Sie sind auf Seite 1von 11

Jurnal Manajemen Agustus 2017, P: 50 - 60 Vol. 8, No.

MODEL KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN EKONOMI MASYARAKAT BERBASIS


IPTEK DI KABUPATEN INDRAMAYU

INSTITUTIONAL MODEL-BASED COMMUNITY ECONOMIC DEVELOPMENT


IN THE DISTRICT INDRAMAYU

WARCITO1
1
Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia LPPM IPB

ABSTRACT

The purpose of this study was (1) Identify the potential and the problems faced
by the target group KIMBis in science and technology-based community economic
development, (2) Increase the capacity of businesses through technology escort KIMBis
target group, and (3) Build the institutional model description based community
economic development science and technology.
The approach taken in this study in the form of action research. Implementation
of applied research carried out in the form of activities in the village KIMBis
Kandanghaur Eretan Wetan District of Indramayu district. The results of this study
showed that (a) Clinical Technology Business Mina in Indramayu formed based on the
potential of fisheries resources and aquaculture (b) Institutional KIMBis Indramayu
become media for awareness stage, and shuck pengkapasitasan target groups involving
many stakeholders. (c) may receive a referral Indramayu KIMBIs institutional model of
community-based economic development of science and technology.

Keywords: KIMBIS, Institutional Models, science and technology, Indramayu district

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang
dihadapi oleh kelompok sasaran KIMBis dalam pengembangan ekonomi masyarakat
berbasis IPTEK, (2) Meningkatkan kapasitas pelaku usaha melalui pengawalan teknologi
kelompok sasaran KIMBis, dan (3) Membangun deskripsi model kelembagaan
pengembangan ekonomi masyarakat berbasis IPTEK.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini berupa action research .
Implementasi penelitian terapan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan KIMBis di Desa
Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu. Hasil penelitian ini
diperoleh bahwa (a) Klinik IPTEK Mina Bisnis di Kabupaten Indramayu dibentuk
berdasarkan potensi sumber daya perikanan tangkap dan perikanan budidaya (b)
Kelembagaan KIMBis Indramayu menjadi media untuk tahap penyadaran,
pengkapasitasan dan pendayaan kelompok sasaran yang melibatkan banyak pemangku
kepentingan. (c) KIMBIs Indramayu dapat mendapat rujukan model kelembagaan
pengembangan ekonomi masyarakat berbasis IPTEK.

Kata Kunci : KIMBIS, Model Kelembagaan, Kabupaten Indramayu

@2017, JM-Prodi MM SPs UIKA Publishing


http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
51|WARCITO Jurnal Manajemen

PENDAHULUAN masyarakat yang saat ini dapat dilakukan


dan sejalani dengan fungsi dan peran
Kabupaten Indramayu merupakan KIMBis adalah co-learning dimana
sentra penghasil produksi perikanan laut masyarakat lokal dan luar saling membagi
terbesar di Jawa Barat, yang mencapai 51 pengetahuannya, untuk memperoleh saling
persen dari total produksi perikanan pengertian dan bekerjasama untuk
provinsi. Sebagai ilustrasi, produksi merencanakan aksi, sementara pihak luar
perikanan tertinggi di Kabupaten Indramayu hanya memfasilitasi (Syahyuti, 2006).
berasal dari perikanan tangkap dimana Pemanfaatan sumber daya kelautan
pada tahun 2011 mencapai 267.000,59 ton, dan perikanan dengan co learning dapat
sedangkan hasil produksi perikanan lainnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan
diperoleh dari tambak, kolam air tawar, pentingnya sumber daya kelautan dan
perairan umum, budidaya laut dan budidaya perikanan dalam menunjang kehidupan
rumput laut. Potensi perikanan tangkap nelayan. Selain itu juga mampu
tersebut terlihat dari jumlah nelayan, alat meningkatkan kemampuan masyarakat
tangkap yang beragam dan produksi hasil dalam berperan serta pada setiap tahapan
tangkapan. Potensi sumberdaya kelautan pengelolaan secara terpadu dan
dan perikanan di Indramayu telah meningkatkan pendapatan masyarakat
menyerap sebagian besar angkatan kerja dengan bentuk-bentuk pemanfaatan yang
yang bekerja sebagai nelayan dan juragan, lestari dan berkelanjutan serta berwawasan
pembudidaya ikan di tambak, pembudidaya lingkungan (Rudyaanto, 2004).
di kolam, pembudidaya di laut, Karakteristik kehidupan masyarakat di
penangkapan ikan di perairan umum, Desa Eretan Wetan yang merupakan daerah
pengolah produk perikanan, pedagang pesisir yang komplek dan memiliki dinamika
ikan/bakul ikan dan penggarap garam yang tinggi. Banyaknya aktor yang terlibat
(Dinas KP Indramayu, 2011). dalam usaha kelautan dan perikanan baik
Pemberdayaan ekonomi nelayan yang secara langsung dan tidak langsung dapat
dilakukan di Desa Eretan Wetan, Kecamatan menyebabkan terjadinya perubahan-
Kandanghaur, Kabupaten Indramayu perubahan pada kegiatan sosial ekonomi
merupakan upaya peningkatan kehidupan masyarakat terutama dalam bidang
nelayan (PKN). Upaya pemberdayaan kelautan dan perikanan.
tersebut bisa dilaksanakan dengan Kondisi sosial, ekonomi dan teknologi
melakukan pengawalan teknologi, di Desa Eretan Wetan ditandai dengan pola
penerapan hasil penelitian penelitian dan konsumsi dan pengeluaran rumah
pengembangan kelautan dan perikanan, masyarakat masyarakat yang cenderung
serta advokasi terhadap kelompok sasaran. menghamburkan uang ketika musim panen
Untuk mewujudkan upaya pemberdayaan tanpa adanya kesadaran untuk menabung.
tersebut diperlukan rencana-rencana Rendahnya tingkat pendidikan (tidak lulus
stretegis yang disusun berdasarkan SD) masyarakat menyebabkan rendahnya
kebutuhan dan disesuaikan dengan kondisi tingkat pengetahuan, produktivitas dan
sosial, ekonomi dan budidaya masyarakat keterampilan dalam mengelola usaha.
setempat. Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi
Salah satu strategi pemberdayaan infrastruktur seperti jalan desa yang dalam
ekonomi masyarakat nelayan yang kondisi baik dan mudah diakses dan
ditujukan untuk penanggulangan berjalannya fungsi Pelabuhan Pendaratan
kemiskinan diwujudkan melalui kegiatan Ikan (PPI).
pengembangan ekonomi masyarakat Lembaga perekonomian yang
berbasis IPTEK. Kegiatan pengembangan potensial telah ada dan berkembang seperti
tersebut diimplementasikan dengan KUD Misaya Mina Eretan Wetan dan
penguatan kelembagaan Klinik IPTEK Mina Paguyuban Nelayan Eretan. Selain itu
Bisnis (KIMBis). Salah satu bentuk partispasi wanita/ibu rumah tangga di Desa Eretan
masyarakat dalam pemberdayaan Wetan turut aktif dalam memanfaatkan

