Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan Oleh :
Ketua:
Jefri Prabowo G1D116102 / 2016
Anggota :
UNIVERSITAS JAMBI
KOTA JAMBI
2018
PENGESAHAN PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Menyetujui,
Wakil/Pembantu Dekan Ketua Pelaksanan Kegiatan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 .........................................................................................................................
Gambar 2 .........................................................................................................................
RINGKASAN
BAB I
PENDAHULUAN
Suku Anak Dalam merupakan salah satu Komunitas Adat Terpencil (KAT)
yang ada di Provinsi Jambi yang mempunyai permasalahan spesifik, jika kita melihat
pola kehidupan dan penghidupan mereka, hal ini disebabkan oleh keterikatan adat
istiadat yang begitu kuat. Suku Anak dalam ini merupakan sekelompok orang yang
hidup dalam kesatuan sosial budaya yang bersifat lokal dan juga berpencar, pada
umumnya terpencil secara geografis, (Dinsos Prov Jambi, 2018).
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan program yang bertujuan
menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan Sehingga
nantinya, masyarakat mampu meningkatkan kesehatan mereka secara mandiri.
Seperti yang kita ketahui, masih banyak sekali anak-anak Indonesia yang
meninggal karena diare, dan juga anak-anak yang kekurangan Gizi karena cacingan,
Ternyata masalah ini juga menjadi salah satu hal yang harus diselesaikan Di Suku
Anak Dalam. Menurut data dari Dinas Sosial Provinsi Jambi Tahun 2018,
Kekurangan gizi, cacingan dan juga Diare merupakan penyakit yang paling banyak
ditemukan di wilayah Suku Anak Dalam.
Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya yang bisa kita lakukan
untuk menjaga kelangsungan hidup anak-anak di Suku Anak Dalam termasuk
mencegah diare, cacingan, kurang gizi dan penyakit lainnya harus difokuskan pada
upaya preventif (Pencegahan), tindakan pencegahan ini dapat dilakukan dengan
membudayakan PHBS. Salah satunya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dimana
Ctps ini sudah terbukti efektif mencegah dan membentengi tubuh dari berbagai
penyakit. Menurut WHO, CTPS dapat mengurangi penyakit tersebut hingga 47%.
Kegiatan ini akan bermitra dengan salah satu Komunitas SEAD (Sobat
Eksplorasi Anak Dalam) Jambi. Kemitraan dengan pihak SEAD ini dilakukan karena
SEAD merupakan salah satu komunitas yang bertujuan untuk memberdayakan
Masyarakat Suku Anak Dalam baik dalam pendidikan maupun kesehatan.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan yang akan di pecahkan melalui program ini pada dasarnya tidak
lepas dari ruang lingkup permasalahan diatas, yaitu :
1. Bagaimana Memberikan pengetahuan tentang program Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Bagaimana memberikan penyuluhan dan pelatihan agar Anak-anak Suku
Anak Dalam Jambi paham akan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat pada Indikator cuci tangan pakai sabun (CTPS).
3. Bagaimana agar Anak-anak Suku Anak Dalam Jambi bisa secara mandiri
menjaga kebersihan Individu terutama dalam hal Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS).
1.3 Potret, Profil dan Kondisi Khalayak Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah Anak-anak Skaladi Suku Anak Dalam (SAD),
Melalui program pemberdayaan ini diharapkan kesehatan anak-anak Skaladi
Suku Anak Dalam (SAD) dapat terjaga dan mampu mengurangi risiko penyakit
yang terdapat di Suku Anak Dalam.
1.5 Tujuan
1.6 Luaran
Program ini diharapkan dapat membantu anak-anak Suku Anak Dalam
(SAD) dalam mengerti dan melaksanakan program perilaku hidup bersih dan
sehat melalui kegiatan yang unik dan menarik, sehingga dengan adanya program
tersebut dapat tercapainya luaran yang di harapkan, diantaranya:
1. Mengetahui 7 cara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) yang baik dan benar.
2. Meningkatnya pemahaman anak-anak akan Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS).
3. Anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) Jambi menerapkan perilaku Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS).
1.7 Manfaat
1. Menurunnya prevalensi Penyakit Diare, cacingan dan kurang Gizi di wilayah
Suku Anak Dalam.
2. Terbentuknya generasi muda yang cerdas dan mengetahui pentingnya
berperilaku hidup bersih dan sehat meski dalam kondisi yang penuh dengan
keterbatasan.
