>m al-Lugah al-
menyebutkan kata qum maka yang berdiri ‘Arabiyyah. cet. I; Kairo-Mesir :
adalah peserta didik laki-laki, namun Maktabah an-Nahd{ah al-Mis{riyyah.
ketika guru menyebutkan kata qumi>
Arsyad, Azhar. 2010. Bahasa dan Metode
maka yang berdiri adalah peserta didik
Pengajarannya; Beberapa Pokok
perempuan.

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 59


Pikiran Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001.


Kamus Besar Bahasa Indonesia
edisi ketiga. cet. I; Jakarta: Balai
Pustakan.

Fadilah, Muhammad dkk. 2013.


Pendidikan Karakter Usia Dini:
Konsep & Aplikasinya dalam
PAUD. Cet. I; Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.

Haddade, Hasyim. 2011. Reformulasi


Kurikulum Bahasa Arab . Cet. I;
Makassar: Alauddin Press.

Mujib, Fathul dan Nailur Rahmawati.


2011. Metode Permainan Edukatif
dalam Belajar Bahasa Arab.
Jogjakarta: Diva Press.

------------------------------------. 2012.
Permainan Edukatif Pendukung
Pembelajaran Bahasa Arab (2).
Jogjakarta: Diva Press.

Nuha, Uli. 2012. Metodologi Super Aktif


Pembelajaran Bahasa Arab.
Jogjakarta: Diva Press.

Rasyid, Ramli. 2011. “Pengaruh


Penggunaan Media Pembelajaran
terhadap Prestasi Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Bahasa Arab
di MAN I Makassar”, Tesis.

Syah, Muhibbin. 2006. Psikologi


Pendidikan dengan Pendekatan
Baru. Bandung: Remaja Rosda
Karya.

Tim Penyusun Kamus Bahasa Indonesia.


2008. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen
Pendidikan Nasional.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 60


PENGARUH PENGUASAAN BAHASA ARAB TERHADAP KEMAMPUAN
MENGHAFAL AL-QUR’AN MAHASISWI SEMESTER II
MA’HAD AL-BIRR MAKASSAR

Nursiah
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Nur Fadilah Amin


Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Abstract
Language is the means of communication in sharing thoughts, ideas, concepts or feelings
used by humans both orally and writing. Every nation has its own language, for example
Arabic . Arabic is the language that used by the Arabian society. It has a distinctive as the
language that is used in the Qur'an, the holy book of Moslem . Arabic Language then
became one of the language that is studied all over the world. There are Some opinions that
learning Arabic is one of the most difficult and hard to do, so that some people still not
interested to learn it. But Without conscious, by studying Arabic and understanding it well,
it will be very helpful in memorizing and mastering the Holy Qur'an. This research was
conducted at Ma'had Al-Birr Makassar in Jl.Sultan Alauddin 259 Makassar . This study
aims To determine the influence of mastery the Arabic language and the ability to
memorize Al-Qur'an of the second semester student on Ma'had Al-Birr Makassar. This
research is expected to gives good benefit For Students to improve their motivation in
memorizing and mastering Al-Qu'ran, for the lecturers are expected can help to provide
learning motivation student in mastery and memorize Al-Qu'ran. Besides, for the
researchers are expected to provide benefits to apply and implement Arabic language in
memorize Al-Qur'an. The research method used is a quantitative approach such as
Interview Guide, questionaires, Observation Guide and files. The data obtained was
analyzed by regression analysis and Anova 5% (percent). The result of this research is the
ability of mastery of Arabic language by second semester student on Ma "had Al-Bir in
academic year 2015-2016 has a positive effect toward the ability in memorize Al-Qur'an at
5% (percent) significance level from 4.67.

Keywords: Language, Arabic, Holy Qur'an

Abstrak
Bahasa merupakan alat komunikasi dalam menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau
perasaan yang digunakan oleh manusia baik secara lisan maupun tertulis. Setiap bangsa
memiliki bahasa masing-masing, misalnya Bahasa Arab. Bahasa arab adalah bahasa yang
digunakan oleh masyarakat bangsa arab. Ia memiliki keistimewaan yaitu bahasa yang
digunakan dalam Al-quran, kitab suci umat muslim. Bahasa Arab kemudian menjadi salah
satu bahasa yang dipelajari hampir diseluruh penjuru dunia. Beberapa pendapat
mempelajari bahasa arab merupakan salah satu hal yang sangat sulit dan sukar, sehingga

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 61


masih kurang tertarik untuk mempelajarinya. Tetapi tanpa disadari bahwa dengan
mempelajari bahasa arab dengan baik serta memahaminya, itu akan sangat membantu
dalam menghafal dan menguasai Al-Qur‟an. Penelitian ini dilakukan di Ma‟had Al-Birr
Makassar Jl.Sultan Alauddin 259 Makassar. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui
pengaruh penguasaan bahasa arab dan kemampuan menghafal Al-Qur‟an mahasiswi
semester II Ma‟had Al-Birr Makassar. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat baik Bagi Mahasiswa yaitu Meningkatkan motivasi dalam
menghafal dan menguasai Al-Qu‟ran, untuk dosen diharapkan dapat memberikan manfaat
dalam membantu memberikan motivasi belajar yang mudah kepada mahasiswa dalam
menguasai dan menghafal Al-Qu‟ran. Sedangkan untuk peneliti diharapkan dapat
memberikan manfaat mengaplikasikan dan mengimplementasikan pengusaan bahasa arab
dalam menghafal Al-Qur‟an. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah
pendekatan kuantitatif yaitu Panduan wawancara, Kertas tes, Panduan observasi dan Arsip.
data yang telah diperoleh dianalisis dengan analisis regresi dan Anova 5%. Hasil dari
penelitian ini yaitu kemampuan penguasaan bahasa Arab mahasiswi semester II Ma”had
Al-Birr tahun pelajran 2015-2016 berpengaruh positif terhadap kemampuan menghafal
Al-Qur‟an pada taraf signifikansi 5% yaitu 4,67.

Kata kunci : Bahasa, Bahasa Arab, Al-Qur’an

PENDAHULUAN menurunkannya berupa Al Quran


dengan berbahasa Arab, agar kamu

B
ahasa merupakan salah satu
sekalian menjadi orang yang berakal.”.
media menyampaikan maksud
(QS : Yusuf : 2)
dan tujuan seseorang yang satu
kepada yang lainnya. Menurut Izzan Dengan keistimewaan yang
bahasa merupakan sistem lambang- dimilikinya itu, Bahasa Arab
lambang (simbol-simbol) berupa bunyi kemudian menjadi salah satu bahasa
yang digunakan oleh sekelompok yang dipelajari oleh banyak orang,
orang atau masyarakat tertentu untuk tidak hanya di negerinya saja tetapi
berkomunikasi atau berinteraksi. hampir diseluruh penjuru dunia.
Dengan bahasa sebuah gagasan atau Memang kebanyakan orang masih ada
pikiran bisa tersampaikan dengan jelas. yang menganggap bahwa mempelajari
Setiap bangsa memiliki bahasa masing- bahasa arab itu adalah salah satu hal
masing, bahkan satu bangsa bisa yang sangat sulit dan sukar, sehingga
memiliki lebih dari satu bahasa. Setiap masih kurang tertarik untuk
bahasa juga memiliki keunikan dan mempelajarinya.
keistimewaan tersendiri, seperti Tetapi tidak kita sadari bahwa
Bahasa Arab. Bahasa arab adalah sebenarnya dengan mempelajari
bahasa yang digunakan oleh masyarakat bahasa arab dengan baik serta
bangsa arab. Ia memiliki keistimewaan memahaminya, itu akan sangat
yaitu sebagai bahasa yang digunakan membantu kita dalam menghafal dan
dalam Al-quran, kitab suci umat menguasai Al-Qur‟an, terutama
muslim. Sebagaimana dalam firman
kandungan-kandungannya. Oleh
Allah SWT : “Sesungguhnya Kami karena itu, kita sebagai umat muslim

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 62


khususnya, alangkah lebih baiknya jika mempengaruhi kempampuan
kita bisa menghafal dan memahami menghafal Al-Qur‟an atau malah
pokok dari kandungan Al-Qur‟an yang sebaliknya.
menjadi pedoman hidup kita sebagai Berdasarkan uraian latar belakang
manusia dengan baik dan benar. masalah di atas, maka permasalahan
Adapun salah satu cara menguasai Al- yang dapat dirumuskan dalam
Qur‟an yang mudah itu ialah dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
mempelajari serta menguasai bahasa
yang digunakannya terlebih dahulu, 1. Adakah pengaruh pengusaan
yaitu memahami Bahasa Arab. Bahasa Arab terhadap kemampuan
Dalam proses pembelajaran dengan menghafal Al-Qur‟an mahasiswi
menggunakan Bahasa Arab sebagai semester II Ma‟had Al-Birr
bahasa pengantar di semester II Makassar ?
Ma‟had Al-Birr Makassar. Di semester 2. Seberapa besar pengaruh
II Ma‟had Al-Birr Makassar ini juga penguasaan Bahasa Arab terhadap
telah dipelajari berbagai penguasaan kemampuan menghafal Al-Qur‟an
dalam pelajaran Bahasa Arab, yaitu mahasiswi semester II Ma‟had Al-
nahwu, sharaf, qiraa‟ah dan Birr Makassar ?
kitaabah. Dengan pengusaan Sesuai dengan permasalahan di
terhadap cabang- cabang pelajaran atas, maka tujuan yang melandasi
dalam Bahasa Arab tersebut sudah bisa penelitian ini Untuk mengetahui ada
dikatakan bahwa mahasiswi Ma‟had atau tidak pengaruh penguasaan
Al-Birr sudah menguasai Bahasa Arab. Bahasa Arab terhadap kemampuan
Dengan begitu peneliti tertarik untuk menghafal Al-Qur‟an mahasiswi
meneliti apakah benar dengan semester II Ma‟had Al-Birr Makassar.
pengusaan Bahasa Arab tersebut Untuk mengetahui seberapa besar
mahasiswi semester II Ma‟had Al-Birr pengaruh pengusaan Bahasa Arab
Makassar, berpengaruh terhadap terhadap kemampuan menghafal Al-
kemampuan menghafal Al-Qur‟an, Qur‟an mahasiswi semester II
yang sebelumnya masih sangat sulit Ma‟had Al-Birr Makassar.
untuk menghafal Al-Qur‟an karena
Adapun hasil dari penelitian ini
kurangnya pengusaan terhadap Bahasa
diharapkan dapat memberikan manfaat
Arab. Peneliti mengambil mahasiswi
baik secara langsung maupun
semester II Ma‟had Al-Birr Makassar
tidak langsung antara lain:
sebagai subjek penelitian karena di
semester ini ayat Al-Qur‟an yang  Bagi Mahasiswa : Meningkatkan
dipelajari semakin sulit dan itu motivasi siswa serta mempermudah
membuat para mahasiswi harus betul- dalam menghafal dan menguasai
betul bisa memahami arti dari apa yang Al-Qu‟ran setelah mempelajari
mereka hafal dan apakah salah satunya Bahasa Arab.
dengan pengusaan Bahasa Arab yang
telah mereka pelajari dapat

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 63


 Bagi Dosen: Penelitian ini kelas, yaitu kelas pagi, kelas
memberikan manfaat bagi dosen siang ‫ ا‬dan kelas siang ‫ب‬.
dalam membantu memberikan
2. Sampel Penelitian
motivasi belajar yang mudah
Sampel dalam penelitian ini
kepada mahasiswa dalam
adalah 5 orang perwakilan setiap
menguasai dan menghafal Al-
kelas semester II Ma‟had Al-Birr
Qu‟ran, yaitu dengan
Makassar. Dengan menggunakan
mempelajari Bahasa Arab. Bagi
teknik Simple Random Sampling
Peneliti: Adapun bagi peneliti
yaitu diambil secara acak dari
untuk dapat memberikan manfaat
kelompok yang homogen tanpa
dalam mengaplikasikan dan
memperhatikan strata yang ada.
mengimplementasikan pengusaan
Karena dengan 5 orang tersebut
bahasa arab dalam menghafal Al-
diperkirakan bisa mewakili dari
Qur‟an.
populasi yang kemampuan
mahasiswinya kurang lebih sama.
METODE PENELITIAN
C. Teknik Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 1. Observasi
Ma‟had Al-Birr Makassar, yang Observasi adalah pengamatan
terletak di Jl.Sultan Alauddin 259 dan pencatatan secara sistematik
Makassar. Penelitian ini Insya Allah terhadap obyek yang diteliti, baik
dilaksanakan dalam jangka waktu 3 dalam situasi buatan yang secara
bulan. khusus diadakan (laboratorium)
maupun dalam situasi alamiah atau
A. Pendekatan Penelitian sebenarnya (lapangan)8. Metode
Pendekatan penelitian yang observasi digunakan untuk
digunakan yaitu pendekatan kuantitatif, mengumpulkan data tentang
karena yang ingin diketahui adalah gambaran umum lokasi sekolah
pengaruh mempelajari Bahasa Arab yang diteliti dan bagaimana
terhadap kemampuan menghafal Al- berlangsungnya KBM.
Qur‟an dan seberapa besar
pengaruhnya. 2. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk
B. Subjek Penelitian mengumpulkan data tentang
1. Populasi gambaran umum Ma‟had Al-Birr
Populasi dalam penelitian ini Universitas Muhammadiyah
atau yang menjadi subjek Makassar yang meliputi letak
populasi adalah seluruh geografis, sejarah berdirinya
mahasiswi semester II Ma‟had Ma‟had, keadaan guru, keadaan
Al-Birr Makassar, Tahun Ajaran siswa, serta dokumentasi lain yang
2015/2016, yang terdiri dari tiga mendukung kelengkapan data.
3. Wawancara