@2017, JM-Prodi MM SPs UIKA Publishing


http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
Vol. 8, No. 1 ANALISIS MODEL | 52

sumberdaya perikanan dan membantu diharapkan berkembang di seluruh wilayah


ekonomi rumah tangga yaitu sebagai Kabupaten Indramayu.
pengolah hasil perikanan dan bakul ikan. Kelompok sasaran KIMBis
Berdasarkan keadaan diatas, diperlukan dikategorikan sebagai usaha mikro (rumah
kegiatan untuk peningkatan sumber daya tangga) dan kecil. Usaha kecil yang benar-
manusia masyarakat nelayan dan pesisir benar kecil dan mikro dapat dikelompokkan
melalui pelatihan manajemen keuangan atas pengertian sebagai berikut (Hubeis,
usaha dan keluarga guna meningkatkan 2009): (a) usaha kecil mandiri, yaitu tanpa
keterampilan di bidang keuangan usaha dan menggunakan tenaga kerja lain; (b) usaha
keuangan keluarga. kecil yang menggunakan tenaga kerja
Sumberdaya kelautan dan perikanan anggota keluarga sendiri; (c) usaha kecil
di Desa Eretan Wetan telah dimanfaatkan yang memiliki tenaga kerja upahan secara
oleh masyarakat melalui kegiatan perikanan tetap.
tangkap laut dan perikanan budidaya Usaha kecil dengan kategori tersebut
dengan potensi lahan potensial yang diatas adalah yang sering dipandang
dimanfaatkan untuk usaha budidaya udang, sebagai usaha yang banyak menghadapi
bandeng dan lele. Untuk memberikan nilai kesulitan, terutama yang terkait dengan
tambah terhadap hasil perikanan, lemahnya kemampuan manajerial, teknologi
diperlukan teknologi yang tepat guna dan permodalan yang terbatas, Sumberdaya
meningkatkan nilai produk. Untuk itu Manusia (SDM), pemasaran dan mutu
penguatan terhadap usaha para pengolah produk serta faktor eksternal. Tujuan
ikan perlu dilakukan pengawalan teknologi penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi
pengolahan produk perikanan seperti potensi dan permasalahan yang dihadapi
pengolahan abon ikan, bandeng cabut duri, oleh kelompok sasaran KIMBis dalam
keripik kulit, bandeng krispi, bakso ikan, pengembangan ekonomi masyarakat
bakso tahu, kaki naga, nugget ikan dan berbasis IPTEK, (2) Meningkatkan
rolade ikan. Selain itu, pembekalan tentang kapasitas pelaku usaha melalui pengawalan
sanitasi dan higienis dalam pengolahan hasil teknologi kelompok sasaran KIMBis, dan (3)
perikanan dan pengemasan produk untuk Membangun deskripsi model kelembagaan
industri pengolahan pangan menjadi pengembangan ekonomi masyarakat
pengetahuan penting dalam pengolahan berbasis IPTEK
produk perikanan.
Kelompok sasaran yang dijadikan
sebagai mitra KIMBis Indramayu adalah METODOLOGI
seluruh masyarakat kelautan dan perikanan
Kabupaten Indramayu. Masyarakat kelautan Kegiatan ini dilakukan di KIMBis
dan perikanan yang dimaksud adalah Kabupaten Indramayu yang berlokasi di
kelompok sasaran yang mempunyai usaha Desa Eretan Wetan. Pelaksanaan penelitian
di sektor kelautan dan perikanan dan telah pada bulan Juli sampai dengan September
memanfaatkan fungsi KIMBis. Hal ini 2012. Data yang digunakan dalam kajian ini
dimaksudkan, untuk memudahkan penilaian adalah data primer dan data sekunder yang
kinerja terhadap keberhasilan kegiatan bersifat kuantitatif dan kualitatif terhadap
KIMBis dan hasil yang diperoleh kelompok pelaksanaan pemberdayaan ekonomi
sasaran setelah diberikan pembinaan. masyarakat di KIMBis Kabupaten
Kelompok sasaran yang menjadi mitra Indramayu.
binaan KIMBis Indramayu saat ini adalah Tahapan kerja tersebut dapat dirinci
kelompok-kelompok yang berada di desa sebagai berikut : (a) Desain Penelitian.
Eretan Wetan yang terdiri dari kelompok Penelitian ini merupakan studi kasus,
nelayan, kelompok pembudidaya, kelompok menggunakan metode survei dan
pengolah hasil perikanan dan kelompok pengamatan langsung di lapangan. Metode
garam. Jangkauan kelompok sasaran wawancara terstruktur dengan
menggunakan kuesioner, (b) Data dan

