Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
TAHUN AKADEMIK
2017 /2018
0
IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH DESA
1.1. Pendahuluan
Paradigma Baru Pembangunan Pertanian adalah pembangunan
pertanian berdimensi kerakyatan yakni pembangunan pertanian yang
terpusat pada rakyat. Rakyat yang dimaksudkan adalah masyarakat yang
bergerak di bidang pertanian baik pelaku utama dan pelaku usaha. Pelaku
utama adalah petani, maka pembangunan pertanian harus terpusat pada
petani. Pembangunan pertanian diawali dari petani dan berakhir di petani.
Maksudnya dalam proses pembangunan pertanian, petani harus berperan
aktif mulai dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi serta hasilnya harus dinikmati petani.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan produksi pertanian di wilayah
desa maka pendekatan spesifik lokasi yang merupakan suatu proses awal
untuk memperoleh data atau informasi dalam rangka untuk melaksanakan
kegiatan keharusan spesifik lokasi bukan hanya terbatas pada komoditas
saja, tetapi termasuk didalamnya teknologi yang akan diterapkan harus
sesuai dengan budaya dan sumberdaya pada masing-masing daerah atau
wilayah pembangunan. Untuk itu pembangunan pertanian di pedesaan harus
berangkat dan potensi yang dimiliki oleh desa yang bersangkutan, baik
potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, modal, dan keadaaan sosial
budayanya.
Potensi istilah dalam bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
mempunyai arti kemampuan, kekuatan, kesanggupan dan daya yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; sedangkan wilayah dalam
hal ini bermakna Iingkungan daerah (propinsi, kabupaten, kecamatan, atau
desa). Untuk keperluan ini bisa dipilih wilayah tertentu, misalnya meliputi
potensi wilayah desa. Jadi “potensi desa mengandung anti kemampuan yang
dimiliki desa yang memungkinkan untuk dikembangkan.
Kemampuan yang dimiliki suatu desa yang mungkin untuk
dikembangkan tetap selamanya akan menjadi “potensi” bila tidak diolah,
atau didayagunakan menjadi suatu “realita” berwujud kemanfaatan kepada
1
masyarakat. Karena itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya tertentu
untuk membuatnya bermanfaat kepada masyarakat.
Penyuluh Pertanian sebagai agen pembangunan harus memiliki
kemampuan untuk melakukan identifikasi potensi wilayah secara
partisipatifuntuk merencanakan pembangunan pedesaan dalam rangka
meningkatkan kemandirian petani dalam beragribisnis, sëhingga dapat
meningkatkan kedaulatan pangan, pendapatan dan kesejahteraan petani.
Untuk mencapai hasil yang baik, seorang penyuluh perlu
mempersiapkan suatu “instrumen” untuk menggali potensi wiiayah sehingga
mudah dipahami dan akan memudahkan dalam penyusunan rencana
pembangunan dan pengembangan agribisnis tertentu.
Identifikasi Potensi wilayah dilakukan untuk memperoleh data
keadaan wilayah dan agroekosistem dengan menggunakan data primer
maupun data sekunder. Data primer diperoleh di lapangan baik dan petani
maupun masyarakat yang terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dan
monografi desa/kecamatan/BPP dan atau dan sumber-sumber lain yang
relevan.
ldentifikasi data primer bisa dilakukan melalui pendekatan partisipatif
dan wawancara semi terstruktur menggunakan teknik PRA. Identifikasi data
sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data potensi
wilayah dan agroekosistem dan data monografi desa/kecamatan/BPP dan
sumber lain yang mendukung.