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 64


Teknik pengumpulan data ini data yang berbentuk inferensial
dilakukan untuk mencari dan dilakukan dengan statistik inferensial,
mengumpulkan data dari kepala yaitu statistik yang digunakan untuk
sekolah, guru bidang studi Al- menganalisis data dengan membuat
Qur‟an serta dari siswa tentang kesimpulan yang berlaku umum.
kemampuan menghafal Al-Qur‟an. Hasil dari perhitungan rumus statistik
inilah yang menjadi dasar
4. Tes
pembuatan generalisasi dari sampel
Tes sebagai intrumen
bagi populasi11. Setelah data
pengumpul data adalah serangkaian
terkumpul kemudian jawabab-jawaban
pertanyaan atau latihan yang
tes tersebut dianalisa dan data tersebut
digunakan untuk mengukur
direkap, maka data tersebut
ketrampilan, pengetahuan,
dimasukkan dalam kategori baik,
intelegensi, kemampuan, atau bakat
cukup dan kurang, atau tinggi, sedang
yang dimiliki oleh individu atau
dan rendah. Untuk itu, pengelolaan
kelompok. Tes digunakan untuk
data yang bersifat statistik, dalam
mengetahui bagaimana
penelitian ini, penulis melakukan tiga
kemampuan mahasisiwi dalam
tahapan, yaitu :
menghafal Al-Qur‟an.
1. Analisis Pendahuluan
D. Instrumen Penelitian Pada tahap ini, data yang telah
Instrumen penelitian adalah suatu
diperoleh selama penelitian
alat yang digunakan untuk mengukur
berlangsung dimasukkan kedalam
fenomena alam maupun sosial yang
tabel-tabel sesuai kebutuhan yang
diamati.54 Instrumen yang digunakan
kemudian dimasukkan kedalam
dalam penelitian ini sebagai berikut:
distribusi frekuensi untuk setiap
 Panduan wawancara variable
 Kertas tes
2. Analisis Uji Hipotesis
 Panduan observasi.
Analisis uji hipotesis merupakan
 Arsip.
perhitungan lanjut dari analisis
pendahuluan dengan menggunakan
E. Teknik Analisis Data analisis regresi, karena dalam
Analisis data diartikan sebagai
penelitian ini terdiri dari satu kreterium
upaya mengolah data menjadi
penguasaan Bahasa Arab (X) dan satu
informasi, sehingga karakteristik atau
prediktor kemampuan menghafal Al-
sifat-sifat data tersebut dapat dengan
Qur‟an Mahasiswi semester II Ma‟had
mudah dipahami dan bermanfaat untuk
Al-Birr Makassar tahun 2015/2016
menjawab masalah-masalah yang
(Y). Sedang langkah-langkah analisis
berkaitan dengan kegiatan
regresi adalah sebagai berikut55:
penelitian10. Adapun teknis analisis
54
Sugiyono, metode penelitian
55
penididikan (penekatan kuantitatif, kualitatif Ridwan dan Sunarto, pengantar
dan R&D). (Bandung:Alfa beta, 2013) hlm. 148 statistik (Bandung:Alfa Beta, 2009) hlm. 97-102

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 65


a) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk e) Mencari jumlah kuadrat regresi (
kalimat :
) dengan rumus :
Ha : Terdapat pengaruh variabel X
𝑋2
terhadap variabel Y 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑎 =
𝑛
Ho : Tidak terdapat pengaruh
f) Mencari jumlah kuadrat regresi
variabel X terhadap variabel Y
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑎|𝑏 dengan rumus :
b) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk X. Y
statistik : 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑎|𝑏 = b. XY −
𝑛
Ha : r ≠ 0 : Terdapat pengaruh
variabel X terhadap variabel Y g) Mencari jumlah kuadrat residu (
) dengan rumus :
Ho : r = 0 : Tidak terdapat pengaruh
variabel X terhadap variabel Y 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 = Y 2 − JK Reg ba − JK Reg a

c) Membuat tabel penolong untuk


h) Mencari rata-rata jumlah kuadrat
menghitung angka statistik
d) Memasukkan angka-angka statistik regresi dengan rumus:
dari tabel penolong dengan rumus: 𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔 𝑎 = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔 𝑎
 Menghitung rumus b i) Mencari rata-rata jumlah kuadrat

regresi dengan rumus:


𝑛. 𝑋𝑌 − 𝑋. 𝑌
b=
𝑛. 𝑋 2 − ( 𝑋)2
j) Mencari rata-rata jumlah kuadrat
 Menghitung rumus a
residu dengan rumus :
𝑌 −𝑏. X
a=
𝑛

 Menghitung persamaan regresi k) Menguji signifikasi dengan rumus :


sederhana

𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
l) Membuat kesimpulan
 Membuat garis persamaan Tabel rangkuman Analisis of Varian
regresi (ANOVA )
a. Menghitung rata-rata X
dengan rumus:
𝑋
𝑋 =
𝑛
b. Menghitung rata-rata Y
dengan rumus:
𝑌
𝑌 =
𝑛

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 66


3. Analisa Data yayasan tersebut sebagai nama
Dalam analisis lanjut dilakukan lembaga. Selengkapnya bernama:
analisis data-data hasil penelitian, Lembaga Pendidikan Islam dan Bahasa
kemudian membuat interpretasi Arab Ma‟had Al-Birr Unismuh
lebih lanjut sampai pada Makassar.
kesimpulan. Analisis ini Belakangan, Ma‟had Al-Birr
membandingkan harga Fhitung yang kemudian dikelolah oleh AMCF (Asia
telah diketahui dengan Ftabel pada Muslim Charity Foundation) atau
taraf signifikansi 5% atau 1%, dengan Yayasan Muslim Asia. Baik Yayasan
kemungkinan : Dar el- birr yang merupakan cikal
 Jika Fhitung > Ftabel, maka tolak bakal berdirinya, maupun Yayasan
Ho artinya signifikan Muslim Asia (AMCF) yang
 Jika Fhitung < Ftabel, maka terima mengelolahnya hingga sekarang; tidak
Ho artinya tidak signifikan lepas dari kiprah seorang dermawan
dari Dubai bernama Dr. Muhammad
Thayyib Khoory.hafizhallah.
HASIL
AMCF yang didirikan oleh Syekh
PENELITIAN DAN
Khoory adalah murni organisasi sosial
PEMBAHASAN
non-profit dan non-politik. Yayasan ini
A. Selayang Pandang tentang
telah berjalan sejak 1992 dan didirikan
Ma’had Al-Birr Makassar
secara resmi di Jakarta pada tahun
1. Sejarah Singkat
2002. AMCF telah memiliki surat
Kata “Al-Birru” adalah kata
rekomendasi dari Majelis Ulama
dalam bahasa Arab yang biasa
Indonesia (MUI), Departemen
diterjemahkan dalam bahasa
Kehakiman, Departemen Agama,
Indonesia sebagai “kebaikan”. Kata
Departemen Sosial, dan Badan
al-birr di pakai oleh Allah SWT dalam
Pertahanan Nasional Republik
beberapa ayat dalam Al-Qur‟an
Indonesia. AMCF aktif dalam
(misalnya pada surah Al-Baqarah ayat
kegiatan-kegiatan sosial, dakwah,
177). Semoga Ma‟had dan Lembaga
kesehatan, dan pendidikan serta bidang
pendidikan yang menempati areal
usaha.
kampus Unismuh makassar ini
menebarkan kebaikan yang banyak dan 2. Visi dan Misi
berkah.  Visi
Pada awalnya, Ma‟had ini didirikan Menjadi Ma‟had Bahasa Arab
pada tahun 1996, sebagai hasil kerja yang Terkemuka dan Model dalam
sama PP Muhammadiyah dengan memajukan dan memadukan
Yayasan Dar el-Birr yang pendidikan bahasa Arab, dakwah,
berkedudukan di Dubai, Uni Emirat dan pengabdian pada masyarakat.
Arab. Setelah lembaga ini resmi  Misi
berdiri, maka diambillah dari nama

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 67


1) Menghasilkan da‟i yang mampu mahasiswa di Ma‟had hingga AMCF
dalam bidang bahasa Arab, dapat membuka program untuk tingkat
berakhlak mulia, berkompetensi Universitas. Pada program level ini
akademik, dan profesional tinggi mahasiswa belajar selama satu tahun
serta berkarakter pembelajar (dua semester) penuh (setara DIII).
sepanjang hidup.
2) Menciptakan lingkungan Sistem pendidikan Ma'had Al-Birr
akademik yang kondusif dan Makassar mengacu pada Al-Qur'an
optimal untuk meningkatkan dan As-sunnah. Sedang kurikulum
kualitas pendidikan bahasa Arab yang dipakai sejalan dengan apa yang
dan dakwah islamiyah. diterapkan pada Universitas Islam
3) Menumbuhkan semangat cinta Madinah dan Universitas Imam
dan menyebarluaskan bahasa Muhammad bin Su'ud Riyadh, Saudi
Arab, hafal Al-Qur‟an, ilmu Arabia. Karena itu pola pembelajaran
syar‟i dan seni Islam bagi bahasa Arab dan studi Islam yang
kemaslahatan ummat manusia. dianut merujuk kepada Lembaga Ilmu
Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA)
Jakarta, yang merupakan perguruan
3. Program Studi dan Masa
tinggi resmi filial dari Universitas
Pendidikan
Imam Muhammad bin Su'ud Riyadh.
a. At-Tamhidy (Pra Persiapan
Metodologi pengajaran disampaikan
Bahasa)
secara sistematis, variatif dengan
Level dimaksudkan sebagai kelas
pengantar utama bahasa Arab.
persiapan bagi mahasiswa agar dapat
mengikuti perkuliahan pada program Tenaga pengajar Ma'had Al-Birr
Al-I‟dad Al-Lughawi yang merupakan Makassar memiliki latar belakang
awal jenjang perkuliahan yang pendidikan Sarjana, Magister dan
sebenarnya di Ma‟had. Di program ini Doktor yang berkualifikasi di
mahasiswa belajar satu semester penuh. bidangnya serta berasal dari berbagai
perguruan tinggi terkemuka di Timur
b. Al-I’dad Al-Lughawi (Persiapan
Tengah dan Indonesia.Program
Bahasa)
pendidikan di Ma'had Al-Birr
Al-I‟dad Al-Lughawi dianggap
Makassar ditempuh selama dua tahun
sebagai level awal pembelajaran di
(4 semester) atau setara Diploma Dua
Ma‟had. Pada level ini mahasiswa
(D2). Dan sangat terbuka peluang
belajar selama dua tahun atau empat
untuk ditingkatkan menjadi 3 tahun (6
semester (setara DII).
semester)/setara Diploma Tiga (D3)
c. Syu’batu At-Ta’lim At-Takmiily atau bahkan Strata Satu (S1) pada
(Program Komplementer) masa yang akan datang. Bagi alumni
Program takmiily adalah jenjang yang ingin melanjutkan ke jenjang
penyempurna program al-i‟dad al- pendidikan yang lebih tinggi, dapat
lughawi dan merupakan jenjang melanjutkan ke perguruan-perguruan
terakhir yang dapat ditempuh oleh Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia,

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 68


LIPIA Jakarta serta Perguruan- Al-Qur‟an, dapat diperoleh dari tes
perguruan tinggi negeri maupun swasta kemampuan menghafal Al-Qur‟an
lainnya. Alumni yang berprestasi dapat yang telah diberikan kepada mahasiswi
diberikan rekomendasi untuk belajar di sebagai responden yang berjumlah 15
Timur Tengah. mahasiswi. Responden diminta untuk
menghafalkan Al-Qur‟an, dengan
Di samping sebagai lembaga
memperhatiakn tajwid, dan cara
pendidikan, Ma'had Al-Birr Makassar
menghafal Al-Qur‟an.
memiliki program-program sosial,
seperti: Pendirian Sarana Ibadah dan Untuk mengetahui jawaban
Pendidikan, Pengiriman da'i dalam yang lebih jelas mengenai data
program Safari Ramadhan di hasil penelitian dapat dilihat pada
berbagai wilayah pada Kawasan Timur deskripsi sebagai berikut :
Indonesia, Distribusi Hewan Qurban,
Program Ifthar Ramadhan, Penyaluran 1. Data tentang penguasaan
zakat-infak-Shadaqoh (ZIS), serta Mahasiswi Semester II Ma‟had
Pemberian santunan kepada anak-anak Al-Birr Makassar (X)
yatim, kaum dhuafa dan korban Untuk mengetahui nilai data
bencana alam. tentang penguasaan bahasa Arab
mahasiswi dapat dilihat dari nilai raport
Selain Ma'had Al-Birr Makassar,
mata pelajaran bahasa Arab yang
AMCF juga mengelola dan membina
dicapai mahasiswi semester II Ma‟had
beberapa Ma'had dan Markaz Tahfizh
Al-Birr Makassar tahun pelajaran
Al-Qur'an yang tersebar di beberapa
2015/2016 sebagaimana dalam Tabel 1.
propinsi di Indonesia yang bekerjasama
dengan Pimpinan Pusat Setelah dilakukan penghitungan,
Muhammadiyah melalui Perguruan data pada Tabel 1 kemudian dapat
Tinggi Muhammadiyah (PTM), dianalisis sebagai berikut :
Persatuan Islam (PERSIS), serta
berbagai organisasi kemasyarakatan a. Menetukan kualifikasi dan interfal
resmi lainnya di Indonesia. nilai, dengan cara menentukan
range atau jangkauan : R = ─

B. Penguasaan Bahasa Arab R= 95.5 ─ 63 = 32


terhadap Kemampuan
Menghafal Al- Qur’an K = 1 + 3,3 log n
1. Deskripsi Data Hasil Penelitian K = 1 + 3,3 log 15 = 1 + (3,3 x
Untuk memperoleh data 1,50)
tentang penguasaan Bahasa Arab, = 1 + 4.95 = 5,95
dapat diperoleh dari nilai raport
mahasiswi pada tahun pelajaran K=6
2015/2016. Adapun untuk memperoleh
Sehingga diketahui interval nilai :
data tentang kemampuan menghafal

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 69


nilai tertinggi dikurangi nilai
I= = = 2,5 dibulatkan jadi 3 terendah dibagi jumlah interval,
Dengan demikian dapat diperoleh yakni : 95 – 63 : 3 = 10,6. Hasil
kualifikasi dan interval nilai pada Tabel jumlah interval disajikan pada
II. Tabel IV.

