Sie sind auf Seite 1von 54

Strategi Eliminasi Malaria di

Indonesia.

Prof. Dr. Supargiyono DTM&H, PhD, SpParK.


Department of Parasitology Faculty of Medicine Gadjah
Mada University
Content of presentation:
▪ Epidemyology of Malaria
▪ Agent and Risk Factor of malaria
▪ Sign and symptom of Malaria
▪ Strategy for control and prevention
▪ Strategy for elimination in Indonesia
World Malaria Distribution in 2016
Sukarno membacakan teks Proklamasi 1945

P. Knowlessi → primate malaria


Schizogony
HSPGs

Heparan sulphate
proteoglycans (HSPGs)
Recrudescence : development of
clinical malaria and the parasites
from undetectable stage in the blood
circulation
EBA-175

Glycophorine A

Ropthtries secreted enzymes

Glycophorine A

Duffy Ag
General
Morpholo Schuffner dotts

gy of
Malaria
Parasite 12-24 8-32
BLOOD PARASITES:
Plasmodium falciparum

Mauer cleft

cytoadherent to endothelial cells

Cyto-adherent in deep vasculatures


BLOOD PARASITES: Plasmodium vivax

Schuffner dotts
C
V

Mature Schizont :
12-24 merozoites


BLOOD PROTOZOA:
Plasmodium malariae
BLOOD PROTOZOA:
Plasamodium ovale
Infection of malaria parasites in human

• Factor determining the clinical severity is unclear


Probably include:
➢ Number of innoculated sporozoites
➢ Parasite species/ virulence
➢ Innate & acquired immune responses
➢ Parasite drug resistance
Clinical symptom
Rupture of infected RBC
➔ release numbers of parasite
antigens, toxin and other
parasite product
➔stimulate immune responses

Fever
Pf ➔ Malignan Tertian malaria
Pv/Po ➔ Benign Tertian malaria
Pm ➔ Quartan malaria

Triad malaria:
Chill stage (15’-60’)
Hot stage (1-12 hours)
Sweating stage (15’-60’)
Multiplication of P.f. v.s. P.v.
Factor contribute to the differences:
Receptor : Glycophorines A > Duffy Ag (1 million:50.000); No of
merozoite/schizont (24:32); Squestered IRBC in P.f. Avoid splenic
clearance; RBC preference: P.f. Infect all RBC v.s. P.v. Prefer young RBC;
Fig. 3: cytoadherence of IRBC and rosetting leading to obstruction
(Sequestration) ➔ tissue anoxia in P. falciparum infection (the most
severe parasites).
The sequestration of IRBC containing mature forms of the parasite
(trophozoites and schizonts) in the microvasculature is a major
complications of falciparum malaria. Sites: Brain & Liver.
If hapenned in the brain vasculature ➔ cerebral malaria (decrease
conciousness, unrousable coma, convulsion, etc)
* The sequestration of IRBCs take place in the relatively hypoxic
venous beds allows optimal parasite growth and prevents the IRBCs
from being destroyed by the spleen macrophages.
FcR
FcR
Tropical Splenomegaly Syndrome
• Frequency: high in adult from Papua New Guinea → also in
East Indonesia & low in adults from Africa and India.
• It is characterized by marked spleen enlargement (2000-
4400g).
• The splenic sinuses are dilated and there is marked
lymphoid hyperplasia.
• There is increased phagocytosis of red blood cells.
• The liver is also enlarged and shows lymphoreticular
infiltration of the sinusoids.
• High levels of Ig G and Ig M antibodies against malaria Ags.
• Anemia, leucopenia, and thrombocytopenia but ➔ remain
healthy (however sometimes the spleen become fragile)
• Prolonged anti malarial treatment may
reduce the size of the spleen in these patients.
Anti-malaria drugs : 1. Chloroquin & its derivateves

hemepolymerase

• Free heme is toxic


• Heme is detoxified in
the food vacuole via a
biocrystallization into
large insoluble crystals
called hemozoin (Hz)
or the malarial
pigment (by the work
of heme polymerase)
2. Anti folic acid drug: Sulphadoxine & Pyrimethamine

Sulfadoxin Pyrimathamine

Folic acid

3. Primaquine: killed gametocyte and Liver


stages (Hypnozoites of Pv/Po)
Cloroquine
resistant malaria
is wide spread all
over the world
➔ new
antimalaria drug:
Artemisinin
Pengobatan malaria falsiparum non-komplikasi dengan
Dihydroartemisinin+Piperaquin (DHP) dan Primakuin