2
a. Tersedianya data dan informasi yang memberikan gambaran akurat
mengenai potensi wilayah dalam pengembangan agribisnis komoditas
unggulan.
b. Tersedianya data dan informasi yang kelak diperlukan dalam proses
pengambilan keputusan baik bagi pengembangan usaha maupun
perancangan kegiatan lainnya di waktu yang akan datang.
c. Untuk memberikan rekomendasi pengembangan pola agribisnis yang
sesual dengan karakteristik lokasi.
d. Tersedianya data dan Informasi dalam penyusunan programa
penyuluhan pertanian
3
Provinsi : Bali
Potensi wilayah kelurahan pendem dapat kita lihat dari gambar di atas, yaitu
dimana kebun dan sawah yang berisi jenis tanaman seperti cengkeh, kelapa dalam
merupakan komoditas unggulan di kelurahan pendem
4
pemasaran
Bulan
Sumber
Jumlah Ranking
Pendapatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
5
2. Transek Desa
Transek merupakan gambaran tentang perbedaan zona geografis tata guna
lahan. Teknik penelusuran lokasi dengan pendekatan transek wilayah dilakukan
pengamatan langsung lingkungan dan sumberdaya dengan jalan menelusuri suatau
wilayah mengikuti lintasan tertentu sehingga mewakili seluruh wilayah yang
ditelusuri. Hasil penelusuran dituangkan dalam bagan atau irisan melintang muka
bumi untuk selanjutnya dideskripsikan.
Transek dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih detail dan terokus
mengenai potensi sumberdaya alam termasuk vegetasi, pemanfaatan dan
permasalahannya berdasarkan tipologi lahan dan ketinggiannya.
Sebagai hasil penelusuran, maka transek Desa Pendem seperti terlihat pada
gambar
6
Form 4. Kalender Musim
Desa : Pendem
Kecamatan : Jembrana
Kabupaten/Kota : Jembrana
Provinsi : Bali
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Angin
Hujan
Kemarau
Pengolahan
lahan
Tanam
Panen
Pengolahan
hasil
Kerja keluar
kota
Beralih ke
kuli
bangunan
7
Form 5. Bagan Kecenderungan dan Perubahan
Desa : Pendem
Kecamatan : Jembrana
Kabupaten/Kota : Jembrana
Provinsi : Bali
Tahun
Bulan
2013 2014 2015 2016 2017
Beternak Sapi *** **** **** ***** *****
Perikanan * * * * *
Pengolahan hasil ** ** ** ** *
Tanaman pangan **** *** *** *** ****
Holtikultur ** *** *** ** **
Peternakan *** *** *** *** **
Petani *** *** *** *** ***
PNS *** ***** ***** ***** *****
Swasta ***** ***** ***** ***** *****
Pedagang **** ***** ***** ***** *****
Dari tabel diatas terlihat bahwa pemeliharaan ternak sapi mulai diterapkan oeleh
warga desa sejak dulu sampai sekarang dan sudah turun temurun di lakukan
dimasyarakat, dan juga dari tahun ketahun perubahan yang sangat terlihat adalah
perubahan menjadi PNS, pegawai swasta dan juga menjadi pedagang.
8
Form 6. Bagan Alokasi Waktu Kegiatan Harian
Desa : Pendem
Kecamatan : Jembrana
Kabupaten/Kota : Jembrana
Provinsi : Bali
IBU
24
23 1 AYAH
22 2 ANAK
Istirahat / Tidur
21 3
Istirahat /
20 Tidur 4
Nonton Nonton
tv Istirahat / Tidur Bangn
tv
19 tidur 5
Belajar
Bangn Bangn
Ibadah Ibadah tidur tidur Masak
Ibadah
18 6
Membantu Ibadah
Kerja Ibadah
Orang tua Ibadah
17 Sawah,
Kerja 7
Kebun,
Pekerjaan Istirahat sekolah Sawah, Kerja
Ladang, Kebun,
16 Rumah Kebun,
Ngarit, Ladang, 8
Tangga Istirahat& Ngarit, Ladang,
Mencari
15 Ibadah 9
Kayu
Istirahat & Bakar
14 Ibadah 10
13 11
12
Gambar ini dapat disimpulkan atas dasar pengamatan dan diskusi yang dilakukan
dengan petani di wilayah desa desa pendem, yang dibuat dalam tiga lingkaran
9
yang terdiri dari anak, ayah dan ibu, gambar ini dibuat untuk mengetahui
kegiatan apa saja yang dilakukan oleh keluarga petani setiap harinya
Pelaku
Pariwisata
PUSKESMAS
PERBEKEL/
Desa
KEL. TANI SEKOLAH
KIOS
SAPRO TAN
MASYARAKAT POLSEK
ADAT
PPL
/
Perbankan
Subak
10
1.4.2. Identitikasi Data Sekunder
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk
mempelajari keadaan desa atau wilayah berdasarkan data informasi
yang telah ada dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat oleh
pihak tertentu (dinas/instansi/LSM, dll). Data sekunder diperlukan
sebagai dasar dalam memahami kondisi wilayah dan masyarakatnya.