@2017, JM-Prodi
@2017, JM-Prodi MM
MM SPs
SPs UIKA
UIKA Publishing
Publishing
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
http://www.journal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
http://www.journal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
53|WARCITO Jurnal Manajemen

Instrumen. Data yang dikumpulkan berupa masyarakat (Mudjiman,1997). Model kaji


data primer dan data sekunder. tindak yang diterapkan dilapangan,
Pengumpulan data primer dilakukan dengan meliputi empat langkah, yaitu:
menggunakan alat bantu kuesioner, aksi/mengalami, refleksi, integrasi, dan
wawancara mendalam dan pengamatan perencanaan. Sebagai proses kegiatan
langsung di KIMBis Kabupaten Indramayu. operasionalnya, KIMBis menekankan
Data sekunder diperoleh melalui studi pentingnya memulai langkah dengan
pustaka dan dokumen berupa catatan- mengidentifikasi, memahami, dan
catatan yang berkaitan dengan kajian ini memecahkan masalah riil, lalu
serta dari instansi terkait seperti Dinas merefleksikannya lagi.
Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Indramayu dan BPS dan (c) Pengolahan dan
Analisis Data. Pengolahan dan analisis data HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan pada data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif dianalisis dalam Identifikasi Potensi dan Permasalahan
bentuk tabulasi dan data kuantitatif diolah Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel, 1. Potensi Ekonomi Masyarakat
disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik. Kabupaten Indramayu dipilih sebagai
Analisis data dalam kajian digunakan lokasi kegiatan karena merupakan salah
analisis deskriptif kualitatif. satu sentra perikanan di Jawa Barat. Lokasi
Pendekatan yang dilakukan dalam yang dipilih menjadi kawasan
penelitian ini berupa action research (kaji pengembangan ekonomi masyarakat
tindak). Implementasi penelitian terapan berbasis IPTEK adalah Desa Eretan Wetan.
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan KIMBis Desa Eretan Wetan sebagai salah satu
di Desa Eretan Wetan Kecamatan sentra perikanan laut di Kabupaten
Kandanghaur Kabupaten Indramayu. Kaji Indaramayu yang didominasi oleh nelayan
tindak atau sering disebut riset aksi dengan armada kecil dengan tingkat
merupakan penelitian untuk menunjang kesejahteraan penduduk yang masih rendah
tindakan guna menangani masalah yang cukup banyak (21% dari total KK).
sungguh-sungguh penting dan berarti bagi

Tabel 1. Potensi Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2011


Uraian Pengembangan Produksi Nilai Produksi
Perikanan Perikanan (Rp)
(Ton)
Perikanan Tangkap Laut 6.066 Unit 107.989,16 1.678.798.450.000
a. Perahu Kapal 9.113 Unit
b. Alat Tangkap
Luas Tambak 22.514,07 Ha 98.405,60 2.013.969.542.000
Luas Kolam Air Tawar 533,87 Ha 51.214,62 550.153.536.000
Budidaya Laut 10,00 Unit 5.816,80 2.288.825.000
Budidaya Rumput Laut 524,96 7.081.635.000
Luas Perairan Umum 966,00 Ha 3.049,35 66.644.414.750
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2012
Eretan Wetan Wetan menjadi salah tangkapan pelagis dan demersal.
lokasi sumber potensi perikanan di Kepemilikan perahu motor di desa ini
Kabupaten Indramayu dengan luas wilayah sebanyak 495 orang sedangkan pemilik
196.999 ha mempunyai jumlah nelayan perahu pursein berjumlah 30 orang. Alat
sebanyak 2.365 orang dengan hasil tangkap yang banyak digunakan oleh

@2017, JM-Prodi MM SPs UIKA Publishing


http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
Vol. 8, No. 1 ANALISIS MODEL | 54

