Sie sind auf Seite 1von 4

PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF DAN PELATIHAN KERJA TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA PT. JUTAM READYMIX CONCRETE DI KOTA BATAM


By:
Johan*, Nama Pembimbing**

*Mahasiswa Program Studi Manajemen, Universitas Putera Batam


**Dosen Program Studi Manajemen, Universitas Putera Batam
e-mail: johaanyan@gmail.com

ABSTRACT

The Effect of Incentives and Job Training on Employee Performance at PT. Jutam Readymix Concrete in
Batam City. Guided by the Advisor's Name. This research is about employee performance carried out at PT.
Jutam Readymix Concrete in Batam city. This study aims to determine whether there is an effect of giving
incentives and job training on the performance of employees at PT. Next is Readymix Concrete in the city of
Baram. This type of research is quantitative and the population in this study are all employees of PT. During
Readymix Concrete, there were 105 people consisting of 98 male and 7 female. Data collection is done by
distributing questionnaires / questionnaires. Data were analyzed by Classical Assumption Test and Influence
Test. The classic assumption test consists of normality test, heteroscedasticity test and multicollinearity test
while the influence test consists of multiple linear regression test, determination coefficient test and
hypothesis test. Based on the results of calculations using the t-test obtained t-count = 3.410 and t-table =
1.983. By using the t-test obtained that t count> t-table then H1 is accepted. So it can be concluded that
there is the effect of giving incentives and job training to the performance of employees at PT. Jutam
Readymix Concrete.\

keywords: Giving incentives; Job Training; Employee Performance.

