Sie sind auf Seite 1von 32

LAPORAN PERENCANAAN PERTANIAN 1

TAHUN AKADEMIK
2017 /2018

IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH


KELURAHAN PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN
JEMBRANA PROVINSI BALI

OLEH : PUTU AGUNG APRIADI


NIRM : 07.1.2.17.2346

SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUH DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
2018

0
IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH DESA

1.1. Pendahuluan
Paradigma Baru Pembangunan Pertanian adalah pembangunan
pertanian berdimensi kerakyatan yakni pembangunan pertanian yang
terpusat pada rakyat. Rakyat yang dimaksudkan adalah masyarakat yang
bergerak di bidang pertanian baik pelaku utama dan pelaku usaha. Pelaku
utama adalah petani, maka pembangunan pertanian harus terpusat pada
petani. Pembangunan pertanian diawali dari petani dan berakhir di petani.
Maksudnya dalam proses pembangunan pertanian, petani harus berperan
aktif mulai dari penyusunan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan
evaluasi serta hasilnya harus dinikmati petani.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan produksi pertanian di wilayah
desa maka pendekatan spesifik lokasi yang merupakan suatu proses awal
untuk memperoleh data atau informasi dalam rangka untuk melaksanakan
kegiatan keharusan spesifik lokasi bukan hanya terbatas pada komoditas
saja, tetapi termasuk didalamnya teknologi yang akan diterapkan harus
sesuai dengan budaya dan sumberdaya pada masing-masing daerah atau
wilayah pembangunan. Untuk itu pembangunan pertanian di pedesaan harus
berangkat dan potensi yang dimiliki oleh desa yang bersangkutan, baik
potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, modal, dan keadaaan sosial
budayanya.
Potensi istilah dalam bahasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
mempunyai arti kemampuan, kekuatan, kesanggupan dan daya yang
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; sedangkan wilayah dalam
hal ini bermakna Iingkungan daerah (propinsi, kabupaten, kecamatan, atau
desa). Untuk keperluan ini bisa dipilih wilayah tertentu, misalnya meliputi
potensi wilayah desa. Jadi “potensi desa mengandung anti kemampuan yang
dimiliki desa yang memungkinkan untuk dikembangkan.
Kemampuan yang dimiliki suatu desa yang mungkin untuk
dikembangkan tetap selamanya akan menjadi “potensi” bila tidak diolah,
atau didayagunakan menjadi suatu “realita” berwujud kemanfaatan kepada

1
masyarakat. Karena itu potensi wilayah memerlukan upaya-upaya tertentu
untuk membuatnya bermanfaat kepada masyarakat.
Penyuluh Pertanian sebagai agen pembangunan harus memiliki
kemampuan untuk melakukan identifikasi potensi wilayah secara
partisipatifuntuk merencanakan pembangunan pedesaan dalam rangka
meningkatkan kemandirian petani dalam beragribisnis, sëhingga dapat
meningkatkan kedaulatan pangan, pendapatan dan kesejahteraan petani.
Untuk mencapai hasil yang baik, seorang penyuluh perlu
mempersiapkan suatu “instrumen” untuk menggali potensi wiiayah sehingga
mudah dipahami dan akan memudahkan dalam penyusunan rencana
pembangunan dan pengembangan agribisnis tertentu.
Identifikasi Potensi wilayah dilakukan untuk memperoleh data
keadaan wilayah dan agroekosistem dengan menggunakan data primer
maupun data sekunder. Data primer diperoleh di lapangan baik dan petani
maupun masyarakat yang terkait, sedangkan data sekunder diperoleh dan
monografi desa/kecamatan/BPP dan atau dan sumber-sumber lain yang
relevan.
ldentifikasi data primer bisa dilakukan melalui pendekatan partisipatif
dan wawancara semi terstruktur menggunakan teknik PRA. Identifikasi data
sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data potensi
wilayah dan agroekosistem dan data monografi desa/kecamatan/BPP dan
sumber lain yang mendukung.

1.2. Pengertian Identifikasi


Identifikasi adalah suatu penggambaran fakta yang dapat diolah dan
mempunyai makna. Identifikasi dilakukan untuk mengungkap fakta
sehingga dapat memberikan gambaran teritang potensi yang ada. Potensi
dapat berupa keadaan atau peluang yang dapat dikembangkan.