Sumber data sekunder dapat berasal dari :
a. Petani, peternak atau perilaku utama dan pelaku usaha lainnya.
b. Kantor desa
c. Kantor kecamatan
d. Kantor BPP
e. Badan Pelaksana Penyuluhan
f. Dinas Pertanian
g. Badan Pusat Statistik Kabupaten
h. Kantor lainnya yang terkait
11
Tabel 2. Keadaan Iklim
Kelembaban Suhu Rata- Bulan Hujan / Bulan Kering /
Tipe Iklim
Rata-Rata (%) Rata (0C) Tahun Tahun
Tropis 25 – 35 0ktober - Maret April – September
mm hh mm hh mm hh mm hh mm hh mm hh mm hh
September - - - - - - - - - - - - - -
Rata-rata 37,9 2,75 38,3 2,25 38,2 2,3 39,1 2,25 39,9 2,6 193,4 12 38,7 2,4
Keterangan :
mm : millimeter
hh : hari hujan
12
Tabel 4. Jarak dengan wilayah yang lebih luas
Jarak ke Ibu Kota (km)
No. Nama Kelurahan / Desa
Kecamatan Kabupaten
1 Pendem 4 4
2. Keadaan Penduduk
a. Jumlah Penduduk
Tabel 5. Data Penduduk Secara Umum
Nama Desa / Jumlah Penduduk (Jiwa) Pendapatan/ Skor
No.
Kelurahan L P Jumlah Kapita/Tahun PPH
1 Pendem 4.700 4.914 9.614
13
1 Pendem 222 1.088 204 200 72 34 800
Data jumlah penduduk tingkat wilayah yang lebih luas di dapat dari
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten.
Keterangan :
L : Laki-laki
P : Perempuan
KK : Kepala Keluarga
KKT : Kepala Keluarga Tani
Jml : Jumlah
Tabel 11. Luas Penggunaan Lahan
No. Nama Luas Luas Kepemilikan Lahan
14
Kelurahan Wilayah Tegal/
Peka Lahan
(Ha) Kebun/ Lain – lain
rangan sawah
Ladang
1 Pendem 1.050 170, 00 305,50 65 509,50
15
Klp. Pepadu √ Menca Biaya I Ketut Narda 55 450 Juta Biogas
Artha Nadi ri kanda ,
pakan ng dan pupuk
ternak pakan kanda
bersa sapi g
ma
Klp. Sapi √ Menca Menca I GST. 10 100 Juta Biogas
Asi ri ri Km.Darmawan ,
pakan pakan pupuk
ternak ternak kanda
bersa bersa g
ma ma
Jumlah 106 900 juta
Keterangan :
P : Pemula
L : Lanjutan
RUK : Rencana Usaha Kelompok
RAK : Rencana Anggaran Kelompok
RUB : Rencana Usaha Bersama
Nama Kepemilikan
No
Desa/ Bajak Hand Sprayer Motor/Power Sprayer Traktor
16
Kelurahan
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta
1 Pendem 25 20 38 50 5 15 15 16
Kepemilikan
Nama Cangkul Inseminasi Buatan Alat Pendingin Kandang
No Desa/
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
Kelurahan
Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta
1 Pendem - - - 4 2 50 - 5 - - - -
17
Kedelai 45 -
Pisang 975 1.413,75
Jumlah 2075 8.305,80
18
Tabel 22. Produksi dan Populasi Ternak
Jenis Ternak
Nama Ayam Ayam ras Ayam
No. Kerbau Sapi Bebek Babi Lain-
Kelurahan Buras petelur pedaging
(ekor) (ekor) (ekor) (ekor) Lain
(ekor) (ekor) (ekor)
1 Pendem 22 500 1000 6.000 5.000 750 2000