PENDAHULUAN terhadap keputusan perusahaan atas pemberian


insentif tersebut.
Pemberian insentif di perusahaan PT Jutam Di samping itu kekurangan pelatihan kerja
Readymix Concrete sangat minim dan tidak juga merupakan salah satu alasan turunnya kinerja
merata sehingga menyebabkan karyawan tidak karyawan dalam PT Jutam Readymix Concrete,
berkerja secara maksimal untuk menyelesaikan dalam perusahaan selama satu tahun hanya
tugas yang diberikan perusahaan, karena terdapat dua kali pelatihan diluar perusahaan dan
pemberian insentif yang tidak sesuai dengan porsi hampir tidak pernah ada pelatihan dalam
kerja dan tanggung jawab. Disebabkan pemberian perusahaan. Untuk mengikuti pelatihan kerja di
insentif yang minim ini banyak karyawan yang luar perusahaan ini hanya karywan dengan posisi
kerja secara asal-asalan dalam melaksanakan tertentu yang ikut serta dalam perlatihan tersebut,
tugas sehari-hari saat kerja. Sehingga berdasarkan setelah pulang dari pelatihan dari pihak
pengamatan pada perusahaan sering menghasilkan perusahaan juga tidak pernah mengadakan review
kinerja yang buruk, salah satu masalah yang dari karyawan yang mengikuti pelatihan terhadap
sering terjadi adalah devisi maintainer. Masalah karyawan yang tidak ikut serta pelatihan untuk
terjadi karena sering tidak melakukan perawatan menyampaikan apa yang telah dipelajari dalam
rutin pada alat produksi sehingga alat tersebur pelatihan tersebut. Sehingga masih terdapat
sering terjadi kerusakan dan menggangu karyawan yang tidak mempunyai keterampilan
produktifitas. pemberian insentif kerajinan atau kemampuan kerja dalam melakukan
kehadiran yang hanya focus pada devisi perkerjaan dan produktifitas sehari-hari, sehingga
Production dan supir di.sebabkan karena hanya secara keseruruhan perkerjaan sangat tergantung
terdapat orang tertentu yang dapat pada karyawan tertentu dalam perkerjaan dan
mengoperasikan alat-alat dan mesin yang di produktivitasnya, sehingga berpengaruh terhadap
gunakan untuk memproduksi dan pengantaran kinerja karyawan secara keseluruhan apabila
readymix, sehingga dengan cara pemberian karyawan yang mengerjakan perkerjaan tersebut
kerajian kehadiran akan mendorong karyawan tidak masuk kerja atau cuti.
untuk rajin masuk kerja, tetapi karena pemberian Bertolak dari latar belakang yang telah
insentif yang tidak rata ini menyebabkan devisi dikemukakan, dapat diidentifikasi masalah
lain seperti office dan maintainer sering tidak sebagai berikut :
masuk kerja sebagai tanda ketidak puasan
1. Pemberian insentif yang minim sehingga 4. Minimnya pelatihan kerja sehingga
karyawan merasa tidak sebanding dengan perusahaan hanya tergantung pada orang
perkerjaannya. lain dalam melakukan kerjaan tertentu.
2. Pemberian insentif yang tidak merata
untuk semua karyawan sehingga Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini
karyawan merasa tidak dihargai atas apa adalah untuk mengetahui apakah terdapat
yang telah diberikan kepada perusahaan. pengaruh yang signifikan pemberian insentif dan
3. Kurangnya pemberian pelatihan kerja dari pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan PT
perusahaan kepada karyawan sehingga Jutam Readymix Concrete di Kota Batam.
karyawan tidak dapat menyelesaikan
masalah kerjanya secara optimal.
4. Menetapkan pola pikir yang sama.
5. Meningkatkan kemampuan
KAJIAN PUSTAKA pengetahuan dan keahlian serta
keterampilan yang efektif dan efesien.
2.1 Pemberian Insentif
Faktor- faktor yang mempengaruhi pelatihan
Menurut Mandani & Minhaj (2016: 33) menurut Marga (2016: 24) terdapat beberapa
beberapa kebutuhan untuk insentif faktor yang dapat mempengaruhi suatu pelatihan
dalam suatu organisasi adalah: yaitu:
1. Untuk meningkatkan produktivitas. 1. Efektivitas biaya.
2. Untuk mendorong atau 2. Isi program yang diperlukan
membangkitkan kerja stimulus. perusahaan.
3. Untuk meningkat komitmen dalam 3. Kelayakan fasilitas-fasilitas dalam
kinerja pekerja. pelatihan.
4. Untuk memuaskan secara psikologis 4. Preferensi dan kemampuan karyawan
seseorang yang mengarah ada dalam pelatihan.
kepuasan pekerja dan menghindari 5. Preferensi dan kemampuan instruktur
perputaran pekerja. dalam pelatihan.
5. Untuk membentuk perilaku atau 6. Prinsip-prinsip belajar dalam
pandangan bawahan terhadap pelatihan.
peningkatan efesiensi kerja.
6. Untuk menanamkan semangat dan
antusiasme terhadap pekerjaan. 2.3 Kinerja Karyawan
7. Untuk mendapatkan kemampuan
maksimal mereka sehingga mereka
Menurut Afroz (2018: 114) kinerja adalah
memanfaatkan dan menggunakan
ukuran yang menunjukkan keefektifan dan
secara maksimal untuk mencapai
efesisensi yang membuat pembayaran tujuan
tujuan mereka serta tujuan serta
organisasi dan mungkin tergantung pada banyak
sasaran organisasi.
faktor seperti penilaian kinerja karyawan.
2.2 Pelatihan Kerja Menurut Arifin (2017: 1294) kinerja Adalah
kinerja adalah sebuah hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang
Menurut Marga (2016: 24) tujuan pelatihan
karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
pada dasarnya yaitu:
dengan tanggung jawab yang diberikan.
1. Menyesuaikan kemampuan
Menurut Sri Mulyati (2018: 5) kinerja adalah
pengetahuan dan kepribadian pegawai
produk atau jasa yang dihasilkan atau diberikan
