Sie sind auf Seite 1von 1

JAKARTA, KompasProperti - Undang-undang tentang Arsitek telah resmi disahkan.

Tidak hanya
untuk kepetingan arsitek itu sendiri, tetapi UU ini untuk menciptakan perlindungan dan kepastian
hukum bagi pengguna jasa arsitek, karya arsitektur, dan masyarakat secara umum. Selain itu, UU
Arsitek juga memberi arah perkembangan profesi tersebut dan mendorong peran arsitek dalam
memajukan peradaban di Indonesia. Alasan dan faktor utama diperlukannya UU Arsitek adalah
karena Indonesia belum memiliki kejelasan dalam penyelenggaraan jasa konstruksi. Pada
penerapan jasa konstruksi, tentu terdapat peran arsitek di dalamnya. Peran ini antara lain adalah
pekerjaan arsitektur yang seharusnya dikerjakan arsitek. Dengan demikian, profesi arsitek dengan
kompetensi, otoritas, kewenangan, serta tanggungjawabnya turut menjaga kedaulatan negara
dalam ranah profesi. Resminya UU Arsitek sekaligus melengkapi aturan yang sudah dibuat
sebelumnya yaitu UU Jasa Konstruksi, UU Bangungan Gedung, dan UU Keinsinyuran. UU Arsitek
sendiri, di dalamnya mengatur profesi arsitek dan hubungannya dengan masyarakat, yakni meliputi
apa dan siapa arsitek itu, apa kewajiban, hak, kewenangan dan tanggung jawabnya, apa saja
persyaratan untuk menjadi arsitek dan standar praktik arsitek. Persyaratan untuk menjadi arsitek itu
meliputi pendidikan, administrasi, dan birokrasi. Sedangkan standar praktik arsitek adalah sertifikasi,
registrasi, dan lisensi. Selanjutnya, UU Arsitek juga mengatur profesi arsitek dan hubungannya
dengan masyarakat. Dalam hal ini, UU mengatur hubungan arsitek dengan masyarakat secara
umum dan dengan arsitek dari luar negeri. Aturan hubungan arsitek lokal dan mancanegara
khususnya dibuat agar menjadi benteng bagi arsitek Indonesia pada periode Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA). Seperti diketahui, MEA adalah pasar yang besar bagi arsitek asing. Selain di Tanah
Air, UU ini akan memberi pedoman bagi arsitek Indonesia yang ingin berkiprah di luar negeri.
Kemudian, dalam UU juga diatur adanya lembaga atau yang menetapkan profesi arsitek, yakni
Dewan Arsitek Indonesia. Dewan ini memiliki wewenang dalam menetapkan status keprofesian
arsitek, melalui proses sertifikasi, registrasi dan lisensi. Sementara itu, subyek dan peran yang diatur
dalam UU Arsitek adalah pelaku, yakni arsitek it sendiri dan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) sebagai
satu-satunya Ikatan Keprofesioa Arsitek di Indonesia. Selain pelaku, ada pula subyek pengguna,
yakni individu atau perusahaan yang bergantung pada jasa arsitek. Dalam hal ini, pengguna jasa
arsitek meliputi pemerintah, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK), kontraktor, pemberi
tugas/klien/pemilik, pengembang, dan pelaku jasa konstruksi lainnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Isi UU Arsitek yang Baru
Disahkan", https://properti.kompas.com/read/2017/07/15/125541621/ini-isi-uu-arsitek-yang-baru-
disahkan.
Penulis : Arimbi Ramadhiani

Das könnte Ihnen auch gefallen