Dari analisis data pada Tabel


IV, diketahui bahwa penguasaan
bahasa Arab mahasiswi semester II
Ma‟had Al-Birr Makassar
termasuk dalam kategori baik,
b. Distribusi frekuensi relatif yaitu berada pada interval nilai 79 -
penguasaan bahasa arab mahasiswi 86 dengan nilai rata-rata 82,8.
semester II Ma‟had Al-Birr
Makassar pada Tabel III. d. Gambar Hinstogram

2. Data tentang kemampuan


menghafal Al-Qur‟an Mahasiswi
semester II Ma‟had Al-Birr
Makassar.

Untuk menentukan nilai


c. Menentukan kualitas variabel kuantitatif kemampuan menghafal
penguasaan bahasa Arab Al-Qur‟an adalah dengan
Untuk menentukan jumlah menjumlahkan skor jawaban soal tes
inteval dalam menyusun kualitas dari responden sesuai dengan
penguasaan bahasa Arab dapat frekuensi jawaban Tabel V.
dicari dengan cara sebagai berikut ;

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 70


b. Tabel distribusi frekuensi relative
kemampuan menghafal al-qur‟an
pada Tabel VII

Setelah dilakukan penghitungan


data pada Tabel V, maka kemudian
data dapat dianalisa sebagai berikut :

a. Menetukan kualifikasi dan


interval nilai, dengan cara c. Menentukan kualitas variabel
menentukan range atau kemampuan menghafal Al-Qur‟an
jangkauan: Untuk menentukan jumlah
R= ─ interval dalam menyusun kualitas
kemampuan menghafal Al-Qur‟an
R = 96 – 79 = 17 dapat dicari dengan cara sebagai
K = 1+ 3,3 x log n berikut ; nilai tertinggi dikurangi
nilai terendah dibagi jumlah
K = 1 + 3,3 x log 15 = 1 + (3,3 x interval, yakni: 96 - 79 : 3 = 5,6.
1,50) = 1 + 4.95 = 5,95 Hasil jumlah interval disajikan
pada Tabel VIII.
K=6
Dari analisis data di atas,
Sehingga diketahui interval nilai
diketahui bahwa kemampuan
:I= = = 2,83 dibulatkan 3 menghafal Al- Qur‟an mahasiswi
semester II Ma‟had Al-Birr
Dengan demikian dapat diperoleh Makassar termasuk dalam
kualifikasi dan interval nilai seperti kategori sangat baik, yaitu berada
pada Tabel VI. di antara interval nilai 85 – 90 dan
91- 96 dengan nilai rata-rata 90,4.

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 71


XY = 111910

X = 82,8

Y = 90,4

d. Gambar Hinstogram

2. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji
kebenarannya adalah untuk menentukan
pengaruh antara variabel penguasaan
bahasa Arab (X) terhadap Selanjutnya data tersebut diolah
kemampuan menghafal Al-Qur‟an kedalam rumus analisis regresi dengan
Mahasiswi Semester II Ma‟had Al- langkah-langkah sebagai berikut :
Birr Makassar 2015-2016 (Y).
A. Memasukkan angka-angka statistik
Untuk memudahkan dalam dari tabel penolong dengan rumus :
penghitungan maka perlu dibuat tabel  Menghitung rumus b :
kerja/bantu sebagaimana telah disajikan 15.111910 − 1241.1355
pada Tabel IX. b=
15.104700 − (1242)2
Dari Tabel IX diketahui:
−4260
= = −0,1525
N = 15 27936
X = 1242  Menghitung rumus a :
Y = 1355 1355 − −0,1525 . (1242)
a=
15
X 2 = 104700 190760
= = 12717,34
Y 2 = 122699 15

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 72


 Menghitung persamaan regresi
sederhana :
F. Mencari rata-rata jumlah kuadrat
Y = a + bX = 12717,34 + (-
0,1525).(X) regresi dengan rumus:

 Membuat garis persamaan


regresi = 160,74
a) Menghitung rata-rata X
dengan rumus :
1242 G. Mencari rata-rata jumlah kuadrat
X = = 82,8
15 residu dengan rumus :
b) Menghitung rata-rata Y
dengan rumus :
1355 254
Y= = 90,4 = = 19,54
15 13
B. Mencari jumlah kuadrat regresi (
H. Menguji signifikasi dengan rumus :
) dengan rumus :
1836025
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑎 = 122401,7
15
160,74
= = 8,22
19,54
C. Mencari
jumlah kuadrat regresi 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑎|𝑏
dengan rumus : Dengan taraf signifikansi (⍺) = 0.05
dicari nilai Ftabel menggunakan table F
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑎|𝑏 = −0,1525 111910 dengan rumus:
1682910 Ftebal = 4,673
− = 160,74
15
Diketahui ;

D. Mencari jumlah kuadrat residu ( Fhitung = 8,22 > 𝐹{ 0,95 1.13 }

) dengan rumus : = 4,67


𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 = 122699 − 43,31
Dengan demikian, berdasarkan
− 122401,7 penghitungan diatas, ternyata Fhitung
= 254 lebih besar dari Ftabel maka Ho
ditolak artinya signifikan.Hasil
E. Mencari rata-rata jumlah kuadrat pengujian hipotesis tersebut dapat
regresi dengan rumus: diringkas dalam tabel anova Sebagai
F. berikut :
𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔 𝑎 = 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔 𝑎 = 122401,7

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 73


berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kemampuan menghafal Al-
Qur‟an Mahasiswi Semester II
Ma‟had Al-Birr Makassar.
Adapun hasil wawancara dari
beberapa mahasiswi semester II
tentang pengaruh penguasaan bahasa
Arab terhadap kemampuan menghafal
Setelah diketahui hasil
Al-Qur‟an Mahasiswi pertama dari
penghitungan di atas, untuk
kelas masaai ‫ا‬, Haslinda Sari
mengetahui signifikansi pengaruh
mengatakan bahwa :
penguasaan bahasa Arab terhadap
kemampuan menghafal Al-Qur‟an “Dengan menguasai bahasa Arab
Mahasiswi Semester II Ma‟had Al-Birr bisa membantu kita dalam
Makassar dengan jalan menghafal Al-Qur‟an”(wawancara
membandingkan harga Fhitung dengan 26 Mei 2016)
Ftabel. Mahasiswi kedua dari kelas
Jika Fhitung > Ftabel maka ditolak shabaahi Nurul Hidayah, mengatakan
Ho (signifikan) dan sebaliknya jika bahwa :
Fhitung < Ftabel maka diterima Ho ( “Penguasaan bahasa Arab sangat
tidak signifikan). Dengan taraf berpengaruh terhadap kemampuan
signifikansi 5%, dk pembilang 1 dan menghafal Al-Qur‟an, karena dengan
dk penyebut = n-2 =13, diperoleh menguasai bahasa Arab, kita bisa
Ftabel sebesar 4,67 sedang Fhitung lebih mengetahui makna dari ayat-ayat
sebesar 8,22, jika dibandingkan Al-Qur‟an”.(wawancara 26 Mei 2016).
keduanya Fhitung = 8,22 > Ftabel =
Mahasiswi ketiga dari kelas masaai
4.67 dengan demikian variabel ‫أ‬, Ruqayyah mengatakan bahwa :
penguasaan bahasa Arab
berpengaruh positif dan signifikan “Dengan menguasai bahasa Arab
terhadap kemampuan menghafal Al- maka akan lebih mudah menghafal Al-
Qur‟an Mahasiswi Semester II Qur‟an karena kebiasaan membaca
Ma‟had Al-Birr Makassar. tulisan-tulisan arab“.(wawancara 25
mei 2016).
Fhitung < Ftabel maka diterima Ho
Dari hasil wawancara yang telah
( tidak signifikan). Dengan taraf
peneliti lakukan dari beberapa
signifikansi 5%, dk pembilang 1 dan
mahasiswi, peneliti dapat
dk penyebut = n-2 =13, diperoleh
menyumpulkan bahwa penguasaan
Ftabel sebesar 4,67 sedang Fhitung
bahasa Arab sangat berpengaruh
sebesar 8,22, jika dibandingkan
terhadap kemampuan menghafal Al-
keduanya Fhitung = 8,22 > Ftabel =
Qur‟an. Karena dengan menguasai
4.67 dengan demikian variabel
bahasa Arab mahasiswi dapat dengan
penguasaan bahasa Arab

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 74


mudah mengetahui makna- makna yang dan R&D,Cet 16: Bandung:
terkandung di dalam Al-Qur‟an, dan Alfabeta.
akan mempermudah dalam
menghafalkan Al-Qur‟an. Faisal hendra,dkk. 2007. Kemampuan
Berbahasa Arab. Jakarta: Gaung
persada pers. Azhar
KESIMPULAN Arsyad.2003. Bahasa Arab
dan Metode Pengajarannya.
Berdasarkan hasil penelitian yang Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
berjudul “Pengaruh Penguasaan
bahasa Arab terhadap kemampuan Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor
menghafal Al-Qur‟an mahasiswi yang Mempengaruhinya. Cet
semester II Ma‟had Al-Birr tahun IV:Jakarta: PT Rineka Cipta.
pelajaran 2015-2016” dan sesuai
dengan rumusan masalah yang peneliti Mahmudah Umi,Rosyidi Abdul
angkat , maka dapat di ambil Wahab. 2008. Active Learning
kesimpulan sebagai berikut: dalam Pembelajaran Bahasa Arab.
Malang: UIN Malang Press.
1. Ada pengaruh penguasaan bahasa
Arab terhadap kemampuan Imam Barnadib. 2002. Filsafat
menghafal Al-Qur‟an mahasiswi Pendidikan..Yogyakarta:Adicipta
semester II Ma”had Al-Birr tahun Karya Nusa
pelajran 2015-2016. Hal ini dapat
Ali Muhammad. Guru dalam
dilihat dari analisis regresi yaitu
proses Belajar
nilai regresi (Fhitung) diketahui
Mengajar.Bandung : Sinar Baru
berjumlah 8,22, sedangkan nilai
Algesindo)
untuk (1;13) = 4,67
2. Pengaruhnya sangat signifikan Asra Abuzar, Sutomo Slamet. 2014.
dengan taraf signifikan 5%. Ini Pengantar Statistika II.Jakarta:
berarti penguasaan bahasa Arab PT.Rajagrafindo Persada.
berpengaruh positif terhadap
kemampuan menghafal Al-Qur‟an Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1996.
.Keadaan ini menunjukkan bahwa
Ridwan dan Sunarto.2009. Pengantar
hipotesa yang diajukan adalah
Statistik .Bandung:Alfabeta. hal.97-
signifikan artinya hipotesa tersebut
102
dapat diterima. Atau Ha diterima
dan Ho ditolak. http://ahmadmukhlasinalkasuba.blogs
pot.co.id/2012/09/problem-
DAFTAR PUSTAKA umum-dalam- belajar-bahasa-
arab.html
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan Kuantitatif Kualitatif

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 75


http://www.referensimakalah.co
m/2012/12/menghapal-
alquran-pengertian- dasar-
hukum-tujuan-dan-hikmah

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 76


PENERAPAN MEDIA AL-BITHAQAAT AL-SYAKLIYAH DALAM
MENINGKATKAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA KELAS III
SDIT AL-FITYAN

Muhammad Ibrahim
Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Abstract
Teaching Arabic vocabularies is a teaching which includes all kinds of the substances in
teaching Arabic language. That is because learning vocabularies means learning the
language itself. So that the vocabularies play an important role in Arabic language.We
cannot say that someone has mastered in Arabic language if he does not have enough
vocabularies. Language is one of the important communication instruments in human's life.
In the chronological order, the functions of language are an instrument to express feelings,
a communicating tool, one of the integrating tools, a social adaptation and control.
Someone can communicate with language either in expressing the ideas presents in his
mind or in accepting the informations from others. So, language is a comminacating
instrument which is used by humanbeings to interact eachother. This article aims to explain
the mastering of vocabularies by using media of al-bithaqaat al-syakliyah “. The quality of
speaking skill that the learners possess depends on the quality and the quantity of the
vocabularies the have. And the leaners who have the quality and the quantity of Arabic
vocabularies will able to have more acquirement in speaking Arabic.