nelayan setempat adalah jaring kopet, permodalan, Terbatasnya sarana/peralatan


jaring grandong, jaring icik, jaring guyur, pengolahan hasil perikanan, Rendahnya
jaring rampus, dan jaring sudu. Nelayan diversifikasi pengolhan hasil perikanan,
Eretan Wetan umumnya adalah nelayan Teknologi pengolahan yang masih
tradisional yang menggunakan perahu tradisional, Pangsa pasar yang masih
motor (>5GT) dengan jumlah 1- 2 alat terbatas), (d) Produk Kelautan (Garam)
tangkap setiap nelayan. Daerah operasi (Permasalahan yang dihadapi oleh
penangkapan umumnya bersifat sehari petambak garam diantaranya :
penangkapan (one day fishing). Pengetahuan petambak garam tentang
Potensi perikanan budidaya yang produk garam dan turunannya yang masih
dimanfaatkan terdiri dari tambak udang rendah, Teknologi pembuatan garam
seluas 3 ha dengan kapasitas produksi 2,5 rendah, petambak hanya mampu
ton; tambak bandeng 4 ha dengan memproduksi garam krosok, Rendahnya
kapasitas produksi 6 ton; dan tambak lele sarana dan peralatan pembuatan garam
seluas 32 ha dengan kapasitas produksi 120 beryodium dan Terbatasnya pangsa pasar
ton. Disisi lain, usaha pengolahan ikan garam di Kabupaten Indramayu)
banyak seperti ikan asin, dendeng ikan dan Berdasarkan hasil pengamatan
kerupuk ikan berkembang di wilayah ini dan dilapangan, SDM menjadi permasalahan
masih menggunakan teknologi sederhana yang dominan dalam pemberdayaan
dan rendah variasi. masyarakat. Individu yang terlibat dalam
kegiatan kelompok sasaran memiliki
2. Permasalahan Pemberdayaan Ekonomi keterbatasan untuk mengakses sumber
Masyarakat permodalan, sumber teknologi dan sumber
Permasalahan dalam pemberdayaan daya kelautan dan perikanan. Kondisi yang
ekonomi masyarakat berdasarkan hasil demikian juga dialami oleh pengurus
baseline survey dapat dijelaskan sebagai KIMBis. Keterbasaan akses dan faktor
berikut : (a) Perikanan Tangkap kepentingan antar kelompok yang tinggi
(Penggunaan alat tangkap yang tidak dilokasi menyebabkan program
ramah lingkungan, Keterbatasan teknologi pemberdayaan berjalan lamban dan kurang
untuk menentukan zona potensi ikan, dinamis. Banyak program pemberdayaan
Keterbatasan nelayan dalam mengakses yang telah dikembangkan oleh pemerintan
permodalan, Sistem lelang di TPI yang di desa Eretan Wetan namun hasil
belum dimanfaatkan secara optimal karena pemberdayaan belum berjalan secara
adanya sistem patron klien, Banyak curahan maksimal. Hal ini disebabkan program-
waktu produktif yang belum dimanfaatkan program pemberdayaan banyak bersifat top
oleh nelayan untuk mendapatkan tambahan down dan tidak memperhatikan kebutuhan
penghasilan melalui alternatif mata kelompok sasaran.
pencaharian dan Terjadinya abrasi), (b) Ketergantungan masyarakat pada
Perikanan Budidaya (budidaya lele, bantuan permodalan sangatlah tinggi, hal
udang, bandeng, rumput laut). Beberapa ini terlihat dari persepsi yang berkembang
permasalahan sebagai berikut : (1) Harga di masyarakat bahwa program-program
pakan tinggi yang mempengaruhi biaya yang bermanfaat bagi masyarakat berupa
produksi, (2) ketergatungan pada pemilik bantuan permodalan keuangan. Bantuan
modal yang tinggi, (3) Keterbatasan permodalan menjadi tidak berarti ketikan
pembudidaya dalam mengakses SDM yang mengelola permodalan tidak
permodalan, (4) Pengusaan teknologi mempunyai kemampuan untuk
budidaya yang rendah karena keterbatasan menggunakan bantuan usaha tersebut.
SDM, (5) Penurunan daya dukung Oleh karena itu, penentuan pengurus dan
lingkungan, (6) Ketersediaan bibit rumput kelompok sasaran menjadi hal penting
laut yang masih jarang dan (7) Terkendala sebagai upaya untuk membentuk
musim tanam rumput laut. (c) Pengolahan kemadirian kelompok.
Hasil Perikanan (Terbatasnya akses

@2017, JM-Prodi MM SPs UIKA Publishing


http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
55|WARCITO Jurnal Manajemen

3. Peningkatan Kapasitas pelaku usaha wilayah pantai utara memungkinkan untuk


Proses pembangunan dan dikembangkan ikan nila jenis srikandi.
pertumbuhan ekonomi salah satunya Materi yang disampaikan pada pengwalan
dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. teknologi budidaya nila salin meliputi teknik
Penerapan dan pengembangan teknologi pembenihan dan seleksi ikan nila srikandi;
tepat guna dapat mempercepat manajemen induk nila srikandi dan
perkembangan pembangunan perdesaan pembesaran ikan nila Srikandi.
melalui pemberdayaan masyarakat (Muhi,
2009). Kegagalan penerapan teknologi oleh 2. Pengawalan Teknologi Pengolahan
pengguna dijumpai dalam proses difusi Produk Perikanan
teknologi yang disebabkan oleh berbagai Rendahnya diversifikasi dan teknologi
faktor antara lain (1) faktor personal seperti pengolahan produk perikanan menjadi
umur, pendidikan, latar belakang budaya, permasalahan kelompok sasaran. Jenis
kepercayaan dan perilaku keseharian (2) olahan yang berkembang di lokasi
faktor situasional seperti keadaan alam penelitian adalah dendeng ikan dan ikan
(kondisi lahan dan peraian), pengaruh asin yang bahan bakunya berasal dari
keluarga, kelompok sosial dan kewajiban perikanan tangkap laut (pelagis kecil),
pemerintah (3) karakteristik teknologi itu sementara bahan baku pengolahan yang
sendiri seperti teknologi terlalu rumit, bersumber dari perikanan budidaya (udang,
sarana pendukung penerapan teknologi lele, bandeng dan rumput laut) belum
kurang tersedia bahkan teknologi tersebut termanfaatkan oleh kelompok sasaran.
tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pengalaman yang dimiliki oleh
(Padmaningrum, 2008). kelompok sasaran memudahkan dalam
Perubahan di sektor perekonomian, penyerapan transfer teknologi yang
sosial dan budaya yang dinamis diberikan oleh Badan Penelitian dan
memerlukan suatu teknik adaptsi dalam Pengembangan Produk Perikanan dan
mengantisipasi setiap perubahan. Teknologi Bioteknologi (BBP4B) Kelautan dan
tepat guna menjadi jawaban untuk setiap Perikanan. Tujuan pengawalan teknologi ini
tantangan yang dihadapi oleh kelompok adalah meningkatkan nilai tambah terhadap
sasaran. Kegiatan yang telah dilakukan produk perikanan dan diversifikasi hasil
KIMBis Indramayu dalam pemberdayaan pengolahan, pengetahuan tentang standar
ekonomi masyarakat berbasis IPTEK operasional prosedur (SOP) dalam
sebagai berikut : pengolahan produk perikanan. Selain itu,
1. Pengawalan Teknologi Perikanan juga pembekalan terkait sanitasi dan
Budidaya higienitas pengolahan produk perikanan.
Berdasarkan pengalaman program Ragam olahan yang disampaikan
IPTEKMAS Rumput Laut dari Pusat dalam pengawalan teknologi adalah abon
Penelitian dan Pengembangan Perikanan ikan dan bakso ikan dengan bahan baku
Budidaya pada tahun 2011, budidaya tenggiri (Cybium commersoni), bandeng
rumput laut kappypcus alvarezi layak (Chanos chanos) cabut duri dan bandeng
dikembangkan sebagai alternatif mata krispi, keripik kulit, rolade, kaki naga,
pencaharian mengingat kondisi usaha nugget, tahu bakso ikan dan produk
penangkapan yang semakin menurun. berbahan baku ikan mata goyang/swanggi
Kelompok sasaran dari budidaya rumput (Pricanthus tayenus). Bahan baku ikan mata
laut adalah mayoritas nelayan tradisional goyang/swanggi mudah dijumpai di wilayah
(<5GT). Selain budidaya rumput laut, Eretan Wetan dengan harga yang masih
kelompok sasaran budidaya juga terjangkau. Kulit ikan mata goyang/wangi
diperkenalkan komoditas budidaya nila salin yang pada awalnya merupakan limbah,
“Srikandi” merupakan varietas unggulan setelah mendapatkan teknologi pengolahan
yang mempunyai toleransi terhadap lahan keripik, kulit ikan tersebut diproduksi
tambak dengan kadar garam sampai menjadi kripik kulit ikan mata goyang.
dengan 30 PPT. Kondisi lahan tambak di