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur


Hari Jenis obat
0 -1 2 -11 1-4 5-9 10 -14 > 15
Bulan bulan tahun tahun tahun tahun
0-5 kg 6-10 kg 11-`7 kg 18-30 kg 31-60 kg >61 kg

DHP ¼ ½ 1 1,5 2 3- 4
1 Primakuin - - ¾ 1½ 2 2–3
2- 3 DHP ¼ ½ 1 1,5 2 3- 4

Dihydroartemisinin = 2-4 mg;Kg BB


Piperakuin = 16-32 mg/Kg BB
Primakuin = 0,75 mg/Kg BB (untuk membunuh gametocyte)
Pengobatan malaria vivak dengan
DHP+Primakuin
Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
Hari Jenis obat
0 -1 2 -11 1-4 5-9 10 -14 > 15
Bulan bulan tahun tahun tahun tahun
0-5 kg 6-10 kg 11-`7 kg 18-30 kg 31-60 kg >61 kg
¼
DHP ½ 1 1,5 2 3- 4
1-3
1-14 Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1

Dosis Primakuin = 0,25 mg/Kg BB selama 14 hari


(membunuh gametosit dan hypnozoit dalam sel hati)
Pengobatan Malaria falsiparum non-
komplikasi dg Artesunat-Amodiakuin
Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur
0 -1 2 -11 1-4 5-9 10 -14 > 15
Bulan bulan tahun tahun tahun tahun
Hari Jenis obat 0-4 kg 4-10 kg 10-20 kg 20-40 kg 40-60 kg >60 kg

Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
1
Primakuin - - ¾ 1½ 2 2–3
Artesunat ¼ ½ 1 2 3 4
2-3 Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Artesunat = 4 mg/Kg BB
Amodiakuin = 10 mgkKg BB
Primaquin 0,75 mg/Kg BB
Pengobatan Malaria vivak dg Artesunat-
Amodiakuin dan Primakuin

Jumlah tablet perhari menurut kelompok umur


Hari Jenis obat 0 -1 2 -11 1-4 5-9 10 -14 > 15
Bulan bulan tahun tahun tahun tahun
0-4 kg 4-10 kg 10-20 kg 20-40 kg 40-60 kg >60 kg

¼
Artesunat ½ 1 2 3 4
1-3 ¼
Amodiakuin ½ 1 2 3 4

1-14 Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1

Artesunat = 4 mg/Kg BB
Amodiakuin = 10 mgkKg BB
Primaquin 0,25 mg/Kg BB selama 14 hari
Anophelinae Culicinae

xyphon

Proboscis &
body in Proboscis &
one axis body in
two axis

Principal Characters for Identifying


Anophelinae and Culicinae
Anopheles breeding sites

Hilly area, clay-land

stagnant water in urban drainage

Irigation canal

Brackish water in coastal area


An. punctulatus (stagnant
water in urban drainage)
Mating on air → searching blood meal
Average number of infected mosquito
Level of malaria transmission bite/person/month or year
Malaria Elimination Programme
• Global Commitment in World Health Assembly
(WHA) (Sidang Majelis Kesehatan Sedunia)
2007 : Agreed committed to Malaria
Elimination Programme

Supargiyono 13/07/2011
PENTAHAPAN ELIMINASI MALARIA
Sertifikasi WHO

SPR < 5% < 1 kasus/1000 Kasus


dari malaria penduduk berisiko Indigenous 0
kllinis 3 Tahun

Pemberantasan Pra Eliminasi Eliminasi Pemeliharaan

Reorientasi Reorientasi
program menuju program menuju
eliminasi pemeliharaan
ELIMINASI MALARIA DI INDONESIA

DASAR HUKUM

• Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor:


293/MENKES/SK/IV/2009, Tanggal: 28 April
2009, Tentang : Eliminasi Malaria di Indonesia
secara bertahap, sampai bebas malaria 2030.
KEBIJAKAN
• Eliminasi malaria dilakukan secara menyeluruh dan
terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
bersama mitra kerja pembangunan termasuk LSM,
dunia usaha, lembaga donor, organisasi profesi,
organisasi kemasyarakatan dan masyarakat.