Keywords: Arabic vocabulary, al-bithaqaat al-syakliyah media

Abstrak
Pembelajaran kosakata bahasa Arab merupakan suatu pembelajaran yang memuat semua
unsur-unsur yang terkandung dalam pembelajaran bahasa Arab, karena belajar kosakata
bahasa Arab berarti sama saja dengan belajar bahasa itu sendiri. Sehingga kosakata bahasa
Arab memegang peranan penting dalam bahasa Arab. Seseorang tidak dapat dikatakan
menguasai bahasa Arab kalau belum menguasai kosakata bahasa Arab. Bahasa merupakan
alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Secara kronologis, fungsi bahasa
adalah untuk menyatakan ekspresi diri, alat komunikasi, alat untuk mengadakan integrasi,
adaptasi sosial, dan sebagai alat untuk kontrol sosial. Dengan bahasa, seseorang akan
melakukan komunikasi, baik ketika ia akan menyampaikan sesuatu yang ada dalam
benaknya maupun menerima kabar dari orang lain. Bahasa adalah alat komunikasi yang
digunakan manusia untuk berinteraksi dengan sesama. Tulisan ini bermaksud menjelaskan
tentang “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Arab Melalui Media”Al-Bithaqaat Al-
Syakliyah”, karena secara konsepsional kualitas keterampilan berbahasa seseorang
tergantung pada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimiliki. Dan seseorang yang
memiliki kualitas dan kuantitas kosakata bahasa Arab akan mempunyai keterampilan lebih
dalam berbicara bahasa Arab.

Kata Kunci: kosakata bahasa Arab, media al-bithaqaat al-syakliyah

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 77


PENDAHULUAN dari para guru, karena seorang guru
langsung mengolah proses belajar

B
ahasa Arab merupakan bahasa
mengajar di kelas. Dengan kata lain,
asing di Indonesia, dan sebagai
mereka secara langsung akan
bahasa agama Islam
mempengaruhi membina dan
keberadaannya mutlak diperlukan untuk
mengembangkan para siswa. Asumsi
mempelajari serta mendalami berbagai
yang berkembang dikalangan siswa
ilmu pengetahuan Islam, maka tidak
yang beranggapan bahwa bahasa arab
mengherankan apabila umat Islam
merupakan mata pelajaran sulit menjadi
menaruh perhatian terhadapnya. Oleh
tantangan tersendiri bagi para guru. Hal
karena itu, bahasa Arab diajarkan di
tersebut menuntut untuk senantiasa
sekolah-sekolah Islam, madrasah-
mengembangkan potensi yang dimliki,
madrasah, dan pesantren-pesantren yang
baik dari segi kemampuan penguasaan
ada di Indonesia.
materi ajar maupun kemampuan
Pada era globalisasi sekarang ini, strategis lainnya seperti penetuan materi
semakin dirasakan betapa pentingnya ajar atau teknik pembelajaran,
fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. pemilihan media dan sarana lainnya,
Kenyataan sekarang ini, adalah banyak evaluasi serta waktu yang dibutuhkan
para ahli yang bergerak dalam bidang untuk mencapai tujuan. Hal tersebut
teori dan praktik bahasa. Mereka harus senantiasa disesuaikan dengan
menyadari bahwa interaksi dan segala keadaan siswa serta lingkungan yang
macam kegiatan dalam masyarakat akan dihadapinya. Dengan demikian akan
lumpuh tanpa bahasa. menumbuhkan minat dan keinginan
Fungsi bahasa selain sebagai alat siswa untuk belajar dan menyenangi
komunikasi dan penghubung antara pelajaran bahasa arab.
manusia, juga masih banyak fungsi Optimalisasi proses belajar-
yang lainnya. Di antaranya adalah mengajar dapat dicapai dengan berbagai
bahasa merupakan pendukung yang cara, salah satunya adalah pemanfaatan
mutlak dari pada keseluruhan media, mulai dari media sederhana
pengetahuan manusia. Tidak suatu sampai pada media yang kompleks
bidang ilmu apapun yang disampaikan (rumit). Pemanfaatan media yang
dengan efisien, kecuali lewat media diintegrasikan mutu pelajaran sangatlah
bahasa, dalam kebanyakan bidang berguna, karena media berfungsi
pembelajaranbahasa sebagai alat sebagai alat bantu untuk menyampaikan
penyampaian adalah yang paling pesan. Kegiatan belajar-mengajar yang
penting dan mutlak diperlukan. mengembangkan kesesuaian antara
Pembelajaran bahasa arab di SD materi pelajaran dan media yang
merupakan program yang relatif masih digunakan dapat merangsang minat
baru sehingga masih membutuhkan siswa dan menimbulkan kesiapan siswa
banyak pembenahan, kerja keras dan untuk terlibat dalam proses belajar-
dukungan dari semua pihak terutama mengajar.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 78


Media pembelajaran sangatlah a. Tahap pertama; penyusunan
dibutuhkan dalam penerapan program instrumen yang berupa objektif tes
pembelajaran bahasa arab di SD. dan diadakan uji validitas tes
Dengan memperhatikan kondisi fisik b. Tahap kedua; uji coba media „al-
dan perkembangan kognitif siswa yang bithaqatusy al-asykliyah‟ yang
masih sangat memerlukan stimulus dilakukan pada lokasi penelitian
yang konkrit untuk memahami pesan Adapun metode penelitian ini yaitu:
dalam hal ini materi pelajaran. Namun, A. Identifikasi Variabel
yang menjadi permasalahan saat ini Beradasarkan judul penelitian,
adalah keterbatasan media yang sangat
makan yang menjadi variabel dalam
dibutuhkan oleh para guru, khususnya poenelitian ini adalah:
dalam pembelajaran bahasa arab di SD. 1. Variabel bebas (independen)
Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti adalah penggunaan media “Al-
mencoba mengembangkan satu media bithaqatusy al-Syakliyah”dan
pembelajaran yang diberi nama “Al- penjelasan verbal.
bithaqatusy al-syakliyah”. 2. Variabel terikat (dependen)
Salah satu media yang termasuk adalah pembelajaran kosakata
media sederhana dalam pembelajaran (vocabulary)
bahasa arab adalah “Al-bithaqatusy al-
syakliyah” yang terbuat dari potongan- B. Desain penelitian
potongan karton yang dapat digunakan Desain penelitian yang digunakan
dalam hubungannya dengan adalh desain yang menggunakan pretes
pembelajaran kosakata. dan postes kepada kedua kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Adapun tujuan yang ingin dicapai
Kelompok eksperimen mendapat
adalah:
perlakuan (dengan menggunakan „al-
a. Untuk mengetahui apakah media
bithaqatusy al-asykliyah) sedangkan
„al-bithaqatusy al-asykliyah‟ dapat
kelompok kontrol hanya diberikan
meransang minat siswa SD dalam
penjelasan verbal.
belajar bahasa arab
Desain penelitian tersebut dapat
b. Untuk mengetahui jenis kosakata
digambarkan sebagai berikut:
yang dapat diajarkan melalui media
„al-bithaqatusy al-asykliyah‟

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama dua
bulan yaitu mulai bulan Januari sampai Keterangan :
bulan Februari tahun 2017, dan E : kelompok eksperimen
bertempat di SDIT Al-Fityan Gowa K : kelompok kontrol
Makassar. Penelitian ini dilakukan O1 :pretes yang dibverikan kepada
dalam dua tahap yaitu: kelompokeksperimen dan
kelompok kontrol

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 79


O2 : pstes yang diberikan kepada terbentuk dari hasil rangkaian „al-
kelompok eksperimen dan bithaqatusy al-asykliyah‟
kelompok kontrol teersebut. Kemudian kosakata
X : perlakuan atau treatmen tersebut dibuat dalam kalimat
sederhana sesuai dengan pola
C. Defenisi Operasional Variabel yang telah ditentukan.
Untuk memeproleh persepsi yang
sama tentang permasalhan yang dikaji Populasi dan Sampel
dalam penelitian, maka perlu Populasi dalam penelitian ini
dikemukakan batasan atau defenisis adalah murid kelas V SDIT Al-Fityan
operasional sebagai berikut: Gowa. Jumlah murid kelas V SDIT Al-
1. Penggunaan media „al-bithaqatusy Fityan Gowa sebanyak 188 orang yang
al-asykliyah‟ terbagi dalam lima kelas yaitu 3 kelas
terdiri dari 46 murid dan 2 kelas terdiri
Penggunaan media al- dari 46 murid. Dari keseluruhan jumlah
bithaqatusy al-asykliyah adalah murid kelas V SDIT Al-Fityan Gowa,
pemnfaatan al-bithaqatusy al- jumlah sampel dalam penelitian ini
asykliyah pada pembelajaran sebanyak 40 orang. Sampel ini dibagi
bahasa arab khususnya dalam 2 kelompok 20 orang untuk
vocabulary untuk anak usia SD. kelompok eksperimen dan 20 orang
Media al-bithaqatusy al-asykliyah untuk kelompok kontrol. Pengambilan
berupa potongan-potongan karton sampel ini dilakukan secara acak atau
dengan berbagai macam bentuk sampling random dari 46 murid.
seperti lingkaran, persegi empat Kelompok eksperimen adalah kelompok
panjang, bujur sangkar, segitiga yang diberikan media al-bithaqatusy al-
dan semacamnya yang asykliyah dalam pembelajaran
dirangkaikan satu sama lain sedangkan kelompok kontrol tidak
sehingga membentuk atau dapat diberi perlakuan (al-bithaqatusy al-
menyerupai hewan atau bentuk asykliyah).
lainnya yang mengandung unsur
permainan. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data
2. Penjelasan verbal
dikumpulkan dengan menggunakan
Penjelasan verbal adalah
objektif tes dan teknik observasi
metode tradisional yang
langsung melalui pembelajaran.
digunakan oleh guru dengan
Prosedur pengumpulan data dapat
memberikan penjelasan teoritis
digambarkan sebagai berikut:
secara verbal
1. Langkah pertama; kedua kelompok
3. Pembelajaran vocabulary diberikan pretes sebanyak 20 nomor
Dalam hal ini pembelajaran selama 30 menit.
vocabulary yang dimaksud adalah 2. Langkah kedua yang dilakukan
kegiatan pembelajaran kosakata dalam penelitian ini adalah proses
khususnya kosakata yang pembelajaran kosakata baik untuk

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 80


kelas eksperimen maupun untuk 2 kelompok yang independen, maka
kelas kontrol. Kegiatan ini dilakukan rumus t-tes yang digunakan adalah:
selama satu bulkan, dengan
perlakuan kelas eksperimen diajar
dengan menggunakan al-bithaqatusy
al-asykliyah sebanyak empat kali
pertemuan. Setiap pertemuan siswa Keterangan :
dibagi dalam empat kelompok yang t = Rumus Tes
terdiri atas lima orang siswa. Pada 1 = Skor kelompok satu
pertemuan pertama dan kedua setiap 2 = Skor kelompok dua
kelompok diberikan buku penuntun, SS1 = Jumlah Kuadrat kelompok
sedangkan pada dua pertemuan Satu
terakhir tidak diberikan buku SS2 = Jumlah Kuadrat kelompok dua
penuntun. Untuk kelas kontrol, X12 = Jumlah dari seluruh jumlah
pembelajaran kosakata dilakukan kuadrat kelompok satu
dengan cara memberikan penjelasan X 2 = Jumlah Kuadrat dari jumlah
verbal tanpa menggunakan media. skor kelompok satu
Namun, materi yang diajarkan X2 2 = Jumlah Kuadrat dari jumlah
direlevankan dengan materi yang skor kelompok dua
diajarkan dikelas eksperimen. Proses N1 = Jumlah Total Peserta
pembelajaran di kelas kontrol juga Kelompok Satu
dilakukan sebanyak empat kali N2 = Jumlah Total Peserta
pertemuan. Kelompok Dua
3. Langkah ketiga; kedua kelompok
diberikan postes dengan HASIL PENELITIAN DAN
menggunakan soal yang sama pada PEMBAHASAN
pretes selama 30 menit. 1. Pentingnya Media dan Teknologi
Pembelajaran
Instrumen
Kalau dilihat perkembangannya,
Instrumen yang digunakan dalam
pada mulanya media hanya dianggap
pengumpulan data pada penelitian ini
sebagai alat bantu mengajar guru
adalah
(teaching aids). Alat bantu yang dipakai
1. Tes; yang berupa objektif tes
adalah alat bantu visual, yaitu gambar,
2. Observasi yang dilakukan secara
objek dan alat-alat lain yang dapat
langsung pada saat pembelajaran
memberikan pengalaman konkrit,
Teknik Analisis Data motivasi belajar serta mempertinggi
Untuk mengetahui data dalam daya serap dan retensi belajar peserta
penelitian ini digunakan statistik didik. Namun sayang, karena terlalu
inferensial dengan teknik t.tes. teknik memusatkan perhatian pada alat bentu
digunakan karena merupakan karena visual yang dipakainya orang kurang
merupakan suatu uji coba statistik yang memperhatikan aspek desain,
memungkinkan untuk membandingkan