dengan pekerjaan yang harus
oleh seseorang atau sekelompok orang. Menurut
dilakukan dalam jabatan-jabatannya
Kahpi (2017: 87) kinerja merupakan pencapaian
untuk memperoleh hasil dan efesiensi
hasil kerja manajemen terhadap sumber-sumber
kerja yang baik.
secara ekonomi dan berkaitan dengan finansial
2. Untuk meningkat kualitas kerja yang
maupun non-finansial. Berdasarkan pengertian
harus dilakukan dan mendapatkan
diatas dapat di simpulkan bahwa kinerja adalah
hasil yang diharapkan menurut
suatu hasil pencapaian dari seorang atau
bidangnya masing-masing.
sekelompok karyawan perusahaan dalam
3. Untuk menguasai dan meciptakan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan
serta mengembangkan metode serta
tanggungjawab yang diberikan perusahaan.
cara kerja yang lebih efektif dan
efesien.
METODE PENELITIAN alpha < 0,60 maka tidak reliabel menurut
Sujarweni (2015: 175).
Penelitian ini menggunakan kuantitatif.
Dalam penelitian ini untuk mempermudah
Menurut Arifin (2017: 1295) metode ini disebut
perhitungan validitas dan reliabilitas, maka
metode kuantitatif karena data penelitian tersebut
peneliti menggunakan perangkat lunak computer
merupakan angkat-angka dan analisis statistik.
(software) program axcel for window dan SPSS
Variabel yang di teliti dalam penelitian ini adalah
(Statistical Product and Service Solution).
insentif (X1), pelatihan (X2) dan kinerja
karyawan (Y1). Desain penelitian yang digunakan
3.2 Uji Asumsi Klasik
oleh peneliti adalah explanatory research, yaitu
3.2.1 Uji normalitas digunakan untuk
penelitian yang bermaksud menjelaskan
menentukan apakah sampel penelitian
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta
berasal dari populasi yang normal atau
hubungan antara variabel yang satu dengan
tidak. Menentukan uji normalitas data,
variabel yang lain dengan menguji hipotesis yang
pada penelitian ini menggunakan
telah dirumuskan Septayuda Irwan & Meirista
perangkat lunak computer (software)
(2016: 4).
program axcel for window dan SPSS
Variabel bebas (independen variabel) dalam
(Statistical Product and Service
penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu
Solution).
pemberian insentif dan pelatihan kerja.Variabel
3.2.2 Uji heteroskedastisitas menurut (Irwan
terikat dalam penelitian ini adalah kinerja
Gani & Amalia, 2015) heteroskedatitas
karyawan.
adalah kondisi dimana varian dari nilai
Ketepatan pemilihan teknik pengumpulan data
sisa tidak sama (Unequal) antara satu
sangat diperlukan, karena tanpa adanya ketepatan,
observer dengan observer lainnya.
maka data yang diperoleh dalam penelitian tidak
3.2.3 Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari
mungkin memberikan hasil yang tepat.
nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Pengumpulan data dalam penelitian ini
Jika Nilai VIF kurang dari 10, maka
menggunakan metode angket.
tidak ada multikolinieritas. Sebaliknya
jika nilai VIF lebih dari 10 maka
3.1 Uji Coba Instrumen model tersebut mengandung
Dalam penelitian data mempunyai kedudukan multikolinieritas.
yang paling tinggi, karena data merupakan
penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi 3.3 Uji Pengaruh
sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya Menurut (Pramesti, 2016) regresi linier
data, sangat menentukan bermutu atau tidaknya berganda merupakan analisis regresi yang lebih
hasil penelitian. Sebelum digunakan, instrumen dari satu variabel bebas.
dalam penelitian ini akan diuji dengan uji validitas
dan uji reliabilitas yang akan diujicobakan kepada
Y= a + b1x1 + b2X2
responden.
Sumber Sujarweni (2015: 116)
3.1.1 Uji Validitas
Menurut Hazriyanto (2015: 12) suatu Koefisien determinasi merupakan nilai yang
instrument dikatakan valid jika instrument dapat digunakan untuk mangukur besarnya kontribusi
mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak variabel indenpenden terhadap naik turun variabel
diukur. Untuk menafsirkan hasil uji validitas, dependen. Jika nilai korelasi mendekati -1 atau 1
kriteria yang digunakan adalah: maka dapat diartikan korelasi antara variabel
a. Jika nilai r hitung lebih besar (>) dari yangditeliti kuat dan jika nilai korelasi mendekati
nilai tabel r maka item angket 0 maka artinya korelasi tersebut lemah,
dinyatakan valid dan dapat Kurniawan & Yuniarto (2016: 48).
dipergunakan.
b. Jika nilai hitungr lebih kecil (<) dari 3.4 Uji Hipotesis
nilai tabel r maka item angket Pernyataan hipotesis terdiri dari hipotesis nol
dinyatakan tidak valid dan tidak dapat (H0) dan hipotesis altenatif (H1 atau Ha). H0
dipergunakan. merupakan hipotesis yang mengatakan tidak ada
c. Nilai tabel r dapat dilihat pada a = 5% hubungan antara satu variabel dengan variabel
dan db = n-2. lain sedangkan H1 merupakan hipotesis yang
mengatakan ada hubungan antara satu variabel
3.1.2 Uji Reliabilitas dengan variabel lain.
Reliabilitas dapat dilakukan secara Uji t digunakan untuk menguji pengaruh
bersama-sama terhadap semua butir pertanyaan. parsial variabel indenpenden terhadap variabel
Jika nilai alpha > 0,60 maka reliabel dan nilai dependen. Uji f digunakan untuk menguji
pengaruh simultan variabel indenpenden terhadap variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN data penelitian yang di analisis maka dilakukan