@2017, JM-Prodi MM SPs UIKA Publishing


http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
Vol. 8, No. 1 ANALISIS MODEL | 56

3. Pengawalan Teknologi Manajemen Terkait dengam permasalahan permodalan


Keuangan Keluarga dan Usaha dihadirkan juga pihak perbankan (BRI
Pengawalan teknologi terkait Kecamatan Kandanghaur) yang dapat
pengelolaan keuangan keluarga dan usaha menjadi mitra bagi kelompok sasaran untuk
diikuti oleh 25 peserta yang berprofesi mengakses permodalan. Jenis kredit yang
sebagai pengolah hasil perikanan. diberikan bagi kelompok sasaran KIMBis
Pengawalan teknologi kali ini mengambil Indramayu adalah kredit usaha rakyat
tema Mengelola Keuangan Keluarga dan (KUR) mikro. Disampaikan pula informasi
Usaha yang Cerdas dan Terarah dengan persyaratan bagi kelompok sasaran
narasumber Dr. Istiqlaliyah Muflikhati dari ketentuan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Institut Pertanian Bogor. Materi pengawalan mikro. Hasil pengawalan teknologi ini
teknologi diberikan dalam suasana informal diperoleh 25 pengusaha memperoleh kredit
dengan belajar penerapan prinsip belajar dari BRI dengan besaran Rp 25 juta – Rp 50
orang dewasa (POD). Dalam kegiatan juta.
tersebut peserta dibagi dalam kelompok-
kelompok kecil dan mempresentasikan 4. Diseminasi Penerapan Peta Prakiraan
mengenai keinginan yang dicapai dalam Daerah Penangkapan Ikan dalam proses
keluarga kemudian diajarkan bagaimana Penangkapan Ikan
mengelola keuangan dengan pendapatan Pengawalan teknologi ini bertujuan
yang dimiliki oleh peserta dengan untuk membantu kegiatan nelayan dalam
menetapkan skala prioritas dan kewajiban penangkapan ikan terutama penghematan
untuk menabung. Disampaikan pula bahwa bahan bakar minyak (BBM), penghematan
kebutuhan menabung harus sudah waktu dan tenaga. PPDPI merupakan salah
direncanakan dari awal bukan menunggu satu produk Balai Penelitian dan Observasi
sisa dari pendapatan setelah dikurangi Laut (BPOL) untuk nelayan di Indonesia dan
pengeluaran bulanan. Motivasi untuk telah dibuat dan didistribusikan sejak tahun
kehidupan juga disampaikan oleh 2000. Informasi daerah penangkapan ikan
narasumber dan selama materi pengawalan (IDPI) Kabupaten Indramayu telah
teknologi diberikan, diselingi dengan terpasang di TPI Eretan Wetan. Setelah
permainan untuk mengurangi kebosanan penjelasan PPDPI, peserta mempraktekkan
peserta. Peserta merasakan adanya alat GPS dan mengoperasikan fish finder di
wawasan baru tentang pengelolaan tengah laut.
keuangan yang benar dan semangat untuk
menerapkan di keluarga dan usahanya. Dari 5. Pengawalan Teknologi Terkait
hasil pengawalan teknologi ini, kelompok Pembuatan Pakan Ikan Berbahan Baku
sasaran KIMBis melaksanakan kegiatan Lokal
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang Pengawalan teknologi terkait
diawali dari kegiatan menabung Rp pembuatan pakan ikan berbahan laku lokal
1000/minggu. diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari
Disamping pengawalan teknologi para pembudidaya lele, udang dan
tentang manajemen keuangan, materi bandeng. Narasumber dari Balai Pemuliaan
pengembangan jaringan usaha disampaikan Ikan Sukamandi, yaitu Ir. Evi Tahapari.
oleh Dinas Koperasi UKM, Perindustrian dan Pakan ikan menjadi salah satu persyaratan
Perdagangan. Hasil pengawalan teknologi yang harus diperhatikan baik kualitas
ini, diperoleh kesepakatan bahwa Dinas maupun kuantitas dalam kegiatan budidaya.
Koperasi UKM, Perindustrian dan Pakan ikan buatan diperlukan karena
Perdagangan akan memfasilitasi komponen pakan dalam usaha budidaya
peningkatan kemitraan usaha bagi usaha ikan mencapaii 35%-65% dari total biaya
mikro, peningkatan dan pengembangan operasional usaha. Dalam budidaya intensif
jaringan kerjasama usaha koperasi, kebutuhan pakan harus selalu tersedia
pelatihan dan bantuan mesin/peralatan selama proses produksi sementara harga
UMKM dan mendamping pengurusan PIRT. pakan pabrik relatif mahal. Oleh karena itu,