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 81


pengembangan pembelajaran produksi mengapa media pembelajaran dapat
dan evaluasinya. mempertinggi proses belajar peserta
didik.58 Alasan pertama berkenaan
Dengan masuknya pengaruh
dengan manfaat media pembelajaran
teknologi audio pada pertengahan abad
dalam proses belajar peserta didik
ke-20 alat visual untuk mengkonkritkan
antara lain:
ajaran ini dilengkapi dengan
digunakannya alat audio sehingga 1. Pembelajaran akan lebih menarik
dikenal adanya alat audio visual atau perhatian peserta didik sehingga
audio visual aids (AVA).56 dapat menumbuhkan motivasi
belajar;
Hamalik mengemukakan bahwa
2. Bahan pembelajaran akan lebih
pemakaian media pembelajaran dalam
jelas maknanya sehingga dapat
proses pembelajaran dapat
lebih dipahami oleh para peserta
membangkitkan keinginan dan minat
didik, dan memungkinkan peserta
yang baru, membangkitkan motivasi
didik menguasai tujuan
dan rangsangan kegiatan belajar, dan
pembelajaran lebih baik;
bahwa membawa pengaruh-pengaruh
3. Metode mengajara akan lebih
psikologis terhadap peserta didik.
bervariasi, tidak semata-mata
Penggunaan media pembelajaran pada
komunokasi verbal melalui
orientasi pembelajaran akan sangat
penuturan kata-kata oleh guru,
membantu keaktifan proses
sihingga peserta didik tidak bosan
pembelajaran dan menyampaian pesan
dan guru tidak kehadapatn tenaga,
dan isi pelajaran pada saat itu. Selain
apalagi bila guru mengajar untuk
membangkitkan motivasi dan minat
setiap jam pelajaran;
peserta didik, media pembelajaran juga
4. Peserta didik lebih banyak
dapat membantu peserta didik
melakukan kegiatan belajar, sebab
mengingkatkan pemahaman,
tidak hanya mendengarkan uraian
menyajikan data dengan menarik dan
guru, tetapi juga akvitas lain seperti
terpercaya, memudahkan penafsiran
mengamati, melakukan
data, dan memadatkan informasi.57
mendemonstrasikan dan lain-lain.
Media pembelajaran dapat
Contoh sederhana, pendidik akan
mempertinggi proses belajar peserta
mengajarkan masalah kepadatan
didik dalam pembelajaran yang pada
penduduk sebuah kota. Ia menggunakan
gilirannya diharapkan dapat
berbagai media pembelajaran antara lain
mempertinggi hasil belajar yang
gambar atau foto suatu kota yang padat
dicapainya. Ada beberapa alasan,
penduduknya dengan segala
56
Arief S. Sadiman, et al., eds., Media
permasalahannya. Gambar dan atau foto
Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan tersebut akan lebih menarik bagi peserta
Pemanfaatannya) (Cet. 5; Jakarta: PT didik dibandingkan dengan cerita
RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 6-7.
57
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, hlm. 15- 58
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media
16.
Pembelajaran, hlm. 2.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 82


pendidik tentang grafik pertumbuhan hal-hal yang kompleks dapat
jumlah penduduk kota tersebut dari disederhanakan.
tahun ke tahun, sehingga jelas betapa Sebagai contoh penggunaan peta
cepatnya pertumbuhan penduduk kota atau globe dalam pelajaran Ilmu Bumi,
tersebut. pada dasarnya merupakan
Grafik tersebut dapat memperjelas penyederhanaan dan pengkongkretan
pemahaman peserta didik terhadap dari konsep geografis, sehingga dapat
pertumbuhan penduduk dari tahun ke dipelajari peserta didik dalam wujud
tahun. Para peserta didik dapat yang jelas dan nyata. Demikian pula
melakukan analisis data penduduk, penggunaan diagram yang melukiskan
sebab-sebab pertumbuhan penduduk, hubungan dan alur-alur terjadinya bel
melakukan proyeksi jumlah penduduk listrik atau bunyi radio merupakam
tahun berikutnya, dan aspek lain dari gambaran dan penyederhanaan konsep
grafik tersebut. Ia juga dapat membuat berfikir abstrak dalam wujud yang
grafik pendiuduk dan membuat mudah dipelajari oleh peserta didik.
intrepretasinya. Ini berarti kegiatan
belajar peserta didik lebih banyak dan 2. Pengembangan Kosakata Bahasa
lebih mendalam. Arab
Sementara itu pendidik lebih Penguasaan suatu bahasa
mudah mengatur dan memberi petunjuk sebenarnya tumbuh dan berkembang
kepada peserta didik apa yang harus melalui tahap-tahap yang nampak jelas
dilakukannya dari media yang pada setiap individu. Masing-masing
digunakannya, sehingga tugasnya tidak siswa mempunyai tingkat penguasaan
semata-mata menuturkan bahan melalui yang berbeda-beda, maka dari itu guru
kata-kata. Penggunaan gambar dan foto hendaknya selalu memahami tingkat
serta grafik dalam contoh di atas adalah penguasaan siswa terhadap Kosakata
salah satu cara pembelajaran dengan Bahasa Arab dengan upaya
media pembelajaran. pengembangan Kosakata Bahasa Arab.

Alasan kedua mengapa penggunaan Menurut H.G. Tarigan (1989)


media dapat mempertinggi proses dan dengan mengutip dari buku "Techniques
hasil pembelajaran adalah berkenaan Of Teaching Vocabulary" oleh Prof.
dengan taraf berpikir peserta didik. Edgar Dale dan kawan-kawannya
Taraf berfikir manusia mengikuti taraf Yoseph O‟Rourke dan Henry
perkembangan dimulai dari berfikir A.Bamman (1971 : 51), bahwa dalam
kongkret menuju ke berfikir abstrak, upaya pengembangan kata, diperlukan
dimulai dari berfikir sederhana menuju 17 kategori teknik pengembangan kata.
ke berfikir kompleks. Penggunaan Disini penulis hanya mengemukakan 10
media pembelajaran erat kaitannya teknik pengembangan kosakata, yaitu:
dengan tahapan berfikir tersebut sebab 1. Ujian sebagai pembelajaran
melalui media pembelajaran hal-hal 2. Petunjuk konteks
yang abstrak dapat dikongkritkan, dan 3. Sinonim, Antonim dan
Homonim

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 83


4. Asal-usul kata b) Payung ‫مزوحت‬
5. Akar kata
6. Ucapan dan Ejaan c) Kipas angin ‫مظلت‬
7. Semantik
8. Majas
2) Petunjuk konteks
9. Sastra dan Pengembangan
Dalam pembelajarankosakata,
kosakata
teknik penggunaan petunjuk
10. Penggunaan kamus59
konteks ini terasa amat bermanfaat.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Dengan menggunakan petunjuk-
pada uraian berikut ini: petunjuk konteks, maka pembaca
1) Ujian sebagai pembelajaran kerapkali dapat menduga, mengira-
Pada dasarnya ada 4 cara untuk ngira, membayangkan makna suatu
menguji kosakata, yaitu dengan: kata asing atau kata baru tanpa
1. Identifikasi yaitu siswa memberi membuka kamus. Dalam petunjuk
responsi secara lisan ataupun konteks ini banyak cara yang bisa
tertulis dengan mengidentifikasi diambil sebagai teknik khusus
sebuah kata sesuai dengan untuk mengajar kosakata,
batasan atau penggunaannya. diantaranya adalah dengan
2. Pilihan berganda yaitu siswa "mengajarkan penggunaan petunjuk
memilih makna yang tepat bagi konteks" yang dipergunakan
kata yang teruji dari tiga atau dengan makna-makna akar kata
empat batasan, misalnya. atau afiks. Dalam hal ini siswa
‫الكتاب‬.......... ‫التالميذ‬ dapat mengembangkan "kata dasar"
yang terdapat dalam kurung
‫ جقزأ‬.‫أ‬ ‫ يقزرون‬.‫ب‬ menjadi kata yang lebih tepat dan
sesuai dengan konteks kalimat.
‫ يقزأن‬.‫ج‬ ‫ جقزرون‬.‫د‬ Contohnya:

: ‫) التالميذ قزأ النرس‬1


1. Menjodohkan yaitu kata-kata
yang teruji disajikan dalam satu ‫التالميذ يقزرون النرس‬
lajur dan batasan-batasan yang
akan dijodohkan, disajikan ً‫ هح‬: ‫) هحً رحع مً املنرست‬2
secara sembarangan pada lajur
lain, misalnya:
‫هزحع مً املنرست‬
a) Rumah ‫بيت‬ ‫ فاطمت‬: ‫) فاطمت كتب الزسالت‬3
‫جكتب الزسالت‬
59
Tarigan, HLM. G. 1986. Pengajaran
Kosakata. Bandung: Angkasa, hlm. 23
3) Sinonim, antonim dan homonim

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 84


1. Sinonim kata baru hendaknya diajarkan
Menelaah sinonim merupakan serentak atau secara bersamaan
suatu pendekatan yang sangat baik dengan lawan katanya, seperi kata
)‫ (رحاو‬harus diajarkan serentak
dan juga menghemat waktu bagi
telaah kosakata.
Memperbandingkan sinonim- dengan )‫(وساء‬, )‫(ػني‬ dengan
sinonim membantu siswa melihat
hubungan antara kata-kata yang (‫)فقير‬ dan seterusnya yang
bersamaan makna. Selain itu juga
merupakan lawan kata.
menolong para siswa
menggeneralisasikan serta 3. Homonim
mengklasifikasikan kata-kata dan Pengetahuan mengenai
konsep-konsep.60 homonim dapat memperkaya serta
Demikian juga dengan telaah mengembangkan kosakata para
sinonim Kosakata Bahasa Arab siswa dan juga pengetahuan
bahasa Arab, semakin banyak mengenai praktek penggunaan
Kosakata Bahasa Arab yang kamus. Homonim diartikan kata
dimiliki siswa semakin mahir pula yang sama lafal dan tulisannya,
ia dalam berbahasa Arab. tetapi berbeda maknanya karena
Contoh: berasal dari sumber yang
61
 Rumah : ‫ دار‬- ‫بيت – منزو‬ berlainan.
bahasa Arab:
Contoh homonim

 Singa : ‫ همز‬- ‫أسن – ليث‬ Baik, cantik62 : ً‫حس‬


2. Antonim
Cara efektif lain untuk 3. Al-Bithaqatusy Al-Syakliyah
meningkatkan keterampilan
kosakata siswa adalah dengan
melalui telaah antonim. Antonim
diartikan sebagai lawan kata,
seperti:
 Besar-kecil : ‫ صؼير‬- ‫كبير‬
 Panas-dingin : ‫ بارد‬- ‫حار‬
 Jauh-dekat : ‫ قزيب‬- ‫بعين‬
 Siang-malam : ‫ ليل‬- ‫نهار‬ 61
Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Dalam menyampaikan Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
pembelajaran antonim ini, suatu Pustaka, 1996), hlm. 357
62
A.Warson Munawir, Kamus Al-
Munawwir Arab-Indonesia, (Yogyakarta: PP.
60
Ibid., hlm. 79 Al -Munawwir Krapyak, 1984), hlm. 310