1.3. Manfaat Identifikasi Potensi Wilayah


Adapun manfaat dari identifikasi potensi wilayah adalah:

2
a. Tersedianya data dan informasi yang memberikan gambaran akurat
mengenai potensi wilayah dalam pengembangan agribisnis komoditas
unggulan.
b. Tersedianya data dan informasi yang kelak diperlukan dalam proses
pengambilan keputusan baik bagi pengembangan usaha maupun
perancangan kegiatan lainnya di waktu yang akan datang.
c. Untuk memberikan rekomendasi pengembangan pola agribisnis yang
sesual dengan karakteristik lokasi.
d. Tersedianya data dan Informasi dalam penyusunan programa
penyuluhan pertanian

1.4. Pengumpulan Data


Identifikasi Potensi Wilayah Desa dilakukan melalui pengumpulan
data primer dan data sekunder agar diperoleh data potensi agribisnis disuatu
wilayah desa, komoditas agribisnis spesifik Iokalitas desa, peta agribisnis
wilayah desa sebagai bahan penentuan atau penetapan materi penyuluhan.

1.4.1. Identitikasi Data Primer


Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh
perorangan/suatu organisasi secara Iangsung dari objek yang diteliti
dan untuk kepentingan studi yang diperoleh melalui interview
(wawancara) atau observasi.
Langkah-Iangkah pengumpulan data primer:
a. Persiapan alat dan bahan yang diperlukan
b. Lakukan pengisian form untuk identifikasi data potensi desa
melalui wawancara atau observasi data terkait sesuai dengan
kebutuhan. Adapun form untuk melaksanakan identifikasi
potensi adalah :
Form 1. Peta Sumber Daya Desa
Desa : Pendem
Kecamatan : Jembrana
Kabupaten/Kota : Jembrana

3
Provinsi : Bali
Potensi wilayah kelurahan pendem dapat kita lihat dari gambar di atas, yaitu
dimana kebun dan sawah yang berisi jenis tanaman seperti cengkeh, kelapa dalam
merupakan komoditas unggulan di kelurahan pendem

Form 2. Tabel Kegiatan Usaha atau Mata Pencaharian


Desa : Pendem
Kecamatan : Jembrana
Kabupaten/Kota : Jembrana
Provinsi : Bali

Jenis Usaha (Pertanian dan Waktu/ Kegiatan Setiap


No.
Non Pertanian) Musim Jenis Usaha
1 Petani Harian Budidaya sampai
pangolahan
2 Industri Harian Produksi sampai
pemasaran
3 Pedagang sayur Harian Membeli sampai
pemasaran
4 Jasa Harian
6 Usaha kerajinan Harian Produksi sampai

4
pemasaran

Bulan
Sumber
Jumlah Ranking
Pendapatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Padi * * *** * * ** *** * * * * * 17 V


Jagung ** ** * * * * * * * * * * 14 II
Ayam Buras ** ** ** * * ** * * * * ** ** 18 IV
Ayam
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** 24 III
petelur
Ayam
** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** ** 24 II
pedaging
Sapi ** ** ** ** ** ** *** ** ** ** ** ** 25 I
Kedelai * * * * * * * * * * * * 12 VI
Sayur * * * * * * * * * * * * 12 VII

Catatan : Nilai didasarkan jumlah uang yang dihasilkan per bulan


Ranking diberikan atas dasar jumlah uang yang dihasilkan per tahun
Teknik ini merupakan gabungan antara matrik ranking dengan
kalender musim

Gambar 2. Contoh Tabel Kegiatan Usaha dan Mata


Pencaharian

Form 3. Penelususan Lokasi (Transek) Desa


Desa : Pendem
Kecamatan : Jembrana
Kabupaten/Kota : Jembrana
Provinsi : Bali

5
2. Transek Desa
Transek merupakan gambaran tentang perbedaan zona geografis tata guna
lahan. Teknik penelusuran lokasi dengan pendekatan transek wilayah dilakukan
pengamatan langsung lingkungan dan sumberdaya dengan jalan menelusuri suatau
wilayah mengikuti lintasan tertentu sehingga mewakili seluruh wilayah yang
ditelusuri. Hasil penelusuran dituangkan dalam bagan atau irisan melintang muka
bumi untuk selanjutnya dideskripsikan.
Transek dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih detail dan terokus
mengenai potensi sumberdaya alam termasuk vegetasi, pemanfaatan dan
permasalahannya berdasarkan tipologi lahan dan ketinggiannya.
Sebagai hasil penelusuran, maka transek Desa Pendem seperti terlihat pada
gambar

Gambar 3. Contoh Transek Desa

6
Form 4. Kalender Musim
Desa : Pendem
Kecamatan : Jembrana
Kabupaten/Kota : Jembrana
Provinsi : Bali
Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Angin
Hujan
Kemarau

