ae
CASE REPORT
WEAKNESS IN THE LEFT SUPERIOR AND |
INFERIOR OF EXTREMITY DUE TO
HYDROPNEUMOCEPHALUS
‘brahim Kamaruliah, Andi Asadul Islam Tahir
Seuiment of Surgery, Medical Facully, Hasanuddin University and Wahidin
Sudirohusado Hospital, Makassar
Corresponding author: Ibrahim Kam:
aruilah, Depariment of Surgery, Wahidin
Sudirohusodo Hospital, JI. Perints
Kemerdekaan 10 Tamalanrea, Makassar 90245
ABSTRACT
- Hydrocephalus is an increase of cerebrospinal fui in th
ing,indonesia, long with technological progress and devoloprrent ne frequency
greceenarease. A man 20 years old has a weakness inthe le supers ana ene?
came lly (cto 2/8) accompanied with confused since 2 month seu ero,
1e head. In developing countries
AGLEMAHAN EKSTREMITAS SUPERIOR DAN INFERIOR AKIBAT
HIDROPNEUMOSEFALUS,
ABSTRAK
dalam kepala. Di negara
Indonesia soiring dengan kemajuan teknologi dan pembangunan,
ethmoidalis, fraktur sphenoid kanan, fraktut zig
‘shunt dan pasien dipulangkan dalam kondis!
yang baik.
Kata kunci: hidrosefalus, pneumosefalus“The Indonesian Jura of Meal Slenn Volume 1 No Ober 2108p, 35-359
PENDAHULUAN
Di Amerika, cedera kepala merupakan
penyebab kematian terbanyak untuk
kelompok usia 1-44 tahun dan merupakan
penyebab Kematian ketiga untuk
keseluruhannya. Di negara berkembang
‘seperti Indonesia, seiring dengan kemajuan
teknologi dan pembangunan, frekwensinya
‘cenderung semakin meningkat. Cedera
kepala berperan pada hampir separuh dari
seluruh kematian akbat trauma, mengingat
kepala merupakan bagian tersering dan
rentan terlbat dalam suatu kecetakaan,
Cedera pada kepala dapat melibatkan
Seluruh strukturlapisan, mulai dari lapisan
ult kepala,tulang tengkorak, duramater,
vaskuler olak, sampai dengan jaringan
‘otaknya sendiri, baik berupa luka yang
tertutup, maupun trauma tembus. Dengan
pemahaman landasan biomekanisme —
patofisiologiterperinci dari masing-masing
proses di atas, yang dihadapkan dengan
prosedur penanganan cepat dan akurat,
dinarapkan dapat menekan angka
‘morbiditas dan moraltasnya,”
Anatom
Basis crani dibagi menjadi tiga yatu: fossa
cranil anterior media dan posterior, Otak
ddan medulla spinalis dibungkus oleh tiga
membran atau meninges: dura mater,
‘arachnoidea mater dan pia mater*Frektur
basis kranii secara klinis dapat diduga
berdasarkan tampilan klinis berupa
‘ekimosis periorbital (Racoon's eyes atau
brill hematome) dan rinorre pada fraktur
agian anterior, dan Bate sign sertaotorre
Untuk fraktur basis fossa media,
Rinorre liquor
‘Terjadi pada seperempat penderitafraktur
basis kranii anterior,dan kadang ada
beberapa kasus yang likuornya keluar
‘melalui tegmen timpani ke dalam telinga
tengah dan keluar melalui tuba
eustakhius sampai ke hidung. Sekitar
356 ~
60% rinorte mulai pada beberapa hari
pertama pasca cedera dan lebih dari
‘separuh dari kasus-kasus ini berhenti
secara spontan setelah 2-3 hari
Diagnosis klinis nore kadang agak sulit
oleh karena pada saat posisi baring
biasanya likuor tertelan oleh penderita,
disamping itu juga beberapa diagnosis
banding yang perlu dipikrkan antara lain:
hipersekresi nasal, rhinitis alergika,
epistaksis, Pada tahap awal biasanya
penderita diistirahatkan berbaring dan