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 85


kemudian digunakan untuk
menganalisis diterima tidaknya
hipotesis yang diajukan. Adapun
pembahasan dalam penelitian ini,
disajikan sebagai berikut:
Keadaaan kedua kelompok
diberikan perlakuan, dapat dilihat pada
lampiran analisis data dengan rata-rata
Gambaran singkat tentang
untuk kelompok eksperimen yaitu 6,950
Al-Bithaqatusy Al-Syakliyah.63
sedangkan untuk kelompok kontrol
yaitu 6,925.
a) Penyajian Hasil Analisis Data
Pada bagian ini akan diuraikan Untuk menjawab pertanyaan
hasil penelitian yang diperoleh penelitian, yaitu yang mnakah lebih
eksperimen. Berdasarkan hasil tersebut, tinggi hasil belajar yang dicapai antara
maka data dapat diolah dengan kelompok eksperimen dan kelompok
menggunakan analisis statistik kontrol, maka kelompok eksperimen
inferensial dengan teknik t-test, yang diberikan trearmen berupa penggunaan
dimaksudkan untuk menguji kebenaran media “al-bithaqatusy al-asykliyah
hipotesis alternatif dan hipotesisi nol. dalam belajar kosa kata setelah masing-
masing kelompok dibveri pretes yang
Hipotesis alternatif yang diajukan
sama.
dalam penelitian ini adalah ada
perbedaan hasil belajar antara siswa Setelah kelompok eksperimen
yang diberikan treatmen dengan diberi treatmen, maka kelompok
menggunakan media al-bithaqatusy al- eksperimen dan kelompok kontrol
asykliyah dalam mengajarkan kosakata diberi posttes yang sama untuk melihat
dengan siswa yang diajar kosakata kecenderungan perbedaan dan
tanpa menggunakan media al- membandingkan hasil belajar yang
bithaqatusy al-asykliyah. Maka dicapai oleh masing-masing kelompok.
hipotesis nolnya adalah tidak ada Dari hasil pengujian tersebut diperoleh
pebedaan hasil belajar anatara siswa nilai rata-rata 9,075 untuk kelompok
yang diajarkan kosakata dengan eksperimen, dan 8,325 untuk kelompok
menggunakan media al-bithaqatusy al- kontrol.
asykliyah dengan siswa yang diajar Dengan memperhatikan nilai rata-
kosakata tanpa menggunakan al- rata yang diperoleh oleh masing-masing
bithaqatusy al-asykliyah. kelompok, ternyata dapat dibuktikan
Data yang telah diperoleh, bahwa ada perbedaaan hasil belajar
kemudian disusun dan dianalisis, yang dicapai oleh siswa yang diajarkan
kosakata dengan menggunakan media
63
„al-bithaqatusy al-asykliyah dengan
Perlu pembaca ketahui pada tulisan
singkat ini kami hanya memperlihatkan dua siswa yang diajarkan hanya melalui
saja. Sebenarnya masih banyak yang lainnya.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 86


penjelasan verbal. Namun, perbedaaan tentang homogenitas sampel yang
tersebut belum tentu signifikan. Untuk dilihat dari distribusi kedua kelompok
membuktikan signifikan tidaknya yaitu kelompok eksperimen dan
perbedaan yang terjadi antara kelompok kelompok kontrol. Sehingga dari dasar
eksperimen dan kelompok kontrol, itu, pada akhir penelitian terlihat adanya
maka perbedaan tersebut diuji dengan perbedaan hasil tes yang diberikan
menggunkan statistik inferensial yaitu antara kelompok eksperimen dan
uji t. Dari hasil analisis sebagaimana kelompok kontrol.
yang tercantum pada lampiran, terdapat Hasil penelitian membuktikan
perbedaan antara nilai median pada
bahwa treatmen yang diberikan yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok penggunaan „Al-bithaqatusy al-
kontrol. Dimana perbedaaan tersebut asykliyah‟ dalam pembelajaran koskata
lebih besar dari tingkat probabilitas bahasa Arab dapat membantu
yang diharapkan (p=0,031). Dengan meningkatkan minat siswa SD dalam
demikian, dapat disimpulkan bahwa mempelajari bahasa Arab.
terdapat perbedaaan yang signifikan
antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. KESIMPULAN DAN SARAN
Dengan demikian, Hi yang 1) Kesimpulan
menyatakan “ada perbedaaan anatara Berdasarkan hasil penelitian dapat
hasil tes antara kelompok yang disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
diberikan treatmen (kelompok signifikan antara siswa yang diberikan
eksperimen dengan kelompok yang treatmen yang berupa penggunaan „Al-
tidak mendapatkan treatmen (kelompok bithaqatusy al-asykliyah‟ dalam
kontrol), diterima. Konsekwensinya Ho pembelajaran kosakata bahasa Arab di
yang menyatakan tidak ada perbedaan SD dengan siswa yang hanya diajar
hasil tes antara kelompok eksperimen dengan penjelasan verbal.
yaitu kelompok yang diberikan Dengan demikian penggunaan „Al-
treatmen dengan kelompok kontrol bithaqatusy al-asykliyah‟ dalam
yaitu kelompok yang yang tidak diberi pembelajaran kosakata bahasa Arab di
perlakuan”, ditolak. SD memberikan pengaruh dalam
menumbuhkan minat siswa untuk
Hasil pengujian tersebut dapat belajar dan menyukai mata pelajaran
memberikan kesimpulan bahwa ada bahasa Arab sejak dini.
perbedaaan yang siginfikan antara nilai
yang diperoleh dari hasil tes antara 2) Saran-saran
kelompok siswa yang tidak diberikan Berdasarkan hasil pembahasan dan
treatmen. kesimpulan, maka dapat disarankan hal-
hal sebagai berikut:
b) Pembahasan Hasil Penelitian
a. Disarankan kepada para tenaga
Kedua kelompok penelitian yang
edukasi, khususnya yang
berasal dari latar belakang yang sama,
mengajarkan bahasa arab di SD
hal ini terbukti dari hasil analisis

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 87


agar menggunakan media “Al- E. Sadtono. 1987. Antologi
bithaqatusy al-asykliyah” dalam Pembelajaran Bahasa Asing.
proses belajar mengajar di samping Jakarta: Departemen Pendidikan
memberikan penjelasan verbal. dan Kebudayaan.
b. Diharapkan kepada semua pihak
terkait, yaitu departemen Gay, L.R. 1981. Educational.Reserch.
pendidikan nasional dan praktisi USA: Bell dan Howell Company
pendidikan untuk senantiasa
Munarti. 1996. Pengaruh penggunaan
memperhatikan kondisi
media kartu kata dalam membuat
pembelajaran bahasa Arab di SD
kalimat pada murid SDN 38
yang masih memerlukan
pangkajenne Kabupaten Pangkep.
pembenahan di segala sektor yang
Skripsi. Ujung pandang. IKIP
terkait di dalamnya terutama sarana
Ujung Pandang.
dan prasarana yang dibutuhkan
untuk mempermudah Modi, Nurhaedah. Dkk. 2001. “Shape
berlangsungnya proses belajar Cards” Sebagai Media
mengajar. Pembelajaran Bahasa Inggris
(Kosakata) Di Sekolah Dasar.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional.

Al-Qur‟anul karim. Sadiman, Arief S. Dkk. 2010. Media


Pendidikan (Pengertian,
A.Warson Munawir. 1984. Kamus Al- Pengembangan dan
Munawwir Arab-Indonesia. Pemanfaatannya). Cet. 5; Jakarta:
Yogyakarta: PP.Al -Munawwir, PT RajaGrafindo Persada.
Krapyak.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2010.
Arsyad, Azhar. 2010. Media Media Pembelajaran. Bandung:
Pembelajaran. Jakarta: PT Sinar Baru Algensindo.
RajaGrafindo Persada.
Tarigan, H. G. 1986. Pembelajaran
Dahlan, J. 1992. Metode Belajar Kosakata. Bandung: Angkasa.
Mengajar Bahasa Arab.
Surabaya: Al-Ikhlas. Tarigan, H. G. 1986. Berbicara Sebagai
Keterampilan Berbahasa.
Banawi, Imam. 1987. Tata Bahasa Bandung: Angkasa
Arab. Surabaya: Al-Ikhlas
Team, Penyusun. 1975. Pedoman
Donoghue Midred, R. 1971. The Child PembelajaranBahasa Arab Pada
and The English Languange Arts. Perguruan Tinggi Agama (IAIN).
California. WM.C. Brown Jakarta: Depag RI
Company.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 88


Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa. 1996.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka

Sadiman, Arief, Dkk. 1984. Media


Pendidikan. Jakarta. PT. Intan
Pariwara.

Soepomo. 1987. Media Pembelajaran


Bahasa. Jakarta. PT. Intan
Pariwara.

Yudhono, Ratih. Media Pembelajaran,


http://mynameisobos.blogspot.
com/2013/10/makalah-media-
pembelajaran.html (23 Oktober
2013). (20 Maret 2015).

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 89


ANALISIS KEMAMPUAN PENGUCAPAN KOSA KATA BAHASA ARAB
SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH
GUPPI RANNALOE GOWA

Kasmawati
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Mahlani
Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

Abstract
Arabic Language is one of foreign languages which the spreads has been found in several
regions and countries .There is no doubt that Arabic language is absolutely necessary in
learning and to go deep into the Knowledge about Islam. This is due to the fact that the
books which become the source of Islam religion especially the broader and more
complete in general still written in Arabic. The difficulties encountered in learning Arabic
are influenced by the lack of knowledge of Arabic in the society. This study aims to find
out the ability in pronunciation of Arabic vocabulary at the second grade students in
Madrasah Tsanawiyah Guppi Rannaloe Gowa and the obstacles which faced by students in
the pronunciation of Arabic vocabulary. This research was conducted at Madrasah
Tsanawiyah Guppi Rannaloe Gowa, in particular on second grade class. The method used
is qualitative. The methods are used in collecting data by researchers in this study, that is:
a) Guidelines for observation, direct observation made with phenomenal systematics are
investigated by observing the object of study, b) Interview Guidelines, Relate to data is
collected on human attitudes and desires, this technique is well suited for obtaining accurate
data. c) oral tests, to see how far Arabic vocabulary is pronounced in answering questions
verbally and The results of this study shows that the pronunciation ability in Arabic
vocabulary by the second grade students in Madrasah Tsanawiyah Guppi Rannaloe Gowa is
still below the average due to the lack of knowledge of Arabic language among the students
themselves, this is because most of them come from the Primary school which did not
know about Arabic language and do study about that.

Keywords: Language, Arabic Language, Vocabulary

Abstrak
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa Asing yang penyebarannya sudah banyak
ditemukan di beberapa daerah dan negara.. Sudah tidak diragukan lagi bahwa bahasa Arab
mutlak diperlukan dalam mempelajari dan mendalami ilmu pengetahuan Islam. Hal ini
disebabkan buku-buku yang menjadi sumber agama Islam terutama yang lebih luas dan
lengkap pada umumnya masih ditulis dalam bahasa Arab. Kesulitan yang dihadapi
dalam mempelajari bahasa Arab dipengaruhi oleh minimnya pengetahuan bahasa Arab di
kalangan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan
pengucapan kosakata bahasa Arab pada sisiwa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Guppi

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 90


Rannaloe Gowa serta apa saja yang menjadi kendala yang dihadapi siswa dalam
pengucapan kosakata bahasa Arab. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Guppi
Rannaloe Gowa,khususnya kelas VIII. Adapun metode yang digunakan bersifat kualitatif.
Adapun metode pengumpulan data yang peneliti lakukan dalam penelitian ini, yaitu : a)
Pedoman observasi, pengamatan langsung yang dilakukan dengan sistematika fenomenal
yang diselediki dengan cara mengamati objek yang diteliti. b) Pedoman wawancara,
Berhubungan dengan data yang dikumpulkan menyangkut sikap dan keinginan
manusia, maka teknik ini cocok sekali untuk memperoleh data yang akurat. c) tes lisan,
untuk melihat seberapa jauh kemampuan pengucapan kosakata bahasa Arab dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan secara lisan dan. Adapun hasil penelitian ini yaitu
Kemampuan pengucapan Bahasa Arab siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Guppi
Rannaloe Gowa masih di bawah rata-rata dikarenakan minimnya pengetahuan bahasa Arab
di kalangan siswa itu sendiri., hal ini disebabkan oleh karena kebanyakan dari mereka
berasal dari SD yang belum mengenal bahasa Arab sama sekali dan belum pernah
mempelajarinya.

Kata kunci : Bahasa, Bahasa Arab, Kosa kata

PENDAHULUAN takallum), kemampuan membaca


(reading competence/ maha>rah al-

B
ahasa adalah alat komunikasi
diantara manusia dalam qira‟ah), dan kemampuan menulis
menyampaikan maksudnya (writing competence/ maha>rah
(Imam Asy Syibahaweih, hal: 8). alkita>bah).
suatu kaum akan menyampaikan Setiap anak manusia pada dasarnya
maksud atau tujuan mereka kepada mempunyai kemampuan untuk
kaum yang lain dengan melalui bahasa. menguasai setiap bahasa, walaupun
Maka dilihat dari kedudukannya, dalam kadar dan dorongan yang
bahasa adalah sesuatu yang harus berbeda. Adapun diantara perbedaan-
dipelajari dan dipraktekan dalam perbedaan tersebut adalah tujuan-
berinteraksi dengan orang lain. tujuan pengajaran yang ingin dicapai,
Belajar Bahasa Arab (asing) kemampuan dasar yang dimiliki,
berbeda dengan belajar bahasa ibu, motivasi yang ada di dalam diri dan
oleh karena itu prinsip dasar minat serta ketekunannya mempelajari
pengajarannya harus berbeda, baik bahasa asing akan lebih sulit
menyangkut metode (model difahami daripada bahasa Ibu (Bahasa
pengajaran), materi maupun proses Sendiri) karena selain kosa kata yang
pelaksanaan pengajarannya. Bidang jarang digunakan, struktur kata dan
keterampilan pada penguasaan Bahasa kalimatpun memerlukan waktu khusus
Arab meliputi kemampuan menyimak untuk dipelajari. Oleh sebab itu,
(listening competence/ maha>rah al – pengajaran Bahasa Asing dalam
lembaga formal dan informal
Istima‟), kemampuan berbicara
memerlukan metode pengajaran yang
(speaking competence/ maha>rah al-