Pengolahan
lahan
Tanam

Panen

Pengolahan
hasil
Kerja keluar
kota
Beralih ke
kuli
bangunan

Gambar 4. Contoh Kalender Musim

7
Form 5. Bagan Kecenderungan dan Perubahan
Desa : Pendem
Kecamatan : Jembrana
Kabupaten/Kota : Jembrana
Provinsi : Bali

Tahun
Bulan
2013 2014 2015 2016 2017
Beternak Sapi *** **** **** ***** *****
Perikanan * * * * *
Pengolahan hasil ** ** ** ** *
Tanaman pangan **** *** *** *** ****
Holtikultur ** *** *** ** **
Peternakan *** *** *** *** **
Petani *** *** *** *** ***
PNS *** ***** ***** ***** *****
Swasta ***** ***** ***** ***** *****
Pedagang **** ***** ***** ***** *****

Gambar 5. Contoh Bagan Kecenderungan dan Perubahan

Dari tabel diatas terlihat bahwa pemeliharaan ternak sapi mulai diterapkan oeleh
warga desa sejak dulu sampai sekarang dan sudah turun temurun di lakukan
dimasyarakat, dan juga dari tahun ketahun perubahan yang sangat terlihat adalah
perubahan menjadi PNS, pegawai swasta dan juga menjadi pedagang.

8
Form 6. Bagan Alokasi Waktu Kegiatan Harian
Desa : Pendem
Kecamatan : Jembrana
Kabupaten/Kota : Jembrana
Provinsi : Bali

IBU
24
23 1 AYAH
22 2 ANAK
Istirahat / Tidur
21 3

Istirahat /
20 Tidur 4
Nonton Nonton
tv Istirahat / Tidur Bangn
tv
19 tidur 5
Belajar
Bangn Bangn
Ibadah Ibadah tidur tidur Masak
Ibadah
18 6
Membantu Ibadah
Kerja Ibadah
Orang tua Ibadah
17 Sawah,
Kerja 7
Kebun,
Pekerjaan Istirahat sekolah Sawah, Kerja
Ladang, Kebun,
16 Rumah Kebun,
Ngarit, Ladang, 8
Tangga Istirahat& Ngarit, Ladang,
Mencari
15 Ibadah 9
Kayu
Istirahat & Bakar
14 Ibadah 10
13 11
12

Gambar 6. Contoh Bagan Alokasi Waktu Harian

Gambar ini dapat disimpulkan atas dasar pengamatan dan diskusi yang dilakukan
dengan petani di wilayah desa desa pendem, yang dibuat dalam tiga lingkaran

9
yang terdiri dari anak, ayah dan ibu, gambar ini dibuat untuk mengetahui
kegiatan apa saja yang dilakukan oleh keluarga petani setiap harinya

Form 7. Bahan Hubungan Kelembagaan (Diagram Venn)


Desa : Pendem
Kecamatan : Jembrana
Kabupaten/Kota : Jembrana
Provinsi : Bali
Kelembagaan yang ada di Kelurahan Pendem terdiri dari :
1. Kelurahan/Lurah
2. Kelompok Tani
3. Adat/Subak
4. Puskesmas pembantu
5. Sekolah
6. Kios Saprotan
7. Pokmas lainnya
8. Lembaga Keuangan/Perbankan
9. PPL

Pelaku
Pariwisata

PUSKESMAS

PERBEKEL/
Desa
KEL. TANI SEKOLAH

KIOS
SAPRO TAN
MASYARAKAT POLSEK

ADAT
PPL
/
Perbankan
Subak

Gambar 7. Contoh Contoh Bagan Hubungan Kelembagaan


(Diagram Venn)

10
1.4.2. Identitikasi Data Sekunder
Pengumpulan dan pengolahan data sekunder adalah proses untuk
mempelajari keadaan desa atau wilayah berdasarkan data informasi
yang telah ada dalam bentuk dokumen tertulis yang dibuat oleh
pihak tertentu (dinas/instansi/LSM, dll). Data sekunder diperlukan
sebagai dasar dalam memahami kondisi wilayah dan masyarakatnya.
Sumber data sekunder dapat berasal dari :
a. Petani, peternak atau perilaku utama dan pelaku usaha lainnya.
b. Kantor desa
c. Kantor kecamatan
d. Kantor BPP
e. Badan Pelaksana Penyuluhan
f. Dinas Pertanian
g. Badan Pusat Statistik Kabupaten
h. Kantor lainnya yang terkait