3. Tumbuh dan meningkatnya kesadaran anak-anak untuk mengaplikasikan
materi dan pengetahuan mengenai PHBS terutama dalam hal Cuci Tangan
Pakai Sabun (CTPS) yang sudah mereka dapat dari program ke dalam
keseharian mereka masing-masing.
BAB II
GAMBARAN UMUM KOMUNITAS ADAT TERPENCIL (KAT)
PROVINSI JAMBI
Jumlah Komunitas Adat Terpencil ( KAT ) di Provinsi Jambi berdasarkan
data terakhir sampai dengan tahun 2011 sebanyak 6.773 KK atau 28.886 jiwa yang
tersebar di 8 Kabupaten. Persebaran daerah yang ditempati oleh Komunitas Adat
Terpencil ada dikawasan Taman Nasional Bukit XII (Dua Belas) antara lain terdapat
di daerah Sungai Sorenggom, Sungai Terap dan Sungai Kejasung Besar / Kecil,
Sungai Makekal dan Sungai Sukalado. Nama-nama daerah tempat mereka bermukim
mengacu kepada anak-anak sungai yang ada didekat permukiman mereka. (Data
Kompilasi Dinas Sosial Provinsi Jambi, 2013).
Berdasarkan Surat Usulan Gubernur Jambi No. 522/51/1973/1984 Kawasan
Cagar Biosfir Bukit XII adalah kawasan hidup Komunitas Adat Terpencil (KAT)
yang dilindungi dan diberi lahan seluas 26.800 Ha. Ditetapkan kawasan Bukit XII
sebagai Cagar Bisfir. Secara administratif kawasan Cagar Biospir Bukit Duabelas
terletak diantara lima kabupaten yaitu : Kabupaten Sarolangun, Merangin, Bungo,
Tebo dan Batang Hari.
Kelima kabupaten tersebut saling berbatasan punggungan Bukit Duabelas.
Kawasan yang didiami oleh Komunitas Adat Terpencil (KAT) ini secara geografis
adalah kawasan yang dibatasi oleh Batang Tabir di sebelah Barat, Batang Tembesi
disebelah Timur, Batang Hari disebelah Utara dan Batang Merangin di sebalah
Selatan. Selain itu kawasan ini terletak diantara beberapa jalur perhubungan yaitu :
Lintas Tengah Sumatera, Lintas Tengah antara kota Bangko-Muaro Bungo-Jambi dan
lintas Timur Sumatera. Dengan letak yang demikian, maka dapat dikatakan kawasan
ini berada di tengah-tengah Provinsi Jambi. Dikawasan Cagar Biosfir Bukit Duabelas
yang merupakan wilayah tempat tinggal atau habitat Komunitas Adat Terpencil (
KAT ) ini, terdapat tiga kelompok yaitu : kelompok Air Itam dibagian Selatan
kawasan , Kejasung di bagian Utara dan Timur serta Makekal dibagian Barat
kawasan, Penamaan kelompok-kelompok tersebut disesuaikan dengan nama sungai
tempat mereka tinggal.
Komunitas Adat Terpencil merupakan migrasi pertama dari manusia Proton
melayu berasal dari golongan ras mangoloid. Perawakannya rata-rata sedang, kulit
sawo matang, rambut agak keriting, telapak kaki tebal, laki-laki dan perempuan yang
dewasa banyak makan sirih, bau badannya menyengat karena jarang mandi dan
pakaianya jarang dicuci. Ciri yang menonjol adalah penampilan gigi mereka yang
tidak terawat dan nyaris kotor tampak warna kecoklatan. Hal ini terkait dengan
kebiasaan mereka dari kecil jarang gosok gigi dan tidak berhenti merokok serta
rambut yang terlihat kusut karena jarang disisir dan dishampo hanya dibasahi saja.
Untuk mandi dan gosok gigi saja mereka jarang apalagi untuk kebersihan diri lainnya
seperti cuci tangan pakai sabun. Mereka tidak tau betapa pentingnya menjaga
kebersihan diri dan juga tidak tau bagaimana melakukannya dengan benar karena
sedari kecil mereka tinggal di alam terbuka dan tidak diajarkan dan diedukasi
mengenai hal ini. Dalam hal penampilan sehari-hari mereka memakai pakaian
cawat/kancut untuk laki-laki yang terbuat dari kain sarung, tetapi kalau mereka keluar
lingkungan rimba ada yang sudah memakai baju biasa tetapi bawahnya tetap
memakai cawat/kancut sedangkan yang perempuan memakai kain sarung yang
dikaitkan sampai dada untuk yang masih gadis dan dari pinggang ke bawah untuk
yang sudah menikah.