pembahasan tentang hasil penelitian adalah “terdapat
Deskripsi data penelitian dimaksudkan untuk pengaruh yang signifikan pemberian insentif dan
memperoleh gambaran umum mengenai penyebaran pelatihan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Jutam
data atau distribusi data berupa tabel distribusi Readymix Concrete di Batam”.
frekuensi dan grafik dalam histogram. Berdasarkan
Tabel 4.13. Hasil Uji-t

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 21.498 7.063 3.044 .003
Intensif .476 .140 .348 3.410 .001
Pelatihan Kerja .146 .196 .76 0.743 .459
Sumber: Hasil olah data SPSS 25

H1 : Dari hasil olah data pada tabel 4.13. dapat H2 : Dari hasil olah data pada tabel 4.13. dapat
disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis disimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis
kepemimpinan sebesar 3,410 > 1,98350 dan taraf pelatihan kerja sebesar 0,743 < 1,98350 dan taraf
signifikansi 0,001 < 0,05, berarti hipotesis dalam signifikansi 0,459 > 0,05, berarti hipotesis dalam
penelitian ini bahwa variabel insentif berpengaruh penelitian ini bahwa variabel pelatihan kerja tidak
signifikan terhadap variabel kinerja karyawan, berpengaruh terhadap variabel kinerja karyawan,
dengan demikian H1 diterima. Jadi variabel insentif dengan demikian H2 ditolak. Jadi variabel pelatihan
secara parsial dan signifikan berpengaruh terhadap kerja secara parsial dan signifikan tidak berpengaruh
variabel kinerja karyawan. terhadap variabel kinerja karyawan.

Tabel 4.14. Hasil Uji-F

ANOVAa

Model Sum of df Mean F Sig.


Squares Square
1 Regression 148,601 2 74,30 9,009 ,000b
Residual 841,247 102 8,248
Total 989,848 104
Sumber: Hasil olah data SPSS 25

Dari hasil olah data pada tabel 4.14. dapat PENUTUP


disimpulkan bahwa hasil uji F sebesar 9,009 >
Beradasarkan hasil dan pembahasan, diketahui
3.09 dan taraf signifikansi 0,000 < 0,05, dengan
bahwa hipotesis alternatif yang penulis ajukan
demikian H3 diterima. Jadi variabel intensif dan diterima artinya “terdapat pengaruh yang signifikan
pelatihan kerja secara simultan dan signifikan antara pemberian insentif dan pelatihan kerja
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. terhadap kinerja karyawan PT. Jutam Readymix
Semakin baik pemberian insentif dan pelatihan Concrete di kota Batam”.
kerja semakin baik kinerja karyawan, dan setelah
melakukan uji statistik yaitu f test pada hipotesis
diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan taraf signifikasi
0,05 yang besarnya 3,410 > 1,983.

Das könnte Ihnen auch gefallen