Langkah-Langkah Pengumpulan Data Sekunder :


1) Persiapan alat dan bahan yang diperlukan
2) Lakukan pengisian form untuk identifikasi data potensi desa
melalui wawancara atau mengambil data terkait sesuai dengan
kebutuhan. Adapun form untuk melaksanakan identifikasi
potensi adalah :

A. Potensi Internal Strategik


1. Geografi
Tabel 1. Keadaan Lahan
Luas Letak dari
Jenis pH Kesebur Kesuburan
No. Nama Desa Lahan permukaan Topografi
Tanah Tanah an Fisik Kimia
(Ha) Laut (m)
1 Pendem 1.050 10 – 600 dpl - Alamiah 5,5 – Sedang -
6,5

11
Tabel 2. Keadaan Iklim
Kelembaban Suhu Rata- Bulan Hujan / Bulan Kering /
Tipe Iklim
Rata-Rata (%) Rata (0C) Tahun Tahun
Tropis 25 – 35 0ktober - Maret April – September

Tabel 3. Data Curah Hujan Lima Tahun Terakhir


Curah Hujan
2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah Rata-
Bulan Rata

mm hh mm hh mm hh mm hh mm hh mm hh mm hh

Januari 67 5 65 5 66 5 69 5 69 6 336 26 67,2 5,2

Februari 65 7 69 3 69 4 66 3 68 2 337 18 67,5 3,6

Maret 30 2 31 3 27 4 32 2 33 2 156 11 31,2 2,2


April 51 2 52 3 53 1 52 2 51 2 256 10 51,8 2

Mei 26 3 27 2 26 3 30 2 29 4 138 14 27,6 2,8

Juni 44 4 45 5 43 3 45 3 43 3 220 18 44 3,6

Juli 28 3 27 2 29 1 31 3 29 2 144 11 28,8 2,2


Agustus 3 0 4 1 5 - 4 - 3 2 19 3 3,8 0.6

September - - - - - - - - - - - - - -

Oktober 3 1 4 - 5 - 3 1 3 1 18 3 3,6 0,6

Nopember 49 3 49 1 49 4 49 1 49 4 245 13 49 2,6

Desember 89 4 87 2 83 3 88 5 102 3 449 17 89,8 3,4


Jumlah 455 33 458 27 458 28 469 27 479 31 2321 144 464 28,8

Rata-rata 37,9 2,75 38,3 2,25 38,2 2,3 39,1 2,25 39,9 2,6 193,4 12 38,7 2,4

Keterangan :
mm : millimeter
hh : hari hujan

12
Tabel 4. Jarak dengan wilayah yang lebih luas
Jarak ke Ibu Kota (km)
No. Nama Kelurahan / Desa
Kecamatan Kabupaten
1 Pendem 4 4

2. Keadaan Penduduk

a. Jumlah Penduduk
Tabel 5. Data Penduduk Secara Umum
Nama Desa / Jumlah Penduduk (Jiwa) Pendapatan/ Skor
No.
Kelurahan L P Jumlah Kapita/Tahun PPH
1 Pendem 4.700 4.914 9.614

Tabel 6. Data Penduduk Berdasarkan Usia


Nama Desa / Jumlah Penduduk (Jiwa)
No. Jml
Kelurahan 0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 >60
1 Pendem 1.731 4.760 1.145 995 553 400 30 9.614

Tabel 7. Data Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


Jumlah Penduduk (Jiwa)
Nama Desa /
No. PNS/
Kelurahan Petani Peternak Nelayan Wiraswasta Lain-lain
Polri
1 Pendem 1.236 1.400 - 98 2.076 300

Tabel 8. Data Penduduk Berdasarkan Pendidikan


Tingkat Pendidikan
Nama Desa /
No. Tidak/Blm
Kelurahan TK SD SMP SLTA D1-D3 S1-S2
Sekolah

13
1 Pendem 222 1.088 204 200 72 34 800

b. Jumlah Penduduk di Tingkat Wilayah yang Lebih Luas

Data jumlah penduduk tingkat wilayah yang lebih luas di dapat dari
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten.