@2017, JM-Prodi
@2017, JM-Prodi MM
MM SPs
SPs UIKA
UIKA Publishing
Publishing
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
http://www.journal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
57|WARCITO Jurnal Manajemen

diperlukan solusi dalam pemenuan diperoleh bahwa anggota kelompok krupuk


kebutuhan pakan diantara efisiensi petis ikan berjumlah 10 orang. Dari 10
pemberian pakan, pembuatan pakan buatan orang tersebut terbagi lagi menjadi 3
atau pakan formulasi, adanya bahan baku kelompok pengolah petis ikan sehingga
pakan lokal, dan perlunya sumber protein menjadi 30 orang (masing-masing 10
alternatif. Hasil pengawalan teknologi ini orang/kelompok). Oleh karena itu,
belum ditindaklanjuti oleh kelompok sasaran pengembangan ekonomi masyarakat
terkendala dengan peralatan yang belum berbasis IPTEK ini dicirikan dari empat
ada. komponen dasar model pengembangan
kelembagaan IPTEK sebagai berikut :
6. Pengawalan Teknologi Terkait 1. Introduksi dan pengawalan teknologi
Pembuatan Garam Beryodium Introduksi dan pengawalan teknologi
Pengawalan teknologi terkait dilakukan oleh KIMBis Indramayu dengan
pembuatan garam beryodium merupakan memanfaatkan sumber teknologi
hal baru bagi kelompok sasaran pengolah pengolahan produk perikanan yang berasal
garam. Kegiatan pengolahan garam yang dari hasil penelitian Badan Penelitian dan
selama berlangsung di wilayah Eretan Pengembangan Kelautan dan Perikanan
Wetan adalah pembuatan krosok (tidak (Balitbang KP). Balitbang KP memiliki
beryodium). Oleh karena itu, guna satuan kerja penelitian dan pengembangan
meningkatkan nilai tambah garam dan pengolahan produk kelautan dan Perikanan
peningkatan pengetahuan tentang garam yang bisa dijadikan sumber dan rujukan
yang berkualitas serta penggunaan teknologi pengolahan produk.
teknologi secara tradisional diperlukan Sumber IPTEK juga dimungkinkan
pengawalan teknologi pembuatan garam berasal dari instansi lain seperti universitas,
(beryodium). Kegiatan ini diikuti peserta lembaga penelitian diluar Balitbang KP dan
yang berasal dari para petambak garam. satuan kerja perangkat daerah (SKPD)
Bertindak sebagai narasumber adalah Kabupaten/Kota. Sinkronisasi program dan
perekayasa dari Pusat Penelitian dan kegiatan KIMBis dengan SKPD dan
Pengembangan Perikanan dan Koservasi pemangku kebijakan lain di lokasi KIMBis
Sumberdaya Ikan (Bagus Hendrajana, ST, merupakan modal penting dalam penerapan
M.S). Pengawalan teknologi teknologi pengolahan produk perikanan.
diselenggarakan di Sekretarisat KIMBis Penerapan teknologi pengolahan
Indramayu Eretan Wetan Wetan. Hasil produk perikanan ke dalam suatu sistem
pengawalan teknologi ini belum sosial memerlukan sinergi meliputi
ditindaklanjuti oleh kelompok sasaran perencanaan menyeluruh tentang teknologi
terkendala dengan peralatan yang belum yang akan disampaikan. Penerapan tersebut
ada. juga memerlukan penentuan kelompok
sasaran yang tepat untuk mengadopsi
4. Model Kelembagaan Pengembangan inovasi/teknologi yang dikenalkan. Untuk
Ekonomi Masyarakat Berbasis IPTEK penerapan teknologi pengolahan hasil
Pendekatan model kelembagaan perikanan, kelompok yang ideal untuk
pengembangan ekonomi masyarakat menjadi sasaran adalah kelompok inovator
berbasis IPTEK, yaitu dengan menfungsikan dan early adopter karena memiliki potensi
KIMBis sebgai sarana pengembangan sebagai agen transfer inovasi/teknologi ke
ekonomi masyarakat. Berdasarkan hasil kelompok sasaran pengolah lainnya.
penelitian diperoleh bahwa faktor Strategi yang dapat ditempuh adalah
penggerak pemberdayaan ekonomi dengan menyelenggarakan pengawalan
kelompok sasaran KIMBis adalah motivasi teknologi dan peningkatan kapasitas
untuk melakukan usaha. Usaha yang masyarakat serta mengintensifkan kegiatan
dilakukan oleh kelompok sasaran KIMBis pembelajaran untuk kelompok sasaran
adalah usaha rumah tangga pengolahan melalui magang dan studi banding di
krupuk petis ikan. Berdasarkan wawancara kabupaten Indramayu. Strategi pengawalan