• Eliminasi dilakukan secara bertahap dari


kabupaten/kota, provinsi, dan dari satu pulau atau ke
beberapa pulau sampai ke seluruh wilayah Indonesia
menurut tahapan yang didasarkan pada situasi
malaria dan kondisi sumber daya yang tersedia.
STRATEGI
1. Melakukan penemuan dini dan pengobatan dengan
tepat.
2. Memberdayakan dan menggerakkan masyarakat untuk
mendukung secara aktif upaya eliminasi malaria.
3. Menjamin akses pelayanan berkualitas terhadap
masyarakat yang berisiko.
4. Melakukan komunikasi, advokasi, motivasi dan
sosialisasi kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah
untuk mendukung secara aktif eliminasi malaria.
5. Menggalang kemitraan dan sumber daya baik lokal,
nasional maupun internasional, secara terkoordinasi
dengan seluruh sektor terkait termasuk swasta,
organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan.
STRATEGI

6. Menyelenggarakan & meningkatkan sistem surveilans,


monitoring dan evaluasi serta informasi kesehatan.
7. Melakukan upaya eliminasi malaria melalui forum
kemitraan gebrak malaria atau forum kemitraan lain
yang sudah terbentuk.
8. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
mengembangkan teknologi dalam upaya eliminasi
malaria.
POKOK KEGIATAN DALAM ELIMINASI
MALARIA

1. Penemuan dan tatalaksana penderita.


2. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko.
3. Surveilans epidemiologi (surveilance migrasi) dan
penanggulangan wabah.
4. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi
(KIE).
5. Peningkatan sumber daya manusia.
INDIKATOR

Kabupaten/kota, provinsi, dan pulau dinyatakan


sebagai daerah tereliminasi malaria bila tidak
ditemukan lagi kasus penularan setempat
(indigenous) selama 3 (tiga) tahun berturut-turut
serta dijamin dengan kemampuan pelaksanaan
surveilans yang baik.
TARGET YANG DICAPAI SETIAP TAHAP
Pemberantasan Pre Eliminasi Eliminasi Pemeliharaan
• Belum semua • Semua unit yankes sudah • API mencapai <1/1000 dalam • Mempertahankan
unit yankes mampu memeriksa kasus satuan wilayah minimal setara kasus indigenous tetap
mampu secara laboratorium. kab/kota. nol.
memeriksa • Semua malaria klinis di unit • Surveilans berjalan baik • Kegiatan surveilans
kasus secara yankes sudah diperiksa SD termasuk ACD. yang baik masih
laboratorium. dan SPR <5%. • Reorientasi program menuju dipertahankan.
• Cakupan • Adanya peningkatan kualitas Tahap Eliminasi kepada semua • Reorientasi program
pelayanan dan cakupan (surveilans, petugas kesehatan pemerintah menuju tahap
dan sumber penemuan & pengobatan, maupun swasta. pemeliharaan kepada
daya terbatas. pemberantasan vektor) untuk • Lintas sektor telah berperan semua petugas
• Bila semua mencapai API < 1/1.000. penuh dan sinergis mulai dari kesehatan pemerintah
penderita • Adanya peningkatan pemerintah, pemda, LSM, maupun swasta.
demam di unit keterlibatan pemerintah, organisasi profesi,lembaga • Adanya konsistensi
yankes pemda, swasta, LSM, internasional, lembaga donor, tanggung jawab
diperiksa SD organisasi profesi, lembaga dll yang tertuang dalam Perda. pemda dalam tahap
dan SPR > internasional, lembaga donor • Upaya penanggulangan malaria pemeliharaan secara
5%. dll. dilakukan secara intensif berkesinambungan
• Adanya upaya • Tersedia peraturan sehingga kasus indigenous dalam kebijakan,
pengendalian perundangan di tingkat tidak ditemukan dalam periode penyediaan sumber
malaria prop/kab/kota yang 1 tahun terakhir. daya yang tertuang
intensif agar mendukung. dalam Perda.
SPR<5%.
TUJUAN & SASARAN PER TAHAP
Pemberantasan Pra Eliminasi Eliminasi Pemeliharaan
Tujuan utama: Tujuan utama: Tujuan utama: Tujuan utama:
Mengurangi tingkat Mengurangi jumlah Menghilangkan fokus Mencegah
penularan malaria fokus aktif dan aktif dan munculnya kembali
disatu wilayah mengurangi menghentikan kasus dengan
minimal penularan setempat penularan setempat di penularan setempat.
kabupaten/kota, di satu wilayah satu wilayah, minimal
sehingga pada akhir minimal kab/kota, kab/kota, sehingga
tahap tercapai SPR sehingga pada akhir pada akhir tahap
< 5 %. tahap API <1/1000. kasus indigenous = 0.
Sasaran intervensi: Sasaran intervensi: Sasaran intervensi: Sasaran intervensi:
Seluruh lokasi Fokus aktif (lokasi Sisa fokus aktif dan Individu kasus
endemis malaria yang masih terjadi individu kasus positif positif, khususnya
(masih terjadi penularan setempat) dengan penularan kasus impor.
penularan) di diwilayah yang akan setempat (kasus
wilayah yang akan dieliminasi indigenous)
dieliminasi.

Das könnte Ihnen auch gefallen