Tabel 9. Data Jumlah Penduduk


No. Uraian Jumlah (Jiwa)
1 Kecamatan 62.000
2 Kabupaten 322.256
3 Propinsi 4.152.000
4 Nasional ≥ 262 juta

3. Keadaan Pelaku Utama / Pelaku Usaha


Tabel 10. Jumlah KK, KKT dan Kepemilikan Lahan
Jumlah Penduduk (Jiwa) Status Kepemilikan Lahan
Nama Desa / Jml Jml
No. Pemilik Penggarap Buruh
Kelurahan L P Jml KK KKT
Penggarap Tani
1 Pendem 4.700 4.914 9.614 2.865 115 75 40 121

Keterangan :
L : Laki-laki
P : Perempuan
KK : Kepala Keluarga
KKT : Kepala Keluarga Tani
Jml : Jumlah
Tabel 11. Luas Penggunaan Lahan
No. Nama Luas Luas Kepemilikan Lahan

14
Kelurahan Wilayah Tegal/
Peka Lahan
(Ha) Kebun/ Lain – lain
rangan sawah
Ladang
1 Pendem 1.050 170, 00 305,50 65 509,50

4. Organisasi Petani (Kelompok Tani dan GAPOKTAN)


Tabel 12. Jumlah Kelompok Tani
Jumlah Kelompok Tani
Jumlah
Nama Desa / Tani Dewasa Tani Wanita Taruna Tani
No. Kelompok
Kelurahan Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Tani
Kel Anggota Kel Anggota Kel Anggota
1 Pendem 4 3 60 1 20 - -

Tabel 13. Nama Kelompok Tani dan Kedudukan


Kelas Jenis
Nama Nama Jumlah Modal
No. RUK RAK RUB Ketua Usaha
Kelurahan Kelompok P L Anggota Kelompok
Usaha
1. Pendem Klp. Guna √ Goton Biaya I Nyoman 20 200 Juta Biogas
Mertha groyo kanda sudiama ,
ng ng dan pupuk
pembu pakan kanda
atan babi g
pupuk
Klp. Giri √ Goton Biaya Ni wayan suyani 21 200 Juta Holtik
Nadi g pembe ultura
rorong lian
memb bibit
ersihk dan
an pupuk
kebun

15
Klp. Pepadu √ Menca Biaya I Ketut Narda 55 450 Juta Biogas
Artha Nadi ri kanda ,
pakan ng dan pupuk
ternak pakan kanda
bersa sapi g
ma
Klp. Sapi √ Menca Menca I GST. 10 100 Juta Biogas
Asi ri ri Km.Darmawan ,
pakan pakan pupuk
ternak ternak kanda
bersa bersa g
ma ma
Jumlah 106 900 juta

Keterangan :
P : Pemula
L : Lanjutan
RUK : Rencana Usaha Kelompok
RAK : Rencana Anggaran Kelompok
RUB : Rencana Usaha Bersama

Tabel 14. Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN)


Nama Pengurus Jenis Luasan
Nama Jumlah Modal
No Wakil Usaha
Kelurahan Ketua Sekretaris Bendahara Anggota Kelompok Ha Ekor Petak
Ketua Utama
1 Gapoktan wira I wayan I Ketut I Wayan I Nengah 70 400 jt Ternak 75 80
nadi suparta Narda Sunarta Supertama sapi sapi

5. Data Usaha Tani / Kelompok Tani


Tabel 15. Fasilitas Usaha Petani / Kelompok Tani (Pertanian)

Nama Kepemilikan
No
Desa/ Bajak Hand Sprayer Motor/Power Sprayer Traktor

16
Kelurahan
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta

1 Pendem 25 20 38 50 5 15 15 16

Tabel 16. Fasilitas Usaha Petani / Kelompok Tani (Peternakan)

Kepemilikan
Nama Cangkul Inseminasi Buatan Alat Pendingin Kandang
No Desa/
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
Kelurahan
Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta

1 Pendem 400 100 - - 3 2 5 500 16

Tabel 17. Fasilitas Usaha Petani / Kelompok Tani (Perkebunan)


Kepemilikan
Nama Jumlah Huller Hand Sprayer Motor/Power Sprayer Traktor
No Desa/
Kelurahan Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta

1 Pendem - - - 4 2 50 - 5 - - - -

Tabel 18. Produksi Usaha Tani di Bidang Pertanian


Biaya
Nilai Biaya Biaya Biaya
Nama Luas Hasil Panen Lainny Pemasaran
Produksi Pupuk Bibit Obat
Komoditas (Ha) (ton/Ha) a Hasil
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp)
Padi sawah 65 6.892,5