19
Lokasi
Jenis Produksi
No. Nama Kelurahan Nama Kelompok Pemasaran
Yang dipasarkan
Produk
1 Pendem Klp. Guna Mertha Pasar hewan, Biogas, pupuk
lingkungan kandang
sekitar
Klp. Giri Nadi Warung sekitar Holtikultura
Klp. Pepadu Artha Nadi Pasar hewan, Biogas, pupuk
lingkungan kandang, sapi
sekitar
Klp. Sapi Asi Pasar hewan, Biogas, pupuk
lingkungan kandag, sapi
sekitar
B. Potensi Eksternal Straregik (Primer/Sekunder)
Tabel 27. Keadaan Penduduk
No. Uraian Jumlah (Jiwa)
1 Desa 9.614
2 Kecamatan 62.000
3 Kabupaten 322.256
4 Propinsi 4.152.000
5 Nasional ≥ 262 juta
20
KUD KUD
1 Pendem - - - - - - 1 -
Mewujudkan Menngkatkan
kelurahan yang
kesehatan
bersih dan
masyarakat dan
akuntabel
lingkungan
Meningkatkan
perekonomian
daerah
Meningkatkan
kualitas
pelayanan
bidang
21
kesehatan,
pendidikan dan
sosial
22
PENENTUAN KOMIDITAS AGRIBISNIS UNGGULAN
23
Hasil analisis komoditas unggulan spesifik lokasi didasarkan atas rangking
yang diperoleh. Rangking pertama dan selanjutnya merupakan komoditas
unggulan yang dapat direkomendasikan untuk pengembangan usaha pertanian.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis masalah berdasarkan
komoditas unggulan dari masing-masing subsistem agribisnis. Untuk memperjelas
analisis tersebut maka dapat diidentifikasi secara matriks seperti pada tabel 34
Tabel 34. Analisis Masalah Berdasarkan Komoditas Unggulan
No. Subsistem Agribisnis Masalah Pemecahan Masalah
1 Agro input Penggunaan alat
2 Agro onfarm Penggunaan Penyuluhan mengenai bahaya
pestisida kimia pestisida yang berlebihan
berlebihan
3 Agro industry Kurangnya Meningkatkan upang pekerja
Pekerja
4 Agro niaga Kurangnya Meningkatkan kualitas produk
pemasaran dan
minat masyarakat
5 Agro support Kuruangnya Menambah penyuluh masuk ke
bantuan dari desa
penyuluh
24
PEMBUATAN PETA USAHA TANI
25
26
PENENTUAN MATERI PENYULUHAN PERTANIAN
27
Matrik 1. Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya
28
Matrik 2. Uji Prioritas Masalah dan Faktor Penentu
Uji Prioritas
Gawat** 3**
Agak gawat 2
Mendesak 1
Agak mendesak 3
Tidak mendesak 2
Penyebaran tinggi 1
Penyebaran cukup 3
Penyebaran rendah 2
1
29
Daftar Faktor penentu
Jenis Urutan Tinjauan aspek
Usahatani prioritas
Pengetahuan Keterampilan Sikap
30
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 2013. Tim Penyusun Modul Praktek Kerja Lapangan I. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Malang. Malang.
Anonimus, 2014. Tim Penyusun Modul Praktek Kerja Lapangan I. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Malang. Malang.
31