@2017,
@2017, JM-Prodi
JM-Prodi MM
MM SPs
SPs UIKA
UIKA Publishing
Publishing
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
http://www.journal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
Vol. 8, No. 1 ANALISIS MODEL | 58

teknologi yang dilakukan adalah melakukan 3. Penguatan permodalan


praktek langsung dan memperhatikan Penguatan permodalan untuk
higien dan sanitasi, produk pengolahan pengolah produk perikanan di lokasi KIMBis
yang lebih menarik dengan kemasan dan Indramayu diimplementasikan dengan
mutu produk olahan yang memenuhi memanfaatkan Skema Penyaluran Kredit
standard serta tidak menggunakan zat Usaha Rakyat (KUR) yang khusus
terlarang dan berbahaya. diperuntukkan bagi usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) dan Koperasi yang
2. Peningkatan pengetahuan dan usahanya layak namun tidak mempunyai
keterampilan agunan yang cukup sesuai persyaratan
Peningkatan pengetahuan dan yang ditetapkan Perbankan. Penguatan
keterampilan pengolah dilakukan untuk permodalan dengan memanfaatkan skema
meningkatkan kemampuan, pengetahuan KUR yang bisa diakses melalui Perbankan
dan keterampilan pengolah yang belum (Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank
mengikuti cara pengolahan yang higienis BTN, Bank Bukopin, dan Bank Syariah
dan didukung sanitasi yang baik. Sosialisasi Mandiri), berpotensi meningkatkan
tentang pengolahan produk perikanan yang perekonomian, pengentasan kemiskinan
lebih baik dilakukan oleh KIMBis dengan dan penyerapan tenaga kerja.
memanfaatkan kepakaran yang peneliti Peningkatan kapasitas dalam
Balitbang KP yang mendalami pengolahan pengelolan keuangan rumah tangga dan
produk kelautan dan perikanan dengan usaha mikro yang telah dilaksanakan KIMBis
serangkaian pengawalan dan peningkatan Indramayu bekerjasama dengan BBPSEKP
kapasitas tentang aspek keragaman, merupakan modal penting dalam
higinitas, kemasan dan keamanan produk penyusunan dokumen pengajuan KUR
perikanan serta pengurusan untuk khususnya untuk penilaian kelayakan
mendapatkan sertifikat Izin Produksi Rumah terhadap usaha serta pengelolaan pinjaman
Tangga dari Dinas Kesehatan dan halal dari dan modal usaha. KUR untuk UMKM dan
Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Koperasi memiliki keuntungan karena nilai
Indramayu. kredit maksimal Rp 500 juta per debitur
Peningkatan pengetahuan dan dengan bunga maksimal 16% per tahun
keterampilan pengolah ditujukan untuk (efektif) dan tidak dikenakan Imbal Jasa
merespon dan mengantisipasi perubahan Penjaminan (IJP).
gaya hidup, perubahan pola konsumsi, Potensi pemupukan modal yang telah
tuntutan akan produk olahan yang lebih diinisiasi KIMBis Indramayu untuk kelompok
praktis, berdaya simpan lebih lama, memiliki ibu-ibu pengolah kerupuk bisa menjadi opsi
nilai jual lebih serta mutu yang lebih baik untuk penguatan modal dengan sistem
dan memenuhi selera konsumen. bergulir. Modal sosial berupa saling percaya
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang telah diinisiasi dan diterapkan dalam
juga meliputi hal-hal teknis baku yang telah skala Rp. 5 juta menjadi kunci sukses untuk
dikembangkan dalam teknologi hasil menerapkan pola ini. Upaya penguatan
Balitbang KP untuk peningkatan jaminan permodalan bisa dilakukan KIMBis
mutu produk olahan yang mencakup (a) Indramayu dengan menjalin kerjasama
prosedur operasional standar/standard dengan SKPD terkait seperti Dinas Kelautan
operational procedure (SOP) usaha dan Perikanan, Dinas Koperasi, UKM,
pengolahan hasil perikanan; (b) sertifikasi Perindustrian dan Perdagangan serta
dan persyaratan dalam usaha pengolahan perbankan di lingkup Kecamatan
seperti PIRT, Halal dan SNI; (c)vproses Kandanghaur untuk melakukan (i)
pengajuan ijin usaha pengolahan; serta (d) sosialisasi kepada kelompok sasaran
pembuatan kemasan untuk produk olahan tentang lembaga keuangan (mikro, BMT
perikanan melalui rumah kemasan. dan Perbankan), (ii) sosialiasi peluang
adanya corporate social responsibility (CSR)
dari BUMN dan sektor swasta, serta (iii)

@2017,JM-Prodi
@2017, JM-ProdiMM
MMSPs
SPsUIKA
UIKAPublishing
Publishing
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
http://www.journal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
59|WARCITO Jurnal Manajemen