17
Kedelai 45 -
Pisang 975 1.413,75
Jumlah 2075 8.305,80

Tabel 19. Produksi Usaha Tani di Bidang Tanaman Pangan


Jumlah Rata-Rata
Jumlah
Jenis Usahatani Luas Luas Produksi Produktivitas
No KK
(pada lahan) Tanam Perorang (Ton) (Kw/Ha)
Petani
(Ha) (Ha/org)
1 Padi 65 0.16 6.892 65

Tabel 20. Produksi Usaha Tani di Bidang Tanaman Perkebunan


Rata-Rata
Jenis Jumlah Jumlah Produksi
Luas Produktivitas
No Usahatani Luas KK Di tingkat
Perorang (Kw/Ha)
(pada lahan) Tanam (Ha) Petani Kec. (Ton)
(Ha/org)
1 Kakao 41,44 21 1,9 6,45
2 Cengkeh 1,02 97 0,1 1,02
3 Kelapa dalam 366,00 500 0,73
Jumlah 408,46 1.690 0,24 7,46

Tabel 21. Produksi Usaha Tani di Bidang Tanaman Hortikultura


Jenis Usahatani Jumlah Rata-Rata Luas Produksi
Jumlah KK Produktivitas
No (pada lahan) Luas Perorang Di tingkat
Petani (Kw/Ha)
Sayur-Sayuran Tanam (Ha) (Ha/org) Kec. (Ton)
1 Terong, cabai, 5 20 2,5 Baru sampai
Bayam, kangkung, tingkat banjar
(lingkungan)

18
Tabel 22. Produksi dan Populasi Ternak
Jenis Ternak
Nama Ayam Ayam ras Ayam
No. Kerbau Sapi Bebek Babi Lain-
Kelurahan Buras petelur pedaging
(ekor) (ekor) (ekor) (ekor) Lain
(ekor) (ekor) (ekor)
1 Pendem 22 500 1000 6.000 5.000 750 2000

Tabel 23. Ketersediaan Hijauan Pakan Ternak


Luas tanaman pakan ternak (rumput gajah, dll) 3 Ha
Produksi hijauan makanan ternak 5 Ton/Ha
Dipasok dari luar desa/kelurahan -
Disubsidi dinas

Tabel 24. Pemilik Usaha Pengolahan Hasil Ternak


Jumlah Pemilik Usaha
Jenis Usaha
(orang)
Krupuk kulit 5
Abon 3
Telur asin 1

Tabel 25. Ketersediaan Lahan Pemeliharaan Peternakan


Jenis Kepemilikan Lahan Luas (Ha)
1. Milik masyarakat umum 700
2. Milik perusahaan peternakan (ranch) -
3. Milik perorangan -
4. Sewa pakai -
5. Milik pemerintah 100
6. Milik masyarakat adat 100

Tabel 26. Pemasaran

19
Lokasi
Jenis Produksi
No. Nama Kelurahan Nama Kelompok Pemasaran
Yang dipasarkan
Produk
1 Pendem Klp. Guna Mertha Pasar hewan, Biogas, pupuk
lingkungan kandang
sekitar
Klp. Giri Nadi Warung sekitar Holtikultura
Klp. Pepadu Artha Nadi Pasar hewan, Biogas, pupuk
lingkungan kandang, sapi
sekitar
Klp. Sapi Asi Pasar hewan, Biogas, pupuk
lingkungan kandag, sapi
sekitar
B. Potensi Eksternal Straregik (Primer/Sekunder)
Tabel 27. Keadaan Penduduk
No. Uraian Jumlah (Jiwa)
1 Desa 9.614
2 Kecamatan 62.000
3 Kabupaten 322.256
4 Propinsi 4.152.000
5 Nasional ≥ 262 juta

Tabel 28. Keadaan Infra Struktur


Jarak ke Ibu Kota (km)
No. Nama Desa / Kelurahan
Kecamatan Kabupaten
1 Pendem 4 4

Tabel 29. Kelembagaan Ekonomi Pedesaan


Jumlah Koperasi Pertanian Lembaga
Nama Desa / Kios Lumbung
No. BUUD/KUD Di Luar KUD BUD Perkreditan
Kelurahan Saprotan Padi/Desa
Jumlah Anggota Jumlah Anggota Desa (LPD)

20
KUD KUD
1 Pendem - - - - - - 1 -

Tabel 30. Identifikasi Stake Holders/Kemitraan


Nama Desa/ Nama Tahun
No. Mitra Jenis/Bentuk Kemitraan
Kelurahan Kelompok Kemitraan
1 Pendem Klp. Guna Belum Belum
Mertha
Klp. Giri Belum Belum
Nadi
Klp. Pepadu Belum Belum
Artha Nadi
Klp. Sapi Belum Belum
Asi