Komunitas Adat Terpencil (KAT) selama hidup dan segala aktifitas dilakukan
di hutan, Hutan bagi mereka merupakan harta yang tidak ternilai harganya, tempat
mereka hidup, beranak pinak, sumber pangan, sampai dilakukannya adat istiadat yang
berlaku bagi mereka. Dalam pengelolaan sumber daya hutan, Komunitas Adat
Terpencil ( KAT ) mengenal wilayah peruntukan seperti adanya Tanoh Peranok-on,
lading, sesap, belukor dan benuaron. Peruntukan wilayah merupakan rotasi
penggunaan tanah yang berurutan. Hutan yang disebut rimba oleh mereka, diolah
sebagai ladang sebagai suplai makanan pokok (ubi kayu, padi lading, ubi jalar),
kemudian setelah ditinggalkan berubah menjadi sesap. Sesap adalah ladang yang
ditinggalkan yang masih menghasilkan sumber pangan bagi mereka. Selanjutnya
sesap berganti menjadi belukar, belukar disini meski tidak menghasilkan sumber
makanan pokok, tetapi masih menyisakan tanaman buah-buahan dan berbagai
tumbuhan yang bermanfaat bagi mereka (Data Kompilasi Dinas Sosial Provinsi
Jambi, 2013).
Tambahin Gamabaran wilayah skaladi jika ada
Dan cari gambar 2 atau 3
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Metode pengembangan yang akan dilaksanakan merupakan sebuah rangkaian
tahapan yang di susun secara sistematis, berikut adalah gambaran flow map yang
akan berjalan:
Menyusun Materi
Edukasi PHBS
Menentukan
Jadwal Kegiatan Izin Pelaksanaan
beserta Cuci tangan
pakai sabun Edukasi Kegiatan Edukasi
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 1 Anggaran Biaya
No. Uraian Biaya
1 Peralatan Penunjang
2 Bahan Habis Pakai
3 Perjalanan
4 Lain-lain
Jumlah
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-K
(Jefri Prabowo)
Lampiran 1.2 Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Hubaybah, SKM., M.K.M
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP 19800603 201012 2 003
5 NIDN 0003068010
6 Tempat dan Tanggal Lahir Jambi, 03-06-1980
7 Email hubaybah@unja.ac.id
8 Nomor Telepon/Hp 08117453224
9 Alamat Kantor Jl. Tri Brata, Km 11 Kampus Pondok Meja
Mestong Muaro Jambi
10 Nomor Telepon/ Faks (0741 ) 60246
11 Mata kuliah yang diampu 1. Administrasi Kebijakan Kesehatan
2. Kepemimpinan dan Berfikir Sistem
Kesmas
3. Manajemen SDM Kesehatan
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Universitas Indonesia Universitas Indonesia -
Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat Kesehatan Masyarakat -
Tahun Masuk 2001 - 2003 2013 - 2015 -
– Lulus
Judul Skripsi Pengaruh Motivasi Evaluasi Program Pencegahan -
/ terhadap Kinerja Pegawai HIV-AIDS Melalui Transmisi
Tesis/Diserta di Puskesmas Jatinegara Seksual (PMTS) di Kalangan
si Jakarta Timur Tahun Wanita Pekerja Seks Lokasi
2003 Gang Laler Kemayoran
Jakarta Pusat Tahun 2014
Nama Dr. Adang Bachtiar, Puput Oktamianti, SKM.,
Pembimbing MPH., DSc MM
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Penelitian Fakultas tahun 2018.
3. Perjalanan (15-25%)
Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Total
Pemakaian
Perjalanan Perjalanan
pembuatan pembuatan
baju kaos baju kaos
Perjalanan Perjalanan
Pembelian Pembelian
Perlengkapan Perlengkapan
(Sabun dan (Sabun dan
Galon) Galon)
Perjalanan Perjalanan
Pengambilan Pengambilan
Nasi Kotak + Nasi Kotak +
Camilan ( Camilan (
snack) snack)
Perjalanan Perjalanan
Pergi dan Pergi dan
Pulang ke Pulang ke
Lokasi Desa Lokasi Desa
Binaan Binaan