pendampingan pembuatan proposal untuk sasaran dalam kegiatan Dinas Kelautan dan
pengajuan modal usaha bersama KKMB Perikanan seperti kegiatan pembuatan
(Konsultan Keuangan Mitra Bank) dan pakan ikan berbahan baku lokal dan
Penyuluh pelatihan manajemen keuangan usaha,
sementara kerjasama dengan Dinas
4. Pengembangan pasar Koperasi, UMKM, Perindustrian dan
Pengembangan pasar untuk hasil Perdagangan Kabupaten Indramayu dengan
olahan produk perikanan dilakukan dengan diikutsertakannya kelompok sasaran dalam
(i) melakukan kerjasama dengan pameran Hari Koperasi.
Pemerintah Kecamatan dan sekolah-sekolah Pameran ini menjadi ajang promosi
yang berada di kawasan Eretan Wetan dan pemasaran hasil produksi kelompok
Wetan serta kecamatan untuk pangsa pasar sasaran KIMBis Indramayu, disamping itu
produk olahan dalam rangka kampanye juga menjadi media untuk mendaftaran
gerakan makan ikan bagi siswa-siswa serta label Halal MUI. Kegiatan lain yang juga
(ii) bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan diikuti adalah pelatihan terkait pengemasan
Perikanan untuk menjadi mitra Rumah produk di rumah kemasan yang dinaungi
Kemasan Produk Perikanan yang saat ini oleh Dinas Koperasi, UMKN, Perindustrian
masih dalam tahap inisiasi pengembangan. dan Perdaganagan Kabupaten Indramayu.
Kemitraan ini diperlukan untuk Kegiatan-kegiatan tersebut sebagai salah
menghasilkan kemasan yang baik guna satu upaya untuk peningkatan kapasitas
meningkatkan daya saing suatu produk. ekonomi kelompok sasaran KIMBis
Kemitraan dengan Rumah Kemasan Produk meskipun bantuan fisik dari instansi terkait
Perikanan akan sangat membantu pengolah belum pernah diterima oleh kelompok
dalam konsultasi desain dan pengemasan sasaran KIMBis Indramayu
produk hasil perikanan serta lebih jeli dalam
mengembangkan produknya sehingga
mampu membendung mengimbangi KESIMPULAN
membanjirnya produk olahan pangan
sejenis dari manca negara yang tampil Berdasarkan pembahasan diatas dapat
dengan kemasan yang lebih menarik dan disimpulkan bahwa (a) Klinik IPTEK Mina
harga yang bersaing. Bisnis di Kabupaten Indramayu dibentuk
Untuk meningkatkan jangkauan berdasarkan potensi sumber daya perikanan
pemasaran hasil pengolahan produk tangkap dan perikanan budidaya (b)
perikanan, KIMBis perlu (i) memanfaatkan Kelembagaan KIMBis Indramayu menjadi
teknologi Informasi untuk mempromosikan media untuk tahap penyadaran,
produk hasil olahan, (ii) memastikan produk pengkapasitasan dan pendayaan kelompok
olahan telah mempunyai izin usaha, (iii) sasaran yang melibatkan banyak pemangku
membentuk pola kemitraan dalam kepentingan. (c) KIMBIs Indramayu dapat
pemasaran, rumah makan dan pusat mendapat rujukan model kelembagaan
penjualan oleh-oleh serta (iii) membuat pengembangan ekonomi masyarakat
diversifikasi produk olahan. berbasis IPTEK.
Pembinaan dan pendampingan
pengembangan entrepreneurship
masyarakat KP Indramayu tidak hanya
menjadi perhatian Kementerian Kelautan
dan Perikanan namun juga dari pemerintah
daerah Kabupaten Indramayu beserta
satuan kerja perangkat daerah. Dalam
rangka peningkatan kapasitas ekonomi
kelompok sasaran KIMBis Indramayu sinergi
kegiatan antar instansi mulai dilakukan
diantara dengan mengikutserta kelompok

@2017, JM-Prodi MM SPs UIKA Publishing


@2017, JM-Prodi MM SPs UIKA Publishing
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
http://www.journal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen
Vol. 8, No. 1 ANALISIS MODEL | 60

DAFTAR PUSTAKA Hubeis, M. 2009. Prospek Usaha Kecil dalam


Wadah Inkubator Bisnis. Ghalia
Astutie Y.P., P. Hartati dan N.I. Widiati. Indonesia. Bogor.
2008. Peran dan Potensi Wanita Mudjiman, H. 1997. Riset aksi sebagai
Pesisir dalam Pemenuhan Kebutuhan Metode Pembinaan Masyarakat
Ekonomi Rumah Tangga di Kota Desa. Pidato Pengukuhan Guru
Tegal. Jurnal Sosial Ekonomi Hukum Besar di Universitas Sebelas Maret.
Vol. 4 No. 5 Novem(ber. Jakarta Muhi A.H, 2009. Teknologi Tepat Guna
Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi (TTG) Dalam Perspektif
Kelautan dan Perikanan. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Makalah
Laporan Akhir Program Peningkatan Temu Karya Pendampingan
Kehidupan Nelayan Tahun 2011. Masyarakat Pedesaan dalam Bidang
BBPSEKP. Balitbang KP. KKP. Jakarta Pemerintahan, Pembangunan dan
Cholisin. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Kemasyarakatan di Kabupaten
Disampaikan Pada Gladi Manajemen Bekasi pada tanggal 13 April 2009
Pemerintahan Desa Bagi Kepala dan tanggal 7 Mei 2009. Bekasi.
Bagian/Kepala Urusan Hasil Jawa Barat
Pengisian Tahun 2011 Di Nasution Z, M. D Erlina, Mandiyanto, N
Lingkungan Kabupaten Sleman, 19- Shafitri, B.V.I Yanti, A. Azizi. 2009.
20 Desember 2011. Yogyakarta Riset Penguatan
Fauzi, A dan Anna S. 2005. Pemodelan Kelembagaan Usaha dan
Sumber Daya Perikanan dan Kelembagaan Diseminasi Sektor
Kelautan. PT Gramedia Pustaka Kelautan dan Perikanan. Laporan
utama. Jakarta Teknis. BBRSEKP. BRKP. DKP. 2009
Dinas Kelautan dan Perikana Kabupaten Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting dalam
Indramayu. 2011. Laporan Tahunan Pembangunan Pedesaan dan
Dinas Kelautan dan Perikanan Pertanian. Bina Rena Pariwara,
Kabupaten Indramayu. Kabupaten Jakarta.
Indramayu Zulham, A. 2011. Pengembangan Klinik
Hikmat, H,.2001. Strategi Pemberdayaan IPTEK Mina Bisnis dalam Mendukung
Masyarakat, Humaniora Utama Program Peningkatan Kehidupan
Press, Bandung Nelayan. Balai Besar Penelitian
Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan. Jakarta

@2017, JM-Prodi MM SPs UIKA Publishing


http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/manajemen

Das könnte Ihnen auch gefallen