Tabel 31. Kebijakan Pemerintah Desa


Visi :
Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Pendem Melalui Peningkatan Perekonomian dan
Profesionalisme Sumber Daya Manusia Yang Dilandasi Semangat Kebersamaan,
Kewirausahaan dan Pemberdayaan Masyarakat
Misi Tujuan Sasaran Strategi Kebijakan

Mewujudkan Menngkatkan
kelurahan yang
kesehatan
bersih dan
masyarakat dan
akuntabel
lingkungan
Meningkatkan
perekonomian
daerah
Meningkatkan
kualitas
pelayanan
bidang

21
kesehatan,
pendidikan dan
sosial

Tabel 32. Data Pesaing Usaha di Luar Wilayah


No. Kelurahan/Desa Komoditas Produksi (kg) Pemasaran Ket
Pendem Padi 10.000 Kemasyarakat Dalam hal ini
Kedelai 1.500 sekitar dan kelurahan pendem
pembeli hasil tersaingi dalam
Kakao 5.000 pertanian bidang banyaknya
jumlah komoditas
Cengkeh 18.000 yang dihasilkan

22
PENENTUAN KOMIDITAS AGRIBISNIS UNGGULAN

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui komoditas unggulan yang


dapat dikembangkan di daerah baik pertanian maupun peternakan. Komoditas
unggulan akan diketahui dengan melihat data primer dan data sekunder yang telah
dikumpulkan sehingga mempermudah untuk menentukan komoditas agribisnis
unggulan.
Data primer dan data sekunder tersebut kemudian dikelompokkan sesuai
dengan subsistem agribisnis yang meliputi agro input, agro onfarm, agro niaga,
agro industri dan agro support. Salah satu metode untuk menentukan komoditas
agribisnis unggulan yaitu dibuat secara matriks untuk melakukan penilaian
(scoring 1-10) pada masing-masing subsistem agribisnis yang dijelaskan pada
table 33.

Tabel 33. Komoditas unggulan spesifik lokalita


Kriteria Penilaian (skor 1-10)
Nama Total
No. Agro Agro Agro Agro Agro Rangking
Komoditi Skor
Input Onfarm Industri Niaga Support
1 Padi 7 7 8 7 7 36 III
2 Kedelai 4 3 8 6 8 29 IX
3 kakao 7 4 5 8 8 32 VIII
4 Cengkeh 8 8 6 8 8 38 II
5 Pisang 8 7 9 8 7 39 I
6 Ayam 7 4 7 8 7 33 VII
petelur
7 Sapi 7 8 6 8 7 36 IV
8 Ayam buras 7 6 5 8 7 33 6
9 Ayam 7 6 8 8 6 35 5
pedaging

23
Hasil analisis komoditas unggulan spesifik lokasi didasarkan atas rangking
yang diperoleh. Rangking pertama dan selanjutnya merupakan komoditas
unggulan yang dapat direkomendasikan untuk pengembangan usaha pertanian.
Kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis masalah berdasarkan
komoditas unggulan dari masing-masing subsistem agribisnis. Untuk memperjelas
analisis tersebut maka dapat diidentifikasi secara matriks seperti pada tabel 34
Tabel 34. Analisis Masalah Berdasarkan Komoditas Unggulan
No. Subsistem Agribisnis Masalah Pemecahan Masalah
1 Agro input Penggunaan alat
2 Agro onfarm Penggunaan Penyuluhan mengenai bahaya
pestisida kimia pestisida yang berlebihan
berlebihan
3 Agro industry Kurangnya Meningkatkan upang pekerja
Pekerja
4 Agro niaga Kurangnya Meningkatkan kualitas produk
pemasaran dan
minat masyarakat
5 Agro support Kuruangnya Menambah penyuluh masuk ke
bantuan dari desa
penyuluh

24
PEMBUATAN PETA USAHA TANI

Pembuatan peta sebenarnya untuk mempermudah petani memahami data


yang meliputi potensi pengembangan agribisnis berbasis komoditas unggulan.
Dengan peta akan ada gambaran mengenai daerah atau lokasi yang mampu
dikembangkan untuk usaha tani.
1. Copy peta desa yang ada sebagai dasar gambaran lokasi daerah
2. Lakukan rekap komoditas yang memiliki peluang usaha setiap masing-
masing lokasi seperti pada table di bawah ini :
Tabel 35. Rekap Komoditas
Kelurahan/Desa/
No. Komoditas Potensi Permasalahan Keterangan
Dusun
1 Pendem Padi Komoditas Hama bervariasi -
utama
Cengkeh Harga relatife Pemasaran rendah Komoditas
tinggi unggulan
Kakao Pemasaran Hama bervariasi Bergantung
luas pada musim
Kelapa dalam Harga tinggi Produktifitas
rendah
Hasil terak Angka Pemasaran rendah
produktifitas
tinggi
3. Masukan komoditas unggulan tersebut dalam peta sesuai dengan lokasi
4. Gunakan lambing atau tanda untuk mempermudah dalam memahami peta
(seperti warna, gambar, dll)