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 91


tepat sesuai dengan tujuan umum Pada Madrasah Tsanawiyah Guppi
pengajaran bahasa itu sendiri. Rannaloe Gowa khususnya. Tujuan
khususnya pengajaran bahasa Arab di
Bahasa Arab merupakan salah satu
Madrasah Tsanawiyah Guppi Rannaloe
bahasa Asing (Luar bahasa pribumi)
Gowa adalah agar para siswa mampu
yang penyebarannya sudah banyak
memahami bahasa, baik melalui
ditemukan di beberapa daerah dan
pendengaran maupun tulisan (resptif)
negara. Proses penyebaran bahasa
dan mampu mengutarakan pikiran dan
Arab diberbagai Negara adalah
perasaannya, baik secara lisan maupun
pengaruh dari perkembangan Agama
secara tulisan. Dan tujuan umumnya
Islam yang mana sumber ajaran Agama
adalah untuk memahami bahasa Al-
Islam (al Quran dan As Sunah)
Quran sebagai bahasa wahyu ilahi dan
menggunakan bahasa Arab.
memahami bahasa komunikasi kedua
Sudah tidak diragukan lagi bahwa di dunia setelah bahasa inggris.
bahasa Arab mutlak diperlukan dalam
Penguasaan bahasa dalam
mempelajari dan mendalami ilmu
pengucapan kosakata atau muhadatsah
pengetahuan Islam. Hal ini disebabkan
di Madrasah Tsanawiyah Guppi
buku-buku yang menjadi sumber
Rannaloe Gowa khususnya bahasa
agama Islam terutama yang lebih
Arab, merupakan masalah pokok atau
luas dan lengkap pada umumnya
sentral yang harus ditangani secara
masih ditulis dalam bahasa Arab.
intensif agar siswa mampu
Kitab suci umat Islam Al-Qur‟an Al-
mempelajari literatur-literatur yang
Karim dan Hadis Nabawi keduanya
diwajibkan serta buku-buku ilmu
ditulis dalam bahasa Arab. Begitu
pengetahuan lainnya. Bahasa Arab
juga dengan kitab-kitab yang ditulis
yang seharusnya telah dapat
oleh para ulama Islam tentang
digunakan oleh siswa ternyata masih
berbagai cabang ilmu pengetahuan
merupakan kesulitan utama yang
agama Islam masih banyak yang
harus mereka atasi.
ditulis dalam bahasa Arab.
Kesulitan yang dihadapi oleh siswa
Untuk itu, tidak mengherankan
dalam mempelajari bahasa Arab
apabila umat Islam di Indonesia
dipengaruhi oleh minimnya
mencurahkan perhatian yang besar
pengetahuan bahasa Arab di kalangan
pada bahasa Arab. Hal tersebut
siswa itu sendiri, hal ini disebabkan
didasarkan pada kenyataan bahwa
oleh karena kebanyakan dari mereka
bahasa Arab adalah bahasa agama dan
berasal dari SD yang belum mengenal
bahasa persatuan umat Islam penjuru
bahasa Arab sama sekali dan belum
dunia.
pernah mempelajarinya. Di samping
Di Indonesia bahasa Arab itu, ada juga yang berasal Madrasah
dipelajari di sekolah-sekolah agama Ibtidaiyyah, namun tidak semua dari
Islam sejak di tingkat dasar atau mereka mampu mengucapkan kosakata
Ibtidaiyah sampai ke Perguruan Tinggi,

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 92


(mufradat) bahasa Arab secara baik dan heregistrasi siswa semester ganjil tahun
benar. akademik 2015, jumlah siswa kelas
VIII Madrasah Tsanawiyah Guppi
Penelitian ini bertujuan untuk
Rannaloe Gowa berjumlah 28 Orang.
mengetahui bagaimana kemampuan
pengucapan kosakata bahasa Arab pada Pengambilan sampel penelitian
sisiwa kelas VIII Madrasah dilakukan dengan metode Random
Tsanawiyah Guppi Rannaloe Gowa Sampling, yaitu memilih- milih
serta apa saja yang menjadi kendala individu dari kelompok tersebut
yang dihadapi siswa dalam pengucapan (Kerlinger, 1995 : 192). Dari jumlah
kosakata bahasa Arab. subjek tersebut tidak semuanya
dijadikan sebagai subjek penelitian,
Rumusan Masalah tetapi penulis menetapkan 30% dari
Berdasarkan latar belakang masalah jumlah subjek. Sehingga subjek
di atas, penelitian ini dapat dirumuskan penelitian berjumlah 8 orang.
sebagai berikut :
Untuk memperoleh data yang
1. Bagaimanakah kemampuan otentik, peneliti menggunakan bentuk
pengucapan kosa kata bahasa Arab dan metode yang sesuai dengan
siswa kelas VIII Madrasah bentuk dan jenis data yang
Tsanawiyah Guppi Rannaloe Gowa? diperlukan. Adapun metode
2. Bagaimana upaya yang dilakukan pengumpulan data yang peneliti
oleh guru dalam membantu siswa lakukan dalam penelitian ini, yaitu :
pada pengucapan kosa kata bahasa
Arab siswa kelas VIII Madrasah 1. Pedoman observasi
Tsanawiyah Guppi Rannaloe Gowa? Observasi yaitu pengamatan
langsung yang dilakukan dengan
METODE PENELITIAN sistematika fenomenal yang
Lokasi penelitian dilakukan di diselediki dengan cara mengamati
Madrasah Tsanawiyah Guppi Rannaloe objek yang diteliti.
Gowa,khususnya kelas VIII. Jenis 2. Pedoman wawancara
penelitian ini adalah kualitatif, namun Berhubungan dengan data yang
untuk mendapatkan data yang dikumpulkan menyangkut sikap
maksimal dan optimal atau dan keinginan manusia, maka
tercakupnya data, peneliti juga teknik ini cocok sekali untuk
melakukan penelitian perpustakaan memperoleh data yang akurat.
(Library research) untuk melengkapi
data-data yang didapatkan di lapangan. 3. Tes Lisan
Instrumen tes lisan dalam penelitian
Populasi dalam penelitian ini ini adalah untuk melihat seberapa
adalah siswa kelas VIII Madrasah jauh kemampuan pengucapan
Tsanawiyah Guppi Rannaloe Gowa. kosakata bahasa Arab pada siswa
berdasarkan data yang diperoleh dari kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
laporan rekapitulasi registrasi dan Guppi Rannaloe Gowa dalam

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 93


menjawab pertanyaan yang dari analisa data terakhir inilah ditarik
diberikan secara lisan dan sekaligus kesimpulan atas hasil penelitian yang
untuk memperoleh data tentang dilakukan dilapangan.
kemampuan pengucapan kosakata
bahasa Arab. KERANGKA TEORI
A. Kemampuan Berbahasa
Adapun tehnik pengumpulan data Salah satu aspek penting dalam
merupakan langkah yang paling perilaku adalah kemampuan
strategis dalam penelitian, karena tujuan berkomunikasi dengan orang lain.
utama dari peneliian adalah Apabila seseorang berpikir tentang
mendapatkan data. Tehnik komunikasi secara umum, maka aspek
pengumpulan data yang dilakukan komunikasi yang pertama kali muncul
dalam penelitian ini adalah melalui adalah bahasa. Lebih lanjut, Mustaqim
observasi, wawancara dan tes lisan. menyatakan bahwa bahasa merupakan
Model analisis data yang alat komunikasi yang akurat bagi
dipergunakan dalam penelitian ini kehidupan manusia, sebagai alat
adalah model analisa analisa data komunikasi bahasa digunakan untuk
mengalir, yang berarti bahwa peneliti mengkomunikasikan berbagai hal baik
harus melakukan analisa sepanjang yang dirasakan, dipikirkan, dialami
penelitian dilakukan, selama peneliti maupun yang diangankan oleh individu.
melakukan penelitian terhadap masalah Agar berbagai hal yang
yang diteliti, selama itulah peneliti tetap dikomunikasikan itu dapat diterima
melakukan analisa data. secara tepat oleh orang lain, maka
bahasa yang digunakan haruslah tepat,
Pada tahap pertama, data yang
jelas dan tidak menimbulkan makna
diperoleh dari observasi, wawancara,
ganda, untuk itu pemakai bahasa selalu
dan tes lisan serta literatur diedit
dituntut menguasai kaidah-kaidah
dengan tujuan untuk meneliti
pemakaian bahasa yang harus mampu
ketepatan, kelengkapan dan kebenaran
menggunakan bahasa itu dalam praktek
data. Kemudian, data tersebut disusun
pemakaian.
berdasarkan kategorisasi yang sesuai
dengan masalah dan kebutuhan Menurut Bloom Lahey (dalam
penelitian. Selanjutnya dibuat small, 1990 : 26), menyatakan bahwa
kesimpulan sementara. Pada tahap kemampuan berbahasa dapat dilihat dari
berikutnya dilakukan analisa data tiga dimensi, yaitu dimensi semantik,
dengan tujuan memperoleh berbagai dimensi sintaksis dan dimensi
kesimpulan. pragmatika. Dimensi semantik
menggambarkan pengetahuan tentang
Pada tahap kesimpulan awal dan
objek atau peristiwa serta hubungan
kesimpulan akhir analisa data
antara objek dan peristiwa tersebut.
disesuaikan dengan jenis data yang
Dimensi sintaksis berkaitan tentang
diperoleh dan jenis masalah yang akan
penyusunan unit-unit bahasa untuk
dikaji. Kesimpulan-kesimpulan yang
mencari kesesuaian suara dan
ada perlu diverivikasi lebih lanjut,

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 94


maknanya. Dimensi pragmatika agama, orang yang berbicara tentang
menunjuk pada kemampuan Islam tentu berbicara tentang Al-Qur‟an
menggunakan bahasa. dan Al-Qur‟an itu berbahasa Arab.
Akan tetapi ada beberapa hal
B. Bahasa Arab yang menunjukkan pentingnya Bahasa
Bahasa Arab adalah salah satu Arab di luar motif agama, yaitu :
bahasa Semit, yaitu bahasa yang dipakai
oleh berbagai bangsa keturunan Sam 1. Bahasa Arab kaya akan kosakata
putra Nabi Nuh, kemudian bahasa ini dan struktur bahasa, sehingga
dipakai oleh bangsa Arab kuno yang cocok untuk mengekspresikan
menempati kepulauan dan sebelah Barat pikiran dan emosi serta sebagai alat
Daya Asia. Bahasa Arab ini kemudian untuk mengajarkan bermacam-
berkembang pesat pada masa awal macam ilmu pengetahuan.
Islam ketika Al-Qur‟an dan Hadis Nabi 2. Bahasa Arab mempunyai
diturunkan dalam Bahasa Arab yang kepustakaan besar di semua bidang
fasih. ilmu pengetahuan, orang sangat
mengatakan bahwa filsafat dan
Belajar Bahasa Arab (asing) matematika Yunani sampai ke
berbeda dengan belajar bahasa ibu, oleh Barat melalui terjemahan dan
karena itu prinsip dasar pengajarannya tafsiran orang-orang Arab.
harus berbeda, baik menyangkut metode
3. Bahasa Arab adalah bahasa di mana
(model pengajaran), materi maupun semua ilmu pengetahuan modern
proses pelaksanaan pengajarannya. dan kesustraan modern dapat
Bidang keterampilan pada penguasaan dikemukakan baik dalam bahasa
Bahasa Arab meliputi kemampuan asli maupun dalam bahasa
menyimak (listening competence/ terjemahan.
maha>rah al – Istima‟), kemampuan 4. Bahasa Arab adalah bahasa dari
berbicara (speaking competence/ kelompok terbesar dunia ketiga,
maha>rah al-takallum), kemampuan untuk mempersatukan dunia ketiga,
membaca (reading competence/ bahasa ini patut diperhatikan di
maha>rah al-qira‟ah), dan kemampuan Indonesia.
menulis (writing competence/ maha>rah 5. Bahasa Indonesia mempunyai
al kita>bah). banyak kata yang diserap dari
Kajian mengenai Bahasa Arab Bahasa Arab, jadi Bahasa Arab
pasti akan selalu dihubungkan dengan juga diperlukan dalam studi Bahasa
kajian agama dan Al-Qur‟an. Ini karena Indonesia.
dalam kenyataannya Al-Qur‟an
diturunkan oleh Allah dalam Bahasa C. pengertian Upaya Guru
Arab. Istilah bahasa Arab seringkali Pengertian upaya guru adalah
dipergunakan sebagai bahasa Al- usaha yang harus dilakukan oleh guru
Qur‟an, ini memberikan dasar penilaian agarsiswa itu menjadi pribadi yang
bahwa Bahasa Arab adalah bahasa disiplin. Sebelum mengetahui tentang