25
26
PENENTUAN MATERI PENYULUHAN PERTANIAN

Materi penyuluhan pertanian merupakan pesan inovasi yang akan disampaikan


kepada sasaran penyuluhan pertanian (Pelaku utama dan Pelaku usaha). Materi
penyuluhan yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Profitable (menguntungkan)
 Complementer(mengisi kegiatan-kegiatan yang sudah ada)
 Compatibility (sejalan dengan adat istiadat dan kebudayaan masyarakat)
 Simplicity (sederhana)
 Avaibility (pengetahuan, biaya, sarana tersedia)
 Immediate aplicability (bermanfaat dan segera memberi hasil yang baik)
 In expensiveness (bila ada tambahan biaya relatif murah)
 Low risk (resiko kecil)
 Spectacular impact (ada sesuatu yang menarik dan menonjol)
 Expandible (mudah dipraktekkan)
Penentuan materi penyuluhan pertanian diperoleh melalui tahapan identifikasi
masalah yang ada di wilayah dengan memperhatikan data primer dan data sekunder
yang telah diperoleh. Identifikasi masalah diharapkan melibatkan petani/petemak
sebagai pelaku utama usaha pertanian maupun pelaku usaha dan .stakehoders lainnya.
Penentuan masalah tersebut secara rinri dijelaskan pada Matrik 1 dan 2 :

27
Matrik 1. Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya

Nama Desa : Pendem


Tahun : 2017

No Masalah Penyebab Potensi Tindakan


Masalah /kegiatan yang
dibutuhkan
1 60 % petani belum Dibutuhkan Petani Melakukan
menggunakan pupuk biaya dan didukung penyuluhan
organic tenaga ekstra teknologi tentang
penebaran plus terapan dalam pentingnya
resiko gulma kegiatan paska penggunaan
olah tanah pupuk organic
2 70% petani belum Petani masih Tingkankan Melakukan
melakukan tandur jajar kurang paham teknologi penyuluhan
legowo tentang tandur tentang tandur tentang
jajar legowo jajar legowo keunggulan
tandur jajar
legowo
3 70% petani belum Karena Petani perlu Pelakukan
menggunakan pestisida pestisida kimia ditingkatkan penyuluhan
nabati dianggap lebih tentang tentang
praktis, dan teknologi teknologi
pestisida pembuatan membuat
nabati pestisida nabat pestisida
dianggap tidak i nabati
ampuh

28
Matrik 2. Uji Prioritas Masalah dan Faktor Penentu

Uji Prioritas

No Jenis masalah Skor


Gawat Mendesak Penyebaran Jumlah skor
1 60 % petani belum 5 3 3 11
menggunakan pupuk
organic
2 70% petani belum 6 3 3 12
melakukan tandur
jajar legowo
3 70% petani belum 6 3 3 12
menggunakan
pestisida nabati

Gawat** 3**
Agak gawat 2
Mendesak 1
Agak mendesak 3
Tidak mendesak 2
Penyebaran tinggi 1
Penyebaran cukup 3
Penyebaran rendah 2
1

*) Skor ditentukan berdaarkan kesepakatan dengan petani


**) Jumlah skor tertinggi menjadi prioritas

29
Daftar Faktor penentu
Jenis Urutan Tinjauan aspek
Usahatani prioritas
Pengetahuan Keterampilan Sikap

30
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2013. Tim Penyusun Modul Praktek Kerja Lapangan I. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Malang. Malang.

Anonimus, 2014. Tim Penyusun Modul Praktek Kerja Lapangan I. Sekolah Tinggi
Penyuluhan Pertanian Malang. Malang.

Djohani, R.,I. Moellono, P.D. Gomez, P. Suardhika, S. Suryadi, dan A. Sumantri.


1996. Buku Acuan Penerapan PRA, Berbuat Bersama Berperan Setara. Studio
Driya Media. Bandung.

31

Das könnte Ihnen auch gefallen