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 95


upaya guru dalam menumbuhkan  Pengembangan potensi siswa tidak
kedisiplinan siswa. Guru harus hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi
mengetahiu pribadi siswa, dimana siswa juga ranah afektif dan psikomotorik.
sebagai peserta didik merupakan salah
satu input yang ikut menentukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
keberhasilan proses pendidikan. Boleh
Sejarah berdirinya Madrasah
dikatakan hampir semua kegiatan di
Tsanawiyah Guppi Rannaloe
sekolah pada akhirnya ditujukan untuk
Kecamatan Bungaya Kabupaten
membantu siswa mengembangkan
Gowa
potensi dirinya.
Untuk mengetahui secara jelas
Boleh dikatakan hamper semua mengenai sejarah berdirinya atau
kegiatan di sekolah pada akhirnya tinjauan historisnya mengenai Madrasah
ditujukan untuk mengembangkan Tsanawiyah Guppi Rannaloe serta
potensi dirinya. Upaya itu akan optimal bagaimana tinjauan masyarakat dan
jika siswa sendiri secara aktif berupaya pemerintah setempat terhadap
mengembangkan diri sesuai program- berdirinya yayasan atau lembaga ini
program yang dikembangkan sekolah pada awalnya dapat dikemukakan hal-
Oleh karena itu, sangat penting untuk hal sebagai berikut:
menciptakan kondisi agar siswa dapat
mengembangkan diri secara optimal. Madrasah Tsanawiyah Guppi
Berkenaan dengan manajemen Rannaloe Gowa merupakan salah
kesiswaan, ada beberapa prinsip dasar satu unit dari “yayasan Rannaloe”
yang harus mendapat perhatian berikut pemerintahan Kabupaten Gowa sebagai
ini: manifestasi dan rasa tanggungjawab
akan kewajiban untuk mencerdaskan
 Siswa harus diperlakukan sebagai kehidupan bangsa pada umumnya dan
objek, sehingga harus didorong untuk kelanjutan pembangunan Islam pada
berperan serta dalam setiap perencanaan khususnya.
dan pengambilan keputusan yang terkait
dengan kegiatan mereka. Salah satu misi dari yayasan “
Madrasah Tsanawiyah Rannaloe
 Keadaan dan kondisi siswa sangat Gowa” adalah lebih menekankan pada
beragam, ditinjau dari kondisi fisik, sumber daya manusia (SDM)
kemampuan intelektual, sosial ekonomi, dibidang pendidikan, dakwah,
minat, dan sebagainya. Oleh karena itu, pembinaan dan pembudayaan umat
diperlukan wahana kegiatan yang Islam dalam hal aqidah dan akhlaq
beragam sehingga setiap siswa memiliki karimah dengan upaya pembinaan dan
wahana untuk berkembang secara pemberdayaan kualitas kemampuan
optimal. Islam dan keterampilan melalui
 Pada dasarnya siswa hanya akan pembinaan dan pelatihan.
termotivasi belajar, jika mereka Madrasah Tsanawiyah Rannaloe
menyenangi apa yang diajarkan. Gowa ini telah terdaftar pada

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 96


Kementerian Agama Republik mengelolah MTs GUPPI Rannaloe.
Indonesia dan mengikuti Kurikulum Dengan demikian MTs GUPPI
Tingkat Tsanawiyah. Sehubungan Rannaloe telah menetapkan suatu
dengan hal tersebut di atas H. struktur organisasi pengurus yang
Syahruddin, S.Ag menjelaskan sebagai disebut badan pembinaan. Oleh karena
berikut: itu, dengan adanya MTs GUPPI
Rannaloe disambut baik oleh
Ide timbulnya keberadaan
masyarakat setempat dan realisasi
Madrasah Tsanawiyah Guppi Rannaloe
dari sambutan tersebut nampak
Gowa dilatar belakangi oleh situasi
keinginan untuk melibatkan diri dari
dan kondisi masyarakat setempat
menyekolahkan anaknya sekaligus
yang menganggap bahwa betapa
masyarakat terlibat dalam
pentingnya arti pendidikan pada
pengembangan dan pengurus lembaga
tingkat Tsanawiyah untuk tiap
pendidikan ini.
tahunnya semakin berkembang dan
bertambah jumlahnya.
Dengan melihat kondisi yang Keadaan Guru Dan Siswa
a) Keadaan guru
demikian sehingga para tokoh
Guru merupakan ujung tombak
pendidikan, tokoh masyarakat dan
keberhasilan sebuah lembaga
pemerintah yang terkait merasa
pendidikan, guru sebagai pendidik
terbebani perlunya pengadaan
kedua setelah keluarga yang
Sekolah Agama di daerah tersebut,
diberikan tanggungjawab moral
maka MTs GUPPI Rannaloe resmi
untuk mendidik dan membimbing
didirikan pada tanggal 15 Juli 1996.
sekaligus memberikan pengetahuan
Dengan Surat Keputusan Nomor 12
kepada siswa. Demikian pula guru
diberikan oleh Departemen Agama
yang ada di MTs GUPPI Rannaloe
Provinsi Sulawesi Selatan. MTs
dengan melihat guru yang ada di MTs
GUPPI Rannaloe bertujuan untuk
tersebut kemungkinan akan terlaksana
meningkatkan kualitas umat yaitu
proses belajar mengajar dengan baik
masyarakat yang bertaqwa kepada
sesuai dengan pendidikan yang
Allah SWT, beraqidah Islamiyah,
diharapkan.
berakhlaq karimah, berilmu
Untuk mengetahui lebih jauh
pengetahuan, terampil, serta sehat
mengenai keadaan guru di MTs
jasmani maupun rohani. Untuk
GUPPI Rannaloe Kecamatan Bungaya
memantapkan usaha yang lebih
menjamin terjadinya keterpaduan dari Kabupaten Gowa dapat dilihat pada
seluruh komponen didalam masyarakat table I.
untuk bersama-sama secara gotong
royong didalam membina dan

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 97


Tsanawiyah Rannaloe Gowa akan
diuraikan dalam bentuk tabel II.

Dari tabel I dilihat bahwa


mengenai keadaan guru yang ada di
MTs GUPPI Rannaloe rata-rata sudah
menempuh pendidikan tinggi, hal ini
memungkinkan bahwa kualitas dan
Berdasarkan tabel II dapat diketahui
kuantitas para guru yang ada di MTs
bahwa jumlah siswa yang ada di
Guppi Rannaloe mengalami
Madrasah Tsanawiyah Rannaloe Gowa
kemajuan dalam bidang pendidikan.
cukup banyak, hal ini memungkinkan
Tanggung jawab seorang guru bukan
sekolah tersebut bisalebih maju dan
hanya mengajar akan tetapi bagaimana
berkembang. Kehadiran MTs GUPPI
seorang guru mampu mendidik dan
Rannaloe membawa pengaruh yang
membimbing siswanya kearah yang
sangat besar ditengah-tengah
lebih baik oleh karena itu diperlukan
masyarakat yang mana MTs tersebut
pengetahuan serta wawasan yang
telah mendidik generasi pelanjut
luas sehingga betul-betul menjadi
sebagai sosok insan yang mulia, yang
guru yang profesional.
berciri keagamaan sehingga banyak
siswa yang memilih melanjutkan
b) Keadaan siswa pendidikan di sekolah tersebut.
Siswa merupakan salah satu
bagian yang tidak dapat dipisahkan
Keadaan Sarana Dan Prasarana
dengan sekolah, sebab tanpa adanya
a) Keadaan Sarana
warga belajar dalam hal ini siswa
Sarana merupakan salah satu faktor
maka sekolah tersebut tidak dapat
yang sangat penting dalam lembaga
terlaksana dalam proses belajar
pendidikan karena sebagai tempat
mengajar. Demikian juga di Madrasah untuk mengadakan proses belajar
Tsanawiyah Rannaloe Gowa yang
mengajar, dengan adanya sarana yang
sangat memegang peranan penting
dimilki maka tujuan pencapaian
dalam memajukan dan
pendidikan dapat terlaksana dengan
mengembangkan Madrasah tersebut.
baik. Untuk mengetahui keadaan
Untuk mengetahui lebih lanjut
sarana yang dimiliki MTs GUPPI
tentang keadaan Madrasah

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 98


Rannlaoe Kabupaten Gowa dapat diketahui mengenai keadaan prasarana
digambarkan dalam table III. yang dimiliki oleh MTs GUPPI
Rannaloe. Sarana dan prasarana adalah
dua hal yang tidak dapat dipisahkan
karena mempunyai fungsi dan tujuan
yang sama yaitu saling melengkapi
yang satu engan yang lainnya,
kelengkapan tersebut sangat
mempengaruhi proses belajar mengajar
yang merupakan bagian dari kebutuhan
yang paling mendasar.
Berdasarkan tabel III, dapat dilihat
mengenai sarana yang dimiliki MTs
GUPPI Rannaloe Kabupaten Gowa. Hasil Penilaian Tes Lisan
Dengan sarana tersebut memungkinkan Pengucapan Kosa Kata Bahasa
terjadinya proses belajar mengajar Arab Siswa Kelas VIII Madrasah
dengan baik serta kelengkapan sarana Tsanawiyah Guppi Rannaloe Gowa
yang dimiliki maka siswa yang berada
di sekitar sekolah terdorong hatinya
untuk sekolah.

b) Keadaan Prasarana
Selain sarana yang dimiliki MTs
GUPPI Rannaloe juga prasarana
sebagai penunjang atau pelengkap
dari sarana tersebut. Prasarana
bertujuan untuk melengkapi hal-hal
yang terkait dengan sarana. Untuk
mengetahui keadaan prasarana yang
dimiliki oleh MTs GUPPI Rannaloe
dapat dilihat dari tabel IV.

Berdasarkan tabel IV dapat

Dari hasil penelitian tabel di atas


dapat disimpulkan bahwa kemampuan
pengucapan kosa kata Bahasa Arab

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 99


siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah mempelajarinya. Di samping itu, ada
Guppi Rannaloe Gowa masih kurang juga yang berasal Madrasah
dan belum lancar disebabkan oleh Ibtidaiyyah, namun tidak semua dari
minimnya pengetahuan siswa mereka mampu mengucapkan kosakata
terhadapa mata pelajaran bahasa arab (mufradat) bahasa Arab secara baik
dan penguasaan kosa kata bahasa arab dan benar. Adapun upaya yang
itu sendiri. dilakukan oleh guru dalam membantu
pengucapan Bahasa Arab siswa kelas
Upaya Yang Dilakukan Oleh Guru VIII Madrasah Tsanawiyah Guppi
Dalam Membantu Siswa Pada Rannaloe Gowa yakni memberikan
Pengucapan Kosa Kata Bahasa minimal 10 kasa kata untuk di hafal,
Arab Siswa Kelas VIII Madrasah dan juga mengarahkan siswa
Tsanawiyah Guppi Rannaloe Gowa mengucapkan kosa kata tersebut secara
berulang-ulang higga mampu
Dalam upaya yang ditempuh mengucapkannya dengan baik dan
oleh guru untuk membantu siswa benar, dan juga melatih siswa
dalam penguasaan pengucapan kosa mengucapkan kosa kata Bahasa Arab
kata bahasa Arab antara lain dengan permanan-permainan yang
memberikan tugas kepada siswa setiap edukatif.
hari untuk menghafalkan kosa kata
bahasa arab minimal 10, mengarahkan
siswa untuk mengucapakan kosa kata
dengan berulang-ulang hingga mereka DAFTAR PUSTAKA
mampu mengucapkannya dengan baik Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa
dan benar, dan memberikan Baku Bahasa Indonesia. Jakarta :
permainan-permainan edukasi dalam Balai Pustaka
pembelajaran bahasa arab sehingga
siswa terlatih untuk mengucapkan kosa
kata bahasa arab. Anggota IKAPI. 2008. Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan/ Disalin dari Pusat
PENUTUP Pembinaan dan Pengembangan
Kemampuan pengucapan Bahasa Bahasa Departemen Pendidikan dan
Arab siswa kelas VIII Madrasah Kebudayaan Republik Indonesia.
Tsanawiyah Guppi Rannaloe Gowa Bandung : CV Pustaka Setia
masih di bawah rata-rata dikarenakan
minimnya pengetahuan bahasa Arab di
Gorys Keraf. 1994. Komposisi. Jakarta :
kalangan siswa itu sendiri, hal ini
Ikrar Mandiriabadi
disebabkan oleh karena kebanyakan
dari mereka berasal dari SD yang
belum mengenal bahasa Arab sama Hadari Nawawi. 1993. Metode
sekali dan belum pernah Penelitian Bidang Sosial.

Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 100


Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press

Muhammad Rajab. 2008. Pentingnya


Pembelajaran Bahasa Arab. Malang

Nailul Falah. 2002. Kemampuan


Berbahasa Arab Mahasiswa IAIN
Sunan Kalijaga Jogjakarta Ditinjau
dari Sikap terhadap bahasa Arab
dan Motivasi Belajar Mahasiswa.

Pei, Mario. 1971. Kisah dari Pada


Bahasa. Terjemahan oleh Nugroho
Notosusanto. Jakarta : Bhara bata

Proyek Peningkatan Prasarana dan


Sarana Perguruan Tinggi Agama/
IAIN Jakrta. 1990. “Evaluasi Hasil
Penelitian IAIN”. Jakarta

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi


Belajar mengajar. Jakarta :
Rajawali Pers

Susanto. 2001. Program SPSS Versi


10,10. Jakarta : Gramedia

Hasbullah. 2006. Otonomi Pendidikan,


Jakarta: PT Raja Grafindo.

Al-Mara>ji’| |Jurnal Pendidikan Bahasa Arab| 101


Volume 1. Nomor 1. Juni 2017| 102

Das könnte Ihnen auch gefallen